kuantisasi energi. Dalam fotokimia akan lebih difokuskan pada pembahasan tentang
perubahan kimia yang dihasilkan sebagai akibat absorpsi cahaya. Proses seperti fluoresensi
(dimana sinar diemisikan dari suatu molekul), atau khemiluminesensi (dimana sinar
diemisian sebagai hasil reaksi kimia) dapat dianggap sebagai suatu proses fotokimia.
memiliki sifat partikel, atau foton, yang mempunyai energi sebanding dengan frekuensinya,
yaitu:
E = hν..............pers 2
ν = frekuensi
λ = panjang gelombang
Teori kuantum radiasi Planck kemudian digunakan oleh Albert Einstein untuk
menginterpretasi efek fotolistrik. Selanjutnya pada awal abad ke-19, Grotthus dan Draper
merumuskan hukum fotokimia, yang menyatakan bahwa: hanya sinar yang diserap oleh
molekul yang menghasilkan perubahan kimia dalam molekul. Perkembangan teori kuantum
menghasilkan suatu realisasi bahwa radiasi diserap hanya dalam energi-energi tertentu atau
energi diskrit/paket energi. Stark dan Einstein kemudian mengusulkan bahwa satu, dan
hanya satu, foton yang diserap oleh partikel tunggal untuk menyebabkan reaksi
fotokimianya. Akan tetapi berbagai proses dapat terjadi setelah mlekul tereksitasi karena
menyerap radiasi, maka satu partikel tereksitasi untuk setiap kuantum radiasi yang
mengabsorpsi radiasi adalah sama seperti energi kuantum yang diberikan oleh Planck (pers.
1). Energi eksitasi per mol diperoleh dengan mengalikan energi eksitasi molekul dengan
E = Nhν ............pers.2
Percobaan....fotokimia
TINJAUAN PUSTAKA....
Salah satu cara untuk memulai reaksi adalah dengan absorpsi sinar. Sejumlah reaksi baik
reaksi rantai maupun bukan reaksi rantai dapat dimulai dengan absorpsi foton. Proses
fotokimia merupakan suatu proses yang sangat penting mengingat bahwa kehidupan di
menggunakan sistem satuan SI atau metrik. Unit dan konstanta yang sering dipegunakan
antara lain adalah meter, detik, herzt, jaoule, mol, konstanta gas R, serta konstanta
Banyak reaksi dapat didefinisikan dengan absorpsi sinar, yang paling penting adalah proses
fotokimia yang menagkap energi pancaran matahari. Beberapa reaksi ini menyebabkan
pemanasan atmosfer pada siang hari, karena absorpsi dalam daerah ultra ungu. Reaksi
lainnya , meliputi absorpsi sinar merah dan biru olrh klorofil dan penggunaan berikutnya
dari energi, untuk menghasilkan sintesis karbohidrat dari karbon dioksida dan air. Tanpa
fotokimia, dunia ini hanya akan merupakan batuan steril yang hangat (Atkins, 1997 : 372).
Besi merupakan jenis logam yang kelimpahannya di alam nomor dua setelah aluminium.
Sebagian besar besi berada dalam bentuk hematite Fe2O4, dan siderite FeCO3. Logam besi
mudah larut dalam asam-asam mineral encer. Dengan asam basa non oksidator akan larut
menjadi ion besi (II) sedangkan jika udara atau digunakan asam-asam oksidator akan
Dimulai dengan unsur ini, tidak terdapat tingkat oksidasi yang sama dengan jumlah total
elektron valensi, yang dalam kasus ini adalah 8. Tingkat oksidasi tertinggi adala VI dan
jarang dijumpai. Bahkan tingkat oksidasi tri valensi yang menonjol pentingnya pada
Besi murni cukup reaktif dalam udara lembab cepat teroksidasi memberikan besi (III)
oksidasi hidrat (karat) yang tidak sanggup melindungi karena zat ini hancur dan
membiarkan permukaan logam yang baru terbuka. Besi yang sangat halus bersifat pirofor
Besi yang murni adalah logam yang berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Ia melebur
pada 1535 oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi mengandung
sejumlah kecil karbida, silisida, dan sulfida dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar
ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi. Besi dapat dimagnetkan.
Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi, pada mana dihasilkan
garam-garam besi (II) dan gas hidrogen.
Dengan asam nitrat encer dingin, terbentuk ion besi (II) dan amonia :
Asam nitrat pekat, dingin, membuat besi menjadi pasif ; dalam keadaan ini dia tidak
bereaksi dengan asam nitrat encer dan tak pula mendesak tembaga dari larutan air suatu
garam tembaga. Asam nitrat 1 + 1 atau asam nitrat pekat yang panas melarutkan besi
Ion besi (III) berukuran relatif kecil dengan rapatan muatan 349 C mm-3 untuk low spin dan
232 C mm-3 untuk high spin, hingga mempunyai daya mempolarisasi yang cukup untuk
Larutan kalium heksasianoferrat (II) : endapan biru tua besi (III) heksasianoferrat (biru
prusia)
Fe4[Fe(CN)6]3è4Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4-
Endapan tak larut dalam asam encer, tetapi terurai dalam asam encer, tetapi terurai dalam
asam klorida pekat. Reagensia yang sangat berlebihan melarutkannya sebagian atau
seluruhnya. Pada mana diperoleh larutan yang berwarna biru tua (Svehla, 1990 : 262).
a) Alat
9. Ruang gelap
b) Bahan
4. Kertas Kalkir
5. Kertas saring
6. Tinta cina
11. Lidi
E. Prosedur Kerja
4. Mengaduk larutan dalam ruang gelap. Menutup dan membuka lemari hanya pada saat
yang diperlukan
5. Mengambil 3 helai kertas kalkir dan mencelupkannya ke dalam larutan yang ada dalam
lemari
6. Mengupayakan agar semua kertas tercelup larutan tetapi tidak merusak kertas
7. Mengeluarkan kertas tersebut dan meletakkan di antara dua kertas saring selama 10 menit
sampai kertas tersebut kering. Langkah ini masih dalam ruang gelap. Setelah kering, kertas
8. Membuat objek dalam kertas kalkir yang ditulis dengan tinta cina
10. Menjepit kertas dengan dua keeping kaca kemudian menjemur di bawah sinar
11. Mengambil kertas peka yang telah disinari kemudian mencelupkan ke dalam larutan ion
12. Mengeluarkan kertas dan mencelupkannya ke dalam larutan kalium dikromat encer
13. Mencuci kertas dengan HCl dan selanjutnya dengan air keran
F. Hasil Pengamatan
a) Perlakuan 1
kertas kalkir dikeringkan di antara dua kertas saring kertas pekaè Kertas kalkir dicelup ke
dalam larutanü
kertas objek diletakkan diè Kertas Objek ditulisi dengan tinta cina ü atas kertas peka
dengan posisi tulisan menghadap kertas peka dijepit èdengan lempeng kaca kertas disinari
kertas peka dicelup ke dalam K2C2O7 kertas pekaèkertas peka dicuci dengan HCl dicuci
dengan air dikeringkan kertas berwarna biru prusi dengan tulisan berwarna hitam.
b) Perlakuan 2
kertas kalkir dikeringkan di antara dua kertas saring kertas pekaè Kertas kalkir dicelup ke
dalam larutanü
kertas objek diletakkan diè Kertas Objek ditulisi dengan tinta cina ü atas kertas peka
dengan posisi tulisan menghadap lempeng kaca (membelakangi kertas peka) dijepit dengan
lempeng kaca kertas disinari kertas peka dicuci dengan HClèkertas peka dicelup ke dalam
K2rCr2O7 kertas peka dikeringkan kertas berwarna biru prusièdicuci dengan air dengan
c) Perlakuan 3
kertas kalkir dikeringkan di antara dua kertas saring kertas pekaè Kertas kalkir dicelup ke
dalam larutanü
kertas objek dikeringkanè Kertas Objek ditulisi dengan tinta cina ü kertas objek diletakkan
di atas kertas peka dengan posisi tulisan menghadap kertas peka dijepit dengan lempeng
kaca kertas disinari kertas kertas peka dicuci dengan HCl dicucièpeka dicelup ke dalam
K2Cr2O7 kertas peka dikeringkan kertas berwarna biru prusi (tidakèdengan air terdapat
G. Pembahasan
Pada percobaan ini, besi (III) yang akan direduksi berasal dari larutan FeCl3 (besi (III)
klorida). Larutan ini kemudian dicampur dengan larutan diamonium hidrofosfat dan
disimpan dalam ruang gelap. Fungsi penambahan ini adalah untuk memperlambat reaksi
reduksi Fe3+ menjadi Fe2+ yang terjadi sangat cepat oleh pengaruh cahaya. Reaksi yang
terjadi, yaitu :
berfungsi sebagai reduktor yang akan mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ dengan persamaan
reaksi :
Fe2+èReduksi : Fe3+ + e
2CO2 + 2eèOksidasi : C2O42-
2Fe2+èReduksi : 2Fe3+ + 2e
2CO2 + 2eèOksidasi : C2O42-
2Fe2+ + 2 CO2è2Fe3+ + C2O42-
Selanjutnya kertas kalkir dicelupkan dalam larutan tersebut sampai seluruh kertas terendam
kemudian kertas dikeluarkan dan ditempatkan di antara dua kertas saring. Hal ini dilakukan
untuk mempercepqat proses pengeringan karena kertas saring memiliki pori yang lebih
besar disbanding kertas peka sehingga mampu menyerap larutan yang ada pada kertas peka.
Pengeringan tidak dilakukan di bawah sinar matahari karena sinar matahari akan mereduksi
Fe3+ menjadi Fe2+ sehingga akan menyebabkan perpindahan objek pada proses cetak biru
tidak maksimal.
Setelah kering, kemudian digunakan sebagai kertas peka, kertas peka ini mengandung ion
Fe2+ yang merupakan hasil dari proses reduksi Fe3+ oleh asam oksalat. Selain itu, terdapat
pula ion Fe3+ yang belum bereaksi dengan asam oksalat yang kemudian akan direduksi
Pembuatan objek dilakukan di atas kertas kalkir dengan menggunakan tinta cina. Tinta cina
digunakan karena mempunyai partikel yang sangat rapat sehingga pemindahan objek
meletakkan kertas objek di atas kertas peka lalu dijepit dengan dua lempeng kaca lalu
disinari dengan cahaya agar perpindahan yang terjadi dapat berlangsung sempurna.
Setelah itu, kertas peka dicelupkan ke dalam larutan ion heksasianoferrat (III). Fungsi ion
heksasianoferrrat (III) yaitu untuk memperjelas tulisan yang ada pada kertas peka yang
membentuk kompleks berwarna biru prusian yang membuktikan adanya ion besi. Kemudian
kertas peka dicuci dengan kalium dikromat yang berfungsi untuk mengikat kotoran-kotoran
dari ion heksasianoferrrat (III) dan juga mengikat kelebihan ion heksasianoferrrat (III) yang
digunakan. Kemudian dicuci lagi dengan HCl yang berfungsi untuk mengikat kotoran-
kotoran yang tidak hilang dari pencucian kalium dikromat. Setelah itu, dicuci dengan
aquadest yang berfungsi untuk menghilangkan ion pengotor yang tersisa serta kelebihan
HCl yang digunakan agar didapatkan hasil yang maksimal. Setelah itu, kertas dikeringkan.
Banyaknya ion Fe3+ yang tereduksi menjadi Fe2+ oleh pengaruh cahaya ditunjukkan oleh
Dalam percobaan ini, dilakukan 3 kali perlakuan dimana pada perlakuan pertama, kertas
objek menghadap ke arah kertas peka; pada perlakuan kedua kertas objek menghadap ke
arah lempeng kaca; pada perlakuan ketiga kertas objek menghadap ke arah kertas peka
dengan tinta cina yang sudah kering. Perlakuan yang berbeda ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh posisi dan keadaan tinta cina pada proses pemindahan
Dari hasil yang diperoleh, setelah kertas peka dikeringkan, pada perlakuan pertama
terbentuk tulisan berwarna hitam. Perlakuan kedua tulisan berwarna biru tua dan pada
perlakuan ketiga tidak terdapat tulisan pada kertas peka. Kepekatan warna dari warna biru
yang dihasilkan oleh tulisan pada kertas menunjukkan banyaknya ion besi yang tereduksi
oleh cahaya. Semakin biru tulisan yang dihasilkan, berarti semakin banyak ion Fe3+ yang
Hasil yang kami peroleh pada percobaan ini kurang maksimal disebabkan proses pencucian
yang kurang baik sehingga pada kertas peka masih terdapat banyak ion heksasianoferrat
a. Kesimpulan
1) Fe3+ dapat direduksi menjadi Fe2+ dengan bantuan sinar matahari disebut sebagai
fotokimia
2) Reaksi antara ion besi (II) dengan ion heksasianoferrat (III) menghasilkan warna biru
prusi/trumbul
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Fotokimia. http://id.wikipedia.org/wiki/fotokimia diakses pada 4 Mei 2010.