Jawab : Untuk memahami bagaimana konsep dari metode gas chromatography, ada beberapa
parameter yang perlu diketahui. Beberapa parameter tersebut memiliki hubungan antara yang satu
dengan yang lain. Berikut adalah beberapa parameter dalam metode gas chromatography :
a. Waku retensi
Waktu retensi adalah lama atau waktu yang ditempuh oleh suatu cuplikan dari saat
cuplikan tersebt diinjeksi hingga cuplikan tersebut mencapai detektor. Selain itu waktu
retensi dapat diartikan sebagai waktu yang diperlukan suatu senyawa dalam campuran
untuk berelusi. Maka dari itu semakin kompleks suatu campuran akan semakin besar
waktu retensinya.
b. Volume retensi
Volume retensi dapat diartikan sebagai besar volume yang diperlukan untuk membawa
maksimum komponen melalui kolom. Apabila waktu retensi dan volume retensi suatu
cuplikan diketahui, maka laju alir volume gas keluar kolom dapat diketahui. Hal itu
dikarenakan waktu retensi dan volume retensi memiliki hubungan seperti persamaan
di bawah ini :
VR = tR × FC
dimana VR = volume retensi
tR = waktu retensi
FC = laju alir volume gas keluar kolom
c. Jumlah piringan rata-rata (N)
Parameter yang satu ini sering digunakan dalam literatur untuk menunjukan bagaimana
performa dari suatu kolom. Jumlah piringan rata-rata (N) dapat dicari dengan nilai
waktu retensi dan juga lebar lembah pada saat di dasar (W) dalam satuan waktu, dapat
dihitung dengan rumus berikut :
tR 2
N = 16 ( )
𝑊
𝑉𝑆 𝑡𝑅 − 𝑡𝑀
𝑘 = 𝐾( ) =
𝑉𝑀 𝑡𝑀
g. Faktor kapasitas
Faktor kapasitas merupakan suatu perbandingan molekul sampel pada fase diam
dengan fase gerak. Nilai faktor kapasitas juga mampu menunjukkan seberapa kuat
komponen-komponen dalam sampel yang dibawa oleh fase gerak berinteraksi dengan
kolom.
𝐾𝑉𝑠 𝐶 𝑉
𝐾’ = = 𝐶 𝑠𝑉𝑠
𝑉𝑚 𝑚 𝑚
h. Resolusi kolom (𝐑 𝐬 )
Resolusi kolom menunjukkan suatu ukuran kemampuan kolom tersebut dalam
memisahkan dua zat terlarut secara kuantitatif. Resolusi kolom diformulasikan sebagai:
2∆𝑍 2(𝑡𝑅𝐵 − 𝑡𝑅𝐴 )
𝑅𝑆 = =
𝑊𝐴 + 𝑊𝐵 𝑊𝐴 + 𝑊𝐵
dimana : ∆𝑍 = jarak antara waktu retensi komponen A dan B
𝑡𝑅𝐴,𝐵 = waktu retensi A dan B
𝑊𝐴,𝐵 = lebar dasar puncak (peak) A dan B
i. Laju Pemisahan
Nilai laju pemisahan dipengaruhi oleh perbandingan antara volume fase diam dan fasa
gerak, kecepatan fase gerak, dan juga koefisien distribusi. Besar laju pemisahan dapa
dicari menggunakan persamaan berikut :
1
𝑅𝑎𝑡𝑒 = 𝑢 1+𝐾′
Jawab :
Contoh soal :
Dari 5 𝜇L larutan standar metil propionat dan metil n-butirat masing-masing menunjukkan
puncak pada 3,2 dan 8,4 menit.
Sebanyak 5 𝜇L dari campuran sampel standar menghasilkan data sebagai berikut:
No Hexachlorobenzene Pentachlorobenzene Tinggi puncak hexachlorobenzene
(mL) (mL) (mm)
1 0.1 1.9 3.75
2 0.2 1.8 7.50
3 0.3 1.7 11.25
4 0.4 1.6 15
5 0.5 1.5 18.75
Tinggi puncak berdasarkan presentase volume metil propionat masing-masing.
Dengan cara yang sama seperti sampel standar, dari hasil injeksi 5 𝜇L sampel yang tidak
diketahui teramati adanya puncak puncak pada 3,2 menit dengan tinggi senilai 14,5 mm.
Pada salah satu campuran standar metil propionat dan metil n-butirat yang digunakan
menunjukkan data sebagai berikut: lebar dasar puncak pada metil propionat dan metil n-
butirat berturut-turut adalah 1,45 menit dan 3,65 menit.
Pada data diatas, kromatogram dari larutan standar dapay diplot menjadi sebuah grafik.
Persamaan ini berupa persamaan garis lurus yaitu :
Y = m x +b
18.75
18
16
15
14
12
11.25
10
8 7.5
6
4 3.75
2
0
5 10 15 20 25
Konsentrasi metil butirat dalam sampel standar (%)
Jadi, konsentrasi senyawa metil butirat dalam sampel air minum ialah sebesar 19,33% atau
memiliki = 9,665 × 10−7 𝐿 dari 5𝜇𝐿 larutan sampel.
Jawab:
2 [(𝑡𝑅 )𝐵 − (𝑡𝑅 )𝐴 ]
𝑅=
𝑊𝐵 + 𝑊𝐴
Pada kasus diatas, diketahui data sebagai berikut:
2 [(𝑡𝑅 )𝐵 − (𝑡𝑅 )𝐴 ]
𝑅=
𝑊𝐵 + 𝑊𝐴
2(8,4 − 3,2)𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
=
(1,45 + 3,65)𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
10.4
=
5,1
= 2,04
Jawab :
2
(𝑡𝑅 )𝐴
𝑁𝐴 = 16 ( )
𝑊𝐴
3,2 2
= 16 ( )
1,45
= 16 × 4,87
= 77,93
Jadi, jumlah piringan rata-rata yang dibutuhkan sebanyak 81,34 atau sekitar 82 piringan.
4. Tinggi Piringan
Asumsi panjang kolom (L) yang digunakan adalah 25 m dengan N = 82 piringan, tinggi
piringannya adalah
𝐿
𝐻=
𝑁
25 𝑚
𝐻=
82 𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐻 = 0.304 𝑚
√𝑁 𝛼−1 𝑘
𝑅𝑠 = ( ) (1+ 𝐵𝑘 )
4 𝛼 𝐵
.........................(19)
k dan α tidak berubah secara drastis dengan adanya perubahan L dan N, sehingga kita bisa
anggap k dan α akan konstan. Apabila resolusi ingin diubah, maka yang mempengaruhi adalah
akar dari jumlah piringannya, sehingga didapat persamaan
(𝑅𝑆 )1 √𝑁1
=
(𝑅𝑆 )2 √𝑁2
Dengan (𝑅𝑆 )1 = 1,88, (𝑅𝑆 )2 = 1,5 , N1 = 88 piringan, dan N2 adalah jumlah piringan yang akan
dicari. Apabila kita substitusikan akan diperoleh:
1,88 √82
=
1,5 √𝑁2
2
√82 𝑥 1,5
𝑁2 = ( )
1,88
𝑁2 = 56,02 ≈ 57 𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛
Dengan diketahuinya jumlah piringan, kita bisa menentukan berapa panjang kolomnya bila
resolusi menjadi 1,5 dengan tinggi piringan tetap (H = 0.304 m)
𝐿2
𝑁2 =
𝐻
𝐿2 = 𝑁2 . 𝐻
𝐿2 = 57 𝑝𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 0,304 𝑚
𝐿2 = 17,33 𝑚
Sehingga, panjang kolom bila resolusi kolom yang diharapkan 1,5 adalah 17,33 m.
6. Waktu elusi senyawa metil propionat yang diperlukan pada panjang kolom tersebut
Resolusi pada kolom yang diperpanjang adalah 1,5. Waktu elusi setelah kolom diperpanjang bisa
ditentukan dengan menggunakan resolusi kolomnya. Dari penurunan persamaan resolusi,
diperoleh hubungan antara waktu retensi dengan resolusi sebagai
16 𝑅𝑠 2 𝐻 𝛼 2 (1+𝑘 )3
𝐵
(𝑡𝑅 )𝐵 = ( )
𝑢 𝛼−1 (𝑘𝐵 )2
u , α, dan k diasumsikan tidak berubah atau perubahannya sangat kecil apabila waktu retensi
dan resolusi berubah, sehingga didapatkan persamaan
(𝑅𝑆 )1 2 (𝑡𝑅 )1
2 =
(𝑅𝑆 )2 (𝑡𝑅 )2
(𝑅𝑆 )2 2
(𝑡𝑅 )2 = (𝑡𝑅 )1
(𝑅𝑆 )1 2
(1,5)2
(𝑡𝑅 )2 = 3,2 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
(1,88)2
Sehingga, pada kolom yang telah diperpanjang, waktu elusinya adalah 2,04 menit.