Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FARMASI FISIKA

Percobaan IIA

INDEKS BIAS CAIRAN

Disusun Oleh :

Katarina Apriliani M. R. 188114124


Elsa Irnandari 188114130
Maria Grace Peny Kobun 188114136
Ivon Saubaki 188114142

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PERCOBAAN IIA

INDEKS BIAS CAIRAN

I. TUJUAN
1. Mendefinisikan parameter indeks bias.
2. Menentukan indeks bias dengan berbagai tujuan.
3. Memahami prinsip dan operasional instrumen yang digunakan
(refraktometer).

II. LANDASAN TEORI


Indeks bias merupakan suatu perbandingan laju cahaya diruang
hampa udara terhadap laju cahaya dalam suatu zat atau medium, selalu
lebih besar dari 1 (Tipler, 1996). Indeks bias berubah sesuai dengan
panjang gelombang cahaya dan suhu karena keduanya mengubah energi
interaksi (Sinko, 2006).
Untuk mengukur indeks bias suatu zat dapat menggunakan Hand
Refraktometer dan Refraktometer ABBE. Hand Refraktometer adalah alat
untuk mengukur suatu zat yang mempunyai indeks bias dalam rentang
tertentu (Sinko, 2006). Pada Hand Refraktometer terdapat 3 skala utama
yaitu :
 Skala 1 : 1,333-1,404 dengan pengukuran skala sebelah kiri
 Skala 2 : 1,404-1,468 dengan pengukuran skala bagian tengah
 Skala 3 : 1,468-1,520 dengan pengukuran skala sebelah kanan
Prinsip kerja dari alat Hand Refraktometer adalah menggunakan
prinsip pembiasan cahaya ketika melalui suatu larutan. Ketika ada cahaya
polikromatis masuk ke refraktometer saat melalui kaca prisma akan
diuraikan menjadi cahaya monokromatis, lalu dibiaskan oleh zat uji
sehingga skala indeks bias dapat ditentukan (Hidayanto, Rofiq dan
Sugito, 2010). Perubahan tersebut menggunakan sinar Na dengan sinar
neon (Kaye, 2007). Pada Hand Refraktometer skala pengukuran adalah
garis tegas yang memisahkan gelap dan terang. Dan apabila pada garis
pemisah terdapat gradasi warna, ring atau knob diatur hingga warna
hilang dan hanya didapat garis tegas yang memisahkan gelap pada sisi
bawah dan terang pada sisi atas.
Berikut adalah gambar dari Hand Refraktometer beserta
penjelasan bagiannya :

4 7

http://tugasinstrumen.blogspot.com

1. Prisma utama, berfungsi sebagai tempat sampel dan terjadi


perubahan cahaya polikromatis menjadi cahaya monokromatis.
2. Penutup prisma, berfungsi untuk melindungi kaca prisma utama agar
tidak tergores dan menahan cairan agar tidak tumpah.
3. Pemutar skala, berfungsi untuk menemukan daerah garis yang
memisahkan terang dan gelap sehingga indeks bias dapat ditentukan.
Terdiri dari 3 skala, yaitu skala 1, skala 2, dan skala 3.
4. Termometer, berfungsi untuk menunjukkan/mengetahui suhu
percobaan.
5. Pemutar fokus, berfungsi untuk mengatur fokus Hand Refraktometer.
6. Sumber cahaya, berfungsi untuk mengumpulkan cahaya dari
lingkungan.
7. Lensa, berfungsi untuk melihat daerah yang gelap dan terang
sehingga dapat dibaca indeks biasnya.
8. Penunjuk skala, berfungsi untuk menunjukkan angka indeks bias.
(Tipler, 2001)
Sebagai alat untuk mengukur indeks bias suatu zat, Hand
Refraktometer memiliki beberapa kelebihan dan juga kekurangan. Berikut
adalah kelebihan dan kekurangan dari Hand Refraktometer.
Kelebihan Kekurangan
 Mudah dalam  Kaca prisma sangat
penggunaannya sensitif sehingga harus
 Mudah dibawa dibersihkan dengan hati-
 Memiliki lensa pengatur hati agar tidak tergores
yang dapat disesuaikan  Hanya dapat mengukur
dengan daya akomodasi zat dengan rentang
mata tertentu yaitu 1,333-1,520
 Lebih teliti karena memiliki  Hanya dapat mengukur
skala dengan 3 angka indeks bias zat cair
dibelakang koma  Letak termometer dekat
 Sederhana & praktis dengan tutup prisma
 Memiliki termometer sehingga mudah
sehingga suhu dapat diukur terpengaruh suhu tubuh
 Memerlukan cahaya untuk
dapat melihat garis batas
yang memisahkan gelap
dan terang

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi indeks bias suatu


zat, yaitu :
1. Suhu : Semakin tinggi suhu maka kerapatan zat akan
berkurang/merenggang sehingga sinar datang dibiaskan mejauhi
garis normal dan nilai indeks bias semakin kecil.
2. Kerapatan : Semakin besar kerapatan suatu zat maka sinar datang
akan dibiaskan mendekati garis normal sehingga nilai indeks bias
semakin besar.
3. Konsentrasi : Semakin tinggi konsentrasi maka kerapatan zat juga
semakin besar sehingga nilai indeks bias akan semakin besar juga.
4. Panjang gelombang : Semakin pendek panjang gelombang maka
energi akan semakin besar sehingga nilai indeks bias akan semakin
besar pula.
(Parmitasari dan Hidayanto, 2013)
Dalam bidang kefarmasiaan, indeks bias dapat dimanfaatkan
untuk mengetahui konsentrasi zat/larutan, mengetahui komposisi bahan-
bahan penyusun larutan, untuk menentukan kemurnian/kualitas suatu zat,
untuk menentukan kepolaritasan serta untuk mengidentifikasi suatu zat
(Zamroni, 2013).

III. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
- Hand Refraktometer
- Pipet tetes
- Tissue
- Gelas beker
- Lampu

b. Bahan
- Vegetables oil (Minyak jagung)
- Aromatic oil(Minyak apel, minyak mawar, minyak melati,
minyak cendana)
- Aquadest

IV. CARA KERJA


Penutup prisma dibuka, lalu sampel diteteskan sebanyak 1 atau 2 tetes
pada prisma utama, kemudian penutup prisma ditutup dengan lembut
sampai menyentuh kaca prisma utama.

Skala “1”, “2”, atau “3” diatur dengan cara knob diputar hingga tanda “_”
tergantung dari konsentrasi sampel yang akan diuji. Jarak jangkauan dari
skala adalah sebagai berikut :
“1” : 1,333-1,404 dengan pengukuran skala sebelah kiri
“2” : 1,404-1,468 dengan pengukuran skala bagian tengah
“3” : 1,468-1,520 dengan pengukuran skala sebelah kanan

Ujung refraktometer diarahkan ke cahaya yang terang, lalu dilihat melalui


lensa sambil diputar-putar hingga skala terlihat jelas.

Akan nampak garis batas yang memisahkan sisi yang terang dan gelap
pada bagian atas dan bawah. Jika garis batas berwarna atau tidak jelas,
maka ring diputar untuk menghilangkan warna hingga garis batas
tersebut menjadi jelas. (Jika indeks bias sampel sama sekali tidak
diketahui, knob diatur pada posisi “1”, “2”, atau “3” dan dicari posisi yang
menunjukkan perbedaan jelas antara bagian terang dan bagian gelap.

Kalibrasi yang ditunjukkan oleh garis batas tersebut memperlihatkan


indeks bias.

V. PRINSIP PERHITUNGAN
a. Indeks Bias : n s=n p + 0,0003(T p −T S )
Keterengan : ns : indeks bias standard
np : indeks bias percobaan
Ts : suhu standard
Tp : suhu percobaan
Ts mawar : 22°C
Ts minyak jagung, melati, apel, cendana : 20°C

b. % Kesalahan Indeks Bias


nsteoritis −n srata−rata
% kesalahan : | n steoritis | × 100%

Indeks bias berdasarkan teoritis :


- Minyak jagung = 1,4720
- Minyak mawar = 1,4600
- Minyak cendana = 1,5050
- Minyak melati = 1,4970
- Minyak apel = 1,4130

SD
c. SD = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿ CV = × 100 %

VI. DATA PERCOBAAN DAN HASIL PERHITUNGAN


Suhu percobaan = 31°C Suhu standard = 20°C
Indeks Bias Terukur

No Nama zat Replikasi I Replikasi II Rata-Rata


1 Minyak jagung 1,4720 1,4730 1,4725
2 Minyak melati 1,4980 1,4940 1,4960
3 Minyak mawar 1,4630 1,4610 1,4620
4 Minyak apel 1,4240 1,4230 1,4235
5 Minyak cendana 1,4920 1,4920 1,4920

Perhitungan
1. Minyak jagung
- Indeks bias
Replikasi I n s=n p + 0,0003 ( T p−T S )
¿ 1,4720+0,0003 ( 31−20 ) = 1,4753
Replikasi II n s=n p + 0,0003(T p −T S )
¿ 1,4730+0,0003 ( 31−20 ) = 1,4763
1,4753+ 1,4758
- n s rata−rata= =1,4758
2
nsteoritis −n srata−rata
- % kesalahan =
| n steoritis | × 100%

= |1,4720−1,4758
1,4720 | × 100% = 0,2581 %

- SD = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿ = 7,0710 × 10 -4

SD 7,0710× 10−4
CV = × 100 % = × 100 %=¿ 0,0479%
x́ 1,4758

2. Minyak melati
- Indeks bias
Replikasi I n s=n p + 0,0003 ( T p−T S )

¿ 1,4980+0,0003 ( 31−20 ) = 1,5013


Replikasi II n s=n p + 0,0003(T p −T S )
¿ 1,4940+0,0003 ( 31−20 ) = 1,4973
1,5013+ 1,4973
- n s rata−rata= =1,4993
2
nsteoritis −n srata−rata
- % kesalahan =
| n steoritis | × 100%

= |1,4970−1,4993
1,4970 | × 100% = 0,1536 %

- SD = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿ = 2,8284 × 10 -3

SD 2,8284 ×10−3
CV = × 100 % = ×100 %=¿ 0,1886%
x́ 1,4993

3. Minyak mawar
- Indeks bias
Replikasi I n s=n p + 0,0003 ( T p−T S )

¿ 1,4630+0,0003 ( 31−22 ) = 1,4657


Replikasi II n s=n p + 0,0003(T p −T S )
¿ 1,4610+0,0003 ( 31−22 ) = 1,4637
1,4657+1,4637
- n s rata−rata= =1,4647
2
nsteoritis −n srata−rata
- % kesalahan =
| n steoritis | × 100%

= |1,4600−1,4647
1,4600 | × 100% = 0,3219 %

- SD = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿ = 1,4142 × 10 -3

SD 1,4142×10−3
CV = × 100 % = × 100 %=¿ 0,0965%
x́ 1,4647

4. Minyak apel
- Indeks bias
Replikasi I n s=n p + 0,0003 ( T p−T S )
¿ 1,4240+0,0003 ( 31−20 ) = 1,4273
Replikasi II n s=n p + 0,0003(T p −T S )
¿ 1,4230+0,0003 ( 31−20 ) = 1,4263
1,4273−1,4263
- n s rata−rata= =1,4268
2
nsteoritis −n srata−rata
- % kesalahan =
| n steoritis | × 100%
= |1,4130−1,4268
1,4130 | × 100% = 0,9766 %

- SD = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿ = 7,0710 × 10 -4

SD 7,0710× 10−4
CV = × 100 % = × 100 %=¿ 0,0495%
x́ 1,4268

5. Minyak cendana
- Indeks bias
Replikasi I n s=n p + 0,0003 ( T p−T S )

¿ 1,4920+0,0003 ( 31−20 ) = 1,4953


Replikasi II n s=n p + 0,0003(T p −T S )
¿ 1,4920+0,0003 ( 31−20 ) = 1,4953
1,4953−1,4953
- n s rata−rata= =1,4953
2
nsteoritis −n srata−rata
- % kesalahan =
| n steoritis | × 100%

= |1,5050−1,4953
1,5050 | × 100% = 0,6445 %

- SD = √∑ ¿ ¿ ¿ ¿ = 0
SD 0
CV = × 100 % = ×100 %=¿ 0%
x́ 1,4953

VII. PEMBAHASAN
Tujuan dari praktikum ini adalah mendefinisikan parameter indeks
bias, menentukan indeks bias dengan berbagai tujuan dan memahami
prinsip dan operasional instrumen yang digunakan (refraktometer).
Alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias dalam praktikum
ini adalah Hand Refraktometer dan bahan/zat yang digunakan untuk
pengukuran indeks bias yaitu minyak jagung, minyak apel, minyak
mawar, minyak melati dan minyak cendana yang mempunyai nilai indeks
bias tertentu. Indeks bias masing-masing bahan :
- Minyak jagung = 1,4720
- Minyak mawar = 1,4600
- Minyak cendana = 1,5050
- Minyak melati = 1,4970
- Minyak apel = 1,4130
Prinsip kerja dari alat Hand Refraktometer adalah menggunakan
prinsip pembiasan cahaya ketika melalui suatu larutan. Ketika ada cahaya
polikromatis masuk ke refraktometer saat melalui kaca prisma akan
diuraikan menjadi cahaya monokromatis, lalu dibiaskan oleh zat uji
sehingga skala indeks bias dapat ditentukan. Karena menggunakan sinar
Na dengan sinar neon, sehingga dalam praktikum ini cahaya yang
digunakan adalah cahaya lampu.
Pada Hand Refraktometer skala pengukurannya adalah garis
tegas yang memisahkan gelap dan terang. Dan apabila pada garis
pemisah terdapat gradasi warna, ring atau knob diatur hingga warna
hilang dan hanya didapat garis tegas yang memisahkan gelap pada sisi
bawah dan terang pada sisi atas. Kalibrasi yang ditunjukkan oleh garis
batas itulah yang memperlihatkan indeks bias suatu zat.
Sebelum ataupun sesudah penggunaan Hand Refraktometer,
kaca prisma utama & penutup prisma harus dibersihkan dengan
menggunakan etanol dan tissue. Menggunakan etanol agar dapat
menghilangkan kontaminan/pengotor yang bersifat nonpolar pada kaca
prisma. Etanol juga bersifat mudah menguap sehingga lensa akan lebih
cepat kering setelah dilap dengan tissue.
Membersihkan Hand Refraktometer harus berhati-hati serta dilap
dengan cara searah dengan menggunakan tissue agar kaca prisma tidak
tergores. Tidak boleh ada goresan pada kaca prisma karena akan
menyebabkan perubahan sudut datang dan sudut bias sehingga nilai
indeks bias tidak valid. Setelah dibersihkan, kaca prisma ditetesi sampel
sebanyak 1-2 tetes saja karena jika terlalu banyak maka akan
menyebabkan kerapatan zat semakin besar sehingga kerapatan cahaya
yang melewati zat tersebut akan semakin lambat.
Pada praktikum ini, juga harus diperhatikan suhu percobaan
karena suhu berfungsi untuk mengendalikan pengaruh suhu terhadap
indeks bias. Pada saat percobaan, termometer pada Hand Refraktometer
tidak boleh terkena tangan karena termometer sensitif terhadap suhu
tubuh yang dapat menyebabkan perubahan suhu yang tidak sesuai
dengan suhu percobaan saat pengukuran indeks bias.
Dalam praktikum ini, dilakukan percobaan hingga 2 kali replikasi
dari masing-masing zat cair yang diuji kemudian dicari rata-rata dari
replikasi tersebut agar data menjadi lebih valid dan mengurangi tingkat
kesalahan hasil. Diperoleh nilai indeks bias rata-rata dari masing-masing
sampel adalah sebagai berikut :
a. Minyak jagung : indeks bias percobaan 1,4758, sedangkan
menurut literatur indeks bias minyak jagung adalah 1,4720
sehingga diperoleh persen kesalahan, yaitu 0,2581 %.
b. Minyak apel : indeks bias percobaan 1,4268, sedangkan menurut
literatur indeks bias minyak apel adalah 1,4130 sehingga
diperoleh persen kesalahan, yaitu 0,9766 %.
c. Minyak melati : indeks bias percobaan 1,4993, sedangkan
menurut literatur indeks bias minyak melati adalah 1,4970
sehingga diperoleh persen kesalahan, yaitu 0,1536 %.
d. Minyak mawar : indeks bias percobaan 1,4647, sedangkan
menurut literatur indeks bias minyak mawar adalah 1,4600
sehingga diperoleh persen kesalahan, yaitu 0,3219 %.
e. Minyak cendana : indeks bias percobaan 1,4953, sedangkan
menurut literatur indeks bias minyak cendana adalah 1,5050
sehingga diperoleh persen kesalahan, yaitu 0,6445 %.
Pada percobaan ini, indeks bias percobaan tidak sama dengan
indeks bias teoritis untuk semua sampel. Hal ini dapat terjadi karena
pembacaan skala yang kurang teliti, masih ada pengotor yang tersisa
pada kaca prisma utama karena ketidakbersihan praktikan dalam
membersihkan kaca prisma, sampel uji yang diteteskan terlalu banyak,
dan adanya goresan pada kaca prisma.
Parameter kemurnian indeks bias yaitu apabila indeks bias sama
atau mendekati dengan indeks bias literatur. Indeks bias yang baik adalah
saat indeks bias percobaan semakin mendekati indeks bias pada literatur,
apabila semakin jauh dari indeks bias pada literatur maka hal ini
menandakan banyak pengotor yang tertinggal.

VIII. KESIMPULAN
1. Indeks bias adalah suatu perbadingan kecepatan cahaya dalam
hampa udara dengan kecepatan cahaya dalam suatu zat. Dalam
percobaan ini, masing-masing zat memiliki indeks bias yang
berbeda-beda karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
suhu, konsentrasi, kerapatan dan panjang gelombang.

2. Berdasarkan percobaan ini diketahui nilai indeks bias pada


sampel:
a. Minyak jagung : 1,4758 dengan % kesalahan 0,2581 %
b. Minyak apel : 1,4268 dengan % kesalahan 0,9766 %
c. Minyak melati : 1,4993 dengan % kesalahan 0,1536 %
d. Minyak mawar : 1,4647 dengan % kesalahan 0,3219 %
e. Minyak cendana : 1,4953 dengan % kesalahan 0,6445 %

3. Hand Refraktometer menggunakan prinsip pembiasaan cahaya


ketika melalui suatu larutan, cahaya polikromatis dari cahaya neon
atau matahari saat melalui prisma akan diuraikan menjadi cahaya
monokromatis, lalu dibiaskan oleh zat yang diuji sehingga indeks
bias dapat ditentukan.

IX. DISKUSI
1. Jelaskan pengaruh temperatur terhadap indeks bias suatu cairan?
Jawab : Semakin tinggi suhu, maka semakin kecil indeks bias. Hal
ini disebakan susunan partikel yang merenggang dan
mengakibatkan sinar datang akan dibiaskan menjauhi garis
normal. Sebaliknya, semakin rendah temperatur/suhu, maka
semakin besar indeks bias, karena susunan partikel akan merapat
dan mengakibatkan sinar datang akan dibiaskan mendekati garis
normal (Sinko, 2011).
2. Apa kegunaan pengukuran indeks bias dalam kefarmasian?
Jawab : Kegunaan pengukuran indeks bias dalam kefarmasian
antara lain untuk mengetahui konsentrasi zat/larutan, mengetahui
komposisi bahan-bahan penyusun larutan, untuk menentukan
kemurnian/kualitas suatu zat, untuk menentukan kepolaritasan
serta untuk mengidentifikasi suatu zat (Zamroni, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Hidayanto, E., Rofiq, A., dan Sugito, H., 2010. Aplikasi Portable Brix Meter untuk
Pengukuran Indeks Bias. ejournal.undip.ac.id. 13(4) : 114.

Kaye, G.W.C., 2007. Physical and Chemical Constant and Some Mathematical
Functions. Longmans Green and Co. London. 201-202.

Parmitasari, P., dan Hidayanto, E., 2013. Analisis Korelasi Indeks Bias dengan
Konsentrasi Sukrosa Beberapa Jenis Madu Menggunakan Portable Brix
Meter. Youngster Physic Journal. 1(5): 193.

Sinko, P.J., 2006. Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika, Edisi V. Penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta. 140.

Tipler, P.A., 1996. Fisika Untuk Sains dan Teknik, Edisi III. Penerbit Erlangga.
Jakarta. 446.

Tipler, P.A., 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Penerbit Erlangga. Jakarta.
93-94

Zamroni, A., 2013. Pengukuran Indeks Bias Zat Cair Melalui Metode Pembiasaan
Menggunakan Plan Paralel. Journal.unnes.ac.id. 3(2) : 108.

Anda mungkin juga menyukai