m1 m T1 1
T1
=
2π
√ k1 T1
T2
=
√
2m
k T2
=
√2
1
T2 m2
2π
k2 √ √
T 1 √m
k √
T 1= T 2
2
m =
T1 2 π k
=
√ T 2 √2 m
T1 m
T2
2π
2m
k √ T2
=
√2m
T 2=√ 2T 1
1 k
√
m1
k2
m2
f 1 2π m
f2
=
1 k
2 π 2m
k
√
√
f1
f2
f1
=
√√
m
1
2m
1 2m
×
f 1 2π m
=
√ f1
f2
=
m
k
f2
=
m 1
f2 1 k
2 π 2m √ 2m√ f1
f2
=√ 2
1
f1
f2
=
√m
1
f 1=√ 2 f 2
√2m
1 k1 k
v maks 1
=
A.2π .
√
2 π m1 v maks 1
v maks 2
=
m
k
√
v maks 2
A.2π .
1 k2
√
2 π m2 2m√
k
√√
1 k
v maks 1
v maks 2
=
A.2π .
2π m
1 k
√ v maks 1
v maks 2
=
m
k
A.2π .
2 π 2m √ v maks 1 k 2m
2m
k ×
v maks 1
v maks 2
=
A .
m
k
√ v maks 2
v maks 1
=
m k
A.
2m√ v maks 2
=√ 2
v maks1 =√ 2 v maks2
1 1 1
Ek = m v 2= k A 2 cos2 ωt . m. ω 2 . A 2 cos2 ωt
2 2 Ek 1 2
=
1 Ek 2 1
Ek= m ω2 A 2 cos2 ωt .2 m. ω 2 . A 2 cos2 ωt
2 2
1 Ek 1 m
m ω2 A 2 cos 2 ωt =
Ek 2 2 m
Ek 1 2 1
=
Ek 2 1 Ek 1 1
m 2 ω2 A 2 cos 2 ωt =
2 Ek 2 2
1
Ek 1= E k 2 atau Ek 2=2 Ek 1
2
y 1= y A sin2 π t 1
=T
y T1 y
y 2=2 y =
A sin 2 π t T2 1
y= A sin θ 2y
T1 y1
y= A sin ωt =
T 2 A sin 2 π t T1 1 2 y
= ×
y= A sin 2 πft y2 T2 y 1
y A sin 2 π t T1 2 y
=f =
A sin2 π t T1 y T2 y
=
y 1 T 2 A sin 2 π t
= T1 2
A sin2 π t T 2y =
T2 1
T 1=2T 2
y 1= y y1 f1 y
=
f 1 A sin 2 π t f2 2y
y 2=2 y =
f2 y2
y= A sin θ f1 1
A sin 2 π t =
f2 2
y= A sin ωt y
f 1 A sin 2 π t 1
y= A sin 2 πft f 1= f 2 atau f 2=2 f 1
= 2
y f2 2y
=f A sin 2 π t
A sin2 π t
y 1= y y1
v maks1 sin θ ω
y 2=2 y =
v maks2 y2
y= A sin θ ω
sin θ
y y
=A ω
sin θ v maks1 sin θ
=
v maks= Aω v maks2 2 y
ω
sin θ
y
v maks= ω
sinθ v maks1 y
=
v maks2 2 y
v maks1 1 1
= v maks1 = v maks2
v maks2 2 2
v maks2 =2 v maks1
y 2=2 y Ek 1
=
( )
sinθ
2
Ek 2 2y
y= A sin θ ( )
sinθ
y
sin θ
=A y2
Ek 1 sin2 θ
1 =
Ek = mω 2 A2 cos 2 ωt Ek 2 4 y 2
2
sin2 θ
1 y 2 2
Ek= m ω
2
2
sin θ( )
cos ωt Ek 1 y2
= 2
Ek 2 4 y
1 y1 2 2
Ek 1 2
=
m ω2 ( )
sin θ
cos ωt Ek 1 1
=
Ek 2 4
Ek 2 1 y2 2 2
2
mω 2
( )
sin θ
cos ωt 1
Ek 1= E k 2 atau Ek 2=4 Ek 1
4
1 y 2 2
Ek 1 2
=
mω
2
( )
sin θ
cos ωt
Ek 2 1 2y 2 2
2
m ω2 ( )
sin θ
cos ωt
y 1= y y 2
y 2=2 y y= A sin θ Em 1
=
( )
sin θ
2
y Em 2 2y
sin θ
=A ( )
sin θ
1
Em = m A2 ( cos 2 ωt +sin 2 ωt ) y2
2 Em 1 sin2 θ
=
1 y 2( 2 Em 2 4 y 2
Em = m
2 ( )
sin θ
cos ωt+ sin 2 ωt ) 2
sin θ
1 y1 2 Em 1 y2
Em 1 2
=
m ( )
sin θ
( cos 2 ωt +sin2 ωt ) = 2
Em 2 4 y
Em 2 1 y2 2 Em 1 1
2
m ( )
sin θ
( cos 2 ωt +sin2 ωt ) =
Em 2 4
1 y 2( 2 1
Em 1 2
=
m ( )
sin θ
cos ωt +sin2 ωt ) Em 1 = E m 2 atau Em2=4 Em 1
4
Em 2 1 2y 2( 2
2
m ( )
sin θ
cos ωt +sin2 ωt )
Frekuensi sisten pegas massa bergantung pada massa dan konstanta gaya pegas.
Semakin berat massa yang tergantung maka nilai frekuensi (f) semakin kecil. Sehingga
dapat disimpulkan nilai frekuensi pegas homogen yang dipotong adalah setengah dari
frekuensi pegas homogen sebelum dipotong.
2. Getaran Teredam. (a) Berikan contoh getaran teredam lemah (underdamp), teredam
kritis, dan teredam kuat. (b) Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi redaman pada
system pegas-massa dan bagaimana cara memperkecilnya?
Jawab :
a) Contoh getaran teredam pada:
b
Getaran teredam lemah (underdamp) ( <ω 0). Pada getaran selaras lambat ini,
2m
masih terjadi osilasi atau getaran tetapi amplitudo mengecil dikarenakan faktor
tenaga yang diperlukan untuk mengatasi redaman. Tenaga sistem getaran tidak
konstan, tetapi berkurang secara berangsur oleh adanya gaya peredam yang
bersifat disipatif sebagaimana gaya gesek pada umumnya. Contohnya pada
sistem ayunan pada bandul berayun, dimana ketika bandul berayun secara
sinusoida (getaran yang terjadi karena gerakan bandul membentuk gelombang
sinus) terjadi peristiwa osilasi sehingga gaya gesekan lebih lemah dibanding
gaya baliknya yang menyebabkan benda melakukan gerak periodik dengan
amplitudo yang berkurang secara eksponensial terhadap waktu; Sebuah balok
yang digantungkan pada ujung pegas. Adanya hambatan udara menyebabkan
bola dan pegas mengalami redaman hingga berhenti berosilasi; dan
Shockbreaker yang digunakan pada kendaraan bermotor, senar gitar yang
dipetik, serta pada ayunan.
bc
Getaran teredam kritis ( =ω 0). Sistem juga tidak menjalani getaran, tetapi
2m
menuju titik atau posisi setimbang secara asimtotis. Dalam hal ini apabila beban
massa suatu benda terlampaui banyak sehingga pegas terlalu berat menopang
massa benda tersebut maka menyebabkan getaran tidak lagi teredam kritis
melainkan berubah menjadi getaran teredam lemah sehingga terjadi osilasi.
Contohnya pada sistem pegas roda mobil, sehingga jika roda menumbuk batu
atau melewati lubang maka gangguan itu tidak terasa oleh penumpang dan
pengendara. Namun, jika penumpang dalam mobil terlalu banyak yang
menyebabkan beban yang diangkat oleh pegas terlalu berat, akan menyebabkan
mulai berlakunya hukum peralihan dari getaran terendam kritis ke getaran
terendam lemah; dan pada Sebuah balok yang digantungkan pada ujung pegas.
Bola dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air. Adanya hambatan berupa air
menyebabkan bola dan pegas mengalami redaman yang cukup besar
b
Getaran teredam kuat ( >ω 0). Sistem setelah diberi simpangan awal akan
2m
kembali ke posisi setimbang secara eksponensial (tanpa osilasi). Faktor redaman
cukup besar melawan gaya balik sehingga sistem tidak bergetar melainkan
langsung menuju ke keadaan setimbang setelah mulamula disimpangkan.
Contohnya pada pegas pembalik daun pintu. Artinya bila bila pintu kita buka
dan kita lepas maka daun pintu akan kembali menutup secara perlahan-lahan.
Gerak yang perlahan itu menguntungkan karena orang yang berada di belakang
kita tidak akan terpukul oleh daun pintu, dan juga ketika pintu tertutup tidak
terdengar bunyi gaduh (karena pintu tertutup secara perlahan; Dawai biola yang
berhenti bergetar setelah dipetik; dan sebuah balok yang digantungkan pada
ujung pegas. Bola dimasukkan ke dalam wadah yang berisi minyak kental.
Adanya hambatan berupa minyak yang kental menyebabkan bola dan pegas
mengalami redaman yang besar.
b) Faktor-faktor yang mempengaruhi redaman adalah Koefisien redaman; Massa bandul;
Amplitudo; dan Konstanta pegas.
k
√
2m √ 1
2m √
f 2= f 1
2
b) Alat musik petik adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari dawai dan dari
bagian ruang resonansinya (lubang yang terdapat di bawah dawai). Alat musik petik
menghasilkan suara ketika senar digetarkan melalui dipetik. Tinggi rendah nada
dihasilkan dari panjang pendeknya dawai. Jika senarnya dipetik maka ruang
resonansinya ikut bergetar sehingga menghasilkan bunyi yang lebih keras. Semakin
banyak getaran maka frekuensi bunyi semakin besar.
k
f=
√m
dengan :
k =kekakuan pegas /benda
m=massabenda
Cara memperpendek senar gitar dengan menekan senar pada fret gitar, semakin dekat
fret gitar dengan ruang resonansi maka frekuensi gitar akan semakin besar. Fret
membatasi tinggi rendahnya frekuensi bunyi.
Cara memperbesar frekuensi gitar dengan cara memperkecil massa senar gitar dan
memperbesar kekakuan senar gitar. Contoh : jika massa senar menjadi setengah dari
massa semula, maka frekuensi akan semakin besar
k
2k
f=
√1
2
m
f=
√ m
c) Alat Musik Pukul, menghasilkan suara sewaktu dipukul atau ditabuh. Alat musik
pukul dibagi menjadi dua yakni bernada dan tidak bernada. Alat musik pukul
menghasilkan suara sewaktu dipukul atau ditabuh. Alat musik pukul dibagi menjadi
dua yakni bernada dan tidak bernada. Bentuk dan bahan bagian-bagian instrumen
serta bentuk rongga getar, jika ada, akan menentukan suara yang dihasilkan
instrumen.
k
f=
m√
dengan :
k =kekakuan pegas /benda
m=massabenda
Contoh pada gamelan. Jika semakin kecil ukuran, maka semakin kecil pula massanya
sehingga gamelan akan menghasilkan nada yang tinggi. Jika ukuran gamelan semakin
besar maka gamelan akan menghasilkan nada yang rendah.
Jika memukul karet gamelan, dengan kekuatan yang sama, pada bagian tepi akan
menghasilkan nada yang lebih tinggi daripada bagian tengah. Hal ini karenakan jika
memukul pada bagian tengah gamelan, maka massa yang akan bergetar semakin
besar. Contoh : jika massa gamelan dilipatduakan maka frekuensi bunyi akan semakin
rendah
k
f1
f2
=
√ m
k
√ 2m
1
f1
f2
=
√ m
1
1
√ 2m
1
1
√ √
m
f 2= f
2m 1
√
f 2= f 1
2