PENDAHULUAN
Otak manusia terletak di dalam tengkorak dan dikelilingi oleh lapisan
meningeal dan cairan serebrospinal. Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan
tersusun oleh kurang lebih 100 triliun neuron. Otak terbagi menjadi dua bagian
besar yang disebut hemisfer, kanan dan kiri dan terbagi menjadi 4 lobus. Lobus
Lobus frontalis merupakan lobus terbesar dari otak kita yang berhubungan
dengan aspek tingkah laku. Dari berbagai fungsi tersebut ada beberapa fungsi
yang berkaitan dengan fungsi-fungsi psikis manusia yaitu kognisi dan emosi.
terkait dengan lobus frontalis kita akan memahami pengobatan dan penanganan
1
apatis berat atau euforia, rasa malu dan mengurangi kemampuan untuk memantau
memori.8
2
BAB II
ISI
A. Anatomi
meningeal dan cairan serebrospinal. Lapisan meningeal terdiri dari tiga lapisan,
lapisan yang paling tipis adalah piamater, menutupi keseluruhan otak hingga
mengikuti bentuk lekukan fisura. Lapisan arachnoid meliputi otak tetapi tidak
mengikuti lekukan fisura. Lapisan duramater adalah lapisan paling luar yang
lapisan piamater dan arachnoid, menciptakan tempat seperti sebuah kasur apung
untuk otak.9
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100
triliun neuron. Otak terbagi menjadi dua bagian besar yang disebut hemisfer,
kanan dan kiri. Alur yang membagi kedua hemisfer disebut fisura longitudinal.
Setiap hemisfer memiliki ventrikel yang memanjang dari lobus parietal, frontal,
occipital, dan temporal. Lateral ventrikel ini berkoordinasi dengan ventrikel ketiga
yang berada di antara kedua hemisfer. Dari ventrikel tersebut terdapat cerebral
temporalis, dan lobus oksipitalis. Fisura lateral nantinya akan memisahkan lobus
temporalis di atas dari lobus frontalis dan lobus temporalis di atasnya. Di dasar
fisura lateral terdapat area korteks yang dikenal sebagai insula dan lobus frontalis,
3
lobus parietalis, dan lobus temporalis yang menutupinya disebut sebagai
operkulum.10
presentalis yang dikenal sebagai korteks motorik primer. Area ini berfungsi sesuai
premotorik (area brodmann 6). Area ini berfungsi dalam pemrogaman dan
persiapan gerakan serta pengendalian sikap (postur). Area ini termasuk bagian
posterior dari girus frontalis superior, medius dan inferior. Korteks premotorik
Pada girus frontalis medius terletak frontal eye field (area brodmann 8).
Area ini mengendalikan deviasi konjugata volunter mata yang terjadi ketika
Pada girus frontalis inferior hemisfer dominan terletak area bicara motorik
yang biasa dikenal sebagai area broca (area brodmann 44 dn 45). Area ini
oksipitalis.10
4
Daerah luas korteks lobus frontalis yang berada di bawah area premotorik
nukleus mediodorsalis dan anterior talamus. Korteks ini mempunya fungsi yang
Lobus frontalis mendapat suplai darah melalui dua pasang pembuluh darah
besar, yaitu arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Darah kapiler yang
memasuki vena meninggalkan otak melalui vena interna dan eksterna yang
mengalir ke dalam sinus duralis besar. Dari sinus, darah kembali ke jantung
melalui vena jugularis interna, dan vena kava superior. Sejumlah kecil darah
meninggalkan serebrum melalui pleksus venosus dari kanalis spinalis dan vena
emisarius.11
5
B. Fisiologi
sulkus sentralis dan dekat dengan korteks somatosensorik adalah korteks motorik
primer. Daerah ini memberi kontrol volunter atas gerakan yang dihasilkan otot-
otot rangka. Seperti pada pengolahan sensorik, korteks motorik di tiap-tiap sisi
otak terutama mengontrol otot di sisi tubuh yang berlawanan. Jaras-jaras saraf
yang berasal dari korteks motorik hemisfer kiri menyebrang (menyilang) sebelum
kerusakan di korteks motorik di sisi kiri otak akan menimbulkan paralisis di sisi
6
Stimulasi daerah-daerah yang berlainan di korteks motorik primer juga
melukiskan lokasi dan jumlah relatif korteks motorik yang diabdikan sebagai
keluaran ke otot-otot tiap bagian tubuh, juga terbalik dan mengalami distorsi. Jari
tangan, ibu jari tangan, dan otot-otot yang penting untuk berbicara, terutama otot-
otot lidah dan bibir, digambarkan secara berlebihan yang mencerminkan kontrol
motorik halus atas bagian-bagian tubuh ini. Bandingkan ini dengan seberapa kecil
jaringan otak yang mengontrol badan, lengan, dan ekstremitas bawah, yang tidak
primer spesialisasi kortikal untuk bahasa adalah daerah Broca dan daerah
Wernicke.8
terletak di lobus frontalis kiri dan berkaitan erat dengan daerah motorik korteks
7
pemahaman bahasa tertulis maupun lisan. Selain itu daerah ini bertanggung jawab
kata, walaupun pasien masih dapat mengerti kata lisan dan tertulis. Para individu
tersebut mengetahui apa yang hendak mereka katakan, tetapi tidak mampu
lidah, mereka tidak dapat melakukan perintah motorik yang benar untuk
oksipetalis, suatu jalur yang penting dalam pemahaman membaca dan dalam
menjelaskan suatu benda yang tampak, serta dari korteks auditorius di lobus
temporalis, suatu jalur yang penting dalam memahami bahasa lisan. Menurut
Pasien dengan lesi di daerah Wernicke tidak dapat mengerti kata-kata yang
mereka dengar atau lihat. Mereka mampu berbicara secara lancar, walaupun kata-
kata yang mereka ucapkan dengan sempurna tersebut tidak memiliki arti. Mereka
tidak dapat mengaitkan arti dengan kata atau memilih kata-kata yang tepat untuk
kerusakan daerah korteks spesifik dan dikenal sebagai afasia, yang sebagian besar
8
disebabkan oleh stroke. Afasia jangan dikacaukan dengan kesukaran berbicara
(speech impedient), yang disebabkan oleh defek pada aspek mekanis berbicara,
interpretasi huruf atau kata sebagai bayangan terbalik ( misalnya, bad “terlihat”
daerah penglihatan dan bahasa di korteks atau di dalam daerah bahasa itu sendiri.9
berbagai situasi sosial atau fisik dan sifat-sifat kepribadian. Stimulasi daerah ini
tidak menimbulkan efek yang dapat diamati, tetapi defisit di daerah ini
untuk menerima input utama dari posterior parietal area dan sulkus superior
temporal. Area lainnya berfungsi untuk menerima proyeksi dari lobus temporal
9
Fungsi luhur dan juga yang paling umum dari prefrontal korteks adalah
pengaturan temporal terhadap tujuan biologis dan kognitif. Ini merupakan esensi
dari pengaturan prefrontal korteks dengan pengaturan umum dari semua bentuk
baru dan kompleks, baik itu berupa perilaku, perkataan, atau alasan. Hal yang
baru dan kerumitan dari aksi-aksi tersebut yang ditentukan oleh prefrontal korteks
atau dikenal juga dengan “organ kreatifitas”. Lebih jauh lagi, peran dari prefrontal
mengeksekusi aksi-aksi terstruktur adalah alasan juga mengapa korteks ini disebut
prefrontal korteks harus dapat diakses dan mengakses secara sekaligus semua
perilaku.13
individual maka premotor cortex memilih pergerakan mana yang akan dieksekusi.
perilaku dalam merespon tanda dari eksternal dan korteks motorik tambahan.
10
Korteks motorik bertugas untuk membuat pergerakan. Korteks premotor bertugas
proses kognitif agar pergerakan yang tepat dapat dipilih disaat yang tepat dan di
anggota gerak, tangan, kaki, dan pergerakan jari dan untuk menyesuaikan neuron
struktur motorik lainnya seperti ganglia basalis dan nukleus. Area premotor dapat
juga melalui proyeksi dari area parietal posterior, PE dan PF. Maka, daerah
Lapangan pandang mata (area 8 dan 8A) menerima proyeksi dari daerah
yang mengontrol pergerakan mata dan mengirim proyeksi ke daerah ini. maka,
daerah ini menerima input visual dari daerah parietal posterior PG dan kolikulus
mengontrol perilaku.12
11
Lobus frontal adalah satu-satunya area anatomis dengan informasi yang
dari satu individu. Bagian ini ditentukan untuk menunda respon tindakan dan
membentuk sebuah respon berdasarkan kajian dari masa lalu dan tujuan dari dari
aferen yang luas, memiliki hubungan timbal balik yang luas dengan beberapa area
subkortikal yang terdiri dari konveksitas frontal, nucleus kaudatus, globus pallidus
dan substansia nigra dan nucleus dorsomedial dari thalamus. Korteks orbitofrontal
Lobus frontalis merupakan lobus terbesar dari otak kita yang berhubungan
dengan aspek tingkah laku. Sindroma lobus frontalis adalah suatu perubahan pola
perilaku, emosi dan personality yang terjadi akibat kerusakan otak bagian depan .
12
Fungsi lobus frontalis berhubungan dengan aspek tingkah laku dan
manifestasi klinis yang bermacam macam sehingga sulit untuk membuat diagnosa
Pasien dengan lesi lobus frontal yang timbul perlahan lahan sering menimbulkan
gejala yang samar diperlukan pemahaman tentang fungsi lobus frontalis dan
atensi, perubahan tingkah laku, gangguan fungsi control dan eksekusi, merupakan
gejala yang penting pada lobus frontalis, selain gangguan akibat kenaikan tekanan
intracranial.1,2,3,4,5
Sindroma lobus frontalis adalah suatu perubahan pola perilaku, emosi dan
personality yang terjadi akibat kerusakan otak bagian depan . Kejadian yang dapat
Setiap bagian lobus frontalis dibagi menjadi 3 daerah, yaitu kortek motor primer,
Kerusakan pada daerah ini akan menyebabkan kelumpuhan pada sisi tubuh yang
13
penting untuk integrasi dan program program gerakan yang berurutan. Kortek pre
frontal dibagi menjadi 3 regio yaitu , region orbito-frontal ( anterior lobus frontal )
Terdapat lima sirkuit yang diketahui, yaitu : sirkuit motorik pada area
motorik, sirkuit okulomotor pada lapangan penglihatan frontal, dan tiga sirkuit
pada daerah kortek pre frontal ; yaitu sirkuit dorsolateral pre frontal, sirkuit
anterior ), dan dari striata berhubungan ke globus pallidus dan substansia nigra,
kelancaran verbal dan non verbal, gangguan untuk menyusun kembali bentukyang
kompleks. Sirkuit ini menerima inpuls dari serabut afferent area prefrontal 4,6 dan
area parietal 7a yang berperan dalam proses penglihatan. Serabut aferen dari
14
emosi yang labil dan obsesif kompulsif. Sirkuit ini menerima serabut aferen dari
area temporal 22 dan orbito frontal 12 yang terdiri dari bagian sensorik
→kortek cingulatum anterior. Kerusakan pada sirkuit ini ditandai dengan apati,
penurunan kemauan dan tidak adanya emosi. Sirkuit ini menerima serabut afferent
lobus frontal, yaitu bagian kiri dan kanan menyebabkan adanya gangguan
15
untuk aspek-aspek tertentu dari kontrol okulomotoris. Studi oleh Guitton
yang sengaja dilakukan melibatkan dua set sinyal lebih dari satu. Ada
perintah gerakan, melalui sistem motorik untuk efek gerakan, dan ada
perubahan dalam dunia eksternal dalam hal informasi tentang dirinya atau
gerakannya.
e) Speech - Ada dua area berbicara di lobus frontal: Area Broca, yang dia
tambahan.8
2. Loss of different thinking: Salah satu akibat dari luka yang ada pada lobus
16
a) Behavioral Spontanity : Seseorang yang mengalami luka pada
fleksibel. - Sifat yang paling umum yang dapat diamati dari seorang pasien
(umpan balik) dari isyarat yang ada di lingkungannya untuk meregulasi atau
5. Risk Taking and Rule Baking : Lobus frontal pasien dibedakan dari pasien
lainnya dari kegagalan mereka untuk mematuhi instruksi tugas. Subjek dengan
luka pada lobus frontal cenderung mengabaikan sinyal, sehingga terus jalan
besar pada lobus frontal tidak bisa meregulasi perilaku mereka dalam
17
a) Poor temporal memory - Berdasarkan penelitian yang dilakukan
beberapa jenis dari proses memori jangka pendek, dan beberapa bagian
memori mengenai urutan hal-hal yang sudah terjadi, atau biasa disebut
tergantung pada isyarat yang kontekstual, karena itu luka pada lobus
sosialnya.
D. Pemeriksaan Klinis
18
Diagnosa klinis suatu sindroma lobus frontalis cukup sulit, karena disfungsi lobus
pemeriksaan klinis, tes status mental dan skala neurobehavior yang harus
1. Reflek menggenggam
2. Tes go / no go
Alternating pattern
2. Kontrol mental :
mood yang labil, disinhibisi, tidak dapat bekerja sama, kegembiraan yang
19
20
E. Tatalaksana
Terapi pada suatu sindroma lobus frontalis, adalah dengan mengatasi gejala gejala
yang timbul sesuai dengan underlying desease yang diketahui, dan kemudian
selain mengatakan bahwa terapi dari keadaan ini adalah tidak spesifik , namun
mereka yang dahulu, dalam artikata sifat, perilaku, bahkan keseharian mereka,
21
BAB III
KESIMPULAN
Sindroma lobus frontalis merupakan suatu sindroma yang diakibatkan oleh
terganggunya fungsi lobus frontal. Banyak macam kejadian yang dapat
menyebabkan hal tersebut, namun faktor tersering adalah trauma kepala.
Diperlukan anamnesa dan pemeriksaan klinis khususnya pemeriksaan fungsi luhur
yang sangat teliti agar kasus kasus seperti ini dapat dideteksi. Terapi yang
dilakukan pada saat ini masih membutuhkan kesabaran dan kerjasama yang baik
antara pasien, dokter, dan keluarga pasien agar didapatkan hasil pengobatan yang
optimal .
22
DAFTAR PUSTAKA
Cummings JL, Miller BL . The human Frontal Lobe ; function and disorder
related dementia .1st ed. United Kingdom : Martin Dunitz Press: 2003 p 217-20
1996 p 195-200
Nuraini A, Ilmi P, Rininta DR, Megariana, Triasari et al. Lobus Frontalis. [Paper].
2013
2007. H. 26-27.
128-45
23
Fuster MJ. Frontal lobe and cognitive development. Journal of Neurocytology ;
2002. 31: 373-85
24