2. Patofisiologi Meningitis TB
Meningitis tuberkulosis selalu terjadi sekunder dari proses tuberkulosis, fokus primernya
berada di luar otak. Fokus primer biasanya di paru-paru, tetapi bisa juga pada kelenjar
getah bening, tulang, sinus nasalis, traktus gastrointestinal, ginjal, dan sebagainya.
Terjadinya meningitis bukan karena peradangan langsung pada selaput otak secara
hematogen, tetapi melalui pembentukan tuberkel-tuberkel kecil (beberapa milimeter
sampai 1 sentimeter) berwarna putih, terdapat pada permukaan otak, sumsum tulang
belakang. Tuberkel tersebut selanjutnya melunak, pecah dan masuk ke dalam ruang
subaraknoid dan ventrikel sehingga terjadi peradangan difus.
Penyebaran dapat pula terjadi secara perkontinuitatum dari peradangan organ atau
jaringan di daerah selaput otak seperti proses di nasofaring, pneumonia, endokarditis,
otitis media, mastoiditis, trombosis sinus kovernosus, atau spondilitis. Penyebaran
kuman dalam ruang subaraknoid menyebabkan reaksi radang pada piameter dan
araknoid, CSS, ruang subaraknoid dan ventrikel.
Akibat reaksi radang ini maka akan terbentuk eksudat kental, serofibrinosa dan
gelatinosa oleh kuman-kuman serta toksin yang mengandung sel-sel mononuklear,
limfosit, sel plasma, makrofag, sel raksasa dan fibroblas. Eksudat mi tidak terbatas di
dalam ruang subarahnoid saja tetapi terutama berkumpul di dasar tengkorak. Eksudat
juga menyebar melalui pembuluh-pembuluh darah piameter dan menyerang jaringan
otak di bawahnya sehingga proses sebenarnya adalah meningoensefalitis. Eksudat juga
dapat menyumbat akuaduktus, fisura Sylvii, foramen Magendi, foramen Luschka dengan
akibatnya adalah terjadinya hidrosefalus, edema papil akibat terjadinya peningkatan
tekanan intrakramal. Kelainan ini juga terjadi pada pembuluh-pembuluh darah yang
berjalan di dalam ruang subaraknoid berupa kongesti, peradangan dan penyumbatan
sehingga selam arteritis dan flebitis juga mengakibatkan infark otak terutama pada
bagian korteks, medulla oblongata dan ganglia basalis
Produksi cairan yang berlebihan hampir semua disebabkan oleh tumor pleksus khoroid
(papiloma dan karsinoma). Adanya produksi yang berlebihan akan menyebabkan tekanan
intracranial meningkat dalam mempertahankan keseimbangan antara sekresi dan absorbs
liquor, sehingga akhirnya ventrikel akan membesar. Adapula beberapa laporan mengenai
produksi liquor yang berlebihan tanpa adanya tumor pada pleksus khoroid, di samping
juga akibat hipervitaminosis. Gangguan aliran liquor merupakan awal dari kebanyakan
dari kasus hidrosefalus.