DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
I. LATAR BELAKANG......................................................................................................1
II. MAKSUD DAN TUJUAN..............................................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM..................................................................................................3
I. GAMBARAN UMUM KABUPATEN PURWOREJO...................................................3
1. Keadaan Geografi..........................................................................................................3
2. Keadaan Penduduk........................................................................................................3
3. Situasi Derajat Kesehatan..............................................................................................5
4. Sarana Kesehatan..........................................................................................................6
II. GAMBARAN UMUM RSU AISYIYAH PURWOREJO...............................................7
1. Sejarah Rumah Sakit.....................................................................................................7
III. GAMBARAN PRODUK JASA......................................................................................8
IV. ISU-ISU STRATEGIS.....................................................................................................9
V. KUNJUNGAN PASIEN..................................................................................................9
VI. TINGKAT EFISIENSI DAN MUTU PENGELOLAAN RUMAH SAKIT..................13
VII. KETENAGAAN............................................................................................................14
BAB III ANALISIS SITUASI, ISU STRATEGIS...................................................................16
I. ANALISIS SITUASI.....................................................................................................16
II. ISU STRATEGIS...........................................................................................................18
BAB IV VISI, MISI, NILAI-NILAI dan PEMILIHAN STRATEGI.......................................21
I. VISI :..............................................................................................................................21
II. MISI :.............................................................................................................................21
III. Nilai Dasar.....................................................................................................................22
IV. Keyakinan Dasar............................................................................................................22
V. Tujuan.............................................................................................................................22
VI. Sasaran...........................................................................................................................22
VII. Perumusan Strategi........................................................................................................23
1. Peningkatan Produk dan Daya Saing :.......................................................................23
2. Penetrasi Pasar.............................................................................................................23
BAB V KEBIJAKAN, PROGRAM, DAN PRIORITAS.........................................................25
I. KEBIJAKAN.................................................................................................................25
II. PROGRAM....................................................................................................................25
III. PROGRAM PRIORITAS : 2017 – 2022.......................................................................26
1. Pembangunan Fasilitas Fisik dan Peralatan :..............................................................26
ii
2. Pengembangan Sumberdaya Manusia :.......................................................................26
3. Pengembangan Sistem Pelayanan :.............................................................................27
BAB VI. PENUTUP..................................................................................................................28
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Perencanaan sebagai bagian dari proses manajemen, mutlak dilakukan oleh suatu
organisasi sebagai upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perencanaan yang
disusun dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan melalui
suatu perumusan strategi tertentu. Perumusan strategi yang berupa visi, misi, tujuan dan
sasaran tersebut bersifat permanen dan jangka panjang antara 5 sampai 20 tahun. Untuk
menentukan bagaimana perumusan strategi dicapai diperlukan strategi yang lebih
operasional berupa program dan kegiatan yang akan dilaksanakan serta jumlah alokasi
sumber daya yang akan dibutuhkan. Untuk menentukan alternatif strategi opersional,
harus dilakukan melalui proses sistematis yang memiliki prosedur yang jelas. Hal
tersebut tidak terlepas dari faktor internal organisasi berupa kekuatan dan kelemahannya
serta adanya faktor eksternal berupa ancaman dan peluang.
Rumah Sakit Umum Aisyiyah Purworejo (RSUA Purworejo) yang berubah dari
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak setelah mendapat Ijin Operasional sebagai rumah
sakit umum melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo
Nomor : 445/3440//2015, juga dihadapkan pada keharusan untuk memiliki perencanaan
agar dapat terus berkiprah sesuai dengan kebutuhan untuk mempertahankan
eksistensinya sebagai salah satu Amal Usaha Persyarikatan. Apalagi setelah berlakunya
UU Sistem Jaminan Sosial Nasional yang kemudian melahirkan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial bidang Kesehatan (BPJS Kesehatan) yang mulai diberlakukan pada
tahun 2014. Sejak saat itu, RSUA Purworejo menjadi Fasilitas pemberi Pelayanan
Kesehatan Rujukan bagi peserta BPJS Kesehatan di Kab. Purworejo. Perencanaan
strategis bagi RSUA Purworejo dibutuhkan untuk memilih arah pengembangan yang
sesuai dengan kondisi lahan saat ini, kemampuan Pimpinan Daerah Aisyiyah sebagai
pemilik RS, serta tuntutan masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang terus
berkembang.
1
agar RSUA Purworejo bersiap dengan keunggulannya. Karena rumah sakit lain yang ada
di Purworejo tentu saja juga mempersiapkan diri menghadapi perkembangan yang akan
terjadi. Perkembangan kepesertaan BPJS, prospek perkembangan perekonomian
masyarakat serta bertumbuhnya persaingan rumah sakit mulai dapat dirasakan dengan
makin meningkatnya kunjungan yang di warnai dengan bergesernya angka kunjungan di
RSUA Purworejo yang di dominasi oleh kunjungan peserta BPJS.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM
2. Keadaan Penduduk
a. Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo, jumlah
penduduk di Kabupaten Purworejo tahun 2015 adalah 710.435 jiwa, dengan jumlah
penduk laki-laki sebesar 350.397 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar
360.038 jiwa. Dibanding tahun 2014 adalah 708.038 jiwa ada kenaikan sekitar 0.3 %.
Untuk persebaran penduduk Kabupaten Purworejo pada tahun 2015 ini masih
belum merata. Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Purworejo tercatat sebesar
687 jiwa setiap kilometer persegi. Jika dibandingkan tahun 2014 kepadatan penduduk
Kabupaten Purworejo mengalami kenaikan, 2 jiwa setiap kilometer persegi, dimana
wilayah Kecamatan Purworejo masih merupakan wilayah terpadat, dengan tingkat
kepadatan 1607 jiwa setiap kilometer persegi kemudian Kecamatan Kutoarjo dengan
tingkat kepadatan 1581 jiwa setiap kilometer persegi.
3
Dengan demikian tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten
Purworejo berada pada daerah-daerah yang aktifitas ekonominya tinggi, sarana dan
prasarana memadai dan kondisi sosial ekonominya lebih baik. Sebaliknya kepadatan
penduduk yang rendah pada umumnya terdapat pada daerah-daerah yang aktifitas
ekonominya relatif masih rendah dan keadaan sarana transportasi masih terbatas, yaitu
di Kecamatan Bruno dengan tingkat kepadatan 408 jiwa setiap kilometer persegi dan
Kecamatan Kaligesing dengan tingkat kepadatan 398 jiwa setiap kilometer persegi.
Rumah tangga di Kabupaten Purworejo pada tahun 2015 adalah 209.684 dengan rata-
rata 3.39 jiwa.. Sementara itu jumlah rumah tangga tertinggi ada di Kecamatan
Purworejo sebesar 23.651 kk (11,27%) dan terendah ada di Kecamatan Bagelen
sebesar 8.920 kk atau 4.25%
4
20 - 24 20.925 21.186 21.455 21.689 21.929
25 - 29 18.967 18.678 18.498 18.440 18.520
30 - 34 21.189 20.833 20.493 20.137 19.838
35 - 39 23.195 23.114 22.950 22.782 22.454
40 - 44 26.115 26.021 25.892 25.751 25.689
45 - 49 26.620 26.766 26.863 26.910 26.932
50 - 54 24.017 24.363 24.662 24.956 25.132
55 - 59 18.564 19.220 19.794 20.294 20.771
60 - 64 12.812 13.533 14.254 14.926 15.628
65 - 69 11.830 12.051 12.414 12.978 13.546
70 - 74 9.963 10.211 10.430 10.612 10.831
75 + 12.781 13.170 13.562 13.969 14.402
Sumber Badan Pusat Statistik Purworejo
Angka Harapan Hidup Kabupaten Purworejo dapat di lihat dalam grafik di bawah:
Grafik 1. Angka Harapan Hidup Kabupaten Purworejo 2012-2017
5
Sumber Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Tengah
Dari tahun 2011 terus mengalami kenaikan sehingga Angka Harapan Hidup di
Purworejo menjadi 74,26 pada tahun 2017.
Angka Kesakitan penyakit tertentu dapat memberikan gambaran trend penyakit
di Kabupaten Purworejo. Beberapa penyakit degeneratif mengalami peningkatan kasus,
yaitu Penyakit Tumor/keganasan, Jantung dan Hipertensi. Penyakit Hipertensi yang
mengalami komplikasi susunan saraf pusat (Stroke) dan gagal ginjal juga di laporkan
mengalami kenaikan. Termasuk komplikasi akibat Diabetes Mellitus yang dilaporkan
terus mengalami peningkatan baik di rawat di Puskesmas maupun di rumah sakit.
Beberapa penyakit Infeksi mengalami penurunan kasus, seperti Malaria, TB
Paru, filariasis dan Diare. Hal itu seiring dengan peningkatan kebersihan lingkungan
dan perbaikan perilaku bersih pada masyarakat. Tetapi sebaliknya terdapat juga
peningkatan kasus DHF meskipun dilaporkan tingkat fatalitasnya masih rendah.
Terdapat peningkatan kasus HIV/AIDS yang dilaporkan, secara kumulatif terdapat 147
kasus sejak tahun 2003, sedang tahun 2015 ditemukan kasus sebanyak 47. (sumber
profil Dinkes Purworejo tahun 2015).
4. Sarana Kesehatan
Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan merupakan indikator yang sangat
penting dalam sistem pelayanan kesehatan, karena untuk mengetahui apakah pelayanan
kesehatan sudah merata dan terjangkau. Pada era JKN saat ini pemanfaatan sarana
kesehatan dipengaruhi juga oleh akses dari peserta BPJS Kesehatan yang pada tahun
2017 di Purworejo telah mencapai 65,31 % dari total penduduk.
6
1 Rumah Sakit Umum 10 1 Negeri, 9 Swasta
3 Puskesmas Perawatan 12
5 Puskesmas Keliling 1
6 Puskesmas Pembantu 64
7 Poskesdes 183
8 Posyandu 1.498
9 Apotek 45
7
sosial, termasuk penyelenggaraan operasi katarak gratis. Disamping itu, terdapat
kenyataan bahwa sengketa kepemilikan PKU Muhammadiyah yang pada awalnya
adalah rumah sakit khusus bedah milik Pimpinan Daerah Aisyiyah tidak kunjung
terselesaikan. Bahkan sampai pada akhirnya Pimpinan Daerah Muhammadiyah
merelakan kepemilikan PKU Muhammadiyah berpindah tangan.
Untuk mengisi kekosongan layanan yang pernah diperoleh masyarakat di PKU
Muhammadiyah, dirasa perlu RS Aisyiyah menambah layanan spesialis penyakit
dalam dan bedah. Maka pada tahun 2015, pengurus dan manajemen rumah sakit
mengajukan permohonan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo untuk
merubah status RS khusus ibu dan anak menjadi rumah sakit umum. Setelah melalui
pemberian ijin mendirikan rumah sakit umum melalui Keputusan Dinas Kesehatan
Kabupaten Purworejo Nomor : 188/197/2015, akhirnya rumah sakit khusus ibu dan
anak aisyiyah berubah menjadi RSU ‘Aisyiyah Purworejo.
1. Aspek Legal
RSU Aisyiyah Kabupaten Purworejo adalah rumah sakit tipe D Non
Pendidikan sesuai Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo Nomor :
445/3440/2015 tanggal 31 Agustus 2015. Sifat bisnis adalah sosio ekonomi atau not
to profit dan lebih menekankan pada pelayanan sosial kepada masyarakat tidak di
wilayah Purworejo.
2. Lokasi.
RSU ‘Aisyiyah Kabupaten Purworejo berlokasi strategis di Jln Mayjen Sutoyo
nomor 113 ditengah kota Purworejo yang mudah dijangkau dari berbagai arah baik
dengan kendaraan pribadi maupun dengan kendaraan umum.
8
v. Poliklinik mata.
vi. Poliklinik gigi dan mulut.
vii. Poliklinik kesehatan anak.
c. Pelayanan rawat inap dengan 26 TT
d. Pelayanan bedah sentral.
e. Pelayanan laboratorium patologi klinik.
f. Pelayanan farmasi.
g. Pelayanan gizi.
h. Pelayanan pemulasaraan jenazah.
i. Pelayanan ambulans/mobil jenazah.
j. Pelayanan laundry.
k. Pelayanan rekam medis.
l. Pengelolaan limbah.
m. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit.
n. Pelayanan administrasi manajemen.
9
j. Peningkatan ekonomi masyarakat dan peluang pengembangannya terkait
pembangunan Bandara di Perbatasan Purworejo-Wates.
a. Rawat Jalan :
Data Kunjungan setelah RSIA Aisyiyah Purworejo mendapat status sebagai
rumah sakit umum pada bulan Agustus 2015 dapat di lihat dalam tabel berikut :
Terdapat peningkatan kunjungan baik rawat jalan yang berasal dari pasien
umum maupun dari pasien peserta BPJS. Peningkatan kunjungan pasien yang berasal
dari peserta BPJS di bandingkan dengan yang bukan peserta BPJS lebih besar.
Apabila pada tahun 2016 kunjungan pasien bukan peserta BPJS lebih banyak, maka
pada tahun 2017 kunjungan peserta BPJS lebih banyak. Peningkatan tersebut dapat
dilihat dari gambar 1 di bawah ini :
10
Gambar 1. Kurva Kunjungan Pasien BPJS
b. Rawat Inap :
Data kunjungan rawat inap sejak menjadi rumah sakit umum dapat dilihat
dalam tabel 4 di bawah ini :
11
5 Mei 152 159 175
6 Juni 145 141 202
7 Juli 139 181 192
8 Agustus 149 181 182
9 September 163 158 195
10 Oktober 174 191 229
11 Nopember 182 214 215
12 Desember 183 211 229
JUMLAH 1.893 2.078 2.355
Dari kunjungan rawat inap dalam tabel di atas jika di kelompokkan asal
pasien terdapat peserta BPJS, pasien yang di biayai JAMKESDA dan pasien umum.
Jumlah kunjungan masing-masing dapat di lihat dalam tabel 5 sebagai berikut :
Grafik kunjungan rawat inap dapat di lihat dalam gambar 2 di bawah ini :
12
Gambar 2. Kurva Kunjungan rawat inap 2016 – 2018 (April)
13
Tahun 2016 – April. 2018
No Uraian Tahun
2016 2017 2018
1. BOR 73,87 80,75 80,67
2. TOI 1 1 1
3. BTO 70 80 34
4. ALOS 4 4 4
5. GDR 7,6 11,61 15,8
XV. KETENAGAAN
XVI.
Ketenagaan Jumlah Keterangan
1. Dokter Spesialis :
Dr. Spesialis Kebidanan (Sp.OG) 1 Tetap
Dr. Spesialis Anak (Sp.A) 1 Tetap
Dr. Spesialis Anestesi (Sp.An) 1 Tamu
Dr. Spesialis Penyakit Dalam (Sp.PD) 1 Tamu
Dr. Spesialis Saraf (Sp.S) 1 Tamu
Dr. Spesialis Mata (Sp.M (K)) 1 Tamu
Dr. Gigi 1 Tetap
2. Dokter Umum 7 5 Tetap, 2 Tamu
3. Apoteker 2 1 Tetap, 1 Tamu
4. Paramedis
D3 Fisioterapi 1 Tetap
D1 Kebidanan 1 Tetap
14
D3 Farmasi 2 1 Tetap, 1 Kontrak
SMK 1 Tetap
7. Tenaga Administrasi dan IT
SMA 1 Tetap
9. Rekam Medis
SMA 1 Kontrak
10. Gizi
D3 Gizi 1 Tetap
SMP 1 Tetap
Kontrak
SD 1
SMK 1 Tetap
SMP 2 Tetap
15
16
BAB III
ANALISIS SITUASI, ISU STRATEGIS
17
Akreditasi belum dilaksanakan. Belum tertatanya sistem rekruitment,
Belum adanya Fasilitas umum pengembangan pendidikan dan
pendukung pelayanan yang memadai : ketrampilan bagi karyawan.
parkir, kantin, musholla dll. Belum tertatanya pola Pembinaan
Belum adanya fasilitas layanan ICU. kerohanian baik kepada pasien maupun
karyawan.
18
semua kasus yang di rujuk dengan perkecualian kasus-kasus khusus yang
dimungkinkan di rujuk ke rs tipe di atasnya (rs tipe B dan A).
Dengan alasan adanya peraturan rujukan berjenjang tersebut perlu dipikirkan
tentang status RSUA di kemudian hari. Apalagi dapat terlihat dari data kunjungan
pada tahun 2016 sampai dengan awal tahun 2018, baik data rawat jalan maupun rawat
inap. Kunjungan rawat jalan peserta BPJS mengalami kenaikan sebesar 57,5%
dibanding kenaikan kunjungan rawat jalan pasien umum hanya sebesar 13,8%.
Sedangkan proporsi kunjungan rawat jalan BPJS dengan total kunjungan rawat jalan
pada tahun 2016 sebesar 43,6% naik di tahun 2017 menjadi 51,7%, artinya kunjungan
rawat jalan semakin di dominasi oleh pengguna Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Rawat inap di RSUA juga makin di dominasi oleh peserta JKN, tercermin dari
proporsi peserta BPJS yang di rawat pada tahun 2016 sebesar 56,5% naik secara
proporsional menjadi 65,8% pada tahun 2017.
Seiring dengan pergeseran yang terjadi pada kunjungan peserta BPJS,
tantangan yang di hadapi RSU Aisyiyah juga semakin besar. Selain tantangan
ketersediaan SDM yang memenuhi kebutuhan, juga peralatan penunjang pelayanan
yang harus dimiliki. Di era yang semakin kompetitif, RSUA harus mampu menjadi
pilihan dokter spesialis untuk menempatkan STR nya, dikarenakan layanan kepada
peserta BPJS dipersyaratkan dokter penanggungjawab pelayanan memiliki SIP. Jika
memungkinkan, RSUA harus memiliki dokter spesialis organik, sebagai pegawai
tetap RSUA, atau mulai merencanakan untuk mengirimkan dokter umum tetap
mengikuti pendidikan dokter spesialis (PPDS).
Alternatif lain juga dapat di tempuh, dengan menggandeng rumah sakit
jejaring Muhammadiyah di Yogyakarta, yaitu RSU PKU Gamping yang merupakan
rumah sakit pendidikannya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Sangat
dimungkinkan RSU Aisyiyah Purworejo menjadi sister hospital dan menjadi rumah
sakit pendidikan, mendampingi RSU PKU Gamping. Kemampuan SDM yang
dimiliki UMY dapat di perbantukan untuk memberikan pelayanan di RSUA
Purworejo.
19
berlangsung. Tetapi akan bergeser pada pelayanan kesehatan berbasis kebutuhan
sesuai dengan penyakit yang dialami peserta JKN, dimana dokter akan di batasi oleh
tarif layanan yang sudah di tetapkan melalui Ina CBG’s sesuai ketetapan Menteri
Kesehatan.
Pembatasan sesuai dengan kebutuhan pasien dimaksudkan untuk
mengendalikan biaya bukan dimaksudkan untuk menurunkan mutu pelayanan. Oleh
karena itu, manajemen rumah sakit perlu melakukan evaluasi yang menyeluruh
terkait dengan biaya pelayanan, dengan melakukan evaluasi terhadap proses
pelayanan, biaya sumberdaya, termasuk didalamnya perawat, dokter, dokter spesialis,
serta tenaga lainnya dan peralatan medis penunjang pelayanan. Proses layanan harus
didasarkan pada standar pelayanan dengan memperhatikan clinical pathway, evidence
base medicine terutama untuk pemeriksaan penunjang dan pemakaian obat-obatan.
Standardisasi layanan kesehatan di rumah sakit diperlukan karena beberapa
alasan :
Dalam pelaksanaan JKN, selalu diberikan evaluasi berupa feed back yang
didasarkan pada proses diagnostik dan pengobatan peserta yang ditagihkan
melalui E-klaim. Akan ada penundaan pembayaran klaim pada layanan
yang di tengarai adanya kesalahan proses, atau bahkan klaim yang tidak
terbayar karena di anggap tidak memenuhi syarat, baik syarat administrasi
maupun syarat pelayanan.
BPJS sebagai badan penjamin peserta JKN memiliki peran dalam
pengawasan atas layanan kesehatan yang telah diberikan rumah sakit
kepada pesertanya. Jika selama ini antara pasien dan rumah sakit tidak ada
pihak lain selain keluarganya, maka saat sekarang dan nanti, diantara
pasien dan rumah sakit terdapat pihak ketiga, yaitu BPJS Kesehatan.
Terdapat regulasi yang makin mengikat rumah sakit dari mulai proses
mendirikan, sampai ijin operasional diberikan, dimana pemerintah sebagai
regulator pelayanan kesehatan, telah menetapkan standart-standart untuk
menjamin mutu pemberi layanan. Standart fasilitas, sandart ketenagaan,
standart sistem layanan, termasuk proses dan prosedur pelayanan harus
diikuti oleh setiap rumah sakit.
Prosedur dan proses pelayanan kesehatan di awasi oleh komisi akreditasi
rumah saki (KARS), dimana semua rumah sakit harus terakreditasi secara
berkala (3 tahunan) oleh KARS sehingga harus selalu melakukan
perbaikan mutu secara berkesinambungan, termasuk sebagai syarat agar
dapat melanjutkan kerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Akreditasi rumah sakit, sejalan dengan berkembangnya orientasi masyarakat
serta tuntutan terhadap kualitas pelayanan rumah sakit. Terdapat kesenjangan antara
20
harapan masyarakat dengan kualitas layanan yang tersedia. Terdapat pula perbedaan
persepsi terhadap jasa layanan kesehatan dimana kualitas dipersepsikan oleh
konsumen sebagai layanan yang ramah, cepat, dan memastikan keberhasilan, atau
kesembuhan. Sedangkan kualitas menurut pemberi layanan adalah ketaatan terhadap
prosedur, keamanan (patien safety), ketepatan diagnosis dan pengobatan atau
tindakan.
Untuk itu, semua proses pelayanan harus dapat di buktikan sesuai dengan
strandar yang ditetapkan dalam akreditasi rumah sakit, meliputi standar sumberdaya
manusia, standar fasilitas, standar prosedur dan proses, komunikasi dan edukasi
kepada pasien dan keluarga, dan lain-lain. Sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku, akreditasi rumah sakit di selenggarakan oleh lembaga yang diberi
kewenangan oleh pemerintah.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) memastikan bahwa perbedaan
persepsi antara konsumen dan pemberi pelayanan kesehatan dapat menerima serta
bersepakat dengan standar mutu yang ditetapkan dalam akreditasi. Sehingga kalaupun
terdapat perbedaan ataupun kesenjangan, kualitas yang diharapkan oleh masing-
masing pihak dapat terpenuhi.
Isu strategis yang lain adalah penataan sistem rujukan berjenjang pelayanan
kesehatan, dimana peserta JKN yang memerlukan pelayanan kesehatan rujukan tidak
dapat langsung memperoleh layanan di rumah sakit tipe B dan A sebagaimana
sebelumnya. Selama kompetensi di rumah sakit tipe D dan C masih tersedia, maka
layanan rujukan dari dokter keluarga dan fasilitas kesehatan primer (FKTP) klinik
maupun PUSKESMAS, tidak dapat langsung di rujuk di RS B dan A. Hal ini
memberi peluang berkembangnya layanan spesialis di RSUA Purworejo sebagai
rumah sakit tipe D.
Pengembangan layanan dokter spesialis di RSUA purworejo memiliki
peluang yang besar, dengan penambahan jenis layanan dari yang selama ini telah
berjalan. Untuk itu diperlukan pemetaan kebutuhan spesialisasi serta penempatannya
di poliklinik RSUA Purworejo. Penambahan layanan tersebut juga harus diimbangi
dengan ketersediaan tempat tidur yang saat ini hanya berjumlah 24 TT.
21
BAB IV
VISI, MISI, NILAI-NILAI dan PEMILIHAN STRATEGI
XXI. VISI :
XXII.
“Menjadi rumah sakit pilihan masyarakat Purworejo dengan layanan
unggulan, sebagai wujud dakwah Muhammadiyah”
Di dalam visi RSUA Purworejo terdapat 3 kata kunci dengan penjabaran
sebagai berikut :
1. Pilihan masyarakat :
a. Sebagai tempat yang paling di pilih untuk memperoleh layanan
kesehatan.
b. Terpilih karena terkemuka : memiliki orientasi kepada masyarakat,
berfokus kepada keperluan pasien.
2. Layanan Unggulan :
a. Memberi pelayanan kepada masyarakat melebihi harapan.
b. Memiliki fasilitas yang memadai, dengan beberapa keunggulan pada
layanan tertentu.
c. Ramah, nyaman, dan aman.
d. Layanan staf yang kompeten, responsif dan terus memperbaiki
kompetensi diri dan mutu pelayanan.
e. Meminimalkan komplain dan mampu menyelesaikan dengan baik setiap
komplain yang timbul.
3. Dakwah Muhammadiyah : rumah sakit menjadi tempat bersemainya kebaikan
yang bersumber dari Islam rahmatan lila’alamin serta di wujudkan dalam setiap
aktivitas pelayanan kepada masyarakat.
XXIII. MISI :
XXIV.
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang profesional dengan sumberdaya
manusia berkualitas dan handal.
2. Membangun jejaring pelayanan kesehatan dengan pemetaan wilayah strategis
serta menumbuh kembangkan klinik Muhammadiyah di seluruh wilayah
Purworejo.
22
3. Memberikan pelayanan kesehatan sebagai ibadah dan dakwah bagi masyarakat
luas.
4. Nilai Dasar
XXV.
1. Ibadah.
2. Profesionalitas.
3. Kerjasama.
4. Loyalitas.
5. Integritas.
XXVIII. Tujuan
XXIX.
1. Menjadi rumah sakit yang dikenal dan dipercaya oleh masyarakat Purworejo
sebagai rumah sakit dengan standar mutu sebagai prioritas utama.
2. Menjadi rumah sakit yang menerapkan nilai-nilai islam dalam tatakelola
lingkungan dan pelayanan, serta mengutamakan prinsip rahmatan lil’alamin.
3. Menjadikan seluruh staf rumah sakit dalam memberikan pelayanan bertujuan
sebagai ibadah dan dakwah sehingga kualitas pelayanan menjadi lebih baik,
dengan tetap memperhatikan keseimbangan untuk memperoleh hak-haknya.
XXX. Sasaran
XXXI.
Untuk tujuan menjadi rumah sakit yang dikenal dan dipercaya oleh masyarakat
Purworejo sebagai rumah sakit dengan standar mutu sebagai prioritas utama :
23
1. Tercapainya peningkatan jumlah kunjungan pasien di semua jenis layanan
rumah sakit.
2. Meningkatnya pengetahuan masyarakat dan jaringan pelayanan kesehatan di
Purworejo terhadap kemampuan layanan rumah sakit.
3. Tercapainya peningkatan standart mutu layanan yang diakui oleh masyarakat,
pemerintah dan lembaga akreditasi.
Untuk tujuan menjadi rumah sakit yang menerapkan nilai-nilai islam dalam
tatakelola lingkungan dan pelayanan, serta mengutamakan prinsip rahmatan lil’alamin :
1. Terwujudnya pelayanan medis dan keperawatan yang tidak membedakan status
sosial/ kelas perawatan serta suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).
2. Terwujudnya lingkungan yang bersih, rapi, asri sehingga menimbulkan
kenyamanan bagi semua pengunjung.
3. Terwujudnya pelayanan yang mencerminkan keramahtamahan, kebersamaan,
dan saling mendukung.
Untuk tujuan menjadi rumah sakit yang memberikan pelayanan sebagai ibadah
dan dakwah sehingga kualitas pelayanan menjadi lebih baik, dengan tetap
memperhatikan keseimbangan untuk memperoleh hak-haknya. :
1. Terbinanya seluruh pribadi yang bekerja di rumah sakit Aisyiyah Purworejo
menjadi pribadi yang ikhlas yaitu bekerja sebagai lahan ibadah.
2. Terwujudnya rumah sakit ‘Aisyiyah sebagai sarana dakwah sehingga nilai-nilai
Islam yang sempurna dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
3. Terwujudnya kesejahteraan lahir dan batin bagi karyawan dan keluarganya.
24
Penetrasi pasar adalah melakukan peningkatan pasar untuk produk atau
jasa yang berlaku atau peningkatan pelayanan/ memperkenalkan produk atau
jasa pada daerah yang baru dengan cara sebagai berikut :
a. Membentuk jejaring pelayanan dengan melakukan kerjasama dengan
FKTP BPJS dan klinik swasta di Kabupaten Purworejo.
b. Membentuk kerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta untuk
menjaring karyawannya memilih RSU Aisyiyah sebagai tujuan utama
memperoleh pelayanan kesehatan.
c. Membuat klinik pratama di daerah perifer yang potensial menjadi jejaring
pelayanan milik rumah sakit.
d. Membentuk forum masyarakat yang berfungsi untuk disseminasi
informasi dan pengetahuan serta ketrampilan dalam rangka promosi
kesehatan dan memperbaiki sistem rujukan.
25
BAB V
KEBIJAKAN, PROGRAM, DAN PRIORITAS
XXXIV. KEBIJAKAN
XXXV.
Dalam rangka melaksanakan strategi yang telah dirumuskan RS Umum
Aisyiyah Purworejo membuat kebijakan untuk pentahapan pencapaian serta menetapkan
ukuran keberhasilan sebagai berikut :
1. Tahap I (Tahun 2017 - 2022)
2. Tahap II ( Tahun 2022 - 2025)
3. Tahap III ( Tahun 2025-2027)
Dimana masing-masing tahap dianggap berhasil apabila program yang ditetapkan dapat
tercapai 60%.
XXXVI. PROGRAM
XXXVII.
Dalam rangka pencapaian Visi dan Misinya RS Umum ‘Aisyiyah Purworejo
menyusun program sebagai berikut :
1. Pembangunan gedung sesuai standar fasilitas bangunan yang di tetapkan oleh
Kementrian Kesehatan dengan mempertimbangkan aspek keindahan, keamanan dan
kenyamanan pengunjung dan staf rumah sakit, sehingga terbangun proses layanan
seperti berada di rumah sendiri.
2. Penilaian Akreditasi paripurna.
3. Pengembangan poliklinik dokter spesialis meliputi spesialis dasar dan beberapa
spesialis lain, khususnya untuk menjadi Pain Management Centre.
4. Peningkatan jenjang pendidikan dokter, perawat/bidan dan pemberi layanan
profesional lain serta spesialisasi keperawatan atau pelatihan ketrampilan tertentu :
a. Pengiriman dokter untuk spesialisasi yang sesuai tujuan dan target
pengembangan rumah sakit.
b. Pengiriman sekolah perawat untuk jenjang Ners dan spesialisasi tertentu,
termasuk perawat anestesi.
c. Peningkatan jenjang pendidikan manajerial dan pendidikan profesinal lainnya
serta peningkatan ketrampilan tertentu.
5. Pembentukan dan Pelatihan tim khusus :
a. Muhammadiyah Disaster Management Centre.
26
b. Tim Pemasaran dan pengembangan promosi kesehatan masyarakat.
c. Tim Bina Kerohanian.
6. Pengembangan sistem rekruitmen SDM dan perbaikan sistem remunerasi.
7. Pengembangan Pelayanan berbasis teknologi informasi.
8. Membangun jejaring pelayanan dengan mengadakan pelatihan/ seminar kepada
profesional pemberi pelayanan : perawat, bidan, dokter/ FKTP BPJS.
9. Mengadakan kegiatan bakti sosial yang bertujuan untuk kegiatan promosi kesehatan
dan promosi rumah sakit.
27
9. Pengembangan Sistem Pelayanan :
a. Pengembangan sistem berbasis teknologi informasi : pendaftaran
online, sisterm antrian, rekam medis elektronik, dan keuangan (2019-
2020).
b. Pengembangan layanan antar-jemput pasien (2019).
28
BAB VI
PENUTUP
29