Anda di halaman 1dari 33

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
I. LATAR BELAKANG......................................................................................................1
II. MAKSUD DAN TUJUAN..............................................................................................2
BAB II GAMBARAN UMUM..................................................................................................3
I. GAMBARAN UMUM KABUPATEN PURWOREJO...................................................3
1. Keadaan Geografi..........................................................................................................3
2. Keadaan Penduduk........................................................................................................3
3. Situasi Derajat Kesehatan..............................................................................................5
4. Sarana Kesehatan..........................................................................................................6
II. GAMBARAN UMUM RSU AISYIYAH PURWOREJO...............................................7
1. Sejarah Rumah Sakit.....................................................................................................7
III. GAMBARAN PRODUK JASA......................................................................................8
IV. ISU-ISU STRATEGIS.....................................................................................................9
V. KUNJUNGAN PASIEN..................................................................................................9
VI. TINGKAT EFISIENSI DAN MUTU PENGELOLAAN RUMAH SAKIT..................13
VII. KETENAGAAN............................................................................................................14
BAB III ANALISIS SITUASI, ISU STRATEGIS...................................................................16
I. ANALISIS SITUASI.....................................................................................................16
II. ISU STRATEGIS...........................................................................................................18
BAB IV VISI, MISI, NILAI-NILAI dan PEMILIHAN STRATEGI.......................................21
I. VISI :..............................................................................................................................21
II. MISI :.............................................................................................................................21
III. Nilai Dasar.....................................................................................................................22
IV. Keyakinan Dasar............................................................................................................22
V. Tujuan.............................................................................................................................22
VI. Sasaran...........................................................................................................................22
VII. Perumusan Strategi........................................................................................................23
1. Peningkatan Produk dan Daya Saing :.......................................................................23
2. Penetrasi Pasar.............................................................................................................23
BAB V KEBIJAKAN, PROGRAM, DAN PRIORITAS.........................................................25
I. KEBIJAKAN.................................................................................................................25
II. PROGRAM....................................................................................................................25
III. PROGRAM PRIORITAS : 2017 – 2022.......................................................................26
1. Pembangunan Fasilitas Fisik dan Peralatan :..............................................................26

ii
2. Pengembangan Sumberdaya Manusia :.......................................................................26
3. Pengembangan Sistem Pelayanan :.............................................................................27
BAB VI. PENUTUP..................................................................................................................28

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Perencanaan sebagai bagian dari proses manajemen, mutlak dilakukan oleh suatu
organisasi sebagai upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perencanaan yang
disusun dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan melalui
suatu perumusan strategi tertentu. Perumusan strategi yang berupa visi, misi, tujuan dan
sasaran tersebut bersifat permanen dan jangka panjang antara 5 sampai 20 tahun. Untuk
menentukan bagaimana perumusan strategi dicapai diperlukan strategi yang lebih
operasional berupa program dan kegiatan yang akan dilaksanakan serta jumlah alokasi
sumber daya yang akan dibutuhkan. Untuk menentukan alternatif strategi opersional,
harus dilakukan melalui proses sistematis yang memiliki prosedur yang jelas. Hal
tersebut tidak terlepas dari faktor internal organisasi berupa kekuatan dan kelemahannya
serta adanya faktor eksternal berupa ancaman dan peluang.

Rumah Sakit Umum Aisyiyah Purworejo (RSUA Purworejo) yang berubah dari
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak setelah mendapat Ijin Operasional sebagai rumah
sakit umum melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo
Nomor : 445/3440//2015, juga dihadapkan pada keharusan untuk memiliki perencanaan
agar dapat terus berkiprah sesuai dengan kebutuhan untuk mempertahankan
eksistensinya sebagai salah satu Amal Usaha Persyarikatan. Apalagi setelah berlakunya
UU Sistem Jaminan Sosial Nasional yang kemudian melahirkan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial bidang Kesehatan (BPJS Kesehatan) yang mulai diberlakukan pada
tahun 2014. Sejak saat itu, RSUA Purworejo menjadi Fasilitas pemberi Pelayanan
Kesehatan Rujukan bagi peserta BPJS Kesehatan di Kab. Purworejo. Perencanaan
strategis bagi RSUA Purworejo dibutuhkan untuk memilih arah pengembangan yang
sesuai dengan kondisi lahan saat ini, kemampuan Pimpinan Daerah Aisyiyah sebagai
pemilik RS, serta tuntutan masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang terus
berkembang.

Berkembangnya BPJS Kesehatan menjadi faktor penting yang harus menjadi


perhatian bagi RSUA Purworejo, apalagi menjelang di berlakukannya Universal
coverage kepesertaan BPJS bagi seluruh masyarakat pada tahun 2019. Faktor penting
yang lain adalah adanya harapan perkembangan masyarakat Purworejo mendatang
dengan di bangunnya Bandara Internasional Yogjakarta di perbatasan Wates-Purworejo,
menjadi harapan bagi berkembangnya perekonomian masyarakat, sekaligus tantangan

1
agar RSUA Purworejo bersiap dengan keunggulannya. Karena rumah sakit lain yang ada
di Purworejo tentu saja juga mempersiapkan diri menghadapi perkembangan yang akan
terjadi. Perkembangan kepesertaan BPJS, prospek perkembangan perekonomian
masyarakat serta bertumbuhnya persaingan rumah sakit mulai dapat dirasakan dengan
makin meningkatnya kunjungan yang di warnai dengan bergesernya angka kunjungan di
RSUA Purworejo yang di dominasi oleh kunjungan peserta BPJS.

Untuk menghadapi perkembangan daerah dan perkembangan BPJS secara


nasional, RSUA Purworejo meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan dengan
memulai pembangunan bagian belakang rumah sakit sebagai landasan pengembangan
lebih lanjut poliklinik bagian depan. Untuk memenuhi standar fasilitas yang ditentukan
oleh Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana RS tipe C, sehingga mampu memenuhi
kebutuhan pelayanan bagi masyarakat. Sebagai hasil penafsiran terhadap perubahan
lingkungan, maka dilakukan pendekatan-pendekatan manajemen strategis yang
digunakan sebagai penghubung antara penafsiran keadaan dengan tindakan yang akan
dilakukan oleh organisasi. Untuk itu dibuatlah rencana strategis rumah sakit yang
merupakan arah pedoman bagi Pengelola Rumah Sakit ke depan.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Rencana Strategis RSUA Purworejo dimaksudkan untuk memberikan pedoman


kebijakan dalam kerangka pencapaian visi, misi dan program RSUA Purworejo.
2. Tujuan penyusunan Renstra RSUA Purworejo adalah :
a. Sebagai arah penetapan strategi dan kebijakan pembangunan RSUA Purworejo.
b. Sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan/ Rencana Anggaran
Belanja melalui program dan kegiatan yang telah ditetapkan.
c. Sebagai tolok ukur dalam penilaian kinerja RSUA Purworejo.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM

III. GAMBARAN UMUM KABUPATEN PURWOREJO


IV.
1. Keadaan Geografi
Letak posisi Kabupaten Purworejo adalah pada 109° 47' 28'' sampai 110° 8'
20'' Bujur Timur dan 7° 32' sampai 7° 54' Lintang Selatan, merupakan salah satu dari
tiga puluh lima kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah, dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut :
 Sebelah Barat : Kabupaten Kebumen
 Sebelah Utara : Kabupaten Magelang dan Wonosobo
 Sebelah Timur : Kabupaten Kulonprogo DIY
 Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
Adapun luas wilayah kabupaten Purworejo ± 1034,82 Km², secara administratif
terbagi dalam 16 kecamatan dengan 25 kelurahan dan 469 desa. Daerah yang terluas
adalah Kecamatan Bruno dengan luas 108,43 Km² atau sekitar 10,48 persen dari luas
total Kabupaten Purworejo.
Sedangkan Kecamatan Kutoarjo merupakan kecamatan yang memiliki daerah paling
kecil di Kabupaten Purworejo yaitu hanya seluas 37,59 Km² atau sekitar 3,63 persen.

2. Keadaan Penduduk
a. Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Purworejo, jumlah
penduduk di Kabupaten Purworejo tahun 2015 adalah 710.435 jiwa, dengan jumlah
penduk laki-laki sebesar 350.397 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar
360.038 jiwa. Dibanding tahun 2014 adalah 708.038 jiwa ada kenaikan sekitar 0.3 %.
Untuk persebaran penduduk Kabupaten Purworejo pada tahun 2015 ini masih
belum merata. Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Purworejo tercatat sebesar
687 jiwa setiap kilometer persegi. Jika dibandingkan tahun 2014 kepadatan penduduk
Kabupaten Purworejo mengalami kenaikan, 2 jiwa setiap kilometer persegi, dimana
wilayah Kecamatan Purworejo masih merupakan wilayah terpadat, dengan tingkat
kepadatan 1607 jiwa setiap kilometer persegi kemudian Kecamatan Kutoarjo dengan
tingkat kepadatan 1581 jiwa setiap kilometer persegi.

3
Dengan demikian tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Kabupaten
Purworejo berada pada daerah-daerah yang aktifitas ekonominya tinggi, sarana dan
prasarana memadai dan kondisi sosial ekonominya lebih baik. Sebaliknya kepadatan
penduduk yang rendah pada umumnya terdapat pada daerah-daerah yang aktifitas
ekonominya relatif masih rendah dan keadaan sarana transportasi masih terbatas, yaitu
di Kecamatan Bruno dengan tingkat kepadatan 408 jiwa setiap kilometer persegi dan
Kecamatan Kaligesing dengan tingkat kepadatan 398 jiwa setiap kilometer persegi.
Rumah tangga di Kabupaten Purworejo pada tahun 2015 adalah 209.684 dengan rata-
rata 3.39 jiwa.. Sementara itu jumlah rumah tangga tertinggi ada di Kecamatan
Purworejo sebesar 23.651 kk (11,27%) dan terendah ada di Kecamatan Bagelen
sebesar 8.920 kk atau 4.25%

b. Struktur Penduduk menurut Golongan Umur


Perkembangan struktur umur penduduk ditentukan oleh adanya perubahan
kondisi sosial dan ekonomi serta norma-norma hidup masyarakat. Sebagai contoh,
turunnya angka kelahiran (fertilitas) sebagai hasil upaya keras pemerintah melalui
pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) menyebabkan pertumbuhan penduduk
pada kelompok anak-anak dapat dikendalikan. Membaiknya derajat kesehatan
masyarakat seiring dengan membaiknya pelayanan kesehatan menyebabkan semakin
tinggi angka harapan hidup. Di samping itu, globalisasi mempercepat pengaruh pada
mobilitas penduduk baik yang bersifat permanen maupun sementara.
Komposisi penduduk Kabupaten Purworejo menurut kelompok umur,
menunjukkan kelompok umur yang berusia muda (0 – 14 tahun) sebesar 168.331 jiwa
atau 23,69 persen, yang berusia produktif (15 – 64 tahun) sebesar 462.215 jiwa atau
65.06 persen dan yang berusia tua (> 65 tahun) sebesar 79.889 jiwa atau 11.24 persen.
Dengan demikian maka angka beban tanggungan (dependency ratio) penduduk
Kabupaten Purworejo sebesar 34.93 dengan kisaran menurut kecamatan antara 46,60 di
Kecamatan Purworejo serta 59,90 di Kecamatan Bruno.
Struktur Penduduk menurut golongan umur dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :

Tabel 1. Struktur Penduduk Kabupaten Purworejo


Menurut Golongan Umur

UMUR 2012 2013 2014 2015 2016

0–4 27.765 27.445 27.106 26.701 26.226


5-9 29.385 29.252 29.094 28.938 28.757
10 - 14 31.896 31.404 30.935 30.586 30.300
15 - 19 30.597 30.762 30.795 30.717 30.526

4
20 - 24 20.925 21.186 21.455 21.689 21.929
25 - 29 18.967 18.678 18.498 18.440 18.520
30 - 34 21.189 20.833 20.493 20.137 19.838
35 - 39 23.195 23.114 22.950 22.782 22.454
40 - 44 26.115 26.021 25.892 25.751 25.689
45 - 49 26.620 26.766 26.863 26.910 26.932
50 - 54 24.017 24.363 24.662 24.956 25.132
55 - 59 18.564 19.220 19.794 20.294 20.771
60 - 64 12.812 13.533 14.254 14.926 15.628
65 - 69 11.830 12.051 12.414 12.978 13.546
70 - 74 9.963 10.211 10.430 10.612 10.831
75 + 12.781 13.170 13.562 13.969 14.402
Sumber Badan Pusat Statistik Purworejo

3. Situasi Derajat Kesehatan


Beberapa indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat pada
suatu daerah adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Umur
Harapan Hidup (UHH) dan Status Gizi.
Dibandingkan dengan angka Nasional, capaian AKI dan AKB di Kabupaten
Purworejo masih lebih baik dari capaian angka Nasional, yaitu : pada tahun 2015 AKB
11,30 per 1.000 Kelahiran hidup, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan
tahun 2014 sebesar 12,57 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKI Kabupaten
Purworejo tahun 2015 berdasarkan laporan dari Puskesmas dan Rumah Sakit sebesar
75,36 /100.000 mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2014
sebesar 53,73 / 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan target dalam MDG’s tahun 2015,
AKI sebesar 23/1.000 kelahiran hidup dan AKB 102/100.000 kelahiran hidup.

Angka Harapan Hidup Kabupaten Purworejo dapat di lihat dalam grafik di bawah:
Grafik 1. Angka Harapan Hidup Kabupaten Purworejo 2012-2017

5
Sumber Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Tengah
Dari tahun 2011 terus mengalami kenaikan sehingga Angka Harapan Hidup di
Purworejo menjadi 74,26 pada tahun 2017.
Angka Kesakitan penyakit tertentu dapat memberikan gambaran trend penyakit
di Kabupaten Purworejo. Beberapa penyakit degeneratif mengalami peningkatan kasus,
yaitu Penyakit Tumor/keganasan, Jantung dan Hipertensi. Penyakit Hipertensi yang
mengalami komplikasi susunan saraf pusat (Stroke) dan gagal ginjal juga di laporkan
mengalami kenaikan. Termasuk komplikasi akibat Diabetes Mellitus yang dilaporkan
terus mengalami peningkatan baik di rawat di Puskesmas maupun di rumah sakit.
Beberapa penyakit Infeksi mengalami penurunan kasus, seperti Malaria, TB
Paru, filariasis dan Diare. Hal itu seiring dengan peningkatan kebersihan lingkungan
dan perbaikan perilaku bersih pada masyarakat. Tetapi sebaliknya terdapat juga
peningkatan kasus DHF meskipun dilaporkan tingkat fatalitasnya masih rendah.
Terdapat peningkatan kasus HIV/AIDS yang dilaporkan, secara kumulatif terdapat 147
kasus sejak tahun 2003, sedang tahun 2015 ditemukan kasus sebanyak 47. (sumber
profil Dinkes Purworejo tahun 2015).

4. Sarana Kesehatan
Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan merupakan indikator yang sangat
penting dalam sistem pelayanan kesehatan, karena untuk mengetahui apakah pelayanan
kesehatan sudah merata dan terjangkau. Pada era JKN saat ini pemanfaatan sarana
kesehatan dipengaruhi juga oleh akses dari peserta BPJS Kesehatan yang pada tahun
2017 di Purworejo telah mencapai 65,31 % dari total penduduk.

Tabel 2.Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Purworejo

No Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah Keterangan

6
1 Rumah Sakit Umum 10 1 Negeri, 9 Swasta

2 Rumah Sakit Khusus 2 2 Swasta

3 Puskesmas Perawatan 12

4 Puskesmas Non Perawatan 15

5 Puskesmas Keliling 1

6 Puskesmas Pembantu 64

7 Poskesdes 183

8 Posyandu 1.498

9 Apotek 45

V. GAMBARAN UMUM RSU ‘AISYIYAH PURWOREJO


VI.
5. Sejarah Rumah Sakit
Keberadaan RSU Aisyiyah Purworejo tidak lepas dari aspek kesejarahan yang
bermula dari pemberian tanah wakaf oleh keluarga Ibu Hj. Sangidu di Jl. Mayjen
Sutoyo yang kemudian di tukar guling oleh Pemerintah Kabupaten Purworejo di
tanah nomor 113 pada bulan Juli 1977. Tanah wakaf tersebut merupakan wujud
kepedulian terhadap kebutuhan akan kiprah Aisyiyah sebagai organisasi ibu-ibu yang
bernaung di bawah Muhammadiyah yang sejak tahun 1966 diberi pinjaman tempat
oleh keluarga Ibu Hj. Zubaidah Kamali untuk memberikan layanan kesehatan pada
jamaah pengajian dan rakyat di sekitarnya.
Layanan kesehatan di Jl. Mayjen Sutoyo 113 pada awalnya berbentuk
RB/BKIA yang dipimpin oleh dr. Hadijanto Adidjojo dengan di bantu oleh bidan
penanggungjawab Tintien Multini. Pada tanggal 5 Juni 2006, Pimpinan Aisyiyah
Purworejo mendapat Ijin dari Gubernur Jawa Tengah melalui SK Nomor 503/10024/5
untuk menyelenggarakan RS Khusus Ibu dan Anak dengan dokter Spesialis
Kebidanan dari Yogjakarta, dr. Hardjo Djojodarmo, SpOG. Setelah ijin sementara
diperpanjang 3 kali sampai 13 Oktober 2008, akhirnya pada tanggal 29 September
2010 melalui SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo Pimpinan Daerah
Aisyiyah diberikan Ijin Tetap Penyelenggaraan Sarana Kesehatan dalam bentuk RS
Khusus Ibu dan Anak. Dalam Penyelenggaraan RSIA tersebut, di tetapkan menjadi
RS Khusus Kelas C melalui SK Menkes Nomor : HK.003.05/I/2218/2011.
Dengan mempertimbangkan kepentingan masyarakat yang lebih luas, Pimpinan
Daerah Aisyiyah bersama Direktur pada waktu itu, dr. Hj. Ulfah Hidayati, MM
melihat perlunya merubah status rumah sakit khusus menjadi rumah sakit umum.
Apalagi telah sejak lama, di RS Aisyiyah ini terdapat pelayanan kesehatan mata yang
diberikan oleh Prof. Dr. Suhardjo, SpM serta telah menyelenggarakan berbagai bakti

7
sosial, termasuk penyelenggaraan operasi katarak gratis. Disamping itu, terdapat
kenyataan bahwa sengketa kepemilikan PKU Muhammadiyah yang pada awalnya
adalah rumah sakit khusus bedah milik Pimpinan Daerah Aisyiyah tidak kunjung
terselesaikan. Bahkan sampai pada akhirnya Pimpinan Daerah Muhammadiyah
merelakan kepemilikan PKU Muhammadiyah berpindah tangan.
Untuk mengisi kekosongan layanan yang pernah diperoleh masyarakat di PKU
Muhammadiyah, dirasa perlu RS Aisyiyah menambah layanan spesialis penyakit
dalam dan bedah. Maka pada tahun 2015, pengurus dan manajemen rumah sakit
mengajukan permohonan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo untuk
merubah status RS khusus ibu dan anak menjadi rumah sakit umum. Setelah melalui
pemberian ijin mendirikan rumah sakit umum melalui Keputusan Dinas Kesehatan
Kabupaten Purworejo Nomor : 188/197/2015, akhirnya rumah sakit khusus ibu dan
anak aisyiyah berubah menjadi RSU ‘Aisyiyah Purworejo.

1. Aspek Legal
RSU Aisyiyah Kabupaten Purworejo adalah rumah sakit tipe D Non
Pendidikan sesuai Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo Nomor :
445/3440/2015 tanggal 31 Agustus 2015. Sifat bisnis adalah sosio ekonomi atau not
to profit dan lebih menekankan pada pelayanan sosial kepada masyarakat tidak di
wilayah Purworejo.

2. Lokasi.
RSU ‘Aisyiyah Kabupaten Purworejo berlokasi strategis di Jln Mayjen Sutoyo
nomor 113 ditengah kota Purworejo yang mudah dijangkau dari berbagai arah baik
dengan kendaraan pribadi maupun dengan kendaraan umum. 

VII. GAMBARAN PRODUK JASA


VIII.
Beberapa produk jasa yang ditawarkan oleh pihak rumah sakit kepada
masyarakat   dalam memberikan pelayanan adalah sebagai berikut :    
a.   Pelayanan rawat darurat:
i. Gawat darurat umum.
ii. Kebidanan
b. Pelayanan rawat jalan:
i. Poliklinik bedah.
ii. Poliklinik penyakit dalam.
iii. Poliklinik penyakit syaraf.
iv. Poliklinik kebidanan dan kandungan.

8
v. Poliklinik mata.
vi. Poliklinik gigi dan mulut.
vii. Poliklinik kesehatan anak.
c. Pelayanan rawat inap dengan 26 TT
d. Pelayanan bedah sentral.
e. Pelayanan laboratorium patologi klinik.
f. Pelayanan farmasi.
g. Pelayanan gizi.
h. Pelayanan pemulasaraan jenazah.  
i. Pelayanan ambulans/mobil jenazah.
j. Pelayanan laundry.
k. Pelayanan rekam medis.
l. Pengelolaan limbah.
m. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit.
n. Pelayanan administrasi manajemen.

IX. ISU-ISU STRATEGIS


X.
a. Pelayanan Rujukan Berjenjang BPJS akan mulai di terapkan pada tahun 2019,
dimana FKTP atau dokter keluarga BPJS merujuk kepada RS tipe D, kecuali
pasien membutuhkan rujukan kepada sub spesialis di RS tipe C/B.
b. Kerjasama sebagai pemberi pelayanan rujukan peserta BPJS mensyaratkan
akreditasi RS.
c. Program pendirian 1000 Klinik Pratama Majelis PKU PP Muhammadiyah.
d. Kebutuhan tenaga dokter dan dokter spesialis organik/dokter tetap.
e. Kebutuhan peningkatan kapasitas tempat tidur dan pengembangan poliklinik
spesialis.
f. Tingkat persaingan pemberi pelayanan yang makin tinggi, disamping adanya
pengembangan dan penambahan fasilitas (RS lama) juga terdapat pemberi
pelayanan baru (RS baru).
g. Terdapat Tuntutan kesejahteraan karyawan yang makin meningkat sesuai standar
UMK.
h. Terdapat Tuntutan pelanggan yang makin kritis terhadap isu keselamatan pasien
dan mutu pelayanan medis, pelayanan keperawatan serta isu keamanan lingkungan
RS.
i. Terdapat Tuntutan transparansi pengelolaan keuangan, transparansi tarif, efisiensi
sumberdaya kesehatan, dan pencegahan kecurangan klaim pelayanan BPJS.

9
j. Peningkatan ekonomi masyarakat dan peluang pengembangannya terkait
pembangunan Bandara di Perbatasan Purworejo-Wates.

XI. KUNJUNGAN PASIEN


XII.

a. Rawat Jalan :
Data Kunjungan setelah RSIA Aisyiyah Purworejo mendapat status sebagai
rumah sakit umum pada bulan Agustus 2015 dapat di lihat dalam tabel berikut :

Tabel 3. Kunjungan Rawat Jalan RSU Aisyiyah Purworejo

2016 2017 2018


NO BULAN UMU
BPJS UMUM BPJS UMUM BPJS M
1 Januari 403 631 765 842 1115 773
2 Februari 442 680 741 790 909 555
3 Maret 468 701 895 896 955 734
4 April 558 702 727 808 1027 890
5 Mei 532 670 862 838   942   745
6 Juni 537 689 704 754   868   683
7 Juli 427 664 944 762   908   735
8 Agustus 546 688 875 965   755   721
9 September 600 783 987 654   1437   743
10 Oktober 715 809 1041 761 1772 601
11 Nopember 703 806 1017 944 1878 701
12 Desember 737 786 941 781 1839 740

JUMLAH 6.668 8.609 10.499 9.795 14.405 8.512

Terdapat peningkatan kunjungan baik rawat jalan yang berasal dari pasien
umum maupun dari pasien peserta BPJS. Peningkatan kunjungan pasien yang berasal
dari peserta BPJS di bandingkan dengan yang bukan peserta BPJS lebih besar.
Apabila pada tahun 2016 kunjungan pasien bukan peserta BPJS lebih banyak, maka
pada tahun 2017 kunjungan peserta BPJS lebih banyak. Peningkatan tersebut dapat
dilihat dari gambar 1 di bawah ini :
10
Gambar 1. Kurva Kunjungan Pasien BPJS

b. Rawat Inap :
Data kunjungan rawat inap sejak menjadi rumah sakit umum dapat dilihat
dalam tabel 4 di bawah ini :

Tabel 4. Kunjungan Rawat Inap RSU Aisyiyah Purworejo

NO BULAN 2016 2017 2018


1 Januari 128 176 183
2 Februari 154 151 172
3 Maret 155 163 185
4 April 169 152 196

11
5 Mei 152 159 175 
6 Juni 145 141 202 
7 Juli 139 181 192
8 Agustus 149 181 182 
9 September 163 158 195 
10 Oktober 174 191 229 
11 Nopember 182 214  215
12 Desember 183 211  229
JUMLAH 1.893 2.078 2.355

Dari kunjungan rawat inap dalam tabel di atas jika di kelompokkan asal
pasien terdapat peserta BPJS, pasien yang di biayai JAMKESDA dan pasien umum.
Jumlah kunjungan masing-masing dapat di lihat dalam tabel 5 sebagai berikut :

Tabel 5. Kunjungan Berdasarkan Asal Pembayaran


UMU JAMKESD Jumla
Tahun BPJS M A h

2016 1.069 657 167 1.893

2017 1.368 570 140 2.078

2018 1.728 530 97 2.355

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat prosentase jumlah kunjungan yang


berasal dari peserta BPJS pada tahun 2016 sebesar 56,47%, pasien yang mendapat
bantuan biaya JAMKESDA sebesar 8,82% dan pasien umum sebesar 34,7%. Pada
tahun 2017 perbandingan secara prosentase, kunjungan peserta BPJS naik menjadi
65,83% dan tahun 2018 sebesar 71,33%. Secara keseluruhan, kunjungan rawat inap
Rumah Sakit Umum Aisyiyah Purworejo mengalami peningkatan dari tahun 2016 ke
2017 sebesar 6% dan pada tahun 2018 meningkat 15%.

Grafik kunjungan rawat inap dapat di lihat dalam gambar 2 di bawah ini :

12
Gambar 2. Kurva Kunjungan rawat inap 2016 – 2018 (April)

XIII. TINGKAT EFISIENSI DAN MUTU PENGELOLAAN RUMAH SAKIT


XIV.

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui


tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. BOR adalah
prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah.
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi
pada kisaran 1-3 hari.
BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.
Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali ALOS
menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran
mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang
perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9
hari. GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap
1000 penderita keluar. NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48
jam setelah dirawat untuk tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan
gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Berikut Indikator-indikator yang
bersumber dari sensus harian rawat inap :

Tabel 6. Tingkat Efisiensi dan Mutu Pengelolaan Rumah Sakit

13
Tahun 2016 – April. 2018
No Uraian Tahun
2016 2017 2018
1. BOR 73,87 80,75 80,67
2. TOI 1 1 1
3. BTO 70 80 34
4. ALOS 4 4 4
5. GDR 7,6 11,61 15,8

XV. KETENAGAAN
XVI.
Ketenagaan Jumlah Keterangan
1. Dokter Spesialis :
 Dr. Spesialis Kebidanan (Sp.OG) 1 Tetap
 Dr. Spesialis Anak (Sp.A) 1 Tetap
 Dr. Spesialis Anestesi (Sp.An) 1 Tamu
 Dr. Spesialis Penyakit Dalam (Sp.PD) 1 Tamu
 Dr. Spesialis Saraf (Sp.S) 1 Tamu
 Dr. Spesialis Mata (Sp.M (K)) 1 Tamu
 Dr. Gigi 1 Tetap
2. Dokter Umum 7 5 Tetap, 2 Tamu
3. Apoteker 2 1 Tetap, 1 Tamu
4. Paramedis

 Perawat Ners 2 1 Tetap, 1 Kontrak

 D3 Kebidanan 10 7 Tetap, 3 Kontrak

 D3 Keperawatan 17 8 Tetap, 9 Kontrak

 D3 Fisioterapi 1 Tetap

 D1 Kebidanan 1 Tetap

5. Analis Laborat dan Farmasi

 D3 Analis Laborat 3 1 Tetap, 2 Kontrak

14
 D3 Farmasi 2 1 Tetap, 1 Kontrak

 SMK Farmasi 4 Kontrak


6. Akutansi dan Keuangan

 D3 Akutansi 2 1 Tetap, 1 Kontrak

 S1 Ekonomi Syariah 1 Tetap

 SMK Akutansi 2 Kontrak

 SMK 1 Tetap
7. Tenaga Administrasi dan IT

 D3 Teknik Informatika 1 Tetap

 SMK / SMU 7 2 Tetap, 5 Kontrak

8. Administrasi Umum dan Kepegawaian


 D3 Manajemen 1 Kontrak

 SMA 1 Tetap

9. Rekam Medis

 D3 Rekam Medis 2 Tetap

 SMA 1 Kontrak

10. Gizi

 D3 Gizi 1 Tetap

 SMU / SMK 3 Kontrak

 SMP 1 Tetap

Kontrak
 SD 1

11. Rumah Tangga

 D3 Kesehatan Lingkungan 1 Tetap

 SMK 1 Tetap

12. Petugas Pendukung( Laundry, Pembantu Perawat (Non Medis),


Cleaning Service, Supir, Satpam, dan Pemelihara Sarana Prasarana )
10 Tetap, 6
 SMK/SMU 16
Kontrak

 SMP 2 Tetap

13. Petugas Promosi Kesehatan


S1 Pendidikan Bahasa Inggris 1 Kontrak
Total 102

15
16
BAB III
ANALISIS SITUASI, ISU STRATEGIS

XVII. ANALISIS SITUASI


XVIII.
Apabila dibuat dalam bentuk Matrik, gambaran situasi RSUA Purworejo saat
ini dapat di gambarkan sebagai berikut :

Tabel 7. Analisis Situasi


PELUANG TANTANGAN
KEKUATAN  Jejaring organisasi Aisyiyah dan  Kepercayaan untuk terus melayani
Muhammadiyah dari Universitas peserta BPJS dengan memperpanjang
sampai ke tingkat Desa dengan jumlah MOU.
Anggota yang cukup besar, memiliki  Akreditasi 2019 setelah gedung selesai
16 sekolah TK, SD, SLTP dan SLTA. di bangun.
 Memberi pelayanan kepada  Masih terbukanya pengembangan
masyarakat sebagai RS Khusus sejak service exellent dan layanan unggulan.
tahun 2010 dengan pelayanan  Banyaknya SDM terampil (pendidikan
bersalin, bayi dan anak berubah D3) masih kurangnya SDM ahli (dokter
menjadi RSU pada tahun 2015. spesialis, S2, S1/Nurse).
 Sudah bekerjasama melayani peserta  Perbaikan dan peningkatan pola
JKN/BPJS, dan hubungan dengan jejaring, khususnya
JAMKESDA/Jampersal bidan serta dokter FKTP
 Memiliki sarana diagnostik yang (PDP/Puskesmas).
cukup memadai : Ro 100 mA, USG  Perbaikan pola pemasaran dan sosialisasi
4D, Laboratorium. program layanan kepada masyarakat
 Merupakan RS tipe D yang memiliki luas.
akses langsung dari FKTP BPJS  Kerjasama dengan jejaring sebagai
Kesehatan. sarana rujukan horizontal dan vertikal.
KELEMAHA  Gedung pelayanan rawat jalan dan  Hubungan formal dengan organisasi
N rawat inap belum memadai pendiri dan pemilik belum tertata secara
 Kurang lengkapnya sarana diagnostik : baik.
Ro 300 mA, Lab AGD.  Pengelolaan keuangan yang masih
 Sebagian besar dokter spesialis menanggung beban biaya investasi
merupakan dokter tamu/mitra. sampai Maret 2024.

17
 Akreditasi belum dilaksanakan.  Belum tertatanya sistem rekruitment,
 Belum adanya Fasilitas umum pengembangan pendidikan dan
pendukung pelayanan yang memadai : ketrampilan bagi karyawan.
parkir, kantin, musholla dll.  Belum tertatanya pola Pembinaan
 Belum adanya fasilitas layanan ICU. kerohanian baik kepada pasien maupun
karyawan.

Setelah RS PKU Muhammadiyah Purworejo berubah pengelola dan menjadi


RS Amanah Ummat, maka RSU Aisyiyah Purworejo menjadi rumah sakit satu-
satunya di Purworejo yang dikelola dengan badan hukum Persyarikatan
Muhammadiyah. Meskipun sejak semula berbeda pengelolaan dimana RS PKU
Muhammadiyah di kelola PDM Purworejo sedang RSU Aisyiyah dikelola PDA
Purworejo yang seolah-olah tidak memiliki hubungan, tetapi dengan terlepasnya
PDM dari kewajiban mengelola dan mengembangkan rumah sakit, maka potensi
yang dapat di kelola RSU Aisyiyah di lingkungan Persyarikatan menjadi lebih besar.
Kerjasama dengan jejaring amal usaha milik Persyarikatan mulai dari
Universitas Muhammadiyah, sekolah-sekolah SD SLTP dan SLTA dengan jumlah
siswa lebih dari 10 ribu orang menjadi kekuatan jejaring yang harus mendapat
perhatian dalam mengelola RSU Aisyiyah. Selain berfungsi sebagai mitra kerjasama
dalam bentuk penyebaran informasi keberadaan layanan kesehatan, amal usaha milik
Muhammadiyah dan Aisyiyah juga potensial sebagai pasar yang sekaligus dapat
saling mempengaruhi kemajuan masing-masing fihak. Termasuk dalam hal ini
potensial untuk mengembangkan layanan berbasis masyarakat yang dapat dikelola
bersama, misalnya dengan mendirikan klinik bersama antara RSUA dengan
Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Selain dengan jejaring amal usaha, RSUA juga dapat bekerjasama dengan
jejaring organisasi secara bertingkat mulai dari pimpinan daerah, pimpinan cabang
sampai pimpinan ranting yang memiliki basis di lingkungan masyarakat. Pemetaan
basis massa organisasi Muhammadiyah dan Aisyiyah perlu di lakukan bersama
dengan membuat peta dakwah yang bisa dikelola oleh organisasi dengan dukungan
sumberdaya RSUA. Dapat dimulai dengan memberdayakan dokter, perawat dan
bidan di lingkungan ranting maupun cabang tempat tinggal mereka untuk ikut aktif
terlibat dalam kegiatan-kegiatan organisasi.
Kerjasama dengan pihak-pihak lain juga diperlukan untuk memperluas
jejaring, yang terutama harus di lakukan di era JKN ini adalah bekerjasama dengan
jaringan pemberi pelayanan kesehatan di tingkat primer (FKTP). Apalagi dengan
diberlakukannya sistem rujukan berjenjang oleh BPJS kesehatan, dimana FKTP harus
merujuk ke fasilitas rujukan tingkat lanjut tipe D (RS tipe D) terlebih dahulu untuk

18
semua kasus yang di rujuk dengan perkecualian kasus-kasus khusus yang
dimungkinkan di rujuk ke rs tipe di atasnya (rs tipe B dan A).
Dengan alasan adanya peraturan rujukan berjenjang tersebut perlu dipikirkan
tentang status RSUA di kemudian hari. Apalagi dapat terlihat dari data kunjungan
pada tahun 2016 sampai dengan awal tahun 2018, baik data rawat jalan maupun rawat
inap. Kunjungan rawat jalan peserta BPJS mengalami kenaikan sebesar 57,5%
dibanding kenaikan kunjungan rawat jalan pasien umum hanya sebesar 13,8%.
Sedangkan proporsi kunjungan rawat jalan BPJS dengan total kunjungan rawat jalan
pada tahun 2016 sebesar 43,6% naik di tahun 2017 menjadi 51,7%, artinya kunjungan
rawat jalan semakin di dominasi oleh pengguna Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Rawat inap di RSUA juga makin di dominasi oleh peserta JKN, tercermin dari
proporsi peserta BPJS yang di rawat pada tahun 2016 sebesar 56,5% naik secara
proporsional menjadi 65,8% pada tahun 2017.
Seiring dengan pergeseran yang terjadi pada kunjungan peserta BPJS,
tantangan yang di hadapi RSU Aisyiyah juga semakin besar. Selain tantangan
ketersediaan SDM yang memenuhi kebutuhan, juga peralatan penunjang pelayanan
yang harus dimiliki. Di era yang semakin kompetitif, RSUA harus mampu menjadi
pilihan dokter spesialis untuk menempatkan STR nya, dikarenakan layanan kepada
peserta BPJS dipersyaratkan dokter penanggungjawab pelayanan memiliki SIP. Jika
memungkinkan, RSUA harus memiliki dokter spesialis organik, sebagai pegawai
tetap RSUA, atau mulai merencanakan untuk mengirimkan dokter umum tetap
mengikuti pendidikan dokter spesialis (PPDS).
Alternatif lain juga dapat di tempuh, dengan menggandeng rumah sakit
jejaring Muhammadiyah di Yogyakarta, yaitu RSU PKU Gamping yang merupakan
rumah sakit pendidikannya Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Sangat
dimungkinkan RSU Aisyiyah Purworejo menjadi sister hospital dan menjadi rumah
sakit pendidikan, mendampingi RSU PKU Gamping. Kemampuan SDM yang
dimiliki UMY dapat di perbantukan untuk memberikan pelayanan di RSUA
Purworejo.

XIX. ISU STRATEGIS


XX.
Universal coverage JKN 2019 adalah pelaksanaan JKN dimana seluruh
rakyat Indonesia menjadi peserta BPJS Kesehatan pada tahun 2019. Rumah sakit
dengan seluruh aparat pemberi pelayanan di dalamnya harus mulai menyiapkan
strategi agar tetap mampu memberikan pelayanan yang bermutu kepada pasiennya.
Pembiayaan kesehatan akan bergeser dari fee for service, dimana pelayanan
kesehatan didasarkan pada kemauan dokter maupun pasien, sebagaimana selama ini

19
berlangsung. Tetapi akan bergeser pada pelayanan kesehatan berbasis kebutuhan
sesuai dengan penyakit yang dialami peserta JKN, dimana dokter akan di batasi oleh
tarif layanan yang sudah di tetapkan melalui Ina CBG’s sesuai ketetapan Menteri
Kesehatan.
Pembatasan sesuai dengan kebutuhan pasien dimaksudkan untuk
mengendalikan biaya bukan dimaksudkan untuk menurunkan mutu pelayanan. Oleh
karena itu, manajemen rumah sakit perlu melakukan evaluasi yang menyeluruh
terkait dengan biaya pelayanan, dengan melakukan evaluasi terhadap proses
pelayanan, biaya sumberdaya, termasuk didalamnya perawat, dokter, dokter spesialis,
serta tenaga lainnya dan peralatan medis penunjang pelayanan. Proses layanan harus
didasarkan pada standar pelayanan dengan memperhatikan clinical pathway, evidence
base medicine terutama untuk pemeriksaan penunjang dan pemakaian obat-obatan.
Standardisasi layanan kesehatan di rumah sakit diperlukan karena beberapa
alasan :
 Dalam pelaksanaan JKN, selalu diberikan evaluasi berupa feed back yang
didasarkan pada proses diagnostik dan pengobatan peserta yang ditagihkan
melalui E-klaim. Akan ada penundaan pembayaran klaim pada layanan
yang di tengarai adanya kesalahan proses, atau bahkan klaim yang tidak
terbayar karena di anggap tidak memenuhi syarat, baik syarat administrasi
maupun syarat pelayanan.
BPJS sebagai badan penjamin peserta JKN memiliki peran dalam
pengawasan atas layanan kesehatan yang telah diberikan rumah sakit
kepada pesertanya. Jika selama ini antara pasien dan rumah sakit tidak ada
pihak lain selain keluarganya, maka saat sekarang dan nanti, diantara
pasien dan rumah sakit terdapat pihak ketiga, yaitu BPJS Kesehatan.
 Terdapat regulasi yang makin mengikat rumah sakit dari mulai proses
mendirikan, sampai ijin operasional diberikan, dimana pemerintah sebagai
regulator pelayanan kesehatan, telah menetapkan standart-standart untuk
menjamin mutu pemberi layanan. Standart fasilitas, sandart ketenagaan,
standart sistem layanan, termasuk proses dan prosedur pelayanan harus
diikuti oleh setiap rumah sakit.
 Prosedur dan proses pelayanan kesehatan di awasi oleh komisi akreditasi
rumah saki (KARS), dimana semua rumah sakit harus terakreditasi secara
berkala (3 tahunan) oleh KARS sehingga harus selalu melakukan
perbaikan mutu secara berkesinambungan, termasuk sebagai syarat agar
dapat melanjutkan kerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Akreditasi rumah sakit, sejalan dengan berkembangnya orientasi masyarakat
serta tuntutan terhadap kualitas pelayanan rumah sakit. Terdapat kesenjangan antara

20
harapan masyarakat dengan kualitas layanan yang tersedia. Terdapat pula perbedaan
persepsi terhadap jasa layanan kesehatan dimana kualitas dipersepsikan oleh
konsumen sebagai layanan yang ramah, cepat, dan memastikan keberhasilan, atau
kesembuhan. Sedangkan kualitas menurut pemberi layanan adalah ketaatan terhadap
prosedur, keamanan (patien safety), ketepatan diagnosis dan pengobatan atau
tindakan.
Untuk itu, semua proses pelayanan harus dapat di buktikan sesuai dengan
strandar yang ditetapkan dalam akreditasi rumah sakit, meliputi standar sumberdaya
manusia, standar fasilitas, standar prosedur dan proses, komunikasi dan edukasi
kepada pasien dan keluarga, dan lain-lain. Sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku, akreditasi rumah sakit di selenggarakan oleh lembaga yang diberi
kewenangan oleh pemerintah.
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) memastikan bahwa perbedaan
persepsi antara konsumen dan pemberi pelayanan kesehatan dapat menerima serta
bersepakat dengan standar mutu yang ditetapkan dalam akreditasi. Sehingga kalaupun
terdapat perbedaan ataupun kesenjangan, kualitas yang diharapkan oleh masing-
masing pihak dapat terpenuhi.
Isu strategis yang lain adalah penataan sistem rujukan berjenjang pelayanan
kesehatan, dimana peserta JKN yang memerlukan pelayanan kesehatan rujukan tidak
dapat langsung memperoleh layanan di rumah sakit tipe B dan A sebagaimana
sebelumnya. Selama kompetensi di rumah sakit tipe D dan C masih tersedia, maka
layanan rujukan dari dokter keluarga dan fasilitas kesehatan primer (FKTP) klinik
maupun PUSKESMAS, tidak dapat langsung di rujuk di RS B dan A. Hal ini
memberi peluang berkembangnya layanan spesialis di RSUA Purworejo sebagai
rumah sakit tipe D.
Pengembangan layanan dokter spesialis di RSUA purworejo memiliki
peluang yang besar, dengan penambahan jenis layanan dari yang selama ini telah
berjalan. Untuk itu diperlukan pemetaan kebutuhan spesialisasi serta penempatannya
di poliklinik RSUA Purworejo. Penambahan layanan tersebut juga harus diimbangi
dengan ketersediaan tempat tidur yang saat ini hanya berjumlah 24 TT.

21
BAB IV
VISI, MISI, NILAI-NILAI dan PEMILIHAN STRATEGI

XXI. VISI :
XXII.
“Menjadi rumah sakit pilihan masyarakat Purworejo dengan layanan
unggulan, sebagai wujud dakwah Muhammadiyah”
Di dalam visi RSUA Purworejo terdapat 3 kata kunci dengan penjabaran
sebagai berikut :
1. Pilihan masyarakat :
a. Sebagai tempat yang paling di pilih untuk memperoleh layanan
kesehatan.
b. Terpilih karena terkemuka : memiliki orientasi kepada masyarakat,
berfokus kepada keperluan pasien.
2. Layanan Unggulan :
a. Memberi pelayanan kepada masyarakat melebihi harapan.
b. Memiliki fasilitas yang memadai, dengan beberapa keunggulan pada
layanan tertentu.
c. Ramah, nyaman, dan aman.
d. Layanan staf yang kompeten, responsif dan terus memperbaiki
kompetensi diri dan mutu pelayanan.
e. Meminimalkan komplain dan mampu menyelesaikan dengan baik setiap
komplain yang timbul.
3. Dakwah Muhammadiyah : rumah sakit menjadi tempat bersemainya kebaikan
yang bersumber dari Islam rahmatan lila’alamin serta di wujudkan dalam setiap
aktivitas pelayanan kepada masyarakat.

XXIII. MISI :
XXIV.
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang profesional dengan sumberdaya
manusia berkualitas dan handal.
2. Membangun jejaring pelayanan kesehatan dengan pemetaan wilayah strategis
serta menumbuh kembangkan klinik Muhammadiyah di seluruh wilayah
Purworejo.

22
3. Memberikan pelayanan kesehatan sebagai ibadah dan dakwah bagi masyarakat
luas.
4. Nilai Dasar
XXV.
1. Ibadah.
2. Profesionalitas.
3. Kerjasama.
4. Loyalitas.
5. Integritas.

XXVI. Keyakinan Dasar


XXVII.
1. Kami yakin bahwa keramahtamahan merupakan kunci keberhasilan pelayanan
kepada pasien maka kami akan melayani dengan senyum dan kerendahan hati.
2. Kami yakin bahwa keterbukaan komunikasi merupakan hal yang mendasar
untuk membangun kepercayaan dan saling pengertian antara pasien, karyawan,
dan pimpinan ‘Aisyiyah maka kami akan mendengarkan setiap masukan untuk
kebaikan bersama.
3. Kami yakin dengan memadukan antara pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman untuk memenuhi kebutuhan pasien melalui komitmen dan
kerjasama tim kami akan membangun kekuatan untuk mewujudkan visi rumah
sakit.

XXVIII. Tujuan
XXIX.
1. Menjadi rumah sakit yang dikenal dan dipercaya oleh masyarakat Purworejo
sebagai rumah sakit dengan standar mutu sebagai prioritas utama.
2. Menjadi rumah sakit yang menerapkan nilai-nilai islam dalam tatakelola
lingkungan dan pelayanan, serta mengutamakan prinsip rahmatan lil’alamin.
3. Menjadikan seluruh staf rumah sakit dalam memberikan pelayanan bertujuan
sebagai ibadah dan dakwah sehingga kualitas pelayanan menjadi lebih baik,
dengan tetap memperhatikan keseimbangan untuk memperoleh hak-haknya.

XXX. Sasaran
XXXI.
Untuk tujuan menjadi rumah sakit yang dikenal dan dipercaya oleh masyarakat
Purworejo sebagai rumah sakit dengan standar mutu sebagai prioritas utama :

23
1. Tercapainya peningkatan jumlah kunjungan pasien di semua jenis layanan
rumah sakit.
2. Meningkatnya pengetahuan masyarakat dan jaringan pelayanan kesehatan di
Purworejo terhadap kemampuan layanan rumah sakit.
3. Tercapainya peningkatan standart mutu layanan yang diakui oleh masyarakat,
pemerintah dan lembaga akreditasi.
Untuk tujuan menjadi rumah sakit yang menerapkan nilai-nilai islam dalam
tatakelola lingkungan dan pelayanan, serta mengutamakan prinsip rahmatan lil’alamin :
1. Terwujudnya pelayanan medis dan keperawatan yang tidak membedakan status
sosial/ kelas perawatan serta suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).
2. Terwujudnya lingkungan yang bersih, rapi, asri sehingga menimbulkan
kenyamanan bagi semua pengunjung.
3. Terwujudnya pelayanan yang mencerminkan keramahtamahan, kebersamaan,
dan saling mendukung.
Untuk tujuan menjadi rumah sakit yang memberikan pelayanan sebagai ibadah
dan dakwah sehingga kualitas pelayanan menjadi lebih baik, dengan tetap
memperhatikan keseimbangan untuk memperoleh hak-haknya. :
1. Terbinanya seluruh pribadi yang bekerja di rumah sakit Aisyiyah Purworejo
menjadi pribadi yang ikhlas yaitu bekerja sebagai lahan ibadah.
2. Terwujudnya rumah sakit ‘Aisyiyah sebagai sarana dakwah sehingga nilai-nilai
Islam yang sempurna dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat.
3. Terwujudnya kesejahteraan lahir dan batin bagi karyawan dan keluarganya.

XXXII. Perumusan Strategi


XXXIII.
Untuk mencapai sasaran diatas maka dipilih strategi sebagai berikut :
6. Peningkatan Produk dan Daya Saing :
a. Pengembangan layanan rawat jalan spesialis.
b. Penambahan jumlah tempat tidur.
c. Perbaikan pusat pelayanan kebidanan dan bedah sentral.
d. Peningkatan fasilitas layanan penunjang diagnostik.
e. Peningkatan fasilitas pendukung layanan berupa sistem
f. Pengembangan layanan unggulan berupa Pain Management Centre.
g. Peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan.
h. Pengembangan sistem rekruitmen SDM dan perbaikan sistem remunerasi.
i. Perbaikan sarana dan prasarana pelayanan.
j. Penetrasi Pasar

24
Penetrasi pasar adalah melakukan peningkatan pasar untuk produk atau
jasa yang berlaku atau peningkatan pelayanan/ memperkenalkan produk atau
jasa pada daerah yang baru dengan cara sebagai berikut :
a. Membentuk jejaring pelayanan dengan melakukan kerjasama dengan
FKTP BPJS dan klinik swasta di Kabupaten Purworejo.
b. Membentuk kerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta untuk
menjaring karyawannya memilih RSU Aisyiyah sebagai tujuan utama
memperoleh pelayanan kesehatan.
c. Membuat klinik pratama di daerah perifer yang potensial menjadi jejaring
pelayanan milik rumah sakit.
d. Membentuk forum masyarakat yang berfungsi untuk disseminasi
informasi dan pengetahuan serta ketrampilan dalam rangka promosi
kesehatan dan memperbaiki sistem rujukan.

25
BAB V
KEBIJAKAN, PROGRAM, DAN PRIORITAS

XXXIV. KEBIJAKAN
XXXV.
Dalam rangka melaksanakan strategi yang telah dirumuskan RS Umum
Aisyiyah Purworejo membuat kebijakan untuk pentahapan pencapaian serta menetapkan
ukuran keberhasilan sebagai berikut :
1. Tahap I (Tahun 2017 - 2022)
2. Tahap II ( Tahun 2022 - 2025)
3. Tahap III ( Tahun 2025-2027)
Dimana masing-masing tahap dianggap berhasil apabila program yang ditetapkan dapat
tercapai 60%.

XXXVI. PROGRAM
XXXVII.
Dalam rangka pencapaian Visi dan Misinya RS Umum ‘Aisyiyah Purworejo
menyusun program sebagai berikut :
1. Pembangunan gedung sesuai standar fasilitas bangunan yang di tetapkan oleh
Kementrian Kesehatan dengan mempertimbangkan aspek keindahan, keamanan dan
kenyamanan pengunjung dan staf rumah sakit, sehingga terbangun proses layanan
seperti berada di rumah sendiri.
2. Penilaian Akreditasi paripurna.
3. Pengembangan poliklinik dokter spesialis meliputi spesialis dasar dan beberapa
spesialis lain, khususnya untuk menjadi Pain Management Centre.
4. Peningkatan jenjang pendidikan dokter, perawat/bidan dan pemberi layanan
profesional lain serta spesialisasi keperawatan atau pelatihan ketrampilan tertentu :
a. Pengiriman dokter untuk spesialisasi yang sesuai tujuan dan target
pengembangan rumah sakit.
b. Pengiriman sekolah perawat untuk jenjang Ners dan spesialisasi tertentu,
termasuk perawat anestesi.
c. Peningkatan jenjang pendidikan manajerial dan pendidikan profesinal lainnya
serta peningkatan ketrampilan tertentu.
5. Pembentukan dan Pelatihan tim khusus :
a. Muhammadiyah Disaster Management Centre.

26
b. Tim Pemasaran dan pengembangan promosi kesehatan masyarakat.
c. Tim Bina Kerohanian.
6. Pengembangan sistem rekruitmen SDM dan perbaikan sistem remunerasi.
7. Pengembangan Pelayanan berbasis teknologi informasi.
8. Membangun jejaring pelayanan dengan mengadakan pelatihan/ seminar kepada
profesional pemberi pelayanan : perawat, bidan, dokter/ FKTP BPJS.
9. Mengadakan kegiatan bakti sosial yang bertujuan untuk kegiatan promosi kesehatan
dan promosi rumah sakit.

XXXVIII. PROGRAM PRIORITAS : 2017 – 2022


XXXIX.
7. Pembangunan Fasilitas Fisik dan Peralatan :
a. Pembangunan kamar rawat inap dengan komposisi 10 tempat tidur kelas
3, 4 tempat tidur kelas 2, 4 tempat tidur kelas 1 dan 4 tempat tidur VIP
(2019).
b. Pemindahan dan pembangunan dapur gizi, ruang loundry dan kamar
jenazah (2018).
c. Pemindahan ruang genset dan peningkatan kapasitas daya listrik (2019).
d. Pembuatan IPAL baru (2019).
e. Pembuatan sarana persediaan dan pengolahan air bersih : Sumur dalam,
GWT, RWT (2020 ).
f. Pemindahan dan pembangunan ruang bersalin dan ruang operasi (2021-
2022).
g. Pembangunan ruang pertemuan, pemindahan ruang perkantoran (2021).
h. Pembelian kelengkapan peralatan dan sarana pemeriksaan (2018-2019).

8. Pengembangan Sumberdaya Manusia :


a. Peningkatan ketrampilan keperawatan bidang bedah, perinatologi, dan
penatalaksanaan nyeri (2019).
b. Perekrutan perawat profesi (nurse) dan peningkatan strata pendidikan
para profesional pemberi asuhan (2019).
c. Pengembangan sumberdaya manusia bidang promosi, kehumasan dan
manajemen informasi (2019).
d. Pengiriman sekolah spesialis bagi dokter : Obstetri dan Ginekologi,
Anestesi, dan Bedah (2019-2023).
e. Peningkatan pengetahuan manajemen untuk : dokter, perawat, dan
keuangan (2020).

27
9. Pengembangan Sistem Pelayanan :
a. Pengembangan sistem berbasis teknologi informasi : pendaftaran
online, sisterm antrian, rekam medis elektronik, dan keuangan (2019-
2020).
b. Pengembangan layanan antar-jemput pasien (2019).

28
BAB VI
PENUTUP

Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) RSU ‘Aisyiyah Purworejo yang telah


ditetapkan, dengan memperhatikan perubahan paradigma sesuai dengan tuntutan yang
berkembang. Dengan disusunnya Rencana Strategis RSU ‘Aisyiyah Purworejo maka
telah ditetapkan arah perkembangan organisasi untuk meraih keberhasilan dimasa
mendatang dengan peran aktif semua stakeholders.

Rencana Strategis RSU ‘Aisyiyah Purworejo merupakan komitmen bersama


yang harus menjadi acuan, pedoman dan arah kegiatan bagi segenap elemen rumah
sakit. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan rumah sakit dalam rangka mencapai visi, misi,
dan program bergantung kepada partisipasi, sikap mental, semangat, ketaatan, disiplin,
serta kejujuran personil rumah sakit. Dukungan dari Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah dan
seluruh personil RSU ‘Aisyiyah Purworejo juga menentukan keberhasilan pelaksanaan
kegiatan. Tanpa adanya dukungan tersebut kegiatan yang telah direncanakan tidak akan
berhasil.

29

Anda mungkin juga menyukai