Anda di halaman 1dari 17

UJIAN TENGAH SEMSETER PENGANTAR MANAJEMEN

Observasi ; “PT. Freeport Indonesia”

Disusun Oleh ;
Melkior Carlyson Amang Sogen (2317051206)
Prodi S1 Akuntansi (1A)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2023

1
Kata Pengantar

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang maha esa atas berkat dang rahmatnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Penulisan hasil Observasi PT. Freeport Indoensia. Penulisan hasil ini observasi ini
Untuk memenuhi Tugas Ujian tengah semester Pengantar Manajemen dan juga menambah
wawasan penulis dan pembaca.
Pada kesempatan ini penulis mengucapakan terimakasih kepada pihak yang telah membantu
menyelesaikan penulisan hasil observasi ini. Kepada Dosen yang memberikan panduan dan teman-
teman yang memberikan saran atas penulisan ini.
Akhirnya,semoga penulisan hasi observasi ini bermanfaat bagi teman-teman yang membaca dan
bagi penulis sendiri,semoga penulisan ini membantu penulis dalam memperoleh wawasan dan nilai
yang memuasakan. Melalui kesempatan ini penulis mohon masukan dan saran untuk perbaikan
lebih lanjut. Atas saran dan masukan dari pembaca,penulis mengucapkan terimakasih.

Singaraja,November 2023

Melkior Carlyson Amang Sogen

2
Daftar Isi

Halaman Judul ................................................................................................................ 1


Kata Pengantar ................................................................................................................ 2
Daftar Isi ......................................................................................................................... 3
BAB1 PENDAHULUAN................................................................................................ 4
1.1 Latar belakang ...................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 5
1.3 Tujuan .................................................................................................................. 5
1.4 Manfaat ................................................................................................................ 5
BAB 2 LANDASAN TEORI .......................................................................................... 6
2.2 Teori Manajemen Organisasi Stakeholders ............................................................ 6
2.2 Teori Perseroan Terbatas ....................................................................................... 7
BAB 3 GAMBARAN UMUM PT. FREEPORT INDONESI ........................................... 8
3.1 Sejarah PT. Freeport Indonesia.............................................................................. 8
3.2 Sruktur Organisasi ................................................................................................ 9
3.3 Kinerja Perusahaan ............................................................................................... 11
BAB 4 PEMBAHASAN ................................................................................................. 12
4.1 Hubungan PT.Freeport dan manajemen organisasi Stakeholder ............................. 12
4.2 Bagaimana PT. Freepot Indoensia membantu perkembangan diIndoensia ............. 12
4.3 Dampak PT.Freeport Indonesia ............................................................................. 13
4.4. Alasan PT. Freeport Indonesia berada di Timika Papua ........................................ 14
BAB 5 PENUTUP .......................................................................................................... 15
5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 15
5.2 Saran .................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka................................................................................................................. 16
Lampiran dan Gambar..................................................................................................... 17

3
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT Freeport Indonesia (PTFI) adalah sebuah perusahaan Amerika Serikat yang berada di
Indonesia dan bergerak di bidang eksplorasi, pertambangan, pemprosesan, dan pemasaran
konsentrat tembaga, emas, dan perak di dataran tinggi Tembagapura, Mimika, Papua Tengah.
Freeport Indonesia adalah anak usaha dari perusahaan Amerika Freeport-McMoRan.
Sebagai mitra jangka panjang Indonesia yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional dan komunitas lokal, Freeport Indonesia telah berinvestasi sebesar US$7,7
miliar dalam infrastruktur selama 45 tahun di Indonesia.
Berdasarkan riset yang diadakan oleh Universitas Indonesia, sampai saat ini usaha PTFI
mewakilkan 1,59% dari semua kegiatan ekonomi di Indonesia dengan 300.000 karyawan
Indonesia dan keluarganya bergantung pada PTFI untuk kelangsungan hidup mereka. PTFI juga
berkeinginan untuk terus berinvestasi dan menjadi bagian dari Indonesia untuk jangka waktu
yang lama.
Kebijakan PTFI adalah untuk memberikan kesempatan bekerja yang sama kepada seluruh
masyarakat. PT Freeport Indonesia juga menjunjung tinggi hak pekerja sesuai dengan hukum
yang berlaku di Indonesia. PTFI juga memiliki komitmen untuk melindungi hak asasi manusia
dan sudah secara tegas memberlakukan dan menegakkan kebijakan hak asasi manusia di dalam
perusahaan. PTFI memiliki Komitmen dan Kebijakan yang kuat dan tegas terhadap Hak Asasi
Manusia. Komitmen untuk menyediakan peluang bagi pembangunan sosial, pendidikan, dan
ekonomi yang dinyatakan melalui peraturan ketenagakerjaan sosial dan kebijakan Hak Asasi
Manusia. PT Freeport Indonesia (PTFI) memiliki 6.329 pekerja langsung hingga Maret 2021.
Rinciannya, sebanyak 2.610 pekerja (41,24%) merupakan orang asli Papua, 3.576 pekerja
(56,5%) berasal dari non-Papua, dan 143 pekerja (2,26%) merupakan warga negara asing
(WNA). Jika ditambah dengan para pekerja kontraknya, maka ada 127.875 orang yang bekerja
di PTFI hingga Maret 2021. PTFI berupaya menciptakan lingkungan kerja yang aman dan kami
menjadikan “Keselamatan sebagai budaya” dalam organisasi PTFI. PTFI memiliki satu catatan
terbaik dalam industry sumber daya alam, tapi yang terpenting bagi PTFI adalah tidak terjadinya
kecelakaan. Semua industri, termasuk pertambangan, memiliki dampak lingkungan yang tidak
dapat dihindari, baik dalam positif maupun dampak negatif, sehingga terjadi pertukaran antara
manfaat lingkungan dan dampak lingkungan. Pemerintah Indonesia memutuskan bahwa
tambang ini sangat penting bagi perkembangan ekonomi Indonesia, dan pemerintah telah
4
mengatur bagaimana PTFI menjalankan proyek ini agar dapat memberikan manfaat ekonomi
yang diinginkan oleh Indonesia, sementara sedapat mungkin mengurangi dampak negative
terhadap lingkungan. PTFI juga berkomitmen untuk merehabilitasi area yang terkena dampak
ketika area tersebut tidak digunakan lagi untuk kegiatan operasi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah untuk mempermudah observasi :
1) Apa Hubungan PT. Freeport Indonesia dan manajemen organisasi stakeholders
2) Bagaimana PT. Freeport Indonesia membantu perkembangan diIndonesia
3) Apa dampak PT. Freeport Indonesia
4) Mengapa PT. Freeport Indonesia berada di Timika Papua
1.3 Tujuan
Tujuan dari Observasi PT. Freeport Indonesia berdasarkan rumusan masalah :
1) Untuk mengetahui hubungan PT. Freeport Indonesia dan manajemen organisasi
stakeholder
2) Untuk mengetahui bagaimana PT. Freeport Indonesia membantu perkembangan
diIndonesia
3) Untuk mengetahui dampak PT. Freeport Indonesia
4) Untuk mengetahui alasan PT. Freeport Indonesia bertempat di Timika Papua
1.4 Manfaat
Adapaun manfaat dari observasi PT. Freeport Indonesia bagi Penulis (Mahasiswa) dan PTFI
sendiri :
 Untuk Penulis
1) Memahami secara luas Implementasi Manajemen organisasi Stakeholders
2) Semakin mengenal PT. Freeport Indonesia yang menjadi pertanyaan penulis
sedari dulu
3) Mengenal peluang dan hal yang dibutuhkan untuk bekerja di PT. Feeport
Indonesia
 Untuk PTFI
1) Semakin dikenal secara luas sehingga nantinya bisa menarik para calon pekerja
yang kompetitif
2) Reputasi PTFI menajadi lebih baik

5
BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Teori Manajemen Organisasi Stakeholders


Friedman mendefinisikan stakeholder sebagai:“any group or individual who can affect or is
affected by the achievment of the organization’s objectives.” Artinya kelompok atau individu
yang dapat mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu.
Biset secara singkat mendefinisikan stakeholders adalah orang dengan suatu kepentingan atau
perhatian pada permasalahan tertentu. Sedangkan Grimble and Wellard melihat stakeholders dari
segi posisi penting dan pengaruh yang mereka miliki
Donaldson dan Preston (1995) berpendapat bahwa stakeholder perusahaan tidak hanyak
shareholder saja, namun juga terdapat kelompok lainnya, yaitu pelanggan, pemasok. Karyawan,
kreditor, politisi, pemerintah & masyarakat.
Para stakeholder dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu primary dan secondar
(Clarkson,1995). Primary stakeholder merupakan stakeholder yang secara resmi mempunyai relasi
Kontraktual dengan perusahaan. Klien perusahaan,pemasok barang perusahaan, dan karyawan
Perusahaan merupakan contoh dari pemangku kepentingan yang termasuk dalam primary
Stakeholders Sedangkan secondary stakeholder merupakan stakeholder yang tidak mempunyai
Kontrak secara resmi dengan perusahaan. Contoh dari secondary stakeholder adalah aparatur
pemerintah,media masa, dan masyarakat yang ada di sekitar perusahaan.
Teori stakeholder mengatakan bahwa keberlanjutan dan kesuksesan sebuah
organisasi bergantung pada kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan
ekonomi dan non-ekonomi, dengan cara menyeimbangkan keinginan dari berbagai
stakeholder-nya (Pirsch et al., 2007)
Hal pertama mengenai teori stakeholder adalah bahwa stakeholder merupakan sistem yang secara
eksplisit berbasis pada pandangan tentang suatu organisasi dan lingkungannya, mengenai sifat
saling mempengaruhi antara keduanya yang kompleks dan dinamis. Stakeholder dan organisasi
saling mempengaruhi, hal ini dapat dilihat dari hubungan sosial keduanya yang berbentuk
responsibilitas dan akuntabilitas. Oleh karena itu organisasi memiliki akuntabilitas terhadap
stakeholdernya. Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya
beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya.
Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan
Oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut. Gray, Kouhy dan Adams mengatakan bahwa
kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholders sehingga aktivitas
perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Semakin powerful stakeholder, maka
semakin besar usaha
6
2.2 Teori Perseoran Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas dalam beberapa bahasa disebut sebagai berikut :

a) Dalam bahasa Inggris disebut dengan Limited (Ltd) Company atau Limited Liability
Company; ataupun Limited (Ltd) Corporation;
b) Dalam bahasa Belanda disebut dengan Naamlooze Vennotschap atau yang sering
disingkat NV saja;
c) Dalam bahasa Jerman terhadap perseroan terbatas ini disebut dengan Gesellschaft mit
Beschrankter Haftun, dan;
d) Dalam bahasa Spanyol disebut dengan Sociedad De Responsabilidad Limitada.

Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan Persekutuan modal didirikan

berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi

dalam saham dan memenuhi dalam persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor

40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ini serta pelaksanaannya. Untuk menjadi badan

hukum, perseroan terbatas harus memenuhi persyaratan dan tata cara pengesahan Perseroan

Terbatas sebagaimana yang diatur dalam UUPT, yaitu pengesahan dari Menteri Hukum dan

HAM Republik Indonesia. Tata cara tersebut antara lain pengajuan dan pemeriksaan nama

Perseroan Terbatas yang akan didirikan, pembuatan Anggaran Dasar, dan pengesahan Anggaran

Dasar oleh Menteri.

Pendirian PT dilakukan berdasarkan perjanjian. Sebagai sebuah perjanjian, pendirian PT harus

harus dilakukan oleh lebih dari satu orang yang saling berjanji untuk mendirikan perseroan, dan

mereka yang berjanji itu memasukkan modalnya ke dalam perseroan dalam bentuk saham.

Perjanjian tersebut harus dibuat dalam bentuk akta notaris dalam bahasa Indonesia.Notaris yang

dimaksud adalah notaris notaris yang wilayah kerjanya sesuai dengan domisili perseroan. Agar

sah menjadi badan hukum, akta notaris itu harus disahkan oleh menteri Hukum dan HAM RI.

Perseroan Terbatas (PT) adalah suatu perusahaan yang memperoleh modal dengan mengeluarkan

surat-surat sero (saham). Tiap-tiap Persero memiliki satu sero atau lebih yang mempunyai

tanggung jawab terbatas hanya pada modal yang diikut sertakan dalam perusahaan.

7
PerseroanTerbatas adalah badan usaha yang bertujuan mencari keuntungan dan mencapai
tujuannya.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PT. FREEPORT INDONESIA

3.1 Sejarah PT. Freeport Indonesia

Awal mula PT Freeport Indonesia berdiri, dimulai pada tahun 1904-1905 saat suatu lembaga
swasta dari Belanda Koninklijke Nederlandsche Aardrijkskundig Genootschap [nl] (KNAG) yakni
Lembaga Geografi Kerajaan Belanda, menyelenggarakan suatu ekspedisi ke Papua Barat Daya yang
tujuan utamanya adalah mengunjungi Pegunungan Salju yang konon kabarnya ada di Tanah Papua.

Catatan pertama tentang pegunungan salju ini adalah dari Kapten Johan Carstensz yang dalam
perjalanan dengan dua kapalnya Aernem dan Pera ke “selatan” pada tahun 1623 di perairan sebelah
selatan Tanah Papua, tiba-tiba jauh di pedalaman melihat kilauan salju dan mencatat di dalam buku
hariannya pada tanggal 16 Februari 1623 tentang suatu pegunungan yang “teramat tingginya” yang
pada bagian-bagiannya tertutup oleh salju. Catatan Carsztensz ini menjadi cemoohan kawan-
kawannya yang menganggap Carstensz hanya berkhayal.

Walaupun ekspedisi pertama KNAG tersebut tidak berhasil menemukan gunung es yang disebut-
sebut dalam catatan harian Kapten Carstensz, inilah cikal bakal perhatian besar Belanda terhadap
daerah Papua. Peta wilayah Papua pertama kali dibuat dari hasil ekspedisi militer ke daerah ini pada
tahun 1907 hingga 1915. Ekspedisi-ekspedisi militer ini kemudian membangkitkan hasrat para
ilmuwan sipil untuk mendaki dan mencapai pegunungan salju.

Beberapa ekspedisi Belanda yang terkenal dipimpin oleh Dr. H. A. Lorentz dan Kapten A.
Franzen Henderschee. Semua dilakukan dengan sasaran untuk mencapai puncak Wilhelmina
(Puncak Sudirman sekarang) pada ketinggian 4,750 meter. Nama Lorentz belakangan diabadikan
untuk nama Taman Nasional Lorentz di wilayah suku Asmat di pantai selatan.

Pada pertengahan tahun 1930, dua pemuda Belanda Colijn dan Dozy, keduanya adalah pegawai
perusahaan minyak NNGPM yang merencanakan pelaksanaan cita-cita mereka untuk mencapai
puncak Cartensz. Petualangan mereka kemudian menjadi langkah pertama bagi pembukaan
pertambangan di Tanah Papua empat puluh tahun kemudian.

8
Pada tahun 1936, Jean Jacques Dozy menemukan cadangan Ertsberg atau disebut gunung bijih,
lalu data mengenai batuan ini dibawa ke Belanda. Setelah sekian lama bertemulah seorang Jan van
Gruisen – Managing Director perusahaan Oost Maatchappij, yang mengeksploitasi batu bara di
Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengggara dengan kawan lamanya Forbes Wilson, seorang kepala
eksplorasi pada perusahaan Freeport Sulphur Company yang operasi utamanya ketika itu adalah
menambang belerang di bawah dasar laut. Kemudian van Gruisen berhasil meyakinkan Wilson
untuk mendanai ekspedisi ke gunung bijih serta mengambil contoh bebatuan dan menganalisisnya
serta melakukan penilaian.

Pada awal periode pemerintahan Soeharto, pemerintah mengambil kebijakan untuk segera
melakukan berbagai langkah nyata demi meningkatkan pembanguan ekonomi. Namun dengan
kondisi ekonomi nasional yang terbatas setelah penggantian kekuasaan, pemerintah segera
mengambil langkah strategis dengan mengeluarkan Undang-undang Modal Asing (UU No. 1/1967).

Pimpinan tertinggi Freeport pada masa itu yang bernama Langbourne Williams melihat peluang
untuk meneruskan proyek Ertsberg. Dia bertemu Julius Tahija yang pada zaman Presiden Soekarno
memimpin perusahaan Texaco dan dilanjutkan pertemuan dengan Jenderal Ibnu Sutowo, yang pada
saat itu menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Perminyakan Indonesia. Inti dalam pertemuan
tersebut adalah permohonan agar Freeport dapat meneruskan proyek Ertsberg. Akhirnya dari hasil
pertemuan demi pertemuan yang panjang Freeport mendapatkan izin dari pemerintah untuk
meneruskan proyek tersebut pada tahun 1967. Itulah Kontrak Karya Pertama Freeport (KK-I).
Kontrak karya tersebut merupakan bahan promosi yang dibawa Julius Tahija untuk
memperkenalkan Indonesia ke luar negeri dan misi pertamanya adalah mempromosikan Kebijakan
Penanaman Modal Asing ke Australia.

Sebelum 1967 wilayah Timika adalah hutan belantara. Pada awal Freeport mulai beroperasi,
banyak penduduk yang pada awalnya berpencar-pencar mulai masuk ke wilayah sekitar tambang
Freeport sehingga pertumbuhan penduduk di Timika meningkat. Tahun 1970 pemerintah dan
Freeport secara bersama-sama membangun rumah-rumah penduduk yang layak di jalan Kamuki.
Kemudian dibangun juga perumahan penduduk di sekitar selatan Bandar Udara yang sekarang
menjadi Kota Timika.Pada tahun 1971 Freeport membangun Bandar Udara Timika dan pusat
perbekalan, kemudian juga membangun jalan-jalan utama sebagai akses ke tambang dan juga jalan-
jalan di daerah terpencil sebagai akses ke desa-desa Tahun 1972, Presiden Soeharto menamakan
kota yang dibangun secara bertahap oleh Freeport tersebut dengan nama Tembagapura. Pada tahun
1973 Freeport menunjuk kepala perwakilannya untuk Indonesia sekaligus sebagai presiden direktur
pertama Freeport Indonesia. Adalah Ali Budiarjo, yang mempunyai latar belakang pernah menjabat
Sekretaris Pertahanan dan Direktur Pembangunan Nasional pada tahun 1950-an, suami dari Miriam
9
Budiarjo yang juga berperan dalam beberapa perundingan kemerdekaan Indonesia, sebagai
sekretaris delegasi Perundingan Linggarjati dan anggota delegasi dalam Perjanjian Renville.

3.2 Struktur Organisasi

Dewan Komisaris

Richard C. Adkerson Presiden Komisaris


Hendi Prio Santoso Wakil Presiden Komisaris
Adrianto Machribie Komisaris
A.M. Fachir Komisaris
Hinsa Siburian Komisaris
Kathleen Lynne Quirk Komisaris

Dewan Direksi

Clayton Allen Wenas Presiden Direktur


Jenpino Ngabdi Wakil Presiden Direktur
Claus Wamafma Direktur
Clementino Lamury Direktur
Mark Jerome Johnson Direktur

10
3.3 Kinerja Perusahaan

Sepanjang semester I/2021, PT Freeport Indonesia mencatatkan kenaikan produksi dan penjualan

yang signifikan, baik untuk komoditas tembaga maupun emas dibandingkan dengan periode

yang sama tahun 2020.

Berdasarkan laporan kinerja kuartal II/2021 Freeport-McMoRan Inc. (FCX), salah satu
pemegang saham Freeport Indonesia (PTFI), tembaga yang dihasilkan PTFI sampai dengan Juni
2021 mencapai 606 juta pound. Realisasi tersebut naik 88,78 persen dibandingkan dengan
realisasi produksi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 321 juta pound.

Seiring dengan kenaikan produksi, penjualan tembaga Freeport juga mengalami kenaikan. Pada
6 bulan pertama tahun 2021, penjualan tembaga Freeport mencapai 568 juta pound atau naik
89,97 persen dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun 2020 sebanyak 299
juta pound. Harga jual rata-ratanya pun mengalami kenaikan dari US$2,54 per pound pada
semester I/2020 menjadi US$4,29 per pound pada semester I/2021.

Sementara itu, produksi emas perusahaan yang beroperasi di Papua itu sepanjang Januari—Juni
2021 mencapai 597.000 ounce. Capaian ini naik 75,07 persen dibandingkan dengan realisasi
pada periode yang sama tahun lalu, yakni 341.000 ounce.

Kenaikan produksi emas juga diikuti dengan naiknya penjualan komoditas tersebut. Pada
semester pertama tahun ini, Freeport membukukan penjualan emas sebanyak 558.000 ounce atau
naik 74,92 persen dibandingkan dengan semester I/2020 yang mencapai 319.000 ounce.

Harga jual rata-rata emasnya juga mengalami kenaikan, yakni mencapai US$1.785 per ounce.
Harga jual tersebut lebih tinggi dari rata-rata harga jual pada periode yang sama tahun
sebelumnya senilai US$1.709 per ounce.

11
Salah satu pemegang saham PTFI, menuturkan bahwa PTFI baru-baru ini mengantongi fasilitas
kredit bank senilai US$1 miliar untuk membiayai proyek smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur.

FCX memerincikan rencana pembangunan smelter di Gresik akan dilanjutkan dengan dua cara.
Pertama, ekspansi kapasitas fasilitas smelter tembaga yang sudah ada di Gresik hingga 300.000
ton konsentrat atau 30 persen dari kapasitas saat ini. Estimasi biayanya diperkirakan mencapai
US$250 juta. Freeport sebelumnya telah membangun fasilitas smelter tembaga di Gresik yang
kini dikelola oleh PT Smelting-Gresik. Kapasitas inputnya saat ini mencapai sekitar 1 juta ton
konsentrat tembaga per tahun dan menghasilkan produk utama katoda tembaga sebesar 300.000
ton per tahun. Fasilitas smelter tersebut memurnikan kurang lebih 40 persen dari produksi

konsentrat tembaga Freeport. Kedua, dengan adanya ekspansi smelter PT Smelting, kapasitas
smelter baru di Gresik diturunkan dari 2 juta ton menjadi 1,7 juta metrik ton konsentrat per
tahun. Pada 15 Juli 2021, Freeport dan PT Chiyoda International Indonesia menandatangani
kontrak kerja sama kegiatan engineering, procurement, dan construction (EPC) untuk smelter
baru tersebut dengan perkiraan biaya US$2,8 miliar. Selain itu, Freeport juga membangun
fasilitas precious metal refinery (PMR) untuk mengolah lumpur dari PT Smelting dan smelter
baru di Gresik dengan perkiraan biaya sekitar US$250 juta. Freeport akhirnya memutuskan
untuk melanjutkan pembangunan smelter tembaga di kawasan Java Integrated Industrial and
Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur dan batal melakukan kerja sama dengan investor asal
China, Tsingshan Steel.

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Hubungan PT. Freeport Indonesia dan Manajemen Organisasi Stakeholders

Stakeholder adalah pihak-pihak, lintas aktor, atau pihak-pihak yang terkait dengan suatu
permasalahan atau suatu tanaman yang dapat mempengaruhi pencapaian suatu organisasi. Dalam
kasus PT Freeport Indonesia, pemangku kepentingannya adalah pemegang saham, pimpinan
perusahaan, pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat di sekitar PT Freeport Indonesia.
Pemegang saham harus mengetahui kondisi yang terjadi secara internal dan eksternal
perusahaan, terutama terkait dengan pelanggaran perusahaan. Manajemen perusahaan sebagai
pemangku kepentingan dalam hal ini harus jelas. Hal ini dikarenakan manajemen secara
langsung menentukan kebijakan-kebijakan dalam perusahaan dan segala risiko dari kebijakan
12
tersebut. Selanjutnya, pemerintah juga masuk sebagai pemangku kepentingan dalam hal ini.
Pemerintah bertindak sebagai regulator yang dapat melakukan intervensi terhadap operasional
perusahaan untuk melindungi hak-hak masyarakat. Yang terakhir adalah masyarakat sekitar
kawasan pabrik. Masyarakat dimasukkan sebagai pemangku kepentingan karena merupakan
pihak yang paling dirugikan akibat beroperasinya pabrik PT Freeport Indonesia

4.2 Bagaiman PT.Freeport Indonesia membantu perkembangan di Indonesia

PT. Freeport Indonesia merupakan pembayar pajak terbesar di Indonesia dan produsen emas
terbesar di dunia . PT Freeport Indonesia adalah salah satu perusahaan tambang terbesar di
Indonesia yang menyumbang pendapatan besar bagi pemerintah Indonesia. Sebagai perusahaan
yang dimiliki oleh investor asing, PT Freeport Indonesia membayar pajak dan royalti yang besar
kepada pemerintah Indonesia. Pada tahun 2019, PT Freeport Indonesia membayar royalti sebesar
US$ 1,1 miliar dan pajak sebesar US$ 1,4 miliar. Pendapatan ini sangat penting bagi pemerintah
Indonesia untuk membiayai pembangunan infrastruktur dan program sosial bagi rakyat
Indonesia. PT Freeport Indonesia memiliki karyawan yang terampil dan berpengalaman dalam
mengoperasikan peralatan tambang modern. Selain itu, PT Freeport Indonesia juga memiliki
program pelatihan dan pengembangan karyawan yang bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan mereka. Program pelatihan ini membantu meningkatkan
keterampilan tenaga kerja di Indonesia, sehingga meningkatkan daya saing Indonesia di pasar
global. PT Freeport Indonesia berlokasi di wilayah Papua yang merupakan daerah yang masih
terisolasi dan kurang berkembang. PT Freeport Indonesia telah berusaha meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Papua melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Beberapa program CSR yang dijalankan oleh PT Freeport Indonesia antara lain pembangunan
infrastruktur, program pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ekonomi masyarakat lokal.
Program CSR ini membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat Papua dan memberikan
manfaat yang signifikan bagi ekonomi lokal. PT Freeport Indonesia adalah salah satu eksportir
terbesar di Indonesia yang menghasilkan emas dan tembaga berkualitas tinggi. Produk-produk
ini sangat diminati oleh pasar global dan membantu meningkatkan ekspor Indonesia. Selain itu,
PT Freeport Indonesia juga menyumbang devisa negara yang besar. Pada tahun 2019, PT
Freeport Indonesia menghasilkan devisa sebesar US$ 2,7 miliar. Devisa ini sangat penting bagi
pemerintah Indonesia untuk membiayai pembangunan dan pembayaran utang luar negeri.

4.3 Dampak PT. Freeport Indonesia

13
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono
menyampaikan dampak jangka panjang divestasi tersebut untuk Indonesia. Menurutnya,
beralihnya mayoritas saham PTFI ke holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor
tambang, PT Inalum (Persero), akan memberikan dampak positif seperti kelangsungan operasi
PTFI, serta pada aspek sosial dan ekonomi di Papua, pendapatan meningkat, tercipta efek
domino dari pengembangan smelter dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), serta
adanya transfer teknologi pertambangan.

Freeport telah membuang limbah tambang area hulu Sungai Ajkwa sejak 1995. Dengan
kapasitas produksi 300 ribu ton, menurut penghitungan Badan Pemeriksa Keuangan, rata-rata
230 ribu ton limbah dihasilkan setiap hari. Maklum, dari seluruh tanah yang dikeruk dan diolah
perusahaan tambang ini, hanya 3 persen yang mengandung mineral. Sisanya sebagian besar
dibuang. Melimpahnya tailing Freeport menyebabkan pencemaran air serta kerusakan hutan dan
kebun sagu. Masyarakat setempat pun menjadi terisolasi.

PT Freeport Indonesia merupakan salah satu jenis perusahaan multinasional (MNC) yang
merupakan perusahaan internasional atau transnasional yang berpusat di satu negara namun
memiliki cabang di berbagai negara maju dan berkembang. Hampir seluruh pekerja PT Freeport
Indonesia mogok karena perbedaan standar indeks gaji yang diterapkan. oleh manajemen di
operasi Freeport di seluruh dunia. Pekerja Freeport di Indonesia diketahui memperoleh gaji lebih
rendah dibandingkan pekerja Freeport di negara lain untuk tingkat jabatan yang sama. Gaji per
jam saat ini adalah USD 1,5-USD 3. Faktanya, dibandingkan dengan upah di negara lain, gajinya
adalah USD 15-USD 35 per jam. Sejauh ini, negosiasi masih menemui jalan buntu. Manajemen
Freeport bersikukuh menolak tuntutan buruh, apa pun dasar pertimbangannya. Biaya CSR bagi
segelintir warga Papua tidaklah signifikan. Malah masyarakat Papua harus menanggung akibat
yang lebih besar karena harus menanggung akibat rusaknya alam dan punahnya habitat Papua
yang tak ternilai harganya. Biaya reklamasi tidak akan sanggup ditanggung oleh generasi Papua
hingga tujuh generasi

4.4 Alasan PT. Freeport Indonesia berada diTimika Papua

PT Freeport Indonesia berlokasi di Timika, Papua, karena tempat ini memiliki salah satu
cadangan emas dan tembaga terbesar di dunia. Selain itu, lokasi ini juga kaya akan sumber daya
alam lainnya seperti perak. Ini membuatnya menjadi lokasi yang sangat berharga bagi
perusahaan pertambangan seperti PT Freeport.

14
BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

PT Freeport Indonesia memainkan peran penting dalam meningkatkan ekspor dan devisa negara
melalui produksi emas dan tembaga berkualitas tinggi. Kontribusi dari PT Freeport Indonesia
membantu meningkatkan nilai tambah industri manufaktur di Indonesia dan menjaga stabilitas
nilai tukar rupiah. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk
mendukung keberadaan PT Freeport Indonesia dan memastikan bahwa perusahaan ini beroperasi
dengan etis dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

5.2 Saran

Penulis mengaharapkan akan ketelitian dalam membaca hasil observasi yang dilakukannya.
Berbagai isi yang dituliskan bertujuan untuk menambah wawasan pembaca dengan ini sebaiknya
para pembaca membaca dengan seksama dan terurut.

15
Daftar Pustaka

Yoesry, E. Y. (2019). Divestasi PT. Freeport Indonesia. Jurnal Hukum & Pembangunan, 49(1), 153-
179.
Siswanto, Rendyka Dio; HAMID, Djambur. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi pada karyawan divisi Human Resources Management Compensation and Benefits
PT Freeport Indonesia). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 2017, 42.1.
Wuisan, T. M. (2021). Pengaruh Kompetensi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT
Freeport Indonesia. AGRI-SOSIOEKONOMI, 17(2 MDK), 497-â.
Mulyati, L. S., Djatnika, D., & Tripuspitorini, F. A. (2021). Perbandingan Kinerja Keuangan PT
Inalum Sebelum dan Sesudah Akuisisi PT Freeport Indonesia Melalui Pendekatan Economic Value
Added. Indonesian Journal of Economics and Management, 2(1), 121-133.
Safitri, N. (2012). Masalah Sosial dan Konflik Masyarakat Adat Papua dengan PT Freeport
Indonesia. PERSPEKTIF, 1(1).
Saputra, Andy, Patricia Dita, and Hendrika Micelyn. "DAMPAK BURUK AKTIVITAS
PERTAMBANGAN PT. FREEPORT INDONESIA."

16
Lampiran dan Gambar

Foto pertambangan PT. Freeport Indonesia Ilustrasi Ekstrak di PT. Freeport Indoensia

Jumlah Tenaga kerja PT. Freeport Indoensia,data 2018. Kepemilikan saham Indonesia

17

Anda mungkin juga menyukai