Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KASUS PELANGGARAN ETIKA BISNIS PADA

PT. GUDANG GARAM

Dosen pengampu: Dyah Handayani Dewi Se.Mm

Disusun oleh:

Tivana esa putri (203402516350)

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NASIONAL

JULI 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan, karena atas rahmatnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul."CONTOH PELANGGARAN ETIKA BISNIS
PADA PERUSAHAAN PT GUDANG GARAM". Adapun tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah "Etika Bisnis".

Saya menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik dari dosen yang membaca makalah ini yang
sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak atas dukungannya sehingga terwujudnya makalah ini.

DAFTAR ISI

2
BAB 1...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang...........................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah......................................................................................................................4
1.3 Tujuan masalah.........................................................................................................................5
BAB 2...................................................................................................................................................6
LANDASAN TEORI...........................................................................................................................6
2.1 Pengertian Etika........................................................................................................................6
2.2 Pengertian bisnis dan perusahaan............................................................................................6
2.3 Pengertian etika bisnis..............................................................................................................7
 Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli:..........................................................................7
2.4 Prinsip etika bisnis.....................................................................................................................7
2.5 Keutamaan Etika Bisnis............................................................................................................8
2.6 Pelaksanaan Etika Bisnis Dalam Perusahaan.........................................................................9
 Terhadap relasi primer:..........................................................................................................9
 Terhadap relasi sekunder:......................................................................................................9
BAB III...............................................................................................................................................10
PEMBAHASAN.................................................................................................................................10
3.1 Profil Perusahaan....................................................................................................................10
3.2 Penggunaan etika bisnis pada perusahaan sekitar................................................................10
3.3 Macam-Macam bentuk pelanggaran jika tidak menggunakan etika dalam menjalankan
bisnis...............................................................................................................................................11
3.4 Solusi dalam mengatasi masalah pada PT. Gudang Garam. Tbk........................................13
3.5 Menganalisis kasus PT. GUDANG GARAM Tbk (Berdasarkan analisis pribadi)............14
BAB IV...............................................................................................................................................15
Penutup..............................................................................................................................................15
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................................15
4.2 Saran.........................................................................................................................................15
Daftar Pustaka...................................................................................................................................16

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Etika (Yunani Kuno: “ethikos” berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah sebuah sesuatu
dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik,buruk dan tanggung jawab. Etika memerlukan sikap kritis,
metodis dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu.
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika bisnis dalam
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat.

Berbisinis adalah kegiatan yang sudah wajar bila dikatakan untuk mengejar
keuntungan, banyak pemikiran dalam mencapai keuntangan tersebut yang penting untung dan
tidak merugikan banyak pihak. Seharusnya dalam mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis
batasannya denganmelihat kepentingan dan hak-hak orang lain seperti dengan adanya
penerapan etika karena etika berisikan tentang nilai dan norma-norma konkret yang menjadi
arah dan pegangan hidup manusia dalam seluruh kehidupannya, tolak ukur etikanya adalah
akal-pikirannya itu sendiri. Begitu pula etika dalam berbisnis akan membuat moral atau
moralitas dalam berbisnis lebih baik agar dapat lebih mencermati apa yang boleh dilakukan
dan apa yang tidak boleh dilakukan yang pantas atau tidak. Dalam jangka pendek, bisnis yang
tidak memperhatikan etika bisnis bisa jadi akan dapatkeuntungan tetapi dalam jangka
panjang, biasanya bermasalah dan mendapatkan sanksi moral darimasyarakat dengan kata
lain jika memang mau mendapatkan keuntungan, sering kita harusmelupakan dan melanggar
etika.

Berdasarkan uraian di atas makalah ini akan membahas tentang etika dalam bisnis khususnya
etika periklanan pada sebuah perusahaan yaitu PT Gudang Garam (Tbk).

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis
merumuskan masalahsebagai berikut:

1. Apa profil perusahaan Gudang garam


2. Apakah pelaku bisnis yang ada disekitar kita menggunakan etika dalam menjalankan
bisnisnya?
3. Bentuk pelanggaran seperti apa jika tidak menggunakan etika dalam menjalankan
bisnisnya?
4. Bagaimana solusi dalam mengatasi masalah pada PT. Gudang Garam. Tbk?
5. Menganalisis kasus dari PT. Gudang Garam. Tbk

4
1.3 Tujuan masalah
Tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui profil PT. GUDANG GARAM Tbk.


2. Untuk mengetahui pelaku bisnis yang ada disekitar kita menggunakan etika dalam
menjalankan bisnisnya atau tidak.
3. Untuk mengetahui bentuk pelanggaran jika tidak menggunakan etika dalam
menjalankan bisnisnya.
4. Untuk mengetahui cara mengatasinya dalam kasus yang dialami PT. Gudang Garam.
Tbk.
5. Untuk melakukan deskripsi investigasi kausal terhadap suatu peristiwa yang tengah
diteliti.

5
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Etika
Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik
dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari
satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai dan moral pribadi perorangan dan konteks
sosial menentukan apakah suatu perilaku tertentu dianggap sebagai perilaku yang etis atau
tidak etis. Menurut Magnis-Suseno menyatakan bahwa etika dan ajaran moral tidak berada
disatu tingkat yang sama.

Ajaran moral menetapkan bagaimana manusia harus hidup, apa yang boleh dilakukan
dan apa yang tidak. Sedangkan etika membantu seseorang untuk mengerti mengapa ia
harusmengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana ia dapat mengambil sikap yang
bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai ajaran moral. Dengan kata lain, etika sebagai
ilmu menuntut manusia untuk berperilaku moral secara kritis danrasional.

2.2 Pengertian bisnis dan perusahaan


Menurut M. Fuad dkk, (2003: 1), “Bisnis (business) tidak terlepas dari aktivitas
produksi, pembelian, penjualan, maupun pertukaran barang dan jasa yang melibatkan orang
atau perusahaan.” Aktivitas dalam bisnis pada umumnya punya tujuan menghasilkan laba
untuk kelangsungan hidup serta mengumpulkan cukup dana bagi pelaksanaan kegiatan si
pelaku bisnisatau bisnisman (businessman) itu sendiri.

Menurut M. Fuad dkk, (2003: 7), “Perusahaan adalah suatu unit kegiatan yang
melakukan aktivitas pengolahan faktor-faktor produksi, untuk menyediakan barang-barang
dan jasa bagimasyarakat, mendistribusikannya, serta melakukan upaya-upaya lain dengan
tujuan memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat.”

Menurut pendapat Raymond E. Glos dalam bukunya Business: It’s Nature and
Environment: An Introduction, memaparkan bahwa perusahaan diartikan sebagai sebuah
organisasi yangmemproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang
dan atau jasa yangdiperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan para pembeli serta diharapkan
akan memberikan labakepada para pemiliknya. Jadi, fokusnya lebih kepada organisasi.
Sedangkan, bisnis di sisi lain,diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh

6
orang-orang yang berkecimpung didalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen,
dan industri dimana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas
hidup mereka.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian bisnis lebih luas daripada pengertian
perusahaan karena perusahaan merupakan bagian dari bisnis. Dengan kata lain, bisnis adalah
kegiatan yang dilakukan oleh individu maupun organisasi yang melibatkan proses
pembuatan, pembelian, penjualan, atau pertukaran barang maupun jasa dengan tujuan untuk
menghasilkan keuntungan.

2.3 Pengertian etika bisnis


Pengertian etika bisnis ini merupakan sebuah cara untuk melakukan kegiatan bisnis,
yang mencakup seluruh aspek yang berhubungan dengan individu, perusahaan serta
masyarakat. Etika Bisnis di dalam sebuah perusahaan itu dapat/bisa membentuk nilai, norma
serta juga perilaku karyawan dan juga pimpinan di dalam membangun hubungan yang adil,
sehat, dan baik dengan pelanggan (mitra kerja), pemegang saham serta juga masyarakat.

 Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli:


 Menurut Sumarni (1998:21)
Pengertian Etika bisnis itu terkait dengan masalah penilaian terhadap kegiatan
serta perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau juga kejujuran
berusaha.
 Menurut Bertens (2000)
Etika bisnis ini lebihluas dari adanya suatu ketentuan yang diatur oleh hukum,
bahkan ini merupakan standar yang lebih tinggi apabiladibandingkan standar
minimal ketentuan hukum, karena di dalamnya kegiatan atauaktivitas bisnis
itu seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang mana hal tersebut tidak
diatur oleh ketentuan hukum.
 Menurut Muslich (2004:9)
Pengertian Etika bisnis ini ialah suatu pengetahuan mengenai/tentang tata cara
ideal pengaturan serta pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma serta
juga moralitas yang berlaku dengan secara universal.

7
2.4 Prinsip etika bisnis
Prinsip-prinsip etika bisnis sangat erat kaitannya dengan nilai yang dianut oleh
masing-masingmasyarakat, sehingga dapat dikatakan bahwa prinsip-prinsip etika bisnis tidak
bisa dilepaskan darikehidupan manusia. Menurut Sonny Keraf menyebutkan secara umum
terdapat lima prinsip etika bisnis, yaitu:

 Prinsip otonomi: Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk


mengambilkeputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa
yang dianggapnya baikuntuk dilakukan. Orang yang otonom adalah orang
yang bebas mengambil keputusan dantindakan serta bertanggung jawab atas
keputusan dan tindakannya tersebut.
 Prinsip kejujuran:
 Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak
 Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga
sebanding
 Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan
 Prinsip keadilan.
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara samasesuai
dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan
dapat dipertanggung jawabkan.
 Prinsip saling menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikianrupa sehingga
menguntungkan semua pihak. Dalam bisnis yang kompetitif, prinsip
inimenuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan suatu win-win
solution.
 Prinsip integritas moral.
Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau
perusahaan agar dia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama
baiknyaatau nama baik perusahaan.

2.5 Keutamaan Etika Bisnis


1. Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang
profesionaldi bidangnya. Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki

8
kinerja dalam bisnis,manajerial dan finansial yang baik akan tetapi juga
kinerja etis dan etos bisnis yang baik.
2. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat, maka konsumen benar-benar raja.
Kepercayaankonsumen dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik
dan etis.
3. Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin
kepentingan dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan
bisnisnya dengan baik dan etis.
4. Perusahaan modern sangat menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga yang
harusdieksploitasi demi mendapat keuntungan. Menurut Kenneth Blanchard
dan NormanVincent Peale menyatakan bahwa perlakuan yang baik terhadap
karyawan telah menaikkankeuntungan perusahaan sebesar 20% atau telah
menurunkan harga produk perusahaantersebut sebesar 20%.

2.6 Pelaksanaan Etika Bisnis Dalam Perusahaan


Sebagaimana telah diketahui bahwa masalah etis hanya dapat dilihat dalam kaitan
denganmasyarakat, maka isi dari tanggung jawab sosial perusahaan pun hanya dapat dilihat
dalam kaitandengan relasi perusahaan atau bisnis dalam masyarakat itu. Disini terlihat dua
jalur tanggung jawabsosial perusahaan yang sesuai dengan dua jalur relasi perusahaan dengan
masyarakat yaitu relasi primer dan relasi sekunder. Berkaitan dengan hal tersebut, isi
tanggung jawab sosial perusahaanadalah:

 Terhadap relasi primer:


Perusahaan bertanggung jawab terhadap relasi primer, misalnya:
1. Ke luar: Memenuhi kontak yang sudah dilakukan dengan perusahaan lain,
membayarutang, memberi pelayanan kepada konsumen dan pelanggan secara
memuaskan, bertanggung jawab dalam menawarkan barang dan jasa kepada
masyarakat dengan mutuyang baik.
2. Ke dalam: Memperhatikan hak karyawan, kesejahteraan karyawan dan
keluarganya,memberi pelatihan keterampilan, pendidikan karyawan dan lain-lain.

 Terhadap relasi sekunder:


Bertanggung jawab keluar, misalnya bertanggung jawab atasoperasi dan dampak
bisnis terhadap masyarakat pada umumnya atau masalah-masalahsosial seperti
penyediaan lapangan kerja bagi para pencari kerja, prasaran sosial, pembayaran pajak,
dan lain sebagainya.

9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Profil Perusahaan

PT Gudang Garam (Tbk) didirikan


oleh Suryo Wonowidjoyo pada
tanggal 26 Juni 1958. PT Gudang
Garam (Tbk) adalah sebuah
merek/perusahaan produsen rokok
populer asal Indonesia yang
bermarkas di Kediri, Jawa Timur,
Indonesia.

3.2 Penggunaan etika bisnis pada perusahaan sekitar

Etika merupakan hal yang penting diterapkan di segala aspek kehidupan, termasuk
dalam kantor kerja. Bagi para karyawan, menerapkan sejumlah hal seperti etika di kantor
dapat melatih diri untuk bisa bersikap dan juga sangat mempengaruhi citranya. Kemudian,
manfaat lain dari menerapkan etika yang ada di kantor ialah mampu meningkatkan karier dari
seorang karyawan itu. Setiap pebisnis harus memiliki etika dalam bersikap, tanpa adanya
etika persaingan bisnis menjadi tidak sehat dan akan ada banyak pihak yang dirugikan.
Perusahaan selalu yakin bahwa bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika. Etika berbisnis
juga menjadi standar dan pedoman bagi semua pegawai perusahaan untuk melaksanakan
pekerjaannya dengan dilandasi sikap-sikap yang profesional.

Contoh etika bisnis perusahaan misalnya ada yang memiliki bisnis yang sedang trend
saat ini seperti ‘thai tea’, kemudian ada perusahaan lain yang mengikutinya dengan
melakukan inovasi entah itu dari varian rasa yang lebih banyak atau topping yang lebih
beragam. Seperti itu tidak termasuk melanggar etika bisnis yang baik, ini merupakan sebuah

10
inovasi dalam berbisnis, kecuali jika menjiplak sama persis dari segi rasa, nama bahkan
brand, pengemasan dll.

3.3 Macam-Macam bentuk pelanggaran jika tidak menggunakan etika dalam


menjalankan bisnis
Dengan terjadinya suatu perikatan, artinya para pihak yang terlibat telah terikat oleh
suatu hubungan yang berupa hubungan hukum. Akibatnya, para pihak tersebut berkewajiban
untuk melaksanakan prestasi (ketentuan) seperti yang telah disepakati dalam perjanjian,
Apabila prestasi tersebut, seperti yang dimaksud dalam perjanjian tidak dipatuhi, maka ia
dapat dikatakan telah melakukan ingkar janji, cidra janji, lalal, atau wanprestasi. Ketika hal
ini terjadi, maka dapat diberlakukan sanksi hukum terhadap pihak yang melanggar perjanjian
tersebut.

1. Ingkar Janji (wan prestasi)


Ingkar janji Juga disebut sebagai wan prestasi. Seseorang dapat dikatakan
ingkar janji (wanprestasi) apabila ia tidak melaksanakan kewajibannya sesuai yang
disepakati, namun bukan karena suatu keadaan memaksa. Ingkar janji ada tiga
bentuk. Bentuk ingkar janji, yaitu:
 Tidak memenuhi prestasi sama sekali
 Terlambat memenuhi prestasi
 Memenuhi prestasi, akan tetapi secara tidak baik.

Sebagai akibat dari adanya wanprestasi atau ingkar janji, maka pihak lain yang
dirugikan dapat menuntut pihak yang melakukan wanprestasi dalam bentuk
tuntutan pemenuhan perikatan, seperti:

 Pemenuhan perikatan dengan ganti rugi


 Ganti rugi
 Pembatalan perjanjian timbal balik
 Pembatalan dengan ganti rugi.
2. Penetapan lalai (somasi)
Penetapan lalal juga disebut sebagai somasi. Seseorang dapat dinyatakan
ingkar janji, sesual peraturan undang-undang, yakni ketika dilakukannya somasi

11
atau penetapan lalai oleh pihak yang dirugikan. Somasi adalah suatu bentuk
teguran atau peringatan yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain akan
adanya indikasi suatu pelanggaran hukum. Penatapan lalai pada dasarnya harus
dilakukan secara tertulis. Akan tetapi, saat ini sudah hal yang lazim jika somasi
dilakukan secara lisan, asalkan somasi atau teguran atau peringatan tersebut
dinyatakan secara tegas.

Penetapan lalai (somasi) ini merupakan syarat untuk menetapkan terjadinya


ingkar janji. Tapi, ada jalan bagi pihak yang disomasi untuk terbebas dari sanksi.
Yakni dengan membuktikan bahwa ketidakmampuannya dalam memenuhi
kewajibannya tersebut bukan karena hal yang disengaja atau lalai, melainkan
karena keadaan yang memaksa.

3. Resiko dalam perikatan

Di dalam suatu perikatan, risiko adalah suatu hal yang selalu menyertai.
Risiko ini adalah kewajiban untuk memikul kerugian yang disebabkan oleh suatu
kejadian atau perisitiwa yang terjadi di luar kesalahan salah seorang pihak. Untuk
dapat memecahkan masalah tersebut, maka harus diperhatikan terlebih dahulu apakah
perjanjian yang diadakan tersebut merupakan perjanjian sepihak atau perjanjian
timbal balik. Apabila merupakan perjanjian sepihak, maka risiko harus dipikul oleh
pihak yang akan menerima benda. Akan tetapi bila perjanjian yang dibuat adalah
perjanjian timbal balik, maka risiko tetap dipikul oleh pihak yang memiliki barang.

Untuk contoh makalah kali ini yaitu kasus pelanggaran yang berkaitan dengan
etika dalam bisnis khususnya dalam haletika periklanan, yaitu kasus pelanggaran yang
dilakukan oleh PT Gudang Garam (Tbk) sebagai berikut:

 Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)


Pusat berdasarkan tugas dan
kewajiban yang diatur dalam
Undang-Undang No. 32 Tahun 2002
tentang Penyiaran (UU Penyiaran),
pengaduan masyarakat, pemantauan
dan hasil analisis telah menemukan
pelanggaran Pedoman Perilaku
Penyiaran danStandar Program
Siaran (P3 dan SPS) Komisi

12
Penyiaran Indonesia Tahun 2012 pada Program Siaran Iklan Niaga rokok “Gudang
Garam” yang ditayangkan oleh stasiun TV One pada tanggal 10 Mei 2014 pada pukul
19.43 WIB.Program tersebut menampilkan iklan rokok di bawah pukul 21.30. Jenis
pelanggaran inidikategorikan sebagai pelanggaran terhadap perlindungan kepada
anak-anak dan remaja sertalarangan dan pembatasan muatan rokok.
 KPI Pusat memutuskan bahwa tindakan penayangan tersebut telah melanggar
Pedoman PerilakuPenyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 14 dan
Pasal 43 serta Standar ProgramSiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012
Pasal 15 ayat (1), Pasal 58 ayat (1) dan Pasal 59ayat (1). Menurut catatan KPI
Pusat, program ini telah menerima Surat Teguran Tertulis Pertama
No.953/K/KPI/05/14 tertanggal 5 Mei 2014.Berdasarkan pelanggaran di atas KPI
Pusat memutuskan menjatuhkan sanksi administratifTeguran Tertulis Kedua. Atas
pelanggaran ini KPI Pusat akan terus melakukan pemantauan danmeningkatkan
sanksi yang lebih berat jika tetap melanggar ketentuan jam tayang iklan rokok.
 Sesuai dengan PP Nomor 50 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Lembaga
Penyiaran Swasta, penayangan iklan rokok disiang hari jelas melanggar pasal 21
ayat (3) Iklan Rokok pada lembaga penyelenggara penyiar radio dan televisi hanya
dapat disiarkan pada pukul 21.30 sampai dengan pukul 05.00 waktu setempat
dimana lembaga penyiaran tersebut berada.Kemudian juga sesuai dengan Etika
Pariwara Indonesia menyatakan dalam wahana iklan melaluimedia televisi, yaitu
iklan-iklan rokok dan produk khusus dewasa (intimate nature) hanya boleh
disiarkan mulai pukul 21.30 hingga pukul 05.00 waktu setempat.

3.4 Solusi dalam mengatasi masalah pada PT. Gudang Garam. Tbk
Dalam Tata Krama dan dan Tata Cara Periklanan Indonesia tesrsebut juga diatur
tentang hubungan antara unsur-unsur yang berkepentingan dalam periklanan, baik
hubungannya dengan konsumen, pengiklan sendiri (perusahaan periklanan), pemerintah dan
dengan media. Dalam hubungannya dengan konsumen, maka apabila diminta oleh konsumen,
maka baik perusahaan periklanan, media maupun pengiklan harus bersedia memberikan
penjelasan mengenai suatu iklan tertentu. Hal ini terkait dengan hak-hak konsumen.

Berdasarkan uraian sebelunya maka, Solusi untuk kasus pelanggaran etika dalam
bisnis khususnya etika periklanan yang dilakukan oleh PT Gudang Garam (Tbk), yakni
dipasal 57 menyebut Lembaga PenyiaranSwasta yang menyelenggarakan siaran iklan rokok
diluar ketentuan sebagaimana dimaksud padaPasal 21 ayat (3) dikenai sanksi administrasi
berupa denda administrasi untuk jasa penyiaran radio paling banyak Rp. 100.000.000 (seratus
juta rupiah), dan untuk jasa penyiaran televisi paling banyak Rp. 1.000.000.000 (satu milyar
rupiah).

13
3.5 Menganalisis kasus PT. GUDANG GARAM Tbk (Berdasarkan analisis pribadi)

Untuk membuat konsumen tertarik, iklan harus dibuat menarik bahkan kadang
dramatis. Tapi iklan tidak diterima oleh target tertentu (langsung). Iklan dikomunikasikan
kepada khalayak luas (melalui media massa komunikasi iklan akan diterima oleh semua
orang: semua usia, golongan, suku, dsb). Sehingga iklan harus memiliki etika, baik moral
maupun bisnis. Dalam dunia periklanan, para pelaku iklan mempunyai sumber daya manusia
yang mayoritas memiliki tingkat kreatifitas yang unik dan menarik, yang dapat
divisualisasikan dalam bentuk visual (video, gambar, ilustrasi, dan tulisan) atau pun dalam
bentuk audio (suara).

Sementara itu dalam kasus pelanggaran yang terjadi pada PT. GUDANG GARAM
Tbk, yaitu bentuk pelanggaran melalui tayangan iklan pada televisi. Berdasarkan pengaduan
masyarakat tayangan iklan tersebut tidak sesuai aturan, yang dimana diharuskan untuk
tayangan iklan seperti produk rokok yakni mempunyai ketentuan pukul 21.30-05.00. Jenis
pelanggaran ini dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap perlindungan kepada anak-anak
dan remaja serta ketentuan tentang jam tayang rokok.

14
BAB IV
Penutup

4.1 Kesimpulan
Etika dan hukum itu merupakan dua entitas yang berbeda. Perbedaan dua wilayah
tersebut tentunya membawa konsekuensi yang berbeda jika kedua norma itu dilanggar.
Sanksi terhadap pelanggaran norma etik adalah sanksi etik dan sanksi pelanggaran norma
hukum adalah sanksi hukum. Berdasarkan inti uraian pembahasan, yaitu mengenai kasus
pelanggaran etika dalam bisnis khususnya dalam hal etika periklanan yang telah dilakukan
oleh PT Gudang Garam (Tbk) terkait tindakan penayangan tersebut yang telah melanggar
Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 14 dan Pasal 43
serta Standar Program Siaran KomisiPenyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 15 ayat (1),
Pasal 58 ayat (1) dan Pasal 59 ayat (1).Sehingga pihak KPI Pusat melayangkan Surat Teguran
Tertulis Pertama No.953/K/KPI/05/14 tertanggal 5 Mei 2014. Yang mana apabila pelaku
iklan (PT Gudang Garam (Tbk)) tidak mengabaikannya maka KPI Pusat akan memutuskan
menjatuhkan sanks iadministratif Teguran Tertulis Kedua. Atas pelanggaran ini KPI Pusat
akan terus melakukan pemantauan dan meningkatkan sanksi yang lebih berat jika tetap
melanggar ketentuan jam tayangiklan rokok.

4.2 Saran
Saran yang dapat dikemukakan adalah sebaiknya pelaku iklan (PT Gudang Garam
(Tbk)) harusmematuhi apa saja yang telah diatur dalam UU Penyiaran atau UU Pariwara
Indonesia yang telahdiatur agar sejalan dengan nilai-nilai sosial-budaya masyarakat. Seperti
Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 14 dan Pasal 43
serta Standar ProgramSiaran Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012 Pasal 15 ayat (1),
Pasal 58 ayat (1) dan Pasal 59ayat (1).

15
Daftar Pustaka

 http://www.kpi.go.id/index.php/id/edaran-dan-sanksi/32044-teguran-tertulis-program-
iklan-rokok-gudang-garam-tv-one?detail5=5366

 https://qwords.com/blog/etika-dalam-bisnis/

 https://www.antaranews.com/berita/659448/bpkn-tertibkan-label-pangan-dan-iklan-
menyesatkan

 https://www.qiscus.com/id/blog/prinsip-etika-bisnis-penting-diketahui/

16

Anda mungkin juga menyukai