Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

INVESTASI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah INVESTASI
Dosen Pembimbing : Monika Sutarsa,S.Ak.,MM

Disusun Oleh :
- Muhammad Nasir 202106003
-Yunita Putri 202106003

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN


FAKULTAS MANAJEMEN KEUANGAN PERBANKAN
POLITEKNIK LP3i TASIKMALAYA
2023
Kata Pengantar

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini pada waktu yang tepat. Adapun tema dari
makalah ini ialah “ INVESTASI”

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Ekonomi Mikro yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan Langkah yang baik dari studi yang
sesungguh nya, oleh karena itu keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada
khususnya dan pada pihak lain yang berkepentingan umumnya.

Tasikmalaya, 17 Maret 2023

Muhammad Nasir

Yunita Putri
Contents
Kata Pengantar......................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.1 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.2 Tujuan Masalah.....................................................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI.............................................................................................................................6
2.1 Pengertian Fundamental.........................................................................................................6
2.1.1 Istilah Fundamental dalam Kehidupan Sosial.......................................................................6
2.1.2 Istilah Fundamental dalam Ekonomi.....................................................................................6
2.1.3 Mengenal Analisis Fundamental...........................................................................................7
2.2 Pengertian Laba...........................................................................................................................8
2.2.1 Jenis Laba Akuntansi.............................................................................................................9
2.2.2 jenis Laba Berdasarkan Sifatnya..........................................................................................10
2.2.3 Unsur-unsur Laba................................................................................................................11
2.2.4 Manfaat Laporan Laba........................................................................................................12
2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Laba.......................................................................................12
2.2.6 Earning calls........................................................................................................................13
2.2.7 Earning manajemen............................................................................................................16
2.3 Pengertian Valuation.................................................................................................................18
2.4 Pengertian Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)....................................................................22
2.4.1 Fungsi Rasio Profitabilitas...................................................................................................22
2.4.2 Jenis-Jenis, Contoh, dan Cara Menghitung Rasio Profitabilitas...........................................23
2.5 Liquidity.....................................................................................................................................30
2.5.1 Jenis Likuiditas....................................................................................................................30
2.5.2 Contoh Urutan Likuiditas Aset............................................................................................31
2.5.3 Cara Mengukur Likuiditas...................................................................................................32
2.6 Apa Itu Support & Resistance....................................................................................................34
2.6.1 Fungsi Support & Resistance...............................................................................................35
2.7 BreakOut dan BreakDown.........................................................................................................37
2.7.1 BreakOut.............................................................................................................................37
2.7.2 Pengertian Breakdown Beserta Tipsnya.............................................................................39
2.8 Moving Average.........................................................................................................................41

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan sektor perekonimian Indonesia kian berkembang pesat. Hal ini Nampak dari
semakin banyak bertambahnya jumlah pelaku kegiatan usaha. Berbagai upaya dilakukan oleh setiap
pelaku usaha bisnis guna memenangkan persaingan. Mulai dari melakukan kegiatan pemasaran
hingga pengelolaan keuangan yang baik. Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya
tidak terlepas dari masalah biaya. Perencanaan biaya dilakukan se-efektif dan se-efisien mungkin
guna memperkecil resiko kerugian serta memaksimalkan profit. Untuk perusahaan yang mempunyai
kegian operasional yang luas, manajemen tidak dapat lagi mengawasi jalannya perusahaan secara
langsung, oleh karena itu diperlukan suatu alat yang dapat membantu manajemen untuk
mengendalikan perusahaan, yaitu melalui penyusunan anggaran. Anggaran merupakan rencana
tertulis manajemen menegenai kegiatan-kegiatan yang akan datang.

Penyusunan anggaran harus berjalan seiring dengan wewenang dan fungsi operasional di dalam
organisasi penyusunan anggaran juga membantu pihak manajemen untuk mengetahui
penyimpangan – penyimpangan yang terjadi, sehingga perusahaan dapat melakukan perbaikan serta
pencegahan terjadinya penyimpangan di masa yang akan datang.

Anggaran Operasional sangat membantu pihak manajemen dalam mengendalikan biaya


operasional atau pengeluaran – pengeluaran yang terkait dengan kegiatan usaha, sehingga
pengeluaran dapat dibatasi dan diarahkan ke bagian yang paling berpotensi menghasilkan laba.
Anggaran biaya operasional merupakan factor controllable yang pada praktiknya dapat disesuiakan
dengan keinginan atau kebutuhan untuk periode yang akan datang. Penerapan serta penyusunan
anggaran biaya operasional tidak hanya diterapkan pada suatu jenis perusahaan tentu yang prifit
oriented saja, akan tetapi dapat juga diterapkan berbagai jenis usaha.

Dari uraian diatas diperoleh gambaran bahwa anggaran biaya operasional sangat mendukung
perusahaan dalam mengendalikan fungsi – fungsi manajemen khususnya fungsi perencanaan biaya
operasional yang sejalan dengan tujuan perusahaan guna memaksimalkan pencapaian laba.
1.1 Rumusan Masalah
Merusmuskan Materi Investasi menjadi satu dan dibuatkan menjadi Makalah Untuk
tugas Investasi
1.2 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan penyusunan adalah :
1. Untuk Mengetahui Fundamental
2. Menjelaskan tentang earning
3. Menjelaskan tentang valuation
4. Menjelaskan tentang Raio Profitabilitas
5. Menjelaskan tentang Liquidity, Dll
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Fundamental

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebut fundamental sebagai bersifat dasar (pokok)
atau mendasar. Kata fundamental dalam bahasa Inggris memiliki beberapa makna.

Menurut Merriam Webster, makna fundamental yaitu berfungsi sebagai dasar yang
mendukung keberadaan atau menentukan struktur atau fungsi penting (dasar); berfungsi sebagai
sumber asli atau primer; berkaitan dengan struktur, fungsi, atau fakta penting; menganut
fundamentalisme; sangat penting; atau berkaitan dengan karakteristik bawaan atau mendarah
daging seseorang

2.1.1 Istilah Fundamental dalam Kehidupan Sosial

Istilah fundamental juga digunakan dalam kehidupan sosial. Fundamental dalam kehidupan
sosial mengacu pada sesuatu yang bersifat mendasar atau prinsip-prinsip yang berlaku dalam
masyarakat.

Misalnya saja Indonesia menjadikan ideologi Pancasila sebagai falsafah hidup yang
fundamental. Oleh karenanya kehidupan warga Indonesia tergantung pada penghargaan dan
pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sehari-hari

2.1.2 Istilah Fundamental dalam Ekonomi

Dalam menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fundamental perekonomian


suatu negara, indikator ekonomi adalah salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dan
merupakan bagian penting dari keseluruhan faktor fundamental itu sendiri.

Sesuai maknanya, fundamental merujuk pada hal-hal penting yang mendasari kekuatan
ekonomi negara. Dalam menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fundamental
perekonomian suatu negara, indikator ekonomi yang jadi sorotan di antaranya pertumbuhan
ekonomi, inflasi, defisit anggaran, defisit anggaran berjalan, dan lainnya
2.1.3 Mengenal Analisis Fundamental

E Budiyanti dalam jurnal Analisis Faktor Fundamental Ekonomi, menyebut analisis


fundamental adalah analisis yang didasarkan pada situasi dan kondisi ekonomi, politik, dan
keamanan secara global dan juga tiap-tiap negara yang menerbitkan utang. Analisis fundamental
merupakan salah satu bentuk analisa investasi yang sering digunakan untuk melakukan prakiraan
harga dan risiko suatu saham atau obligasi, pergerakan mata uang atau derivatif berdasarkan faktor-
faktor fundamental.

Faktor-faktor fundamental yang paling sering dilihat yaitu kondisi makro suatu negara
dibandingkan negara lain, meliputi faktor politik, faktor keuangan (kebijakan moneter dan fiskal),
faktor eksternal (regional), dan faktor ekonomi (PDB, tingkat inflasi, neraca pembayaran, tingkat
pengangguran).

Sementara itu, Zakky dalam buku Cara Simple Analisis Fundamental menyebut analisis ini
menggunakan laporan keuangan perusahaan sebagai tolak ukurnya.

Prof Jogiyanto (2014) menyatakan analisis fundamental adalah analisis untuk menghitung
nilai intrinsik saham dengan menggunakan data laporan keuangan perusahaan.

Data yang dipakai dalam analisis fundamental adalah data keuangan, data pangsa pasar,
siklus bisnis dan sejenisnya. Sehingga dapat dikatakan analisis fundamental adalah analisis yang
memfokuskan bagaimana membaca laporan keuangan yang dikeluarkan secara rutin oleh instansi,
sebagai dasar untuk melakukan keputusan investasinya. Biasanya ini dipakai investor dengan
rentang waktu investigasi yang relatif panjang.

2.1.4Cara Analisis Fundamental

Untuk melakukan analisis fundamental ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan yakni
top down atau bottom up. Analisis top down dilakukan dengan menganalisa objek makro ekonomi,
sektor industri dan perusahaan, sedangkan pada bottom up mempelajari mulai dari perusahaan,
sektor industrinya, dan keadaan ekonomi negara.

Berikut penjelasannya:

1. Analisis Makro Ekonomi


Analisis ini digunakan untuk mengetahui kondisi ekonomi negara secara keseluruhan. Data
yang dipelajari yaitu produk domestik bruto (GDP), angka pengangguran, inflasi, dan suku
bunga acuan atau BI Rate, neraca pembayaran, hingga anggaran belanja.

2. Analisis Industri
Analisis industri menjadi tahap penting yang dilakukan setelah melakukan analisis ekonomi.
Para investor dan analis melakukan identifikasi peluang investasi, risiko, dan return yang
diharapkan ke depannya.

3. Analisis Mikro Perusahaan


Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kondisi perusahaan, yang dilakukan dengan
mempelajari laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari income statement (laporan rugi
laba), balance sheet (neraca), dan cash flow (laporan arus kas).

2.1.5 Contoh Penggunaan Kata Fundamental


Setelah mengetahui pengertian dan contoh analisis fundamental. Berikut contoh penggunaan
kata fundamental:

Meski ada perubahan kebijakan di setiap perubahan kepemimpinan, sebaiknya hal-hal


yang fundamental tak perlu dibongkar lagi agar tak menjadi konflik.
Pemerintah yakin Indonesia tak akan mengalami resesi karena fundamental ekonomi, yakni
pertumbuhan ekonomi mencapai 5,01 persen dan inflasi mencapai 4,2 persen lebih baik
dibandingkan negara lain.
Ideologi Pancasila merupakan kaidah pokok negara yang fundamental.
Kasus gizi buruk menjadi masalah fundamental yang harus diselesaikan untuk menjamin
generasi masa depan lebih sejahtera.
Pendidikan nasional memiliki amanat fundamental dalam menyelesaikan persoalan
menyangkut kerukunan antarumat beragama.

2.2 Pengertian Laba

Laba adalah penghasilan bersih (net income) atau imbalan dari aktivitas perusahaan,
mulai dari proses produksi hingga pemasaran yang sudah dikurangi dengan biaya kegiatan
operasi perusahaan.Penghasilan lebih ini juga tertulis di laporan laba-rugi.
Laporan tersebut adalah sebuah laporan keuangan perusahaan tertentu yang berisi
data pendapatan dan beban perusahaan dalam periode akuntansi tertentu yang dibuat oleh
bagian keuangan.Nah, berikut ini ada pengertian dari laba menurut beberapa ahli yang perlu
Anda ketahui.
1. Menurut IAI

IAI adalah singkatan dari Ikatan Akuntansi Indonesia. Organisasi ini mendefinisikan
penghasilan bersih sebagai ukuran dasar untuk ukuran lainnya seperti earnings per
share dan return on investment.
2. Charles Thomas Horngren

Menurut Horngren, laba adalah penghasilan lebih dari total jumlah pendapatan
dengan perbandingan total beban. Hal ini juga disebut dengan keuntungan bersih.
3. Don R. Hansen dan Maryanne M. Mowen
Selanjutnya, menurut Hansen dan Mowen menjelaskan bahwa laba adalah
pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan yang sudah dikurangi dengan jumlah biaya
bunga, pajak, biaya penelitian dan pengembangan. Penghasilan bersih tersaji dalam bentuk
laporan laba-rugi.
4. M. Nafarin

Selain 2 ahli sebelumnya, ada juga pendapat dari M. Nafarin (2007: 788) yang
mengartikan laba sebagai selisih antara pendapatan dengan pengeluaran dan keseimbangan
biaya-biaya pada periode akuntansi tertentu.
5. Abdul Halim dan Bambang Supomo

Laba merupakan tanggung jawab inti dengan menghitung selisih pemasukan dan
pengeluaran atau selisih dari pendapatan dan biaya (Halim & Supomo, 2005: 139).

2.2.1 Jenis Laba Akuntansi

Terdapat 4 jenis laba atau penghasilan dalam akuntansi. Nah, jika Anda ingin tahu
apa saja itu, mari simak ulasan lengkapnya berikut ini.
1. Laba kotor penjualan

Jenis penghasilan yang pertama adalah laba kotor penjualan yang merupakan selisih


dari harga pokok penjualan dan penjualan bersih.
Penghasilan kotor ini juga belum dikurangi dengan jumlah beban operasi perusahaan
dalam suatu periode tertentu.
2. Laba operasional

Jenis selanjutnya adalah penghasilan bersih operasional yang merupakan


pengurangan penghasilan kotor penjualan dengan semua biaya produksi, biaya administrasi,
biaya penjualan, dan biaya operasional lainnya.
3. Laba sebelum pajak

Selanjutnya ada jenis penghasilan bersih sebelum pajak. Hal ini juga disebut
dengan Earning Before Tax (EBIT) yang merupakan pendapatan menyeluruh perusahaan
sebelum terkena potongan pajak perseroan.
4. Laba sesudah pajak

Jika sebelumnya ada jenis penghasilan bersih sebelum pajak, maka jenis selanjutnya
yaitu penghasilan bersih setelah pajak.Jenis ini bisa diperoleh dari laba kotor yang dikurangi
pajak, bunga, dan biaya operasional perusahaan.

2.2.2 jenis Laba Berdasarkan Sifatnya


. Laba Psikis (Psychic Income)

Penghasilan bersih jenis satu ini bisa Anda rasakan ketika produk atau jasa
perusahaan mengalami peningkatan kepuasaan dari konsumen. Hal ini memang sulit untuk
diukur karena kepuasan manusia sangat tergantung dari kemakmuran dan pencapaian tingkat
sosial.
Jadi, meskipun jumlah penghasilan bersihnya sama, hal ini tidak berarti kepuasan
setiap orang sama.
2. Laba Riil (Real Income)

Jenis selanjutnya yaitu laba riil yang berarti ada kenaikan kemakmuran ekonomi.
3. Laba Uang (Money Income)

Selain 2 jenis laba di atas, ada jenis lainnya yaitu money income.


Jenis ini adalah terjadinya kenaikan jumlah uang dalam satu periode tanpa
mempertimbangkan faktor daya beli dan hanya fokus pada pengukuran penghasilan bersih
akuntansi.
Perlu Anda ketahui bahwa penghasilan bersih akuntansi berkaitan dengan money
income, sedangkan penghasilan bersih ekonomi berkaitan dengan real income.
2.2.3 Unsur-unsur Laba

Nah, setelah Anda mengetahui pengertian dan jenis-jenis laba, maka penting juga
untuk tahu unsur-unsurnya. Nah, berikut ini ada 5 unsur laba atau penghasilan bersih yang
harus Anda ketahui.
1. Pendapatan

Pendapatan adalah peningkatan aktivitas perusahaan atau penurunan kewajiban


perusahaan dalam satu periode akuntansi. Hal ini bisa didapatkan dari kegiatan operasional
berupa kredit atau penjualan barang dari perusahaan.
 
2. Beban

Unsur beban merupakan  pengeluaran atau pemakaian aset dalam satu periode
akuntansi yang digunakan untuk aktivitas operasi.
Bebas juga disebut berkurangnya aktiva atau penurunan manfaat ekonomi dalam satu
periode akuntansi, sehingga terjadi penurunan ekuitas.
3. Biaya

Unsur biaya adalah uang kas perusahaan yang dikorbankan untuk memproduksi
barang atau jasa yang kemudian hari akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Apabila ada biaya yang sudah kadaluarsa, maka biaya ini disebut sebagai beban.
4. Untung-Rugi

Unsur laba selanjutnya yaitu untung-rugi. Keuntungan perusahaan merupakan


peningkatan ekuitas dari transaksi yang mempengaruhi suatu perusahaan dalam suatu
periode tertentu, namun bukan dari pendapatan investasi pemilik perusahaan.
5. Penghasilan
Unsur laba selanjutnya yaitu unsur penghasilan yang meliputi keuntungan (gain) dan
pendapatan (revenue). Unsur penghasilan merupakan arus masuk bruto yang berasal dari
manfaat ekonomi.
Hal ini muncul akibat adanya  aktivitas normal suatu perusahaan yang terjadi selama
satu periode, apabila arus masuk bruto tersebut menyebabkan adanya kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari usaha penanaman modal.
2.2.4 Manfaat Laporan Laba

Laporan penghasilan bersih memberikan banyak manfaat dalam dunia akuntansi.


Pertama, laporan tersebut bermanfaat untuk menjadi alat ukur performa kerja dari
manajemen perusahaan.Selanjutnya, laporan tersebut juga berguna sebagai pembeda antara
modal dan penghasilan bersih.
Tidak hanya itu, laporan penghasilan bersih juga bermanfaat untuk mengukur
keberhasilan manajemen perusahaan dan sebagai dasar pengambilan keputusan. Manfaat
laporan penghasilan bersih lainnya yaitu menjadi dasar untuk menentukan besarnya pajak
dan sebagai ukuran dalam membagi kompensasi dan bonus kepada karyawan perusahaan.
Selain itu, laporan ini juga berfungsi untuk menentukan berapakah perkiraan
penghasilan bersih pada periode akuntansi selanjutnya.
2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Laba
Mengapa besaran jumlah penghasilan bersih bisa berubah-ubah pada setiap periodenya? Hal ini
karena ada faktor-faktor yang mempengaruhi penghasilan bersih. Faktor tersebut yaitu biaya, harga
jual, dan volume penjualan dan produksi (Mulyadi, 2001: 513). Faktor biaya adalah pengeluaran
perusahaan dalam memproduksi produk atau jasa.

Sedangkan, harga jual adalah harga penjualan suatu produk atau jasa yang akan mempengaruhi
volume penjualan. Terakhir, ukuran volume penjualan produk atau jasa akan mempengaruhi
besaran produksi suatu produk dan biaya produksinya.

Kelola Keuangan Perusahaan Jadi Lebih Mudah dengan Aplikasi Akuntansi Jurnal

Setelah mengetahui apa itu pengertian, jenis, dan manfaat dari laba yang telah
disebutkan di atas, penting sekali bagi Anda agar bisa menghitung dan mengelola keuangan
perusahaan dengan baik. Anda bisa memanfaatkan aplikasi akuntansi online Mekari Jurnal
Sofware ini dapat mempermudah anda dalam menglola keuangan bisnis dengan
tersedianya berbagai fitur, seperti laporan keuangan, persediaan barang, rekonsiliasi
transaksi, termasuk pula pencatatan faktur pembelian dan pembayaran. Dengan
menggunakan Jurnal, Anda bisa menghemat biaya, waktu, dan energi karena data keuangan
bisnis diproses dengan baik.
Setiap detail penghasilan bersih harus dihitung dengan tepat dan akurat agar
perusahaan tidak mengalami kerugian. Biar tidak repot, Anda bisa menggunakan software
untuk menghitung penghasilan bersih dan unsur lainnya untuk mengatur keuangan dan arus
transaksi.
Kembangkan bisnis Anda dengan memulai pembukuan yang benar mulai sekarang! Dengan
beragam fitur yang diberikan, seperti:
1. Invoice & PO, buat faktur penjualan, pesanan pembelian, dan surat jalan profesional secara
otomatis.
2. Laporan cepat & tepat, susun laporan finansial dan aktivitas bisnis secara real-time dengan
1-klik.
3. Kontrol stok persediaan, monitor stok serta lakukan stok opname untuk laporan tepat.
4. Kolaborasi real-time, tambah pengguna lainnya untuk performa kerja multi-tasking.
5. Online live chat tiap Saat, hubungi kami kapan saja, tim support kami siap membantu
Anda.
Penggunaan software  seperti Jurnal akan mempermudah Anda dalam mengelola arus
transaksi dan juga informasi akuntansi bisnis Anda. Silakan coba aplikasi Jurnal secara
gratis selama 14 har
2.2.6 Earning calls

Buat kamu yang belum tahu, earning calls merupakan panggilan konferensi antara


manajemen perusahaan dengan publik, analis, investor, media dan pihak yang berkepentingan
untuk membahas hasil keuangan perusahaan selama periode pelaporan tertentu. 

Periode pelaporan hasil kinerja kuartalan bisa dalam jangka waktu kuartal atau tahun
fiskal. Pertemuan ini biasanya didahului oleh laporan pendapatan, yang berisi ringkasan
informasi tentang kinerja keuangan untuk periode tersebut.

Biasanya, perusahaan sering menerbitkan laporan keuangan sesaat sebelum earning


calls diadakan. Sementara pada akhir earning calls, peserta diperbolehkan untuk mengajukan
pertanyaan. 

Haruskan Perusahaan Melakukan Earning Calls? 

Selain pengumuman dari perusahaan, siaran pers dan pertemuan dengan analis yang
direncanakan, earning calls biasanya memberikan informasi langka yang signifikan kepada
pihak tertentu. 

Pihak tersebut diantaranya analis, media dan investor diajak untuk mengikuti dengan
cermat earning calls dan ikut berpartisipasi melalui sesi tanya jawab. Kendati demikian,
pertemuan tersebut bukanlah pertemuan wajib yang harus dilakukan perusahaan terlebih
perusahaan terbuka yang memang harus memberikan informasi terkini perihal bisnis
perusahaannya. 

Jadi, baik perusahaan terbuka ataupun perusahaan yang belum melantai di bursa tidak
wajib untuk menggelar earning calls. Namun, perusahaan terbuka diharuskan untuk merilis
rincian laporan keuangan dan tidak harus ada rilis tertulis atau pertemuan spesifik untuk
menjelaskan hal tersebut. 

Jika memang dijadwalkan, beberapa peserta dapat mengajukan pertanyaan yang


kemudian akan dijawab oleh pihak eksekutif dan perwakilan perusahaan. Sebenarnya,
pertanyaan pada pertemuan ini akan menambah informasi berharga yang dapat meningkatkan
citra perusahaan dan menaikan ekspektasi publik terhadap masa depan perusahaan. 

Biasanya, pertemuan ini banyak memakan waktu dan membutuhkan sumber daya
yang kompeten untuk menjawab beberapa pertanyaan yang mungkin akan dibutuhkan pihak
tertentu. Perusahaan juga diajak untuk menjadi komunitas investasi agar terus terlibat dalam
masa depan perusahaan. 

Dari sisi investor, informasi yang diinginkan bisa dengan cepat terjawab karena
pertemuan ini, tanpa harus lelah mengulik laporan keuangan. Sementara, pihak yang
berkepentingan seperti analis biasanya menggunakan informasi dari earning calls dalam
analisis fundamental perusahaan sekuritasnya. Media menggunakan informasi pada
pertemuan ini untuk mendapatkan informasi yang akan disebarkan pada media massa. 

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Earning Calls

Usahakan meluangkan waktu untuk menyimak penjelasan pada saat pertemuan


earning calls. Secara garis besar, pertemuan ini akan memberikan sejumlah keuntungan bagi
investor karena langsung dipaparkan oleh manajemen perusahaan

Sejarah Perusahaan

Untuk mengerti industri yang sedang dijalankan perusahaan, kamu perlu tahu tentang sejarah
perusahaan terlebih dahulu. Biasanya, hal ini akan dipaparkan oleh moderator dalam
pertemuan ini sehingga kamu perlu menyimak atau membaca transkrip jika memang
disediakan untuk mengetahui konteks pertemuan earning calls tersebut. 

Setelah mengetahui tentang asal muasal perusahaan, perhatikan laporan analisis yang relevan
terkait industri dan atau perusahaan pada kuartal dan tahun fiskal sebelumnya untuk
mengetahui bagaimana kinerja perusahaan selama periode sebelumnya. 

Perhatikan Laporan Keuangan Perusahaan

Laporan keuangan perusahaan biasanya akan diterbitkan pertama kali kepada publik dalam
pertemuan ini terlebih dahulu sebelum disebarkan kepada media atau bursa. Maka dari itu,
penting untuk mengetahui tolak ukur dari laporan keuangan itu sendiri seperti pendapatan
atau penjualan, laba atau rugi, aset, utang hingga cash flow. 

Dalam hal ini, pihak yang berkepentingan seperti analis, investor dan media bisa menanyakan
kinerja keuangan dalam periode tertentu langsung kepada manajemen perusahaan untuk
memproyeksikan kinerja fundamental perusahaan di masa depan. 

Simak Informasi pada Sesi Tanya Jawab


Penting untuk menyimak informasi yang disampaikan langsung oleh eksekutif atau
perwakilan perusahaan dalam sesi tanya jawab pada pertemuan earning calls. Terkadang
beberapa informasi terkait pertumbuhan dan penurunan laba atau aset bisa diketahui saat
pertemuan ini berjalan. 

Para perwakilan perusahaan juga terkadang tidak segan-segan untuk memberitahukan


informasi internal yang belum diketahui publik terkait rencana perusahaan di masa yang akan
datang. 

Amati Perubahan Harga Saham

Sebelum mengikuti pertemuan, penting bagi kamu untuk juga mengamati perubahan harga
saham emiten tersebut. Jika memang selama periode tertentu, harga saham perusahaan
tersebut mengalami penurunan atau kenaikan, hal ini bisa menjadi bahan pertanyaan yang
bisa kamu ajukan kepada manajemen perusahaan. 

Kenaikan atau penurunan harga saham biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
rencana perusahaan dalam waktu dekat seperti merger dan akuisisi, mengimbangi kinerja
fundamental perusahaan atau sekedar spekulasi pasar.

Selain itu, amatilah risiko langkah yang diambil perusahaan untuk bisa memproyeksikan
perubahan harga saham dalam waktu dekat untuk menentukan apakah perusahaan tersebut
layak untuk diinvestasikan dalam jangka waktu tertentu. 

Sebenarnya, ada banyak sekali emiten di bursa efek Indonesia yang menggelar earning calls
baik dalam sambungan telepon atau konferensi video. Namun, pertemuan tersebut biasanya
diadakan tertutup untuk kalangan tertentu saja. 

2.2.7 Earning manajemen

MANAJEMEN LABA (earnings managements) Pengertian manajemen laba oleh


Merchant (1989) dalam Merchant dan Rockness (didefinisikan sebagai tindakan yang
dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan yang bisa
memberikan informasi mengenai keuntungan ekomnomis (conomic advantage) yang
sesungguhnya tidak dialami perusahaan, yang dalam jangka panjang tindakan tersebut
bahkan bisa merugikan perusahaan. Healey dan Wahlen (1998) membagi motivasi yang
mendasari manajemen laba kedalam tiga kelompok. Pertama, motivasi dari pasar modal yang
ditunjukkan dengan return saham. Kedua, motivasi kontrak yang dapat berupa kontrak utang
(Sweeney, 1994) dan kontrak kompensasi manajemen (Holthausen, Larcker dan Sloan,
1995). Ketiga motivasi regulatory seperti yang dikemukan Jones (1991) dan Key (1997).

Manajemen laba atau Earnings manajement menurut Schipper (1989) sebagai suatu
intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan
sengaja memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Healey dan Wahlen (1999) menyatakan
bahwa manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan judgement dalam pelaporan
keuangan dan penyusunan transaksi merubah laporan keuangan. Keadaan ini dapat
menyesatkan stakeholder atas kinerja ekonomi perusahaan dan mempengaruhi hasil
sehubungan dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi yang dilaporkan
Pentingnya Manajemen Laba Sikap manajemen terhadap SAK berhubungan dengan
kepentingan terhadap pengungkapan kinerja finansial (nilai perusahaan), diantaranya laba
yang secara normal disajikan menurut kaidah standar akuntasi. Adanya pembatasan
terhadap penyajian elemen-elemen informasi akuntansi mengakibatkan penurunan
keuntungan/aktiva yang dilaporkan. Sehingga resiko perusahaan ditempatkan sebagai
bagian dari pertimbangan teknis pada saat standar tersebut efektif berlaku. Adaptasi
terhadap standar akuntasi yang menurunkan laba atau nilai intristik akan mengakibatkan
perusahaan yang beresiko tinggi berada dalam posisi lemah terhadap perjanjian dengan
pihak ketiga.

Dengan fenomena tersebut, manajemen menggunakan laporan laba/rugi sebagai


ukuran efisiensi dan efektivitas alokasi sumber daya. Karena pentingnya laporan laba/rugi,
maka laba menjadi perhatian utama manajer sehingga mendorong manajer untuk
melakukan manajemen laba. Kepentingan manajemen memanaj laba yaitu:

- Mendapatkan bonus dan kompensasi lainnya, kenerja manajemen dapat diukur berdasarkan
informasi laporan keuangan. Semakin baik laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen maka
semakin baik pula kinerja manajer tersebut, sehingga semakin besar kesempatan untuk memperoleh
bonus.

- Mempengaruhi keputusan pelaku pasar, salah satu motivasi dilakukannya manajemen laba yaitu
dalam rangka penawaran saham di pasar modal (Initial Public Offering/ IPO ). Supaya calon investor
tertarik untuk membeli saham perusahaan, maka pihak manajemen harus dapat menunjukkan
perusahaan tersebut prosepktif. Upaya yang dilakukan oleh manajemen perusahaan agar
perusahaannya terlihat prospektif adalah dengan melakukan manajemen laba.

- Menghindari pelanggaran perjanjian piutang, dengan melakukan penerapan manajemen laba


terkesan bahwa manajemen telah melakukan pengelolaan perusahaan dengan baik untuk menjamin
seluruh utang ( tingkat likuiditas entitas). Dalam keadaan demikian perusahaaan akan terhindar dari
insolvabilitas dan terhindar dari kekurangan likuiditas temporer. Menghindari biaya politik
(tergantung skala perusahaan), artinya bagi perusahaan kecil sering memilih metode akuntansi yang
memberikan pelaporan laba lebih besar dengan harapan akan mendapat tambahan pinjaman dari
pihak investor. Sedangkan untuk perusahaan skala besar, pada kondisi tertentu cendrung memilih
metode akuntansi yang menurunkan laba atau berbasis political cost hipotesis. Alasannya apabila
perusahaan besar melaporkan labanya kecil, berarti dapat melakukan penghematan seperti kecilnya
pajak yang dibayar dan tuntutan kenaikan gaji karyawan.

Cara Manajemen Memanajemen Laba

Healey (1986) dan Palepu (1987) menyatakan bahwa informasi antar investor denagn manajeman
memberi peluang pada perusahaan untuk melakukan manajemen laba. Hal ini mengakibatkan
timbulnya jurang informasi antara pihak manajeman perusahaan dengan para pengguna laporan
keuangan dan membuka peluang untuk melakukan window dressing sah lewat pengaturan kebijakan
akrual. Dalam hal ini teori keagenan (agency theory) menyatakan kontrak antar agen dengan
principal, yang melibatkan dua pihak yang sama sama memberikan dorongan untuk menguntungkan
diri sendiri menghasilkan konflik. Kondisi ini mendorong manajemen untuk memanfaatkan kebijakan
guna melakukan manipulasi informasi keuangan secara sepihak.

Menurut Ronen dan Sadan (1979), Ali dan Komar (1994) penerapan manajemen laba dapat
dilakukan melalui creative accounting practices deangan 3 teknik yaitu: pemilihan metode akuntansi,
klasifikasi sistem akuntansi dan pengaturan waktu transaksi.:

Cara pertama, memanaj laba dilakukan dengan cara memilih metode akuntansi yang dapat
menaikkan atau menurunkan laba. Contoh pemilihan metode akuntansi depresiasi aktiva tetap,
metode akuntansi persediaan, kapitalisasi bunga, biaya eksplorasi ditangguhkan, amortisasi biaya
pengembangan ditangguhkan, depresiasi kontruksi dan prasarana pertambangan, pengelolaan
lingkungan hidup, amortisasi biaya pensiun dan inflasi.

Cara kedua, menaikkan atau menurunkan laba dilakukan dengan melalui klasifikasi sistem
akuntansi. Yaitu menetapkan standar tentang penggolongan dan pengungkapan pos luar biasa
(extraordinary items), pengungkapan unsur-unsur tertentu sehubungan dengan laba rugi aktivitas
normal, perubahan estimasi akuntansi (accounting estimated) dan perlakuan akuntansi atas
kesalahan yang mendasar (fundamental errors).

Cara ketiga, menaikkan atau menurunkan laba melalui pengukuran waktu transaksi. Hal ini
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu (a) income increase techniques yang dilakukan dengan cara
front loading revenue and back loading expense dengan memanfaatkan prinsip akuntansi yang
mempertemukan (matching principle); (b) decreasing techniques biasanya dilakukan pada
perusahaan yang mendapatkan laba yang besar dan berusaha menyimpan laba tersebut guna
memaksimalkan kepentingan manajemen. Pengaturan waktu transaksi dapat dilakukan atas akun
neraca dan laba/rugi. Akun yang dimaksud antara lain persediaan, piutang dagang, pengeluaran
modal, laba kotor, biaya administrasi dan umum.

2.3 Pengertian Valuation

Penilaian merupakan proses dalam memperoleh estimasi nilai yang melibatkan


penelitian yang selektif terhadap suatu pasar tertentu, mengumpulkan data dan
menganalisanya dengan menggunakan teknik yang sesuai, menerapkan pengetahuan,
pengalaman dan pertimbangan professional untuk membangun pemecahan dalam masalah
penilaian yang dihadapi
Dalam ekonomi, valuasi berfokus pada penetapan nilai uang yang digunakan untuk
menilai aset, barang, maupun jasa. Valuasi ekonomi yaitu alat untuk menilai suatu ekosistem
yang diberikan dalam nilai moneter atau uang.

Nilai valuasi adalah ukuran manfaat yang diberikan oleh ekosistem perusahaan atau
bisnis, serta dampaknya. Setiap perusahaan akan memiliki nilai valuasi yang berbeda-beda
hingga berubah-ubah. Nilai valuasi akan ditentukan dari aset keuangan dan juga kinerja
perusahaan tersebut.
Nilai valuasi wajar akan dipengaruhi oleh prospek kinerja perusahaan itu sendiri.
Artinya, semakin tinggi kinerja atau prospek pertumbuhan perusahaan di masa depan, tentu
akan nilai wajarnya juga ikut tinggi.

Adanya valuasi tersebut bermanfaat untuk digunakan ketika mencoba menentukan


nilai wajar sekuritas, yang ditentukan oleh pembeli saat bersedia membayar penjual
(melakukan transaksi dengan sukarela). Jadi, valuasi penting dilakukan agar pihak
perusahaan maupun pelaku bisnis bisa menentukan harga jual perusahaan mereka

2.3.1 Cara Menghitung Valuasi


Ada beberapa cara untuk menghitung valuasi. Kamu bisa pelajari dan memahami beberapa
metode menghitung valuasi berikut ini:

1. Kapitalisasi Pasar
Kapitalisasi pasar (market capitalization atau market cap) termasuk cara menghitung valuasi
perusahaan. Menurut Downes dalam Jurnal Ekonomi dan Manajemen dari Universitas
Siliwangi (Unsil) oleh Alfin NF Mufrenia dan Dhea Amanah, kapitalisasi pasar merupakan
harga yang berlaku dari sekuritas.

Kapitalisasi pasar ini akan mencerminkan nilai kekayaan perusahaan saat ini, yang menjadi
suatu pengukuran terhadap ukuran perusahaan. Semakin besar kapitalisasi pasar yang
dimiliki perusahaan, tentu akan semakin besar juga ukuran perusahaan itu.

Nah, investor akan cenderung menahan sahamnya lebih lama, kalau mereka memiliki
kapitalisasi pasar yang lebih besar. Mengapa? Karena investor menganggap perusahaan besar
itu akan cenderung lebih stabil dari sisi keuangannya. Sehingga, resiko kerugiannya akan
lebih kecil.

2. Profit Multiplier
Metode profit multiplier atau pengganda keuntungan adalah cara di mana nilai perusahaan
dihitung dengan mengalikan keuntungan bisnis, atau disebut price to earnings.

Di mana harga adalah nilai perusahaan, dan laba berarti keuntungan yang diperoleh
perusahaan. Contohnya, ada perusahaan yang memiliki laba bersih tahunan sekitar rp 1
triliun, dan akan menggunakan kelipatan 5.

Jadi, nilai perusahaan akan dihitung sebagai 5 x 1 triliun = 5 triliun. Meskipun


perhitungannya tampak sangat sederhana, cara pengganda laba ini akan lebih rumit seiring
dengan pertumbuhan perusahaan dan laba yang berfluktuasi setiap tahun, begitu seperti
dikutip laman Eqvista.

3. Discounted Cash Flow (DCF)


Dikutip dari laman UKM Indonesia, Discounted Cash Flow DCF dilakukan dengan cara
menghitung nilai sekarang dari arus kas di masa yang akan datang atau present value (PV).
Jika asumsi yang digunakan akurat, maka cara DCF akan memberikan hasil valuasi yang
baik.

Namun, penggunaan metode DCF juga punya kelemahan yakni mengharuskan kita untuk
mengestimasikan arus kas di masa mendatang. Sehingga, akan ada potensi kesalahan dalam
perhitungannya.

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Valuasi

Dikutip dari jurnal berjudul Metode Valuasi Manakah yang Lebih Tepat untuk
Merger dan Akuisisi? Karya Suwinto Johan dan Laura Herbani, beberapa faktor penting yang
juga menjadi faktor dalam mempengaruhi valuasi, yaitu:

Scarcity
Istilah scarcity merupakan gambaran dari kompetitifnya beberapa industri, sehingga
perusahaan yang ingin dijual, menjadi sedikit. Sedangkan, investor yang ingin berinvestasi
malah banyak. Walaupun nilai valuasi tak mencapai harga tinggi, namun karena kekuatan
antara permintaan dan penawaran, nilai valuasi bisa menjadi tinggi.

Regulasi
Pihak regulator akan punya peranan penting, misalnya dalam transaksi merger dan akuisisi
suatu perusahaan. Regulator punya wewenang untuk memberikan izin atas transaksi yang
dilakukan.

Di Indonesia sendiri, pihak regulator dikenal dengan Komisi Pemantau Persaingan Usaha
(KPPU). Jika izin industri telah dikeluarkan, maka industri akan menjadi menarik bagi para
pelaku usaha, begitu sebaliknya. Apabila regulator telah mengubah persyaratan modal
minimum misalnya, maka pelaku usaha juga akan terpaksa berusaha untuk memenuhi
persyaratan yang ada.

Waktu Valuasi
Waktu dilakukannya valuasi akan sangat penting, karena menjadi dasar dalam menentukan
nilai dan suatu asumsi-asumsi. Misalnya, penentuan tanggal juga perlu melibatkan
kesepakatan berbagai pihak.

Contoh Valuasi
Perhitungan valuasi yang mudah bisa dicontohkan pada startup. Cara menghitung valuasi
dengan perhitungan modal awal dan suntikan dana investor. Contohnya, ada perusahaan
startup yang memiliki nilai awal Rp 20 miliar, lalu ada sebuah venture capital yang
menambahkan pendanaan sebesar Rp 20 miliar.

Berarti, valuasi startup itu menjadi Rp 40 miliar, dengan kepemilikan saham 50% yang
dimiliki venture tersebut. Contoh perhitungan tersebut sebagaimana dikutip dari buku
berjudul Mampukah IPO Bukalapak capai Kesuksesan IPO Alibaba oleh Buddy Setianto.

2.3.3 Perbedaan Valuasi dan Profit


Masih ada banyak orang yang masih bingung hingga keliru terkait pengertian valuasi yang
sering disamakan dengan profit. Faktanya, keduanya punya arti yang berbeda, walaupun
tujuannya akan didasarkan dari penilaian.

Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa valuasi adalah kegiatan untuk menilai


perusahaan melalui kinerja yang dihasilkan. Sedangkan, profit adalah keuntungan atau laba
bersih yang didapatkan suatu perusahaan pada periode tertentu.

Sejatinya, penilaian suatu perusahaan tidak didasari dari valuasi saja. Investor tentu
akan mempertimbangkan juga bagaimana profit perusahaan tersebut, sebelum menanamkan
modal saham ke perusahaan.

Maka, ada istilah valuasi saham. Valuasi saham adalah teknik untuk menentukan nilai
wajar atau nilai intrinsik dari sebuah investasi. Demikian dikutip dari buku berjudul Jurus-
jurus Saham karya Raymond Budiman. Dalam investasi, valuasi saham akan dibandingkan
dengan harga pasar yang ditawarkan.

Jadi, valuasi berarti lebih kepada nilai dari kinerjanya. Sementara, pengertian profit
lebih melihat dari keuntungan yang didapatkan dalam waktu tertentu. Tingginya harga saham
juga turut meningkatkan nilai perusahaan, serta kemakmuran investor begitupun sebaliknya

2.4 Pengertian Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas atau profitability ratio adalah rasio atau perbandingan untuk


mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari pendapatan
(earning) terkait penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan dasar pengukuran tertentu.
Jenis-jenis rasio profitabilitas  dipakai untuk memperlihatkan seberapa besar laba atau
keuntungan yang diperoleh dari kinerja suatu perusahaan yang memengaruhi catatan atas
laporan keuangan yang harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Penggunaan rasio
ini juga menunjukkan efisiensi perusahaan.
Dari perspektif investor, pertumbuhan keuntungan perusahaan merupakan salah satu
indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa mendatang
2.4.1 Fungsi Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas atau profitability ratio diperlukan untuk pencatatan transaksi


keuangan yang biasanya dinilai oleh investor dan kreditur (bank).Tujuannya adalah untuk
menilai jumlah laba investasi yang akan diperoleh oleh investor.
Selain itu, rasio ini juga dapat mengukur besaran laba perusahaan untuk menilai
kemampuan perusahaan membayar utang kepada kreditur berdasarkan tingkat pemakaian
aset dan sumber daya lainnya sehingga terlihat tingkat efisiensi perusahaan.Semakin tinggi
nilai rasio maka kondisi perusahaan semakin baik berdasarkan rasio profitabilitas.Nilai yang
tinggi melambangkan tingkat laba dan efisiensi perusahaan tinggi yang bisa dilihat dari
tingkat pendapatan dan arus kas.
Singkatnya fungsi dari rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
 Mengetahui tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam satu periode tertentu.
 Membandingkan dan menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
 Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
 Mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang dihasilkan dari dana yang tertanam dalam
total aset dan total ekuitas.
 Mengetahui tingkat laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
 Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan, baik modal
pinjaman maupun modal sendiri.
 Mengukur margin laba kotor atas penjualan bersih, mengukur margin laba operasional atas
penjualan bersih, dan mengukur margin laba bersih atas penjualan bersih.
2.4.2 Jenis-Jenis, Contoh, dan Cara Menghitung Rasio Profitabilitas

Beberapa jenis rasio profitabilitas yang sering dipakai untuk meninjau kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang dipakai dalam akuntansi keuangan antara lain
adalah:
 Gross  profit margin (GPM)
 Profit margin ratio (PMR)
 Net profit margin (NPM)
 Operating ratio (OR)
 Earning power of total investment (EPTI)
 Return of investment (ROI)
 Rentabilitas modal sendiri (RMS)
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan dan juga rumus cara menghitung jenis
jenis rasio profitabilitas lengkap dengan contoh:
Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Margin laba kotor merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba kotor
terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan.
Laba kotor yang dipengaruhi oleh laporan arus kas memaparkan besaran laba yang
didapatkan oleh perusahaan dengan pertimbangan biaya yang terpakai untuk
memproduksi produk atau jasa.
Gross profit margin mengukur efisiensi perhitungan harga pokok atau biaya produksi.
Semakin besar gross profit margin semakin baik (efisien) kegiatan operasional
perusahaan yang menunjukkan harga pokok penjualan lebih rendah daripada penjualan
(sales) yang berguna untuk audit operasional.
Jika sebaliknya, maka perusahaan kurang baik dalam melakukan kegiatan operasional.
Rumus perhitungan margin laba kotor sebagai berikut:
Gross Profit Margin = (Laba Kotor/ Total Pendapatan) x 100%
Contoh rumus rasio profitabilitas gross profit margin :
Laba kotor perusahaan PT Megah Sejahtera: Rp48.000.000
Total pendapatan perusahaan: Rp55.000.000
Maka Gross Profit Margin perusahaan PT Megah Sejahtera adalah sebagai berikut :
(Laba Kotor : Total Pendapatan) x 100%
= (48.000.000 : 55.000.000) x 100%
= 87%
b. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio profitabilitas untuk menilai
persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang
diperoleh dari penjualan.
Margin laba bersih ini disebut juga profit margin ratio.
Salah satu manfaat rasio profitabilitas adalah untuk mengukur laba bersih setelah pajak
terhadap penjualan.
Semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.
Net profit margin dihitung dengan rumus berikut ini:
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak : Penjualan
Contoh rumus rasio profitabilitas net profit margin :
Pendapatan Penjualan Bersih (Net Sales) = Rp27.063.310.000.000.
Laba Bersih setelah Pajak (Net Profit after Tax) = Rp2.064.650.000.000.
Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin) : ??
Jawaban:
Margin Laba Bersih = Laba Bersih setelah Pajak : Pendapatan Penjualan bersih
Margin Laba Bersih = Rp2.064.650.000.000 : Rp27.063.310.000.000
Margin Laba Bersih = 7,63%
c. Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio

Tingkat pengembalian aset merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase


keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total aset sehingga
efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari persentase rasio ini.
Rumus rasio pengembalian aset adalah sebagai berikut:
ROA = Laba Bersih : Total Aset
Contoh perhitungan rumus rasio profitabilitas ROA dengan memakai data laporan keuangan
sebuah perusahaan.
Diketahui: laba bersih perusahaan sebesar Rp180.000.000 dan total aset Rp20.000.000,
maka hitunglah ROA perusahaan.
ROA = Laba Bersih : Total Aset
ROA = 180.000.000 : 20.0000.000 = 9%
d. Rasio Pengembalian Ekuitas (Return on Equity Ratio)

Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan


perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan tersebut
yang dinyatakan dalam persentase.
ROE dihitung dari penghasilan (income) perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan
oleh para pemilik perusahaan (pemegang saham biasa dan pemegang saham preferen).
Return on equity menunjukkan seberapa berhasil perusahaan mengelola modalnya (net
worth), sehingga tingkat keuntungan diukur dari investasi pemilik modal atau pemegang
saham perusahaan. ROE yaitu rentabilitas modal sendiri atau yang disebut rentabilitas usaha.
Rumus Return On Equity sebagai berikut.
ROE = Laba Bersih Setelah Pajak : Ekuitas Pemegang saham
Contoh perhitungan menggunakan rumus rasio profitabilitas return on equity ratio (ROE):
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan per tanggal 31 Desember 2017, PT Megah
Sejahtera yang bergerak di sektor konstruksi memiliki laba bersih setelah pajak sebesar
Rp500 juta, total ekuitas para pemegang saham adalah sebanyak Rp800 juta.
Berapakah rasio pengembalian ekuitas atau Return of Equity (ROE) PT Megah Sejahtera?
ROE = Laba bersih setelah Pajak : Ekuitas Pemegang Saham
ROE = Rp500.000.000 : Rp800.000.000
ROE = 62,5%
e. Rasio Pengembalian Penjualan (Return on Sales Ratio)

Return on Sales adalah merupakan rasio profitabilitas yang menampilkan tingkat


keuntungan perusahaan setelah pembayaran biaya-biaya variabel produksi seperti upah
pekerja, bahan baku, dan lain-lain sebelum dikurangi pajak dan bunga.
Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan yang
juga disebut margin operasional (operating margin) atau Margin pendapatan operasional
(operating income margin).
Berikut ini rumus untuk menghitung return on sales (ROS):
ROS = (Laba sebelum Pajak dan Bunga / Penjualan) x 100%
Contoh rumus rasio profitabilitas return on sales ratio (ROS):
PT Megah Sejahtera menghasilkan Laba sebelum Pajak dan Bunga sebesar Rp100 juta
sedangkan Penjualan adalah sebesar Rp1,5 miliar.
Berapakah Return on Sales atau tingkat pengembalian Penjualan PT Megah Sejahtera?
Jawaban:
ROS = (Laba sebelum Pajak dan Bunga : Penjualan) x 100%
ROS = (Rp. 100.000.000 : Rp. 1.500.000.000) x 100%
ROS =  6,7%
f. Pengembalian Modal yang Digunakan ( Return on Capital Employed)
Return on Capital Employed (ROCE) merupakan rasio profitabilitas yang mengukur
keuntungan perusahaan dari modal yang dipakai dalam bentuk persentase (%).
Modal yang dimaksud adalah ekuitas suatu perusahaan ditambah kewajiban tidak lancar atau
total aset dikurangi kewajiban lancar.
ROCE mencerminkan efisiensi dan profitabilitas modal atau investasi perusahaan.
Laba sebelum pengurangan pajak dan bunga dikenal dengan istilah ”EBIT” yaitu Earning
Before Interest and Tax. Berikut ini 2 rumus ROCE yang sering digunakan.
ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Modal Kerja
atau
ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / (Total Aset – Kewajiban
g. Return on Investment (ROI)

Return on investment  (ROI) merupakan rasio profitabilitas yang dihitung dari laba bersih
setelah dikurangi pajak terhadap total aktiva.
Return on investment berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan
dalam menghasilkan keuntungan terhadap jumlah aktiva secara keseluruhan yang tersedia
pada perusahaan.
Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik kondisi suatu perusahaan.
Rumus Return on Investment berikut ini.
ROI = ( (Laba Atas Investasi – Investasi Awal) / Investasi ) x 100 %
Contoh perhitungan dengan rumus profitability ratio ini adalah:
Perusahaan Maju Bersama melakukan investasi sebesar Rp500.000.000 kepada sebuah
usaha penjualan produk kendaraan.
Perusahaan Maju Bersama ternyata mendapatkan penjualan sebesar 1.000 unit kendaraan.
Dan dari penjualan tersebut perusahaan mendapat keuntungan sebesar Rp600.000.000.
Diketahui : Keuntungan (laba) investasi sebesar Rp100.000.000
Dan modal (investasi) awal sebesar Rp500.000.000
Jadi diperoleh perhitungannya sebagai berikut.
ROI = (Rp600 juta – Rp500 juta) : Rp500 juta) x 100 = 20%
Jadi diperoleh ROI nya adalah sebesar 20%
h. Earning Per Share (EPS)

Earning per share merupakan rasio profitabilitas yang menilai tingkat kemampuan per
lembar saham dalam menghasilkan laba untuk perusahaan.
Manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat
memperhatikan earning per share karena menjadi indikator keberhasilan perusahaan.
Rumus earning per share sebagai berikut.
EPS = Laba Bersih Setelah Pajak – Dividen Saham Preferen / Jumlah  Saham Biasa
yang Beredar
Contoh rumus EPS :
Perusahaan Setia Merdeka mempunyai saham yang beredar sebanyak 1 juta lembar pada
tahun 2017, Laba bersih setelah pajak adalah Rp1 miliar.
Perusahaan Setia Merdeka kemudian memutuskan untuk membagikan 10% dividen atau
sekitar Rp100 juta kepada pemegang sahamnya.
Berapakah Earning Per Share (EPS) atau Laba per lembar sahamnya ?
Laba per Saham (EPS) =  (Laba Bersih setelah Pajak – Dividen) : Jumlah Saham yang
Beredar
Laba per Saham (EPS) =  (1.000.000.000 – Rp100.000.000) : 1.000.000
Laba per Saham (EPS) = 900.000.000 : 1.000.000
Laba per Saham (EPS) = 900,-
Jadi Laba per Saham atau Earning per Share (EPS) PT Setia Merdeka adalah sebesar
Rp900.
Rasio-rasio keuangan yang memuat rasio profitabilitas benar-benar dibutuhkan untuk
memperhitungkan tingkat keuntungan perusahaan pada setiap periode.
Kelola Keuangan Perusahaan Lebih Mudah Dengan Aplikasi Mekari Jurnal

Untuk memantau kinerja rasio profitabilitas dalam laporan keuangan, Anda dapat
menggunakan software  akuntansi online  Mekari Jurnal.Jurnal menyediakan berbagai fitur
yang berfungsi untuk mencatat dan memonitor laporan kinerja bisnis secara berkala dengan
mudah.
Jurnal menyediakan beragam fitur unggulan antara lain, tampilan dashboard bisnis
dengan data real time, bentuk laporan keuangan, pengelolaan inventori, aplikasi accounting,
dan pengelolaan aset secara rinci.Tak hanya itu, terdapat pula modul penjualan dan
pembelian, rekonsiliasi bank, serta integrasi bisnis yang memudahkan Anda mengambil
keputusan bisnis secara bijak
2.5 Liquidity

Dilansir dari Corporate Financial Institute, liquidity atau likuiditas adalah tingkat


efektivitas atau kemudahan sebuah aset untuk dapat diubah menjadi uang tanpa
mempengaruhi harga pasarnya. Semakin likuid (cair) suatu aset, maka semakin mudah untuk
diuangkan kapan pun kamu membutuhkannya.
Likuiditas aset yang tinggi dapat berarti bahwa aset tersebut mudah untuk dikonversi
menjadi uang tunai.Sebaliknya, apabila sebuah aset dikatakan memiliki likuiditas yang
rendah, artinya aset tersebut akan sulit untuk diperjualbelikan di pasaran karena rendahnya
tingkat penawaran dan permintaan. Liquidity juga digunakan untuk mengukur seberapa
mampu perusahaan dalam membayar utang-utangnya. Kamu dapat mengukur
tingkat liquidity suatu perusahaan dengan melakukan analisis rasio.
2.5.1 Jenis Likuiditas

Dari pengertian di atas, dapat kita lihat bahwa sebenarnya likuiditas ini mengarah
pada beberapa istilah berbeda.
Setidaknya, ada tiga jenis likuiditas yang dapat kamu pahami sebagaimana dikutip
dari Master Class. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Likuiditas aset

Liquidity jenis ini telah dijelaskan di atas, yaitu tingkat kemudahaan suatu aset untuk diubah
menjadi uang tunai. Berbeda jenis aset, maka berbeda pula tingkat likuiditasnya.
Apabila kamu memiliki uang tunai, rumah, dan saham, manakah aset yang paling likuid dan
yang paling tidak likuid?
Baca terus artikel ini karena kamu akan menemukan jawabannya!
2. Likuiditas pasar

Likuiditas pasar adalah suatu kondisi pasar di mana suatu aset bisa diperjualbelikan.
Semakin likuid suatu pasar, artinya pasar tersebut bisa mendukung kegiatan jual beli dalam
jumlah banyak.
Sebaliknya, pasar yang kurang likuid biasanya memiliki lebih sedikit penjual dan pembeli.
Contohnya adalah pasar jual beli barang koleksi langka atau pasar saham.
3. Likuiditas akuntansi

Di sisi lain, likuiditas keuangan atau akuntansi merujuk pada kemampuan perusahaan untuk
membayar utang jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.
Jadi, perusahaan dengan liquidity yang baik akan mampu memenuhi kewajiban tersebut
dengan mudah.
Para investor biasanya akan menilai hal ini untuk mengukur tingkat kesehatan keuangan
perusahaan.
2.5.2 Contoh Urutan Likuiditas Aset

Suatu perusahaan pasti memiliki berbagai jenis aset, mulai dari uang, peralatan, investasi, dan
lain-lain.
Apabila harus mengurutkannya, tahukah kamu aset apa yang paling likuid dan yang paling
sulit untuk dicairkan?
Berikut merupakan contoh urutan likuiditas dari berbagai macam aset yang dimiliki
perusahaan.
1. uang tunai
2. mata uang asing
3. guaranteed investment certificate (GIC)
4. obligasi pemerintah (government bonds)
5. obligasi perusahaan (corporate bonds)
6. saham
7. komoditas
8. real estate
9. karya seni
10. bisnis swasta
Dari urutan di atas, dapat terlihat bahwa uang tunai (cash) adalah aset liquidity yang paling
cair karena dapat dengan mudah dikonversi menjadi bentuk aset lainnya.
Selain itu, uang tunai juga merupakan alat tukar yang sudah pasti dibutuhkan semua orang.
Kemudian, berbagai jenis saham dan obligasi berada di bawah urutan uang tunai. Pasalnya,
aset tersebut dapat dicairkan dalam kurun waktu yang cenderung cukup singkat, tergantung
pada seberapa besar investasinya.
Sebagai tambahan, Investopedia menyebutkan bahwa beberapa jenis saham lebih likuid
dibandingkan yang lain. Volume transaksi harian dan besaran bunga merupakan salah satu
faktor penentunya.
Terakhir, aset yang tidak likuid adalah real estate (bangunan, apartemen), karya seni rupa,
dan bisnis swasta. Biasanya aset ini membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan
untuk dicairkan menjadi uang tunai.
2.5.3 Cara Mengukur Likuiditas

1. Current ratio

Rasio likuiditas yang pertama adalah current ratio, yaitu pengukuran yang tidak terlalu ketat
dan paling mudah.
Rasio ini sangat sederhana karena hanya mengukur perbandingan aset lancar (aset yang dapat
dicairkan dalam jangka waktu satu tahun) dengan utang lancar (utang yang harus dibayarkan
dalam waktu satu tahun).
Rumusnya adalah:
Current Ratio = Aset lancar / Utang lancar
2. Quick ratio

Quick ratio biasanya disebut juga dengan acid-test ratio yang merupakan pengukuran yang


cukup ketat untuk menghitung likuiditas.
Ada beberapa aset yang tidak dihitung di rasio ini, yaitu persediaan dan aset lancar lainnya
yang dinilai tidak selikuid uang tunai, account receivable atau piutang, dan investasi jangka
pendek.
Rumusnya adalah:
Quick Ratio = (Uang tunai + Investasi jangka pendek + Piutang) / Utang lancar
3. Acid-test ratio (variasi)

Berbeda dengan jenis yang di atas, ada variasi lain dalam acid-test ratio yang memungkinkan
perusahaan untuk menghitung persediaan. Dengan begitu, nanti hasil rasionya bisa lebih
besar dan membantu perusahaan.
Rumusnya adalah:
Acid-Test Ratio (Variation) = (Aset lancar – Persediaan – Biaya dibayar di muka) / Utang
lancar
4. Cash ratio

Rasio likuiditas yang paling ketat adalah cash ratio.  Sebab, ia benar-benar hanya mengukur
uang tunai atau aset yang sepadan dengan uang tunai saja tanpa menganggap jenis
aset lainnya termasuk aset lancar.
Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mengukur kemampuannya untuk membayar utang
dalam skenario terburuk. Misalnya saat perusahaan sama sekali tidak memiliki waktu untuk
mencairkan asetnya yang lain.
Rumusnya adalah:
Cash Ratio = Uang tunai atau aset yang sebanding dengan uang tunai / Utang lancar

2.6 Apa Itu Support & Resistance

Secara harfiah, support berarti dukungan dan resistance berarti perlawanan. Di dalam


pergerakan harga, support adalah titik atau area terendah yang tidak dapat ditembus
pergerakan harga yang menurun, sedangkan resistance adalah titik atau tertinggi yang tidak
dapat ditembus pergerakan harga yang naik.  Secara teknis, definisi keduanya sebagai
berikut.:
Support = area di mana harga tidak dapat menembus dan bisa berbalik naik, terletak di bawah
harga saat ini, biasa direspon aksi buy
Resistance = area di mana harga tidak dapat menembus dan bisa berbalik turun, terletak di
atas harga saat ini, biasa direspon aksi sell

Support dan resistance sering diilustrasikan dengan menggunakan garis horizontal,


miring, atau melengkung. Tetapi, atribut ini dapat juga digambar menggunakan persegi
panjang yang menunjukkan area perpanjangan/ area shadow. Shadow adalah garis panjang
di candle di mana berpotensi menjadi tempat terjadinya perubahan harga
Pada gambar grafik candlestick di atas, terdapat dua garis yaitu internal
line dan external line. Internal line adalah garis yang ditarik
dari body candle sedangkan external line adalah garis yang ditarik dari ujung candle.
Area shadow berpotensi menjadi area harga turun.

Resistance dapat berubah fungsi menjadi support ketika harga saham


menembusnya/breakout, sebaliknya support dapat berubah menjadi resistance ketika harga
saham menembusnya/breakout.

2.6.1 Fungsi Support & Resistance

Support  dan resistance saham adalah salah satu cara trader untuk menaksir tingkat


harga saat ini dan memproyeksikan pergerakan harga di masa depan. 

Support dan resistance berfungsi sebagai indikator atau sebagai alat konfirmasi


pergerakan harga. Oleh karena itu, trader sebaiknya tidak bergantung hanya pada support
dan resistance saja untuk mencari sinyal masuk dan keluar. Demi mendapatkan sinyal masuk
dan keluar yang baik, analisis fundamental tetap dibutuhkan. Analisis fundamental membantu
menentukan kualitas suatu saham sementara analisis teknikal membantu membaca dan
mengantisipasi sentimen pasar.

Cara Menentukan Support dan Resistance Saham

1. Persiapan. Pada tahap ini, trader akan menyiapkan grafik candlestick dan membukanya


dengan versi desktop/PC atau tablet. 
2. Tentukan Time Frame. Trader dapat memilih time frame apa saja sesuai dengan
strategi trading yang dipilihnya.
3. Tentukan Titik Puncak Harga. Titik puncak harga adalah di mana harga pernah berbalik arah
atau mencapai titik tertinggi atau terendah, baik naik atau turun.
4. Siapkan Fitur Menggambar Garis/Area. Fitur ini hampir selalu ada di aplikasi trading.
Minimal aplikasi sekuritas memiliki fitur Trendline untuk menggambar garis
dan Rectangle untuk menggambar area.
5. Hubungkan Titik-titik Puncak. Untuk menghubungkan titik puncak, Anda dapat
menggunakan garis horizontal, miring atau melengkung. 
6. Menentukan Support. Area support adalah area di sekitar garis yang menyambungkan titik-
titik puncak harga terendah.
7. Menentukan Resistance. Area resistance adalah area di sekitar garis yang menyambungkan
titik-titik puncak harga tertinggi.
8. Mengenali Harga yang Menembus Support dan Resistance. Support yang berhasil ditembus
berubah menjadi resistance. Sebaliknya, resistance yang berhasil ditembus berubah
menjadi support.
9. Cara Menentukan Support dan Resistance Kuat atau Lemah
10. Kuat atau lemahnya support dan resistance dapat dilihat dengan panduan berikut:
(1) level support dan resistance kuat apabila sering didekati harga tetapi
tanpa breakout.
(2) level support dan resistance lemah apabila terjadi breakout.
(3) kekuatan support dan resistance dan breakout dilihat dari berapa
lama level tersebut bertahan.
11. Selain dengan panduan di atas, menentukan kuat atau
lemahnya support dan resistance juga dapat dilakukan dengan bantuan time frame.
(1) Harga yang berbalik pada time frame besar seperti mingguan atau bulanan adalah
kuat.
(2) Harga yang berbalik pada time frame kecil seperti menit atau jam adalah lemah.
12. Itulah informasi dasar yang Anda perlu ketahui tentang support dan resistance.
Mempelajari support resistance saham adalah hal wajib untuk para trader. Untuk
informasi lebih mendalam tentang bagaimana menggunakan indikator ini bersamaan
dengan indikator lain, Anda dapat mengakses MOST Forum, tempat
edukasi trading dengan banyak sumber menarik.

2.7 BreakOut dan BreakDown

2.7.1 BreakOut

Breakout dalam saham adalah istilah yang menggambarkan suatu kondisi di mana harga
saham bergerak menembus garis resisten. Resisten mengacu pada level psikologis yang
menahan agar saham tidak naik terlalu signifikan. Sehingga ketika resisten tersentuh, ada
kemungkinan kenaikan akan tertahan dan harga saham berbalik arah menjadi turun.

Namun apabila berhasil naik melewati resisten, maka indikasinya saham mengalami breakout
yang kemudian berpotensi untuk melanjutkan tren naik yang lebih panjang. Sinyalnya akan
lebih akurat jika dikonfirmasi oleh volume transaksi yang tinggi. Inilah alasannya mengapa
breakout dianggap sebagai peluang yang baik bagi para pelaku pasar. Maka dari itu istilah
breakout dalam saham harus kamu pahami.

Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya breakout. Mulai dari adanya peningkatan
kinerja yang tercermin dalam laporan keuangan emiten tersebut, hingga isu-isu regional
maupun global yang membawa dampak positif dan pada gilirannya menyebabkan penguatan
pada harga saham.
Cara Menentukan Breakout Saham
Pertama-tama kita perlu menentukan garis support dan resisten terlebih dahulu. Kebalikan
dari resisten, support adalah alas harga yang posisinya ada di bawah harga saat ini untuk
menahan penurunan harga saham.
Support dan resisten bisa ditentukan dengan menggunakan horizontal line, trendline, moving
average, dan lain-lain. Cara menentukan breakout saham dilihat dari posisi harga saham yang
naik melewati area tersebut. Jika resisten sudah tertembus, itu artinya breakout sudah terjadi.

Gambar di atas menunjukkan LPPF yang ter-breakout dari horizontal line sebagai
resistennya. Horizontal line didapat melalui garis yang ditarik dari satu titik
Strategi Trading Saat Breakout
Selain mempelajari istilah breakout dalam saham, pelajari juga strateginya sebagai bekal saat
melakukan trading. Pada dasarnya breakout dijadikan sinyal beli karena harga cenderung
terus bergerak naik setelah mengalami breakout. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk
menambah koleksi saham.

Posisi pembelian dilakukan ketika harga ditutup di atas resisten (buy on breakout) dan
disertai dengan volume transaksi yang tinggi sebagai konfirmasi. Akan lebih ideal kalau
breakout terjadi di stage 1 (fase akumulasi) yang selanjutnya bergerak ke stage 2 (fase
partisipasi). Sebab fase partisipasi merupakan fase bullish continuation di mana harga saham
akan terus merangkak naik sampai ke tinggi tertinggi yang baru.
Potensi False Breakout
Tahukah kamu? Kalau sekalipun saham berhasil menembus resisten, tetap ada potensi di
mana harga saham kembali bergerak turun dan tidak melanjutkan penembusan. Hal ini
disebut dengan istilah false breakout. Maka dari itu trader harus benar-benar cermat saat
membaca pergerakan pasar supaya bisa terhindar dari jebakan ini yang tentunya merugikan.

Lalu apa yang harus dilakukan untuk menghindari false breakout? Tips pertama, jangan
langsung beli ketika saham mengalami breakout. Lebih baik tunggu sampai harga ditutup di
atas resisten. Tips kedua, jika ingin jual, tunggu sampai harganya ada di bawah support.

2.7.2 Pengertian Breakdown Beserta Tipsnya


Untuk memahami breakdown, ketahui dulu area support dari suatu saham. Support
dalam analisis teknikal merupakan alas harga yang letaknya ada di bawah harga saat ini untuk
menahan agar saham tidak jatuh terlalu dalam. Di mana ketika saham menyentuh support,
maka akan cenderung kembali memantul ke atas, sehingga tidak turun lebih lanjut. Lain
halnya kalau ternyata sudah ter-breakdown.

Kebalikan dari breakout, breakdown saham adalah kondisi ketika harga saham turun
menembus area support. Jika hal ini terjadi, indikasinya harga saham akan terus melanjutkan
penurunan sampai ke level support baru. Dengan begitu para pelaku pasar melihat kondisi
teknikal ini sebagai sinyal negatif yang perlu diantisipasi.

Tips menghadapi saham yang breakdown:


- Jika sudah punya, batasi risiko, amankan modal
- Jika beluim punya, wait and see terlebih dahulu
Cara Mengetahui Breakdown
Seperti yang disebutkan sebelumnya, breakdown dapat diidentifikasi dengan cara mengetahui
letak support suatu harga saham. Gimana cara menentukan support? Bisa pakai horizontal
line, trendline, round number, moving average, target pola grafik, serta fibonacci retracement.
Cara ini juga berlaku untuk area resisten. Untuk penjelasan lebih detail bisa kalian baca di
artikel premium berikut ini.
Jika support-nya sudah ditemukan, perhatikan arah pergerakan harga saham. Selama
harganya turun menembus area support, maka artinya breakdown sudah terjadi. Hal ini akan
semakin terkonfirmasi apabila disertai volume transaksi yang tinggi. Sebab penurunan juga
didorong oleh tekanan jual yang besar di pasar.
Gambar di atas menunjukkan saham yang ter-breakdown dari support trendline. Terlebih lagi
pergerakannya dibarengi dengan volume yang lebih tinggi dibandingkan beberapa hari
terakhir. Kemudian harga saham lanjut bergerak turun
False Breakdown Saham Adalah
False breakdown saham adalah istilah yang menggambarkan harga saham yang menembus
support namun kembali bergerak ke atas support. Ini disebabkan oleh tidak adanya
konfirmasi dari volume transaksi yang lebih tinggi daripada hari-hari sebelumnya. Sehingga
saham pun gagal breakdown dan melanjutkan tren kenaikan. Maka dari itu penting untuk
memperhatikan volume agar tidak salah langkah. Jangan sampai sudah dijual karena
menembus support eh tapi ternyata false breakdown dan masih lanjut naik.

Saham di atas menggunakan moving average sebagai penentu support dan resisten. Terlihat
harga saham sempat menembus support namun tidak dikonfirmasi oleh volume yang tinggi.
Setelah terjadi false breakdown, harga saham melanjutkan tren naiknya.
Kesimpulannya, breakdown saham adalah sinyal negatif yang perlu diwaspadai agar kerugian
tidak semakin membesar. Di sisi lain penting juga untuk tetap melakukan analisis volume
saham guna mengetahui kebenaran breakdown tersebut. Apakah benar lanjut turun atau justru
malah false breakdown

2.8 Moving Average

Moving average adalah indikator yang menghitung harga rata-rata suatu aset dalam
periode waktu tertentu, yang kemudian dihubungkan ke dalam bentuk garis. Nilai rata-rata ini
bisa berasal dari harga pembukaan (open), penutupan (close), tertinggi (high), terendah (low),
dan pertengahan (median).

Menggunakan indikator moving average sama dengan mempraktekkan metode


sederhana yaitu membaca pergerakan harga dari waktu ke waktu. Hal ini sesuai dengan arti
moving average secara harfiah, yaitu menggunakan rata-rata harga penutupan (closing price)
dari pasangan mata uang yang bergerak dari waktu ke waktu. Pilihan timeframe-nya sendiri
bisa disesuaikan dengan kebutuhan trader, misalnya periode 5 (1 minggu), 20 (1 bulan), 60 (3
bulan), dan 120 (6 bulan).

Artinya, tidak ada aturan khusus yang mengatur rentang waktu yang harus digunakan
dalam kalkulasi moving average. Adapun semakin kecil rentang waktu yang digunakan,
maka akan semakin sensitif pula indikator tersebut terhadap perubahan harga dalam jangka
pendek. Begitu pun sebaliknya.
Jenis-Jenis Moving Average
Moving average terbagi menjadi enam jenis, yakni simple moving average, exponential
moving average, double exponential moving average, triple exponential moving average,
weighted moving average, dan wilder smoothing moving average.

1. Simple Moving Average (SMA)


Simple moving average adalah jenis moving average yang paling populer. Moving average
ini digunakan trader untuk mengetahui kapan waktu terbaik untuk masuk dan keluar pasar.
Trader juga akan bisa menentukan titik support and resistence, sell and buy, dan sebagainya.

Perhitungan jenis moving average ini pun sangat sederhana, yakni dengan menjumlahkan
seluruh poin data terbaru di dalam periode waktu tertentu, yang kemudian dibagi dengan
jumlah data itu sendiri. Adapun data yang digunakan pada perhitungan SMA meliputi data
historis berupa harga tertinggi, harga terendah, harga buka, dan harga tutup.

2. Exponential Moving Average (EMA)


Jenis moving average ini menempatkan bobot yang lebih besar dan signifikansi pada titik
data terbaru. Meski perhitungannya tidak sesederhana SMA, namun EMA memberikan bobot
yang lebih dalam perhitungan harga rata-rata di rentang waktu tertentu. EMA pun cenderung
lebih sensitif terhadap pergerakan harga sehingga EMA bergerak sedikit lebih agresif
dibandingkan SMA.

3. Double Exponential Moving Average (DEMA)


Ada kalanya beberapa trader menggunakan lebih dari satu EMA untuk menentukan
momentum. Salah satu yang cukup populer digunakan untuk itu adalah double exponential
moving average (DEMA).

DEMA cukup populer di kalangan trader pemula karena akurasinya yang lebih baik daripada
EMA dan aplikasinya yang tidak terlalu sulit. DEMA mereduksi potensi sinyal palsu dari
EMA dengan mengukur dalam dua garis yang mewakili dua tren berbeda, seperti harga buka
atau harga tutup.

Adapun momentum dalam DEMA memang lebih lambat daripada EMA, namun sinyal yang
diberikan lebih otentik sehingga lebih mudah bagi trader untuk mengenali perubahan tren.

4. Triple Exponential Moving Average (TEMA)


TEMA mampu menghadirkan akurasi tren dengan waktu yang lebih cepat. EMA, DEMA,
dan TEMA memang kerap dikolaborasikan untuk menghitung tren menggunakan TRIX,
yaitu sebuah momentum indikator yang bisa memberikan trader informasi mengenai kapan
harga sedang terlalu mahal dan terlalu murah.

5. Weighted Moving Average (WMA)


WMA sering juga disebut sebagai peramal masa depan karena akurasinya yang tinggi. Jenis
moving average ini merupakan pengembangan dari moving average dengan menambahkan
bobot terdistribusi dalam perhitungannya.

Distribusi beban yang diberikan pada data akan memengaruhi akurasinya. Biasanya beban
yang diberikan ini berkisar di angka 1%-100% dan didistribusikan pada periode yang akan
dihitung berdasarkan harga.
Beban pada harga proyeksi memang lebih berat daripada beban pada harga historis. Di mana
deret ini akan memberi tahu trader besaran harga total dalam satu periode dan akan disajikan
dalam grafik yang garisnya sangat akurat.

WMA pun tidak hanya berjasa bagi trader pasar modal, melainkan juga bagi para stockist dan
pedagang retail untuk menghitung stok barang dagangan serta harga rata-rata yang
berfluktuasi.

6. Wilder Smoothing Moving Average (WSMA)


Wilder smoothing moving average adalah jenis moving average yang kurang populer karena
kurangnya sensitivitas terhadap perubahan harga. Alhasil, moving average ini lebih
digunakan untuk mengukur support dan resistence.

Pola perhitungan WSMA mirip dengan EMA, namun dengan memperhalus noise pasar
sehingga tren bullish dan bearish dapat terbaca lebih jelas. Pada intinya, WSMA dapat
memberi trader gambar yang jelasFungsi Moving Average
Setidaknya, terdapat tiga fungsi utama dari moving average, yaitu untuk mengidentifikasi
tren nilai saham, mengetahui waktu pembalikan tren, dan menentukan posisi support and
resistence.

1. Mengidentifikasi Tren Nilai Saham


Fungsi pertama dari moving average adalah untuk mengidentifikasi tren nilai saham. Grafik
harga beserta garis moving average akan membantu trader untuk mengenali tren nilai saham
yang sedang berlaku.

Jika harga berada di bawah garis moving average, maka tren harga cenderung turun atau
bearish. Sebaliknya, ketika harga berada di atas garis moving average, maka tren harga
cenderung naik atau bullish.

2. Mengetahui Waktu Pembalikan Tren


Moving average juga dapat membantu menentukan kapan pembalikan tren akan terjadi. Cara
yang bisa dilakukan ialah dengan melihat saat harga menembus moving average.
Jika yang ditembus adalah garis MA periode jangka pendek, maka pembalikan arahnya pun
untuk jangka pendek. Begitu pun sebaliknya ketika yang ditembus adalah garis MA periode
jangka panjang, di mana pembalikan arahnya pun untuk jangka panjang.

3. Menentukan Posisi Support dan Resistence


Support dan resistence adalah titik ketika harga dipantulkan kembali dan meneruskan tren. Di
mana posisi support adalah titik terbawah dari pergerakan harga sebuah aset dalam jangka
waktu tertentu, sementara posisi resistance adalah kebalikannya.

Dalam hal ini, peran moving average adalah menentukan letak kedua titik tersebut. Cara yang
digunakan ialah dengan menggabungkan dua macam moving average, yakni umumnya
MA20 dan MA50. mengenai aktivitas pasar dengan menampilkan perhitungan periodikal
tanpa distorsi

Sekilas Tentang WMA dan EMA

Pada dasarnya, Weight Moving Average (WMA) agak mirip dengan SMA. Harga penutupan
yang terdahulu dibuang, tetapi kemudian ditambahkan harga terbaru. Perbedaannya terletak
pada bobot data terbaru, yang diperoleh dari mengalikan faktor.

Rumus WMA:

Sementara itu, Exponential Moving Average (EMA) tidak membuang data-data terdahulu,
melainkan hanya mengurangi bobotnya secara eksponensial. Sebagaimana WMA, EMA juga
lebih sensitif dengan pergerakan nilai saham.

Rumus EMA: 

EMA jamak diterapkan bersama indikator lain untuk mengonfirmasi pergerakan pasar secara
signifikan serta mengukur validitasnya.  
Kesimpulannya, penguasaan terhadap metode Moving Average selayaknya menjadi bekal
dasar sebelum berkecimpung di dunia trading. Mulailah dengan penghitungan sederhana, lalu
berlanjut ke penghitungan yang lebih rumit. 

Anda mungkin juga menyukai