INVESTASI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah INVESTASI
Dosen Pembimbing : Monika Sutarsa,S.Ak.,MM
Disusun Oleh :
- Muhammad Nasir 202106003
-Yunita Putri 202106003
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini pada waktu yang tepat. Adapun tema dari
makalah ini ialah “ INVESTASI”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Ekonomi Mikro yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan Langkah yang baik dari studi yang
sesungguh nya, oleh karena itu keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada
khususnya dan pada pihak lain yang berkepentingan umumnya.
Muhammad Nasir
Yunita Putri
Contents
Kata Pengantar......................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.1 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.2 Tujuan Masalah.....................................................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI.............................................................................................................................6
2.1 Pengertian Fundamental.........................................................................................................6
2.1.1 Istilah Fundamental dalam Kehidupan Sosial.......................................................................6
2.1.2 Istilah Fundamental dalam Ekonomi.....................................................................................6
2.1.3 Mengenal Analisis Fundamental...........................................................................................7
2.2 Pengertian Laba...........................................................................................................................8
2.2.1 Jenis Laba Akuntansi.............................................................................................................9
2.2.2 jenis Laba Berdasarkan Sifatnya..........................................................................................10
2.2.3 Unsur-unsur Laba................................................................................................................11
2.2.4 Manfaat Laporan Laba........................................................................................................12
2.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Laba.......................................................................................12
2.2.6 Earning calls........................................................................................................................13
2.2.7 Earning manajemen............................................................................................................16
2.3 Pengertian Valuation.................................................................................................................18
2.4 Pengertian Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)....................................................................22
2.4.1 Fungsi Rasio Profitabilitas...................................................................................................22
2.4.2 Jenis-Jenis, Contoh, dan Cara Menghitung Rasio Profitabilitas...........................................23
2.5 Liquidity.....................................................................................................................................30
2.5.1 Jenis Likuiditas....................................................................................................................30
2.5.2 Contoh Urutan Likuiditas Aset............................................................................................31
2.5.3 Cara Mengukur Likuiditas...................................................................................................32
2.6 Apa Itu Support & Resistance....................................................................................................34
2.6.1 Fungsi Support & Resistance...............................................................................................35
2.7 BreakOut dan BreakDown.........................................................................................................37
2.7.1 BreakOut.............................................................................................................................37
2.7.2 Pengertian Breakdown Beserta Tipsnya.............................................................................39
2.8 Moving Average.........................................................................................................................41
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan sektor perekonimian Indonesia kian berkembang pesat. Hal ini Nampak dari
semakin banyak bertambahnya jumlah pelaku kegiatan usaha. Berbagai upaya dilakukan oleh setiap
pelaku usaha bisnis guna memenangkan persaingan. Mulai dari melakukan kegiatan pemasaran
hingga pengelolaan keuangan yang baik. Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya
tidak terlepas dari masalah biaya. Perencanaan biaya dilakukan se-efektif dan se-efisien mungkin
guna memperkecil resiko kerugian serta memaksimalkan profit. Untuk perusahaan yang mempunyai
kegian operasional yang luas, manajemen tidak dapat lagi mengawasi jalannya perusahaan secara
langsung, oleh karena itu diperlukan suatu alat yang dapat membantu manajemen untuk
mengendalikan perusahaan, yaitu melalui penyusunan anggaran. Anggaran merupakan rencana
tertulis manajemen menegenai kegiatan-kegiatan yang akan datang.
Penyusunan anggaran harus berjalan seiring dengan wewenang dan fungsi operasional di dalam
organisasi penyusunan anggaran juga membantu pihak manajemen untuk mengetahui
penyimpangan – penyimpangan yang terjadi, sehingga perusahaan dapat melakukan perbaikan serta
pencegahan terjadinya penyimpangan di masa yang akan datang.
Dari uraian diatas diperoleh gambaran bahwa anggaran biaya operasional sangat mendukung
perusahaan dalam mengendalikan fungsi – fungsi manajemen khususnya fungsi perencanaan biaya
operasional yang sejalan dengan tujuan perusahaan guna memaksimalkan pencapaian laba.
1.1 Rumusan Masalah
Merusmuskan Materi Investasi menjadi satu dan dibuatkan menjadi Makalah Untuk
tugas Investasi
1.2 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan penyusunan adalah :
1. Untuk Mengetahui Fundamental
2. Menjelaskan tentang earning
3. Menjelaskan tentang valuation
4. Menjelaskan tentang Raio Profitabilitas
5. Menjelaskan tentang Liquidity, Dll
BAB II
KAJIAN TEORI
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyebut fundamental sebagai bersifat dasar (pokok)
atau mendasar. Kata fundamental dalam bahasa Inggris memiliki beberapa makna.
Menurut Merriam Webster, makna fundamental yaitu berfungsi sebagai dasar yang
mendukung keberadaan atau menentukan struktur atau fungsi penting (dasar); berfungsi sebagai
sumber asli atau primer; berkaitan dengan struktur, fungsi, atau fakta penting; menganut
fundamentalisme; sangat penting; atau berkaitan dengan karakteristik bawaan atau mendarah
daging seseorang
Istilah fundamental juga digunakan dalam kehidupan sosial. Fundamental dalam kehidupan
sosial mengacu pada sesuatu yang bersifat mendasar atau prinsip-prinsip yang berlaku dalam
masyarakat.
Misalnya saja Indonesia menjadikan ideologi Pancasila sebagai falsafah hidup yang
fundamental. Oleh karenanya kehidupan warga Indonesia tergantung pada penghargaan dan
pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sehari-hari
Sesuai maknanya, fundamental merujuk pada hal-hal penting yang mendasari kekuatan
ekonomi negara. Dalam menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi fundamental
perekonomian suatu negara, indikator ekonomi yang jadi sorotan di antaranya pertumbuhan
ekonomi, inflasi, defisit anggaran, defisit anggaran berjalan, dan lainnya
2.1.3 Mengenal Analisis Fundamental
Faktor-faktor fundamental yang paling sering dilihat yaitu kondisi makro suatu negara
dibandingkan negara lain, meliputi faktor politik, faktor keuangan (kebijakan moneter dan fiskal),
faktor eksternal (regional), dan faktor ekonomi (PDB, tingkat inflasi, neraca pembayaran, tingkat
pengangguran).
Sementara itu, Zakky dalam buku Cara Simple Analisis Fundamental menyebut analisis ini
menggunakan laporan keuangan perusahaan sebagai tolak ukurnya.
Prof Jogiyanto (2014) menyatakan analisis fundamental adalah analisis untuk menghitung
nilai intrinsik saham dengan menggunakan data laporan keuangan perusahaan.
Data yang dipakai dalam analisis fundamental adalah data keuangan, data pangsa pasar,
siklus bisnis dan sejenisnya. Sehingga dapat dikatakan analisis fundamental adalah analisis yang
memfokuskan bagaimana membaca laporan keuangan yang dikeluarkan secara rutin oleh instansi,
sebagai dasar untuk melakukan keputusan investasinya. Biasanya ini dipakai investor dengan
rentang waktu investigasi yang relatif panjang.
Untuk melakukan analisis fundamental ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan yakni
top down atau bottom up. Analisis top down dilakukan dengan menganalisa objek makro ekonomi,
sektor industri dan perusahaan, sedangkan pada bottom up mempelajari mulai dari perusahaan,
sektor industrinya, dan keadaan ekonomi negara.
Berikut penjelasannya:
2. Analisis Industri
Analisis industri menjadi tahap penting yang dilakukan setelah melakukan analisis ekonomi.
Para investor dan analis melakukan identifikasi peluang investasi, risiko, dan return yang
diharapkan ke depannya.
Laba adalah penghasilan bersih (net income) atau imbalan dari aktivitas perusahaan,
mulai dari proses produksi hingga pemasaran yang sudah dikurangi dengan biaya kegiatan
operasi perusahaan.Penghasilan lebih ini juga tertulis di laporan laba-rugi.
Laporan tersebut adalah sebuah laporan keuangan perusahaan tertentu yang berisi
data pendapatan dan beban perusahaan dalam periode akuntansi tertentu yang dibuat oleh
bagian keuangan.Nah, berikut ini ada pengertian dari laba menurut beberapa ahli yang perlu
Anda ketahui.
1. Menurut IAI
IAI adalah singkatan dari Ikatan Akuntansi Indonesia. Organisasi ini mendefinisikan
penghasilan bersih sebagai ukuran dasar untuk ukuran lainnya seperti earnings per
share dan return on investment.
2. Charles Thomas Horngren
Menurut Horngren, laba adalah penghasilan lebih dari total jumlah pendapatan
dengan perbandingan total beban. Hal ini juga disebut dengan keuntungan bersih.
3. Don R. Hansen dan Maryanne M. Mowen
Selanjutnya, menurut Hansen dan Mowen menjelaskan bahwa laba adalah
pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan yang sudah dikurangi dengan jumlah biaya
bunga, pajak, biaya penelitian dan pengembangan. Penghasilan bersih tersaji dalam bentuk
laporan laba-rugi.
4. M. Nafarin
Selain 2 ahli sebelumnya, ada juga pendapat dari M. Nafarin (2007: 788) yang
mengartikan laba sebagai selisih antara pendapatan dengan pengeluaran dan keseimbangan
biaya-biaya pada periode akuntansi tertentu.
5. Abdul Halim dan Bambang Supomo
Laba merupakan tanggung jawab inti dengan menghitung selisih pemasukan dan
pengeluaran atau selisih dari pendapatan dan biaya (Halim & Supomo, 2005: 139).
Terdapat 4 jenis laba atau penghasilan dalam akuntansi. Nah, jika Anda ingin tahu
apa saja itu, mari simak ulasan lengkapnya berikut ini.
1. Laba kotor penjualan
Selanjutnya ada jenis penghasilan bersih sebelum pajak. Hal ini juga disebut
dengan Earning Before Tax (EBIT) yang merupakan pendapatan menyeluruh perusahaan
sebelum terkena potongan pajak perseroan.
4. Laba sesudah pajak
Jika sebelumnya ada jenis penghasilan bersih sebelum pajak, maka jenis selanjutnya
yaitu penghasilan bersih setelah pajak.Jenis ini bisa diperoleh dari laba kotor yang dikurangi
pajak, bunga, dan biaya operasional perusahaan.
Penghasilan bersih jenis satu ini bisa Anda rasakan ketika produk atau jasa
perusahaan mengalami peningkatan kepuasaan dari konsumen. Hal ini memang sulit untuk
diukur karena kepuasan manusia sangat tergantung dari kemakmuran dan pencapaian tingkat
sosial.
Jadi, meskipun jumlah penghasilan bersihnya sama, hal ini tidak berarti kepuasan
setiap orang sama.
2. Laba Riil (Real Income)
Jenis selanjutnya yaitu laba riil yang berarti ada kenaikan kemakmuran ekonomi.
3. Laba Uang (Money Income)
Nah, setelah Anda mengetahui pengertian dan jenis-jenis laba, maka penting juga
untuk tahu unsur-unsurnya. Nah, berikut ini ada 5 unsur laba atau penghasilan bersih yang
harus Anda ketahui.
1. Pendapatan
Unsur beban merupakan pengeluaran atau pemakaian aset dalam satu periode
akuntansi yang digunakan untuk aktivitas operasi.
Bebas juga disebut berkurangnya aktiva atau penurunan manfaat ekonomi dalam satu
periode akuntansi, sehingga terjadi penurunan ekuitas.
3. Biaya
Unsur biaya adalah uang kas perusahaan yang dikorbankan untuk memproduksi
barang atau jasa yang kemudian hari akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Apabila ada biaya yang sudah kadaluarsa, maka biaya ini disebut sebagai beban.
4. Untung-Rugi
Sedangkan, harga jual adalah harga penjualan suatu produk atau jasa yang akan mempengaruhi
volume penjualan. Terakhir, ukuran volume penjualan produk atau jasa akan mempengaruhi
besaran produksi suatu produk dan biaya produksinya.
Kelola Keuangan Perusahaan Jadi Lebih Mudah dengan Aplikasi Akuntansi Jurnal
Setelah mengetahui apa itu pengertian, jenis, dan manfaat dari laba yang telah
disebutkan di atas, penting sekali bagi Anda agar bisa menghitung dan mengelola keuangan
perusahaan dengan baik. Anda bisa memanfaatkan aplikasi akuntansi online Mekari Jurnal
Sofware ini dapat mempermudah anda dalam menglola keuangan bisnis dengan
tersedianya berbagai fitur, seperti laporan keuangan, persediaan barang, rekonsiliasi
transaksi, termasuk pula pencatatan faktur pembelian dan pembayaran. Dengan
menggunakan Jurnal, Anda bisa menghemat biaya, waktu, dan energi karena data keuangan
bisnis diproses dengan baik.
Setiap detail penghasilan bersih harus dihitung dengan tepat dan akurat agar
perusahaan tidak mengalami kerugian. Biar tidak repot, Anda bisa menggunakan software
untuk menghitung penghasilan bersih dan unsur lainnya untuk mengatur keuangan dan arus
transaksi.
Kembangkan bisnis Anda dengan memulai pembukuan yang benar mulai sekarang! Dengan
beragam fitur yang diberikan, seperti:
1. Invoice & PO, buat faktur penjualan, pesanan pembelian, dan surat jalan profesional secara
otomatis.
2. Laporan cepat & tepat, susun laporan finansial dan aktivitas bisnis secara real-time dengan
1-klik.
3. Kontrol stok persediaan, monitor stok serta lakukan stok opname untuk laporan tepat.
4. Kolaborasi real-time, tambah pengguna lainnya untuk performa kerja multi-tasking.
5. Online live chat tiap Saat, hubungi kami kapan saja, tim support kami siap membantu
Anda.
Penggunaan software seperti Jurnal akan mempermudah Anda dalam mengelola arus
transaksi dan juga informasi akuntansi bisnis Anda. Silakan coba aplikasi Jurnal secara
gratis selama 14 har
2.2.6 Earning calls
Periode pelaporan hasil kinerja kuartalan bisa dalam jangka waktu kuartal atau tahun
fiskal. Pertemuan ini biasanya didahului oleh laporan pendapatan, yang berisi ringkasan
informasi tentang kinerja keuangan untuk periode tersebut.
Selain pengumuman dari perusahaan, siaran pers dan pertemuan dengan analis yang
direncanakan, earning calls biasanya memberikan informasi langka yang signifikan kepada
pihak tertentu.
Pihak tersebut diantaranya analis, media dan investor diajak untuk mengikuti dengan
cermat earning calls dan ikut berpartisipasi melalui sesi tanya jawab. Kendati demikian,
pertemuan tersebut bukanlah pertemuan wajib yang harus dilakukan perusahaan terlebih
perusahaan terbuka yang memang harus memberikan informasi terkini perihal bisnis
perusahaannya.
Jadi, baik perusahaan terbuka ataupun perusahaan yang belum melantai di bursa tidak
wajib untuk menggelar earning calls. Namun, perusahaan terbuka diharuskan untuk merilis
rincian laporan keuangan dan tidak harus ada rilis tertulis atau pertemuan spesifik untuk
menjelaskan hal tersebut.
Biasanya, pertemuan ini banyak memakan waktu dan membutuhkan sumber daya
yang kompeten untuk menjawab beberapa pertanyaan yang mungkin akan dibutuhkan pihak
tertentu. Perusahaan juga diajak untuk menjadi komunitas investasi agar terus terlibat dalam
masa depan perusahaan.
Dari sisi investor, informasi yang diinginkan bisa dengan cepat terjawab karena
pertemuan ini, tanpa harus lelah mengulik laporan keuangan. Sementara, pihak yang
berkepentingan seperti analis biasanya menggunakan informasi dari earning calls dalam
analisis fundamental perusahaan sekuritasnya. Media menggunakan informasi pada
pertemuan ini untuk mendapatkan informasi yang akan disebarkan pada media massa.
Sejarah Perusahaan
Untuk mengerti industri yang sedang dijalankan perusahaan, kamu perlu tahu tentang sejarah
perusahaan terlebih dahulu. Biasanya, hal ini akan dipaparkan oleh moderator dalam
pertemuan ini sehingga kamu perlu menyimak atau membaca transkrip jika memang
disediakan untuk mengetahui konteks pertemuan earning calls tersebut.
Setelah mengetahui tentang asal muasal perusahaan, perhatikan laporan analisis yang relevan
terkait industri dan atau perusahaan pada kuartal dan tahun fiskal sebelumnya untuk
mengetahui bagaimana kinerja perusahaan selama periode sebelumnya.
Laporan keuangan perusahaan biasanya akan diterbitkan pertama kali kepada publik dalam
pertemuan ini terlebih dahulu sebelum disebarkan kepada media atau bursa. Maka dari itu,
penting untuk mengetahui tolak ukur dari laporan keuangan itu sendiri seperti pendapatan
atau penjualan, laba atau rugi, aset, utang hingga cash flow.
Dalam hal ini, pihak yang berkepentingan seperti analis, investor dan media bisa menanyakan
kinerja keuangan dalam periode tertentu langsung kepada manajemen perusahaan untuk
memproyeksikan kinerja fundamental perusahaan di masa depan.
Sebelum mengikuti pertemuan, penting bagi kamu untuk juga mengamati perubahan harga
saham emiten tersebut. Jika memang selama periode tertentu, harga saham perusahaan
tersebut mengalami penurunan atau kenaikan, hal ini bisa menjadi bahan pertanyaan yang
bisa kamu ajukan kepada manajemen perusahaan.
Kenaikan atau penurunan harga saham biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
rencana perusahaan dalam waktu dekat seperti merger dan akuisisi, mengimbangi kinerja
fundamental perusahaan atau sekedar spekulasi pasar.
Selain itu, amatilah risiko langkah yang diambil perusahaan untuk bisa memproyeksikan
perubahan harga saham dalam waktu dekat untuk menentukan apakah perusahaan tersebut
layak untuk diinvestasikan dalam jangka waktu tertentu.
Sebenarnya, ada banyak sekali emiten di bursa efek Indonesia yang menggelar earning calls
baik dalam sambungan telepon atau konferensi video. Namun, pertemuan tersebut biasanya
diadakan tertutup untuk kalangan tertentu saja.
Manajemen laba atau Earnings manajement menurut Schipper (1989) sebagai suatu
intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan
sengaja memperoleh beberapa keuntungan pribadi. Healey dan Wahlen (1999) menyatakan
bahwa manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan judgement dalam pelaporan
keuangan dan penyusunan transaksi merubah laporan keuangan. Keadaan ini dapat
menyesatkan stakeholder atas kinerja ekonomi perusahaan dan mempengaruhi hasil
sehubungan dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi yang dilaporkan
Pentingnya Manajemen Laba Sikap manajemen terhadap SAK berhubungan dengan
kepentingan terhadap pengungkapan kinerja finansial (nilai perusahaan), diantaranya laba
yang secara normal disajikan menurut kaidah standar akuntasi. Adanya pembatasan
terhadap penyajian elemen-elemen informasi akuntansi mengakibatkan penurunan
keuntungan/aktiva yang dilaporkan. Sehingga resiko perusahaan ditempatkan sebagai
bagian dari pertimbangan teknis pada saat standar tersebut efektif berlaku. Adaptasi
terhadap standar akuntasi yang menurunkan laba atau nilai intristik akan mengakibatkan
perusahaan yang beresiko tinggi berada dalam posisi lemah terhadap perjanjian dengan
pihak ketiga.
- Mendapatkan bonus dan kompensasi lainnya, kenerja manajemen dapat diukur berdasarkan
informasi laporan keuangan. Semakin baik laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen maka
semakin baik pula kinerja manajer tersebut, sehingga semakin besar kesempatan untuk memperoleh
bonus.
- Mempengaruhi keputusan pelaku pasar, salah satu motivasi dilakukannya manajemen laba yaitu
dalam rangka penawaran saham di pasar modal (Initial Public Offering/ IPO ). Supaya calon investor
tertarik untuk membeli saham perusahaan, maka pihak manajemen harus dapat menunjukkan
perusahaan tersebut prosepktif. Upaya yang dilakukan oleh manajemen perusahaan agar
perusahaannya terlihat prospektif adalah dengan melakukan manajemen laba.
Healey (1986) dan Palepu (1987) menyatakan bahwa informasi antar investor denagn manajeman
memberi peluang pada perusahaan untuk melakukan manajemen laba. Hal ini mengakibatkan
timbulnya jurang informasi antara pihak manajeman perusahaan dengan para pengguna laporan
keuangan dan membuka peluang untuk melakukan window dressing sah lewat pengaturan kebijakan
akrual. Dalam hal ini teori keagenan (agency theory) menyatakan kontrak antar agen dengan
principal, yang melibatkan dua pihak yang sama sama memberikan dorongan untuk menguntungkan
diri sendiri menghasilkan konflik. Kondisi ini mendorong manajemen untuk memanfaatkan kebijakan
guna melakukan manipulasi informasi keuangan secara sepihak.
Menurut Ronen dan Sadan (1979), Ali dan Komar (1994) penerapan manajemen laba dapat
dilakukan melalui creative accounting practices deangan 3 teknik yaitu: pemilihan metode akuntansi,
klasifikasi sistem akuntansi dan pengaturan waktu transaksi.:
Cara pertama, memanaj laba dilakukan dengan cara memilih metode akuntansi yang dapat
menaikkan atau menurunkan laba. Contoh pemilihan metode akuntansi depresiasi aktiva tetap,
metode akuntansi persediaan, kapitalisasi bunga, biaya eksplorasi ditangguhkan, amortisasi biaya
pengembangan ditangguhkan, depresiasi kontruksi dan prasarana pertambangan, pengelolaan
lingkungan hidup, amortisasi biaya pensiun dan inflasi.
Cara kedua, menaikkan atau menurunkan laba dilakukan dengan melalui klasifikasi sistem
akuntansi. Yaitu menetapkan standar tentang penggolongan dan pengungkapan pos luar biasa
(extraordinary items), pengungkapan unsur-unsur tertentu sehubungan dengan laba rugi aktivitas
normal, perubahan estimasi akuntansi (accounting estimated) dan perlakuan akuntansi atas
kesalahan yang mendasar (fundamental errors).
Cara ketiga, menaikkan atau menurunkan laba melalui pengukuran waktu transaksi. Hal ini
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu (a) income increase techniques yang dilakukan dengan cara
front loading revenue and back loading expense dengan memanfaatkan prinsip akuntansi yang
mempertemukan (matching principle); (b) decreasing techniques biasanya dilakukan pada
perusahaan yang mendapatkan laba yang besar dan berusaha menyimpan laba tersebut guna
memaksimalkan kepentingan manajemen. Pengaturan waktu transaksi dapat dilakukan atas akun
neraca dan laba/rugi. Akun yang dimaksud antara lain persediaan, piutang dagang, pengeluaran
modal, laba kotor, biaya administrasi dan umum.
Nilai valuasi adalah ukuran manfaat yang diberikan oleh ekosistem perusahaan atau
bisnis, serta dampaknya. Setiap perusahaan akan memiliki nilai valuasi yang berbeda-beda
hingga berubah-ubah. Nilai valuasi akan ditentukan dari aset keuangan dan juga kinerja
perusahaan tersebut.
Nilai valuasi wajar akan dipengaruhi oleh prospek kinerja perusahaan itu sendiri.
Artinya, semakin tinggi kinerja atau prospek pertumbuhan perusahaan di masa depan, tentu
akan nilai wajarnya juga ikut tinggi.
1. Kapitalisasi Pasar
Kapitalisasi pasar (market capitalization atau market cap) termasuk cara menghitung valuasi
perusahaan. Menurut Downes dalam Jurnal Ekonomi dan Manajemen dari Universitas
Siliwangi (Unsil) oleh Alfin NF Mufrenia dan Dhea Amanah, kapitalisasi pasar merupakan
harga yang berlaku dari sekuritas.
Kapitalisasi pasar ini akan mencerminkan nilai kekayaan perusahaan saat ini, yang menjadi
suatu pengukuran terhadap ukuran perusahaan. Semakin besar kapitalisasi pasar yang
dimiliki perusahaan, tentu akan semakin besar juga ukuran perusahaan itu.
Nah, investor akan cenderung menahan sahamnya lebih lama, kalau mereka memiliki
kapitalisasi pasar yang lebih besar. Mengapa? Karena investor menganggap perusahaan besar
itu akan cenderung lebih stabil dari sisi keuangannya. Sehingga, resiko kerugiannya akan
lebih kecil.
2. Profit Multiplier
Metode profit multiplier atau pengganda keuntungan adalah cara di mana nilai perusahaan
dihitung dengan mengalikan keuntungan bisnis, atau disebut price to earnings.
Di mana harga adalah nilai perusahaan, dan laba berarti keuntungan yang diperoleh
perusahaan. Contohnya, ada perusahaan yang memiliki laba bersih tahunan sekitar rp 1
triliun, dan akan menggunakan kelipatan 5.
Namun, penggunaan metode DCF juga punya kelemahan yakni mengharuskan kita untuk
mengestimasikan arus kas di masa mendatang. Sehingga, akan ada potensi kesalahan dalam
perhitungannya.
Dikutip dari jurnal berjudul Metode Valuasi Manakah yang Lebih Tepat untuk
Merger dan Akuisisi? Karya Suwinto Johan dan Laura Herbani, beberapa faktor penting yang
juga menjadi faktor dalam mempengaruhi valuasi, yaitu:
Scarcity
Istilah scarcity merupakan gambaran dari kompetitifnya beberapa industri, sehingga
perusahaan yang ingin dijual, menjadi sedikit. Sedangkan, investor yang ingin berinvestasi
malah banyak. Walaupun nilai valuasi tak mencapai harga tinggi, namun karena kekuatan
antara permintaan dan penawaran, nilai valuasi bisa menjadi tinggi.
Regulasi
Pihak regulator akan punya peranan penting, misalnya dalam transaksi merger dan akuisisi
suatu perusahaan. Regulator punya wewenang untuk memberikan izin atas transaksi yang
dilakukan.
Di Indonesia sendiri, pihak regulator dikenal dengan Komisi Pemantau Persaingan Usaha
(KPPU). Jika izin industri telah dikeluarkan, maka industri akan menjadi menarik bagi para
pelaku usaha, begitu sebaliknya. Apabila regulator telah mengubah persyaratan modal
minimum misalnya, maka pelaku usaha juga akan terpaksa berusaha untuk memenuhi
persyaratan yang ada.
Waktu Valuasi
Waktu dilakukannya valuasi akan sangat penting, karena menjadi dasar dalam menentukan
nilai dan suatu asumsi-asumsi. Misalnya, penentuan tanggal juga perlu melibatkan
kesepakatan berbagai pihak.
Contoh Valuasi
Perhitungan valuasi yang mudah bisa dicontohkan pada startup. Cara menghitung valuasi
dengan perhitungan modal awal dan suntikan dana investor. Contohnya, ada perusahaan
startup yang memiliki nilai awal Rp 20 miliar, lalu ada sebuah venture capital yang
menambahkan pendanaan sebesar Rp 20 miliar.
Berarti, valuasi startup itu menjadi Rp 40 miliar, dengan kepemilikan saham 50% yang
dimiliki venture tersebut. Contoh perhitungan tersebut sebagaimana dikutip dari buku
berjudul Mampukah IPO Bukalapak capai Kesuksesan IPO Alibaba oleh Buddy Setianto.
Sejatinya, penilaian suatu perusahaan tidak didasari dari valuasi saja. Investor tentu
akan mempertimbangkan juga bagaimana profit perusahaan tersebut, sebelum menanamkan
modal saham ke perusahaan.
Maka, ada istilah valuasi saham. Valuasi saham adalah teknik untuk menentukan nilai
wajar atau nilai intrinsik dari sebuah investasi. Demikian dikutip dari buku berjudul Jurus-
jurus Saham karya Raymond Budiman. Dalam investasi, valuasi saham akan dibandingkan
dengan harga pasar yang ditawarkan.
Jadi, valuasi berarti lebih kepada nilai dari kinerjanya. Sementara, pengertian profit
lebih melihat dari keuntungan yang didapatkan dalam waktu tertentu. Tingginya harga saham
juga turut meningkatkan nilai perusahaan, serta kemakmuran investor begitupun sebaliknya
Beberapa jenis rasio profitabilitas yang sering dipakai untuk meninjau kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang dipakai dalam akuntansi keuangan antara lain
adalah:
Gross profit margin (GPM)
Profit margin ratio (PMR)
Net profit margin (NPM)
Operating ratio (OR)
Earning power of total investment (EPTI)
Return of investment (ROI)
Rentabilitas modal sendiri (RMS)
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan dan juga rumus cara menghitung jenis
jenis rasio profitabilitas lengkap dengan contoh:
Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Margin laba kotor merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba kotor
terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan.
Laba kotor yang dipengaruhi oleh laporan arus kas memaparkan besaran laba yang
didapatkan oleh perusahaan dengan pertimbangan biaya yang terpakai untuk
memproduksi produk atau jasa.
Gross profit margin mengukur efisiensi perhitungan harga pokok atau biaya produksi.
Semakin besar gross profit margin semakin baik (efisien) kegiatan operasional
perusahaan yang menunjukkan harga pokok penjualan lebih rendah daripada penjualan
(sales) yang berguna untuk audit operasional.
Jika sebaliknya, maka perusahaan kurang baik dalam melakukan kegiatan operasional.
Rumus perhitungan margin laba kotor sebagai berikut:
Gross Profit Margin = (Laba Kotor/ Total Pendapatan) x 100%
Contoh rumus rasio profitabilitas gross profit margin :
Laba kotor perusahaan PT Megah Sejahtera: Rp48.000.000
Total pendapatan perusahaan: Rp55.000.000
Maka Gross Profit Margin perusahaan PT Megah Sejahtera adalah sebagai berikut :
(Laba Kotor : Total Pendapatan) x 100%
= (48.000.000 : 55.000.000) x 100%
= 87%
b. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio profitabilitas untuk menilai
persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang
diperoleh dari penjualan.
Margin laba bersih ini disebut juga profit margin ratio.
Salah satu manfaat rasio profitabilitas adalah untuk mengukur laba bersih setelah pajak
terhadap penjualan.
Semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.
Net profit margin dihitung dengan rumus berikut ini:
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak : Penjualan
Contoh rumus rasio profitabilitas net profit margin :
Pendapatan Penjualan Bersih (Net Sales) = Rp27.063.310.000.000.
Laba Bersih setelah Pajak (Net Profit after Tax) = Rp2.064.650.000.000.
Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin) : ??
Jawaban:
Margin Laba Bersih = Laba Bersih setelah Pajak : Pendapatan Penjualan bersih
Margin Laba Bersih = Rp2.064.650.000.000 : Rp27.063.310.000.000
Margin Laba Bersih = 7,63%
c. Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio
Return on investment (ROI) merupakan rasio profitabilitas yang dihitung dari laba bersih
setelah dikurangi pajak terhadap total aktiva.
Return on investment berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan
dalam menghasilkan keuntungan terhadap jumlah aktiva secara keseluruhan yang tersedia
pada perusahaan.
Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik kondisi suatu perusahaan.
Rumus Return on Investment berikut ini.
ROI = ( (Laba Atas Investasi – Investasi Awal) / Investasi ) x 100 %
Contoh perhitungan dengan rumus profitability ratio ini adalah:
Perusahaan Maju Bersama melakukan investasi sebesar Rp500.000.000 kepada sebuah
usaha penjualan produk kendaraan.
Perusahaan Maju Bersama ternyata mendapatkan penjualan sebesar 1.000 unit kendaraan.
Dan dari penjualan tersebut perusahaan mendapat keuntungan sebesar Rp600.000.000.
Diketahui : Keuntungan (laba) investasi sebesar Rp100.000.000
Dan modal (investasi) awal sebesar Rp500.000.000
Jadi diperoleh perhitungannya sebagai berikut.
ROI = (Rp600 juta – Rp500 juta) : Rp500 juta) x 100 = 20%
Jadi diperoleh ROI nya adalah sebesar 20%
h. Earning Per Share (EPS)
Earning per share merupakan rasio profitabilitas yang menilai tingkat kemampuan per
lembar saham dalam menghasilkan laba untuk perusahaan.
Manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat
memperhatikan earning per share karena menjadi indikator keberhasilan perusahaan.
Rumus earning per share sebagai berikut.
EPS = Laba Bersih Setelah Pajak – Dividen Saham Preferen / Jumlah Saham Biasa
yang Beredar
Contoh rumus EPS :
Perusahaan Setia Merdeka mempunyai saham yang beredar sebanyak 1 juta lembar pada
tahun 2017, Laba bersih setelah pajak adalah Rp1 miliar.
Perusahaan Setia Merdeka kemudian memutuskan untuk membagikan 10% dividen atau
sekitar Rp100 juta kepada pemegang sahamnya.
Berapakah Earning Per Share (EPS) atau Laba per lembar sahamnya ?
Laba per Saham (EPS) = (Laba Bersih setelah Pajak – Dividen) : Jumlah Saham yang
Beredar
Laba per Saham (EPS) = (1.000.000.000 – Rp100.000.000) : 1.000.000
Laba per Saham (EPS) = 900.000.000 : 1.000.000
Laba per Saham (EPS) = 900,-
Jadi Laba per Saham atau Earning per Share (EPS) PT Setia Merdeka adalah sebesar
Rp900.
Rasio-rasio keuangan yang memuat rasio profitabilitas benar-benar dibutuhkan untuk
memperhitungkan tingkat keuntungan perusahaan pada setiap periode.
Kelola Keuangan Perusahaan Lebih Mudah Dengan Aplikasi Mekari Jurnal
Untuk memantau kinerja rasio profitabilitas dalam laporan keuangan, Anda dapat
menggunakan software akuntansi online Mekari Jurnal.Jurnal menyediakan berbagai fitur
yang berfungsi untuk mencatat dan memonitor laporan kinerja bisnis secara berkala dengan
mudah.
Jurnal menyediakan beragam fitur unggulan antara lain, tampilan dashboard bisnis
dengan data real time, bentuk laporan keuangan, pengelolaan inventori, aplikasi accounting,
dan pengelolaan aset secara rinci.Tak hanya itu, terdapat pula modul penjualan dan
pembelian, rekonsiliasi bank, serta integrasi bisnis yang memudahkan Anda mengambil
keputusan bisnis secara bijak
2.5 Liquidity
Dari pengertian di atas, dapat kita lihat bahwa sebenarnya likuiditas ini mengarah
pada beberapa istilah berbeda.
Setidaknya, ada tiga jenis likuiditas yang dapat kamu pahami sebagaimana dikutip
dari Master Class. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Likuiditas aset
Liquidity jenis ini telah dijelaskan di atas, yaitu tingkat kemudahaan suatu aset untuk diubah
menjadi uang tunai. Berbeda jenis aset, maka berbeda pula tingkat likuiditasnya.
Apabila kamu memiliki uang tunai, rumah, dan saham, manakah aset yang paling likuid dan
yang paling tidak likuid?
Baca terus artikel ini karena kamu akan menemukan jawabannya!
2. Likuiditas pasar
Likuiditas pasar adalah suatu kondisi pasar di mana suatu aset bisa diperjualbelikan.
Semakin likuid suatu pasar, artinya pasar tersebut bisa mendukung kegiatan jual beli dalam
jumlah banyak.
Sebaliknya, pasar yang kurang likuid biasanya memiliki lebih sedikit penjual dan pembeli.
Contohnya adalah pasar jual beli barang koleksi langka atau pasar saham.
3. Likuiditas akuntansi
Di sisi lain, likuiditas keuangan atau akuntansi merujuk pada kemampuan perusahaan untuk
membayar utang jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.
Jadi, perusahaan dengan liquidity yang baik akan mampu memenuhi kewajiban tersebut
dengan mudah.
Para investor biasanya akan menilai hal ini untuk mengukur tingkat kesehatan keuangan
perusahaan.
2.5.2 Contoh Urutan Likuiditas Aset
Suatu perusahaan pasti memiliki berbagai jenis aset, mulai dari uang, peralatan, investasi, dan
lain-lain.
Apabila harus mengurutkannya, tahukah kamu aset apa yang paling likuid dan yang paling
sulit untuk dicairkan?
Berikut merupakan contoh urutan likuiditas dari berbagai macam aset yang dimiliki
perusahaan.
1. uang tunai
2. mata uang asing
3. guaranteed investment certificate (GIC)
4. obligasi pemerintah (government bonds)
5. obligasi perusahaan (corporate bonds)
6. saham
7. komoditas
8. real estate
9. karya seni
10. bisnis swasta
Dari urutan di atas, dapat terlihat bahwa uang tunai (cash) adalah aset liquidity yang paling
cair karena dapat dengan mudah dikonversi menjadi bentuk aset lainnya.
Selain itu, uang tunai juga merupakan alat tukar yang sudah pasti dibutuhkan semua orang.
Kemudian, berbagai jenis saham dan obligasi berada di bawah urutan uang tunai. Pasalnya,
aset tersebut dapat dicairkan dalam kurun waktu yang cenderung cukup singkat, tergantung
pada seberapa besar investasinya.
Sebagai tambahan, Investopedia menyebutkan bahwa beberapa jenis saham lebih likuid
dibandingkan yang lain. Volume transaksi harian dan besaran bunga merupakan salah satu
faktor penentunya.
Terakhir, aset yang tidak likuid adalah real estate (bangunan, apartemen), karya seni rupa,
dan bisnis swasta. Biasanya aset ini membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan
untuk dicairkan menjadi uang tunai.
2.5.3 Cara Mengukur Likuiditas
1. Current ratio
Rasio likuiditas yang pertama adalah current ratio, yaitu pengukuran yang tidak terlalu ketat
dan paling mudah.
Rasio ini sangat sederhana karena hanya mengukur perbandingan aset lancar (aset yang dapat
dicairkan dalam jangka waktu satu tahun) dengan utang lancar (utang yang harus dibayarkan
dalam waktu satu tahun).
Rumusnya adalah:
Current Ratio = Aset lancar / Utang lancar
2. Quick ratio
Berbeda dengan jenis yang di atas, ada variasi lain dalam acid-test ratio yang memungkinkan
perusahaan untuk menghitung persediaan. Dengan begitu, nanti hasil rasionya bisa lebih
besar dan membantu perusahaan.
Rumusnya adalah:
Acid-Test Ratio (Variation) = (Aset lancar – Persediaan – Biaya dibayar di muka) / Utang
lancar
4. Cash ratio
Rasio likuiditas yang paling ketat adalah cash ratio. Sebab, ia benar-benar hanya mengukur
uang tunai atau aset yang sepadan dengan uang tunai saja tanpa menganggap jenis
aset lainnya termasuk aset lancar.
Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mengukur kemampuannya untuk membayar utang
dalam skenario terburuk. Misalnya saat perusahaan sama sekali tidak memiliki waktu untuk
mencairkan asetnya yang lain.
Rumusnya adalah:
Cash Ratio = Uang tunai atau aset yang sebanding dengan uang tunai / Utang lancar
2.6.1 Fungsi Support & Resistance
Cara Menentukan Support dan Resistance Saham
2.7.1 BreakOut
Breakout dalam saham adalah istilah yang menggambarkan suatu kondisi di mana harga
saham bergerak menembus garis resisten. Resisten mengacu pada level psikologis yang
menahan agar saham tidak naik terlalu signifikan. Sehingga ketika resisten tersentuh, ada
kemungkinan kenaikan akan tertahan dan harga saham berbalik arah menjadi turun.
Namun apabila berhasil naik melewati resisten, maka indikasinya saham mengalami breakout
yang kemudian berpotensi untuk melanjutkan tren naik yang lebih panjang. Sinyalnya akan
lebih akurat jika dikonfirmasi oleh volume transaksi yang tinggi. Inilah alasannya mengapa
breakout dianggap sebagai peluang yang baik bagi para pelaku pasar. Maka dari itu istilah
breakout dalam saham harus kamu pahami.
Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya breakout. Mulai dari adanya peningkatan
kinerja yang tercermin dalam laporan keuangan emiten tersebut, hingga isu-isu regional
maupun global yang membawa dampak positif dan pada gilirannya menyebabkan penguatan
pada harga saham.
Cara Menentukan Breakout Saham
Pertama-tama kita perlu menentukan garis support dan resisten terlebih dahulu. Kebalikan
dari resisten, support adalah alas harga yang posisinya ada di bawah harga saat ini untuk
menahan penurunan harga saham.
Support dan resisten bisa ditentukan dengan menggunakan horizontal line, trendline, moving
average, dan lain-lain. Cara menentukan breakout saham dilihat dari posisi harga saham yang
naik melewati area tersebut. Jika resisten sudah tertembus, itu artinya breakout sudah terjadi.
Gambar di atas menunjukkan LPPF yang ter-breakout dari horizontal line sebagai
resistennya. Horizontal line didapat melalui garis yang ditarik dari satu titik
Strategi Trading Saat Breakout
Selain mempelajari istilah breakout dalam saham, pelajari juga strateginya sebagai bekal saat
melakukan trading. Pada dasarnya breakout dijadikan sinyal beli karena harga cenderung
terus bergerak naik setelah mengalami breakout. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk
menambah koleksi saham.
Posisi pembelian dilakukan ketika harga ditutup di atas resisten (buy on breakout) dan
disertai dengan volume transaksi yang tinggi sebagai konfirmasi. Akan lebih ideal kalau
breakout terjadi di stage 1 (fase akumulasi) yang selanjutnya bergerak ke stage 2 (fase
partisipasi). Sebab fase partisipasi merupakan fase bullish continuation di mana harga saham
akan terus merangkak naik sampai ke tinggi tertinggi yang baru.
Potensi False Breakout
Tahukah kamu? Kalau sekalipun saham berhasil menembus resisten, tetap ada potensi di
mana harga saham kembali bergerak turun dan tidak melanjutkan penembusan. Hal ini
disebut dengan istilah false breakout. Maka dari itu trader harus benar-benar cermat saat
membaca pergerakan pasar supaya bisa terhindar dari jebakan ini yang tentunya merugikan.
Lalu apa yang harus dilakukan untuk menghindari false breakout? Tips pertama, jangan
langsung beli ketika saham mengalami breakout. Lebih baik tunggu sampai harga ditutup di
atas resisten. Tips kedua, jika ingin jual, tunggu sampai harganya ada di bawah support.
Kebalikan dari breakout, breakdown saham adalah kondisi ketika harga saham turun
menembus area support. Jika hal ini terjadi, indikasinya harga saham akan terus melanjutkan
penurunan sampai ke level support baru. Dengan begitu para pelaku pasar melihat kondisi
teknikal ini sebagai sinyal negatif yang perlu diantisipasi.
Saham di atas menggunakan moving average sebagai penentu support dan resisten. Terlihat
harga saham sempat menembus support namun tidak dikonfirmasi oleh volume yang tinggi.
Setelah terjadi false breakdown, harga saham melanjutkan tren naiknya.
Kesimpulannya, breakdown saham adalah sinyal negatif yang perlu diwaspadai agar kerugian
tidak semakin membesar. Di sisi lain penting juga untuk tetap melakukan analisis volume
saham guna mengetahui kebenaran breakdown tersebut. Apakah benar lanjut turun atau justru
malah false breakdown
Moving average adalah indikator yang menghitung harga rata-rata suatu aset dalam
periode waktu tertentu, yang kemudian dihubungkan ke dalam bentuk garis. Nilai rata-rata ini
bisa berasal dari harga pembukaan (open), penutupan (close), tertinggi (high), terendah (low),
dan pertengahan (median).
Artinya, tidak ada aturan khusus yang mengatur rentang waktu yang harus digunakan
dalam kalkulasi moving average. Adapun semakin kecil rentang waktu yang digunakan,
maka akan semakin sensitif pula indikator tersebut terhadap perubahan harga dalam jangka
pendek. Begitu pun sebaliknya.
Jenis-Jenis Moving Average
Moving average terbagi menjadi enam jenis, yakni simple moving average, exponential
moving average, double exponential moving average, triple exponential moving average,
weighted moving average, dan wilder smoothing moving average.
Perhitungan jenis moving average ini pun sangat sederhana, yakni dengan menjumlahkan
seluruh poin data terbaru di dalam periode waktu tertentu, yang kemudian dibagi dengan
jumlah data itu sendiri. Adapun data yang digunakan pada perhitungan SMA meliputi data
historis berupa harga tertinggi, harga terendah, harga buka, dan harga tutup.
DEMA cukup populer di kalangan trader pemula karena akurasinya yang lebih baik daripada
EMA dan aplikasinya yang tidak terlalu sulit. DEMA mereduksi potensi sinyal palsu dari
EMA dengan mengukur dalam dua garis yang mewakili dua tren berbeda, seperti harga buka
atau harga tutup.
Adapun momentum dalam DEMA memang lebih lambat daripada EMA, namun sinyal yang
diberikan lebih otentik sehingga lebih mudah bagi trader untuk mengenali perubahan tren.
Distribusi beban yang diberikan pada data akan memengaruhi akurasinya. Biasanya beban
yang diberikan ini berkisar di angka 1%-100% dan didistribusikan pada periode yang akan
dihitung berdasarkan harga.
Beban pada harga proyeksi memang lebih berat daripada beban pada harga historis. Di mana
deret ini akan memberi tahu trader besaran harga total dalam satu periode dan akan disajikan
dalam grafik yang garisnya sangat akurat.
WMA pun tidak hanya berjasa bagi trader pasar modal, melainkan juga bagi para stockist dan
pedagang retail untuk menghitung stok barang dagangan serta harga rata-rata yang
berfluktuasi.
Pola perhitungan WSMA mirip dengan EMA, namun dengan memperhalus noise pasar
sehingga tren bullish dan bearish dapat terbaca lebih jelas. Pada intinya, WSMA dapat
memberi trader gambar yang jelasFungsi Moving Average
Setidaknya, terdapat tiga fungsi utama dari moving average, yaitu untuk mengidentifikasi
tren nilai saham, mengetahui waktu pembalikan tren, dan menentukan posisi support and
resistence.
Jika harga berada di bawah garis moving average, maka tren harga cenderung turun atau
bearish. Sebaliknya, ketika harga berada di atas garis moving average, maka tren harga
cenderung naik atau bullish.
Dalam hal ini, peran moving average adalah menentukan letak kedua titik tersebut. Cara yang
digunakan ialah dengan menggabungkan dua macam moving average, yakni umumnya
MA20 dan MA50. mengenai aktivitas pasar dengan menampilkan perhitungan periodikal
tanpa distorsi
Pada dasarnya, Weight Moving Average (WMA) agak mirip dengan SMA. Harga penutupan
yang terdahulu dibuang, tetapi kemudian ditambahkan harga terbaru. Perbedaannya terletak
pada bobot data terbaru, yang diperoleh dari mengalikan faktor.
Rumus WMA:
Sementara itu, Exponential Moving Average (EMA) tidak membuang data-data terdahulu,
melainkan hanya mengurangi bobotnya secara eksponensial. Sebagaimana WMA, EMA juga
lebih sensitif dengan pergerakan nilai saham.
Rumus EMA:
EMA jamak diterapkan bersama indikator lain untuk mengonfirmasi pergerakan pasar secara
signifikan serta mengukur validitasnya.
Kesimpulannya, penguasaan terhadap metode Moving Average selayaknya menjadi bekal
dasar sebelum berkecimpung di dunia trading. Mulailah dengan penghitungan sederhana, lalu
berlanjut ke penghitungan yang lebih rumit.