Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN KEGIATAN

DI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PANJANG


PERIODE 29 JULI – 9 AGUSTUS 2019

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh :
ALFIAN RIZKY MAULANA
AGA ANGGER ARGANIS
M. FERGIAWAN BAGUS HENING PRATAMA
YELIN JULITA
YULIA NURCHALIFAH

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2019

i
MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji I : R. Marjunet, S.KM.,M.Kes


.....................

Penguji II : Ferdinan Gulton,S.Kep,Ners,M.Kes


......................

Penguji III : Salim Daroeni, SKM


......................

2. KEPALA KKP KELAS II PANJANG

R.Marjunet, S.KM.,M.Kes

Tanggal Lulus Ujian Skripsi :

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan

kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati di Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang Periode Agustus 2019.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasihkepada Kepala Kantor

Kesehatan Pelabuhan Bapak R. Marjunet, S.KM, M.Kes, dan seluruh petugas Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang. Penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan pada laporan kegiatan ini, namun penulis berharap makalah ini dapat

memperkaya ilmu pengetahuan bagi dunia pendidikan dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Agustus 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................... i


Pengesahan ............................................................................................................... ii
Kata Pengantar........................................................................................................... iii
Daftar Isi .................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Kegiatan .................................................................................................. 4
1.2.1 Umum ..................................................................................................... 4
1.2.2 Khusus .................................................................................................... 4
1.3 Manfaat ................................................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang ........................... ` 6
2.2 Tugas Pokok Kantor Kesehatan Pelanuhan ......................................................... 6
2.3 Fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan ................................................................... 7
2.4 Tata Kerja ............................................................................................................ 9
2.5 Klasifikasi Kantor Kesehatan Pelabuhan ............................................................ 11
2.6 Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kesehatan Pelabuhan ........................................ 11
2.7 Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi (PKSE) ................ 11
2.8 Tata Cara Tindakan Karantina Kapal .................................................................. 13
2.8.1 Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan (PRL) ......................................... 14
2.8.2 Pemeriksaan Sanitasi Kapal ...................................................................... 15
2.9 Seksi Upaya Kesehatan Lintas Wilayah (UKLW) .............................................. 16
2.9.1 Vaksinasi Meningitis ................................................................................. 16
2.10 Realisasi Kinerja Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang
Periode Januari - Juni 2018 ................................................................................ 19
2.10.1 Seksi Pengendalian Karantina Surveilans dan Epidemiologi .................. 19
2.10.2 Seksi Upaya Kesehatan Lintas Wilayah .................................................. 20
2.10.3 Seksi Pengendalian Resiko Lingkungan ................................................. 22

iv
2.11 Pemeriksaan Dan Pembinaan Kesehatan Haji ..................................................... 23
2.11.1 Definisi Ibadah Haji ................................................................................ 23
2.11.2 Tim penyelenggara kesehatan haji .......................................................... 24
2.12 Dasar Hukum ....................................................................................................... 27

BAB III LAPORAN KEGIATAN


3.1 Ruang Lingkup Kegiatan ....................................................................................... 33
3.1.1 Waktu Kegiatan ........................................................................................... 33
3.1.2 Tempat Kegiatan .......................................................................................... 33
3.2 Laporan Kegiatan ................................................................................................... 33
3.2.1 Pemberian Materi ......................................................................................... 34
3.2.2 Bandara Raden inten II Branti ..................................................................... 35
3.2.3 Pelabuhan Bakauheni ................................................................................... 38
3.2.4 Asrama Haji ................................................................................................. 44

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 49
4.2 Saran ...................................................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pada saat ini pelabuhan tidak hanya berfungsi sebagai pintu keluar masuk

barang, lebih dari itu sudah merupakan sebagai sentra industri, pusat perdagangan

dan pariwisata yang banyak menyerap tenaga kerja. Mobilisasi yang tinggi dari

aktivitas di pelabuhan, secara otomatis penyebaran penyakit akan semakin cepat dan

beragam, sehingga akan berpotensi menimbulkan dampak yang merugikan bagi

pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional.

Kantor Kesehatan Pelabuhan memiliki peran yang sangat penting dalam

mewujudkan kondisi pelabuhan yang bebas dari penularan penyakit. Dengan adanya

Peraturan Kesehatan Internasional/International Health Regulation (IHR) tahun

2005 untuk mengatur tata cara dan pengendalian penyakit, baik yang menular

maupun yang tidak menular, maka Kantor Kesehatan Pelabuhan harus kuat dan

prima dalam melaksanakan cegah tangkal penyakit karantina dan penyakit menular

Beberapa faktor risiko yang sangat relevan untuk dianalisis, sehingga dapat

ditentukan penyebab terjadinya penyakit menular berpotensial wabah. Salah satu

aspek penularan penyakit adalah serangga/vektor penular penyakit, baik yang

dibawa melalui alat angkut kapal yang datang dari luar Indonesia maupun

sebaliknya, sesuai peraturan Perundang-Undangan Kesehatan Nasional dan

Internasional Health Regulation (IHR) tahun 2005, semua alat angkut harus bebas

1
dari vektor, maka pemeriksaan kesehatan di kapal mutlak diperlukan, mengingat

kapal dapat membawa Universitas Sumatera Utara vektor penyakit. Dalam rangka

melindungi negara dari penularan dan penyebaran penyakit oleh vektor yang

terbawa oleh alat angkut, dan barang bawaan yang masuk melalui pintu masuk

negara, maka setiap Kantor Kesehatan Pelabuhan harus mampu melakukan

pengendalian vektor .

Guna mengantisipasi ancaman penyakit global seperti penyakit New Emerging

Infectious Disseases, Emerging Disseases, Re Emerging Disseases (penyakit

karantina) serta masalah kesehatan lainnya yang merupakan masalah darurat yang

menjadi perhatian dunia disebabkan oleh lalu lintas alat angkut yang masuk melalui

pelabuhan, maka Kantor Kesehatan Pelabuhan dituntut mampu menangkal risiko

kesehatan yang masuk melalui orang, barang dan alat angkut kapal dengan

melakukan tindakan yang dianggap perlu untuk mencegah terjadinya risiko

penularan penyakit. Melihat ancaman penyakit global di atas, maka Badan

Kesehatan Dunia (WHO) mengantisipasi untuk terjadinya penyakit yang

menimbulkan masalah kedaruratan kesehatan yang meresahkan dunia Public Health

Emergency of International Concern (PHEIC) dengan membentuk International

Health Regulation (IHR) yang berlaku bagi seluruh negara, dimana setiap negara

wajib melindungi rakyatnya dengan mencegah terjadinya penyakit yang masuk dan

keluar dari negaranya.

Kantor Kesehatan Pelabuhan Tembilahan, merupakan salah satu unit pelaksana

teknis yang melakukan tugas pengawasan alat angkut terhadap kapal yang datang

dari luar negeri dan dari daerah terjangkit. Pelabuhan laut Tembilahan sebagai salah

2
satu pintu masuk dari bagian Selatan Riau Daratan banyak disinggahi oleh

Universitas Sumatera Utara kapal-kapal yang datang dari luar negeri yang berasal

dari Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, China, dan sebagian dari Timur tengah

dan Eropa. Maka terhadap kedatangan kapal tersebut dilakukan tindakan

pengawasan kesehatan kapal, salah satunya adalah mengamati keberadaan vektor di

atas kapal dengan melakukan observasi pada bagian-bagian/kompartemen kapal

yang ada, termasuk muatan kapal. Hal ini dilakukan sebagai upaya sistem

kewaspadaan dini mengantisipasi terjadinya penularan penyakit yang disebabkan

oleh faktor risiko yang terdapat di kapal tersebut. Upaya pengendalian risiko

lingkungan bertujuan untuk membuat wilayah pelabuhan laut dan alat angkut tidak

menjadi sumber penularan ataupun habitat yang subur bagi perkembang biakan

kuman/vektor penyakit (Ditjen PP-PL 2007).

Keberadaan vektor di atas kapal dapat memengaruhi kondisi kesehatan

masyarakat pelabuhan pada khususnya dan masyarakat lain yang berada diluar

pelabuhan pada suatu wilayah tersebut, karena vektor dapat menularkan penyakit

kepada manusia. Misalnya vektor jenis kecoa yang ada di atas kapal sering

membawa mikroorganisme seperti Salmonella, Entamoeba histolitica yaitu kuman

penyebab diare, typhoid/thypus, disentri, cholera dan virus hepatitis A (Aryatie,

2005).

3
I.2 Tujuan Kegiatan

I.2.1 Umum

Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui organisasi, tata

kerja dan kegiatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang dalam

upaya cegah tangkal penyakit menular di wilayah kerja.

1.2.2 Khusus

1. Untuk mengetahui organisasi dan tata kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas II Panjang;

2. Untuk mengetahui kegiatan seksi PKSE (Pengendalian Karantina dan

Survailans Epidemiologi) di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Panjang.

3. Untuk mengetahui kegiatan seksi PRL (Pengendalian Resiko Lingkungan)

di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang.

4. Untuk mengetahui kegiatan seksi UKLW (Upaya Kesehatan dan Lintas

Wilayah) di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang.

5. Untuk mengetahui kegiatan PPIH, embarkasi haji provinsi lampung

menjelang pemberangkatan jamaah haji.

4
I.3 Manfaat

1. Bagi Koas, agar dapat menambah informasi mengenai gambaran kegiatan

di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang dalam rangka cegah

tangkal penyakit.

2. Bagi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang sebagai pemberi

masukan dan penerima saran agar dapat menyempurnakan setiap kegiatan

kesehatan di wilayah kerja dalam upaya cegah tangkal penyakit.

3. Bagi masyarakat, sebagai tambahan pengetahuan mengenai keberadaan

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang serta perannya.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.2348/Menkes/Per/X/2011 tentang Perubahan Atas Permenkes

No.356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan. Wilayah Kerja (Wilker) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Panjang adalah sebagai berikut:1

1. Wilayah Kerja Bandara Radin Inten II Branti Kabupaten Lampung

Selatan dengan jarak ± 28,6 KM

2. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan

dengan jarak ± 85,8 KM

3. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Teluk Semangka Kota Agung Kabupaten

Tanggamus dengan jarak ±99,5 KM

4. Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Rawajitu Mesuji dengan jarak ± 197 KM.

2.2 Tugas Pokok Kantor Kesehatan Pelanuhan

KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya

penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan,

pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan

OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul

6
kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah

kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. (Pasal 2 Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 356/MENKES/PER/IV/2008 Tentang

Organisasi dan Tata kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan)

2.3 FUNGSI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, KKP

menyelenggarakan 16 (enam belas) fungsi (Pasal 3 Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 356/MENKES/PER/IV/2008 Tentang Organisasi dan

Tata kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan) :

1. pelaksanaan kekarantinaan

2. pelaksanaan pelayanan kesehatan;

3. pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas

batas darat negara;

4. pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru,

dan penyakit yang muncul kembali;

5. pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan

kimia;

6. pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit

yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional;

7. pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan

Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan

matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;

7
8. pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara,

pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

9. pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan alat

kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan

dokumen kesehatan OMKABA impor;

10. pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;

11. pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara,

pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

12. pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara,

pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

13. pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara,

pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

14. pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan

surveilans kesehatan pelabuhan;

15. pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas

batas darat negara;

16. pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP

8
2.4 Tata Kerja

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.2348/Menkes/Per/X/2011 tentang Perubahan Atas Permenkes

No.356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan. :

1. Pasal 38

Dalam melaksanakan tugas Kepala KKP, Kepala Bagian, Kepala Bidang,

Kepala Sub bagian, dan Kepala Seksi wajib menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik dalamlingkungan masing-

masing maupun dengan instansi lain di luar KKP sesuai tugas masing-

masing.

2. Pasal 39

Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan KKP wajibmengawasi

bawahan masing - masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil

langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan perundang-undangan

yang berlaku

3. Pasal 40

Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan KKP bertanggung

jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan

memberikan bimbingan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan.

9
4. Pasal 41

Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi

petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta

menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.

5. Pasal 42

Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari

bawahan wajib dianalisis dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan

evaluasi, laporan, serta penyiapan bahan kebijakan lebih lanjut dan untuk

memberikan petunjuk kepada bawahan.

6. Pasal 43

Para Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sub bagian, dan Kepala

Seksi wajib menyampaikan laporan berkala kepada atasan masing-

masing.

7. Pasal 44

Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan

laporan disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara

fungsional mempunyai hubungan kerja.

8. Pasal 45

Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dibantu

olehKepala satuan organisasi di bawahnya dan dalam rangka pemberian

bimbingan kepadabawahan masing-masing wajib mengadakan rapat

berkala.

10
2.5 Klasifikasi Kantor Kesehatan Pelabuhan

Pada pasal 4 Permenkes No.2348/Menkes/Per/XI/2011 Kantor Kesehatan

Pelabuhan diklasifikasikan ke dalam 4 (empat) kelas, yaitu:1

1. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I

2. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

3. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III

4. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IV

Berdasarkanpasal47 bab VIIPermenkes No.2348/Menkes/Per/XI/2011 di

lingkungan Kementerian Kesehatan terdapat Kantor Kesehatan Pelabuhan yang terdiri

dari:1

1. 7 (tujuh) KKP Kelas I

2. 21 (dua puluh satu) KKP Kelas II

3. 20 (dua puluh) KKP Kelas III

4. 1 (satu) KKP Kelas IV.

2.6 Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kesehatan Pelabuhan

Berdasarkan pasal 25 Bab II Permenkes No.356/Menkes/PER/IV/2008 Sub

bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi dan penyusunan program,

pengelolaan informasi, evaluasi, laporan, urusan tata usaha, keuangan, penyelenggaraan

pelatihan, kepegawaian, serta perlengkapan dan rumah tangga.2

11
2.7 Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi (PKSE)

Berdasarkan pasal 26 Permenkes No.356/Menkes/PER/IV/2008 Seksi

Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan

koordinasi pelaksanaan kekarantinaan, survailance epidemiologi penyakit dan penyakit

potensial wabah serta penyakit baru dan penyakit yang munculkembali, pengawasan

alat angkut dan muatannya, lalu lintas OMKABA, jejaring kerja, kemitraan, kajian,

serta pengembangan teknologi, pendidikan dan pelatihan teknis bidang kekarantinaan

dan surveilans epidemiologi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat

negara (Menkes RI, 2008).

2.8 Tata Cara Tindakan Karantina Kapal

Menurut Pasal 20 dan 21 Bab VI Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6

Tahun 2018 Tentang Tata-Cara dan Tindakan Karantina:2

a. Setiap kapal yang :

a. Datang dari luar negri

b. Datang dari pelabuhan wilayah terjangkit di dalam negri, atau

c. Mengambil orang dan/atau barang dari kapal sebagaimana dimaksud

pada huruf a dan b, berada dalam status karantina

b. Nahkoda pada kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib

memberikan deklarasi kesehatan maritime (Maritime Declaration of

Health) kepada pejabat karantina kesehatan pada saat kedatangan kapal

12
c. Nahkoda pada kapal sebagaimanadimaksud pada ayat (1) hanya dapat

menurunkan atau menaikkan orang dan/atau barang setelah dilakukan

pengawasan karantinaan kesehatan oleh pejabat karantina kesehatan.

Nakhoda kapal yang dalam karantina dilarang menurunkan atau

menaikkan orang barang, tanaman dan hewan, sebelum memperoleh surat izin

karantina. Nakhoda kapal menyampaikan permohonan untuk memperoleh suatu

izin atau memberitahukan suatu keadaan dikapal dengan memakai isyarat

sebagai berikut (MenKes RI, 2007) :

1. Siang hari.

- Bendera Q : kapal saya sehat/saya minta izin karantina.

- Bendera Q diatas panji pengganti kesatu : kapal saya tersangka.

- Bendera Q diatas bendera L : kapal saya terjangkit.

2. Malam hari

- Lampu merah diatas lampu putih dengan jarak maximum 1,80

meter: saya belum mendapat izin karantina.

Izin lepas karantina diberikan oleh dokter pelabuhan setelah dilakukan

pemeriksaan-pemeriksaan dan terdapat bahwa kapal itu sehat atau kalau segala

tindakan yang dianggap perlu oleh dokter pelabuhan telah selesai dilakukan.

Pada waktu tiba dipelabuhan, nakhoda kapal menyediakan dokumen-dokumen

sebagai berikut:

a) Keterangan kesehatan maritim;

b) Keterangan hapus-tikus, atau bebas hapus-tikus yang berlaku;

c) Sertifikat-sertifikat vaksinasi;

13
d) Buku kesehatan sekedar mengenai kapal-kapal yang berbendera

Indonesia dan kapal yang melakukan pelayaran pantai di dalam

wilayah Indonesia.

2.8.1 Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan (PRL)

Berdasarkan pasal 27 PermenkesNo.356/Menkes/Per/IV/2008 Seksi

Pengendalian Risiko Lingkungan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi pelaksanaan

pengendalian vektor dan binatang penular penyakit, pembinaan sanitasi lingkungan,

jejaring kerja, kemitraan, kajian dan pengembangan teknologi serta pelatihan teknis

bidang pengendalian risiko lingkungan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas

batas darat negara. 1

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Bidang

Pengendalian Risiko Lingkungan menyelenggarakan fungsi:2

a. Pengawasan penyediaan air bersih, serta pengamanan makanan dan

minuman

b. Hygiene dan sanitasi lingkungan gedung/bangunan;

c. Pengawasan pencemaran udara, air, dan tanah;

d. Pemeriksaan dan pengawasan hygiene dan sanitasi

kapal/pesawat/alat transportasi lainnya di lingkungan bandara,

pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

e. Pemberantasan serangga penular penyakit, tikus dan pinjal di

lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

14
f. Kajian dan pengembangan teknologi di bidang pengendalian risiko

lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

g. Pendidikan dan pelatihan bidang pengendalian risiko lingkungan

bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat dan negara;

h. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan di bidang pengendalian

risiko lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;

i. Penyusunan laporan di bidang pengendalian risiko lingkungan;

2.8.2. Pemeriksaan Sanitasi Kapal

Pemeriksaan Sanitasi oleh petugas KKP dilaksanakan dalam rangka pemberian

sertifikat sanitasi kapal(SSCEC/SSCC), surat izin berlayar (PHQC) atau pengawasan

kesehatan kapal dalam rangka kekarantinaan kesehatan(CoP). Pemeriksaan sanitasi

dilakukan pada seluruh ruang dan media pada kapal yang meliputi dapur, ruang rakit

makanan, gudang, palka, ruang tidur, air bersih, limbah cair, tangki air ballast, sampah

medik dan sampah padat, air cadangan, kamar mesin, fasilitas medik, kolam renang dan

area lain yang diperiksa. Pemeriksaan sanitasi ditujukan untuk menilai kondisi sanitasi

kapal terkait ada atau tidak adanya faktor risiko kesehatan masyarakat.7

Apabila dalam pemeriksaan sanitasi tidak ditemukan adanya faktor risiko

kesehatan masyarakat, maka kapal dinyatakan bebas tindakan penyehatan dan dapat

diberikan sertifikat sanitasi kapal dengan mengisi bagian SSCEC dan mencoret bagian

SSCC. Apabila dalam pemeriksaan penyehatan ditemukan adanya faktor risiko

kesehatan masyarakat,maka kapal harus dilakukan tindakan penyehatan sesuai

rekomendasi. Terhadap kapal yang telah dilakukan tindakan penyehatan sesuai

15
rekomendasi, diberikan sertifikat sanitasi kapal dengan mengisi bagian SSCC dan

mencoret bagian SSCEC.7

2.9 Seksi Upaya Kesehatan Lintas Wilayah (UKLW)

Berdasarkan pasal 28 Permenkes No.356/Menkes/Per/IV/2008 Seksi Upaya

Kesehatan dan Lintas Wilayah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi pelayanan

kesehatan terbatas, kesehatan kerja, kesehatan matra, kesehatan haji, perpindahan

penduduk, penanggulangan bencana, vaksinasi internasional, pengembangan jejaring

kerja, kemitraan, kajian dan teknologi, serta pelatihan teknis bidang upaya kesehatan di

wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

2.9.1 Vaksinasi Meningitis

Setiap orang yang akan melakukan perjalanan internasional dari dan ke negara

terjangkit dan/atau endemis penyakit menular tertentu dan/atau atas permintaan negara

tujuan wajib diberikan vaksinasi tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan dan berhak memperoleh Sertifikat Vaksinasi Internasional yang dikeluarkan

oleh KKP atau rumah sakit yang ditunjuk oleh Menteri.8 Tak terkecuali Arab Saudi,

berdasarkan Nota Diplomatik Kedutaan Besar Kerajaan Saudi Arabia di Jakarta dengan

Surat Dirjen Protokol dan Konsubr No.5881PWIIO6161 tanggal 7Juni 2006 yang

memuat tentang persyaratan pemberian Vaksinasi Meningitis (ACYW 135) sebagai

prasyarat mendapatkan visa haji dan umroh perlu dilengkapi dengan bukti vaksinasi

yaitu International Certificate of Vaccination (ICV).4

16
2.9.1.1 Landasan Hukum
Adapun landasan hukum yang digunakan dalam pemberian vaksin meningitis

pada Jamaah sebagai berikut :4

1. Undang Undang No.13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan lbadah Haji

2. Undang-Undang No.4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular

3. Undang-undang No.6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan yang

berisi Undang-Undang No.1 Tahun 2009 tentang Karantina Laut dan Undang-

Undang No.2 Tahun 2009, tentang Karantina Udara

4. Peraturan Pemerintah No.13 tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis

Penerimaan Negara Bukan Pajak

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.356/Menkes/Per/IV/2008 tentang

Organisasi & Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan

6. Peraturan Pemerintah No.40 tahun 1991 tentang Pedoman Penanggulangan

Wabah Penyakit Menular

7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik

IndonesiaNo.4241Menkes/SWI/VI/2007 tentang Pedoman Upaya Kesehatan

Pelabuhan dalam rangka Karantina Kesehatan Salah

8. Peraturan Menteri Kesehatan. RINo.131lMenkes/l984 tentang Pengamanan

Kesehatan Perjalanan Peserta Umrah

9. Instruksi Direktur Jenderal Pengendalian Penyakitdan Penyehatan. Lingkungan

No.HK.07.01/D111.4/217/2008 tentang pemberlakuan Kartu ICV baru

10. International Travel and Health 2008

11. lnternational Health Regulations (IHR) 2005

17
Adapun alur pemberian sertifikat vaksinasi internasional di Kantor

KesehatanPelabuhan Kelassebagai berikut ini :

Gambar 2.1 Alur Pemberian Sertifikat Vaksinasi Kantor Kesehatan Pelabuhan

2.10. Realisasi Kinerja Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas IIPanjang


Periode Januari - Juni 2019

2.10.1 Seksi Pengendalian Karantina Surveilans dan Epidemiologi

Tabel 2.1 Realisasi Kegiatan Seksi PKSE Periode Januari – Juni 2019

18
No. Kegiatan Target Pencapaian Persentase (%)

1. Pemeriksaan kesehatan 759 280 36,9%


kapal dinyatakan sehat
dan diterbitkan certificate
of pratique (CoP)

2. Penerbitan PHQC di 33945 20547 60,5%


KKP kelas 2 Panjang

3. Penerbitan SSCC/SSCEC 590 253 42,9%

4. Jumlah dokumen buku 711 291 40,9%


kesehatan yang di
terbitkan di KKP kelas 2
Panjang

5 Penerbitan dokumen 300 408 136%


health certificate untuk
komuniti OMKABA

 Realisasi kegiatan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan kapal dinyatakan sehat

dan diterbitkan certificate of pratique (CoP)selama bulan januari sampai juni

tahun 2019 di KKP kelas II Panjang berjumlah 280 dari target 759 dengan

persentase pencapaian sebesar 36,9%.

 Realisasi kegiatan pelaksanaan Penerbitan PHQC di KKP kelas 2 Panjang pada

bulan januari sampai juni tahun 2019 di KKP kelas II panjang sebanyak dari

jumlah 20547 target 33945 dengan pesentase pencapaian sebesar 60,5 %.

 Realisasi kegiatan Penerbitan SSCC/SSCEC dari bulan januari sampai juni

tahun 2019 KKP kelas II panjang berjumlah 253 dari target 590 dengan

persentase pencapaian sebesar 42,9%.

19
 Realisasi kegiatan jumlah dokumen buku kesehatan yang di terbitkan dari bulan

januari sampai bulan juni tahun 2019 di KKP kelas II panjang berjumlah 291

dari target 711 dengan persentase pencapaian sebesar 40,9 %.

 Realisasi kegiatan penerbitan dokumen health certificate untuk komuniti

OMKABA yang diterbitkan dari bulan januari sampai bulan juni tahun 2019 di

KKP kelas II panjang berjumlah 408 dari target 300 dengan persentase

pencapaian sebesar 136%

2.10.2 Seksi Upaya Kesehatan Lintas Wilayah

Tabel 2.2 Realisasi Kegiatan Seksi UKLW Periode Januari - Juni 2019

Presentase
No Kegiatan Target Pencapaian Keterangan
(%)

Jumlah Penerbitan Sertifikat Belum


1 294 sertifikat 89 sertifikat 30,27%
P3K Kapal Tercapai

Belum
2 Pelayanan medical check up 12933 orang 461 orang 38%
Tercapai

Jumlah Orang Yang


belum
3 Dilakukan Vaksinasi 12.049 orang 6.698 orang 55,59%
Tercapai
Meningitis Meningokokus

Jumlah Orang Yang


belum
4 Dilakukan Vaksinasi Yellow 44 orang 0 orang 0%
Tercapai
Fever

6715 Belum
5 Jumlah ICV 12.320 sertifikat 57%
sertifikat Tercapai

6 Jumlah Penerbitan Sertifikat 10 sertifikat 20 sertifikat 200% Tercapai


Pengawasan Izin Angkut

20
Jenazah

Jumlah Penerbitan Sertifikat 150


7 52 sertifikat 288% Tercapai
Pengawasan Izin Orang Sakit sertifikat

kegiatan penerbangan laik


8 400 orang 461 orang 25% Tercapai
terbang

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada situasi matra/situasi khusus Lokasi

wilayah kerja diantaranya, dilaporkan sebanyak 89 sertifikatorang yang memiliki

Jumlah Penerbitan Sertifikat P3K Kapal, sedangkan Pelayanan medical check up

dilaporkan sebanyak 461 orang, dan Jumlah Orang Yang Dilakukan Vaksinasi

Meningitis Meningokokus memiliki pencapaian sebanyak 6.698 orang, Jumlah Orang

Yang Dilakukan Vaksinasi Yellow Feverdilaporkan sebanyak 0 orang, Jumlah

ICVdilaporkan sebanyak 6715 orang, Jumlah Penerbitan Sertifikat Pengawasan Izin

Angkut Jenazahdilaporkan sebanyak 20 orang,Jumlah Penerbitan Sertifikat Pengawasan

Izin Orang Sakitdilaporkan sebanyak 150 orang, kegiatan penerbangan laik

terbangdilaporkan sebanyak 461 orang.

21
2.10.3 Seksi Pengendalian Resiko Lingkungan

Tabel 2.3 Realisasi Kegiatan Seksi PRL Periode Januari - Juni 2019

No. Persentase
Kegiatan Jumlah Target Keterangan
(%)
1. Pemberantasan
s/d akhir
vektor (=luas 180 ekor 540 ekor 33%
Juni 2019
fogging)
2. Pemberantasan s/d akhir
7.200 ekor 13.500 ekor 53%
tikus dan pinjal Juni 2019
3. Pemberantasan
180 ekor 144 ekor 125% Tercapai
lalat dan kecoa
4. Penyehatan
(Fumigasi, s/d akhir
27 buah 34 buah 79%
disinseksi, Juni 2019
disinfeksi)
5. Pengawasan
s/d akhir
sanitasi alat 723 buah 1.270 buah 57%
Juni 2019
angkut
6 Pengawasan izin
s/d akhir
sanitasi gedung 171 282 61%
Juni 2019
dan bangunan
7 Pengamanan
s/d akhir
makan dan 165 buah 300 buah 55%
Juni 2019
minuman
8 Pengawasan
s/d akhir
pencemaran air 18 36 50%
Juni 2019
dan tanah

22
Keterangan :

 Realisasi kegiatan pelaksanaan Pemberantasan vektor dari bulan Januari

sampai Juni tahun 2019 di tiga wilayah kerja (Pelabuhan Bakauheni,

Pelabuhan Panjang, dan Bandara Branti) KKP kelas II Panjang berjumlah

180 dari target 540 dengan persentase pencapaian sebesar 33%,

 Realisasi kegiatan pelaksanaan Pemberantasan tikus dan pinjal (tikus

tertangkap, jumlah pinjal dan index pinjal) dari bulan Januari sampai Juni

tahun 2019 di tiga wilayah kerja KKP Kelas II Panjang sebanyak 7.200 ekor

dari target 13.500 dengan pesentase pencapaian sebesar 53%.

 Realisasi kegiatan Pemberantasan lalat dan kecoa dari bulan Januari sampai

Juni tahun 2019 di tiga wilayah kerja KKP Kelas II Panjang berjumlah 180

dari target 144 dengan persentase pencapaian sebesar 125%.

 Realisasi kegiatan Penyehatan (Fumigasi, disinseksi, disinfeksi) dari bulan

Januari sampai bulan Juni tahun 2019 di tiga wilayah kerja KKP Kelas II

Panjang berjumlah 27 dari target 34 dengan persentase pencapaian sebesar

79%.

 Realisasi pelaksanaan Kegiatan Pengawasan sanitasi alat angkut dari bulan

Januari sampai Juni tahun 2019 di tiga wilayah kerja KKP Kelas II Panjang

berjumlah 723 dari target 1.270 dengan persentase pencapaian 57%.

 Realisasi pelaksanaan Kegiatan Pengawasan izin sanitasi gedung dan

bangunan dari bulan Januari sampai Juni tahun 2019 di tiga wilayah kerja

KKP Kelas II Panjang berjumlah 171 dari target 282 dengan persentase

pencapaian 61%.

23
 Realisasi pelaksanaan Kegiatan Pengamanan makan dan minuman dari

bulan Januari sampai Juni tahun 2019 di tiga wilayah kerja KKP Kelas II

Panjang berjumlah 165 dari target 300 dengan persentase pencapaian 55%.

2.11 Pemeriksaan Dan Pembinaan Kesehatan Haji

2.11.1 Definisi Ibadah Haji

Menunaikan Ibadah Haji adalah rukun Islam yang kelima. Ibadah Haji juga

diwajibkan oleh Allah atas umat yang terdahulu, bahkan tidak ada seorang Nabi pun

yang diangkat oleh Allah kecuali telah menunaikan Ibadah Haji. Orang pertama yang

menunaikan Ibadah Haji adalah Sayyidina Adam As. Beliau telah menunaikannya

sebanyak 40 kali dengan berjalan kaki.

Kewajiban Haji menurut Madzhab Syafii diwajibkan pada tahun ke-6 Hijriyah.

Oleh karenanya Ibadah Haji dalam Madzhab Imam Syafii kewajibannya adalah Alat

Tarokhi (tidak wajib dengan segera) karena Nabi Muhammad SAW tidak

menunaikannya setelah Fathu Makkah pada tahun ke-8 Hijriyah, akan tetapi diakhirkan

sampai ke tahun ke-10 Hijriyah. Ini menunjukkan bahwa kewajiban Haji adalah

kewajiban Alat Tarokhi Walaupun demikian jika seseorang sudah memenuhi syarat

untuk menunaikan Ibadah Haji, maka dia wajib berniat untuk menunaikannya di waktu

yang akan datang dan jika tidak berniat maka dia berdosa, tetapi jika dia meninggal

sebelum menunaikannya (setelah memenuhi syarat), maka dia meninggal dalam

keadaan maksiat, walaupun dia telah berniat menunaikannya dan wajib atas ahli

warisnya untuk menyewa orang untuk melakukan Haji Badal.

24
Kewajiban Haji menjadi Alal Faur (wajib dengan segera) dalam empat perkara:

1. Apabila dia takut kehilangan hartanya

2. Apabila takut binasa karena penyakit

3. Apabila dia yakin akan mati tidak lama lagi

4. Apabila dia bernadzar

2.11.2 Tim penyelenggara kesehatan haji

Tim penyelenggara kesehatan haji kabupaten/kota terdiri dari:

a. Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.

b. Kepala bidang yang mengelola kesehatan haji di kabupaten/kota.

c. Pengelola kesehatan haji kabupaten/kota dan Puskesmas.

d. Pemeriksa kesehatan haji (dokter dan perawat Puskesmas/klinik dan dokterspesialis

di rumah sakit rujukan).

e. Tenaga analis kesehatan.

f. Tenaga pengelola data/Siskohatkes.

g. Unit kerja pelaksana penyelenggara haji dan umrah Kantor KementerianAgama

kabupaten/kota.

Tim penyelenggara kesehatan haji kabupaten/kota terdiri dari unsur Puskesmas,

rumah sakit, program surveilans, promosi kesehatan, kesehatan keluarga,kesehatan

lingkungan, gizi, pembinaan kebugaran jasmani, pelayanan kesehatanprimer dan

25
sekunder, pengendalian penyakit tidak menular, pengendalian penyakitmenular, dan

kesehatan jiwa.

Tim penyelenggara tersebut terdiri dari unsur dokter spesialis, dokter,

perawat,penyuluh kesehatan, tenaga farmasi, analis kesehatan, sistem informasi

kesehatan,dan tenaga kesehatanUndang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Hajimenyatakan bahwa penyelenggaraan ibadah haji bertujuan

untuk memberikanpembinaan, pelayanan, dan perlindungan yang sebaik-baiknya

kepada jemaah hajiagar jemaah haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan

ketentuan ajaranagama Islam. Pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang diberikan

kepadajemaah haji, bukan hanya untuk yang bersifat umum, tetapi juga yang

bersifatkesehatan. Sehingga penyelenggaraan kesehatan haji merupakan

kesatuanpembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan kepada jemaah haji sejak

diTanah Air, dan selama di Arab Saudi.Dalam rangka memberikan pembinaan,

pelayanan, dan perlindungan dalambidang kesehatan kepada jemaah haji, perlu pula

memperhatikan danmempertimbangkan amanah Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009

tentangKesehatan. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 menyatakan

bahwapembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat

kesehatanmasyarakat Indonesia setinggi-tingginya melalui peningkatan kesadaran,

kemauan,dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang termasuk masyarakat

Indonesiayang melaksanakan ibadah haji.12

Ibadah haji adalah ibadah fisik, sehingga jemaah haji dituntut mampu secara

26
fisik dan rohani agar dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik danlancar.

Salah satu kegiatan penyelenggaraan kesehatan haji yang sangat pentingdan strategis

adalah serangkaian upaya kegiatan melalui program pemeriksaan danpembinaan

kesehatan haji agar terpenuhinya kondisi istithaah kesehatan(kemampuan kesehatan

jemaah haji untuk melakukan serangkaian aktivitas rukundan wajib haji).

Penyelenggaraan kesehatan haji menuju istithaah kemudian diaturdalam Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI) Nomor 15Tahun 2016 tentang

Istithaah Kesehatan Jemaah Haji.12

Secara umum, Istithaah Kesehatan Jemaah Haji didefinisikan

sebagaikemampuan jemaah haji dari aspek kesehatan yang meliputi fisik dan mental

yangterukur dengan pemeriksaan dan pembinaan yang dapat

dipertanggungjawabkansehingga jemaah haji dapat menjalankan ibadahnya sesuai

tuntunan agama Islam.Untuk memenuhi kriteria istithaah kesehatan, persiapan sejak

dini di Tanah Airharus dilakukan sebagai upaya pemerintah dalam mengantar jemaah

haji sehatsejak di Indonesia, selama perjalanan, dan di Arab Saudi selama

menjalankanibadah haji.12

Pelaksanaan istithaah kesehatan jemaah haji yang diatur melalui

PeraturanMenteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 15 tahun 2016 menjelaskan tahapan

atauupaya melalui pemeriksaan dan pembinaan kesehatan kepada jemaah haji

untukmencapai istithaah kesehatan.12

27
2.12. Dasar Hukum

Dasar hokum berdasarkan keputusan menteri kesehatan republic Indonesia

nomor : 425/MENKES/SK/IV/2007 pedoman penyelenggaraan karantina kesehatan

dikamtor kesehatan pelabuhan.

Menteri kesehatan republic Indonesia :

1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3273);

2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor190, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3796);

3) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional;

4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Ibadah Haji (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4845);

5) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5063);

6) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244);

28
7) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5571);

8) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang- Undang

Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 186);

9) Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

10) Peraturan Menteri Agama Nomor 63 Tahun 2013 tentang Kriteria Keberangkatan

Jemaah haji;

11) Peraturan Menteri Agama Nomor 29 Tahun 2015 tentang perubahan atas Peraturan

Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji

Reguler (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 898);

12) Peraturan Menteri Agama Nomor 23 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Ibadah

Haji Khusus (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 760);

13) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2348 Menkes/Per/ XI/ 2011 tentang Perubahan

atas Permenkes No 10356 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan;

14) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi Dan Tata

Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 1508);

15) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan

Jemaah Haji(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 550);

29
16) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 62 Tahun 2016 tentang

penyelenggaraan kesehatan haji (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016

Nomor 1875);

17) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga;

18) Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Kesehatan Nomor 458

Tahun 2000 tentang Calon Jemaah Haji Hamil;

19) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.

20) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 450/1861/SJ tentang Istithaah

Kesehatan Jemaah Haji;

21) Surat Edaran Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor

B/5579/XI/2016/Baharkam tentang Peran Serta Bhabinkamtibmas Dalam

Sosialisasi Haji Sehat Tanggal 10 November 2016;

22) Nota Kesepahaman antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama

Nomor HK.05.01/Menkes/308/2015 dan Nomor 13 Tahun 2015 tentang

Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah di Bidang

Kesehatan;

23) Perjanjian Kerja Sama antara Sekertaris Jenderal Kementerian Kesehatan

dengan Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama

Nomor HK.05.01/XII/1097/2016 dan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pemanfaatan

Data dan Informasi Jemaah Haji dan Jemaah Umrah;

30
24) Nota Diplomatik Kerajaan Saudi Arabia Nomor 8/8/281683 lainnya. Tim

penyelenggara kesehatan haji di kabupaten/kotamerupakan tim kesehatan yang

bertanggungjawab dalam melakukan programpemeriksaan dan pembinaan

kesehatan haji di wilayahnya.Hasil pemeriksaan dan pembinaan kesehatan haji

kemudian dicatat dalamSiskohatkes yang dapat diakses melalu i Kartu

Kesehatan Jemaah Haji (KKJH).12

Sebagai acuan pelaksanaan, maka perlu ditetapkanindikator sesuai

tahapanpelaksanaan program kesehatan haji dalam upaya pencapaian istithaah

kesehatan.Indikator yang dimaksud meliputi:12

1) Pemeriksaan Kesehatan Tahap Pertama.

Setidaknya 90% jemaah haji yang akan melakukan setoran awal

atautelah mempunyai nomor porsi dilakukan pemeriksaan kesehatan tahap

pertama(penentuan tingkat risiko kesehatan). Denominatornya adalah jumlah

jemaah hajiyang akan berangkat dua tahun mendatang setelah tahun berjalan.

Batasanwaktunya adalah paling lambat satu bulan sebelum keberangkatan pada

tahunberjalan.Contoh:Kota Manado memiliki kuota haji setiap tahunnya sebesar

150 jemaah haji, makadi tahun 2017 satu bulan sebelum jemaah haji 2017

berangkat, jemaah haji yangharus sudah diperiksa tahap pertama adalah jemaah

haji dengan kuotakeberangkatan tahun 2018 dan 2019, yaitu 2 x 150 jemaah

haji. Dengandemikian, minimal 90% dari 300 jemaah haji yang akan berangkat

tahun 2018dan 2019 sudah dilakukan pemeriksaan tahap pertama. Angka

minimal 90%harus sudah tercapai pada satu bulan sebelum keberangkatan haji

31
di tahun2017.Angka diatas 90% dimaksudkan untuk menjaring jemaah haji

sebesarbesarnyaagar dapat dilakukan pembinaan kesehatan untuk mencapai

istithaahkesehatan jemaah haji.Untuk memulai tahapan pemeriksaan kesehatan

tahap pertama, dinaskesehatan kabupaten/kota memperoleh data calon jemaah

haji dari KantorKementerian Agama setempat. Permintaan data dapat dilakukan

melaluipermintaan resmi melalui surat kepada pihak Kantor Kementerian

Agamasetempat atau diperoleh dari data Siskohatkes.

2) Pembinaan Kesehatan Masa tunggu.

Setidaknya 90% jemaah haji pada masa tunggu yang telah

melakukanpemeriksaan kesehatan tahap pertama, telah mengikuti program

pembinaankesehatan haji.Angka diatas 90% merupakan upaya maksimal agar

seluruh jemaah hajimemperoleh pembinaan kesehatan di masa tunggu untuk

dapat memahamirisiko penyakit, serta akibatnya jika tidak dilakukan pembinaan

kesehatan secarasungguh-sungguh.

3) Pemeriksaan Kesehatan Tahap Kedua.

Seratus persen (100%) jemaah haji yang akan berangkat pada

tahunberjalan telah dilaksanakan pemeriksaan tahap kedua (penetapan istithaah)

di kabupaten/kota selambatnya pada 3 (tiga) bulan sebelum keberangkatan.

4) Pembinaan Kesehatan Masa Keberangkatan.

Seratus persen (100%) jemaah haji yang akan berangkat pada

tahunberjalan dilakukan pembinaan/manasik kesehatan.

5) Pemeriksaan Kesehatan Tahap Ketiga.

32
Seratus persen (100%) jemaah haji telah dilakukan penilaian kelaikan

terbang.

33
BAB III
LAPORAN KEGIATAN

3.1. Ruang Lingkup Kegiatan

3.1.1. Waktu Kegiatan


Kegiatan ini dilakukan mulai pada tanggal 29 Juli 2019 sampai dengan

tanggal 9 Agustus 2019.

3.1.2. Tempat Kegiatan

Kegiatan ini dilakukan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang

dan wilayah kerjanya antara lain, Pelabuhan Bakauheni Lampung Selatan,

Bandar Udara Internasional Radin Inten IIBranti Kabupaten Lampung Selatan,

dan Asrama Haji Rajabasa Bandar Lampung.

3.2. Laporan Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan selama kepaniteraan klinik di Kantor Kesehatan

Pelabuhan Kelas II Panjang adalah:

1. Pemberian materi oleh penanggung jawab seksi

2. Pelaksanaan kegiatanSeksi PRL

3. Pelaksanaan kegiatan pelayanan UKLW

4. Pelaksanaan kegiatan Seksi PKSE

Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan dengan didampingi oleh

petugas-petugasdari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang selama

periode 29 Juli - 10Agustus tahun 2019.

34
3.2.1. Pemberian Materi

Materi diberikan oleh penanggung jawab masing-masing seksi. Semua

materi diberikan pada tanggal 29 Juli – 6 Agustus 2019 kepaniteraan klinik di

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang dengan jadwal di jelaskan pada

tabel dibawah ini.

Tabel 3.1. Jadwal Pemberian Materi di KKP Periode 29 Juli – 10


Agustus2019

No Lingkup Materi Pemateri Hari, Tempat


. tanggal,
Bahasan dan Jam

1. Pembek Kebijakan Kantor R.Marjune Jumat, 28 Aula


alan Kesehatan t,S.KM,M. Juni 2019 KKP
KKP PelabuhanUnit- Unit Kes
Kerja KKP

Tugas dan Fungsi Unit


kerja KKP

2. Sanitasi Pengendalian Risiko Juliansyah Senin, 29 Ruang


dan Ling-kungan dan , Triyono Juli 2019 PRL KKP
Entomol Pengendalian Vektor
ogi dan Binatang 10.00 s/d
Pengganggu 12.00 wib

3. Manaje- Manajemen dan R.Marjune Rabu, 31 Aula


men dan Stuktur Organisasi t,S.KM, Juli 2019 KKP
Stuktur KKP M.Kes
Organis 08.00 s/d
asi KKP 09.00 wib

35
4. Kegiata 1 Seksi PKSE Suwoyo 7-8 Pelabuhan
n Agustus Bakauhen
Lapang- 2.Seksi PRL 2019 i
an 3.Seksie UKLW

5. Kegiata Embarkasi Haji R.Marjune 29-31 Juli Asrama


n t,S.KM, 2019 Haji Raja
Lapang- M.Kes Basa
an

6. Kegiata 1 Seksi PKSE dr. Aziz 7-9 Bandara


n Ari Agustus Radin
Lapang- 2.Seksi PRL Wibowo 2019 Inten II
an 3.Seksie UKLW

Keterangan :

1. Kegiatan Lapangan terdiri dari tiga tempat, yaitu Asrama Haji, Pelabuhan

Bakauheni danBandar Udara Radin Inten II.

2. Jika ada mahasiswa yang melakukan kegiatan diluar selama jadwal

kepaniteraanberlangsung (menghadiri seminar dll) harap menginformasikan

ke panitia dengan cara membawa surat keterangan izin resmi dari fakultas

minimal satu hari sebelum tanggal kegiatan.

3. Hal- hal lain yang mendesak selama kegiatan kepaniteraan, dapat

menyesuaikan dengan kondisi dilapangan dan kebijakan kepala KKP kelas

II Panjang.

3.2.2. Bandara Radin Inten II Branti

Bandara Radin Inten II Branti terletak di Daerah Lampung. Bandara ini

terletak di Jalan Branti Raya, Kabupaten Lampung Selatan, 28 km dari Kota

36
Bandar Lampung. Bandara ini merupakan bagian dari wilayah kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang.

Kegiatan Lapangan yang dilaksanakan di Bandara Radin Inten II

Brantiadalah pemeriksaan pesawat beserta crew pesawat, serta pelayanan

vaksinasi. Berikut hasil yang didapat selama kepaniteraan klinik.

1. Kegiatan Pengendalian Risiko Lingkungan (PRL)

Nama Pesawat : Lion Air

Nomor Penerbangan : JT-245

Bandar Udara Keberangkatan :Bandara Radin Inten II (TKG)

Bandar Udara Tujuan :BandaraHusein Sastranegara (BDO)

Pilot : Capt. Priasto Racharjo A

Jumlah Awak Kabin : 7 Orang

Tanggal keberangkatan : 03 Agustus 2019

Jenis Pemeriksaan : Sanitasi Pesawat

Hasil Pemeriksaan :Dilakukan pemeriksaan kabin

pesawat. Hasil pemeriksaan sanitasi

pesawat udara telah memenuhi

syarat yaitu BAIK.

37
Tabel 3.2. Crew List Wings Air IW1289Pada Jumat09 Agustus 2019

No Nama Jabatan

1 Priasto Racharjo A Pilot

2 Danny Eka Satria Co-pilot

3 Anggun Putri Sekardini Pramugari

4 Clara Anggita Putri Pramugari


5 Retno Putri Ersanda Pramugari
6 Chisilia Gratia Pramugari
7 Andi Auliyana Firaajle Pramugari

2. Kekegiatan Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi


(PKSE)
1) Pembuatan Surat Izin Angkut Orang Sakit

Nama : Tn. Nuriyan Al Falaq

Umur : 35 tahun

Alamat : Natar Lampung Selatan

Maskapai : Wings Air

No. Penerbangan : IW 1211

Tanggal : 08-08-2019

Diagnosis : Asma + PPOK

Kategori Penyakit : Bukan Penyakit Menular

38
2) Pembuatan Surat Izin angkut jenazah

Nama : Tn. Jhoni Ginting

Umur : 55 tahun

Maskapai : Lion Air

No. Penerbangan : JT 241

Tanggal : 02-08-2019

Alamat : Jati Mulyo, Jati Agung, Lampung Selatan

Tempat Meninggal : RSUD Abdoel Moeloek Bandar Lampung

Kategori Penyakit : Bukan Penyakit Menular

3. Kegiatan Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah (UKLW)


1) Pemeriksaan Awak Kabin

Nama Pesawat : Batik Air

Nomor Penerbangan : ID6711

Bandar Udara :BandaraRadin Inten II (TKG)

Pilot : Capt. Ricoseta Mafella

Jumlah Awak Kabin : 8Orang

Tanggal Tiba : 03Agustus 2019

Tanggal Periksa : 03Agustus 2019

Hasil Pemeriksaan :Dilakukan pemeriksaan tekanan

darah dan alcohol scanner.

39
Tabel 3.3 Crew List Wings Air IW1292Pada Kamis 08 Agustus 2019

No Nama Jabatan TD Alcohol


Scanner

1 Ricoseta Mafella Pilot 132/90 mmHg 0

2 Muhammad Rizal Co-pilot 118/67 mmHg 0

3 Mega Astuti Pramugari 98/60 mmHg 0

4 Nilam Santika Pramugari 90/60 mmHg 0

5 Erliyana Pramugari 119/70 mmHg 0


6 Anggraini Pramugari 92/52 mmHg 0
7 Putri Maharani Pramugari 116/70 mmHg 0
8 Sherin Oviani Z Pramugari 107/65 mmHg 0
Dewi Sartika

3.2.3. Pelabuhan Bakauheni

Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni merupakan pelabuhan

penyeberangan yang resmi berfungsi sejak tahun 1981. Pelabuhan

Penyeberangan Bakauheni merupakan pelabuhan yang terletak di Kecamatan

Bakauheni Kabupaten Lampung Selatan. Terletak diujung selatan dari jalan raya

Lintas Sumatera, pelabuhan Bakauheni menghubungkan Sumatera dengan Jawa

melalui sarana laut. Pelabuhan Bakauheni memiliki luas 452.458 m2dan

termasuk kedalam Inter-regional route yaitu rite yang menghubungkan dua ibu

kota provinsi.

Setiap aktifitas kapal yang akan berlayar ke dalam maupun luar negeri

diberikan sertifikat PHQC (Port Health Quarantine Clearance) yang diberikan

40
jika memenuhi persyaratan kesehatan seperti SSCEC yang masih berlaku

maupun buku kesehatan yang valid. Penerbitan PHQC diterbitkan oleh pihak

KKP kelas II Panjang Wilayah Bakauheni.

Selanjutnya, seksi Pengendalian Risiko Lingkungan mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan perancanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan

laporan, dan koordinasi pelaksanaan pengendalian vektor dan binatang penular

penyakit, pembinaan sanitasi lingkungan, jejaring kerja, kemitraan, kajian dan

pengembangan teknologi serta pelatihan teknis bidang pengendalian risiko

lingkungan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara

(Menkes RI, 2011).

Seksi upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan

koordinasi pelayanan kesehatan terbatas, kesehatan kerja, kesehatan mitra,

kesehatan haji, perpindahan penduduk, penanggulangan bencana, vaksinasi

internasional, pengembangan jejaring kerja, kemitraan, kajian dan teknologi,

serta pelatihan teknis bidang upaya kesehatan di wilayah kerja di Bandara,

Pelabuhan, dan Lintas Batas Darat Negara (Menkes RI, 2011).

1. Kegiatan Pengendalian Risiko Lingkungan (PRL), Kegiatan


Pengendalian Karantina dan Surveilan Epidemiologi (PKSE), Kegiatan
Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah (UKLW) di Pelabuhan
Bakauheni tnggal 7-9 Agustus 2019
Tanggal Pemeriksaan : 7 Agustus 2019

Nama Kapal : KMP. Salvino

Nomor Registrasi : 8672862

41
1) Kegiatan Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
(PKSE)
Penerbitan sertifikat PHQC (Port Health Quarantine Clearance)

sesuai SOP oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang Wilayah

Kerja Bakauheni.

Tanggal Pemeriksaan : 07 Agustus 2019

Nama Kapal : KMP. Salvino

Nomor Registrasi : 8672862

Bendera : Indonesia

Berat : 5028 GT

Jumlah ABK : 32 Orang

Tanggal Kedatangan : 07 Agustus 2019

Tanggal Keberangkatan : 07 Agustus 2019

Pelabuhan Kedatangan : Pelabuhan Merak

Pelabuhan Berikutnya : Pelabuhan Merak-Banten

Diterbitkan di : Pelabuhan Bakauheni

Diterbitkan tanggal :07-08-2019

Jam Diterbitkan : 10:25

42
2) Kegiatan Pengendalian Risiko Lingkungan (PRL)

Dilakukan pemeriksaan sanitasi kapal. Pada pemeriksaan ruang

dapur tidak ditemukan tikus dan lalat namun ditemukan seekor kecoak.

Didapatkan lantai yang licin. Pada pemeriksaan rakit makanan (Pantry),

gudang penyimpanan sayur, air minum, limbah cair, air ballast, limbah

medis atau padat,ruang tidur, toilet, ruang makan dan area lain telah

memenuhi syarat, namun kotak sampah belum memenuhi syarat. Pada

pemeriksaan kantin tidak ditemukan minuman dan makanan yang

kadaluarsa suhu ruangan didapatkan 25,2°C.

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, diberikan

himbauankepada petugas-petugas kapal agar tetap menjagakebersihan

dapur, toilet, maupun ruang tidur. Meningkatkan pengawasan

pemeliharan dan penyediaan air. Kotak sampah agar dilengkapi dengan

tutup kotak sampah, meningkatkan pengawasan tanggal kadaluarsa pada

makanan dan minuman, dan memperhatikan ventilasi udara pada setiap

ruangan.

3) Kegiatan Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah (UKLW)

Dilakukan pemeriksaan Obat-obatan/ P3K kapal yang meliputi

pemeriksaan kelengkapan obat-obatan yang disesuaikan dengan standar

yang telah ditentukan, serta pengecekan masa berlaku obat-obatan

tersebut. Selain itu, dilakukan pengecekan kotak P3K (First Aid Kit),

Emergency kit, dan kelengkapan alat-alat kesehatan kapal. Pada

pemeriksaan ini ditemukan beberapa obat yang kurang yaitu obat anti

43
nyeri. Tidak didapatkan obat yang kadaluarsa. Dilakukan juga

pemeriksaan fisik dasar kepada ABK dan didapatkan hasil dalam batas

normal.

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, diberikan

himbauan kepada petugas-petugas kapal untuk melengkapi obat-obat

yang masih kurang, serta memperhatikan tanggal kadaluarsa obat jika

ingin digunakan.

Tanggal Pemeriksaan : 07 Agustus 2019

Nama Kapal : KMP. Adinda Windu

Nomor Registrasi : 9713789

1) Kegiatan Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi


(PKSE)
Penerbitan sertifikat PHQC (Port Health Quarantine Clearance)

sesuai SOP oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang

Wilayah Kerja Bakauheni.

Tanggal Pemeriksaan : 07 Agustus 2019

Nama Kapal : KMP. Adinda Windu

Nomor Registrasi : 9713789

Bendera : Indonesia

44
Berat : 9269 GT

Jumlah ABK : 29 Orang

Tanggal Kedatangan : 07 Agustus 2019

Tanggal Keberangkatan : 07 Agustus 2019

Pelabuhan Kedatangan : Pelabuhan Merak

Pelabuhan Berikutnya : Pelabuhan Merak-Banten

Diterbitkan : Pelabuhan Bakauheni

Diterbitkan tanggal :07-08-2019

Jam Diterbitkan : 14:25

2) Kegiatan Pengendalian Risiko Lingkungan (PRL)

Dilakukan pemeriksaan sanitasi kapal. Pada pemeriksaan

ruang dapur tidak ditemukan tikus, lalat, kecoak, lantai dalam

keadaan cukup bersih. Pada pemeriksaan rakit makanan (Pantry),

gudang penyimpanan sayur, air minum, kotak sampah, limbah cair,

air ballast, limbah medis, ruang mesin, fasilitas medis,ruang tidur,

toilet, ruang makandan area lain yangtelah memenuhi syarat. Pada

pemeriksaan kantin tidak ditemukan makanan dan minuman yang

kadaluarsa. PH air didapatkan 8,0 dan suhu ruangan didapatkan 25,5°

C.

45
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, dihimbau

kepada petugas-petugas kapalagar tetap menjaga kebersihan dapur,

gudang sayuran, toilet, ruang tidur,kantin. Meningkatkan pengawasan

pemeliharan dan penyediaan air. Meningkatkan pengawasan tanggal

kadaluarsa pada makanan dan minuman, serta memperhatikan

ventilasi udara pada setiap ruangan.

3) Kegiatan Upaya Kesehatan dan Lintas Wilayah (UKLW)

Dilakukan pemeriksaan Obat-obatan/ P3K kapal yang

dilakukan di kapal meliputi pemeriksaan kelengkapan obat-obatan

yang disesuaikan dengan standar yang telah ditentukan, serta

pengecekan masa berlaku obat-obatan tersebut. Selain itu, dilakukan

pengecekan kotak P3K (First Aid Kit), Emergency kit, dan

kelengkapan alat-alat kesehatan kapal. Pada pemeriksaan ini obat

sudah lengkap sesuai standar, serta tidak ditemukan obat yang

kadaluarsa.

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan, dihimbau

untuk rutin memperhatikan tanggal kadaluarsa setiap obat dan segera

mengganti obat yang kadaluarsa.

46
3.2.4. Asrama Haji

Jemaah haji adalah Warga Negara Indonesia,beragama Islam dan telah

mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji sesuai dengan persyaratan

yang di tetapkan.Terhadap JemaahHaji harus dilakukan Pemeriksaan

Kesehatan dan Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji dalam rangka Istithaah

Kesehatan Haji.Pemeriksaan KesehatanJemaah Haji adalah rangkaian kegiatan

penilaian status kesehatan Jemaah Haji yang diselenggarakan secara

komprehensif.Pembinaan Istithaah Kesehatan Haji adalah serangkaian kegiatan

terpadu,terencana, terstruktur dan terukur, diawalidengan Pemeriksaan

Kesehatan pada saat mendaftarmenjadi Jemaah Haji sampai masa

keberangkatan ke Arab Saudi.Istithaah KesehatanJemaah Haji adalah

kemampuan Jemaah Haji dari aspek kesehatan yangmeliputi fisik dan mental

yang terukur dengan pemeriksaan yang dapat dipertanggung jawabkan sehingga

Jemaah Haji dapat menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan Agama Islam

(PMK RI 15, 2016).

Dalam rangka penyelenggaraan Istithaah Kesehatan Haji, dinas

kesehatan kabupaten/kota membentuk tim penyelenggara kesehatan haji di

wilayahnya.Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi Bidang Kesehatan

yang selanjutnya disebut PPIH Bidang Kesehatan adalah Panitia yang

dibentuk oleh Menteri Kesehatan untuk melakukan pembinaan, pelayanan, dan

perlindunganJemaah haji pada saat pelaksanaan operasional IbadahHaji di

Embarkasi (PMK RI 15, 2016).

47
Dalam pemeriksaan kesehatan terdapat 3 tahap yaitu tahap pertama,

tahap kedua, tahap ketiga. Tahap pertama dilaksanakan olehTim Penyelenggara

Kesehatan Haji Kabupaten/Kota di puskesmas dan atau rumah sakit pada

saat jemaah Haji melakukan pendaftaran untuk mendapatkan nomor porsi.

Tahap kedua dilaksanakan oleh Tim Penyelenggara Kesehatan Haji

Kabupaten/Kota di puskesmas dan/atau rumah sakit pada saat pemerintah telah

menentukan kepastian keberangkatan Jemaah Haji pada tahun berjalan. Tahap

ketiga dilaksanakan oleh PPIH Embarkasi Bidang Kesehatan di embarkasi pada

saat Jemaah Haji menjelang pemberangkatan (PMK RI 15, 2016).

1. Jenis-jenis pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji

a. Pemeriksaan barang bawaan calon jemaah haji

b. Pemeriksaan kesehatan jemaah haji

c. Pelayanan rawat jalan / rujuk terhadap calon jemaah haji yang sakit

2. Prosedur pemeriksaan kesehatan jemaah haji

a. Calon jemaah haji dilarang membawa makanan / minuman yang tidak

berlabel dan tidak diketahui tanggal kadaluarsanya

b. Pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji meliputi pengukuran

tekanan darah, pengukuran kadar gula darah

c. Jika hasil dari pemeriksaan kesehatan menunjukan nilai yang tidak

normal maka dilakukan observasi di poliklinik haji

d. Bila kondisi pasien tidak dapat ditangani oleh tim kesehatan poli

klinik haji pasien dirujuk ke RSUD Abdul Moeloek.

48
e. Setelah di RSUD Abdul Moeloek pasien di periksa kembali oleh tim

medis, apabila pasien tersebut laik terbang maka akan di berangkatkan

dan apabila pasien tidak laik terbang maka pasien mendapatkan

perawatan hingga kondisi pasien stabil dan laik terbang.

f. Pasien yang sudah mendapatkan perawatan dan laik terbang maka

akan di berangkatkan pada kloter selanjutnya.

g. Pemeriksaan kesehatan calon jemaah haji di KKP merupakan

pemeriksaan kesehatan akhir, sebelumnya pemeriksaan telah

dilakukan di Puskesmas dan Dinkes Kabupaten / Kota.

Tabel 3.4. Laporan Hasil Pemeriksaan Calon Jemaah Haji Tahap


KetigaKloter JKG 037 Asal Kota Bandar Lampung,
Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Lampung Tengah

Masuk asrama haji : 23Juli 2019, pukul 08.00 WIB

No Data Jumlah (orang) Persentase


1. Jumlah Jamaah Haji dan Petugas
Kota/Kab. Lampung Tengah 391 org 100%
Kota/Kab. 0 0%
Kota/Kab. 0 0%

2. Jamaah Pemeriksaan Terakhir


Laki-laki 187 org 48,4%
Perempuan 199 org 51,6%
3 Jamaah Risti
Laki-laki 121 org 30,9%
Perempuan 140 org 35,8%
4. Tiga Risti Tertinggi
Hipertensi 77 org 30%
DM 45 org 17%
Hiperkolestrol 41 org 16%
5. Pengawasan Vaksinasi dan ICV 0 0%

49
Pemberian Vaksin 0 0%
Penerbitan ICV 0 0%
- Hilang 0 0%
- Rusak 0 0%
- Baru 0 0%
Jumlah Jamaah Yang Sudah 390 org 100%
2)
Divaksinasi di Daerah Asal
6. Jamaah WUS
Positif 0
Negatif 60
7. Laik/Tidak Laik Terbang
Laik 391 org 100%
Tidak Laik 0 org 0%

Tabel 3.5. Jumlah Kunjungan Poliklinik

No Data Jumlah (Orang)


1. Jumlah Kunjungn Poliklinik
< 60 tahun 16 org
≥ 60 tahun 10 org
Total jumlah 26 org

50
Tabel 3.6. Karantina dan Surveilans Epidemiologi

No Data Jumlah (Orang)


1. Rujuk
Jumlah Rujuk 1
Penyakit
- Hipertensi 1
2. Rawat Inap 0
3. Rawat Jalan 1
4. Isolasi 0
5. Hamil 0
6. Tunda Berangkat (sakit) 0
7. Batal Berangkat 0
8. Wafat 0
9. Pindah Kloter 0

Untuk pengendalian resiko lingkungandilakukan sanitasi asrama haji ,

catering asrama, pengawasan vector (lalat,kecoa,jentik) kontainer, dan pesawat

memenuhi syarat.

Berdasarkan data diatas, terdapat 391 orang yang berangkat Ibadah Haji

dengan jadwal penerbangan pada hari Senin , 24 Juli 2019 pukul 06.55 WIB dari

Bandara Raden Inten II menuju Bandara Soekarno-Hatta.

51
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan di Bandara Radin Inten II, pesawat

yang terbang didapatkan pada tanggal 1-4 Agustus 2019 sebanyak 140

pesawat, penerbitan surat laik terbang sebanyak 2 orang, dan penerbitan

angkut jenazah 1 orang.

2. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan di Pelabuhan Bakauheni, kapal yang

berlayar didapatkan pada tanggal 7 Agustus 2019 sebanyak 64 kapal, pada

tanggal 8 Agustus 2019 sebanyak 72 kapal. Total sebanyak 136 kapal yang

diterbitkan PHQC oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan II Panjang.

3. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan di Asrama Haji Raja Basa Bandar

Lampung keberangkatan haji kloter JKG 037 Asal Bandar Lampung,

Kabupaten Lampung Tengah sebanyak 391 orang.

4.2. Saran

1. Bagi Petugas Kesehatan

- Dengan adanya hasil dari laporan kegiatan ini diharapkan tenaga medis terutama

pihak KKP agar tetap mempertahankan pola kerja agar lebih baik lagi dan

memberikan pengobatan atau penatalaksanaan serta pencegahan di wilayah kerja

KKP Kelas II Panjang.

52
- Pelaksanaan program setiap seksi yang ada di KKP diharapkan dapat

dilaksanakan dengan pengawasan yang lebih ditingkatkan kembali sehingga

dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

- Penerapan setiap UU yang berkaitan dengan kesehatan pelabuhan secara

administri dan regulasi sudah dilakukan dengan sangat baik. Kedepannya

diharapkan pelaksanaannya dapat dilakukan juga secara reel sesuai dengan SOP

yang berlaku sehingga tujuan UU yang ada terlaksana dengan baik.

- Untuk Kantor Kesehatan Pelabuahan wilayah kerja Bakauheni diharapakan

dapat meningkatkan pemeriksaan kapal sesuai dengan SOP sehingga

pelakasanaan pelayanan yang dapat terlaksana sesuai dengan harapan dan tujuan

- Pada Bandara Raden Inten Bandar Lampung, saran kami untuk menyediakan

pemeriksaan audiometri bagi petugas yang berhubungan dengan tempat kerja

yang tinggi polusi suaranya sehingga kualitas kesehatan petugas dapat selalu

terjaga.

- Dan terakhir diharapakan pada Bandara Raden Inten Bandar Lampung bagian

yang lainnya dapat disediakan kegiatan ataupun sarana dan prasarana sehingga

dapat meminimalisir tingkat kejenuhan petugas kesehatan yang berjaga untuk

menurunkan resiko kesalahan kerja.

2. Bagi Universitas

Laporan kegiatan ini dapat digunakan sebagai referensi atau sumber

informasi ilmiah sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan

dibidang kesehatan.

53
54
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. 2008. Permenkes No.3 Tentang Oraganisasi Dan Tata Kerja Kantor

Kesehatan Pelabuhan.

2. DirJen PP dan PL Depkes RI 2008. Panduan Petugas Kesehatan Tentang

International Health Regulations (IHR) 2005. Jakarta : Dirjen PP dan PL

3. Laporan Tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Panjang Tahun 2018.

KKP Kelas II Panjang.

4. Menkes RI. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan republik Indonesia No.

425/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan Karantina

Kesehatan Di Kantor Kesehatan Pelabuhan.

5. Menkes RI. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

356/MenKes/PER/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja kantor kesehatan

Pelabuhan.

6. Menkes RI. 2011. Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan No.

2348/Menkes/Per/XI/2011 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
 Kantor

Kesehatan Pelabuhan. Jakarta : Dirjen PP Dan PL.

7. Menkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan No. 13/Menkes/Per/XI/2016

Tentang Pemberian Sertifikat Vaksinasi Internasional.

8. Menkes. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

431/Menkes/SK/IV/2007TentangPedoman Teknis Pengendalian Risiko

Kesehatan Lingkungan di Pelabuhan, Bandara, Pos Lintas Batas Dalam Rangka

Karantina Kesehatan.

55
9. Menkes RI. 2009. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

442/MENKES/SK/VI/2009 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji

Indonesia.

10. PMK RI No 15, 2016. Istithaah Kesehatan Jemaah Haji.

11. Presiden Republik Indonesia. 1962. UU RI No 1 Tahun 1962 tentang Karantina

Laut.

12. Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI, 2016. Petunjuk Teknis

Imunisasi Meningitis Meningokokus.

13. UU RI. 2018. Undang-Undang RI Nomor 6 Tentang Kekarantinaan Kesehatan.

14. Vietname Container Port. www.maritime-executive.com

15. Wikipedia Indonesia. https://id.wikipedia.org/wiki/Vietnam

16. World Health Organization. 2008. Emergency preparednesss. Diakses di

http://www.who.intpada 13 Juli 2018

56
LAMPIRAN

57

Anda mungkin juga menyukai