Disusun Oleh :
Umar Syarif Al Jufri
30101306865
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018
1
CASE PRESENTATION
KEJADIAN BATUK BUKAN PNEUMONIA PADA AN. A
DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG DENGAN
PENDEKATAN H.L. BLUM
Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim penilai
Puskesmas Halmahera
Semarang, Januari 2019
Disahkan Oleh:
Mengetahui
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kasus mengenai
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini memuat data hasil kunjungan
pasien dengan batuk bukan pneumonia pada 15 Januari 2018 di puskesmas Halmahera.
Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
1. Satida Fargiani, SKM, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Genuk yang telah
3. Paramedis beserta Staf Puskesmas Halmahera atas bimbingan dan kerjasama yang
telah diberikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu, kami sangat
Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... 2
KATA PENGANTAR ..................................................................................... 3
DAFTAR ISI ................................................................................................... 4
DAFTAR TABEL ............................................................................................ 6
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... 7
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 8
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 8
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 9
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 9
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................ 9
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 10
1.4.1 Manfaat bagi Pendidikan ......................................... 10
1.4.2 Manfaat bagi Masyarakat ........................................ 10
BAB II ANALISIS SITUASI ...................................................................... 11
2.1. Cara dan Waktu Pengamatan ................................................. 11
2.2. Laporan Hasil Pengamatan .................................................... 11
2.3. Anamnesis Holistik ................................................................ 12
2.3.1 Aspek 1 ...................................................................... 12
2.3.2 Aspek 2 ...................................................................... 12
2.3.3 Aspek 3 ...................................................................... 13
2.3.4 Aspek 4 ...................................................................... 13
2.3.5 Aspek 5 ...................................................................... 14
2.4. Diagnosis Holistik .................................................................. 17
2.5. Usulan Penatalaksanaan Komprehensif ................................. 18
2.5.1 Identifikasi Masalah ................................................... 18
2.5.2 Plan of Action............................................................. 26
4
2.5.3 Intervensi .................................................................... 29
BAB III PEMBAHASAN…………………... .............................................. 34
3.1. Analisa Penyebab Masalah .............................................................. 34
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………… 38
4.1. Kesimpulan…….. .................................................................. 38
4.2. Saran………… ...................................................................... 38
4.2.1 Untuk Pasien & Keluarga........................................... 38
4.2.2 Untuk Puskesmas ....................................................... 38
BAB VI PENUTUP…………………………………… ............................... 40
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 41
LAMPIRAN …………………………………………………………………. 43
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
BAB I
PENDAHULUAN
Batuk merupakan masalah yang sering terjadi pada anak. Batuk merupakan
mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernafasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau
reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir atau mukus, makanan,
debu, asap dan sebagainya. Penyebabnya bervariasi, mulai dari penyakit ingan, yang dapat
sembuh sendiri sampai penyakit berat yang dapat mengancam jiwa . Berdasarkan MTBS
anak yang menderita batuk atau sukar bernafas dibagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu
pneumonia berat atau penyakit sangat berat, pneumonia dan batuk bukan pneumonia.
ISPA di Indonesia sepanjang 2011 dan 2015 mengalami tren kenaikan. Pada tahun 2011
jumlah kasus ISPA berkategori batuk bukan pneumonia sebanyak 7.281.411 kasus Pada
tahun 2015 jumlah kasus ISPA berkategori batuk bukan pneumonia sebanyak 18.790.481
kasus. Terdapat 156 juta episode baru kejadian ISPA di dunia per tahun dimana 151 juta
episode (96,7%) terjadi di negara berkembang. ISPA lebih sering terjadi pada anak-anak,
dengan insiden menurut kelompok umur balita diperkirakan 0,29 episode per anak per tahun
di negara berkembang dan 0,05 episode per anak per tahun di negara maju. ISPA adalah
penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta
Kasus ISPA di semarang menjadi urutan pertama dalam pola 10 besar penyakit
puskesmas tiap tahunnya. Pada tahun 2017 sebanyak 91,971 kasus berdasarkan laporan
SIMPUS 2017. ISPA juga menjadi urutan ke delapan dalam pola 10 besar penyakit di rumah
8
sakit (kasus rawat inap), sehingga ISPA merupakan penyebab utama konsultasi atau rawat
jumlah total penderita ISPA sebanyak 3250 kasus. Pada 3 bulan terakhir yaitu dari bulan
September sampai November sebanyak 812 kasus. Angka kejadian ISPA di Puskesmas
Genuk termasuk tinggi, dari 3 bulan terakhir tersebut menjadi urutan pertama pola penyakit
sebagai berikut :
1.3 Tujuan
Tujuan Khusus
9
1.2.1.3 Untuk memperoleh informasi mengenai faktor pelayanan kesehatan
yang mempengaruhi terjadinya batuk bukan pneumonia
1.2.1.4 Untuk memperoleh informasi mengenai faktor genetik yang
mempengaruhi terjadinya batuk bukan pneumonia
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi Pendidikan
1.3.1.1 Memberi informasi ilmiah untuk memperkaya keilmuan.
1.3.1.2 Menjadi bahan rujukan untuk penelitian yang lebih lanjut.
1.3.2 Manfaat bagi masyarakat
1.3.2.1 Memberi rekomendasi langsung kepada masyarakat untuk
memperhatikan perilaku dan lingkungan tempat tinggalnya.
1.3.2.2 Memberi rekomendasi kepada tenaga kesehatan untuk pemberdayaan
masyarakat dalam upaya kesehatan promotif dan preventif kesehatan.
10
BAB II
ANALISA SITUASI
Data pasien diambil dari anamnesis serta pemeriksaan fisik yang dilakukan secara
kunjungan rumah responden. Analisa H.L Blum terhadap kejadian batuk bukan
pneumonia diperoleh dari kunjungan rumah pasien pada 15 Januari 2019. Anamnesa dan
kunjungan rumah untuk mengamati kondisi lingkungan, perilaku pasien dan keluarga
Identitas Pasien
Nama : An. A
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : -
Kewarganegaraan : WNI
11
2.3 Anamnesis Holistik
5 hari
lain.
Genuk bersama ibunya dengan keluhan batuk sejak 5 hari yang lalu. Batuk
dirasakan hilang timbul, dahak tidak dapat keluar sehingga terdengar grok-grok.
Anak tidak nampak rewel, masih bisa makan. Riwayat diberi makanan jajanan
(+), anak jarang dibawa pergi keluar rumah, orang tua pasien tidak mangalami
- Kejang demam :-
12
Riwayat Kehamilan dan Pemeliharaan Prenatal
Ibu mengaku rutin melakukan pemeriksaan selama kehamilan, pemeriksaan
disangkal, riwayat trauma selama kehamilan disangkal, riwayat minum obat tanpa
resep dokter dan jamu disangkal. Obat–obatan yang diminum selama masa
Riwayat Persalinan
Anak perempuan lahir secara spontan ditolong dokter di Puskesmas dari ibu
G1P0A0 hamil 39 minggu, berat badan lahir 3100 gram, panjang badan 48 cm,
langsung menangis.
Riwayat Makan-Minum
Anak diberikan ASI dan tambahan susu formula sejak lahir sampai sekarang.
Umur 6 bulan selain ASI, pasien mendapat makanan pendamping berupa serelac.
Anak makan 3 – 4 kali sehari.
13
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Senyum (usia 1 bulan)
Miring (usia 3 bulan)
Tengkurap (usia 4 bulan)
Duduk (usia 6 bulan)
Berdiri (usia 9 bulan)
Berjalan (usia 13 bulan)
Kesan : Pertumbuhan dan Perkembangan Sesuai Umur
Pasien merupakan anak pertama. Pasien tinggal bersama kedua orang tua.
Ayah pasien bekerja sebagai tukang potong ayam dan Ibu pasien bekerja di
Kawasaki. Pasien diasuh oleh kedua orang tua pasien, namun saat kerja diasuh
tempat tinggal cukup padat, kurang bersih. Tempat tinggal pasien terdiri dari 2
1. Data Individu
Pasien berusia 2 tahun 8 bulan.
2. Pengetahuan
Hasil home visite ke rumah pasien didapatkan pasien kemungkinan terjangkit
karna kebersihan dan ventilasi yang buruk.
3. Data Perilaku
14
Hasil home visite didapatkan rumah pasien terletak di hunian padat
penduduk. Rumah pasien terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar
mandi, tidak terdapat ruang makan dan 1 dapur. Rumah pasien hanya
memiliki 2 ventilasi hanya dibagian depan dekat kamar utama dan di kamar
yang digunakan untuk gudang. Sinar matahari yang masuk ke dalam rumah
hanya melewati kedua jendela saja. Jendela rumah ada 2 dan jarang dibuka.
Luas rumah ± 50 m2, semua lantai di ruangan rumah masih semenan dan
2. Data Lingkungan
● Ekonomi
Ayah pasien bekerja sebagai tukang potong ayam dan Ibu pasien bekerja
● Sosial Masyarakat
menengah ke bawah.
etika batuk dan membuang dahak yang benar. Selain itu, pasien juga tidak
15
2.3.5. ASPEK 5 Derajat Fungsional
Pemeriksaan Fisik
BB : 7,7 kg
TB: 68 cm
LILA : 13 cm
LKA: 42 cm
Tanda Vital :
b. Nadi
Frekuensi : 90x/menit
Irama : Reguler
Ekualitas : Ekual
Status Present
a. Kepala : Mesocephale
16
c. Kulit : Tidak sianosis, Ikterus (-), Ptechie (-), turgor cukup
g. Mulut : Gusi berdarah (-), Bibir kering (-), Bibir sianosis (-)
tenang.
kanan-kiri.
PULMO
Inspeksi
COR
Perkusi :-
Auskultasi :
Frekuensi : 90 x/menit
Irama : Reguler
17
Bunyi Jantung : BJ I-II reguler
Bising : (-)
k. Abdomen :
Inspeksi : Datar
Perkusi : Tympani
Palpasi : Supel (+), Nyeri Tekan (-), Defence Muscular (-), hepar dan
lien dbn.
l. Genitalia : perempuan
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis Holistik
ASPEK 1 Personal
Keluhan Utama Pasien mengalami baru sejak 3 hari disertai pilek dan
demam.
lain
18
ASPEK 3 Faktor Risiko Internal
yang benar
bulan dibawa ke Puskesmas Genuk dengan keluhan batuk sejak 3 hari yang lalu.
Batuk dirasakan hilang timbul, dahak tidak dapat keluar sehingga terdengar grok-
grok. Anak juga mengalami pilek dan demam namun tidak tinggi.
Anak tidak nampak rewel, masih ingin menyusu. Riwayat diberi makanan
jajanan (-), anak jarang dibawa pergi keluar rumah, ibu pasien juga mangalami
berusia 7 bulan dimana imunitas pasien rentan, imunisasi belum lengkap, dan
19
orang tua pasien juga mengalami batuk. Berdasarkan identifikasi dari faktor
resiko eksternal ditemukan bahwa ventilasi rumah yang minim, rumah pasien
yang tidak memenuhi kriteria rumah sehat, kurangnya pengetahuan orang tua
pasien tentang batuk, kurangnya pengetahuan mengenai etika batuk dan bersin
yang benar, pengetahuan yang kurang tentang batuk (penyebab, faktor resiko,
Bila didapatkan persentase 50% atau kurang maka PHBS diklasifikasikan kurang.
Bila didapatkan persentase lebih dari 50% maka PHBS diklasifikasikan baik.
20
Tabel 2.3. Checklist Survey Rumah Sehat
21
b. ada 1 1
5. Jendela ruang keluarga a. tidak ada 0 0
b. ada 1
6 Ventilasi a. tidak ada 0
b. ada, luas ventilasi 1 1
permanent < 10% dari luas
lantai
c. ada, luas ventilasi 2
permanent > 10% dari luas
lantai
7. Lubang asap dapur a. tidak ada 0 0
b. ada, luas ventilasi 1
permanent < 10% dari luas
dapur
c. ada, luas ventilasi 2
permanent > 10% dari luas
dapur (asap keluar dengan
sempurna) atau ada
exhauster fan ada peralatan
lain yang sejenis
8. Pencahayaan a. tidak terang, tidak dapat 0
digunakan untuk membaca
b. kurang terang, sehingga 1 1
kurang jelas untuk
membaca normal
c. terang dan tidak silau, 2
sehingga dapat digunakan
untuk membaca dengan
normal
II SARANA SANITASI 25
(bobot)
1. Sarana Air Bersih
a. tidak ada 0
(SGL/SPT/PP/KU/PAH)
22
b. ada, bukan milik sendiri 1
dan tidak memenuhi syarat
kesehatan
a. ada, milik sendiri dan 2
tidak memenuhi syarat
b. ada, bukan milik sendiri 3
dan memenuhi syarat
c. ada, milik sendiri dan 4 4
memenuhi syarat
2 Jamban (sarana
a. Tidak ada 0
pembuangan kotoran)
b. Ada, bukan leher angsa, 1
tidak tutup, disalurkan ke
sungai/kolam
c. Ada, bukan leher angsa 2
dan ditutup (leher angsa),
disalurkan ke sungai/kolam
d. Ada, bukan leher angsa 3
ada tutup, septictank
e. Ada, leher angsa, 4 4
septictank
3 Sarana Pembuangan Air
a. Tidak ada, sehingga 0
Limbah (SPAL) tergenang tidak teratur di
halaman rumah
b. Ada, diresapkan tetapi 1
mencemari sumber air
(jarak dengan sumber air
<10m)
c. Ada, disalurkan ke 2
selokan terbuka
d. Ada, dialirkan ke selokan 3 3
tertutup (selokan kota)
untuk diolah lebih lanjut
23
4 Sarana Pembuangan
a. Tidak ada 0
Sampah (tempat
sampah)
b. Ada, tetapi tidak kedap air 1
dan tidak tertutup
c. Ada, kedap air dan tidak 2 2
tertutup
d. Ada, kedap air dan 3
tertutup
III PERILAKU 44
PENGHUNI (bobot)
1 Membuka Jendela
a. Tidak pernah dibuka 0
Kamar
b. Kadang-kadang 1 1
c. Setiap hari dibuka 2
2 Membersihkan rumah
a. Tidak pernah 0
dan halaman
b. Kadang-kadang 1 1
c. Setiap hari 2
3 Membuang tinja bayi
a. Dibuang ke 0 0
dan balita ke jamban sungai/kebun/kolam
sembarangan
b. Kadang-kadang ke 1
jamban
c. Setiap hari dibuang ke 2
jamban
4 Membuang sampah
a. Dibuang ke 0
pada tempat sampah sungai/kebun/kolam
sembarangan
b. Kadang-kadang dibuang 1
ke tempat sampah
c. Setiap hari dibuang ke 2 2
tempat sampah
24
TOTAL HASIL
PENILAIAN
Keterangan = (Nilai I X Bobot I) + (Nilai II X Bobot II) + (Nilai III X Bobot III)
25
2.5.2. Intervensi
1. Promotif
a. Patient Centered
batuk).
b. Community Oriented
faktor risiko, cara penanganan, cara pencegahan dan etika batuk) ,cara
masker, edukasi mengenai asupan gizi yang baik dan dan cara
c. Family Focused
2. Preventive
a. Patient Centered
- Penggunaan masker
26
● Edukasi mengenai nutrisi yang baik untuk meningkatkan imunitas.
b. Family Focused
masker
● Memberikan edukasi pada keluarga pasien cara cuci tangan yang benar
c. Community Oriented
3. Kuratif
a. Patient Centered
b. Family Focused
pasien
c. Community Oriented
27
Kader diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai cara
pencegahan dan etika batuk yang benar.
Posyandu diharapkan dapat memberikan makanan tambahan kepada
pasien.
4. Rehabilitatif
a. Patient Centered
28
BAB III
PEMBAHASAN
1) Perilaku
udara ruangan menjadi kurang baik dan hal ini dapat meningkatkan resiko
minim. Pasien hanya mengenal bahwa batuk merupakan suatu penyakit yang
terpenuhnya kebutuhan pokok khususnya asupan gizi yang baik maka kejadian
batuk bukan pneumonia dapat dihindari seiring dengan meningkatnya daya tahan
2) Lingkungan
1. Kelembaban Udara
manusia.
29
2. Ventilasi
minimal luas jendela atau ventilasi adalah 10% dari luas lantai, karena ventilasi
mempunyai fungsi menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar.
Ruangan dengan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat bisa menyebabkan
orang lain. Ventilasi juga berfungsi sebagai penjaga agar udara di ruangan rumah
optimal (sehat) adalah sekitar 40 ± 70%. Kelembaban yang lebih dari 70% bisa
3. Pencahayaan
Rumah pasien memiliki dua ventilasi. Sinar matahari hanya masuk lewat pintu
depan rumah dan pintu dapur. Tidak ada akses lain untuk masuknya sinar
matahari.
4. Masyarakat Sekitar
Akses pelayanan terdekat adalah Puskesmas Genuk. Cara tempuh dengan jalan
30
mengenai penyakit menular terutama ISPA secara berkala. Kurangnya media
4) Genetik
3.2.Pendekatan HL Blum
sekitar
31
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
berpengaruh pada kasus batuk bukan penumonia di Puskesmas Genuk Semarang adalah
sebagai berikut:
1) Perilaku
2) Lingkungan
a. Kelembaban Udara
b. Ventilasi
c. Pencahayaan
d. Masyarakat Sekitar
3) Pelayanan Kesehatan
berkala
c. Jarak antara rumah dengan puskesmas dapat dijangkau pasien dan keluarganya
4) Genetik
4.2 Saran
4.2.1.1. Menerapkan etika batuk, cara membuang dahak dan cara mencuci
32
4.2.1.2. Selalu memakai masker untuk mencegah penularan batuk.
4.2.1.1. Edukasi konseling masalah pasien dan perilaku pasien setiap datang
pengetahuan masyarakat
33
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Studi kasus dilakukan pada pasien An. A, usia 2 tahun 8 bulan, dengan diagnosis
batuk bukan pneumonia dapat diambil kesimpulan bahwa dari diagnostik holistik dan
hasil pendekatan HL Blum terdapat beberapa faktor resiko yang menjadikan pasien
menderita pneumonia pada kasus ini:
1. Perilaku
Pengetahuan keluarga pasien tentang kesehatan dan penyakit pneumonia masih
kurang.
Higenisitas keluarga masih kurang.
Pasien makan tidak bervariasi. Menu makan bergantung pada keinginan pasien.
Hanya diberikan seadanya saja. Buah-buahan dan sayur jarang dikonsumsi.
Paman pasien merokok terkadang didalam rumah setelahnya langsung
berkontak dengan pasien tanpa didahului dengan cuci tangan.
2. Lingkungan
Rumah pasien tergolong rumah yang tidak sehat
Pencahayaan dirumah pasien terbatas. Hanya ada 2 jendela yang jarang
dibuka gordennya dan masing-masing 1 lampu pada setiap ruang
3. Pelayanan kesehatan
Pada posyandu belum diberikan edukasi mengenai penyakit pneumonia.
4. Genetik
Tidak ada faktor genetik yang mempengaruhi pneumonia
4.2 Saran
4.4.1 Untuk Keluarga Pasien
34
4.4.2 Untuk Puskesmas
Memberikan konseling berkelanjutan bagaimana kriteria rumah sehat dan
memberikan intervensi yang sesuai dengan kondisi lingkungan rumah
pasien yang sesuai dengan kesehatan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta : WHO Indonesia, 2009
2. Manajemen terpatu balita sakit (MTBS). JAKARTA : 2008
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2011.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2012.
4. World Health Organization (WHO). Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemi dan pandemi di fasilitas
pelayanan kesehatan. 2007
35
5. Wantania JM, Naning R, Wahani A. Infeksi respiratori akut. Dalam: Buku ajar
respirologi anak IDAI. Jakarta: EGC; 2012. hlm.268-76.
6. Mellis C. Acute upper resppiratory tract infections in childhood. Dalam: Practical
Paediatrics. Cina: Elsevier; 2008. hlm. 475-81
7. Fitriawati D. Hubungan antara tingkat keparahan ISPA pada balita usia 0-5 tahun
dengan persepsi orang tua terhadap kerentanan anak (prental perception of child
vulnerability) di Puskesmas Porong Kabupaten Sidoarjo (skripsi). M a l a n g :
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya; 2013.
8. Chalabi DAK. Acute respiratory infection and malnutrition among children below 5
years of age in Erbil governorate, Iraq. Eastern Mediterranean Health Journal.
2013;19(1):67-9.
9. Ernawati A. Hubungan faktor sosial ekonomi, higiene sanitasi lingkungan, tingkat
konsumsi dan infeksi dengan status gizi anak usia 2-5 Tahun di Kabupaten Semarang
(tesis). Semarang: Universitas Diponegoro; 2006.
10. Profil kesehatan dinas kesehatan kota semarang tahun 2017
11. Mamik Endang Ekawati, sistem Pendukung Keputusan Klinis Anak Batuk Berbasis
Algoritma MTBS, Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) IV, p. 55, 2013.
12. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pemberantasan penyakit ISPA untuk
penanggulangan pneumonia balita. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia; 2002.
LAMPIRAN KEGIATAN
36
37