Anda di halaman 1dari 37

CASE PRESENTATION

KEJADIAN BATUK BUKAN PNEUMONIA PADA AN. A


DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG DENGAN
PENDEKATAN H.L. BLUM

Laporan Kesehatan Masyarakat


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Genuk
Periode Kepaniteraan 17 Desember 2018 – 16 Februari 2019

Disusun Oleh :
Umar Syarif Al Jufri
30101306865

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018

1
CASE PRESENTATION
KEJADIAN BATUK BUKAN PNEUMONIA PADA AN. A
DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG DENGAN
PENDEKATAN H.L. BLUM

Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di


Puskesmas Halmahera Periode Kepaniteraan 17 Desember 2018 – 16 Februari 2019

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Umar Syarif Al Jufri


30101307093

Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim penilai
Puskesmas Halmahera
Semarang, Januari 2019
Disahkan Oleh:

Mengetahui

Pembimbing PKM Halmahera Pembimbing Kepaniteraan IKM

dr. Elianna Widiastuti dr. Ratnawati, M.Kes

Kepala PKM Halmahera Kepala Bagian IKM

dr. Turi Setyawati DR. Siti Thomas Z., SKM, M. Kes

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kasus mengenai

kejadian batuk bukan penumonia pada An. A di Puskesmas Halmahera berdasarkan

pendekatan H.L. Blum.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka menjalankan

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini memuat data hasil kunjungan

pasien dengan batuk bukan pneumonia pada 15 Januari 2018 di puskesmas Halmahera.

Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Satida Fargiani, SKM, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Genuk yang telah

memberikan bimbingan selama kami menempuh Kepaniteraan Klinik Ilmu

Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Genuk Semarang.

2. dr.Rahmi, selaku pembimbing Kepaniteraan IKM di Puskesmas Genuk yang telah

memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh Kepaniteraan Klinik

Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Genuk Semarang.

3. Paramedis beserta Staf Puskesmas Halmahera atas bimbingan dan kerjasama yang

telah diberikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari

sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu, kami sangat

berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Februari 2018

Penyusun

3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... 2
KATA PENGANTAR ..................................................................................... 3
DAFTAR ISI ................................................................................................... 4
DAFTAR TABEL ............................................................................................ 6
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... 7
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 8
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 8
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 9
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 9
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................ 9
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 10
1.4.1 Manfaat bagi Pendidikan ......................................... 10
1.4.2 Manfaat bagi Masyarakat ........................................ 10
BAB II ANALISIS SITUASI ...................................................................... 11
2.1. Cara dan Waktu Pengamatan ................................................. 11
2.2. Laporan Hasil Pengamatan .................................................... 11
2.3. Anamnesis Holistik ................................................................ 12
2.3.1 Aspek 1 ...................................................................... 12
2.3.2 Aspek 2 ...................................................................... 12
2.3.3 Aspek 3 ...................................................................... 13
2.3.4 Aspek 4 ...................................................................... 13
2.3.5 Aspek 5 ...................................................................... 14
2.4. Diagnosis Holistik .................................................................. 17
2.5. Usulan Penatalaksanaan Komprehensif ................................. 18
2.5.1 Identifikasi Masalah ................................................... 18
2.5.2 Plan of Action............................................................. 26

4
2.5.3 Intervensi .................................................................... 29
BAB III PEMBAHASAN…………………... .............................................. 34
3.1. Analisa Penyebab Masalah .............................................................. 34
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………… 38
4.1. Kesimpulan…….. .................................................................. 38
4.2. Saran………… ...................................................................... 38
4.2.1 Untuk Pasien & Keluarga........................................... 38
4.2.2 Untuk Puskesmas ....................................................... 38
BAB VI PENUTUP…………………………………… ............................... 40
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 41
LAMPIRAN …………………………………………………………………. 43

5
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Checklist Survey PHBS .............................................................. 14

Tabel 2.2. Checklist Survey Rumah Sehat .................................................. 15

Tabel 2.3. Plan of Action ............................................................................. 21

6
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Kegiatan. ....................................................................... ... 36

Lampiran 2. Leaflet Batuk................................................................................ 37

7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batuk merupakan masalah yang sering terjadi pada anak. Batuk merupakan

mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernafasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau

reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir atau mukus, makanan,

debu, asap dan sebagainya. Penyebabnya bervariasi, mulai dari penyakit ingan, yang dapat

sembuh sendiri sampai penyakit berat yang dapat mengancam jiwa . Berdasarkan MTBS

anak yang menderita batuk atau sukar bernafas dibagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu

pneumonia berat atau penyakit sangat berat, pneumonia dan batuk bukan pneumonia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2011 menunjukkan bahwa penyakit

ISPA di Indonesia sepanjang 2011 dan 2015 mengalami tren kenaikan. Pada tahun 2011

jumlah kasus ISPA berkategori batuk bukan pneumonia sebanyak 7.281.411 kasus Pada

tahun 2015 jumlah kasus ISPA berkategori batuk bukan pneumonia sebanyak 18.790.481

kasus. Terdapat 156 juta episode baru kejadian ISPA di dunia per tahun dimana 151 juta

episode (96,7%) terjadi di negara berkembang. ISPA lebih sering terjadi pada anak-anak,

dengan insiden menurut kelompok umur balita diperkirakan 0,29 episode per anak per tahun

di negara berkembang dan 0,05 episode per anak per tahun di negara maju. ISPA adalah

penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta

orang meninggal akibat ISPA setiap tahunnya.

Kasus ISPA di semarang menjadi urutan pertama dalam pola 10 besar penyakit

puskesmas tiap tahunnya. Pada tahun 2017 sebanyak 91,971 kasus berdasarkan laporan

SIMPUS 2017. ISPA juga menjadi urutan ke delapan dalam pola 10 besar penyakit di rumah

8
sakit (kasus rawat inap), sehingga ISPA merupakan penyebab utama konsultasi atau rawat

inap di fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak.

Berdasarkan rekapitulasi kasus ISPA di Puskesmas Genuk tahun 2018 didapatkan

jumlah total penderita ISPA sebanyak 3250 kasus. Pada 3 bulan terakhir yaitu dari bulan

September sampai November sebanyak 812 kasus. Angka kejadian ISPA di Puskesmas

Genuk termasuk tinggi, dari 3 bulan terakhir tersebut menjadi urutan pertama pola penyakit

di Puskesmas Genuk Semarang. Dari uraian di atas, penulis bermaksud memperoleh

informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian ispa di wilayah

puskesmas Genuk Semarang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dikemukakan rumusan masalah

sebagai berikut :

“Bagaimana gambaran kejadian batuk bukan penumonia pada An. F di Puskesmas

Genuk Semarang berdasarkan pendekatan H.L. Blum?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap kejadian batuk bukan penumonia berdasarkan pendekatan H.L. Blum.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan Khusus

1.2.1.1 Untuk memperoleh informasi mengenai faktor lingkungan yang


mempengaruhi terjadinya batuk bukan pneumonia
1.2.1.2 Untuk memperoleh informasi mengenai faktor perilaku yang
mempengaruhi terjadinya batuk bukan pneumonia

9
1.2.1.3 Untuk memperoleh informasi mengenai faktor pelayanan kesehatan
yang mempengaruhi terjadinya batuk bukan pneumonia
1.2.1.4 Untuk memperoleh informasi mengenai faktor genetik yang
mempengaruhi terjadinya batuk bukan pneumonia
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi Pendidikan
1.3.1.1 Memberi informasi ilmiah untuk memperkaya keilmuan.
1.3.1.2 Menjadi bahan rujukan untuk penelitian yang lebih lanjut.
1.3.2 Manfaat bagi masyarakat
1.3.2.1 Memberi rekomendasi langsung kepada masyarakat untuk
memperhatikan perilaku dan lingkungan tempat tinggalnya.
1.3.2.2 Memberi rekomendasi kepada tenaga kesehatan untuk pemberdayaan
masyarakat dalam upaya kesehatan promotif dan preventif kesehatan.

10
BAB II

ANALISA SITUASI

2.1 Cara dan Waktu Pengamatan

Data pasien diambil dari anamnesis serta pemeriksaan fisik yang dilakukan secara

langsung ketika pasien melakukan pengobatan di Puskesmas Genuk pada tanggal 12

Januari 2019. Setelah dilakukan pengumpulan data responden, peneliti melakukan

kunjungan rumah responden. Analisa H.L Blum terhadap kejadian batuk bukan

pneumonia diperoleh dari kunjungan rumah pasien pada 15 Januari 2019. Anamnesa dan

kunjungan rumah untuk mengamati kondisi lingkungan, perilaku pasien dan keluarga

pasien. Intervensi pada tanggal 15 Januari 2018.

2.2 Laporan Hasil Pengamatan

Identitas Pasien

Nama : An. A

Tempat, tanggal lahir : Semarang, 16 Mei 2016

Umur : 2 tahun 8 bulan

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : -

Pekerjaan : Tidak Bekerja

Alamat : jl. Pancakarya 37/215 Rejosari, Semarang

Kewarganegaraan : WNI

Cara pembayaran : BPJS PBI

11
2.3 Anamnesis Holistik

2.3.1. Aspek 1 Personal

Keluhan utama Berdasarkan hasil alloanamnesis, pasien mengalami batuk sejak

5 hari

Harapan Ingin sembuh dan sehat seperti biasanya

Kekhawatiran Penyakit akan menjadi semakin parah dan menular ke yang

lain.

2.3.2. Aspek 2 Anamnesis Medis Umum

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien seorang anak perempuan berusia 2 tahun 8 bulan datang puskesmas

Genuk bersama ibunya dengan keluhan batuk sejak 5 hari yang lalu. Batuk

dirasakan hilang timbul, dahak tidak dapat keluar sehingga terdengar grok-grok.

Anak juga mengalami pilek dan demam namun tidak tinggi.

Anak tidak nampak rewel, masih bisa makan. Riwayat diberi makanan jajanan

(+), anak jarang dibawa pergi keluar rumah, orang tua pasien tidak mangalami

keluhan serupa (+).

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernah sakit seperti ini sebelumnya.

- Kejang demam :-

- Riwayat penyakit serupa :+

- Riwayat alergi : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Di keluarga pasien juga mengalami keluhan serupa.

12
Riwayat Kehamilan dan Pemeliharaan Prenatal
Ibu mengaku rutin melakukan pemeriksaan selama kehamilan, pemeriksaan

kehamilan dilakukan sebanyak 4x di bidan. Ibu menjelaskan tidak pernah

menderita penyakit selama kehamilan, riwayat perdarahan selama kehamilan

disangkal, riwayat trauma selama kehamilan disangkal, riwayat minum obat tanpa

resep dokter dan jamu disangkal. Obat–obatan yang diminum selama masa

kehamilan adalah vitamin dan tablet besi.

Kesan : Riwayat kehamilan dan pemeliharaan prenatal baik

Riwayat Persalinan

Anak perempuan lahir secara spontan ditolong dokter di Puskesmas dari ibu

G1P0A0 hamil 39 minggu, berat badan lahir 3100 gram, panjang badan 48 cm,

langsung menangis.

Kesan : Neonatus aterm, lahir spontan

Riwayat Makan-Minum

Anak diberikan ASI dan tambahan susu formula sejak lahir sampai sekarang.
Umur 6 bulan selain ASI, pasien mendapat makanan pendamping berupa serelac.
Anak makan 3 – 4 kali sehari.

Kesan : Kualitas dan kuantitas diit baik

Riwayat Imunisasi Dasar

No Jenis Imunisasi Jumlah Dasar


1. BCG 1x 1 bulan
2. Polio 4x 0, 2, 3,4 bulan
3. Hepatitis B 4x 0,2,3,4 bulan
4. DPT 3x 2,3,4 bulan
5 Campak 1x 9 bulan

Kesan Imunisasi : Imunisasi dasar lengkap sesuai umur

13
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Senyum (usia 1 bulan)
Miring (usia 3 bulan)
Tengkurap (usia 4 bulan)
Duduk (usia 6 bulan)
Berdiri (usia 9 bulan)
Berjalan (usia 13 bulan)
Kesan : Pertumbuhan dan Perkembangan Sesuai Umur

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien merupakan anak pertama. Pasien tinggal bersama kedua orang tua.

Ayah pasien bekerja sebagai tukang potong ayam dan Ibu pasien bekerja di

Kawasaki. Pasien diasuh oleh kedua orang tua pasien, namun saat kerja diasuh

oleh nenek. Pembiayaan kesehatan menggunakan KIS. Lingkungan sekitar

tempat tinggal cukup padat, kurang bersih. Tempat tinggal pasien terdiri dari 2

kamar tidur, dengan 1 dapur, 1 ruang tamu dan 1 kamar mandi.

2.3.3. Aspek 3 Faktor Risiko Internal

1. Data Individu
Pasien berusia 2 tahun 8 bulan.
2. Pengetahuan
Hasil home visite ke rumah pasien didapatkan pasien kemungkinan terjangkit
karna kebersihan dan ventilasi yang buruk.
3. Data Perilaku

● Ibu pasien sering batuk di depan pasien.

● Ibu pasien tidak mengetahui cara batuk yang benar.

● Rumah pasien lagi dalam proses pembangunan sehingga banyak debu

● Rumah pasien banyak tumpukan kayu

● Saat observasi ibu pasien tidak menggunakan masker.

2.3.4. ASPEK 4 Faktor Risiko Eksternal

1. Data Kondisi Rumah

14
Hasil home visite didapatkan rumah pasien terletak di hunian padat

penduduk. Rumah pasien terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar

mandi, tidak terdapat ruang makan dan 1 dapur. Rumah pasien hanya

memiliki 2 ventilasi hanya dibagian depan dekat kamar utama dan di kamar

yang digunakan untuk gudang. Sinar matahari yang masuk ke dalam rumah

hanya melewati kedua jendela saja. Jendela rumah ada 2 dan jarang dibuka.

Luas rumah ± 50 m2, semua lantai di ruangan rumah masih semenan dan

hanya kamar utama saja yang keramik.

2. Data Lingkungan

● Ekonomi

Ayah pasien bekerja sebagai tukang potong ayam dan Ibu pasien bekerja

di kawasaki. Biaya pengobatan menggunakan BPJS PBI.

● Sosial Masyarakat

Keluarga pasien berhubungan baik dengan tetangga sekitar rumah dan

jarang mengikuti kegiatan di lingkungan tempat tinggalnya seperti

kumpulan RT dan arisan dikarnakan orang tua pasien berangkat terang

pulang petang. Rata-rata lingkungan masyarakat pasien adalah golongan

menengah ke bawah.

3. Program pada Pelayanan Kesehatan

Menurut ibu pasien, sebelumnya ibu pasien belum pernah

mendapatkan penyuluhan mengenai batuk (penyebab, faktor risiko,

pencegahan dan cara penanganan). Pasien juga tidak mengetahui bagaimana

etika batuk dan membuang dahak yang benar. Selain itu, pasien juga tidak

mengetahui mengenai kriteria rumah sehat.

15
2.3.5. ASPEK 5 Derajat Fungsional

Skala 2 : Sakit Ringan

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 16 Januari 2018.

Antropometri dan Status Gizi

BB : 7,7 kg

TB: 68 cm

LILA : 13 cm

LKA: 42 cm

IMT : BB/ (TB)2 = 7,7/(0,68)2 = 16,59 (NORMOWEIGHT)

Kesadaran dan Keadaan Umum : Composmentis dan baik.

Tanda Vital :

a. Tekanan Darah : - mmHg

b. Nadi

 Frekuensi : 90x/menit

 Irama : Reguler

 Isi & Tegangan : Cukup

 Ekualitas : Ekual

c. Laju Pernapasan : 36 x/menit

d. Suhu : 36,8oC (per aksilla)

Status Present

a. Kepala : Mesocephale

b. Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut

16
c. Kulit : Tidak sianosis, Ikterus (-), Ptechie (-), turgor cukup

d. Mata : Oedema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-)sklera ikterik (-/-),

refleks cahaya (+/+), pupil isokor (3 mm/3mm) bulat-di tengah

e. Hidung : Epistaksis (-/-), Discharge (+/+) bening

f. Telinga : Aurikula dalam batas normal, discharge (-/-)

g. Mulut : Gusi berdarah (-), Bibir kering (-), Bibir sianosis (-)

h. Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)

i. Tenggorok : Uvula di tengah,mukosa faring hiperemis (-),Tonsil T1-T1

tenang.

j. Thorak : Bentuk normochest, retraksi (-),nyeri tekan (-) gerakan simetris

kanan-kiri.

PULMO

Inspeksi

Statis : Hemithorax dextra sama dengan sinistra

Dinamis : Hemithorax dextra sama dengan sinistra

Palpasi : Sterm Fremitus dextra sama dengan sinistra

Perkusi : Sonor seluruh lapang paru

Auskultasi : SD Vesikuler, Wheezing (-), Ronkhi (-)

COR

Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak

Perkusi :-

Palpasi : Iktus tak teraba, Thrill (-)

Auskultasi :

Frekuensi : 90 x/menit

Irama : Reguler

17
Bunyi Jantung : BJ I-II reguler

Bising : (-)

k. Abdomen :

Inspeksi : Datar

Auskultasi : peristaltik (+), Bising usus (+) normal.

Perkusi : Tympani

Palpasi : Supel (+), Nyeri Tekan (-), Defence Muscular (-), hepar dan

lien dbn.

l. Genitalia : perempuan

m. Anggota Gerak : Atas Bawah

Capillary refill : < 2” < 2”

Akraldingin : -/- -/-

R. Fisiologis : +/+ +/+

R. Patologis : -/- -/-

Pemeriksaan penunjang

Pasien tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

Diagnosis Holistik

ASPEK 1 Personal

Keluhan Utama Pasien mengalami baru sejak 3 hari disertai pilek dan

demam.

Harapan Ingin sembuh dan sehat seperti sedia kala

Kekhawatiran Penyakit akan menjadi semakin parah dan menyebar ke yang

lain

ASPEK 2 Medis Umum

Diagnosa Klinis : batuk bukan pneumonia

18
ASPEK 3 Faktor Risiko Internal

● Usia pasien 7 bulan

● Imunisasi belum lengkap

ASPEK 4 Faktor Risiko Eksternal

a. Orang tua pasien juga mengalami batuk

b. Ventilasi rumah yang minim

c. Rumah tidak sehat

d. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai batuk

e. Kurangnya pengetahuan tentang etika batuk, bersin dan membuang dahak

yang benar

f. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya memakai masker.

g. kurangnya pengetahuan keluarga tentang PHBS

ASPEK 5 Derajat Fungsional

Skala 2 : Sakit Ringan

2.4 Usulan Penatalaksanaan Komprehensif

2.5.1. Identifikasi Masalah

Senin, 10 Desember 2018, seorang anak perempuan bernama An.F berusia 7

bulan dibawa ke Puskesmas Genuk dengan keluhan batuk sejak 3 hari yang lalu.

Batuk dirasakan hilang timbul, dahak tidak dapat keluar sehingga terdengar grok-

grok. Anak juga mengalami pilek dan demam namun tidak tinggi.

Anak tidak nampak rewel, masih ingin menyusu. Riwayat diberi makanan

jajanan (-), anak jarang dibawa pergi keluar rumah, ibu pasien juga mangalami

keluhan serupa (+).

Berdasarkan identifikasi dari faktor risiko internal ditemukan bahwa pasien

berusia 7 bulan dimana imunitas pasien rentan, imunisasi belum lengkap, dan

19
orang tua pasien juga mengalami batuk. Berdasarkan identifikasi dari faktor

resiko eksternal ditemukan bahwa ventilasi rumah yang minim, rumah pasien

yang tidak memenuhi kriteria rumah sehat, kurangnya pengetahuan orang tua

pasien tentang batuk, kurangnya pengetahuan mengenai etika batuk dan bersin

yang benar, pengetahuan yang kurang tentang batuk (penyebab, faktor resiko,

cara penularan, pencegahan, terapi), Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya

memakai masker dan kurangnya pengetahuan keluarga tentang PHBS.

Tabel 2.2. Checklist Survey PHBS

No Indikator Perilaku ya tidak


1 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan V
2 Asi Ekslusif V
3 Penimbangan balita V
4 Gizi keluarga/ sarapan V
5 Pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali V
Kelompok Kesehatan Lingkungan
6 Air bersih V
7 Anggota rumah tangga menggunakan jamban V
8 Anggota rumah tangga membuang sampah pada tempatnya V
9 Lantai rumah kedap air V
Kelompok Gaya Hidup
10 Aktivitas fisik/olahraga V
11 Ada anggota keluarga yang tidak merokok V
12 Mencuci tangan V
13 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari V
14 Anggota rumah tangga tidak menyalahgunakan V
Miras/Narkoba
Kelompok UKM
15 Anggota rumah tangga menjadi peserta JPK/Dana Sehat V
16 Anggota rumah tangga melakukan PSN seminggu sekali V
Interpretasi :

Bila didapatkan persentase 50% atau kurang maka PHBS diklasifikasikan kurang.

Bila didapatkan persentase lebih dari 50% maka PHBS diklasifikasikan baik.

Dari hasil di atas didaptkan skor 12 sehingga dapat diklasifikasikan sebagai

keluarga yang memiliki PHBS Strata Sehat Utama

20
Tabel 2.3. Checklist Survey Rumah Sehat

NO KOMPONEN KRITERIA NILAI HASIL


RUMAH YANG PENILAIAN
DINILAI (KK)
1 2 3 4 5
I KOMPONEN 31
RUMAH (bobot)
1. Langit-langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor sulit di 1 1
bersihkan dan rawan
kecelakaaan
c. Ada, bersih dan tidak 2
rawan kecelakaan
2. Dinding a. Bukan tembok (terbuat 1
dari anyaman
bamboo/ilalang)
b. Semi permanen/setengah 2 2
tembok/pasangan bata atau
batu yang tidak di
plester/papan yang tidak
kedap air
c. Permanen 3
(tembok/pasangan bata atau
batu yang di plester/papan
kedap air)
3. Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bamboo 1
dekat dengan tanah/plester
yang retak/berdebu
c. Diplester 2 2
/ubin/keramik/papan(rumah
panggung)
4. Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0

21
b. ada 1 1
5. Jendela ruang keluarga a. tidak ada 0 0
b. ada 1
6 Ventilasi a. tidak ada 0
b. ada, luas ventilasi 1 1
permanent < 10% dari luas
lantai
c. ada, luas ventilasi 2
permanent > 10% dari luas
lantai
7. Lubang asap dapur a. tidak ada 0 0
b. ada, luas ventilasi 1
permanent < 10% dari luas
dapur
c. ada, luas ventilasi 2
permanent > 10% dari luas
dapur (asap keluar dengan
sempurna) atau ada
exhauster fan ada peralatan
lain yang sejenis
8. Pencahayaan a. tidak terang, tidak dapat 0
digunakan untuk membaca
b. kurang terang, sehingga 1 1
kurang jelas untuk
membaca normal
c. terang dan tidak silau, 2
sehingga dapat digunakan
untuk membaca dengan
normal
II SARANA SANITASI 25
(bobot)
1. Sarana Air Bersih
a. tidak ada 0
(SGL/SPT/PP/KU/PAH)

22
b. ada, bukan milik sendiri 1
dan tidak memenuhi syarat
kesehatan
a. ada, milik sendiri dan 2
tidak memenuhi syarat
b. ada, bukan milik sendiri 3
dan memenuhi syarat
c. ada, milik sendiri dan 4 4
memenuhi syarat
2 Jamban (sarana
a. Tidak ada 0
pembuangan kotoran)
b. Ada, bukan leher angsa, 1
tidak tutup, disalurkan ke
sungai/kolam
c. Ada, bukan leher angsa 2
dan ditutup (leher angsa),
disalurkan ke sungai/kolam
d. Ada, bukan leher angsa 3
ada tutup, septictank
e. Ada, leher angsa, 4 4
septictank
3 Sarana Pembuangan Air
a. Tidak ada, sehingga 0
Limbah (SPAL) tergenang tidak teratur di
halaman rumah
b. Ada, diresapkan tetapi 1
mencemari sumber air
(jarak dengan sumber air
<10m)
c. Ada, disalurkan ke 2
selokan terbuka
d. Ada, dialirkan ke selokan 3 3
tertutup (selokan kota)
untuk diolah lebih lanjut

23
4 Sarana Pembuangan
a. Tidak ada 0
Sampah (tempat
sampah)
b. Ada, tetapi tidak kedap air 1
dan tidak tertutup
c. Ada, kedap air dan tidak 2 2
tertutup
d. Ada, kedap air dan 3
tertutup
III PERILAKU 44
PENGHUNI (bobot)
1 Membuka Jendela
a. Tidak pernah dibuka 0
Kamar
b. Kadang-kadang 1 1
c. Setiap hari dibuka 2
2 Membersihkan rumah
a. Tidak pernah 0
dan halaman
b. Kadang-kadang 1 1
c. Setiap hari 2
3 Membuang tinja bayi
a. Dibuang ke 0 0
dan balita ke jamban sungai/kebun/kolam
sembarangan
b. Kadang-kadang ke 1
jamban
c. Setiap hari dibuang ke 2
jamban
4 Membuang sampah
a. Dibuang ke 0
pada tempat sampah sungai/kebun/kolam
sembarangan
b. Kadang-kadang dibuang 1
ke tempat sampah
c. Setiap hari dibuang ke 2 2
tempat sampah

24
TOTAL HASIL
PENILAIAN
Keterangan = (Nilai I X Bobot I) + (Nilai II X Bobot II) + (Nilai III X Bobot III)

= (8 X 31) + (13 X 25) + (4 X 44)

= 248 + 325 + 176

= 749 (Hasil Penilaian : Rumah Tidak Sehat)

Kriteria : Rumah Sehat : 1068-1200

Rumah Tidak Sehat : < 1068

25
2.5.2. Intervensi

1. Promotif

a. Patient Centered

● Edukasi mengenai batuk (penyebab, gejala, akibat lanjut, cara

penularan, faktor risiko, cara penanganan, cara pencegahan dan etika

batuk).

● Memberikan edukasi kepada keluarga pentingnya PHBS

b. Community Oriented

● Puskesmas atau pihak terkait dapat melakukan penyuluhan (penyebab,

faktor risiko, cara penanganan, cara pencegahan dan etika batuk) ,cara

buang dahak secara benar, edukasi tentang pentingnya penggunaan

masker, edukasi mengenai asupan gizi yang baik dan dan cara

melakukan cuci tangan dengan benar secara berkala.

c. Family Focused

Penjelasan/Penyuluhan pada keluarga mengenai rumah sehat, gizi


seimbang, kepatuhan pasien minum obat.

2. Preventive

a. Patient Centered

● Edukasi yang terfokus pada pengetahuan yang salah mengenai

pencegahan batuk, seperti :

- Etika batuk dan bersin yang benar

- Penggunaan masker

- Tempat buang dahak/ ludah

- Pentingnya istirahat cukup

26
● Edukasi mengenai nutrisi yang baik untuk meningkatkan imunitas.

b. Family Focused

● Memberikan edukasi pada keluarga pasien untuk selalu menggunakan

masker

● Memberikan edukasi pada keluarga pasien cara cuci tangan yang benar

dan membiasakan diri untuk selalu mencuci tangan.

● Memberikan edukasi untuk membuka jendela setiap hari.

● Memberikan edukasi untuk memisahkan alat makan dengan alat makan

yang digunakan oleh pasien.

● Memperhatikan asupan gizi harian dan mengkonsumsi vitamin serta

berolahraga secara teratur untuk meningkatkan imunitas.

c. Community Oriented

● Menganjurkan keluarga pasien untuk melakukan pengobatan apabila

mengalami batuk agar tidak menular ke yang lain.

3. Kuratif

a. Patient Centered

Pasien berobat di Puskesmas Genuk, diberikan obat batuk dan vitamin

selama 3 hari yang diminum 3 kali sehari.

b. Family Focused

● Keluarga diharapkan dapat meminumkan obat secara teratur kepada

pasien

● Keluarga diharapkan dapat memberikan asupan makanan gizi

● Keluarga diharapkan memberikan istirahat yang cukup pada pasien

c. Community Oriented

27
 Kader diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai cara
pencegahan dan etika batuk yang benar.
 Posyandu diharapkan dapat memberikan makanan tambahan kepada
pasien.
4. Rehabilitatif

a. Patient Centered

 Pasien dapat menjadi periang seperti sedia kala.


 Untuk menjaga gizi tetap baik, maka orang tua pasien diberitahu untuk
menjaga kualitas dan kuantitas makanan sehari-hari di rumah, agar
kebutuhan asupan makanan tetap terpenuhi dengan baik sehingga
pasien tidak mudah sakit.
b. Family Focused

 Memberitahukan terhadap semua keluarga untuk hidup sehat.


 Memberitahu apabila dalam keluarga ada yang batuk harus memakai
masker, sehingga tidak menularkan ke yang lainnya.
c. Community Oriented

 Mengadakan pemantauan kepada pasien terhadap perkembangan


kesehatan pasien sehingga dapat sembuh dari penyakit yang diderita.

28
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Analisa Penyebab Masalah

1) Perilaku

1. Kurangnya kesadaran membuka jendela

Pasien memiliki 3 buah jendela dan 2 pintu di rumahnya. Berdasarkan

anamnesis, 3 jendela yang ada di kamar jarang dibuka. Akibatnya pertukaran

udara ruangan menjadi kurang baik dan hal ini dapat meningkatkan resiko

terjadinya batuk. Jendela yang jarang dibuka menyebabkan terhalangnya proses

pertukaran udara dan sinar matahari ke dalam rumah.

2. Pengetahuan tentang batuk Kurang

Berdasarkan anamnesis, pengetahuan orang tua pasien tentang batuk sangat

minim. Pasien hanya mengenal bahwa batuk merupakan suatu penyakit yang

dapat sembuh sendiri.

Tingkat pengetahuan seseorang mengenai cara penularan batuk dapat

mengurangi resiko tertularnya batuk ke orang lain. Tingkat pengetahuan dapat

mempengaruhi gaya hidup seseorang agar terhindar dari penyakit. Dengan

terpenuhnya kebutuhan pokok khususnya asupan gizi yang baik maka kejadian

batuk bukan pneumonia dapat dihindari seiring dengan meningkatnya daya tahan

tubuh (Rasmin, 2008).

2) Lingkungan

1. Kelembaban Udara

Selain sebagai pergantian udara, ventilasi juga bermanfaat mengurangi

kelembaban dimana salah satu yang mempengaruhi kelembaban adalah keringat

manusia.

29
2. Ventilasi

Pasien memiliki 3 buah jendela di rumahnya, lubang ventilasi hanya kecil

diatas jendela. Sedangkan rumah dikatakan memiliki ventilasi cukup yaitu

minimal luas jendela atau ventilasi adalah 10% dari luas lantai, karena ventilasi

mempunyai fungsi menjaga agar aliran udara di dalam rumah tetap segar.

Ruangan dengan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat bisa menyebabkan

kuman dalam konsentrasi tinggi sehingga memperbesar resiko penularan kepada

orang lain. Ventilasi juga berfungsi sebagai penjaga agar udara di ruangan rumah

selalu tetap dalam kelembaban (humidity) yang optimum. Kelembaban yang

optimal (sehat) adalah sekitar 40 ± 70%. Kelembaban yang lebih dari 70% bisa

berpengaruh terhadap kesehatan penghuni rumah karena kondisi ini menjadi

media yang baik bagi perkembangan kuman (Bawole, et al., 2013).

3. Pencahayaan

Rumah pasien memiliki dua ventilasi. Sinar matahari hanya masuk lewat pintu

depan rumah dan pintu dapur. Tidak ada akses lain untuk masuknya sinar

matahari.

4. Masyarakat Sekitar

Pasien tinggal di daerah padat penduduk dimana tingkat kebersihan

lingkungan kurang baik dengan kesadaran kebersihan dan kesehatan

penduduknya kurang baik.

3) Pelayanan Kesehatan Terdekat

Akses pelayanan terdekat adalah Puskesmas Genuk. Cara tempuh dengan jalan

motor. Puskesmas Genuk aktif dalam memberikan penyuluhan kesehatan atau

pelayanan kesehatan di daerah tersebut. Namun, perlu memberikan penyuluhan

30
mengenai penyakit menular terutama ISPA secara berkala. Kurangnya media

informasi mengenai ISPA.

4) Genetik

Genetik tidak berpengaruh pada kejadian batuk bukan penumonia

3.2.Pendekatan HL Blum

 Perilaku : Pengetahuan tentang batuk kurang, kurangnya

kesadaran membuka pintu dan jendela

 Pelayanan Kesehatan : jarak puskesmas dapat dijangkau pasien dan keluarga,

kurangnya pengadaan media informasi (leaflet), tidak dilakukan penyuluhan

mengenai penyakit menular terutama ISPA secara berkala

 Lingkungan : kelembapan udara, ventilasi, pencahayaan, masyarakat

sekitar

 Genetik : Tidak berpengaruh

31
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa Teori HL Blum didapatkan gambaran faktor yang

berpengaruh pada kasus batuk bukan penumonia di Puskesmas Genuk Semarang adalah

sebagai berikut:

1) Perilaku

a. Kurangnya kesadaran membuka jendela

b. Kurangnya pengetahuan tentang batuk

2) Lingkungan

a. Kelembaban Udara

b. Ventilasi

c. Pencahayaan

d. Masyarakat Sekitar

3) Pelayanan Kesehatan

a. kurangnya pengadaan media informasi (leaflet)

b. tidak dilakukan penyuluhan mengenai penyakit menular terutama ISPA secara

berkala

c. Jarak antara rumah dengan puskesmas dapat dijangkau pasien dan keluarganya

4) Genetik

Tidak ada faktor genetik yang mempengaruhi kejadian batuk

4.2 Saran

4.2.1. Untuk Pasien & keluarga

4.2.1.1. Menerapkan etika batuk, cara membuang dahak dan cara mencuci

tangan yang benar.

32
4.2.1.2. Selalu memakai masker untuk mencegah penularan batuk.

4.2.1.3. Membuat ventilasi dan membuka jendela kamar.

4.2.1.4. Pasien di istirahatkan, minum obat dan kontrol teratur.

4.2.1.5. Segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat apabila

batuk yang diderita tidak sembuh.

4.2.2. Untuk Puskesmas

4.2.1.1. Edukasi konseling masalah pasien dan perilaku pasien setiap datang

ke puskesmas untuk berobat.

4.2.1.2. Melakukan penyuluhan mengenai batuk untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat

4.2.1.3. Melakukan intervensi mengenai etika batuk dan cara mencuci

tangan dengan benar secara berkala.

33
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Studi kasus dilakukan pada pasien An. A, usia 2 tahun 8 bulan, dengan diagnosis
batuk bukan pneumonia dapat diambil kesimpulan bahwa dari diagnostik holistik dan
hasil pendekatan HL Blum terdapat beberapa faktor resiko yang menjadikan pasien
menderita pneumonia pada kasus ini:
1. Perilaku
 Pengetahuan keluarga pasien tentang kesehatan dan penyakit pneumonia masih
kurang.
 Higenisitas keluarga masih kurang.
 Pasien makan tidak bervariasi. Menu makan bergantung pada keinginan pasien.
Hanya diberikan seadanya saja. Buah-buahan dan sayur jarang dikonsumsi.
 Paman pasien merokok terkadang didalam rumah setelahnya langsung
berkontak dengan pasien tanpa didahului dengan cuci tangan.
2. Lingkungan
 Rumah pasien tergolong rumah yang tidak sehat
 Pencahayaan dirumah pasien terbatas. Hanya ada 2 jendela yang jarang
dibuka gordennya dan masing-masing 1 lampu pada setiap ruang
3. Pelayanan kesehatan
 Pada posyandu belum diberikan edukasi mengenai penyakit pneumonia.
4. Genetik
 Tidak ada faktor genetik yang mempengaruhi pneumonia

4.2 Saran
4.4.1 Untuk Keluarga Pasien

 Menjaga kebersihan diri, rumah, dan lingkungan sekitar serta sanitasinya.


 Paman pasien merokok diluar rumah dan saat akan berkontak dengan
pasien harus cuci tangan terlebih dahulu
 Mengatur pola makan dan variasi makanan agar nutrisi terpenuhi dengan
baik sehingga apabila gizi tercukupi dapat meminimalisasi kejadian infeksi
berulang dan kekambuhan penyakit yang sama.

34
4.4.2 Untuk Puskesmas
 Memberikan konseling berkelanjutan bagaimana kriteria rumah sehat dan
memberikan intervensi yang sesuai dengan kondisi lingkungan rumah
pasien yang sesuai dengan kesehatan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Jakarta : WHO Indonesia, 2009
2. Manajemen terpatu balita sakit (MTBS). JAKARTA : 2008
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2011.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2012.
4. World Health Organization (WHO). Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemi dan pandemi di fasilitas
pelayanan kesehatan. 2007

35
5. Wantania JM, Naning R, Wahani A. Infeksi respiratori akut. Dalam: Buku ajar
respirologi anak IDAI. Jakarta: EGC; 2012. hlm.268-76.
6. Mellis C. Acute upper resppiratory tract infections in childhood. Dalam: Practical
Paediatrics. Cina: Elsevier; 2008. hlm. 475-81
7. Fitriawati D. Hubungan antara tingkat keparahan ISPA pada balita usia 0-5 tahun
dengan persepsi orang tua terhadap kerentanan anak (prental perception of child
vulnerability) di Puskesmas Porong Kabupaten Sidoarjo (skripsi). M a l a n g :
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya; 2013.
8. Chalabi DAK. Acute respiratory infection and malnutrition among children below 5
years of age in Erbil governorate, Iraq. Eastern Mediterranean Health Journal.
2013;19(1):67-9.
9. Ernawati A. Hubungan faktor sosial ekonomi, higiene sanitasi lingkungan, tingkat
konsumsi dan infeksi dengan status gizi anak usia 2-5 Tahun di Kabupaten Semarang
(tesis). Semarang: Universitas Diponegoro; 2006.
10. Profil kesehatan dinas kesehatan kota semarang tahun 2017
11. Mamik Endang Ekawati, sistem Pendukung Keputusan Klinis Anak Batuk Berbasis
Algoritma MTBS, Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) IV, p. 55, 2013.
12. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pemberantasan penyakit ISPA untuk
penanggulangan pneumonia balita. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia; 2002.

LAMPIRAN KEGIATAN

36
37

Anda mungkin juga menyukai