PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
NELSA ERMISNITA
NIM : 1900077
Di setujui oleh:
Pembimbing
DAFTAR TABEL........................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................6
PENDAHULUAN....................................................................................................6
BAB II.........................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................10
2.1 Asma..........................................................................................................10
BAB III.......................................................................................................................30
PELAKSANAAN PENELITIAN.............................................................................30
1
3.5 Etika Penelitian.........................................................................................32
BAB IV........................................................................................................................36
4.1 Hasil..........................................................................................................37
4.2 Pembahasan...............................................................................................39
BAB V.........................................................................................................................46
5.1 Kesimpulan................................................................................................46
5.2 Saran..........................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................45
LAMPIRAN........................................................................................................49
2
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 1 Derajat asma menurut gambaran klinis secara umum pada orang dewasa
.....................................................................................................................................15
Tabel 2 Pembagian derajat asma pada anak................................................................16
Tabel 3 Penggolongan Obat Asma..............................................................................18
Tabel 4 Jumlah dan persentasi berdasarkan data demografi
Tabel 5 Jumlah Dan Persentasi Golongan Dan Jenis Obat Asma yang di
Gunakan.. 38
Tabel 6 Jumlah Dan Persentasi Berdasarkan Terjadi / Tidak Efek Samping
Tabel 7 Gambaran Efek Samping Obat yang Terjadi
Tabel 9 Golongan Obat
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
4
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
5
BAB I
PENDAHULUAN
sesak, serta napas cepat. tingkat keparahan asma bisa diklasifikasikan menjadi
antaranya wheezing, nafas pendek, dada terasa berat, dan batuk yang intensitasnya
bervariasi pada setiap waktu bersamaan dengan keterbatasan aliran ekspirasi udara
yang di tandai wheezing, sesak nafas, dada sesak dan batuk terutama sering terjadi
(World Health Organization) dengan data yang dikumpulkan pada tahun 2002 dan
2003 di 6 benua yang diwakili oleh beberapa negara diperoleh bahwa 5 negara
yang mempunyai beban asma tertinggi adalah Australia (21,1%), Swedia (20,2%),
Inggris (18,2%), Belanda (15,3%) dan Brasil (13,03%). Asma juga menyumbang
6
sekitar 1 dalam setiap 250 kematian di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, jumlah
penderita asma meningkat 2,9% setiap tahun dari 20,3 juta orang pada tahun 2001
menjadi 25,7 juta orang pada tahun 2010. Dari 25,7 juta orang tersebut terdiri dari
7 juta pasien anak-anak, 18,7 juta pasien dewasa dan 3,1 juta pasien usia 65 tahun
keatas.(Follenweider, 2013)
tahun 2013 menjadi 4,5% pada tahun 2018. Prevalensi asma yang tertinggi
Prevalensi asma pada seluruh penduduk berdasarkan umur pada tahun 2018 yang
mana prevalensi asma terkecil terdapat pada umur <1th sebesar 0,4%, prevalensi
asma terbesar berdasarkan umur terdapat pada umur <75th sebesar 5,1%. Di
Indonesia prevalensi asma berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2018 yang
kekambuhan asma dalam 12 bulan terakhir pada semua penduduk yang menderita
asma pada tahun 2018 juga mengalami peningkatan yaitu mencapai 57,5%.
(Riskesdas, 2018)
Kematian yang di sebabkan oleh asma sering terjadi di luar rumah sakit
dan sangat jarang terjadi kematian setelah opname di rumah sakit. Penyebab
kematian terbanyak terjadi karena keparahan obstruksi paru yang terjadi dan
terapi yang kurang sedangkan penyebab kematian asma yang terjadi di rumah
sakit adalah karena kurang nya terapi atau terapi yang di berikan tidak cocok.
7
Kortikosteroid merupakan obat golongan antiinflamasi yang efekti untuk
dosis, dan durasi, begitu pula efek samping nya. Beberapa efek samping yang
Efek samping dalam pemakaian obat pada pasien asma di jangka waktu
yang panjang, membuat pasien merasa tidak nyaman dalam pemakaian obat asma.
efek samping obat merupakan suatu respon yang terjadi terhadap suatu obat yang
bisa merugikan atau tidak diharapkan, hal ini terjadi pada dosis yang digunakan
pada manusia untuk bertujuan profilaksis, diagnose serta terapi. Obat asma yang
dada bergetar, nadi cepat, sakit kepala, muntah, batuk disebabkan iritasi saluran
Berdasarkan kasus asma yang masih tinggi pada sekarang ini maka
peneliti tertarik untuk mengambil judul “ Gambaran Efek Samping Obat Pada
Pasien Asma Di Rumah Sakit PMC Pekanbaru “ yang mana kasus asma termasuk
tertarik untuk meneliti tentang bagaimana gambaran efek samping yang terjadi
Pekanbaru?
8
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui efek samping yang terjadi saat menggunakan obat-obatan
obat asma.
samping obat-obatan berdasarkan data rekam medis pasien asma di Rumah Sakit
PMC Pekanbaru.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asma
2.1.1 Pengertian Asma
Asma merupakan suatu penyakit yang ditandai hiperrespons serta
inflamasi jalan napas yang di sebut suatu penyakit heterogen. Tanda-tanda asma
umumnya di tandai dengan adanya riwayat gejala di saluran napas seperti mengi,
sesak napas, dada terasa berat dan batuk yang intensitasnya bervariasi dari waktu
ke waktu, yang di sertai adanya keterbatasan pada aliran udara ekspirasi. Asma
infeksi saluran napas yang ditimbulkan oleh virus Global Initiative For
Asthma(GINA, 2018).
rangsangan yang di tandai adanya gejela episodik berulang berupa mengi, batuk,
sesak nafas, serta rasa berat di dada terutama pada malam serta dini hari yang
biasanya bersifat reversibel baik dengan atau tanpa pengobatan. Asma bersifat
fluktuatif (hilang timbul) artinya bisa tenang tanpa gejala tidak menghambat
aktifitas namun bisa eksaserbasi dengan gejala ringan sampai berat bahkan bisa
10
emosi, rasa takut, dan cemas. Kegiatan jasmani yaitu asma yang timbul karena
bergerak badan atau olahraga. Hal ini terjadi pada seseorang yang mengalami
serangan asma di saat melakukan kegiatan olahraga atau gerak badan yang
sewaktu udara masuk melalui hidung, udara dipanaskan dan akan menjadi
lembab. Saat melakukan gerak badan pernafasan dilakukan melalui mulut, nafas
nya semakin cepat dan volume udara yang di hirup semakin banyak , hal inilah
saluran udara menjadi lebih sempit, yang menyebabkan bernafas lebih sulit
sehingga terjadi gejala asma. Selanjut nya faktor ekstrinsik yaitu allergen yang
merupakan faktor pencetus yang sering terjadi seperti debu, bulu, polusi udara dan
sebagainya yang dapat menimbulkan serangan asma pada penderita yang peka.
Dan juga bisa di sebabkan karena obat-obatan yang sering mencetuskan serangan
asma adalah reseptor beta atau di sebut beta-blocker. Dan yang terakhir faktor
lingkungan seperti cuaca yang lembab serta hawa gunung yang sering memicu
asma. Atmosfir yang mendadak dingin menjadi dingn sering menjadi provokatif
11
Gambar 1 Faktor Pencetus Asma
Sumber : (Kemenkes RI, 2018)
2.1.3 Patofisiologi Asma
penghambatan terhadap aliran udara dan penurunan kecepatan aliran udara dan
bernafas. Selain itu juga terjadi peningkatan sekresi mukus yang berlebihan. Asma
akibat alergi bergantung pada respons IgE yang dikendalikan oleh limfosit T dan
B serta di aktifkan oleh interaksi antara antigen dengan molekul IgE yang
berkaitan dengan sel mast. Sebagian besar alergen yang mencetuskan asma
bersifat airbone dan agar dapat menginduksi keadaan sensitivitas, alergen tersebut
harus tersedia dalam jumlah banyaak untuk periode waktu tertentu. Akan tetapi
sekali sesnsitivitas telah terjadi klien akan memperlihatkan respons yang sangat
12
Gambar 2 Patofisiologi Asma
Sumber : (Anonim, 2012)
2.1.4 Tipe-tipe Asma
A. Asma bronchial
rangsangan dari luar, seperti debu, bulu hewan, asap dan bahan lainya yang bisa
bronkial ini bisa di sebabkan karena adanya suatu radang yang mengakibatkan
13
penyempitan saluran pernapasan bagian bawah. Penyempitan ini diakibat
B. Asma kardial
Asma kardial ini yang jadi pemicu nya yaitu dikarenakan adanya kelainan
organ jantung. gejala asma ini umumnya terjadi pada malam hari di waktu tidur,
yang umumnya di sertai dengan adanya sesak napas yang hebat biasa di sebut
nocturnal paroxymul.
14
Tabel 1 Derajat asma menurut gambaran klinis secara umum pada orang dewasa
15
Tabel 2 Pembagian derajat asma pada anak
Parameter
klinis, Asma episodik Asma episodik
Asma persisten
kebutuhan jarang (asma sering (asma
(asma berat)
obat dan faal ringan) sedang)
paru
Frekuensi
<1x / bulan >1x / bulan Sering
serangan
Hampir
Lama serangan <1 minggu >1 minggu
sepanjang tahun
Intensitas
Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat
serangan
Diantara Gejala siang dan
Tanpa gejala Sering ada gejala
serangan malam
Tidur dan
Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu
aktivitas
Faal paru di luar
PEF/FEVI >80% PEF/FEVI 60-80% PEF/FEVI <60%
serangan
Faal paru pada Variabilitas
Variabilitas >15% Variabilitas > 30%
saat >50%
Sumber : Konsensus Nasional Asma pada anak (IDAI, 2002)
Gejala asma sering timbul pada malam dan pagi hari. Gejala yang
ditimbulkan berupa batuk-batuk pada pagi hari, siang hari, dan malam hari, sesak
napas saat bernapas (whezzing atau mengi) rasa tertekan didada, dan gangguan
tidur karena batuk atau sesak napas atau susah bernapas. Gejala ini terjadi terjadi
berhadapan dengan bulu binatang, uap kimia, perubahan cuaca, debu, obat
( aspirin, beta-blocker), olahraga berat, serbuk, infeksi sistem respirasi, asap rokok
dan stress. Gejala asma dapat menjadi lebih buruk dengan terjadinya komplikasi
biasa dikenal dengan Status Asmaticus. Status asmaticus yang dialami penderita
16
asma dapat berupa pernapasan whezzing, ronchi ketika bernapas (adanya suara
obstruksi dibronkus maka suara whezzing dapat hilang dan biasanya menjadi
(Suddarth, 2015)
untuk mencegah serangan asma serta di berikan pada jangka saat yang panjang
dan terus menerus. Obat yang dipergunakan buat mengontrol asma yaitu ialah
a) Inhalasi kortikosteroid
17
b) β2 agonis kerja panjang
c) Antileukotrien
Bentuk/kemasan
Jenis obat Golongan Nama generik
obat
Steroid inhalasi Flutikason propionat IDT
Budesonide IDT, turbuhaler
Antilukokotrin Zafirlukast Oral /tablet
Kortikosteroid
Metil prednisolon Oral /injeksi
sistemik
Pengontrol Prokaterol Oral
Agonis beta-2
(Antiinflamasi) Formeterol Turbuhaler
kerja lama
Salmeterol IDT
Kombinasi
Flutikason+Salmeterol
steroid dan IDT
Budesonide +
Agonis beta-2 Turbuhaler
Formeterol
kerja lama
Oral. IDT,
rotacap, solution
Salbutamol
Agonis beta-2 Oral, IDT,
Terbutalin
kerja cepat Turbuhaler,
Prokaterol
solution,ampul
IDT
Pelega
Fenoterol IDT, solution
(Bronkodilator) Antikolinergik
Ipratropium bromide IDT, solution
Teofilin.
Oral, injeksi
Metilsantin Aminofilin
Oral
Teofilin lepas lambat
Kortikosteroid Metil prednisolon Oral, inhaler
sitemik Prednisolon Oral
Sumber : (Kemenkes RI, 2018)
18
Mempunyai waktu mulai kerja singkat (onset) yang cepat. Formoterol
mempunyai onset cepat dan durasi yang lama. Pemberian dapat secara inhalasi
atau oral, pemberian inhalasi mempunyai onset yang lebih cepat dan efek samping
permeabilitas pembuluh darah dan memodulasi pelepasan mediator dari sel mast
B. Antikolinergik
penglepasan asitelkolin dari saraf kolinergik pada jalan nafas yang bisa
iritan. yang termasuk dalam golongan obat ini ialah ipratropium bromide
2016).
C. Metilsantin
19
digunakan sebagai obat pengontrol, dimana pemberian jangka panjang efektif
mengontrol gejala dan memperbaiki faal paru. Preparat lepas lambat mempunyai
aksi/waktu kerja yang lama sehingga digunakan untuk mengontrol gejala asma
terjadi pada dosis tinggi (≥10 mg/kgBB/hari atau lebih) dengan gejala
gastrointestinal seperti nausea, muntah adalah efek samping yang paling dulu dan
D. Kostikosteroid sistemik
pemberian secara inhalasi belum bisa mengontrol serangan asma akut yang
terjadi. Obat yang termasuk kedalam golongan ini yaitu metil prednisolon serta
prednisolon.
obat paling efektif buat mengontrol asma obat yang termasuk kedalam golongan
mempunyai efek samping lokal seperti kandidiasis orofaring, disfonia, serta batuk
karena iritasi saluran pernafasan atas. Efek samping tersebut bisa dicegah dengan
20
penggunaan spacer, hygiene mulut yang baik atau berkumur-kumur sesudah
B. Antileukokotrin
fungsi paru-paru serta mencegah serangan akut asma juga bersifat antiinflamasi
karena dapat mencegah pengeluaran eosinofil. Reaksi yang disebabkan oleh obat
fluticazole yang mempunyai waktu kerja lama (>12 jam). Agonis β2 memiliki
permeabilitas pembuluh darah dan memodulasi pelepasan mediator dari sel mast
dan basofil. Pada pemberian jangka lama mempunyai efek antiinflamasi, walau
lebih baik dibandingkan preparat oral. Karena pengobatan jangka panjang dengan
agonis β2 kerja lama tidak mengubah inflamasi yang sudah ada, maka sebaiknya
agonis β2 kerja lama inhalasi akan memperbaiki gejala, menurunkan asma malam,
dan menurunkan frekuensi serangan asma. Agonis β2 kerja lama inhalasi dapat
21
rangka dan hipokalemia) yang lebih sedikit atau jarang dari pada pemberian oral.
Efek samping obat (ESO) didefinisikan sebagai efek yang berbahaya, efek
yang tidak diinginkan dari suatu obat. Reaksi yang tidak diinginkan dan
merugikan dari suatu obat yang terjadi pada dosis lazim dipergunakan buat
manusia, baik pada penggunaan tunggal dan kombinasi ialah pengertian dari efek
samping obat. Istilah buat efek samping biasa disebut Adverse drug reaction
(ADR) karena merujuk pada efek yang merugikan. Terjadinya ADR bisa
b) Pediatrik (anak-anak).
22
a) Melakukan peresepan obat hanya Jika dibutuhkan, pemberian
rendah.
b) Pada saat meresepkan obat gunakan obat yang telah dikenal serta
diberikan.
Yaitu efek samping obat yang disebabkan oleh respon berlebihan terhadap
obat tersebut serta bergantung dosis yang diberikan. Hal tersebut diakibatkan oleh
diprediksi dari obat yang telah diketahui efeknya serta tergantung di dosis.
Yaitu efek samping obat tipe B tidak dapat diprediksi dari obat yang sudah
telah diketahui efeknya dan tidak tergantung dosis. Efek samping obat tipe ini
23
jarang terjadi namun sangat penting buat diketahui karena reaksi efek samping di
tipe B sangat serius. Penyebab yang paling seringkali terjadi karena munculnya
reaksi imunoogi, tidak terdapat hubungannya dengan dosis obat. efek samping
Semakin lama penggunaan suatu obat maka akan meningkat resiko efek
samping yang didapat. Efek samping obat ini dapat disebabkan dari adaptasi,
Efek samping obat yang muncul beberapa tahun setelah terapi obat di
hentikan.
dihentikan secara tiba-tiba maka efek samping obat akan muncul. Withdrawal
(SSRIs). Efek samping obat tipe E bisa diatasi dengan menghentikan penggunaan
24
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, serta gawat darurat. (Permenkes,
2019).
Berdasarkan jenis pelayanan nya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu
rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum yaitu memberikan
pelayanan kesehatan pada semua bidang penyakit sedangkn rumah sakit khusus
adalah memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit
tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau
a) Pelayanan medik
c) Pelayanan perawatan
d) Pelayanan Rehabilitasi
2. Sebagai tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik dan paramedik
kesehatan.
25
Sebagai tempat pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, Rumah
Penyakit yang di derita pasien tidak lah mempunyai proses yang sama sehingga
keparahan suatu penyakit yang di derita nya. untuk proses yang cepat mudah
mungkin tidak ada persoalan, tetapi untuk proses yang lama dan memerlukan
penyakit yang dideritanya dapat disembuhkan. oleh sebab itu pihak rumah sakit
menyediakan pelayanan rawat inap bagi pasien yang harus tinggal dan dirawat di
Rumah Sakit.
dan pengobatan. karena tidak semua pasien wajib tinggal rumah sakit Bila
Pelayanan rumah sakit yang harus di berikan secara cepat dan siaga
sepanjang saat umumnya pelayanan ini untuk kondisi darurat seperti pasien
a) Pelayanan medis.
26
c) Pelayanan penunjang medis dan non medis.
bagian yaitu :
sub-spesialistik terbatas.
27
2.5.3 Rumah Sakit PMC Pekanbaru
Rumah Sakit swasta yang berada di pusat kota Pekanbaru. RS PMC didirikan
dan masyarakat Riau secara umum nya. Dimana pelayanan RS PMC telah dimulai
semenjak tanggal 19 September 2005 yang Grand Opening langsung dihadiri oleh
sumber daya manusia dengan dokter umum, dokter spesialis, perawat dan tenaga
medis, maupun non medis yang profesional dan handal di unit masing-masing.
Adapun VISI dan MISI Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center adalah
VISI : Rumah Sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan bermutu, profesional dan
MISI :
28
Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center merupakan Rumah Sakit tipe atau
29
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2022. Penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui tentang gambaran efek samping obat pada
wawancara struktur.
penelitian ini merupakan pasien asma di rumah sakit Pekanbaru Medical Center
30
sampel dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu
(PMC).
A. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang bersumber dari
1. Tahap Persiapan
peneliti mengurus surat permohonan izin penelitian dari Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi Riau.
2. Tahap pelaksanaan
Setelah mendapatkan izin dari rumah sakit PMC tempat penelitian, peneliti
31
melakukan suatu pengambilan data dengan metode wawancara terstruktur, yang
mana wawancara ini dilakukan dengan pengambilan data secara langsung melalui
diskusi dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan penelitian (Sarosa Samiaji,
2012).
3. Tahap Akhir
Peneliti melakukan analisis data dengan melihat hasil wawancara yang telah
dilakukan.
wawancara tersebut tentang gambaran efek samping obat pada pasien asma, yang
di awali dengan pencatatan data hasil dari wawancara yaang telah di lakukan.
c. Jumlah dan presentase (%) pasien asma berdasarkan golongan dan zat
aktif obat.
samping.
e. Jumlah dan presentase (%) pasien asma berdasarkan efek samping obat
yang terjadi.
subjek peneliti serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat
32
(Notoatmodjo, 2012). Langkah-langkah yang di ambil peneliti dalam mematuhi
yang berisi permohonan izin peneliti dari Program Studi Sekolah Ilmu Farmasi
Responden dalam penelitian ini akan di beri informasi tentang sifat dan
bukti kesediaan menjadi responden. Dalam hal ini responden berhak untuk
E. Kerahasian (Confidentiality)
peroleh dari responden dan data penelitiaan. Kerahasian informasi yang di berikan
identitas subjek hanya digunakan untuk keperluan mengelola data bila tidak
33
3.6 Instrumen Penelitian
membantu dalam kegiatan wawancara yaitu kertas lembar wawancara serta alat
saluran udara di paru-paru dengan gejala seperti batuk, mengi, dan sesak
napas.
34
a. Laki – laki
b. Perempuan
4. Jenis dan presentasi (%) pasien asma berdasarkan jenis nama obat.
a. Salbutamol
b. Terbutalin
c. Feneterol
d. Proketerol
e. Teofilin
f. Aminofilin
g. Metil prednisolon
h. Terbutalin
i. Salmeterol
j. Formeterol
5. Jenis dan presentasi (%) pasien asma berdasarkan kejadian efek samping.
a. Terjadi
b. Tidak terjadi.
6. Jumlah dan presentasi (%) pasien asma berdasarkan efek samping obat
obat asma seperti gemetaran, dada bergetar, nadi cepat, mulut kering, sakit
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Setelah dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaran efek samping
obat pada pasien asma di rumah sakit Pekanbaru Medical Center dengan melihat
data rekam medis dan melakukan wawancara pada pasien dibulan juni tahun 2022
Tabel 4. Jumlah dan presentase (%) pasien asma berdasarkan jenis kelamin
1 Laki-laki 6 15%
2 Perempuan 34 85%
Total 40 100
Tabel 5. Jumlah dan presentase (%) pasien asma berdasarkan rentang usia.
Remaja akhir
1 4 10 %
(17-25)
Dewasa awal
2 1 2,5 %
(26-35)
Dewasa akhir
3 4 10 %
(36-45)
Lansia awal
4 8 20 %
(46-55)
Lansia akhir
5 14 35 %
(56-65)
Masa manula
6 9 22,5 %
(>65)
Total 40 100
36
Tabel 6. Jumlah dan presentase (%) pasien asma berdasarkan golongan
Methylprednisolon 20 (50%)
Kortikosteroid 22 (55%)
Dexamethason 2 (5%)
Agonis β2 kerja
20 (50%) Salbutamol 20 (50%)
cepat
Tabel 7. Jumlah dan presentase (%) pasien asma berdasarkan kejadian efek
samping.
20 (50%) 20 (50%)
37
Tabel 8. Jumlah dan presentase (%) pasien asma berdasarkan efek samping
Gemetar 6 (30%)
Berdebar 18 (90%)
Mual 4 (20%)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Gambaran Subjek Penelitian
1. Jumlah pasien yang mengalami asma
yang merupakan salah satu rumah sakit swasta yang berada di pusat kota
Pekanbaru yang sudah menjadi kelas tipe B dimana Rumah Sakit ini
memberikan pelayanan medis dokter umum dan dokter spesialis dan sub
obat pada pasien asma di rumah sakit Pekanbaru Medical Center yang
Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu pasien asma rawat jalan
dalam waktu sebulan yang berjumlah 40 pasien yang mana pasien yang di
38
2. Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin
pada usia yang memiliki rentang usia antara 17-65 keatas yang lebih
rentan menderita penyakit asma yaitu perempuan dari pada laki-laki. Hasil
laki berjumlah 6 orang (15%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
39
kombinasi antara hormon estrogen dan progesteron sehingga
rentang usia pasien yang paling rentan terkena asma. Rentang usia pada
jenis yaitu usia remaja akhir (17-25 tahun), dewasa awal (26-35 tahun),
dewasa akhir (36-45 tahun), lansia awal (46-55 tahun), lansia akhir (56-65
tahun) , manula (>65 tahun). Hasil penelitian jumlah penderita asma dapat
asma yaitu pada usia lansia akhir (56-65 tahun) berjumlah 14 orang (35%)
usia ini termasuk usia yang non produktif. Hasil penelitian ini tidak jauh
beda dengan hasil penelitian Fadzila, Bayhakki and Indriati, (2018) yang
menyatakan usia asma yang rentan terjadi di lansia awal yaitu 10 orang
(33,3%). Hal ini dikarenakan pada kategori usia tersebut terjadi penurunan
40
Golongan obat asma yang paling banyak digunakan adalah kortikosteroid
sebanyak 22 pasien (55%) yang hampir sama banyak dengan Agonis β2 kerja
jumlah dari sel yang terinflamasi (Anonim 2007). Agonis β2 kerja cepat
methylxanthin 16 pasien (40%) juga hampir banyak digunakan dalam terapi asma,
methylxanthin memiliki indeks terapi sempit sehingga kadar obat dalam plasma
toksisitas dan efek samping. Agoni β2 kerja lambat yang digunakan yaitu
fluticazole dan seretide diskus sebanyak 13 pasien (32,5%). Obat ini baik
digunakan dalam terapi asma karena pemberian secara inhalasi yang dapat
Golongan obat lain yang digunakan untuk terapi asma yaitu golongan
penelitian lain yang dilakukan oleh Syifa (2018), menyatakan bahwa penggunaan
41
ini dikarenakan kortikosteroid mengurangi inflamasi jalur napas , mengontrol
kortikosteroid yang diberikan tidak memadai, maka tujuan di berikan nya terapi
kortikosteroid tersebut tidak akan tercapai dan gejala asma pada pasien dapat
menjadi tidak terkontrol dan menyebabkan terjadi nya efek samping Global
banyak digunakan dalam terapi asma sebesar (50%). Hasil penelitian yang sama
dilakukan oleh syifa (2020) juga mendapatkan Agonis β2 kerja cepat sebesar
(48%). Hal ini dikarenakan Agonis β2 kerja cepat merupakan terapi pilihan pada
Mekanisme kerja nya relaksasi otot polos saluran napas. Salbutamol di absorbsi
baik dalam pencernaan ketika digunakan secara per oral. Obat ini di metabolisme
melalui metabolism lintas pertama di hati dan juga dinding usus namun tidak di
metabolism di paru, dengan hasil utamanya adalah konjugat sulfat yang tidak aktif
sempit sehingga kadar obat dalam plasma harus benar-benar dikontrol atau di
42
Golongan Agonis β2 kerja lambat juga digunakan dalam terapi asma yaitu
dengan merk obat fluticazole (7,5%) dan seretide diskus (25%) di rumah sakit
Pmc pemberiaan obat dengan golongan agonis β2 kerja lambat tidak semua pasien
diberikan obat tersebut. Pasien yang diberikan obat tersebut cenderung pasien
dengan usia lanjut. Golongan agonis β2 kerja lambat ini sangat bagus di berikan
pada obat.
terapi tambahan untuk sekresi mukus yang tidak normal, kental pada penyakit
Data yang diperoleh dari rekam medis menunjukkan bahwa selain obat
asma pasien diresepkan juga obat tambahan untuk mengatasi keluhan yang
dirasakan ketika pasien datang berobat. Salah satu kondisi yang biasa menyertai
asma adalah batuk oleh karena itu pada pasien asma sering diberikan tambahan
mukolitik dan ekspektoran. Obat tambahan yang diresepkan adalah ambroxol, dan
asetilstein .
43
Pemberian obat asma juga juga dapat menimbulkan efek samping pada
pasien, walaupun efek samping tersebut terkadang tidak di sadari oleh pasien.
Efek samping obat asma yang terjadi dapat dilihat pada tabel 8
muncul adanya efek samping. Data efek samping ini di dapatkan dari hasil
setelah penggunaan terapi obat asma dan pasien tidak memiliki riwayat penyakit
tersebut sebelumnya. Dapat dilihat dari tabel diatas efek samping dari pemakaian
obat asma yang paling banyak yaitu berdebar (90%) dan sakit kepala (75%).
Dilihat dari data rekam medis pasien yang di wawancara yang mengeluhkan
berdebar dan sakit kepala mendapatkan terapi obat salnutamol dan kortikosteroid.
responden dengan keluhan berdebar dan sakit kepala. Menurut penelitian Yosmar
dkk, (2015). Kedua obat ini memiliki efek samping yang bisa terjadi untuk
takikardia, berdebar, gangguan gastrointestinal dan sakit kepala. Sakit kepala yang
terjadi disebabkan oleh efek relaksasi otot polos dari salbutamol karena stimulasi
reseptor β2. Reseptor β2 tidak hanya terdapat di saluran pernafasan namun juga
terdapat pada otot polos pembuluh darah jantung) akan menyebabkan vasodilatasi
Pemberian secara inhalasi jauh lebih sedikit menimbulkan efek samping dari pada
44
Efek samping lain yang dirasakan pada responden yang dilihat dari hasil
wawancara yaitu ada mengalami tremor atau gemetar (30%) dan mual (20%).
Efek samping tremor atau gemetar terjadi mungkin dari pemakaian obat
aminofilin yang dilihat dari efek samping aminofilin yang termasuk dalam
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian gambaran efek samping obat pada pasien
asma di Rumah Sakit Pekanbar Medical Center di dapatkan hasil pasien asma
yang paling banyak berjenis kelamin perempuan 34 pasien (85%) dan laki-laki 6
pasien (15%). Berdasarkan rentang usia pasien yang berumur 17-25 tahun
sebanyak 4 pasien (10%), 26-35 tahun sebanyak 1 pasien (2,5%), 36-45 tahun
sebanyak 4 pasien (10%), 46-55 tahun sebanyak 8 pasien (20%), 56-65 tahun
45
Berdasarkan golongan obat asma dan zat aktif yang digunakan adalah
(7,5%) dan seretide diskus 10 (25%), methylxanthin 16 (40%) zat aktif aminofilin
(42,5%) zat aktif asetylstein 17 (42,5%), ekspektoran 18 (45%) zat aktif ambroxol
18 (45%).
terjadi efek samping (50%), efek samping yang terjadi yaitu sakit kepala 15 pasien
(75%), gemetar 6 pasien (30%), berdebar 18 pasien (90%), mual 4 pasien (20%).
5.2. Saran
a. Bagi Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center
Dari hasil penelian diharapkan bagi petugas rumah sakit bisa meningkat
kan pemantaun terapi obat asma pada pasien dan meningkatkan kesadaran akan
untuk mengetahui masing-masing efek samping yang terjadi pada tiap obat
46
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2007, Pharmaceutikal Care Untuk Penyakit Asma , Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik, Jakarta
47
Lutfiyati, H., Ikawati, Z. & Wiedyaningsih, C. 2015. Efek Samping Penggunaan
Terapi Oral Pada Pasien Asma. Jurnal Farmasi Sains dan Praktis, I(1): 21–
28.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Nurarif 2012. Keperawatan, Aplikasi Asuhan Association):, Berdasarkan
NANDA (North American Nursing Diagnosa NIC-NOC. Keperawatan,
Aplikasi Asuhan Association):, Berdasarkan NANDA (North American
Nursing Diagnosa NIC-NOC.
PDPI 2011. ASMA Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Di Indonesia
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Jakarta: PERHIMPUNAN DOKTER
PARU INDONESI.
Permenkes 2019. KLASIFIKASI DAN PERIZINAN RUMAH SAKIT.
Riskesdas 2018. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehatan
RI, 53(9): 1689–1699.
Sarosa Samiaji 2012. Penelitian Kualitatif Dasar-dasar. Jakarta: PT Indeks.
Sharing, D.C. 2018. Lembar Balik Asma [PDF] | Documents Community Sharing.
Suddarth, B.& 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12, Jakarta.
Wahjuningsih, E. & Lorensia, A. 2014. Keamanan Penggunaan Aminofilin pada
Pengobatan Asma di Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo. Indonesian Journal
of Clinical Pharmacy, 1(4): 154–161. Tersedia di
http://jurnal.unpad.ac.id/ijcp/article/view/12681/pdf.
48
LAMPIRAN
Lampiran 1. Skema Alur Penelitian
Analisis Data
49
Lampiran 2 Skema Pengambilan, Pengumpulan Dan Analisa Data
Pasien Asma
Pengumpulan data
Analisis data
50
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dan Pengambilan Data dari STIFAR Riau
Gambar 6 Surat Izin Penelitian dan Pengambilan Data dari STIFAR Riau
51
Lampiran 4 Surat Balasan Rumah Sakit PMC
52
Lampiran 5 Lembar Pedoman Wawancara
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
asma ?
3. Mohon saudara/i jelaskan obat – obat asma apa saja yang sedang di
53
Lampiran 6 Surat Permohonan Menjadi Responden
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth
Dengan Hormat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Sekolah Tinggi
NIM : 1900077
judul “ Gambaran Efek Samping Obat Pada Pasien Asma Di Rumah Sakit
yang diberi akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika
saudara/i tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada paksaan atau ancaman
apapun bagi saudara/i. Atas perhatian dan kesediaan saudara/i sebagai responden
Nelsa Ermisnita
54
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
No. Telepon :
Efek Samping Obat Pada Pasien Asma Di Rumah Sakit Pekanbaru Medical
Center ( PMC) ”.
Saya mengerti penelitian ini tidak akan membawa akibat yang merugikan
bagi saya. Oleh karena itu, saya memberikan jawaban yang sebenarnya. Demikian
surat persetujuan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan dari
pihak manapun.
Responden
55
Lampiran 8 Lembar Pengumpulan Data
Kejadian
No Jenis Obat Efek
No Nama JK Usia efek
RM Asma Samping
samping
RM Agus L 48th Seretide diskus Tidak
1 01 saputra terjadi
Ambroxol
Dexamethason
Aminofilin Gastritis
Cetrizin Berdebar
3
Methyl
prednisolon
Salbutamol
Aminofilin Berdebar
Cetirizin
4
Methylprednisol
on
Salbutamol
Seretide diskus
56
Seretide diskus terjadi
Cetirizin Berdebar
6
Methyl
prednisolon
Salbutamol
Seretide diskus
Seretide diskus
Symbicort
Cetirizin Berdebar
11
Methyl
prednisolon
Salbutamol
57
12 Aminofilin Berdebar
Cetirizine
Methyl
prednisolon
Salbutamol
Cetirizin
13
Methyl
prednisolon
Salbutamol
Cetirizine
Methyl
16
prednisolon
Salbutamol
Seretide diskus
58
Salbutamol
Salbutamol
Symbicort
RM Jaslinar P 72 th Acetylsistein
20 20
Seretide diskus
Cetirizine
21 Fluticasole
seretide
Methyl
prednisolon
Salbutamol
Cetirizine
22
Methyl
prednisolon
Salbutamol
59
Aminofilin
Cetirizine
Methyl
prednisolon
Salbutamol
Seretide diskus
Seretide diskus
Aminofilin Berdebar
Cetirizine
26
Salbutamol
Methylprednisol
on
Aminofilin Berdebar
Cetirizine
Methylprednisol
60
on
Salbutamol
Seretide diskus
Salbutamol
Symbicort
Aminofilin Berdebar
Cetizine
32
Methylprednisol
on
Salbutamol
Cetirizine
Dexamethason
Methylprednisol
on
Salbutamol
61
RM Nurcaya P 80th Ambroxol Tidak
34 terjadi
Aminofilin
Cetirizine
34
Methylprednisol
on
Salbutamol
Cetirizine
36
Methylprednisol
on
Salbutamol
62
Cetirizine
Salbutamol
Cetirizine
44 Methylprednisol
on
Salbutamol
Lampiran 9
100
90
80
70
60
50 Laki-laki
40 Perempuan
30
20
10
0 Pere Laki-
mpua
laki Jenis
n
Ke-
lamin
63
Lampiran 10
16
14
12
10
Laki-laki
8
Perempuan
6
4
2
0
17-25 26-35 36-45 46-55 56-65 >65
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
8
83
84
85
86
87
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
88