Anda di halaman 1dari 39

TINGGINYA PREVALENSI HIPERTENSI DI PUSKESMAS

HALMAHERA TAHUN 2011


PUSKESMAS HALMAHERA
PERIODE 21 JANUARI – 2 FEBRUARI 2013
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang

..

Disusun oleh:

1. Arya Identa Adi K 01.207.5357

2. Ardiriawan 01.208. 5609

3. Dhian Kartikasari 01.208. 5630

4. Gina Maulani M 01.208.5664

5. Resaka Yudha P 01.208. 5758

6. Rizki Jatiningrum 01.208.5772

7. Yanita Ekayanti B 01.206.5324

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2013

1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Puskesmas Halmahera 21 Januari – 2 Februari 2013
Telah Disahkan

Semarang, Februari 2013


Mengetahui

Kepala Puskesmas Halmahera Kepala Departemen IKM

dr. Muhammad hidayanto Prof. dr. Budioro Broto Saputro,


MPH

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan
rahmat karunia dan hidayah, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kasus
dengan judul “Hipertensi ” di Puskesmas Halmahera.
Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Laporan ini memuat data tentang kasus Hipertensi di
Puskesmas Halmahera, Kota Semarang.
Laporan ini dapat terselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari
berbagai pihak. Untuk ini kami mengucapkan terima kasih sebesar - besarnya kepada
yang terhormat :
1. Prof. dr. Budioro Broto Saputro, MPH, kepala departemen IKM FK Unissula
Semarang
2. Siti Thomas,SKM,M.Kes, Koordinator Pendidikan IKM FK Unissula
Semarang
3. dr. Muhammad hidayanto, Kepala Puskesmas Halmahera Semarang
4. dr. Ratnasari dan dr.Elliana selaku pebimbing di Puskesmas Halmahera Kota
Semarang
5. Seluruh Staf Puskesmas Halmahera Semarang
6. Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan laporan kasus
ini.
Kami menyadari bahwa hasil penulisan laporan kasus ini masih jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan dan perbaikan laporan kasus ini agar
lebih baik.
Akhir kata kami berharap semoga laporan kasus Hipertensi di Puskesmas
Halmahera Kota Semarang ini bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, Februari 2013
Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ................i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ................ii

PRAKATA... ............................................................................................... ...............iii

DAFTAR ISI ............................................................................................. ...............iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ ...............1

1. Latar belakang ............................................................. ................1

2. Rumusan Masalah ........................................................ ...............2

3. Tujuan ........................................................................... ...............3

3.1. Tujuan umum ........................................................ ...............3

3.2. Tujuan khusus ....................................................... ...............3

4. Manfaat ......................................................................... ...............3

4.1. Bagi Masyarakat .................................................... ...............3

4.2. Bagi Mahasiswa..................................................... ...............3

BAB II ANALISIS SITUASI ............................................................ ...............5

A. Data Umum ....................................................................... ...............5

B. Data Khusus ...................................................................... ...............6

C. Analisa Penyakit ................................................................ ..............12

2.1. Definisi Hipertensi ................................................... ..............12

2.2. Klasifikasi Hipertensi .............................................. ..............13

2.3. Prevalensi Kasus Hipertensi .................................... ..............14

2.4. Gejala Klinis Hipertensi........................................... ..............16

2.5. Faktor Resiko ........................................................... ..............17

4
2.6. Penatalaksanaan Hipertensi ..................................... ..............20

BAB III STATUS PRESENT ....................................................................... 21


3.1 Daftar Penderita ........................................................ ..............21

a. Identitas Pasien ...................................................... ..............21

b. Keluhan Utama ...................................................... ..............21

c. Anamnesis .............................................................. ..............21

d. Pemeriksaan fisik ................................................... ..............22

e. Pemeriksaan Penunjang.......................................... ..............23

f. Diagnosa ................................................................ ............. 24

g. Terapi ..................................................................... ............. 24

h. Edukasi ................................................................... ............. 24

3.2 Data perkesmas ......................................................... ............ 24

3.3 HL Blum …………………………………………….............. 26

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN .................................................. ..............27

5.1 Simpulan .................................................................... ............. 27

5.2 Saran ................... ....................................................... ............ 28

BAB V PENUTUP …………………………………………………. ............. 30

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. .............31

LAMPIRAN-LAMPIRAN.................... ...................................................... ............33

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kabupaten/Kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di

satu/sebagian wilayah kecamatan. Puskesmas bertanggung jawab

menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

masyarakat yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional

merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut

dikelompokkan menjadi dua yaitu upaya kesehatan wajib (meliputi promosi

kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak serta keluarga

berencana, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan

penyakit menular, pengobatan) dan upaya kesehatan pengembangan.

Hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan

pada arteri. Hipertensi juga disebut dengan tekanan darah tinggi, dimana

tekanan tersebut dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah

sehingga hipertensi ini berkaitan dengan kenaikan tekanan sistolik dan tekanan

diastolik. Standar hipertensi adalah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 (

Gunawan, 2001). Data WHO tahun 2000 menunjukkan bahwa sekitar 972 juta

(26,4%) penduduk dunia menderita hipertensi dan angka tersebut

kemungkinan meningkat menjadi 29,2% pada tahun 2025. Dari 972 juta

penderita hipertensi, 333 juta berada di negara maju sedangkan 639 juta

sisanya berada di negara berkembang. Di Indonesia, pada tahun 2007,

6
prevalensi hipertensi berkisar antara 17-21%. Sebagian besar penderita

hipertensi di Indonesia tidak terdeteksi, sementara mereka yang terdeteksi

umumnya tidak menyadari kondisi penyakitnya. Padahal hipertensi merupakan

penyebab utama penyakit jantung, otak, syaraf, kerusakan hati, dan ginjal

sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit ( Misbach, 2007). Menurut

hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2007) yang dilakukan di Indonesia

menunjukkan bahwa penyebab kematian tertinggi adalah Penyakit Tidak

Menular, yaitu penyakit kardiovaskuler (31,9%), stroke (15,4%).

Berdasar profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah kasus tertinggi

penyakit tidak menular tahun 2011 pada penyakit jantung dan pembuluh

darah adalah hipertensi yakni 634.860 kasus (72,13%). Prevalensi hipertensi

di kota Semarang tahun 2009, terjadi sebanyak 2063 kasus (12,85%).

Menurut data dari Puskesmas Halmahera Semarang pada tahun 2011

hipertensi menempati peringkat 5 besar penyakit terbanyak, yakni sebanyak

1794 kasus. Sementara itu, target penemuan kasus hipertensi di Puskesmas

Halmahera sebesar 100 % namun pencapaian yang telah dilaksanakan hanya

80 %.

Dari uraian di atas, penulis bermaksud ingin mengetahui faktor –

faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit hipertensi berdasarkan

pendekatan H.L. Blum.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana manajemen dan mutu pelayanan Puskesmas dalam

penemuan dan pelacakan kasus hipertensi di Puskesmas Halmahera?

7
C. Tujuan

3.1. Tujuan umum

Mengetahui dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi

kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Halmahera dengan

pendekatanm HL Blum.

3.2.Tujuan khusus

3.2.1. Mengetahui kondisi lingkungan pasien yang berpengaruh

terhadap terjadinya kasus hipertensi

3.2.2. Mengetahui perilaku pasien yang berpengaruh terhadap terjadinya

kasus hipertensi

3.2.3. Mengetahui mengenai faktor pelayanan kesehatan yang

mempengaruhi terjadinya penyakit hipertensi

3.2.4. Mengetahui keadaan genetik yang mempengaruhi terjadinya

hipertensi

3.2.5. Mencari alternative pemecahan masalah untuk mengatasi kasus

hipertensi

D. Manfaat

4.1. Bagi Masyarakat

4.1.1. Masyarakat mengetahui apa itu hipertensi

4.1.2. Masyarakat mengetahui bagaimana mengatasi hipertensi

8
4.2. Bagi Mahasiswa

4.2.1. Mahasiswa mengetahui secara langsung permasalahan yang ada

di lapangan

4.2.2. Mahasiswa menjadi terbiasa melaporkan masalah mulai

penemuan masalah sampai memberikan alternative pemecahan

masalah

9
BAB II

ANALISA SITUASI

A. Data Umum

Secara Geografis Puskesmas Halmahera berada pada ketinggian tanah dari

permukaan laut 1,5 - 2 meter yang makin kearah utara makin rendah sehingga bila

hujan lebat di beberapa daerah akan tergenang air.

Puskesmas Halmahera mempunyai luas 3.020 M2 dan mempunyai beberapa

Gedung pelayanan, diantaranya pelayanan Gedung Rawat Jalan ( 1203 m2 ),

Gedung Rawat inap ( 252 m2 ), Ruang Dinas Dokter ( 214 m2 ). Ruang Pertemuan

( 48 m2 ) dan Ruang Coass ( 56 m2 ). Sedangkan luas Wilayah Puskesmas

Halmahera 172.216 ha, dengan jumlah penduduk 34.390 jiwa. Yang mempunyai

Batas-Batas sebagai berikut :

Bagian Utara : Kelurahan Bugangan dan Kelurahan Kebon Agung

Bagian Selatan : Kecamatan Semarang Selatan

Bagian Barat : Kecamatan Semarang Tengah

Bagian Timur : Kelurahan Gayamsari

Data umum Puskesmas tentang sumber daya meliputi : Data Wilayah dan

Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Data Ketenagaan Dalam Wilayah Kerja, Keadaan

Sarana Dan Prasarana Kesehatan, Penduduk dan Sasaran Program di Wilayah

Kerja, Data Sekolah Dan Jumlah Kader Kesehatan Sekolah

10
B. Data Khusus meliputi:

1. Data 10 Penyakit Terbanyak di Wilayah Kerja Puskesmas Halmahera

2. Cakupan Program Pelayanan Kesehatan (Khususnya Hipertensi)

11
A. DATA UMUM
Data Wilayah dan Fasilitas Pelayanan
Data Wilayah dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas Halmahera Kota Semarang Tahun 2011

No Nama Luas Jarak Ke Jumlah Jmlh Jml Jml


Jmlh Sekolah Jmlh. Fasilitas Yan. Kesehatan
Kelurahan Wilayah Puskesmas Penduduk RT/RW Rmh KK
Ket
(Ha) (Km) Dsn TK SD SLTP Pustu Bides Jmlh Posyandu Pos
Kader Balita Lansia
1 Karangturi 3.620 0,5 3514 27/5 805 982 2 2 0 0 0 29 5 5 -
2 Karangtempel 91.846 0,7 4151 40/5 1338 1511 2 5 5 0 0 8 2 0 -
3 Rejosari 9.953 1 16710 131/15 2500 4331 12 5 0 0 0 139 14 14 -
4 Sarirejo 66.797 1 10015 50/8 1611 2733 7 3 1 0 0 49 9 9 -

172.216 34.390 248/33 6254 9557 23 15 6 0 0 227 30 20 -


PUSKESMAS

12
Data Ketenagaan Dalam Wilayah Kerja Puskesmas Halmahera Kota Semarang Tahun
2012
No. Jenis Ketenagaan Yang ada Kekurangan Status Ket.
sekarang Kepegawaian
I PUSKESMAS
INDUK
1. Dokter Spesialis 2 - PNS
2. Dokter Umum 4 4 PNS 1 Ka Pusk
3. Dokter Gigi 3 - PNS 1 Ijin Belajar
4. Sarjana/ Sarjana
Muda
a. SKM 2 1 PNS
b. Akper 7 2 PNS
c. A.K.L 1 - PNS
d. AKZI 0 0 PNS
5. Bidan 7 3 PNS
6. Perawat 0 - PNS
Kesehatan (SPK)
7. Perawat Gigi 1 - PNS
8. Sanitarian (SPPH) 1 - PNS
9. Pembantu Ahli 0 - -
Gizi
10. Analis Lab. 3 0 PNS Bebas Tugas
11. Apoteker 1 - PNS
12. Asisten Apoteker 1 - PNS
13. Sopir 2 0 Kontrak
14. Tenaga 5 PNS
Administrasi
15. Cleaning Service 6 0 Kontrak

13
KEADAAN SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN DI PUSKESMAS
HALMAHERA KOTA SEMARANG TAHUN 2011

Kondisi
No. Jenis Sarana/Prasarana Jumlah
Rusak Ringan Rusak Sedang Rusak Berat
I Sarana Kesehatan
1. Puskesmas 0 - - -
Pembantu
2. Polindes - - - -
3. Rumah Dinas 1 1 - -
Dokter
4. Rumah Dinas 0 - - -
Perawat
5. Rumah Dinas 0 - - -
Bidan
6. Puskesmas 0 - - -
Keliling roda 4
7. Ambulance 1 - - -
8. Sepeda Motor 3 - - -
9. Poskesdes 0 - - -

II Sarana Penunjang
1. Komputer 8 - - -
2. Mesin Tik 2 - - 1
3. Telepon 1 - - -
4. Laptop/Notebook 4

14
Penduduk dan Sasaran Program di Wilayah Halmahera Kota Semarang Tahun 2011

Jumlah Penduduk Jml. Pddk. Sasaran KB.Kes Jml. Pddk. Usia Sekolah

Total Laki-laki Perempuan Bayi 0-1 Th Anak 1-4 Th PUS Bumil WUS Murid SD Kls. Kls. Kls. I
No. Nama Kelurahan Jml. Pddk. Usila
I VI SLTP

SD SD

1. Karangturi 3514 1668 1846 87 348 317 85 79 643 104 116 0

2. Karangtempel 4151 2108 2043 55 220 504 68 95 618 107 97 565

3. Rejosari 16710 8416 8294 315 1260 2171 324 371 1667 256 282 0

4. Sarirejo 10015 4849 5166 152 608 1013 192 217 1801 263 316 10

Jumlah 34.390 17.041 17.349 609 2436 5163 669 762 4729 730 811 575

15
DATA SEKOLAH DAN JUMLAH KADER KESEHATAN SEKOLAH DI PUSKESMAS HALMAHERA KOTA SEMARANG TAHUN 2011

No. Nama Sekolah Jumlah Siswa Jumlah Sekolah Jumlah Sekolah Kader Guru UKS Keterangan

Laki-Laki Perempuan UKS UKS/Dokcil

1. TK - -

2. SD 2455 2274 15 15 170 18

3. SLTP 916 926 6 6 46 24

4. SLTA 2842 4018 10 10 - 22

16
SEPULUH PENYAKIT TERBANYAK DI PUSKESMAS HALMAHERA KOTA

SEMARANG TAHUN 2011

No. Nama Penyakit Jumlah

1. Infeksi lain saluran pernafasan 7054

2. Pengawasan Kehamilan Normal 3319

3. Faringitis Akut 1956

4. Hipertensi Esensial 1794

5. Gangguan Otot yang lain 1311

6. Penyakit Pulpa dan Periaphikal 1186

7. Penyakit Diare 976

8. Tukak Lambung 889

9. Surat Keterangan Dokter 860

10. Penyakit Gigi dan Jaringan Periodental 718

CAKUPAN PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN (KHUSUSNYA HIPERTENSI)

DIPUSKESMAS HALMAHERA KOTA SEMARANG TAHUN 2011

NO. INDIKATOR TARGET CAKUPAN

KASUS % KASUS %

1 Jumlah kasus hasil pemeriksaan fisik dan atau 2206 100% 1764 80%

penunjang pada pasien yang datang dengan keluhan

dan dilayani Puskesmas

2 Jumlah kasus hasil pemeriksaan fisik dan atau 0 100% 0 100%

penunjang dari kelompok potensial yang dilayani

keluahan dan dilayani Puskesmas (usia > 45 th)

3 Jumlah kasus yang dirujuk 1700 100% 230 13%

17
Program – Program PTM (Khususnya Hipertensi)
 Penyebab masalah:
o Sosialisasi tentang penyakit hipertensi kurang
o Pengetahuan masyarakat kurang
 Alternatif pemecahan masalah
o Pertemuan lintas sektoral yang melibatkan masyarakat ditambah
o Penyuluhan dimaksimalkan
o Posyandu diefektifkan
 Alternatif terpilih:
o Pertemuan kader dan PKK di manfaatkan untuk sosialisasi program
o Revitalisasi Posyandu
C. Analisa Penyakit
2.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang

abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke,

aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal (Armilawati 2007).

Menurut JNC-7, kriteria hipertensi adalah tekanan darah sistolik (TDS) 140 mmHg

atau tekanan darah diastolik (TDD) 90 mmHg. Tekanan sistolik berkaitan dengan

tingginya tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi (berdenyut) atau tekanan

maksimum dalam arteri pada suatu saat. Sedangkan tekanan diastolik berkaitan

dengan tekanan dalam arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi diantara

dua denyutan atau tekanan minimum dalam arteri pada suatu saat

(Hendraswari,2008).

Tekanan darah digolongkan normal jika tekanan darah sistolik tidak

melampaui 140 mmHg dan tekanan darah diastolik tidak melampaui 90 mmHg

dalam keadaan istirahat. Tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia,

sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik berdasarkan usia. Secara

umum, seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih

18
tinggi dari 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik (ditulis 140/90) (Sugiharto,

2007).

2.2 Klasifikasi Hipertensi

Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7, 2003),

klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal,

prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2 (tabel 1).

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7

Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)


Normal < 120 < 80
Prahipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 ≥ 160 ≥ 100
TDS = tekanan darah sistole, TDD = tekanan darah diastole (Yusuf, 2008).

Menurut Brookes (2004), The update WHO/ISH hypertension guideline, yang

merupakan divisi dari National Institute of Health di AS secara berkala

mengeluarkan laporan yang disebut Joint National Committee on Prevention,

Detectioan, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. Laporan tersebut

memberikan resensi pembaharuan kepada WHO/ISH tentang kriteria hipertensi yang

dibagi dalam empat kategori yaitu optimal, normal dan normal tinggi / prahipertensi,

kemudian hipertensi derajat I, hipertensi derajat II dan hipertensi derajat III (Tabel

2).

Tabel 2. Klasifikasi Pengukuran Tekanan Darah Dari International Society of

Hypertension (ISH) For Recently Updated WHO tahun 2003

Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)


Optimal < 120 < 80
Normal <130 < 85
Prahipertensi 130-139 85-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 160-179 100-109

19
Hipertensi derajat 3 ≥ 180 ≥ 110

Prahipertensi, jika angka sistolik antara 130 sampai 139 mmHg atau angka

diastolik antara 85 sampai 89 mmHg. Jika orang menderita prahipertensi maka risiko

untuk terkena hipertensi lebih besar. Pada hipertensi derajat I, perubahan pola hidup

merupakan pilihan pertama untuk penanganannya. Selain itu juga dibutuhkan

pengobatan untuk mengendalikan tekanan darah (Sheps, 2005).

Hipertensi derajat II dan derajat III. Mereka dalam kelompok ini mempunyai

risiko terbesar untuk terkena serangan jantung, stroke atau masalah lain yang

berhubungan dengan hipertensi. Pengobatan untuk setiap orang dalam kelompok ini

adalah kombinasi dari dua jenis obat tertentu yang dibarengi dengan perubahan pola

hidup (Sutedjo, 2006).

2.3 Prevalensi Kasus Hipertensi

Hipertensi merupakan penyakit yang sering dijumpai diantara penyakit tidak

menular lainnya. Hipertensi dibedakan menjadi hipertensi primer yaitu hipertensi

yang tidak diketahui penyebabnya dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang

muncul akibat adanya penyakit lain seperti hipertensi ginjal, hipertensi kehamilan,

dll. Prevalensi kasus hipertensi essensial di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011

sebesar 1,96% menurun bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 2,00%.

Terdapat tiga kota dengan prevalensi sangat tinggi di atas 10% yaitu Kota Magelang

(22,41%), Kota Salatiga (10,18%) dan Kota Tegal (10,36%) (Profil Kesehatan

Provinsi Jawa Tengah tahun 2011).

20
Gambar 1. Prevalensi Kasus Hipertensi Essensial Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2011

Penyakit Hipertensi Essensial pada tahun 2009 dan 2010 menunjukkan adanya

penurunan kasus yang cukup tinggi, namun pada tahun 2011 terlihat mulai ada

kenaikan jumlah kasus. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut ini (Profil

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2011).

Gambar 2. Tren Peningkatan Kasus Hipertensi Essensial Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008–2011

21
2.4. Gejala Klinis Hipertensi

Menurut Elizabeth J. Corwin (2001), sebagian besar tanpa disertai gejala yang

mencolok dan manifestasi klinis timbul setelah mengetahui hipertensi bertahun-

tahun berupa:

a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat

tekanan darah intrakranium.

b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.

c. Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan syaraf.

d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.

e. Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler.

f. Gejala lain adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa

berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing.

2.5. Faktor Risiko Hipertensi

a. Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol

1) Umur

Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin

besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai

risiko terkena hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena

hipertensi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut

cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50% diatas umur

60 tahun (Yundini, 2006).

2) Jenis Kelamin

Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata terdapat

angka yang cukup bervariasi. Menurut MN. Bustan bahwa wanita lebih

22
banyak yang menderita hipertensi dibanding pria, hal ini disebabkan karena

terdapatnya hormon estrogen pada wanita (Yundini, 2006).

3) Riwayat Keluarga

Menurut Nurkhalida (2003), orang-orang dengan sejarah keluarga yang

mempunyai hipertensi lebih sering menderita hipertensi.Riwayat keluarga

dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi

risiko terkena hipertensi terutama pada hipertensi primer.Keluarga yang

memiliki hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-

5 kali lipat.

4) Genetik

Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan

ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar

monozigot (satu sel telur) daripada heterozigot (berbeda sel telur) (Yundini,

2006).

b. Faktor yang dapat diubah/dikontrol

1) Kebiasaan Merokok

Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Selain dari lamanya, risiko

merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap perhari.

Seseoramg lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan

hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok (Slamet, 2001).

2) Konsumsi Asin/Garam

Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi

garam dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada

mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap

hipertensi melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan

23
darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam

sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang

normal (Slamet, 2001).

24
3) Konsumsi Lemak Jenuh

Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan

berat badan yang berisiko terjadinya hipertensi. Konsumsi lemak jenuh juga

meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan

darah (Nurmasari, 2005).

4) Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol

Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Peminum alkohol berat

cenderung hipertensi meskipun mekanisme timbulnya hipertensi belum

diketahui secara pasti.orang yang minum alkohol terlalu sering atau yang

terlalu banyak memiliki tekanan yang lebih tinggi dari pada individu yang

tidak minum atau minum sedikit (Slamet, 2001).

5) Obesitas

Obesitas atau kegemukan dimana berat badan mencapai indeks massa

tubuh > 25 (berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m)) juga

merupakan salah satu faktor risiko terhadap timbulnya hipertensi. Pada

obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan aktivitas saraf

simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah (Nurmasari,

2005).

6) Olahraga

Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena

olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan

menurunkan tekanan darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas

pada hipertensi. Kurang melakukan olahraga akan meningkatkan

kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan garam juga bertambah

akan memudahkan timbulnya hipertensi (Sugiharto, 2007).

25
7) Stres

Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf

simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila

stress menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap

tinggi (Sugiharto, 2007).

2.6. Penatalaksanaan Hipertensi

a. Penatalaksanaan Non Farmakologi

Pendekatan nonfarmakologis dibedakan menjadi beberapa hal (Emma, 2002):

1) Menurunkan faktor risiko yang menyebabkan aterosklerosis, misalnya

berhenti merokok dan mengurangi asupan alkohol.

2) Olahraga dan aktifitas fisik

3) Perubahan pola makan

i. Mengurangi asupan garam

ii. Diet rendah lemak jenuh

iii. Memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan dan susu rendah

lemak

4) Menghilangkan stres

b. Penatalaksanaan Farmakologis

Keputusan untuk mulai memberikan obat antihipertensi berdasarkan

beberapa faktor seperti derajat peninggian tekanan darah, terdapatnya kerusakan

organ target dan terdapatnya manifestasi klinis penyakit kardiovaskuler atau

faktor risiko lain (Slamet, 2001).

26
BAB III
STATUS PRESENT

3.1 DAFTAR PENDERITA


a. Identitas Pasien
Nama : Tn. Markisan
Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 31 Agustus 1953
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Status pernikahan : Duda
Pendidikan terakhir : SD
Alamat : Kanalsari Barat RT/RW 7/9 Kel. Rejosari Semarang
b. Keluhan Utama : Pusing
1) Riwayat Penyakit Sekarang
- Onset : 7 hari sebelum ke Puskesmas Halmahera
- Kualitas : Pusing dirasakan semakin hari semakin memberat sehingga pasien
periksa ke puskesmas
- Kuantitas : Pusing sampai mengganggu aktivitasnya
- Faktor yang memperingan : Istirahat
- Faktor yang memperberat : Beraktivitas
- Gejala yang menyertai : Leher terasa tegang
2) Kronologis : Pusing timbul saat pasien bangun tidur. Pusing dirasakan semakin
berat dan diikuti tegang di daerah leher. Pasien sudah minum obat warung namun
belum ada perbaikan.
3) Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat darah tinggi : Diakui, sejak 2009
- Riwayat kencing manis : Disangkal
- Riwayat penyakit jantung : Disangkal
- Riwayat alkohol : Disangkal
- Riwayat merokok : Diakui
- Riwayat penyakit ginjal : Disangkal
- Pasien mengaku jarang kontrol tensi di puskesmas

27
4) Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat Darah Tinggi : Tidak Diketahui adanya riwayat hipertensi dalam
keluarga
- Riwayat kencing manis: disangkal
5) Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang pedagang warung kecil . Biaya pengobatan dengan
JAMKESMAS.
6) Pemeriksaan Fisik
a. Kesan Umum : Baik
b. Tanda vital
 Tekanan darah : 150/100 mmHg
 Nadi : 86/menit,reguler,amplitudo kuat, irama ritmik.
 RR : 24 x/menit
 Suhu : 36,5o C
c. Pemeriksaan Fisik
 BB/TB : 79/174 cm
 Kepala : mesocephal
 Rambut : Beruban,tidak mudah dicabut
 Mata : conjungtiva anemis (-/-), pupil isokor Ø 3cm, reflek cahaya
+N/+N, oedema palpebra (-) dengan rangsangan suara pasien spontan
membuka mata
 Telinga: Discgarge (-/-), gangguan pendengaran (-)
 Hidung: simetris,discharge (-), nafas cuping hidung (-), epitaksis (-)
 Mulut : sianosis (-), bibir kering (-), stomatitis (-), bau mulut (-), papil
lidah atrofi (-),mampu mengucap kalimat yang mempunyai arti.
 Leher : simetris (-), deviasi trakea (-), tidak ada pembesaran kelenjar
limfe, pembesaran kelenjar tiroid (-), kaku kuduk(-).
 Thorak :
 Pulmo
 Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis, tidak ada
retraksi.
 Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
 Perkusi : sonor diseluruh lapangan paru

28
 Auskultasi : suara dasar vesicular, suara tambahan ronchi (-),
wheezing (-)
 Cor
 Inspeksi : Ictus cordis tampak IV linea mid claviculare
kiri.
 Palpasi : Ictus cordis teraba di sela igaIV,linea mid claviculare
kiri,tidak kuat angkat,tidak melebar,pulsus epigastrium (-),
pulsus parasternal(-)
 Perkusi :
- Batas atas : Setinggi ICS II-IV linea parasternalis kiri
- Batas pinggang : Setinggi ICS II-V linea parasternalis kiri
- Batas kiri bawah : Setinggi ICS VI linea midclavicula kiri
- Batas kanan bawah : Setinggi ICS IV-VI linea sternalis
kanan.
 Auskultasi : Suara jantung I dan II reguler, bising (-).
 Abdomen :
 Inspeksi : Permukaan datar, venektasi tidak ada, umbilical tidak
menonjol
 Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar/ lien tidak teraba, ascites
(-), tumor (-), ginjal balotement (-).
 Perkusi : Timpani, nyeri ketok sudut costovertebra (-)
 Auskultasi : Peristaltik (+) normal, tidak ada bising bruit
 Ekstremitas : superior inferior
Akral dingin -/- -/-
Capillary refill <2’’ <2’’
Edema -/- -/-
Kekuatan otot 5/5 5/5
Ref. Fisiologis N/N N/N
Ref. Patolois -/- -/-
Eritema palmaris -/- -/-
Kekuatan 5/5 5/5
Sensibilitas N N
7) Pemeriksaan Tambahan Yang Ada : Tidak dilakukan

29
8) Diagnosa : Hipertensi Grade I
9) Terapi yang diberikan
Antihipertensi : Tensigrad
Vit.B komplek
10) Edukasi
 Istirahat yang cukup
 Diet rendah garam
 Diet rendah lemak (mengurangi makanan gorengan dan makanan yang lain)
 Kontrol teratur dan minum obat teratur karena pasien mempunyai faktor
resiko hipertensi

a. DATA PERKESMAS
i. Identitas Keluarga
No Nama Usia Pendidikan Status

1 Ny. L 75 tahun Tidak sekolah Menikah

2 Tn.P 68 tahun SD Menikah

3 Tn. M 59 tahun SD Duda

4 Ny.S 55 tahun SD Menikah

5 Ny.K 51 tahun SD Menikah

ii. Analisa Masalah


A. Data Lingkungan
1. Individu
 Pasien merupakan seorang anak ketiga dari lima bersaudara. Pasien
tinggal bersama kakak dan adiknya. Istri pasien sudah meninggal dan
tidak memiliki anak.
 Pasien setiap harinya menjaga warung sembako kecil milik adiknya.

30
2. Ekonomi

 Pendapatan pasien rata-rata Rp. 150.000,- per bulan. Hal ini

mengesankan bahwa ekonomi keluarga pasien kurang.

3. Pendidikan

 Pasien berpendidikan terakhir Sekolah Dasar

B..Data Perilaku

Individu / Keluarga
 Pasien memiliki kebiasaan merokok dan gemar memakan makanan yang
asin.
 Keluarga pasien kurang memahami perihal penyakit Hipertensi dan

tentang faktor resikonya.

 Tidak pernah berolahraga

C. Data Pelayanan Kesehatan yang Terdekat


 Akses pelayanan terdekat adalah dokter dan bidan praktek swasta, RB
Wijaya Kusuma, Puskesmas Halmahera
 Belum ada penyuluhan tentang hipertensi di daerah setempat.
 Terdapat Posyandu Lansia
D.Genetika
 Pasien tidak mengatahui adanya anggota keluarga yang menderita
hipertensi

31
ANALISA MASALAH

Menurut pendekatan HL. Blum dan data-data yang diperoleh, didapatkan :

LINGKUNGAN PERILAKU
- Perokok Aktif
- Stress Psikis - Gemar mengkonsumsi
(karena tidak memiliki makanan asin.
anak dan memikirkan - Pasien tidak pernah
biaya) berolahraga
- Pendidikan pasien rendah

HIPERTENSI

PELAYANAN KESEHATAN GENETIKA

Belum ada penyuluhan tentang Tidak Diketahui


 PENYEBAB
Hipertensi oleh petugas MASALAH
kesehatan

32
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Pelaksanaan manajemen Puskesmas di Puskesmas Halmahera meliputi 6

upaya wajib Puskesmas, kemudian diprioritaskan masalah yang dikaji adalah pasien

dengan hipertensi.

Faktor – faktor yang berpengaruh diantaranya adalah kondisi lingkungan,


perilaku , pelayanan kesehatan, dan genetika.
1) Kondisi lingkungan pasien yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit
hipertensi :
a. Pasien mengalami stress psikis karena tidak memiliki anak dan
berpendapatan kurang.
b. Pendidikan pasien rendah
2) Perilaku individu / keluarga yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit
hipertensi :
a. Pasien memiliki kebiasaan merokok dan gemar memakan makanan yang
asin.
b. Keluarga pasien kurang memahami perihal penyakit Hipertensi dan

tentang faktor resikonya.

c. Pasien tidak pernah berolahraga

3) Kondisi pelayanan kesehatan yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit


hipertensi :
a. Belum ada penyuluhan tentang hipertensi di daerah setempat.

4) Genetika

a. Pasien tidak mengatahui adanya anggota keluarga yang menderita


hipertensi

33
5) Alternatif pemecahan masalah

a. Lingkungan
o Pasien mengalami stress psikis karena tidak memiliki anak dan
berpendapatan kurang : memberikan edukasi kepada pasien
untuk tidak terlalu stres memikirkan masalah keluarga
o Pendidikan pasien rendah : memberikan pengetahuan kepada
pasien mengenai pencegahan dan pengobatan pasien
b. Perilaku
o Pasien mekiliki kebiasaan merokok : memberikan edukasi
kepada pasien agar mengurangi merokok atau bahkan untuk
berhenti sama sekali dalam merokok, menjelaskan bahwa
merokok dapat memperparah hipertensinya
o Gemar mengkonsumsi makanan asin : mengedukasi untuk
menerapkan pola makan rendah garam
o Jarang berolahraga : menganjurkan kepada pasien agar sering
berolahraga
c. Pelayanan Kesehatan
o Belum ada penyuluhan tentang hipertensi : mengadakan
penyuluhan di di daerah tersebut mengenai hipertensi
d. Genetik
o Tidak ada data

B. SARAN

1. Edukasi kepada pasien untuk menghindari stress dengan tidak meimikirkan masalah

keluarga dan penghasilan.

2. Edukasi terhadap pasien untuk tidak merokok atau mengurangi konsumsi rokoknya

3. Edukasi kepada pasien untuk membiasakan makan makanan yang rendah garam

4. Edukasi kepada pasien agar membiasakan berolahraga

34
5. Edukasi anggota keluarga pasien agar bisa mengantar pasien ke puskesmas untuk

kontrol tekanan darah secara rutin

6. Edukasi kepada pasien agar senantiasa hadir ke Posyandu Lansia

PLAN OF ACTION

Masalah Kegiatan Waktu Implementasi Hasil Evaluasi


Lingkungan : Edukasi pada 30 Januari memberikan Adanya proses
Pasien pasien 2013 edukasi diskusi 2 arah
mengalami tentang factor Jam 09.00 – kepada dan adanya
stress psikis seperti stress 10.00 WIB pasien dan umpan balik
karena tidak yang dapat diselingi dari pasien
memiliki memicu dengan tanya maupun
anak dan hipertensi, jawab pada keluarga
berpendapata serta pasien
n kurang, memberikaan
pendidikan pengetahuan
rendah tentang
hipertensi

Perilaku Edukasi pada 30 Januari Memberikan Pasien


Pasien pasien dan 2013 contoh menu mengonsumsi
senang keluarga Jam 09.00 – makanan makanan
mengkonsum tentang 10.00 sehat sesuai dengan
si makanan perilaku/kebi disesuaikan menu sehat,
yang asin, asaan yang penghasilan diharapkan
pasien dapat keluarga dan pasien
merokok, menyebabkan memotivasi berhenti
serta tidak hipertensi pasien untuk merokok serta
pernah serta berhenti mulai untuk
berolahraga memberikan merokok Berolahraga
edukasi serta giat
tentang untuk
pentingnya berolahraga
berolahraga

Pelayanan Penyuluhan 31 Januari Penyuluhan Masyarakat


kesehatan : tentang 2013 jam hipertensi ikut serta dan
belum ada hipertensi 09.00-10.00 oleh kader aktif dalam
penyuluhan oleh kader penyuluhan
mengenai kesehatan
hipertensi

35
BAB V
PENUTUP

Demikianlah laporan kegiatan kepaniteraan klinik kami yang membahas tentang


penyakit hipertensiyang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Halmahera Kota Semarang
dengan menggunakan pendekatan H.L. Blum. Kami sadar masih banyak yang harus
diperbaiki dan kami sangat berterima kasih atas semua masukan kepada kami. Dan pada
akhirnya kami berharap laporan ini akan berguna bagi periode kepaniteraan selanjutnya.

36
DAFTAR PUSTAKA

Armilawati, dkk. 2007. Hipertensi dan faktor risikonya dalam kajian epidemiologi. Makassar:
Bagian Epidemiologi FKM UNHAS.
Hendraswari, Desyana Endarwati. 2008. Beberapa Faktor Resiko Hipertensi. FKM UI.
Jakarta
JNC-7. 2003. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. JAMA 289:2560-2571.
Yusuf,Ismail. 2008. Hipertensi Sekunder. Medical Review Vol.21 no.3 Ed.Juli – September
2008 : Jakarta
Sheps, Sheldon G, Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: PT
Intisari Mediatama, 2005; 26,158.
________.2011. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2011. Dinas Kesehatan
Provinsi jawa Tengah: Semarang
Corwin, Elizabeth J., Buku Saku PatofisiologI. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,
2001; 356.
Yundini, Faktor Risiko Hipertensi. Jakarta: Warta Pengendalian Penyakit Tidak Menular,
2006; Tue, 29 Aug 2006 10:27:42-0700.
Nurkhalida, Warta Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Depkes RI., 2003; 19-21.
Suyono,Slamet, Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid II. FKUI, Jakarta: Balai Pustaka, 2001; 253,
454-459,463-464.
Sutedjo, Profil Hipertensi pada Populasi Monica. Hasil Penelitian MONICA-Jakarta III”
Tahun 2000, Jakarta: Riset Epidemiologi Th 2002
Wirakusumah-S Emma, 2002, Menu Sehat untuk Lanjut Usia. Jakarta: Puspa Swara; 25.
Widyastuti-Nurmasari, Hertanto W Subagio, Hubungan Beberapa Indikator Obesitas dengan
Hipertensi pada Perempuan. Semarang: Media Medika Indonesiana, Fakultas
Kedokteran Undip, 2006; 10-15.
Sugiharto,Aris. 2008. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Grade Ii Pada Masyarakat(Studi Kasus
Di Kabupaten Karanganyar) Program Studi Magister Epidemiologi. Program Pasca
Sarjana Universitas Diponegoro: Semarang
Departemen Kesehatan RI, 2006. Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas. Jakarta: Direktorat
Jendral Biro Kesehatan Masyarakat.
[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
37
E.J Kapojos, H.R Lubis, Hipertensi Primer, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit
FKUI, Edisi III, Jakarta, 2001, hal. 453
Iskandar J. Panduan Praktis Pencegahan dan Pengobatan stroke : stroke iskemik. Jakarta : PT
Bhuna Ilmu Populer Kelompok gramedia : 2002

38
LAMPIRAN

39

Anda mungkin juga menyukai