Anda di halaman 1dari 4

Perdarahan Uterus Disfungsi

dr.Bambang Widjanarko SpOG

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSI : Perdarahan uterus abnormal pada


wanita yang terjadi pada masa antara menarche dan menopause yang tidak berhubungan dengan :

 Obat-obatan
 Kelainan darah
 Penyakit sistemik
 Trauma
 Keganasan
 Kehamilan

Perdarahan uterus abnormal hampir selalu disebabkan oleh gangguan poros hormonal
hipotalamus- hipofisis – ovarium

Diagnosa PUD umumnya dibuat setelah penyebab organik dari PUA disingkirkan.

Perdarahan pada umumnya berasal dari endometrium stadioum proliferatif.

Pada sebagian besar kasus, PUD berkaitan dengan :

 Siklus ovarium yang anovulasi atau ologiovulasi ( misal pada PCOS


 Tingkat kadar estrogen yang tidak sebanding dengan kadar progesteron

POLA PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSI :


POLIMENOREA : frekuensi haid yang abnormal yang berlangsung setiap < 24 hari

MENORAGIA : Haid yang berlebihan dan berkepanjangan ( > 80 ml dan berlangsung > 7 hari )
namun dengan siklus yang normal

METRORAGIA : Episode perdarahan yang tidak beraturan

MENOMETRORAGIA : Perdarahan uterus yang tidak teratur dan jumlah berlebihan

Sebagian besar kejadian PUD terjadi pada masa sekitar menarche (usia 11 – 14 tahun ) atau
sekitar menopause ( usia 45 – 50 tahun .

Pada masa perimenopause , perdarahan uterus anovulasi seringkali disebabkan oleh menurunnya
kapasitas ovarium.
Pada masa remaja, perdarahan anovulasi sering disebabkan oleh kegagalan sistem hipotalamus –
hipofisis untuk merespon mekanisme umpan balik positif dari estrogen.

Proses normal yang berlangsung pada siklus haid yang fisiologis :

1. Kadar estrogen meningkat secara gradual sehingga endometrium tumbuh dengan baik
pada stadium proliferasi
2. 24 jam pasca kenaikan mendadak (surge) dari hormon LH – luteiniozing hormon, terjadi
ovulasi dan diikuti dengan pembentukan corpus luteum yang menghasilkan progesteron
3. Pada fase luteal (fase sekresi) , terdapat kenaikan kadar prostaglandin F2α
(vasokonstriktor kuat) yang menyebabkan terjadinya iskemia endometrium

Pada siklus yang anovulasi, kadar prostaglandine dalam endometrium non-sekresi rendah
sehingga periode haid tidak berlangsung secara efisien.

Siklus anovulasi (kadar estrogen tidak diimbangi dengan kadar progesteron yang memadai) yang
berulang akan menyebabkan hiperplasia atau karsinoma endometrium.

DIAGNOSA

Diagnosis PUD dibuat dengan menyingkirkan berbagai penyebab dari perdarahan uterus
abnormal. Kemungkinan kehamilan harus terlebih dulu disingkirkan

PENYEBAB NON DISFUNGSIONAL DARI PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL :

1. Iatrogenik :

1. Estrogen eksogen ( kontraspsi oral )


2. Aspirin
3. Heparin
4. Tamoxifen
5. IUD

2. Diskrasia darah :

1. Tromobositopenia
2. Fibrinolisin meningkat
3. Penyakit autoimune
4. Leukoemia
5. Penyakit Von Willebrand

3. Sistemik :

1. Penyakit hepar (metabolisme estrogen terganggu )


2. Penyakit ginjal (hiperprolaktinemia)
3. Penyakit tiroid
4. Trauma :

1. Laserasi
2. Abrasi
3. Benda asing

5. Penyakit organik :

1. Komplikasi kehamilan
2. Mioma uteri
3. Keganasan servik / corpus uteri
4. Polip endometrium
5. Adenomiosis
6. Endometritis
7. Hiperplasia endometrium

Pemeriksaan penting untuk menegakkan diagnosis PUD :

1. Ultrasonografi pelvik
2. Biopsi endometrium

Pemeriksaan laboratorium untuk diagnosa PUD :

1. Pemeriksaan laboratorium :

1. Darah Lengkap
2. Hitung trombosit
3. Serum Iron dan Iron – binding globulin
4. Prothromibin dan partial prothrombine time
5. Bleeding tine
6. hCG urine
7. Fungsi tiroid
8. Progesteron serum
9. Fungsi hepar
10. Kadar prolaktin
11. Kadar FSH

2. Prosedur diagnostik :

1. Sitologi servik ( papaniculoau smear )


2. Biopsi endometrium
3. Ultrasonografi panggul
4. Histeroskopi

PENATALAKSANAAN
 Penatalaksanaan hormonal
 Perdarahan berat pada masa menarche dan perimenopause seringkali memerlukan
estrogen dosis tinggi ( kadang-kadang diberikan intravena)
 Perdarahan yang ringan : estrogen dosis rendah per oral yang diikuti atau disertai dengan
progestin, bila perdarahan masih belum berhenti perlu dilakukan D & C
 PUD seringkali memerlukan terapi dengan estrogen siklis 25 hari dan pada hari ke 10 –
15 dilanjutkan dengan pemberian progestin
 Pemberian progestin secara siklis digunakan pada pasien usia muda yang diperkirakan
sudah memiliki kadar estroen endogen cukup untuk melakukan sensitisasi reseptor
progesteron
 Pada pasien yang lebih ‘tua’ yang tidak memberikan respon terhadap obat secara
memadai dan tidak menghendaki kehamilan lagi dapat dilakukan tindakan radikal yang
permanen:
o Ablasi endometrium
o Histerektomi

PENATALAKSANAAN HORMONAL UNTUK PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSI :

1. PERDARAHAN MASIF :

25 mg estrogen conjugated intravena

2. PENATALAKSANAAN LANJUTAN PASCA PENGENDALIAN PERDARAHAN MASIF


:

 Conjugated estrogen 2.5 mg peroral / hari selama 25 hari


 Bila perdarahan masih berulang atau meningkat , dosis dapat ditingkatkan 2 kali lipat
 Tambahkan 10 mg medroxyprogesteron acetat (MPA) pada 10 hari terakhir terapi.
 Perdarahan lucut terjadi 5 – 7 hari setelah terapi berhenti

3. PENATALAKSANAAN MENOMETRORAGIA MODERAT DENGAN KOMBINASI


ESTROGEN PROGESTIN :

 Estrogen conjugated 1.25 mg peroral selama 25 hari disertai dengan MPA 10 mg untuk
10 hari terakhir (hari ke 15 – 25 )
 Kontrasepsi oral selama 21 hari (perdarahan lucut 7 hari kemudian )
 PROGESTIN SIKLIS : 10 mg MPA 10 – 15 hari setiap bulan selama 3 bulan berturut-
turut , perdarahan lucut terjadi 5 – 7 hari pasca penghentian obat

Anda mungkin juga menyukai