Anda di halaman 1dari 21

SURVEY KESEHATAN LINGKUNGAN DI TERMINAL

“Penyehatan Air”

DASAR-DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

Dosen Pengampu :

Asep Tata Gunawan, S.KM, M.Kes

Disusun Oleh :

Rizaldi Danar Satria Putra (P1337433217013)


Jalu Pamungkas (P1337433217023)
Annisa Mauladi (P1337433217030)
Chrisna Yustika Dewi (P1337433217041)

PROGRAM STUDI D IV KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan dari
hasil survey kesehatan lingkungan di terminal mengenai penyehatan air.

Oleh karena itu, terselesaikannya hasil laporan survey ini tentu saja bukan
karena kemampuan kami semata – mata. Namun karena adanya dukungan dan
bantuan dari pihak terkait. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya saya
dengan ketulusan hati megucapkan terima kasih kepada Bapak Asep Tata Gunawan,
SKM, M. Kes selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Dasar – Dasar Kesehatan
Lingkungan tingkat 1 / Semester 1 Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Semarang yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan laporan makalah
survey ini.
Dalam penyusunan laporan survey ini, kami menyadari pengetahuan dan
pengalaman kami masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak supaya laporan ini
lebih baik dan bermanfaat. Serta akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Purwokerto, 30 Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR………………………………………………… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………….. iii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................
B. Tujuan ...............................................................................
C. Manfaat .............................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. ....

BAB III. PENGELOLAAN


A. MateriPraktikum..........................................................
B. Prosedur……………………………………………….
C. Hasil...............................................................................
BAB IV.
A. Kesimpulan ...................................................................
B. Saran .............................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

LAMPIRAN ..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terminal merupakan tempat berkumpul manusia dari berbagai tempat untuk datang
dan pergi. Dengan itu maka terminal merupakan tempat yang paling cocok untuk
menyebarnya segala penyakit yang dibawa oleh orang-orang yang keluar masuk
disana maupun yang berasal dari terminal itu sendiri. Terutama yang penyebarannya
melalui media udara, air, makanan, minuman maupun kontak manusia satu dengan
yang lainnya. Oleh karena itu, sanitasi di terminal harus memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan sehingga terminal dapat melindungi, memelihara dan mempertinggi
derajat kesehatan masyarakat terutama masyarakat terminal itu sendiri. Mengingat
betapa pentingnya terminal dalam sistem transpotasi terutama transportasi darat dan
yang paling banyak dipakai atau sudah umum dengan masyarakat, maka sanitasi
maupun kebersihannya harus diperhatikan.

Dalam tulisan ini kami akan membahas lebih dalam tentang sanitasi terminal yang
saniter dan tidak saniter. Dengan demikian tulisan ini akan memberi panduan dan
informasi bagi para pembaca terutama masyarakat dan pemerintah dalam pembuatan
suatu terminal.

1.2 Tujuan

1. Ingin mengetahui pengelolaan penyehatan air di terminal

2.Ingin mengetahui permasalahan dalam pengelolaan penyehatan air di terminal

3. Ingin memberikan alternative pemecahan masalah dalam pengelolaan penyehatan


air di termina
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian sanitasi ada beberapa yaitu:

1. Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan


pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.

2. Upaya menjaga pemeliharaan agar seseorang, makanan, tempat kerja atau


peralatan agar hygienis (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri,
serangga, atau binatang lainnya.

3. Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat


yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang
mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

4. Menurut Hopkins, sanitasi adalah cara pengawasan terhadap faktor-faktor


lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan
kegiatannya kepada usaha-usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.

Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan
antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara komersial, tempat
yang memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat layanan umum yang
intensitas jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat umum semacam itu
meliputi hotel, terminal angkutan umum, pasar tradisional atau swalayan pertokoan,
bioskop, salon kecantikan atau tempat pangkas rambut, panti pijat, taman hiburan,
gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek wisata, dan lain-lain
(Chandra, 2006).
Sebagai gambaran umum, terminal merupakan sebuah ruang tempat berkumpulnya
berbagai macam angkutan umum. Di dalamnya terdapat informasi dari terminal itu
sendiri maupun dari angkutan umum yang ada dalam terminal tersebut.

Terminal adalah tempat umum terdiri dari pelataran/landasan terbuka dan sejumlah
bangunan permanen,semi permanen di mana terdapat perpaduan kegiatan usaha jasa
pelayanan penumpang dan atau barang dengan kendaraan bus atau angkutan umum.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 41 Tahun 1993, terminal


adalah sarana transportasi untuk keperluan memuat dan menurunkan orang atau
barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang
merupakan satu simpul jaringan transportasi.

Sasaran khusus yang harus diberikan dalam pengawasn terminal meliputi:

1. Manusia sebagai pelaksana kegiatan (kebersihan secara umum maupun personal


hygiene).

2. Alat-alat kebersihan

3. Tempat kegiatan.

Kenapa sanitasi di tempat-tempat umum sangat diperlukan?

1. Adanya kumpulan manusia yang berhubungan langsung dengan lingkungan.

2. Kurangnya pengertian dari masyarakat mengenai masalah kesehatan.

3. Kurangnya fasilitas sanitasi yang baik.

4. Adanya kemungkinan besar terjadinya penularan penyakit.

5. Adanya kemungkinan terjadinya kecelakaan.

Hambatan yang sangat sering dijumpai dalam pelaksanaan sanitasi di terminal:


1. Adanya sikap apatis dari masyarakat tenang adanya peraturan/persyaratan di
terminal.

2. Masih terbatasnya pengetahuan petugas dalam melaksanakan pengawasan.

3. Masih minimnya dana yang dialokasikan untuk pengawasan di terminal.

Terminal dipilah-pilah berdasarkan fungsi dan pelayanannya (PP No. 43 Tahun


1993)
persyaratan tipe sebuah terminal yaitu:

1. Terminal Tipe A

Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar provinsi
dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan
kota dan angkutan pedesaan. Terminal tipe A merupakan terminal penumpang yang
memiliki fasilitas paling lengkap, disamping itu pembangunannya membutuhkan
lahan yang cukup luas sekurang-kurangnya 5 hektar.

Syarat lokasi terminal tipe A yaitu:

a. Terletak di ibu kota provinsi, kabupaten, dalam jaringan trayek antar kota antar
provinsi dan atau angkutan lintas batas negara.

b. Terletak antara dua terminal penumpang tipe A sekurang-kurangnya 20 km di


pulau Jawa, 30 km di pulau Sumatera dan 50 km di pulau lainnya.

Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal sekurang-
kurangnya berjarak 100 meter di pulau Jawa dan 50 meter dipulau lainnya.

2. Terminal Tipe B

Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi,
angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan. Terminal tipe B adalah terminal
penumpang yang berada setingkat di bawah terminal tipe A. Pembangunan terminal
tipe ini membutuhkan lahan sekurang-kurangnya 3 hektar untuk terminal di pulau
Jawa dan Sumatera dan 2 hektar di pulau lainnya.

Syarat lokasi terminal tipe B yaitu:

a. Terletak di ibu kota kabupataen atau kota dalam jaringan trayek antar kota
dalam provinsi.

b. Terletak di jalan kolekter dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas III B.

c. Jarak antara dua terminal penumpang tipe B sekurang-kurnagnya 15 km


dipulau Jawa, 30 km di pulau lainnya.

d. Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di pulau Jawa


dan Sumatra dan 2ha di pulau lainnya.

Kriteria Sanitasi yang Baik di Terminal

Terminal adalah merupakan tempat-tempat umum, sehingga perlu memenuhi syarat-


syarat sanitasi tempat-tempat umum.

Fasilitas/Sarana Transportasi
A. Penyediaan Air Bersih
Air merupakan kebutuhan pokok manusia,karena dapat digunakan untuk
minum, mandi dan keperluan lainnya, tetapi air dapat pula merupakan media untuk
hidup dan berkembangbiaknya bakteri yang dapat menimbulkan penyakit.Oleh
karena itu air bersih dalam terminal sangat penting sekali untuk keperluan warung-
warung, cuci dan pembersih kakus/wc umum.
Yang dimaksud dengan penyediaan air bersih disini adalahusaha penyediaan air yang
bebas dari kotoran-kotoran serta bebas bibit penyakit yang mungkin dapat
menimbulkan gangguan kesehatan terhadap manusia. Kebutuhan akan air bersih ini
sebaiknya dipenuhi dari sumber air PAM, karena air dari sumber ini kebersihannya
terjamin. Apabila hal ini tidak mungkin, dapat pula diperoleh dari sumur pompa atau
sumur galian asal memenuhi syarat kesehatan.

B. Sarana Pembuangan Tinja/Urinoir dan Kamar Mandi Umum


Yang dimaksud dengan kakus umum adalah kakus yang diperuntukkan bagi umum
dan jumlahnya lebih banyak dan bentuknya lebih besar, disesuaikan dengan
kapasitas dayatampung.
Urinoir adalah suatu bangunan yang khusus sebagai tempat kencing untuk pria.
Diterminal, WC umum penting perannya guna melayani para pengunjung yang ingin
membuang kotoran,tetapi apabila fasilitas ini tidak memenuhi syarat kesehatan akan
mudah menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit menular.Disamping bahaya
pencemaran penyakit, WC yang tidak memenuhi syarat kesehatan juga dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan, misalnya tergelincir. Agar bahaya kesehatan itu
dapat dihindari, maka yang penting diperhatikan mengenai WCumum diterminal
adalah:
1) WC harus memakai leher angsa.
WC umum di terminal perlu memakai leher angsa karena dengan menggunakan leher
angsa tersebut, maka bau tidak bisa keluar karena ditahan oleh air yang tetap ada
disitu. Maka, tidak akan mengundang kedatangan lalat dan binatang lainnya.
2) Tersedia air bersih yang cukup.
Untuk membersihkan kotoran harus tersedia air pembersih yang cukup. Bila air
pembersih tidak cukup maka kotoran tidak akan tergelontor sehingga WC akan bau,
hal ini mengundang kedatangan lalat dan binatang lain yang kemudian binatang
tersebut dapat menghinggapi kotoran. Keadaan ini akan menimbulkan
penyakit seperti kolera, tyhus perut dan sebagainnya. Penyakit ini dapat dipindahkan
lalat keorang lain melalui makanan atau minuman serta alat-alat yang dihinggapi.
3) Tersedia tempat cuci tangan dan sabun.
Adanya perlengkapan ini dimaksudkan untuk mencuci dan membersihkan tangan
bagi orang-orang yang baru selesai menggunakan WC. Hal ini penting terutama bagi
para penjaja makanan untuk umum. Dengan demikian tanganmereka tidak mencemari
makanan. Makanan yang tercemar akan berbahaya bagi masyarakat konsumen
makanan tersebut.
4) Tersedia tempat khusus untuk memelihara dan merawatnya.
Untuk menjaga kebesihan WC tersebut maka perlu ada petugas khusus untuk
menjaga kebersihannya. Ini dimaksudkan agar WC umum itu tetap terpelihara
kebersihannya dan tidak menjadi licin atau mampet. Bila lantainya licin akan dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan karena tergelincir. Apabila lubang WC mampet,
maka fasilitas tersebut tidak akan berfungsi lagi.
5) Ada pemisah antara WC wanita dan WC pria.
Pemisah ini perlu, karena bila tidak ada pemisah akankurang baik dari segi
tatasusila/kesopanan.
6) Jumlah WC disesuaikan dengan jumlah pengunjung.
Untuk tempat umum, pembangunan WC umum perlu disesuaikan dengan jumlah
pengunjung yang datang. Jumlah wc yang ideal tempat umum adalah 1 WC untuk 40
pengunjung wanita dan satu WC urinoir untuk 60 pria.

Untuk sebuah terminal, syarat tentang WC umum yang harus dipenuhi


menurut Direktorat Higiene SanitasiDepartemenKesehatan yaitu:
1) Jamban memakai leher angsa.
2) Jumlah jamban minimal 2 buah, 1 buah untuk pria dan 1 buah lagi untuk
wanita.
3) Urinoir bersih.
4) Jumlah urinoir minimal 1 buah untuk setiap 25 pengunjung pria rata-rata/hari.
5) Pencahanyaan jamban dan urinoir dianjurkan minimal 1 footcandles.
6) Terlindung dari pandangan orang lain.
C. Pembuangan Air Kotor
Air kotor dalam terminal umumnya berasal dari air hujan dan air warung-warung,
rumah makan, air kakus/urinoir. Agar terminal tidak becek maka sebaiknya diberi
saluran air disekeliling bangunan. Beberapa hal yang bersifat umum pada saluran
kotor diterminal yang perlu diperhatikan:
1) Jangan menimbulakan genangan air terutama untuk air hujan dihalaman.
2) Saluran air pembuangan kotor harus diusahakan sedemikian rupa sehingga air
kotor dapat mengalir dengan baik dan lancar.
3) Saluran-saluran air kotor harus tertutup dan rapat dariserangga dan tikus.
4) Disamping ruji-ruji atau gawang-gawang pada pangkal dan ujung saluran untuk
mencegah masuknya kotoran dan sampah dari halaman, kamar mandi yang dapat
berupa daun-daun dan kertas, plastik dan lain-lain sehingga dapat menyebabkan
tersumbatnya saluran tersebut.

Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal sekurang-
kurangnya berjarak 50 meter di Pulau Jawa dan 30 meter di pulau lainnya.

3. Terminal Tipe C

Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan. Terminal Tipe C


adalah terminal penumpang yang berada setingkat dibawah terminal tipe B.

Syarat lokasi terminal tipe C yaitu:

a. Terletak di dalam wilayah kabupaten dan dalam jaringan trayek angkutan


pedesaan.

b. Terletak dijalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi III A.

c. Tersedia lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan.

d. Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal. Sesuai
kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.

Terminal berdasar jumlah arus minimum kendaraan per satuan waktu.


1. Terminal tipe A: 50-100 kendaraan per jam.

2. Terminal tipe B: 25-50 kendaraan per jam

3. Terminal tipe C: < 25 kendaraan per jam.

Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, Terminal dibedakan berdasarkan jenis angkutan,


menjadi:

1. Terminal Penumpang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan


menaikkan dan menurunkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda
transportasi serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.

2. Terminal Barang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan


membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda
transportasi.

Berdasarkan keputusan Menteri No. 31 Tahun 1995 fasilitas terminal penumpang


harus dilengkapi dengan fasilitas utama dan fasilitas penunjang yang terdiri atas:

a. Fasilitas Utama

1. Jalur pemberangkatan kendaraan umum.

2. Jalur kedatangan kendaraan umum.

3. Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan termasuk di


dalamnya tempat tunggu dan tempat beristirahat kendaraan umum. (tidak
bersyaratkan bagi teminal tipe C).

4. Bangunan kantor terminal.

5. Tempat tunggu penumpang dan pengantar.

6. Menara pengawas (tidak disyaratkan bagi terminal tipe C).


7. Loket penjualan karcis (tidak disyaratkan bagi terminal tipe C).

8. Rambu-rambu dan papan informasi yang sekurang-kurangnya memuat petunjuk


jurusan, tarif dan jadwal perjalan.

9. Pelataran parkir kendaraan pengantar/taksi (tidak disyaratkan bagi terminal tipe


C).

b. Fasilitas Penunjang

1. Kamar kecil.

2. Mushola.

3. Kios/kantin.

4. Ruang pengobatan.

5. Ruang informasi dan pengaduan.

6. Telepon umum.

7. Tempat penitipan barang.

8. Taman.
BAB III

PENGELOLAAN

Pengelolaan air di terminal sudah sangat baik. . Air yang dihasilkan pun telah
dikategorikan sebagai air yang bersih karena air tidak pernah berwarna dan keruh,
serta air tidak menggunakan kaporit. Air yang di dapat berasal dari sumur yang
kemudian di tampung di penampuangan air. Air tidak diambil melalui PAM karena
kualitas air yang dihasilkan kurang baik.

Banyak sumur yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air di terminal


sangat bervariasi tergantung pada sumurnya, ada yang satu sumur untuk memenuhi
dua kamar mandi sekaligus ada yang satu sumur hanya untuk satu kamar mandi saja.
Hal ini bergantung pada banyaknya air yang dihasilkan pada setiap sumur untuk
memenuhi kebutuhan air di setiap kamar mandi.
BAB IV

PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN

Air yang dihasilkan tidak selalu bersih, terkadang kualitas air kotor dan keruh.
Hal ini mengakibatkan persediaan air menjadi tidak mencukupi saat terjadi
kekeringan. Selain itu, pengunjung tidak menggunakan air secara bijak kebanyakan
dari mereka memakai air secara berlebihan.

Limbah airnya ditampung di kolam yang kemudian dialirkan ke sungai. Hal


ini menyebabkan perncemaran air sungai.
BAB V
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Sampai batas – batas tertentu sebenarnya air secara alamiah akan mampu
membersihkan zat pencemar tersebut. Namun karena jumlah zat pencemaran
berlebihan maka kemampuan itu menjadi hilang. Air yang tercemar dapat dikurangi
kadar pencemarannya dengan menyaring, mengencerkan, dan mengendapkan.

Pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan
pencemaran lingkungan, yaitu:

1. Secara Administratif

Upaya pencegahan pencemaran lingkungan secara administratif adalah pencegahan


pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan
kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Contohnya
adalah dengan keluarnya undang-undang tentang pokok-pokok pengelolaan
lingkungan hidup yang dikeluarkan oleh presiden Republik Indonesia pada tanggal 11
Maret 1982. Dengan adanya AMDAL sebelum adanya proyek pembangunan pabrik
dan proyek yang lainnya.

2. Secara Teknologis

Cara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan limbah
sendiri. Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib mengolah
limbah tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang tidak berbahaya bagi
lingkungan.

3. Secara Edukatif
Cara ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan
pentingnya lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain itu,
dapat dilakukan melalui jalur pendidikan-pendidikan formal atau sekolah.( ahmad
cecep sofyan Hariri, 2010 Biologi)

10 Cara Mencegah Pencemaran Air

1. Gunakan air dengan bijaksana.

2. Kurangi penggunaan deterjen.

3. Kurangi konsumsi obat-obat kimia.

4. Kurangi penggunaan obat nyamuk dan pembasmi serangga.

5. Kurangi penggunaan bahan-bahan yang sulit terurai.

6. Kelola sampah rumah tangga dengan baik.

7. Menanam pohon.

8. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.

9. Menggalakkan industri daur ulang.

10. Pengelolaan limbah pada industri rumah tangga.


BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penyehatan air di terminal sudah cukup baikdalam pengelolaannya. Namun,
masih perlu dikembangkan dan diperhatikan kembali agar kebersihan air di terminal
tetap terjaga dan tidak mengalami pencemaran.

B. SARAN

Sebaiknya, untuk pembuangan limbah air di letakkan di tempatyang mudah


meresap air dan tidak ditampung dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, tidak
membuang limbahnya ke sungai tanpa ada pengolahan yang tepat sehingga membuat
pencemaran air di sungai tempat pembuangan
DAFTAR PUSTAKA

http://robby1992.blogspot.co.id/2012/03/penyehatan-air.html

http://elisabethaprianisihotang.blogspot.co.id/2016/02/sanitasi-lingkungan-
terminal.html

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/37703/Chapter%20II.pdf;jsess
ionid=E540E7F2EE7E2D90C31E6F60E82BA549?sequence=4
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai