Anda di halaman 1dari 25

KESEHATAN MATRA BAWAH TANAH

Dosen Pengampuh: Damir Umanailo, S.Kep, M.Kes

OLEH :
KELOMPOK V
1. Susan J Hi. Muhammad (Ketua)
2. Agrianto Souw
3. Amartiya Setyadini A. Djaku
4. Faradhila Amanda Safrudin
5. Kamariyanti Junaidi
6. Nursani Yakub
7. Priskilia Saban

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah
Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Kesehatan Matra : Di bawah tanah.” Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
dan persyaratan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kesehatan Matra
Dalam penulisan makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini, atas semua bantuan, bimbingan dan
kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Meskipun
telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih belum sempurna sehingga kritik, koreksi dan saran dari semua pihak untuk
menyempurnakan makalah kami selanjutnya senantiasa akan kami terima dengan tangan
terbuka.
Dan tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Damir Umanailo,
S.Kep, M.Kes selaku dosen yang telah memberikan serta membimbing kami untuk tugas
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok kami maupun
kepada pembaca umumnya.

Ternate, 14 Februari 2023

KELOMPOK 5
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................

DAFTAR ISI
.......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
...............................................................................................

1.2 Tujuan ................................................................................................
...........

1.3 Manfaat ................................................................................................
...........

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kesehatan Matra
.............................................................................................

 
2.2 Jenis-Jenis Kesehatan Matra
..........................................................................
2.3 Upaya-Upaya Kesehatan Matra
....................................................................

BAB III ANALISIS


............................................................................................
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
.....................................................................................................

4.2 Saran
................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kesehatan matra merupakan suatu kesehatan yang pelayanannya ditujukkan
secara khusus pada kelompok yang mengalami perpindahan sementara dan
mengalami ancaman kesehatan yang ada dalam ruang lingkup tempat tinggalnya.
Pada dasenya istilah matra memiliki makna yang sangat konstruktif serta dapat
mempengaruhi tingkat kesehatan seseorang atau kelompok. Ancaman lingkungan
yang ada bisa berasal dari darat, laut, serta udara.
Kondisi yang ada pada kesehatan matra dapat berubah karena dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Faktor tersebut dapat direncanakan ataupun tidak direncakanakan.
Sehingga dari perubahannya selalu menimbulkan daya dan upaya untuk
mengatasinya. Pada dasarnya kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas matra
mampu dijalankan serta dilaksankana pada lapangan tertentu dengan berbagi
kelompok tertentu. Misalnya pada kelompok rimbingan haji, transmigrasi,
kelompok kemah, pelayanan kesehatan pulang kampung, adanya festival
keagamaan serta budaya setempat, dan masih banyak lagi. Selain itu ada
bebrapa penyelenggaraan matra yang berhubungan dengan kelautan. Tentu saja
pelaksanaak pelayanan kesehatan terssebut berhubungan dengan kelautan.
Misalnya saja saat melakukan penyelaman, perjalanan wisata, kegiatan bawah
tanah dan masih banyak lagi.

2.  Tujuan

a).   Mahasiswa mampu memahami tentang Kesehatan Matra

b). Mahasiswa mampu menganalisis mengenai dampak pertambangan


bawah tanah

3. Manfaat

a). Menambah ilmu pengetahui tentang Upaya Kesehatan Matra Bawah


Tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Kesehatan Matra

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2013


Tentang Kesehatan Matra. Matra adalah dimensi lingkungan/wahana/media
tempat seseorang atau sekelompok orang melangsungkan hidup serta
melaksanakan kegiatan. Kondisi Matra adalah keadaan dari seluruh aspek
pada matra yang serba berubah dan berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup dan pelaksanaan kegiatan manusia yang hidup dalam lingkungan
tersebut.

Kesehatan Matra adalah upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang


diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental guna
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang serba berubah secara
bermakna, baik di lingkungan darat, laut, maupun udara. Kesehatan
Lapangan adalah kesehatan matra yang berhubungan dengan pekerjaan atau
kegiatan di darat yang bersifat temporer pada lingkungan yang berubah.
Kesehatan Kelautan dan Bawah Air adalah kesehatan matra yang
berhubungan dengan pekerjaan atau kegiatan di laut dan berhubungan
dengan keadaan lingkungan yang bertekanan tinggi (hiperbarik). Kesehatan
Kedirgantaraan adalah kesehatan matra yang berhubungan dengan
penerbangan dan kesehatan ruang angkasa dengan keadaan
lingkungan yang bertekanan rendah (hipobarik).

Pengaturan Kesehatan Matra dimaksudkan untuk mewujudkan upaya


kesehatan pada Kondisi Matra secara cepat, tepat, menyeluruh dan
terkoordinasi guna menurunkan potensi Risiko Kesehatan, meningkatkan
kemampuan adaptasi, dan mengendalikan Risiko Kesehatan. Upaya
kesehatan pada Kondisi Matra sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
masyarakat dalam menurunkan risiko serta memelihara kesehatan
masyarakat dalam menghadapi Kondisi Matra agar tetap sehat dan mandiri.
2. Jenis Kesehatan Matra

1. Jenis Kesehatan Matra meliputi:

a. Kesehatan Lapangan;
b. Kesehatan Kelautan dan Bawah Air; dan
c. Kesehatan Kedirgantaraan.
2. Kesehatan Lapangan terdiri atas:

a. kesehatan perpindahan penduduk

b. kesehatan migran

c. kesehatan haji dan umrah;

d. kesehatan penanggulangan bencana;

e. kesehatan bawah tanah;


f. kesehatan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat;
g. kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di darat;
h. kesehatan pada arus mudik;
i. kesehatan pada kegiatan di area tertentu; dan

j. kesehatan dalam penugasan khusus kepolisian.

3. Kesehatan Kelautan dan Bawah Air terdiri atas:


a. kesehatan penyelaman;
b. kesehatan pelayaran dan lepas pantai; dan
c. kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di laut.

4. Kesehatan Kedirgantaraan terdiri atas:

a. kesehatan penerbangan dan ruang angkasa; dan

b. kesehatan dalam tugas operasi dan latihan militer di udara.


Disamping itu dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dalam
lingkungan matra yang serba berubah secara bermakna, Keperawatan matra
darat juga mempunyai peran untuk memberian
 pertolongan pertama kegawat daruratan, terutama pada situasi pre hospital
trauma/non trauma critical care. Perawat dalam memberikan bantuan hidup di
tempat darurat tetap mempertahankan standar tindakan seperti yang tertuang
dalam prinsip-prinsip Basic trauma/ non trauma life support, dengan
menggunakan sarana prasarana yang ada di lapangan, bahkan bila
memungkinkan melaksanakan improvisasikesehatan di lapangan.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
1215/Menkes/ SK/XI/2001 tentang pedoman kesehatan matra menteri kesehatan
Republik Indonesia, ranah keperawatan matra darat/ kesehatan lapangan juga
berorientasi kepada ranah kesehatan matra yang meliputi :

a.)  Kesehatan Haji 

b.) Kesehatan transmigrasi 

c.) Kesehatan dalam penanggulangan korban bencana 

d.) Kesehatan di bumi perkemahan 

e.) Kesehatan dalam penanggulangan gangguan keamanan ketertiban


masyarakat 

f.)  Kesehatan lintas alam 

g.)  Kesehatan bawah tanah 

 Sasaran : Tenaga kerja, petugas pertambangan bawah tanah

 Kegiatan : 
a) Membantu tim medis dalam Pemeriksaan kesehatan

b) Memberikan Bantuan Hidup dasar (BHD) dan pertolongan


c) pertama kegawat daruratan kepada Korban  c)  Melaksanakan
promosi kesehatan 
d)   Pelatihan P3K  

e)   Melaksanakan kegiatan Higiene dan sanitasi lapangan 

f)   Mambantu penyiapan logistik kesehatan 

g)   Pelayanan kesehatan keperawatan 

h)   Melaksanakan Evaluasi dan rujukan sesuai dengan advis medis


i.)  Kesehatan dalam operasi dan latihan militer di darat.

 b.  Penyakit akibat matra kedirgantaraan beserta stressor

Stressor matra kedirgantaraan antara lain dengan adanya


faktor geofisika, geografi, biologi, sosial, mekanik dan fisika.
Gangguan atau
 penyakit yang dapat timbul antara lain : 1.  Gaya akselerasi
Yaitu perubahan dari kecepatan yang besar dan arah yang
besar. Dampak dari gaya akselerasi :
a.  Pandangan kabur menyempit (Gray out)
 b.  Pandangan gelap (Black out) c.  Kongesti retina (Red
out)
d.   Syok, tidak sadar, kejang dan aritmia

e.   Gangguan pernapasan, nyeri, pembuluh darah robek

f.   Kesulitan gerak, keterampilan menurun 2.  Penyakit


dekompresi
Yaitu gejala yang timbul sebagai akibat dari penguapan
gas atau

 pengembangan gas dalam rongga tubuh,pada waktu


tekanan udara luar menurun. Dapat dicegah dengan :
a.  Mempertahankan berat badan ideal

 b.  Tingkat kesamaptaan jasmani yang tinggi c. 


Denitrogenasi.
d.   Pengobatan dekompresi dengan cara : Masker
O2 100%

e.   Segera mendarat

f.   Posisi terlentang

g.   Tindakan medis yang sesuai gejala. 3.  Hipoksia di


penerbangan
Yaitu suatu sindrom yang terjadi secara akut sebagai akibat
dari tidak adekuatnya oksigenisasi jaringan yang
merupakan kelanjutan dari menurunnya tekanan parsial
oksigen dalam udara yang dihisap pada
 pernapasan. Dapat menyebabkan gangguan,kerusakan
bahkan kematian sel otak. Kumpulan gejala yang biasa
dijumpai antara lain :
a.  Perasaan aneh atau pusing

 b.  Gangguan penglihatan (hilangnya penglihatan


tepi, suram, kabur dan berkurangnya
penglihatan malam)
c.   Respons yg berkurang pada komunikasi verbal

d.   Pelupa dan bertindak masa bodoh

e.   Kesulitan mengontrol parasut

f.   Sakit kepala dan mual (hipoksia ringan)

g.   Hilang kesadaran (hipoksia berat).

4.   Bising atau fibrasi


Yaitu suara yang tidak nyaman, tidak dikehendaki dan
dapat merusak fungsi pendengaran. Dapat dilakukan
pencegahan dengan :
a.  Menggunakan alat pelindung telinga : Ear plug,
Ear muff dan

Helmet

 b.  Ruangan kedap suara c.  Ceramah dan pamflet


5.   Ritme sirkardian atau jet lag

Yaitu stres yang dialami setelah melewati beberapa


daerah waktu (time zone) dengan menggunakan pesawat
udara. Gejala yang dapat timbul bervariasi tergantung
individu, antara lain :
a.  Gangguan pola tidur

 b.  Konsentrasi terganggu c.  Pola pikir berubah


d.  Motivasi dan kinerja berkurang

e.  Lelah, letih, lesu, lemah dan dehidrasi

Jet lag yang bersifat normal, berlangsung sementara


dan dapat cepat pulih dalam waktu singkat. Jet lag
dapat mengenai setiap
 penumpang pada penerbangan jarak jauh (long haul flight), 94%

 penumpang mengalaminya dan 45% dengan kategori jet lag


berat. Upaya meringankan jet lag diantaranya :
a.  Diet anti jet lag

 b.  Pengaturan tugas terbang c.  Waktu istirahat


d.  Waktu tidur

e.  Obat-obat untuk mengurangi pengaruh jet


lag.

6.   Motion sickness

Dalam dunia kedokteran, mabuk selama perjalanan


disebut Motion Sickness. Yaitu suatu kumpulan gejala yang
terdiri dari :

a.  Lemas

 b.  Pucat

c.   Keringat dingin
d.   Menguap

e.   Sakit kepala

f.   Daya pikir menurun

g.   Mual dan muntah

Kalau mengacu dari istilahnya dalam bahasa


Inggris, (Motion = gerakan), maka mabuk jalan ini
adalah suatu sickness (penyakit, gangguan) yang
disebabkan oleh adanya gerakan. Penyakit ini
merupakan gangguan yang terjadi pada telinga bagian
dalam (labirin) yang mengatur keseimbangan, dan
disebabkan karena gerakan yang berulang, seperti gerak
ombak di laut, pergerakan mobil, perubahan turbulensi
udara di pesawat, dll.

Sebagai reaksi terhadap rangsangan gerak


yang belum

terbiasa. Tindakan yang dapat dilakukan apabila


terjadi motion sickness adalah
a.  Latihan

1)  Adaptasi, tingkatkan jam terbang 2) 


Motivasi terbang diciptakan
 b.  Penyesuaian ringan

1)   Makan sedikit

2)   Usahakan suhu udara dalam kokpit tetap


dingin 3)  Melihat kedalam atau keluar kokpit
4)  Terbang lurus dan bertingkat c.  Obat Anti
Mabuk
1)   Kombinasi parasimpatolitik dengan
simpatomimetik

2)   Transderm Scopolamine 0,5 mg (Koyo


pada post auricular patch)
d.  Teknik Relaksasi

1)  Pengendalian pernapasan 7.  Disorientasi


Yaitu berkurangnya kemampuan (interaksi = instrument-
manusia- media) seseorang untuk menentukan posisinya
terhadap permukaan
 bumi, atau dengan benda-benda di lingkungan sekitarnya.
Tindakan yang dapat dilakukan apabila disorientasi terjadi
adalah :
a.  Kewaspadaan untuk menghadapinya bila hal tersebut
terjadi

 b.  Mata merupakan satu-satunya alat orientasi yang dapat


dipercaya c.  Latih keterampilan terbang instrumen.
8.   Night flight

Yaitu kemampuan mata penerbang saat malam untuk : a. 


Visual acuity : dapat menemukan sasaran
 b.  Color vision : dapat mengidentifikasi signal flares

c.  Deep perception : mampu mendarat dan tinggal


landas dengan aman
d.   Night vision : berguna maksimal pada operasi
malam Berikut ini adalah ciri khas penglihatan malam :
a.  Ketajaman penglihatan sangat rendah, hanya tampak
bayangan hitam atau siluet
 b.  Susah membedakan warna

c.  Pusat penglihatan tidak pada fokus (sentral),


melainkan terkonsentrasi pada bagian perifer ±20°
dari sentral (tidak memandang langsung)
d.  Dengan kekuatan cahaya yang sama dan
diturunkan perlahan-

lahan maka warna yang menghilang lebih dahulu


adalah merah, oranye, kuning, hijau, biru kemudian
violet
a.   Kesehatan Laut

Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan dibawah


permukaan air,dengaan atau tanpa meenggunakan
peralatan,untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Lingkungan penyelaman memiliki berbagai potensial
bahaya baik fisik maupun biologi. Secara anatomi tubuh
manusia terdiri dari 3 unsur yaitu padat, cair dan berongga.
Jaringan tubuh yang padat seperti tulang, otot, jantung, hati
relatif tidak meneruskan tekanan, sedangkan
yang berupa cairan dapat meneruskan tekanan, dan yang
berongga seperti telinga, sinus, lambung, usus, paru juga
saluran nafas sangat
dipengaruhi perubahan tekanan. 

i.  Upaya-Upaya Kesehatan Matra

a.  Pemeriksaan kesehatan awal

 b.  Pemeriksaan kesehatan ulang secara periodik

c.  Penyuluhan kesehatan


d.   Pelatihan gladi penanggulangan matra bawah tanah

e.   Pengobatan penderita

f.   Sanitasi (lingkungan dan personal hygiene)

g.   Evaluasi
BAB IV PENUTUP

4.1   Kesimpulan

Kesehatan Matra adalah upaya kesehatan dalam bentuk khusus


yang diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental
guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang serba berubah secara
bermakna, baik di lingkungan darat, laut, maupun udara.
Salah satu kesehatan matra yang dibahas dalam makalah ini
yaitu kesehatan matra bawah tanah yang menganalisis jurnal mengenai
pajanan debu yang dialami pekerja. Dari hasil yang diperoleh selama
penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa hasil pengukuran
kadar debu respirabel di PT. Kalimantan Prima Persada Sungai
Puting sebesar 2,19 mg/m3, dimana kadar tersebut melebihi Nilai
Ambang Batas.
Gangguan pernafasan yang dialami pekerja lapangan PT.
Kalimantan Prima Persada antara lain batuk kering, batuk
berdahak, sesak nafas, asma akibat kerja, alergi debu, keluhan pada
dada. Gangguan pernafasan
 banyak dialami oleh responden dengan karakteristik berdasarkan
kelompok umur yaitu umur 15-30 tahun (60,71%), pendidikan yaitu
SLTA/sederajat (42,86%), dan masa kerja yaitu
responden dengan masa kerja < 2 tahun (39,28%).

4.2   Saran

1.   Bagi Perusahaan

a.   Perusahaan diharapkan lebih memperhatikan kesehatan para

 pekerjanya agar menurunkan angka pajanan debu yang


berbehaya bagi

 para pekerja untuk jangka waktu yang panjang.

 b.  Melakukan Pengontrolan kesehatan bagi para pekerja.

2.   Saran bagi pekerja

a.   Selalu menggunakan APD saat bekerja

 b.  Menjaga kesehatannya

c.  Apabila mengalami keluhan segera periksakan ke dokter


 

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 61 Tahun 2013 Tentang


Kesehatan Matra.

Jakarta.

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal PP-PL Direktorat


Sepim-Kesma Subdit Kesehatan Matra. Jakarta-2006.
Qomariyatus S. LK, dan Ratna S., . Debu Batubara dan Gangguan
Pernafasan. Jurnal Kesehatan Lingkungan 2008;VOL.4:1 - 8.

Anda mungkin juga menyukai