Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH SANITASI PADA TERMINAL BUS

Oleh :

PUTRI MALA SARI (19011084)

AFITA PRADINA (19011148)

LOVI NATASYA ELSA (19011089)

ALVIN TRI VACHREZI S (19011073)

DOSEN : DR. EMI LEONITA,SKM,MPH

KESLING TEMPAT UMUM DAN PARIWISATA

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES HANG TUAH PEKANBARU


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya
sehingga kami dapa tugas makalah yang berjudul sanitasi pada terminal bus ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
ibu DR.EMI LEONITA,SKM,MPH. pada mata kuliah Sanitasi Tempa Umum dan pariwisata.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang sanitasi pada
Terminal Bus bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya mengucapkan terima kasih
kepada ibu DR. EMI LEONITA,SKM,MPH. selaku dosen mata kuliah Sanitasi TempaT Umum
dan pariwisata yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang Kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis
KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

A. LATAR BELAKANG...................................................................................
B. TUJUAN PENULISAN ................................................................................
C. RUMUSAN MASALAH...............................................................................
D. MANFAAT PENULISAN.............................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

A. DEFINISI DAN URGENSI................................................................................


1. PENGERTIAN SANITASI............................................................................
2. PENGERTIAN TERMINAL.........................................................................
3. KLASIFIKASI TERMINAL..........................................................................
4. PENYEHATAN TERMINAL.......................................................................
5. MANFAAT SANITASI BAGI TERMINAL.................................................
6. SEJARAH TRANSPORTASI .......................................................................
7. KOMPONEN MENAJEMEN TERMINAL..................................................
B. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM SANITASI TERMINAL. .

BAB III PENUTUP....................................................................................................

A. KESIMPULAN..............................................................................................
B. SARAN..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris dengan tingkat sosial ekonomi, pengetahuan,
keadaan sanitasi lingkungan dan hygiene masyarakat yang masih rendah.
Indonesia masih menghadapi masalah tingginya prevalensi penyakit terutama
yang berkaitan dengan kondisi sanitasi lingkungan yang belum baik. (Depkes RI,
2004).
Menurut Hendrik L. Blum dalam Daud (2005) bahwa derajat kesehatan
dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu: lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan. Di negara yang sedang berkembang dari keempat faktor
tersebut, faktor lingkungan dan faktor perilaku mempunyai peranan yang sangat
besar disamping faktor-faktor lainnya terhadap peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
Menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan di tempat-tempat umum
seperti terminal sangat penting, karena terminal merupakan salah satu tempat
yang ramai. Berbagai jenis kegiatan terjadi di terminal, seperti tempat
berkumpulnya manusia/orang dari berbagai tempat untuk datang dan pergi
(Dishub, 2003).
Terminal sebagai tempat umum, dimana aktivitas manusia yang begitu ramai
juga menyebabkan sebagian besar orang tersebut menghabiskan waktu disana.
Dengan begitu mereka juga menggunakan fasilitas-fasilitas sanitasi, seperti
tempat pembuangan sampah, toilet, dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Kebutuhan fasilitas sanitasi terminal ini semakin besar/banyak seiring dengan
banyaknya jumlah penumpang di terminal tersebut. Pentingnya pemenuhan
kebutuhan sanitasi yang baik di terminal diberlakukan di seluruh negara termasuk
di Indonesia, pada lokasi tempat umum seperti terminal. Mengingat bahaya
kesehatan bisa timbul akibat fasilitas sanitasi terminal yang tidak memadai
diantaranya, faktor kebersihan WC/kamar mandi yang tidak dijaga dengan baik
memungkinkan sebagai sarana penularan penyakit misalnya, penyakit kulit,
kecacingan dan penyakit lain yang ditularkan oleh vektor binatang. Dari segi
estetika kebersihan yang tidak diperhatikan dapat menimbulkan bau yang kurang
sedap, pemandangan yang kurang nyaman dan perasaan jijik.
Begitu besarnya pengaruh lingkungan ini, sehingga untuk meningkatkan
status kesehatan perlu dilakukan upaya penyehatan lingkungan yang merupakan
upaya pencegahan penyakit yang berhubungan dengan lingkungan hidup.
Pentingnya keberadaan terminal selain sebagai prasarana angkutan umum yang
mana di dalamnya terdapat banyak aktivitas, seperti kegiatan pengiriman barang,
dan penumpang yang datang dan pergi dari daerah satu ke daerah yang lain
terminal juga dapat menjadi sumber penyebaran penyakit bagi masyarakat.
Sumber penyebaran penyakit tersebut dapat disebabkan oleh sanitasi terminal
yang buruk, perilaku hidup bersih dan sehat penumpang, serta kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dapat
mempercepat penyebaran penyakit yang ada.
Lingkungan terminal yang tidak terawat dapat menyebabkan terminal menjadi
kotor, pengap, dan berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya berbagai
macam vektor penyakit antara lain lalat, tikus, kecoa. Maka dari itu, perlu
dilakukannya upaya pengawasan dan pengendalian kebersihan terminal agar
dapat memenuhi syarat Keputusan Direktorat PLP-Ditjen PPM dan PLP tahun
1999 Tentang Penyelenggaraan Sanitasi Prasarana Angkutan Umum/Darat.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh calon peneliti terlihat bahwa
kondisi sanitasi lingkungan seperti sampah yang masih banyak berserakan,
konstruksi saluran pembuangan air hujan dan air kotor serta sarana toilet yang
belum memenuhi syarat kesehatan di Terminal tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah pada penelitian ini
adalah bagaimana “gambaran kondisi fasilitas sanitasi lingkungan terminal serta
system penanggulangan covid’19 apakah telah menjalan kan prosedur sesuai
anjuran kemenkes di terminal tersebut”.
C. Definisi Operasional
1. Kondisi Fasilitas Sanitasi Lingkungan terminal Kondisi fasilitas sanitasi
lingkungan terminal yang dimaksud dalam penelitian ini keadaan yang
ditujukan kepada lingkungan terminal meliputi penyediaan air bersih, toilet,
sarana pembuangan air hujan dan tempat pembuangan sampah.
Kriteria Objektif
Memenuhi Syarat : Dikatakan memenuhi syarat apabila terdapat sekurang-
kurangnya 75% dari total keseluruhan variabel yang memenuhi syarat sesuai
dengan Keputusan Direktorat PLPDitjen PPM dan PLP Tahun 1997 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan TempatTempat Umum.
Tidak Memenuhi Syarat : Jika tidak sesuai dengan kriteria di atas.
2. Penyediaan Air Bersih.
Penyediaan air bersih yang dimaksud dalam penelitian ini adalah air bersih
yang digunakan untuk memenuhi kegiatan di terminal Regional Daya yang
memenuhi syarat fisik berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1429
Tahun 2006.
Kriteria Objektif
Memenuhi syarat : Sumber air bersih berasal dari sumur, mata air,atau
PDAM, jarak dari sumber pencemar 5 minimal 10 meter parameter fisik air
bersih tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna (Kepmenkes No.1429,
2006).
Tidak memenuhi syarat : Apabila tidak memenuhi kriteria di atas.
3. Toilet
Toilet yang dimaksud dalam penelitian ini adalah toilet adalah salah satu
ruang yang penting yang harus ada di terminal sebagai tempat untuk
membersihkan diri yang digunakan oleh penumpang, supir, maupun pegawai
terminal. Berdasarkan Keputusan Direktorat PLP-Ditjen PPM dan PLP
Tahun 1997.
Kriteria Objektif
Memenuhi syarat : Apabila kamar mandi/toilet dalam keadaan bersih dan
tidak berbau, toilet terpisah untuk wanita dan pria, toilet dihubungkan dengan
septic tank, lantai bersih, tidak licin dan tidak retak, air selalu tersedia dalam
bak atau ember, disekeliling jamban tidak ada genangan air, tersedia tempat
sampah yang tertutup, ada pentilasi.
Tidak memenuhi syarat : Apabila tidak memenuhi kriteria di atas.
4. Tempat Pembuangan Sampah
Tempat Pembuangan sampah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
tempat pembuangan sampah yang diamati di terminal Regional Daya
memenuhi syarat berdasarkan Keputusan Direktorat PLP-Ditjen PPM dan
PLP Tahun 1997.
Kriteria Objektif
Memenuhi syarat : Apabila tersedia tempat pembuangan sampah terbuat dari
bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat, mudah dibersihkan, ringan,
tempat sampah dilengkapi penutup dan tersedia kontainer sebagai tempat
pengumpulan sampah sementara.
Tidak memenuhi syarat : Apabila tidak memenuhi kriteria diatas.
5. Saluran Air Hujan dan Air Kotor
Saluran air hujan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tempat saluran
pembuangan air hujan dan air kotor yang berasal dari kegiatan di terminal
memenuhi syarat berdasarkan Keputusan Direktorat PLP-Ditjen PPM dan
PLP Tahun 1997.
Memenuhi syarat : Apabila Terdapat saluran pembuangan air hujan yang
kedap air, air dapat mengalir dengan lancar, saluran air tidak menimbulkan
bau dan gangguan pemandangan,saluran tertutup
Tidak memenuhi syarat : Apabila tidak memenuhi kriteria diatas.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

1. Pengertian sanitasi
Berikut ini adalah beberapa pengertian tentang sanitasi :
1. Menurut soemirat (2004) mengungkapkan bahwa sanitasi adalah usaha
kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap
berbagai faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan
manusia.
2. Menurut Azwar (1990) sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang
menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan
yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.
3. Menurut Depkes RI (2002) sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat
yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor
lingkungan yang sedemikian rupa sehingga munculnya penyakit dapat
dihindari. Sehingga dapat diartikan bahwa sanitasi adalah satu usaha
pengendalian faktor-faktor lingkungan untuk mencegah timbulnya suatu
penyakit dan penularannya yang disebabkan oleh faktor lingkungan
tersebut sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat optimal.
4. Menurut WHO , sanitasi adalah usaha pencegahan atau pengendalian
semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh terhadap
manusia terutama yang sifatnya merugikan atau berbahaya terhadap
perkembangan fisik kesehatan dan kelangsungan hidup manusia.

2.2. Pengertian Terminal Terminal

Merupakan prasaranaTransportasi jalan untuk keperluan Menurunkan dan


menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta
mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum Terminal penumpang dapat
dikelompokan atas dasar tingkat penggunaan terminal kedalam tiga tipe sebagai berikut :

1.Terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar
kota antar propinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam
propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.

2.Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar
kota dalam propinsi, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan.

3.Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan


pedesaan.

4.Fasilitas terminal dapat dikelompokkan atas fasilitas utama dan fasilitas pendukung,
semakin besar suatu terminal semakin banyak fasilitas yang bisa disediakan.

1. Fasilitas utama

a. Jalur pemberangkatan kendaraan umum.

b. Jalur kedatangan kendaraan umum.

c. Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk di


dalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum.

d. Bangunan kantor terminal.

e. Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar.

f. Menara pengawas.
g. Loket penjualan karcis.

h. Rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-kurangnya memuat petunjuk jurusan,


tarif dan jadwal perjalanan.Pelataran parkir kendaraan pengantar dan/atau taksi.

2.Fasilitas penunjang

a. Kamar kecil/toilet;

b. Musholla

c. Kios/kantin

d. Ruang pengobatan

e. Ruang informasi dan pengaduan

f. Wartel

2.3 Komponen Dan Kriteria Sanitasi Yang Baik Di Terminal

Letak Terminal Menentukan letak untuk membangun terminal harus disesuaikan dengan
perencanaan tata kota.

1. Bagian Luar Terminal

a. Tempat parkir Bersih dari sampah dan genangan – genangan air.  Apabila tempat parkir
kotor dengan sampah –sampah dan genangan air, akan dapat menimbulkan kecelakaan dan
juga dapat menjadi sarang berbagai serangga dan tikus. Adanya genangan air tersebut akan
menciptakan tempat hidup dan berkembangnya nyamuk.

Berlantai aspal dan beton.  Lantai aspal dan beton penting agar tempat tersebut tidak
lekas rusak sehingga tidak menimbulkan lubang – lubang yang dapat menjadi tempat
genangan – genangan air, juga agar menyenangkan bagi penumpang karena tidak terjadi
goncangan – goncangan kendaraan. Disamping itu, tempat parkir tidak akan menjadi becek
bila turun hujan, dan juga mudah dibersihkan dari sampah –sampah yang mengotori tempat
tersebut.Tersedia Tanda- tanda yang jelas .Akan memudahkan dalam pengaturan parkir
kendaraan, sehingga tidak terjadi kesemrawutan parkir kendaraan.

b. Pembuangan Sampah  Tersedianya tong sampah di rempat-tempat tertentu yang mudah


di jangakau oleh setiap penumpang.  Tong sampah harus kedap air dan tertutup agar
baunya tidak keluar dan tidak merusak pemandangan atau estetika. Disamping itu bau
tersebut bisa mengundang kedatangan serangga dan tikus sebagai vektor penyakit menular.
C. Penerangan  Penerangan di bagian luar bagunan terminal sangat lah penting. Khususnya
pada tempat parkir, pintu masuk dan pintu keluar terminal perlu di beri penerangan yang
cukup dan tidak menyilaukan. Sehingga hal – hal yang tidak diinginkan seperti saling
tabrakan/bersenggolan tidak terjadi.

1. Bagian Dalam Terminal

 Ruang tunggu  Lantai dibuat dari bahan kedap air dan tidak licin.  Hal tersebut
dimaksudkan agar kotoran yang ada mudah dibersihkan juga agar tidak
membahayakan bagi orang karena kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat
licinnyapermukaan lantai.  Tempat duduk bersih  Tempat duduk tersebut jadi
harus bebas dari kutu busuk sebab orang akan merasa terganggu dengan adanya
gigitan kutu busuk.  Ruang tunggu harus dan tersedia tempat – tempat sampah
yang tertutup dan kedap air. Penerangan yang cukup. Adapun penerangan minimal
yang disyaratkan adalah 5 foot candles Kantor dan Loket .

 Kantor merupakan tempat bekerja karyawan yang melakukan pekerjaan ketata


usahaan untuk pengelolaan terminal yang bersangkutan. Untuk itu perlu dipenuhi
syarat – syarat sanitasi yang berlaku.  Keadaan bersih dan teratur. Selain itu juga
garus diatur dengan rapi. Hal ini disamping memberikan pemandangan yang
menyenangkan, juga dapat menambah kegairahan kerja bagi karyawan.  Tersedia
kotak – kotak sampah.  Ventilasi udara yang baik.
 Loket berbatas kaca dengan lubang sempit. Adanya kaca pada loket yang
membatasi antara penjual dan pembeli karcis dimaksudkan agar disamping
memberikan cahaya yang cukup ke dalam loket, juga untuk mencegah
kemungkinan terjadinya penularan penyakit secara langsung antara penjual
dan pembeli karcis. Bila tidak dibatasi kaca, maka dapat terjadi penularan
penyakit melalui tetesan ludah halus (droples infection) seperti penyakit
Tuberculosa, Diptheri, Pepengunjung
 Penerangan. Penerangan minimal yang di ijinkan dalam kantor dan loket
adalah 10 – 20 food candles. Untuk menghindari terjadinya penularan
penyakit secara langsung dari karyawan terminal terhadap masyarakat
pengunjung,.

2. Sarana Sanitasi
a. Jamban dan Urinior Jamban harus memakai type laher angsa, karena dengan
menggunakan leher angsa tersebut, maka bau tidak bisa keluar karena ditahan oleh air
yang tetap ada disitu. Maka, tidak akan mengundang kedatangan lalat dan binatang
lainnya.

b.Untuk pria harus terpisah dengan wanita, karena agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan bagi pengunjung. Jumlah minimal 2 buah kamar mandi, agar memudahkan
pengunjung biar tidak berdesakan atau tidak lama mengantri Urinoir bersih, tida berbau
dan cukup adanya air pembesih.

 Tempat cuci tangan : Tersedia menimal 1 buah tempat cuci tangan untuk umum
yang di lengkapi dengan sabun dan serbet, agar memudahkan para pengunjung
untuk membersih kan tangan setelah membuang hajat mereka.

 Pembuangan air hujan dan air kotor  Dengan sistem yang baik berhubungan
dengan saluran umum atau pembuangan air kotor dapat menggunakan septick tank
sendiri. Sekeliling bangunan harus ada saluran pembuangan air kotor atau adanya
gengan air di termnal.

1. Kategori terminal

Terminal adalah bagian dari infrastrutktur transportasi yang merupakan

titik lokasi perpindahan penumpang ataupun barang. Pada lokasi itu terjadi

konektivitas antar lokasi tujuan, antar modal, dan antar berbagai kepentingan

dalam sistem transportasi dan infrastruktur. Pnengelolaan pada berbagai hal

tersebut perlu diperhatikan dan dikembangkan untuk pengembangan manajemen

terminal. Kegiatan pengelolaan, regulasi (peraturan) dan norma-norma yang

disepakati akan menentukan perkembangan terminal secara terarah.Menurut

Kementrian Pekerjaan Umum (2010) Terminal dibagi menjadi beberapa kategori

yang meliputi :

a. Terminal Penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan

menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra/atau moda


transportasi serta mengatur kedatangan pemberangkatan kendaraan angkutan

penumpang umum. Terminal penumpang dapat dikelompokkan atas dasar tingkat

penggunaan terminal kedalam tiga tipe sebagai berikut :

1) Terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk

angkutan antar kota antar provinsi dan/atau angkutan lintas batas negara, angkutan

antar kota dalam provinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.

2) Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk

angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan.

3) Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk

angkutan pedesaan.

Unsur penting bagi eksistensi sebuah terminal penumpang adalah adanya

angkutan umum dan penumpang, tanpa keduanya terminal tidak bermakna apapun

hanya sebatas sebuah bangunan. Angkutan umum merupakan salah satu media

transportasi yang digunakan masyarakat secara bersama-sama dengan membayar

tarif. Angkutan umum yang biasa beroperasi dalam terminal meliputi : angkot,

bus, ojek, bajaj, taksi, dan metromini. Penumpang adalah masyarakat yang

menaiki atau menggunakan jasa angkutan (bus). Jadi ruang transit penumpang

adalah bangunan peneduh terbuka besar yang berfungsi sebagai tempat istirahat

sementara atau duduk-duduk, menunggu bus, menunggu teman, membaca koran

serta mengobrol santai yang berada dalam terminal.

b. Terminal Barang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan

membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra/atau moda transportasi

angkutan barang.

c. Terminal Peti Kemas adalah terminal dimana dilakukan pengumpulan peti

kemas dari pelabuhan lainnya untuk selanjutnya diangkut ke tempat tujuan

ataupun terminal peti kemas yang lebih besar lagi.


2. Lokasi dan pembangunan terminal

Penentuan lokasi terminal penumpang dilakukan dengan memeperhatikan

rencana kebutuhan lokasi simpul yang merupakan bagian dari rencana umum

jaringan transportasi jalan (Kementerian Pekerjaan Umum, 2010) :

a. Lokasi terminal penumpang Tipe A,B,dan C ditetapkan dengan memperhatikan

1) Rencana Umum tata ruang.

2) Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan sekitar terminal.

3) Keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda.

4) Kondisi topografi lokasi terminal.

5) Kelestarian lingkungan.

b. Penetapan lokasi terminal penumpang tipe A selain harus memperhatikan

ketentuan sebagaimana tersebut diatas, harus memenuhi persyaratan :

1) Terletak dalam jaringan trayek antar kota provinsi, antar kota dalam provinsi.

2) Terletak di jalan arteri degan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas IIIA.

3) Luas lahan sekuragn-kurangnya 10 ha.

4) Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan

jarak sekurang-kurangnya 200 meter.

c. Penetapan lokasi terminal penumpang tipe B selain harus memperhatikan

ketentuan sebagaimana yang tersebut diatas, harus memenuhi persyaratan :

1) Terletak dalam jaringan trayek antar kota dalam provinsi.

2) Terletak dijalanarteri ataukolektor dengan kelas jalan sekurang-kurangnya

kelas IIIB.

3) Luas jalan sekurangkurangnya 3 ha.

4) Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan

jarak sekurang-kurangnya 50 meter.


d. Penetapan lokasi terminal penumpang tipe C selain harus memperhatikan

ketentuan sebagaimana yang tersebut diatas, harus memenuhi persyaratan :

1) Terletak di dalamkota dan dalam jaringan trayek perkotaan.

2) Terletak dijalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi kelas

IIIA.

3) Tersedia lahan sesuai dengan permintaan angkutan.

4) Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal sesuai

dengan kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.

3. Fasilitas terminal

Menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995

TentangTerminal Transportasi Jalan,Fasilitas terminal penumpang terdiri dari

fasilitas utama dan fasilitas penunjang :

1. Fasilitas utama, terdiri dari :

a. Jalur pemberangkatan kendaraan umum;

b. Jalur kedatangan kendaraan umum;

c. Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk

didalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum;

d. Bangunan kantor terminal;

e. Tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar;

f. Menara pengawas;

g. Loket penjualan karcis;

h. Rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-kurangnya memuat

petunjuk jurusan,tarif dan jadual perjalanan;

i. Pelataran parkir kendaraan pengantar dan/atau taksi.

2. Fasilitas penunjang, terdiri dari :

a. Kamar kecil/toilet;
b. Musholla;

c. Kios/kantin;

d. Ruang pengobatan;

e. Ruang informasi dan pengaduan;

f. Telepon umum;

g. Tempat penitipan barang;

h. Taman.

D. Sanitasi Terminal

Terminal angkutan darat sangat penting keberadaannya bagi masyarakat,

karena termasuk tempat umum yang banyak didatangi masyarakat, walau hanya

untuk transit, sanitasi dan kebersihannya harus dijaga. Terminal bus atau stasiun

kereta api adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya yang didatangi oleh

masyarakat untuk menunggu, naik dan turun bus atau kereta api (Santoso, 2015).

Secara garis besar persyaratan tempat-tempat umum , khususnya terminal/stasiun

dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian besar , yaitu bagian luar (eksterior) dan

bagian dalam (interior) yang dikelompokkan menjadi kelompok kecil antara

lain(Mukono, 2006):

1. Bagian luar (eksterior)

a. Tempat parkir

Adanya tempat parkir dihalamanterminal/stasiunmerupakan suatu

keharusan. Peraturan kendaraan ditempatparkir, harus rapi dan teratur yaitu

terpisahnya tempat parkir kendaraan roda dua dan roda empat. Di tempat parkir

harus bersih dan tidak terdapat sampah yang berserakan dan tidak ada genangan

genangan air. Dengan adanya pemisahan tempat parkir, halaman parkir yang
terpelihara dengan baik, maka disamping kecelakaan dapat dihindari juga akan

memberikan suasana rapi dan enak untuk dipandang (Mukono, 2006). Persyaratan

tempat parkir pada terminal (Santoso, 2015):

1) Terdapat tempat parkir kendaraan umum yang bersih.

2) Tidak terdapat sampah yang berserakan, genangan air, dan lain-lain.

b. Pembuangan sampah

Di halaman terminal/stasiun kereta api hendaknya tersedia tempat

pengumpulan sampah sementara, sebelum sampah tersebut dibuang ke tempat

sampah akhir. Syarat tempat pembuangan sampah tersebut adalah tertutup dan

kedap air. Mengingat tempat sampah tersebut menampung seluruh sampah dari

terminal/statiun kereta api maka pengambilan untuk dibuang tempat pembuangan

akhir harus dilakukan setelah sampah tesebut penuh (Mukono, 2006).

Gangguan yang dapat ditimbulkan sebagai akibat tidak terkelolanya sampah dengan

baik adalah (Suparlan, 2012):

1) Tempat berkembangbiak dan sarang dari serangga terutama lalat dan tikus.

2) Dapat menjadikan sumber pengotoran tanah, sumber air permukaan, air

tanah maupun mencemari udara.

3) Menjadi tempat hidup serta sumber kuman-kuman penyakit yang

membahayakan kesehatan masyarakat.

4) Menimbulkan bau yang tidak sedap.

5) Mengganggu keindahan lingkungan hidup.

6) Dapat mengakibatkan penurunan produktifitas kerja.

Menurut Suparlan (2012), Tempat pengumpulan sampah sementara :

1) Dapat berupa tong-tong sampah yang terbuat dari besi/metal atau plastik

dengan isi 50-100 liter yang diletakkan didekat tempat produksi sampah, dipinggir

jalan, didepan rumah atau toko-toko agar mudah dilakukan pengambilan untuk
diangkut ketempat pengumpulan yang lebih besar. Tempat pengumpulan sampah

ini ditempatkan agar tersebar agar mudah dijangkau oleh orang-orang yang akan

membuang sampah.

2) Tempat pengumpulan sampah sementara diperbolehkan tertimbun paling

lama 24 jam untuk selanjutnya dibuang ketempat pembuangan akhir.

Tempat pengumpulan sampah sementara hendaknya diberikan tutup agar :

1) Tidak mudah dijangkau atau dipakai untuk bersarangnya tikus dan serangga-

serangg, diantaranya : lalat, kecoa, atau oleh binatang-binatang besar seperti :

anjing, kucing, yang menyebabkan sampah berserakan. Sampah yang terkumpul

tidak mudah diterbangkan oleh angin, disamping itu dapat mengurangi adanya

bau.

2) Mengurangi minat bagi pencari-pencari barang bekas dan sisa-sisa makanan

oleh orang-orang gelandangan atau tuna wisma.

c. Penerangan

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1405/MENKES/SK/XI/2002

tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industri.

Pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan

untuk melaksanakan kegiatan secara efektif. Pencahayaan dapat dibagi menjadi

pencahayaan alami yang sumbernya berasal dari sinar matahari, dan pencahayaan

buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan

alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi.

Agar pencahayaan memenuhi persyaratan kesehatan perlu dilakukan

tindakan sebagai berikut (Handayani, Suyasa, 2015) :

1) Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan

kesilauan dan memiliki intensitas sesuai dengan peruntukannya.

2) Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang otpimum dan


bola lampu sering dibersihkan.

3) Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik maka segera diganti.

Pencahayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu, pencahayaan alami yang

bersumber dari sinar matahri dan pencahayaan buatan yang sangat diperlukan

apabila dalam posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat

pencahyaan alami tidak mencukupi. Intensitas cahaya diruang kerja perkantoran

minimal 100 Lux. Maka di terminal memerlukan pencahayaan yang cukup

terutamanya di tempat parkir, pintu masuk dan keluar terminal. Karena bus datang

dan berangkat di terminal/stasiun tidak hanya pada siang hari saja tetapi juga pada

malam hari. Dengan demikian halaman perlu mendapat penerangan yang cukup

dan tidak menyilaukan. Penerangan tersebut harus ada ditempat parkir, baik untuk

parkir kendaraan roda dua maupun roda empat dan pintu masuk dan pintu keluar

terminal (Mukono, 2006).

2. Bagian dalam (interior)

a. Gedung perkantoran

Kantor (dari bahasa Belanda kantoor, sendirinya dari bahasa

Prancis comptoir) adalah sebutan untuk tempat yang digunakan untuk

perniagaan atau perusahaan yang dijalankan secara rutin. Kantor bisa hanya

berupa suatu kamar atau ruangan kecil maupun bangunan bertingkat tinggi.

Kantor sering dibagi kepada dua jenis; kantor yang terbesar dan terpenting

biasanya dijadikan kantor pusat, sedangkan kantor-kantor lainnya

dinamakan kantor cabang (Wikipedia,2019). Menurut Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia nomor 1405 Tahun 2002, tentang Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Kerja, perkantoran, dan industri. Adapun persyaratannya

sebagai berikut :

15
1) Konstruksi bangunan sebaiknya kuat, terpelihara, bersih, tidak

memungkinkan terjadinya gangguan kesehatan dan kecelakaan, serta tidak

memungkinkan masuk dan berkembang biaknya vektor dan reservoar penyakit ke

dalamruangan.

2) Langit-langit harus kuat, tidak bocor, berwarna terang, bebas sarang laba-

laba, mudah dibersihkan, dan mempunyai ketinggian minimal 2,70 meter dari

lantai guna menimbulkan rasa nyaman danaman.

3) Dinding bersih, berwarna terang, dan permukaan dinding yang selalu terkena

percikan air terbuat dari bahan yang kedap air dan tidak lembab karena dapat

mengakibatkan tumbuhnya jamur dan media tumbuh kembangnya kuman

pathogen.

4) Lantai dalam keadaan bersih, terbuat dari bahan yang kedap air dan tidak

licin, permukaan rata dan tidak mudah retak, mudah dibersihkan, dan pertemuan

lantai dengan dinding harus berbentuk lengkung ( conus) agar memudahkan

dalampembersihannya.

5) Pencahayaan alami diupayakan agar tidak menimbulkan kesilauan minimal

100lux.

b. Ruang tunggu

Selama menunggu keberangkatan, maka keberadaan ruang tunggu sangat

di perlukan terutama keadaan ruang tunggu yang nyaman dengan berbagai ruang

penunjang yang informatif sangat didambakan (Handayani, Suyasa, 2015).

Persyaratan dari ruang tunggu antara lain (Mukono, 2006):

1) Ruangan harus bersih dan suhu nyaman.

2) Tempat duduk harus bersih dan bebas dari kutu busuk.

3) Tempat duduk teratur rapi.

4) Penerangan yang ccukup


5) Tersedia tempat sampah yang tertutup dan terbuat dari bahan yang tidak

mudah terbakar.

6) Lantai terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mudah dibersihkan.

c. Jamban dan urinoir (pembuangan kotoran manusia)

Menurut Kusnoputranto (1997), pengertian jamban keluarga adalah suatu

bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga

kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi

penyebab suatu penyakit serta tidak mengotori permukaan. Jamban Sehat adalah

fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutus mata rantai penularan

penyakit. (Siswanto, 2003). Dalam Ilmu kesehatan lingkungan dari berbagai jenis

kotoran manusia, yang lebih dipentingkan adalah tinja (feses) dan air seni (urine)

karena kedua bahan buangan ini memiliki karakteristik tersendiri dan dapat

menjadi sumber timbulnya berbagai macam penyakit saluran pencernaan

(Handayani, Suyasa, 2015).

Menurut Santoso (2015), Jamban dan Urinoir :

1) Digunakan jamban tipe leher angsa.

1) Jamban untuk pria terpisah dengan jamban untuk wanita.

2) Jumlah jamban 1 buah untuk setiap 1-250 pengunjung pada suatu saat,

dengan jumlah minimal 2 buah.

3) Urinoir bersih, tidak berbau dan memiliki air pembersih yang memadai.

4) Terminal dengan kapasitas minimal 250 pengunjung harus memiliki 1 urinoir.

5) Jika pengunjung meningkat menjadi 500 orang, ditambah 1 urinoir .

d. Tempat cuci tangan

Tersedia minimal 1 buah tempat cuci tangan yang baik untuk umum yang

dilengkapi dengan sabun dan serbet/lap (Santoso, 2015).


e. Pembuangan air kotor dan air hujan (limbah)

Memiliki sistem pembuangan yang baik, terhubung dengan saluran umum

atau dengan septic tank sendiri untuk pembuangan air kotor (Santoso, 2015).

Berdasarkan Soeparman (2001) limbah cair merupakan gabungan atau campuran

dari air dan bahan-bahan pencemar yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan

terlarut maupun tersuspensi yang terbuang dari sumber domestik (perkantoran,

perumahan, dan perdagangan), sumber industri, dan pada saat tertentu tercampur

dengan air tanah, air permukaan, atau air hujan. meliputi berbagai proses, yakni

penyaluran, pengumpulan, pengolahan limbah cair, serta pembuangan lumpur

yang dihasilkan. Pembuangan limbah cair secara langsung ke badan air akan

menimbulkan masalah kesehatan sehingga perlu dibangun fasilitas pengolahan

limbah cair. Penyaluran limbah cair sebaiknya diawali oleh sistem perpipaan dari

kamar mandi, wastafel, tempat cuci, WC, dan urinoir yang menyalurkan limbah

cair menuju saluran induk (Tri Utomo, 2015). Adapun persyaratannya sebagai

berikut :

1) Saluran perpipaan harus bahan yang kuat, mudah dipelihara

sertadiperbaiki.

2) Selokan/drainase sekitar tertutup dengan kisi yang terbuat dari logam

sehingga mudahdibersihkan.

3) Tidak menjadi tempat perindukan binatang seperti lalat, kecoa, tikus dan

nyamuk.

4) Bangunan penampung harus kedap air dan udara agar terhindar dari

kebocoran limbah cair dan pengaruhbau.

f. Pemadam kebakaran

Untuk mencegah kemungkinan terjadinya kebakaran, maka setiap terminal

harus tersedia alat pemadam kebakaran yang dapat dilihat dan dicapai dengan
mudah oleh umum. Dan pada alat itu harus terdapat cara penggunaannya

(Santoso, 2015).

g. Kotak P3K

Tempat umum seperti di terminal kemungkinan terjadinya kecelakaan

masih sangat besar. Maka dari itu perlu tersedianya fasilitas kotak P3K minimal 1

buah yang berisi obat-obatan lengkap untuk P3K (Santoso, 2015). Tujuan dari

pertolongan pertama ini adalah untuk mencegah bahaya maut, mencegah

kecelakaan, dan mencegah terjadinya infeksi.

h. Pengeras suara

Pada terminal harus terdapat alat pengeras suara yang dapat dipergunakan

untuk memberikan penerangan kebersihan (Santoso, 2015).

i. Musholla atau tempat ibadah

Pada tempat umum seperti terminal perlu disediakan tempat ibadah atau

musholla, yang perlu diperhatikan untuk musholla ini adalah (Mukono, 2006) :

1) Tempat harus saniter.

2) Tersedia tempat wudhu yang memenuhi syarat.

3) Tikar/alas musholla harus bersih dan sering dijemur.

j. Tempat penjualan makanan/minuman (kantin).

Pada dasarnya tempat penjualan makanan/minuman harus memenuhi

syarat, kebersihannya juga perlu diperhatikan karena dari tempat penjualan

makanan/minuman bisa menjadi tempat penularan penyakit. Kantin harus

memiliki makanan dan minuman yang bebas dari vektor pengganggu yaitu lalat

dan lain sebagainya karena hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan

pengunjung dan membuat rasa nyaman pada pengunjung (Handayani, Suyasa,

2015). Adapun persyaratannya sebagai berikut (Suparlan, 2012):

1) Kontruksi bangunan dalam keadaan bersih.


2) Lantai dari bahan kedap air, tidak licin,

3) Dinding bagian bawah dilapisi bahan kedap air setinggi ± 1 ½ meter, dan

dinding dicat dengan warna muda yangterang.

4) Ruangan bebas dari tikus dan gangguan lalat, kecoa, dan seranggalainnya.

5) Untuk bahan mentah, makanan yang sudah masak dan alat-alat perlengkapan

disediakan tempat penyimpanan yang terpisah, bersih, dan teraturrapi.

6) Tersedia air bersih yang cukup untuk segalakeperluan.

7) Pengelola makanan harus mempunyai kebiasan higiene yang baik mengenai

cara berpakaian rapi, rambut, tangan, dan kuku selalu terawat baik, selalu

mencuci tangan dengan sabun sebelumbekerja.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
FORM INSPEKSI BANGUNAN DI TERMINAL AKAB PANAM
1:Nama bagunan :terminal AKAB PANAM
2.Lokasi: PANAM .
3.TERMINAL : AKAB

No Faktor resiko Ya Tidak Keterangan


1 2 3 4 5
Atap dan talang
1 Kemiringan cukup dan tidak ada
genangan air
2 Dinding

a. Bersih
b. Permukaan yang selalu kontak
dengan air,kedap air
c. Permukaan bagian dalam
mudah di bersihkan
d. Berwarna terang
3 Lantai
a. Bersih
b. Kedap air
c. Tidak licin
4 Tangga
a. Kemiringan tangga ≤ 45
derajat
b. Lebar injakan tangga ≤30 cm
c. Tinggi anak tangga max 20
d. Ada pegangan tangan
e. Lebar tangga ≥ 150 cm
5 Pencahayaan ruang kelas pertemuan
200-300 lux atau dapat membaca buku
dengan jelas tanpa bantuan
penerangan pada siang hari
6 Pencahayaan ruang perpustakaan
200-300 lux atau dapat membaca buku
dengan jelas tanpa bantuan
penerangan pada siang hari
7 Pencahayaan ruang laobaratorium
200-300 lux atau dapat membaca buku
dengan jelas tanpa bantuan pada
siang hari
8 Ventilasi
a. Ruang tidak pakai AC luas
ventilasi ruang kelas
pertemuan ≥20 %
atau
b. 80% ruang kelas / pertemuan
pakai AC tidak tercium bau
apek
9 Tempat cuci tangan
a. Tersedia 1 tempat cuci tangan
untuk 1 orang kelas/
pertemuan
b. Tersedia sabun
c. Tersedia air bersih
10 Kebisingan
≤45 dB (A)
11 Air bersih
a. Tersedia air untuk kebutuhan
sanitasi
b. Air bersih tidak
berwarna,tidak berasa dan
tidak berbau
12 Toilet
a. Terpisah antara laki-laki dan
perempuan
b. Bersih
c. Lantai kedap air
d. Lantai miring kea rah
pembuangan tidak ada
genangan
e. Tidak terlihat banyak nyamuk
f. Tidak terlihat ada jentik
g. Tersedia tempat sampah
h. Tersedia sabun
i. Tersedia pengeringan
j. Tersedia peralatan pembersih
k. Tersedia bahan disegnifektan
untuk pembersih
l. Cukup penerangan
13 Sampah
a. Setiap ruangan tersedia tempat
sampah
b. Tersedia TPS
c. Tak ada sampah membusuk di
TPS
14 SPAL
a. Air limbah mengalir dengan
lancar
b. Tidak ada genangan air limbah
15 Vektor
a. Tidak ada jentik di dalam
bangunan
b. Tidak ditemukan tikus
c. Tidak banyak lalat
16 Kantin
a. Penyajian makanan dalam
keadaan tertup
b. Tempat pencucian peralatan
tersedia cukup air
c. Kondisi kantin tersedia
d. Penyiapan bahan makanan
mentah dengan makanan siap
saji terpisah
17 Halaman tempat parker
a. Bersih
b. Tidak ada genangan
c. Ada pagar
d. Ada petunjuk arah tempat
parkir
e. Ada tempat sampah
f. Cukup penerangan
g. Ada pos penjaga
18 Perilaku
a. Petugas / pengelolah tidak
merokok saat melakukan
pekerjaan
b. Tidak terlihat sampah
berserakan
c. Ada himbauan tentang
kebersihan
d. Ada larangan bebas rokok
TOTAL
SOAL

1. Apa saja yg termasuk dalam klasifikasi terminal secara umum?

2. Jelaskan apa maksud dari penyehatan terminal

3. Apa saja fasilitas dasar sanitasi yang ada di terminal ?

4. Apa syarat yang memenuhi penyehatan terminal agar terhindar dari


penularan sumber penyakit?

5. Apa mamfaat sanitasi terminal bagi kesehatan?

6. Sebutkan hal hal yang perlu diperhatikan dalam persyaratan hygiene


sanitasi terminal?

7. Sebutkan dan jelaskan rute penerbangan yang dilayani terminal

8. Sebutkan apa saja penyehatan pada makanan kantin ?

9. Apa saja penyehatan yang ada di terminal

10. Sebutkan syarat tempat sampah di terminal ?

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sanitasi tempat-tempat umum merupakan usaha untuk mengawasi kegiatan yang
berlangsung di tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya
atau menularnya suatu penyakit, sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut
dapat dicegah. Terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan
menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda
transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.
Komponen Dan Kriteria Sanitasi Yang Baik Di Terminal, Letak Terminal Bagian Luar Terminal,
Bagian Dalam Terminal, Sarana Sanitasi, Kesehatan dan keselamatan kerja Penunjang.

3.2. Saran

Terminal merupakan salah suatu sarana umum yang sangat penting dalam proses
transportasi darat, yang dimana terminal digunakan sebagai tempat untuk mengatur
kedatangan dan pemberangkatan masyarakat, sebaiknya terminal haruslah dikelola dengan
baik agar memberikan rasa nyaman dan aman saat kita berada di terminal tersebut,
pengelolaan sarana dan fasiltas haruslah dalam pengawasan pihak manajemen dan juga
pemerintan yang terkait di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aboejoewono, A. 1985. Pengelolaan Sampah Menuju ke Sanitasi Lingkungan dan


Permasalahannya; Wilayah DKI Jakarta Sebagai Suatu Kasus. Jakarta. 2. Hilal, Nur.2008.
Penyehatan Tanah dan Pengelolaan Ssampah Padat. JKL Purwokerto. 3. Pengantar
Kesehatan Lingkungan, Diterbitkan oleh EGC 4. Sanitasi Tempat-Tempat Umum. www.
Google. Com 5. Terminal bus. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.

Anda mungkin juga menyukai