Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MEKANIKA GETARAN DAN AKUSTIK

Sumber Getaran dan Bunyi Pada Badan Kapal dan Mesin


Kapal

Oleh :
Nama

: Ade Rachmad Hidayatullah

Kelas

:A

Nim

: 1211021

JURUSAN TEKNIK MESIN S-1


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
MALANG
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karuniaNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat
pada waktunya yang berjudul SUMBER GETARAN DAN BUNYI PADA BADAN KAPAL
DAN MESIN KAPAL
Makalah ini berisikan tentang informasi SUMBER GETARAN DAN BUNYI PADA BADAN
KAPAL DAN MESIN KAPAL Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.

Malang , 19 Oktober 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB 1.........................................................................................................................................................4
PENDAHULAN..........................................................................................................................................4
1.1

Latar Belakang................................................................................................... 4

1.2

Rumusan Masalah............................................................................................... 5

1.3 Tujuan.................................................................................................................. 5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1 Pengertian.............................................................................................................. 6
2.1.1 Getaran yang terjadi pada badan kapal mengakibatkan antara lain....................................7
2.1.2 Elemen getaran antara lain..................................................................................11
2.1.3 Macam-macam getaran pada kapal.......................................................................12
2.1.4 Penyebab terjadinya getaran................................................................................12
2.1.5 Metode pengukuran getaran................................................................................13
2.1.6 Teknik pengukuran kebisingan di kapal.................................................................15
2.2 Jenis getaran......................................................................................................... 17
2.2.1 Getaran longitudinal.......................................................................................... 18
2.2.2 Getaran pada permesinan dan komponen-komponen..................................................19
2.3 Standart iso.......................................................................................................... 19
2.4 Alat ukur getaran................................................................................................... 19
2.4 Pengurangan tingkat getaran..................................................................................... 20
BAB III......................................................................................................................................................23
PENUTUP.................................................................................................................................................23
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................... 23
3.2 SARAN............................................................................................................... 23
Daftar Pustaka........................................................................................................................................xxiv
Lampiran.......................................................................................................................................................

BAB 1
PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang

Getaran adalah gerakan bolak-balik yang ada di sekitar titik keseimbangan di mana kuat
lemahnya dipengaruhi besar kecilnya energi yang diberikan. Pada dasarnya pada setiap kapal
pasti mempunyai sumber getaran. Getaran paling besar terjadi pada ruang mesin. Hal tersebut
dikarenakan pada ruang mesin terdapat mesin utama (Main Engine) yang bekerja sebagai
penggerak utama kapal. Getaran pada kapal menghasilkan tingkat kebisingan yang bervariasi
sesuai dengan jarak dari sumber getaran dan redaman yang menghalangi rambatan kebisingan
dari sumber getaran.
Getaran yang berlebih tentunya akan berpengaruh terhadap performa maupun umur
kekuatan dari suatu komponen yang ada. Pengukuran getaran merupakan kegiatan yang paling
umum dilakukan dalam perawatan prediktif.
Kondisi mesin dan masalah mekanikal yang terjadi pada mesin-mesin dapat ditentukan
dengan pengukuran karasteristik vibrasi. Adanya perubahan getaran menimbulkan perubahan
terhadap suara yang di-emisikan mesin. Metode yang sering digunakan dalam proses ini adalah
analisis getaran. Dengan kata lain, perubahan suara merupakan manifestasi adanya perubahan
pola getaran mesin.

Disini penulis akan membahas tentang sumber getaran dan bunyi pada badan kapal dan pada
mesin kapal. Dimana getaran dan bunyi ada dampak atau penagaruh pada kesehatan manusia.
Apabila kita di tempat dengan tingkat kebisingan tinggi maka akan terjadi resiko gangguan
pendengaran. Gangguan pendengaran paling berbahaya yaitu gangguan pendengaran permanen
yang bisa berakibat ketulian.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana getaran dan bunyi dapat muncul pada badan kapal dan mesin kapal ?
2) Bagaimana pengaruh getaran dan kebisingan yang ditimbulkan dari mesin kapal terhadap
kesehatan manusia ?

1.3 Tujuan
1) Mengetahui sumber getaran dan bunyi pada badan kapal dan mesin kapal.
2) Mengetahui pengaruh getaran dan kebisingan yang ditimbulkan dari mesin kapal
terhadap kesehatan manusia.

1.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Vibrasi atau getaran adalah gerak bolak balik suatu benda terhadap posisi stationernya.
Vibrasi dapat terjadi karena adanya massa, kekakuan, dan gaya yang berasal dari dalam (gaya
yang dihasilkan oleh mesin tersebut), serta gaya yang berasal dari luar mesin. Pada suatu
permesinan kapal, vibrasi yang berlebih disebabkan oleh gaya yang berubah baik besar maupun
arahnya. Kondisi mesin dan masalah mekanikal yang terjadi pada mesin-mesin dapat ditentukan
dengan pengukuran karasteristik vibrasi. Adanya perubahan getaran menimbulkan perubahan
terhadap suara yang di-emisikan mesin. Metode yang sering digunakan dalam proses ini adalah
analisis getaran. Dengan kata lain, perubahan suara merupakan manifestasi adanya perubahan
pola getaran mesin.
1. Analisis getaran menganalisa pola getaran berdasarkan parameter-parameter getaran seperti
frekuensi, amplitudo dan phasa. Perubahan terhadap parameter tersebut menunjukkan
adanya kelainan pada mesin yang dapat diidentifikasi sebagai kerusakan mesin
2. Analisa getaran ini akan dibandingkan dengan analisa akustik.
Karena fungsinya sebagai penggerak utama kapal maka sangat penting dilakukan
perbandingan antara suara dan vibrasi dari mesin kapal untuk mendeteksi kerusakan pada
mesin penggerak utama. Sehingga perlu adanya monitoring pada mesin penggerak utama
supaya mencegah terjadinya kegagalan pada saat beroperasi. Bunyi pada mesin terdiri dari 2
yaitu: bunyi mesin pada kondisi stasioner dan kondisi berlayar.

Maksud dari stasioner adalah mesin sudah menyala namun belum dioperasikan untuk
menggerakkan kapal, biasanya dilakukan pada saat pemanasan kapal dan berlayar artinya
kapal telah beroperasi dalam. Pada proses pengambilan data dilakukan dengan dua cara
yaitu pertama pada proses perekaman suaranya dilakukan dengan cara single channel untuk
memperoleh sinyal baseline.
Vibrotest 60 merupakan suatu alat ukur yang berfungsi untuk mengukur suatu getaran
vibrasi yang ada pada mesin. Vibrotest 60 ini dapat digunakan untuk menentukan jenis kerusakan
yang ada pada mesin kapal.

Gambar 2.1 vibration control of ship


Sumber : http://lurik.its.ac.id/maritim/gkapal.php

2.1.1 Getaran yang terjadi pada badan kapal mengakibatkan antara lain

- menciptakan gangguan hingga mengurangi kemampuan operasi atau bahkan menimbulkan


kerusakan pada komponen kapal
- objek dari kapal yang bergerak dengan frekwensi tinggi dapat menimbulkan kebisingan
- menjadi gangguan kenyamanan anggota crew di atas kapal.

Tingkat Kebisingan

Waktu maksimum bekerja dengan tingkat

82 dB

kebisingan
16 jam / hari

85 dB

8 jam / hari

88 dB

4 jam / hari

91 dB

2 jam / hari

97 dB

1 jam / hari

100 dB

0,25 jam / hari

Tabel 1. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi


No. SE-01 /MEN/ 1978
Sumber : http://s-fachrurrozi.blogspot.com/2012/04/getaran-dan-kebisingan-kapal.html

Dalam sebuah kapal kamar mesin merupakan tempat paling besar menghasilkan tingkat
kebisingan paling tinggi. Hal ini disebabkan karena dalam kamar mesin terdapat mesin utama
dengan daya besar dan sebagai penggerak utama kapal. Getaran yang dihasilkan oleh mesin
utama menjadi kebisingan dengan tingkat tertentu. Adapun cara-cara untuk mencegah kebisingan
yaitu membuat redaman untuk meminimalisir getaran yang ada.
Standard mengenai kebisingan, pada umumnya setiap negara memiliki sendiri-sendiri, karena
standard kebisingan tersebut disesuaikan dengan kondisi fisik dari warga negaranya untuk
mampu menahan kebisingan sehingga tidak menyebabkan ketulian. Karena perbedaan
kebisingan di atas kapal berbeda-beda tiap negaranya, yang akhirnya menjadi problem tersendiri
bagi para owner kapal, akhirnya IMO (International Maritime Organization) membuat suatu
standard tersendiri untuk diaplikasikan di kapal. Oleh IMO diberikan nilai-nilai pada tabel
berikut, pada tabel berikut diberikan perbandingan nilai limit maksimum kebisingan di atas kapal
dan di daratan.

Tabel2 : IMO Noise and Vibration on maritime vessel


Sumber : http://s-fachrurrozi.blogspot.com/2012/04/getaran-dan-kebisingan-kapal.html
Getaran pada struktur lokal di kapal
ABS membuat suatu diagram untuk memberi batasan limit dari suatu getaran yang terjadi
di atas kapal, dalam diagram tersebut digambarkan garis tebal yang menunjukkan limit getaran
pada struktur lokal, recomended di bawah merupakan nilai limit terendah, dan damage probable
di atasnya merupakan nilai limit atas dan di nataranya terdapat suatu area. Di atas 5 Hz limit
getaran di tetapkan dalam amplitudo percepatan, dan di bawah 5 Hz dikaitkan dalam
displacement.

Gambar 1. Vibration limit for local structures


Sumber : http://s-fachrurrozi.blogspot.com/2012/04/getaran-dan-kebisingan-kapal.html
Limit getaran tersebut bisa dijelaskan seperti kalimat di bawah ini :
- Untuk masing-masing puncak respon komponen (baik arah vertikal, melintang dan membujur), dari
1 Hz- 5 Hz, displacement direkomendasikan di bawah 1,0 mm dan kemungkinan kerusakan
terjadi di atas 2,0 mm.

- Untuk masing-masing puncak respon komponen (baik arah vertikal, melintang dan membujur), dari
5 Hz ke atas, cepat rambat getaran direkomendasikan di bawah 30 mm/s dan kemungkinan
kerusakan terjadi diatas 60 mm/s.
Getaran pada permesinan
1. Getaran pada mesin penggerak utama
Getaran pada mesin penggerak utama biasanya telah disajikan oleh pabrikan mesin. Tetapi jika
pabrikan mesin kapal yang digunakan tidak menyediakan data mengenai eksitasi tersebut, maka
bisa digunakan referensi sebagai berikut.
Propulsion Machinery
Thrust Bearing and Bull Gear Hub
Other Propulsion Machinery component
Stern Tube and Line Shaft Bearing
Diesel Engine at Bearing
Slow & Medium Speed Diesel Engine on Engine Top (Over

Limits (rms)
5 mm/s
13 mm/s
7 mm/s
13 mm/s

18 mm/s
1000 HP)
High Speed Diesel Engine on Engine Top (Less 1000 HP)
13 mm/s
Tabel 3. Propulsion Machenary Class ABS
Sumber : http://s-fachrurrozi.blogspot.com/2012/04/getaran-dan-kebisingan-kapal.html
Referensi tersebut diambil ABS dari aturan mengenai limit getaran pada mesin penggerak utama
menurut ANSI S 2.27 (2002).
2. Getaran permesinan dan komponennya
Getaran pada permesinan dan komponennya disediakan oleh parikan, ketika data getaran tersebut
tidak tersedia, kriteria berikut direkomendasikan sebagai acuan berkaitan dengan keseluruhan
nilai rms (nominal 1 sampai 1000 Hz) untuk kondisi operasi normal.
- Untuk mesin reciprocating, getaran pada semua arah adalah di bawah 10 mm/s rms pada bantalan.
- Untuk mesin rotating, getaran pada semua arah adalah di bawah 9 mm/s rms pada bantalan.

Sesuai dengan hukum II newton:

percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda,
sebanding dan searah dengan resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa
benda
2.1.2 Elemen getaran antara lain

- massa
- pegas
- gaya eksitasi
- peredam
Free vibration (getaran bebas)
Yaitu jika getaran berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada

dalam sistem itu sendiri

tanpa ada pengaruh gaya dari luar.


Forced vibration (getaran paksa)
Yaitu getaran yang terjadi karena rangsangan gaya dari luar (exciting force). Bila
rangsangan gaya luar berosilasi, maka sistem tersebut bergetar pada frekwensi
rangsangan itu. Jika salah satu dari frekwensi natural tersebut sama dengan frekwensi
rangsangan, maka akan terjadi resonansi (bunyi).

2.1.3 Macam-macam getaran pada kapal

Getaran vertikal (getaran lentur): getaran ini menimbulkan getaran 2 node dan
mempunyai frekuensi natural yang sangat rendah

(100 rpm), mendekati frekwensi putaran

mesin utama sehingga menyebabkan resonansi yang menimbulkan kebisingan dan rasa tidak
nyaman bagi abk maupun penumpang yang berada di atas kapal.

Getaran horizontal: frekwensi getaran ini pada umumnya 2 s/d 3 kali frekwensi getaran
vertikal sehingga tidak menimbulkan masalah pada kapal.
Getaran torsi : getaran ini terjadi pada saat bagian tengah dianggap tetap sedangkan
bagian haluan dan buritan bergetar berlawanan yang mengakibatkan terjadinya moment torsi.
Getaran lokal: getaran ini terjadi pada bagian-bagian kapal seperti; geladak, anjungan,
frame di ruang mesin, poros propeller, bulkhead, stern frame dll.
Getaran resonansi : getaran yang terjadi apabila frekwensi dari exiting force mendekati
frekwensi massa sistem tersebut.

2.1.4 Penyebab terjadinya getaran

Dari dalam kapal itu sendiri


a

Pembuatan

propeller

sempurna

baik

titik

berat

maupun

pitch-nya

tetapi

alignment/pemasangannya tidak sempurna sehingga terjadi moment torsi.


b) pembuatan daun propeller yang tidak sempurna yang mengakibatkan titik berat dari
propeller tersebut tidak tepat pada garis centernya sehingga timbul unbalance force (gaya
dorong yang tidak merata) pada putaran propeller.
c) pembuatan daun propeller sudah sempurna dengan titik berat berada pada centernya tetapi
pitch pada masing-masing daunnya tidak sama sehingga gaya dorong terhadap air pada
tiap-tiap daun tidak merata.
d

Pada kapal yang memakai twin screw terjadi getaran apabila aliran fluida pada masingmasing propeller dan hull tidak sama.

e) terjadi aliran vortex (pusaran air) baik pada dau propeller maupun pada kemudi.

f) besarnya daun propeller yang tidak seimbang dengan bentuk hull pada bagian buritan
yang mengakibatkan tekanan air terlalu besar.
2.1.5 Metode pengukuran getaran

Metode impact
Teknik pengukuran jenis ini digunakan untuk menentukan frekuensi alami dari materi struktur
dan peralatan tertentu. Biasanya digunakan untuk melakukan pengecekan pada perancangan plat,
panel dan penegar pada bagunan atas dan dinding tangki di area kamar mesin sebelum kapal
selesai dikerjakan secara total. Jika terdapat indikasi adanya frekuensi natural yang berbahaya
dari propeller dan main engine, perubahan pada waktu ini masih murah untuk galangan kapal.
Struktur alat biasanya di bagian atasnya terdapat dua sampai delapan accelerometer yang telah di
pasang sebelum di beri magnet dengan tangan. Di pukul secara tidak berirama dengan palu, palu
tersebut dipasangi bantalan karet pada permukaan pukulnya dan terdapat peralatan tambahan
berupa accelerometers untuk pengukuran benturan paksa (berat palu telah diketahui). Sebagai
hasilnya, komponen mendapatkan local deflect dan bergetar pada frekuensi naturalnya. Melekat
dengan transfer function, dan secara terus menerus dimonitor pada fft anlyser, menandai ketika
pengukuran bisa dihentikan.
Electronic system
Pada umumnya, pengukuran getaran terutama lebih disukai menggunakan suatu sistem
electronik yang menghasilkan suatu rekaman yang bersifat permanen. Alat transducers
memungkinkan untuk menghasilkan sinyal yang proporsional atau sebanding untuk akselerasi,
percepatan atau pergantian jarak (displacement). Perekam pada sistem elektronik ini dapat di
buat baik dari magnetic tape, kertas osilograf, atau di dalam format digital (computer).

Penggunaan kertas osilograf selema pengetesan getaran dimaksudkan agar jejak getaran bisa
diperiksa secara langsung dan hal tersebut akan sangat menolong dalam mengevaluasi getaran
yang ada. Ketika displacement dari pada percepatan dan akselerasi direkam, sinyal frekuensi
rendah yang diinginkan berhubungan dengan gerakan suatu getaran yang penting adalah
komponen utama yang harus direkam. Lalu, rekaman siap di evaluasi sejak dibawah
kemungkinan frekuensi tinggi dengan amplitudo displacement yang rendah. Perlengkapan harus
tersedia untuk pengendalian sistem yang sesuai guna mengakomodasi range amplitudo yang
lebar.
Transducers dapat digunakan sesuai dengan media yang diukur getarannya. Adapun berbagai
macam tipe dari transducers itu sendiri adalah sebagai berikut :
1) transducer dengan ikatan baut pada permukaan uji dengan menggunakan ulir.
2) transducer dengan ikatan semen pada permukaan uji
3) transducer dengan ikatan lapisan lilin
4) transducer dengan magnet permanen dilekatkan pada permukaan ferromagnetic.
5) transducer dipasang pada keranjang pada permukaan yang diuji
6) transducer di pegang langsung dengan tangan terhadap permukaan uji.
Vibration analyzer
Suatu alternatif dengan biaya yang cukup murah dalam pemantauan secara kontinu sinyal
getaran adalah dengan mengambil data getaran dari mesin pada interval waktu rutin melalui alat
vibration analyzer genggam yang dapat menampilkan output analisa getaran langsung ditempat
seperti (nilai puncak, filter, rms dan lainnya) dan spektrum fft. Alat genggam ini dilengkapi
dengan sebuah accelerometer vibration pick-up, sehingga teknisi pemeliharaan dapat secara
aman menyentuh bagian yang akan dipantau pada tiap mesin dalam pemeriksaan rutin.

2.1.6 Teknik pengukuran kebisingan di kapal

Di dalam kapal selain getaran, tingkat kebisingan juga di ukur. Hal ini merupakan salah satu cara
untuk meminimalisir kebisingan yang terjadi di dalam kapal terutama ruang kerja dan ruang
akomodasi. Sumber kebisingan adalah tempat utama yang harus dilakukan pengukuran
kebisingan. Dari sumber kebisingan kemudian menuju ke tempat yang paling dekat dengan
sumber kebisingan. Kemudian di lanjutkan ke tempat dengan tingkat kebisingan minimal.
Sleeping area merupakan tempat yang harus mempunyai tingkat kebisingan tidak boleh lebih
dari 60 db menurut aturan dari imo. Hal ini disebabkan karena di sleeping area awak kapal tidak
boleh mendengarkan suara bising yang dapat mengganggu waktu istirahat mereka. Jika
kebisingan merambat ke dalam sleeping area maka di perlukan sebuah redaman suara untuk
mengurangi tingkat kebisingan didalam sleeping area tersebut. Jika tidak dilakukan maka
keselamatan kesehatan awak kapal akan terganggu dan dapat merusak kesehatan mereka atau
cacat permanen seperti tuli.
Metode pengukuran tingkat kebisingan cukup sederhana yaitu menggunakan sound level meter.
Penggunaan alat ini cukup mudah karena alat ini cukup peka terhadap suara yang ada
disekitarnya. Satuan yang digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan adalah desibel (db).
Bentuknya yang simple bisa dipergunakan kapan saja dan dimana saja. Jadi ketika kita memakai
alat ini untuk mengukur kebisingan dapat kita lihat hasilnya di monitor dari alat tersebut.

Gambar 2.1.6 alat pengukur kebisingan


Sumber : http://pusatkalibrasi.com/category/sound-level-meter/
Seiring dengan pengoperasian kapal, tingkat getaran yang dihasilkan akan berubah terkait
dengan perubahan tingkat keausan, titik berat atau munculnya ketidak seimbangan pada
permesinan, gesekan berlebih yang muncul, kemunduran performance dari permesinan. Apabila
permesinan mendapatkan perbaikan baik di motor induk, reduction gear, sistem perporosan dan
propeller maupun peralatanperalatan lainnya, maka tingkat getaran yang dihasilkan juga akan
berubah.
Getaran timbul akibat transfer gaya siklik melalui elemen-elemen mesin yang ada, dimana
elemen-elemen tersebut saling beraksi satu sama lain dan energi didesipasi melalui struktur
dalam bentuk getaran. Kerusakan atau keausan serta deformasi akan merubah karakteristik
dinamik sistem dan cenderung meningkatkan energi getaran. Sedangkan gaya yang
menyebabkan getaran ini dapat ditimbulkan oleh beberapa sumber kontak/benturan antara
komponen yang bergerak/berputar, putaran dari massa yang tidak seimbang (unballance mass),
missalignment dan juga karena kerusakan bantalan (bearing fault).

2.2 Jenis getaran

Secara umum ada 2 kelompok getaran yaitu getaran bebas dan getaran paksa. Getaran bebas
terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada dalam sistem itu sendiri (inherent)
dan jika tidak ada gaya luar yang bekerja. Sistem yang bergetar bebas akan bergetar pada satu
atau lebih frekuensi naturalnya yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh
distribusi massa dan kekakuannya. Sedangkan getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena
rangsangan gaya luar artinya rangsangan dari luar berisolasi dengan system sehingga sistem
dipaksa untuk bergetar pada frekuensi rangsangan. Bila sebuah system dipengaruhi oleh eksitasi
harmonik paksa, maka respon getarannya akan berlangsung pada frekuensi yang sama dengan
frekuensi eksitasinya. Sumber-sumber eksitasi harmonik adalah ketidak seimbangan pada mesinmesin yang berputar, gaya-gaya yang dihasilkan oleh mesin torak atau gerak mesin itu sendiri.
Eksitasi ini mungkin tidak digunakan oleh mesin karena dapat mengganggu operasinya atau
menggangu struktur mesin itu apabila amplitudo getaran yang besar. Dalam banyak hal resonansi
harus dihindari dan untuk mencegah berkembangnya amplitudo yang besar maka sering kali
digunakan peredam (damper) dan penyerap (absorbers). Getaran paksa biasanya terjadi pada
getaran pondasi karena mesin yang bertumpu di atasnya bergetar. Apabila frekuensi rangsangan
sama dengan frekuensi natural sistem, akan menimbulkan resonansi, dan osilasi besar yang
berbahaya mungkin terjadi. Sistem propulsi.

2.2.1 Getaran longitudinal

Getaran longitudinal pada sistem propulsi kapal merupakan salah satu getaran dengan koordinat
gerak sejajar dengan sumbu poros propeller. Getaran ini timbul akibat putaran propeller serta
adanya gaya radial yang ditimbulkan main engine. Gaya aksial propeller (thrust) ditahan oleh

thrust block yang kemudian diteruskan ke konstruksi kapal. Karena gaya aksial ini, maka thrust
block dan pondasinya akan mengalami pergeseran secara longitudinal. Untuk analisa getaran
longitudinal, sistem propulsi kapal dapat dimodelkan sebagai suatu sistem pegas massa, seperti
ditunjukkan pada gambar. Sistem propulsi ini akan bergetar longitudinal pada posisi thrust block.
Jika seluruh sistem dari propeller sampai mesin dianggap sebagai satu kesatuan massa tegar,
maka semua titik pada sistem tersebut akan bergetar dengan displasemen aksial yang sama
sebesar x(t). Anggapan ini berlaku untuk sistem dengan poros pendek, yang mana model sistem
dengan satu derajat kebebasan dapat dilihat pada gambar. Dari gambar 1 tersebut, m adalah
massa total dari sistem, termasuk added mass (penambahan massa akibat massa air laut yang ikut
dengan sistem ). Added mass (m) sangat tergantung dari type dan dimensi propeller.
Sedangkan k adalah kekakuan thrust bearing. Harga ini merupakan kombinasi antara kekakuan
thrust block (kb) dan kekakuan pondasi / thrust block seating ((ks). Hubungan tersebut diberikan
dengan persamaan : kb tergantung dari tipe bearing dan dapat dibagi ke dalam beberapa
komponen seperti, thrust collar, oil film, thrust pad dan kekakuan housing. Ks ditentukan oleh
kekuatan dari seating dan struktur bagian tengahnya terutama pada panjang, ketebalan, tinggi dan
jumlah elemen struktur longitudinal. Ks juga dapat dipengaruhi dari kekakuan geser dari housing
dan seating, terutama untuk kasus dimana jarak antara poros dan double bottom perlu
diperhitungkan. Untuk penempatan thrust block yang menyatu dengan engine, estimasi terbaik
untuk harga k ditentukan secara langsung dengan instalasi mesin tersebut.
2.2.2 Getaran pada permesinan dan komponen-komponen

Level getaran pada permesinan merupakan indikator mounting, balancing dan alignment yang
baik pada instalasi baru dan merupakan indicator bagi performance kerja dari permesinan pada

saat bekerja. Kriteria diaplikasikan pada semua putaran kerja dan beban pada kondisi operasi
yang stabil.

2.3 Standart iso


Aturan iso untuk getaran pada permesinan ada dua macam, yaitu pengukuran pada permesinan
pada bagian poros yang bergerak yaitu iso 7919, mechanical vibration evaluation of machine
vibration by measurements on rotating shafts dan untuk pengukuran pada bagian yang tidak
bergerak yaitu iso 18016:1995, mechanical vibration- evaluation of machine vibration by
measurements on non rotating parts

2.4 Alat ukur getaran


Alat-alat utama yang dipakai untuk mengukur dan menganalisa getaran-getaran mencakup alat
pengukur tingkat getaran, perekam tingkat, perekam audio dan alat analisa frekuensi. Suatu
frekuensi yang memenuhi sebagai polusi getaran adalah frekuensi tengah pada gelombang 1/3
oktaf dalam
Lingkup 1 ~ 80 hz, sehingga suatu pencatat data yang dapat mencatat mulai dari frekuensifrekuensi rendah (dc) lebih disebut sebagai perekam suara. Sebelum dilakukan pengukuran
getaran terlebih dahulu ditentukan daerah yang mengalami getaran dan perambatan getaran
tersebut. Daerah inilah yang nantinya akan dilakukan pengukuran getaran dengan menggunakan
suatu alat ukur getaran. Sebagai contoh tipe alat untuk mengukur suatu getaran adalah sebagai
berikut : a. Accelerometer accelerometer ini akan memproduksi semacam sinyal. Ukuran sinyal
tersebut sangatlah proporsional untuk diaplikasikan di dalam mengukur perlajuan daripada
getaran. B. Frequency analyzer pada alat ini akan didapatkan distribusi daripada perlajuan

getaran frekuensi yang berbeda. C. Frequency weighting network alat ini menirukan sensitif pada
manusia terhadap getaran pada frekuensi yang berbeda. Dengan menggunakan alat ini dalam
mengukur dan mengekspresikan paparan getaran akan diberikan angka tunggal yang dinyatakan
dalam m/s2 (satuan perlajuan).

Gambar 2.3 vibscanner analyzer dan balancer


Sumber : http://funny-mytho.blogspot.com/2010/12/piranti-pengukur-getaran.html

2.4 Pengurangan tingkat getaran


Setelah melakukan pengukuran dan menganalisa tingkat getaran di kapal maka salah satu
langkah untuk mengurangi tingkat getaran yang ada yaitu:
1. Melakukan balancing propeller terutama pada propeller 1 karena telah mengalami
pembengkokan. -sebelum melakukan balancing propeller maka diperlukan beberapa
perbaikan pada propeller kapal yaitu:
a. Pengelasan dengan electrode khusus baik las listrik maupun las acetylene. Keretakan,
keausan ujung daun propeller, cacat kavitasi dan penyambungan daun propeller yang
patah dapat dilaksanakan dengan pngelasan.

b. Pengepresan dengan mesin press hidrolis dalam keadaan dingin dapat meluruskan daun
propeller yang bengkok.
c. Pengepresan lubang konis propeller dengan konis poros propeller dapat dilakukan dengan
penyekrapan dengan pisau sekrap.

Efisensi kapal juga erat hubungannya dengan mesin utama. Mesin kapal utama adalah
jantung dari suatu kapal yang dapat memanfaatkan lebih dari satu mesin. Mesin mempunyai
peranan yang penting dalam sistem propulsi. Pada dasarnya parameter suatu mesin adalah
kekuatan dan putaran. Kekuatan dan putaran tersebut tergantung dengan kecepatan kapal yang
diinginkan dan hampatan yang timbul pada pergerakan kapal. Dengan kata lain suatu mesin
ditentukan untuk menciptakan kecepatan sesuai keinginan dengan melawan hambatan
hambatan yang terjadi.

Dalam sistem transmisi mesin tidak semua daya yang dihasilkan mesin diserap semua menjadi
gerak, banyak energi yang terbuang dalam bentuk panas dan getaran. Energi mesin didapat dari
panas ledakan di dalam silinder sehingga menggerakkan piston. Panas dari mesin utama memang
sesuatu yang pasti terjadi. Para arsitek mengunggunakan sistem pelumas, pendingin air tawar dan
pendingin air laut, agar tidak terjadi over heat yang melebihi batasan material.
Masalah lain yang mempengaruhi efisiensi dari mesin adalah getaran yang terjadi saat
operasional kapal tersebut. Getaran kapal adalah sesuatu yang dapat diperhitungkan, namun yang
jadi masalah adalah saat instalasi mesin dan perlengkapan mesin untuk menunjang gerakan
seperti poros, dan propeller. Salah satu penyebab besar kecilnya suatu getaran yaitu dari
kelurusan poros terhadap crank shaft mesin. Bagian ini sangat sensitif karena perbedaan

sedikitpun akan mempengaruhi kinerja mesin. Selain mengurangi efisiensi mesin, getaran juga
merusak komponen-komponen mesin dan dapat mengganggu kenyamanan para penumpang.
Banyak prosedur yang harus dilakukan untuk mencapai pemasangan yang optimum. Untuk itu
diperlukan standart operasional yang telah disetujui dan diawasi oleh pihak class untuk
pemasangan mesin utama.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Getaran adalah gerakan bolak-balik yang ada di sekitar titik keseimbangan di mana kuat
lemahnya dipengaruhi besar kecilnya energi yang diberikan. Pada dasarnya pada setiap kapal

pasti mempunyai sumber getaran. Getaran paling besar terjadi pada ruang mesin. Hal tersebut
dikarenakan pada ruang mesin terdapat mesin utama (Main Engine) yang bekerja sebagai
penggerak utama kapal. Getaran pada kapal menghasilkan tingkat kebisingan yang bervariasi
sesuai dengan jarak dari sumber getaran dan redaman yang menghalangi rambatan kebisingan
dari sumber getaran.

3.2 SARAN
Untuk pembinaan mata kuliah mekanika getaran mekanis sudah sangat baik,
dan dosen sangat menguasai materi yang diajarkan. Untuk kedepannya dosen
dapat menjelaskan tentang dasar ilmu dan maanfaat yang di peroleh dalam
perkuliahan mata kuliah mekanika getaran mekanis.

Daftar Pustaka
1) https://id.scribd.com/doc/185007012/Vi-Brasi , di akses pada hari minggu tanggal 19
oktober
2) http://s-fachrurrozi.blogspot.com/2012/04/getaran-dan-kebisingan-kapal.html , di akses
pada hari minggu tanggal 19 oktober
3) http://lurik.its.ac.id/maritim/gkapal.php , di akses pada hari minggu tanggal 19 oktober
4) http://s-fachrurrozi.blogspot.com/2012/04/getaran-dan-kebisingan-kapal.html , di akses
pada hari minggu tanggal 19 oktober

5) http://pusatkalibrasi.com/category/sound-level-meter/ , di akses pada hari minggu tanggal


19 oktober
6) http://funny-mytho.blogspot.com/2010/12/piranti-pengukur-getaran.html , di akses pada
hari minggu tanggal 19 oktober

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai