Anda di halaman 1dari 10

Korelasi antara Getaran dan Kerusakan Engine

Mata Kuliah Getaran Sistem Permesinan

Mhd. Dolimora Martadho L. Tobing 4213100069


Edo Legowo

4213100075

Muhammada Faisal Ridho

4213100082
KELAS B

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya Laporan Meresume tentang korelasi antara getaran dan
kerusakan engine ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya agar dapat memenuhi
tugas dari mata kuliah Getaran Sistem Permesinan (ME141315) Jurusan Teknik
Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya semester genap 2014/2015.
Adapun laporan ini berisi tentang korelasi antara getaran dan kerusakan
engine, perhitungan kapal dan lampiran tabel hasil dari perhitungan tahanan kapal.
Ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan resume tentang korelasi antara getaran
dan kerusakan engine, diantaranya :
1. Bapak Beny Cahyono, ST, MT. selaku Getaran Sistem Permesinan
2. Semua teman-teman satu kelas yang telah membantu selama proses
pengerjaan
Semoga resume korelasi antara getaran dan kerusakan engine ini dapat bermanfaat
bagi penulis maupun kita semua. Kami mengucapkan mohon maaf karena merasa
masi banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan laporan ini, segala macam
kritik di terima untuk kebaikan saya kedepannya.
Surabaya, 28 Mei 2015

Penulis

1. Pendahuluan
Sebuah mesin yang ideal sempurna pada prinsipnya tidak
menimbulkan getaran sama sekali, karena seluruh energi yang
dihasilkan diubah menjadi kerja. Sebagian energi terbuang menjadi
getaran. Getaran timbul akibat transfer gaya siklik melalui elemenelemen mesin yang ada, dimana elemen-elemen tersebut saling
beraksi satu sama lain dan energi didesipasi melalui struktur dalam
bentuk getaran. Kerusakan atau keausan serta deformasi akan
mengubah karakteristik dinamik sistem dan cenderung
meningkatkan energi getaran. Metode masa lalu dengan cara
mendengarkan suara mesin dan menyentuh/meraba (hearing and
touching) dikembangkan untuk menentukan apakah mesin bekerja
baik atau tidak, tetapi metode klasik tersebut tidak lagi andal untuk
saat ini, karena dua faktor berikut ini :
1. Mesin-mesin modern dirancang untuk berjalan secara otomatis,
sehingga interaksi antara manusia (operator) dan mesin tidak lagi efektif
dan ekonomis
2. Kebanyakan mesin-mesin modern beroperasi pada putaran/kecepatan
tinggi, dimana getaran yang timbul banyak yang berfrekuensi tinggi dan
tidak lagi dapat dibedakan oleh indra manusia, sehingga dibutuhkan alat
untuk mendeteksi dan mengukurnya.

2. Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik yang ada di sekitar titik keseimbangan di mana kuat
lemahnya dipengaruhi besar kecilnya energi yang diberikan. Pada dasarnya pada setiap kapal
pasti mempunyai sumber getaran. Getaran paling besar terjadi pada ruang mesin. Hal tersebut
dikarenakan pada ruang mesin terdapat mesin utama (Main Engine) yang bekerja sebagai
penggerak utama kapal. Getaran pada kapal menghasilkan tingkat kebisingan yang bervariasi
sesuai dengan jarak dari sumber getaran dan redaman yang menghalangi rambatan kebisingan
dari sumber getaran.

Berikut adalah nilai ambang batas kebisingan


Tingkat Kebisingan

Waktu maksimum bekerja dengan

tingkat kebisingan
82 dB
16 jam/hari
85 dB
8 jam/hari
88 dB
4 jam/hari
91 dB
2 jam/hari
97 dB
1 jam/hari
100 dB
0,25 jam/hari
Tabel 1. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi
No. SE-01 /MEN/ 1978
Dari surat edaran tersebut jelas bahwa tingkat kebisingan disesuaikan dengan lama bekerja
di tempat tersebut. Jika terlalu lama kita bekerja di tempat dengan tingkat kebisingan tinggi
maka akan terjadi resiko gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran paling berbahaya
yaitu gangguan pendengaran permanen yang bisa berakibat ketulian.
Dalam sebuah kapal kamar mesin merupakan tempat paling besar menghasilkan tingkat
kebisingan paling tinggi. Hal ini disebabkan karena dalam kamar mesin terdapat mesin utama
dengan daya besar dan sebagai penggerak utama kapal. Getaran yang dihasilkan oleh mesin
utama menjadi kebisingan dengan tingkat tertentu. Adapun cara-cara untuk mencegah
kebisingan yaitu membuat redaman untuk meminimalisir getaran yang ada.
Standard mengenai kebisingan, pada umumnya setiap negara memiliki sendiri-sendiri,
karena standard kebisingan tersebut disesuaikan dengan kondisi fisik dari warga negaranya
untuk mampu menahan kebisingan sehingga tidak menyebabkan ketulian. Karena perbedaan
kebisingan di atas kapal berbeda-beda tiap negaranya, yang akhirnya menjadi problem
tersendiri bagi para owner kapal, akhirnya IMO (International Maritime Organization)
membuat suatu standard tersendiri untuk diaplikasikan di kapal. Oleh IMO diberikan nilainilai pada tabel berikut, pada tabel berikut diberikan perbandingan nilai limit maksimum
kebisingan di atas kapal dan di daratan.

Tabel2 : IMO Noise and Vibration on maritime vessel

Kriteria nilai getaran yang diterima oleh klas ABS (American Boreau of Shipping) USA
a. Getaran pada struktur lokal di kapal
ABS membuat suatu diagram untuk memberi batasan limit dari suatu getaran yang
terjadi di atas kapal, dalam diagram tersebut digambarkan garis tebal yang menunjukkan limit
getaran pada struktur lokal, recomended di bawah merupakan nilai limit terendah, dan
damage probable di atasnya merupakan nilai limit atas dan di nataranya terdapat suatu area.
Di atas 5 Hz limit getaran di tetapkan dalam amplitudo percepatan, dan di bawah 5 Hz
dikaitkan dalam displacement.

Gambar 1. Vibration limit for local structures


Limit getaran tersebut bisa dijelaskan seperti kalimat di bawah ini :
-

Untuk masing-masing puncak respon komponen (baik arah vertikal, melintang dan
membujur), dari 1 Hz- 5 Hz, displacement direkomendasikan di bawah 1,0 mm dan
kemungkinan kerusakan terjadi di atas 2,0 mm.

Untuk masing-masing puncak respon komponen (baik arah vertikal, melintang dan
membujur), dari 5 Hz ke atas, cepat rambat getaran direkomendasikan di bawah 30 mm/s dan
kemungkinan kerusakan terjadi diatas 60 mm/s.
b. Getaran pada permesinan

1. Getaran pada mesin penggerak utama


Getaran pada mesin penggerak utama biasanya telah disajikan oleh pabrikan mesin. Tetapi
jika pabrikan mesin kapal yang digunakan tidak menyediakan data mengenai eksitasi
tersebut, maka bisa digunakan referensi sebagai berikut.
Propulsion Machinery
Thrust Bearing and Bull Gear Hub
Other Propulsion Machinery component
Stern Tube and Line Shaft Bearing
Diesel Engine at Bearing
Slow & Medium Speed Diesel Engine on Engine Top (Over

Limits (rms)
5 mm/s
13 mm/s
7 mm/s
13 mm/s

18 mm/s
1000 HP)
High Speed Diesel Engine on Engine Top (Less 1000 HP)
13 mm/s
Tabel 3. Propulsion Machenary Class ABS
Referensi tersebut diambil ABS dari aturan mengenai limit getaran pada mesin penggerak
utama menurut ANSI S 2.27 (2002).
2. Getaran permesinan dan komponennya
Getaran pada permesinan dan komponennya disediakan oleh parikan, ketika data getaran
tersebut tidak tersedia, kriteria berikut direkomendasikan sebagai acuan berkaitan dengan
keseluruhan nilai rms (nominal 1 sampai 1000 Hz) untuk kondisi operasi normal.
-

Untuk mesin reciprocating, getaran pada semua arah adalah di bawah 10 mm/s rms pada
bantalan.

Untuk mesin rotating, getaran pada semua arah adalah di bawah 9 mm/s rms pada
bantalan.
Hal tersebut meliputi semua permesinan, tetapi belum bisa digunakan untuk nilai limit
getaran pada generator, motor, pompa sentrifugal, kompresor, turbocharge, blower dan fans.
Aplikasi limit nilai getaran mungkin bervariasi tergantung pada spesifik tipe, ukuran,
konfigurasi, dan pemasangan permesinan tersebut.
3. Penyebab getaran mesin
Ada beberapa penyebab getaran pada mesin , yaitu:
a. Pengulangan Gaya
b. Kelonggaran
c. Resonansi

a. Pengulangan gaya
Sebuah contoh dari kapal yang bersandar di pelabuhan/ galangan,
yang terkena ombak hingga mengakibatkan gaya gerak pada kapal
tersebut. Terpaan dari ombak itu mengakibatkan gerakan pada kapal dan
hal itu akan terus mengayun kapal sampai mendekati titik keseimbangan
kapal kembali, dan kembali kerelatif seimbang. Begitu juga ketidak
seimbangan yang terjadi pada mesin , suatu misal sebuah mesin yang
memiliki titik as/ pusat yang sudah tidak seimbang akan berakibat
putaran mengayun yang mengakibatkan ada porsentase gaya ayunan
tersebut yang terus mengikutinya. Pada sebuah kipas yang memiliki bilah
kipas yang tidak seimbang ( bisa jadi karena satu bilah pecah/ cacat)
akan mengakibatkan ketidak seimbangan putaran kipas tersebut.
b. Kelonggaran
Biasanya karena komponen pendukung pada sebuah mesin tidak cukup
kuat pemasangannya akan mengakibatkan getran , bahkan bisa sampai
tidak terkendali.
c. Resonansi
Hal ini berhubungan dengan ritme daya dorong sebuah mesin, pada
ritme yang tepat ( saat yang paling tepat untuk di dorong) akan
menghasilkan titik kekuatan mesin yang maksimal. Namun pada ritme
yang tidak tepat akan memperlambat proses menuju titik maksimal
pemakaian daya dorong mesin dalam hal ini akan muncul getaran bebas
pada ketidak tepatan ritme daya dorong yang di butuhkan.
Contoh sederhana sebuah ayunan anak, disaat mengharap dorongan
yang maksimal untuk menuju ketinggian maksimal di butuhkan dorongan
pada waktu yang tepat tanpa ada benturan tenaga dorongan dengan
ritme ayunan.

4. Mengapa di perlukan pemantau getaran mesin ( Vibration monitor)?


Tentunya dengan mengetahui tingkat getaran mesin di harapkan
menjadi data pemantauan kondisi mesin secara up to date. Pada fase
tentunya akan memiliki data list perbaikan yang harus di lakukan
terhadap mesin jika dalam pemantauan terjadi getaran yang melebihi
nilai yang sudah di tentukan. Pada fase panjang tentunya dengan
perawatan mesin tersebut akan menekan budget anggaran lebih dari
pada harus mengganti mesin karena tidak ada pantauan kondisi mesin.

5. Masalah masalah umum yang dapat di hindari karena adanya


pemantau getaran mesin.
a. Kerusakan mesin yang semakin parah.
Dengan pemantauan getaran mesin secara teratur tentunya akan
menghindari kerusakan yang semakin parah pada mesin. Sekali lagi akan
menekan budget untuk pembelian mesin baru.
b. Konsumsi daya yang tinggi.
Dalam beroperasinya mesin yang bergetar tinggi di pastikan akan
membutuhkan lebih daya konsumsi, hal ini wajar karena putaran mesin
akan semakin berat.
c. Menghindari ketidak ketersediaan mesin pengganti.
Bayangkan seandainya mesin rusak parah, apa yang terjadi? tentunya
harus dilakukan penggantian. Belum tentu mesin yang sama persisi
seperti yang di butuhkan masih tersedia dan masih di produksi oleh
pembuatnya. Solusi mengganti mesin yang lain tentunya berpengaruh
pada sistem insatalasi dan hal itu akan sangat tinggi dana yang harus
dianggarkan untuk membangun sistem baru.
d. Waktu pengiriman mesin pengganti/ komponen pengganti jika tersedia
Dengan menunggu spare part ataupun mesin baru jika tersedia akan
berpengaruh pada hasil produksi, karena waktu akan terbuang.

e. Pemakaian material yang tidak compatible/tidak sesuai


Dalam prakteknya sebagian teknisi mesin merancang sendiri cara untuk
mengatasi mesin yang bermasalah dengan cepat tapi tidak benar.
f. Pemeliharaan yang tidak perlu.
Tanpa memonitor getaran mesin secara up to date, pemeliharaan sering
tidak mengarah pada sasaran yang sebenarnya getaran mesin adalah
indikasi yang paling vital.
g. Masalah Kwalitas
Sudah wajar dan bukan hal baru lagi bahwa barang produksi asli pada
spart part mesin lebih bisa dipercaya kehandalannya daripada spart part
keluaran baru. Meskipun sama sama satu produk (relatif).
h. Keamanan kerja
Ini hal yang paling penting, dengan pemantauan getaran mesin dengan
segala penyelesaian nya akan menghilangkan kebisingan yang berlebihan
yang mengakibatkan ketidaknyamanan di tempat kerja. Kelonggaran
komponen mesin tentunya akan sangat berbahaya untuk area sekitar
mesin.

Daftar Pustaka
http://smallshipyard.blogspot.com/2010/07/mesin-diesel-kapal-marine-dieselengine.html
http://navale-engineering.blogspot.com/2012/04/dasar-aturan-mengenaigetaran-dan.html

Anda mungkin juga menyukai