PENDAHULUAN
1
I.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian pondasi mesin
2. Menjelaskan tipe-tipe pondasi mesin
3. Menjelaskan parameter desain pada pondasi mesin
4. Menjelaskan langkah perhitungan pondasi mesin
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dalam mendesain pondasi mesin , beberapa aturan umum yang harus
diperhatikan agar menghindari kemungkinan terjadinya resonansi:
a. Frekuensi resonansi dari system pondasi –tanah harus lebih kecil dari
setengah frekuensi operasi mesin ( Fresonansi < 0,5Fmesin ) untuk
mesin lebih dari 1000 rpm.
b. Untuk mesin kecepatan rendah (350 - 400rpm ), Frekuensi resonansi
dari system pondasi – tanah harus lebih besar dari dua kali frekuensi
operasi mesin ( Fresonansi > 2Fmesin )
c. Frekuensi resonansi dan frekuensi alami dari pondasi dapat dikurangi
dengan menaikkan massa system (m), denga nmengurangi luas sentuh
dasar(ro), dan dengan mengurangi modulus geser G ( mengurangi
konstanta pegas).
4
II.2 Tipe – Tipe Pondasi Mesin
Berikut adalah beberapa tipe pondasi mesin:
a. Block type (rigid foundation)
b. Box or caisson type
c. Wall type
d. Frame type
e. Non-rigid or flexible Type
Pondasi yang baik dipilih berdasarkan tipe mesin yang akan dipasang.
Kompresor dan reciprocating mechines, pondasi berbentuk blok sesuai untuk
digunakan seperti pada gambar 1a. Beberapa pondasi terdiri dari tumpuan yang
terletak pada kaki pondasi. Apabila dua atau lebih pondasi yang memiliki
karakteristik sama akan dipasang, maka akan lebih menguntungkan apabila
digandengkan pada satu pndasi telapak menerus.
Pondasi blok memiliki masa yang besar, maka memiliki natural frekuensi lebih
kecil. Bagaimanapun, jika akan dibangun pondasi lebih ringan, pondasi tipe bok
atau kaison dapat dilakukan, lihat pada gambar 1b. Masa pondasi berkurang dan
natural frekuensi akan meningkat. Mesin tumbuk (hammers) sebaiknya diletakkan
diatas pondasi blok, tetapi pada dasarnya akan terjadi sedikit perbedaan pada
reciprocating maschines.
5
Mesin turbin uap memiliki pondasi yang komplek yang mungkin terdiri dari
system dinding dan kolom dan balok dan slab seperti pada gambar 1c. beberapa
elemen pada pondasi relative fleksibel kebalikan dari pondasi kaku (rigid mass) dari
bok atau pondasi tipe kaison.
Analisa pondasi blok sedikit berbeda dari pondasi komplek ini. Terdapat
beberapa metode analisis untuk keduanya pondasi blok dan pondasi kaison.
Pondasi yang memikul peralatan vibrasi (mesin) berdasarkan pengalaman
harus memiliki displasemen pada struktur kaku (rigid body displacements).
Displasemen siklik dari pondasi terdapat kemungkinan 6 moda, antara lain:
a. Translasi arah vertikal,
b. Translasi arah longitudinal,
c. Translasi arah lateral,
d. Rotasi arah sumbu vertical (disebut, yawing),
e. Rotasi arah sumbu longitudinal (disebut, rocking), and
f. Rotasi arah sumbu lateral (disebut, pitching).
Vibrasi pada pondasi kaku (rigid body displacemen) dapat dilihat pada gambar
2.
Pada pembahasan ini teori fundamental pondasi vibrasi, pada berbagai variasi
modes, diatas elastic media akan dibahas.
6
II.3 Parameter Desain Pondasi Mesin
Parameter yang diperlukan dalam desain pondasi mesin
Untuk memperoleh desain yang sempurna, perlu diketahui seluruh
informasi yang diperlukan:
Data mesin:
1. Layout mesin
2. Frekuensi operasi (untuk menghindari resonansi, dan kekakuan tanah
dipengaruhi oleh frekuensi)
3. Besarnya gaya-gaya unbalanced
4. Titik bekerjanya gaya-gaya unbalanced
5. Amplitudo vibrasi yang di izinkan
7
Didalam pondasi mesin, besarnya tergantung dinamis umumnya
relative rendah. Sehingga, data modulus geser yang diperlukan adalah
modulus geser pada small strain level atau pada daerah elastis
2. Damping
3. Poisson Ratio
Informasi mengenai data mesin diperoleh dari manufaktur, sedangkan
informasi mengenai data dinamis tanah harus dicari.
8
Dalam mendesain pondasi mesin ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
diantaranya adalah:
1. Tipe mesin
Ada 2 tipe mesin, yaitu centrifugal machine, dan reciprocating
machine. Reciprocating itu berasal dari kata reciprocate yang artinya
membalas atau lebih tepatnya bergerak maju-mundur pada satu garis
lurus, prinsip kerja ini terjadi pada semua “Engine” baik diesel engine
maupun otto engine ataupun gas engine. Sedangkan sentrifugal atau
rotating terjadi pada semua peralatan/equipment yang berputar seperti
pompa, Motor, Electric Generator, semua jenis turbine baik steam
turbine maupun gas turbine. Kriteria dalam mendesain mesin centrifugal
dan reciprocating pun berbeda. Berat pondasi mesin untuk tipe
centrifugal harus 2-3 kali berat dari mesinnya, sedangkan untuk
reciprocating machine harus memiliki berat pondasi 3-5 kali dari berat
mesin yang ditopangnya.
3. Eksentrisitas
Pusat massa dari kombinasi mesin dan pondasi (system pondasi mesin)
harus sedekat mungkin dengan pusat massa dari pondasi atau group pile.
Jarak eksentrisitas horizontal dibatasi hanya 5% dari panjang pondasi
yang ditinjau.
4. Frekuensi
Agar tidak terjadi resonansi antara pondasi dan mesin maka frekuensi
mesin dan frekuensi natural dari system pondasi dibatasi. Jika frekuensi
mesin (operating frequency, ω) lebih kecil dari natural frekuensi system
9
(ωn), maka ω/ ωn harus lebih kecil dari 0.8. Jika operating frequency
lebih besar dari natural frequency maka ω/ ωn harus lebih besar dari 1.2
(Arya, Suresh, Design of Structures and Foundations for Vibrating
Machines).
10
II.4 Persamaan Dinamis Pondasi Mesin
Dimana:
u, u’, u’’ = perpindahan, kecepatan, percepatan
m = massa pondasi dan mesin
c = nilai damping
k = kekakuan pada arah yang ditinjau
F = gaya dinamis
w = frekuensi mesin
Solusi lengkap dari persamaan diferensial di atas adalah:
11
Amplitudo
Respon steady state di atas bisa ditulis ulang menjadi:
dimana:
maka menjadi
12
dengan mengeluarkan mw2 menjadi:
Jika nilai w (frekuensi mesin) sangat besar sehingga w >> k/m dan w >>
c/m sehingga rumus amplitudo di atas menjadi:
13
Dengan rumus-rumus di atas kita sudah dapat menghitung:
Nilai frekuensi ini harus < 0.3 frekuensi mesin atau > 1.3 frekuensi
mesin. Hal ini untuk memastikan bahwa frekuensi sistem di luar zona
resonansi.
14
2. Amplitudo Deformasi (Deformasi Maksimum).
Deformasi maksimum harus dicek sehingga nilainya kurang dari
persyaratan yang diizinkan. Amplitudo yang berlebih dapat
menyebabkan kerusakan pada mesin dan atau mengganggu orang yang
ada di sekitarnya.
15
Perlu dipahami juga sebelumnya bahwa dalam analisa dinamis ini
ditinjau pada suatu sistem single-degree-of-freedom (SDOF). Dalam
pondasi mesin, ada tiga arah utama yang harus ditinjau; pergerakan vertikal,
pergerakan horizontal dan pergerakan rocking. Sebenarnya ada arah lain
yaitu pitching dan horizontal longitudinal, tap kedua arah itu
perhitungannya identik dengan perhitungan horizontal dan rocking sehingga
tinggal mengubah orientasi saja.
Untuk menentukan nilai kekakuan (K) dan damping ratio (D), digunakan
referensi dari buku Suresh Arya et al (1979). Rumus dalam buku Suresh
Arya et al sebenarnya mengacu pada model Richart-Whitman (1967) dan
Richart, Hall dan Wood (1970), namun dengan tambahan pengaruh bagian
pondasi yang masuk dalam tanah (embedment factor).
16
Kekakuan (K)
Untuk pondasi berbentuk kotak di atas tanah, maka kekakuannya adalah:
17
Damping Ratio (D)
Untuk pondasi berbentuk kotak di atas tanah, maka damping rasionya (D)
adalah:
18
II.5 Langkah-Langkah Perhitungan
1) Cara Perhitungan Respon Pondasi terhadap Vibrasi Vertikal
19
Berkaitan dengan persamaan Lysmer’s untuk fm adalah sebagai
berikut;
Dimana;
20
C. Amplitudo vibrasi pada frekuensi selain resonansi
21
Gambar 1: Grafik dari Az/(Q0/kz), θ/(Mz/kz), Az(Q0/kz), dan α/(T0/kz)
versus ω/ωn gaya konstan-tipe vibrasi. (Note: D = Dz untuk vibrasi
vertical, D = Dz untuk rocking, D = Dz untuk sliding, D = Dz untuk
vibrasi lateral).
Gambar 2, menunjukkan grafik hubungan dari Az/(m1e/m) versus
ω/ωn , dimana nilai maginitude dari Az dapat diperoleh.
Prosedur ini menjelaskan hubungan bahwa pondasi lingkaran
kaku memiliki jari-jari r0. Apabila pondasi persegi panjang dengan
panjang L dan lebar B dengan cara konvensional dapat dicari jari-
jari ekivalen, dan selanjutnya dapat digunakan dalam persamaan ini.
Hal ini dapat dilakukan dengan menyamakan luas area pondasi
dengan area lingkaran ekivalen. Maka,
atau,
22
memiliki keterbatasan, dan rasio L/B memiliki pengaruh yang
signifikan pada kekakuan dinamik dan nilai damping, khususnya
untuk pondasi panjang.
23
Gambar 3: Amplitudo vibrasi vertical yang diijinkan (after
Richart, 1962)
24
2. Untuk mesin kecepatan rendah (low-speed) yaitu (operating
frekuensi antara 350-400 cpm), frekuensi resonansi dari system
hubungan pondasi-tanah harus memenuhi kurang lebih dua kali
dari operating frekuensi.
3. Untuk semua tipe pondasi, peningkatan berat akan menurunkan
frekuensi resonansi.
4. Peningkatan nilai r0 akan meningkatkan frekuensi resonansi
dari pondasi
5. Peningkatan nilai modulus geser (shear modulus) (contoh
melalui grouting) akan meningkatkan frekuensi resonansi dari
pondasi.
A. Frekuensi resonansi
1. Hitung natural frekuensi
25
2. Hitung damping rasio Dθ
26
Grafik θ/(Mykθ) versus ω/ωn diberikan pada gambar 1, untuk rotating
mass –tipe eksitasi :
27
II.6 Contoh Soal dan Penyelesaiannya
1. Sebuah pondasi menerima gaya tipe vibrasi vertical.
Diberikan data: Berat total dari pada pondasi blok dan mesin (W) =
150.000 lb, unit weight tanah ϒ = 115 lb/ft3; μ = 0,4; G = 3000 lb/in2;
amplitude dari gaya vibrasi Q0 = 1500 lb; operating frekuensi f = 180
cpm, dan dimensi pondasi adalah panjang 20 ft, lebar 6 ft.
a. Tentukan besarnya resonan frekuensi, buktikan bahwa;
Penyelesaian:
a. Ini adalah pondasi empat persegi panjang, jadi perhitungan luas
ekivalen menggunakan persamaan adalah;
Mass ratio :
Maka;
28
2. Piston horizontal-tipe compressor terlihat pada gambar berikut
29
Penyelesaian:
Momen inersia pondasi blok dan kompresor terpasang pada sumbu
b’Ob’:
= 30 x 4 = 120 kN-m.
(m1eω2)z’ = Mz
30
Maka :
31
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Pondasi mesin merupakan pondasi yang digunakan untuk menopang
beban dinamis berupa getaran yang dihasilkan oleh mesin yang berada
di atas pondasi tersebut.
2. Pondasi yang baik dipilih berdasarkan tipe mesin yang akan dipasang.
3. Parameter desain pondasi mesin memerlukan data mesin dan data
parameter dinamis tanah yang berupa modulus geser (shear modulus),
damping dan poisson ratio.
4. Analisis dinamis pada pondasi mesin memperhitungkan beban dinamis
yang berasal dari getaran mesin (getaran vertikal dan horizontal, getaran
torsi, dan getaran rocking).
III.2 Saran
Sebaiknya dalam mendesain pondasi mesin harus diperhatikan hal-hal
seperti tipe mesin, daya dukung tanah, eksentrisitas, frekuensi, vibrasi &
amplitudo sehingga memenuhi syarat perencanaan.
32