2310/DSPLN/84/S1-MES/15871
Predictive Maintenance pada Turbin PLTU
Di era modern, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dituntut untuk beroperasi dengan
efisiensi dan keandalan tinggi. Kerusakan mesin yang tidak terduga dapat menyebabkan
kerugian besar, baik dalam hal biaya perbaikan, kehilangan produksi, maupun dampak
lingkungan sehingga memerlukan pemeliharaan mesin yang baik. Pada umumnya,
pemeliharaan mesin masih menggunakan metode preventif. Metode pemeliharaan preventif
maintenance yang berdasarkan jadwal masih belum bisa menangani permasalahan yang
berkaitan dengan gejala – gejala yang muncul pada mesin. Di sinilah peran penting Predictive
Maintenance (PdM) atau Pemeliharaan Prediktif untuk pemeliharaan yang efektif. Metode ini
selangkah lebih maju dibanding preventif dikarenakan kemampuannya untuk mengidentifikasi
masalah jauh sebelum terjadinya kerusakan.
PdM adalah strategi pemeliharaan yang berfokus pada prediksi kemungkinan terjadinya
kerusakan mesin sebelum benar-benar terjadi. Hal ini dilakukan dengan memantau kondisi
mesin secara berkala dan menganalisis data yang terkumpul untuk mengidentifikasi tanda-
tanda awal kerusakan.
Metode Predictive yang Sesuai untuk Turbin PLTU
Pembangkit Listrik Tenaga Uap mempunyai karakteristik operasi yang berlanjut dan
diharapkan tidak terjadi kerusakan atau trip yang menyebabkan kerugian yang besar bagi
perusahaan. Kerusakan ini sangat tergantung dengan kehandalan masing – masing komponen
pembangkit listrik. Misal pada komponen turbin, dapat kita lakukan predictive maintenance
dengan cara memonitoring kondisi rotor yang berputar. Kemungkinan abnormal yang terjadi
pada rotor turbin yaitu misalignment, unbalanced, rotor bending, dan rotor rubs.
Unbalanced merupakan kondisi ketidakseimbangan pada rotor yang dapat menyebabkan dapat
diakibatkan oleh kerusakan pada salah satu bilah tubin rotor yang mengakibatkan
ketidakseimbangan putaran. Ketidakseimbangan ini masuk ke kategori mass unbalance.
Kemudian ada couple unbalance yang mana beban tidak seimbang terletak bersebrangan
namun tidak sama. Dynamic merupakan gabungan dari mass unbalance dan couple unbalance.
Misalignment pada turbin merupakan lendutan/defleksi yang terjadi sepanjang poros rotor. Hal
ini dapat terjadi dikarenakan ketidakseimbangan dari rotor yang dibiarkan dalam periode yang
lama. Selain itu beban termal akibat uap panas secara terus menerus juga dapat mengakibatkan
poros turbin berubah bentuk.
Unbalance dan misalignment kemudian menyebabkan beban berlebih yang perlu ditopang oleh
bearing dan mengeksitasi getaran. Beban yang berlebih ini lama kelamaan akan mengakibatkan
kerusakan komponen journal dan thrust bearing hingga menurunkan performa turbin bahkan
kerusakan permanen.
Analisis PdM yang paling sesuai untuk permasalahan unbalanced dan misalignment pada
turbin adalah PdM vibration analysis. Metode PdM vibrasi dilakukan pengamatan getaran pada
turbin dengan cara melihat getaran pada tumpuan (bearingnya). Dengan mengetahui getaran
lebih awal, dapat dilihat tren getaran pada periode tertentu. Jika terjadi kenaikan tren RMS
getaran, maka dapat segera dilakukan penjadwalan perbaikan. Diagnosa awal dapat
menurunkan peluang terjadi kerusakan sehingga bisa meningkatkan kehandalan sistem PLTU.
Hafiz Rayhan Gunawan
2310/DSPLN/84/S1-MES/15871
Vibration Analysis pada Turbin
(a) (b)
Gambar 1 (a) diagram letak bearing turbin dan generator (b) posisi probe
Studi kasus yang dibahas pada resume ini adalah turbin uap PT Petrokimia Gresik. Daya yang
dimiliki turbin 25 MW dengan kecepatan angularnya 3000 RPM. Gangguan yang dikeluhkan
adalah getaran turbin yang cukup mengkhawatirkan sehingga perlu dilakukan studi mengenai
penyebab getaran tersebut. Metode yang digunakan untuk melakukan predictive maintenance
ini adalah analisis vibrasi pada 4 bearing yang terlihat pada gambar 1a. Bearing thurst A bearing
journal B, dan bearing generator C dan D. Instrumen yang digunakan adalah ADRE 208p dan
probe diletakkan secara radial pada masing – masing bearing seperti pada gambar 1b.
(a) (b)
Gambar 2 (a) spektrum vibrasi bearing turbin sebelum perbaikan (b) spektrum vibrasi bearing turbin
setelah perbaikan
Hasil yang diperoleh disajikan dalam bentuk spektrum getaran turbin seperti pada gambar 2a
untuk bearing A dan disederhanakan sebagai RMS pada tiap tiap bearing. Sebelum dilakukan
perbaikan, RMS bearing A senilai 0,55 in/s, Bearing B senilai 0,58 in/s, Bearing C senilai 0,60
in/s, bearing D senilai 0,52 in/s. keempat nilai tersebut termasuk ke golongan unsatisfactory.
Dari hasil data vibrasi dan membandingkan dengan standar penyebab getaran dalam lingkup
unbalanced dan misalignment, diperoleh hasil analisis dari tiap – tiap bearing. Dengan
menggunakan Vibration Chart dan melihat karakter munculnya amplitudo getaran pada setiap
order 1 x rpm, setiap kelipatannya muncul frekuensi tinggi lebih dominan pada arah radial,
pada bearing B muncul vibrasi yang tinggi pada 1x dan 2x frekuensi putaran motor atau 1x dan
2x RPM dengan arah dominan aksial. hal ini dapat diketahui bahwa turbin tersebut mengalami
Unbalance dan misaligment yang menyebabkan level getaran tinggi. Hal tersebut juga
dinyatakan dengan trend yang dilakukan selama periode/waktu tertentu yang menunjukkan
bahwa trend unbalance dan misaligment mengalami kenaikan diakhir pengukuran. Dapat
disimpulkan bahwa bearing B mengindikasikan misalignment, C terjadi unbalance, A dan D
Hafiz Rayhan Gunawan
2310/DSPLN/84/S1-MES/15871
mengindikasikan unbalance tapi amplitudonya masih dibawah standard. Dari analisis tersebut
akan dilakukan beberapa perbaikan antara lain melakukan perbaikan misalignment pada
coupling dan pengujian 6 point residual unbalanced check pada rotor. Setelah dilakukan
perbaikan, Bearing A senilai 0,24 in/s, Bearing B senilai 0,23 in/s, Bearing C senilai 0,25 in/s,
bearing D senilai 0,29 in/s. Hasil yang diperoleh dibandingkan dengan standar vibrasi ISO
10816 dan dapat disimpulkan hasil perbaikan berhasil dan turbin termasuk dalam kondisi bagus
(satisfactory kelas B) dan dapat dioperasikan kembali.
Hafiz Rayhan Gunawan
2310/DSPLN/84/S1-MES/15871
Lampiran
TUGAS AKHIR – TM 095502
ERWIN RARIANTO
NRP 2111 030 011
Dosen Pembimbing :
Giri Nugroho, ST, MSc
NIP. 19791029 201212 1 002
Ir. Arino Anzip, M.Eng. Sc
NIP. 19610714 198803 1 003
i
FINAL PROJECT – TM 095502
ERWIN RARIANTO
NRP 2113 030 011
Consellor Lecture :
Giri Nugroho, ST, MSc
NIP. 19791029 201212 1 002
Ir. Arino Anzip, M.Eng. Sc
NIP. 19610714 198803 1 003
ii
ANALISIS VIBRASI UNTUK MEDETEKSI KERUSAKAN
PADA TURBIN UAP UBB PABRIK III DI PT.
PETROKIMIA GRESIK
Abstrak
Turbin adalah mesin penggerak mula, dimana fluida
kerjanya yang menghasilkan energi kinetis diarahkan langsung
keroda turbin untuk mendapatkan usaha mekanis. Getaran yang
terjadi pada mesin khususnya turbin dibangkitkan oleh berbagai
komponen dan proses yang terjadi didalamnya. Getaran yang
berasal dari beragam sumber tersebut akan bergabung menjadi
satu pada alat ukurnya. Pada Turbin sering ditemui kasus vibrasi
yang melebihi batas standart yang disebabkan oleh banyak faktor.
Untuk itu diperlukan sistem monitoring yang baik untuk mendeteksi
kerusakan pada turbin.
Dalam penelitian ini dilakukan analisa penyebab
kerusakan pada turbin. Untuk itu dilihat frekuensi spektrum
sebelum terjadinya kerusakan dan setelah terjadi kerusakan.
Setelah didapatkan data kerusakan, setalah itu dilakukan proses
balancing, dimana kerusakan yang ditemukan hanyalah
unbalance.
Setelah dilakukan analisa, maka dapat dibandingkan
antara data sebelum dilakukan proses balancing dan juga data
setelah dilakukan proses balancing. Setelah proses balancing,
didapatkan penurunan nilai amplitude, yaitu untuk bearing A dari
6,28 mm/s turun 53% menjadi 2,94 mm/s; untuk bearing B dari
7,04 mm/s turun 44% menjadi 3,91 mm/s; untuk bearing C dari
7,63 mm/s turun 52% menjadi 2,08 mm/s; untuk bearing D dari
6,79 mm/s turun 44% menjadi 3,77 mm/s.
vi
VIBRATION ANALISYS TO DETECTION THE FAILURE
OF STEAM TURBINE UBB VICTORY III AT PT.
PETROKIMIA GRESIK
Abstract
Turbine is a machine of beginning activator, where its job
fluid yielding kinetic energy instructed direct of turbine rotor and
get the mechanical effort. Vibration that happened on the machine
especially turbine awakened by various component and process
that happened in it. Vibration coming from immeasurable of the
source will join to become one at its measuring instrument. Turbine
are often met by the case vibration exceeding boundary standart
which is because of a lot of factor. That why it is need a monitoring
system which is good to detecting damage of turbine.
In this research is done by analysis of damage cause of
turbine. We can check in spectrum frequency before the happening
of the failure and after happened the failure. After got the failure
data, we can doing the balancing process. From the spectrum plot,
we can see that the failure is only unbalance.
After done the analysis, hence can be compared between data
before the process balancing and also data data after process
balancing. After process balancing, a degradation assess the
amplitude, that is for the bearing of A from 6,28 mm/s reduction
53% become 2,94 mm/s; for the bearing of B from 7,04 mm/s
reduction 44% become 3,91 mm/s; for the bearing of C from 7,63
mm/s reduction 52% become 2,08 mm/s; for the bearing of D from
6,79 mm/s reduction 44% become 3,77 mm/s.
Tahap Identifikasi
Tahap
Pengumpulan data
& analisa
Tahap penarikan
kesimpulan &
saran
Analisis vibrasi pada bearing turbin uap pada tugas akhir ini
menggunakan ADRE-208p data aquistion dan interface
unit.merupakan salah satu predictive maintenance yang memiliki
fungsi untuk mengetahui akar permasalahan yang terjadi pada pada
turbin uap pada UBB Pabrik III PT. Petrokimia Gresik. Akar
63
permasalahan yang di dapat bisa digunakan untuk mencari solusi
yang terbaik untuk digunakan berikutnya dengan efisien.
66
ADRE 208p merekam pada shot 1 dan shot 2, kemudian
dihubungkan dengan komputer untuk mengambil data tersebut
dengan menggunakan software ADRE for windows software
version 5.510.
Keterangan:
A: pada trust bearing inlet turbin
B: pada journal bearing outlet turbin
C: pada journal bearing generator
D: pada trust bearing generator
67
Halaman ini sengaja dikosongkan
68
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
69
4.1.1 Spektrum Analisa Data
Hasil pengukuran vibrasi pada tanggal 27 Maret 2016
adalah sebagai berikut :
A. Bearing A
70
B. Bearing B
71
C. Bearing C
72
D. Bearing D
73
4.2 Analisa Kerusakan
Dengan menganalisa hasil pengukuran vibrasi dan
mengenali karakteristik spektrumnya kita dpat menentukan bahwa
mesin tersebut mengalami gangguan yang mengakibatkan
kerusakan. Dimana vibrasi tertinggi terjadi pada tanggal 27 Maret
2016 yaitu pada saat itu mengalami kerusakan.
𝑟𝑚𝑠 =
Crest factor
Keterangan:
Crest factor : pucak tertinggi dari gelombang
Peak : jarak dari puncak ke lembah
Rms : nilai statistik rata-rata
74
4.3 Pengujian Pada Saat Kerusakan
Hasil pengukuran vibrasi pada tanggal 21 April 2014
adalah sebagai berikut :
𝑖𝑛
• Pada titik A RMS = 0,55 𝑠
Sesuai dengan vibration criterion chart dalam classes
C (unsatisfactory)
𝑖𝑛
• Pada titik B = 0,58 𝑠
Sesuai dengan vibration criterion chart dalam classes
C (unsatisfactory)
𝑖𝑛
• Pada titik C RMS = 0,60
𝑠
Sesuai dengan vibration criterion chart dalam classes
C (unsatisfactory)
𝑖𝑛
• Pada titik D RMS = 0,52
𝑠
Sesuai dengan vibration criterion chart dalam classes
C (unsatisfactory)
Dari hasil pengukuran vibrasi pada tanggal 21 April 2014
sesuai dengan “VIBRATION CRITERION CHART”
International Standards ISO 2372 dan 3945 terlihat bahwa dari
kelima titik pengukuran terdapat empat titik pengukuraan
mempunyai nilai rms yang dikategorikan pada unsatisfactory yaitu
𝑖𝑛 𝑖𝑛
pada semua titik pengukuran, A sebesar 0,55 , B sebesar 0,58 ,
𝑠 𝑠
𝑖𝑛 𝑖𝑛
C sebesar 0,60 𝑠
, D sebesar 0,52 𝑠
. Jadi dapat diketahui bahwa
ada indikasi masalah terhadap pompa tersebut.
4.4 Hasil Analisis
Stelah dilakuKondisi kerusakan mesin dapat ditentukan
pada frekuensi spektrum. Dengan menggunakan Vibratiaon
Chart dan melihat Setelah diketahui adanya getaran yang
berlebihan maka perlu dilakukan analisa lebih lanjut. Dalam
data domain frekuensi pada saat terjadi kerusakan tanggal 27
Maret 2016 terlihat :
75
a. Dengan menggunakan Vibratiaon Chart dan melihat
karakter Munculnya amplitudo getaran pada setiap order 1
x rpm, setiap kelipatannya muncul frekuensi tinggi lebih
dominan pada arah radial, pada bearing B muncul vibrasi
yang tinggi pada 1x dan 2x frekuensi putaran motor atau
1x dan 2x RPM dengan arah dominan aksial. hal ini dapat
diketahui bahwa turbin tersebut mengalami Unbalance dan
misaligment yang menyebabkan level getaran tinggi. Hal
tersebut juga dinyatakan dengan trend yang dilakukan
selama periode/waktu tertentu yang menunjukkan bahwa
trend unbalance dan misaligment mengalami kenaikan
diakhir pengukuran.
b. pada bearing B diketahui bahwa terjadi misaligment dan
bearing C dapat diketahui bahwa telah terjadi unbalance
c. Sedangkan pada bearing A dan bearing D juga terjadi
unbalance, tapi dengan nilai amplitudo yang masih
dibawah standart.
4.6 Perbaikan
Berdasarkan hasil data lapangan sebelum dilakukan
perbaikan disimpulkan sebagai berikut :
1. Dilakukan Balancing Rotor pe API 687 with 6 point residual
unbalance check.
2. Dilakukan balancing sesuai dengan acceptence criteria.
3. Dilakukan perbaikan misalignment pada coupling
4. Pengetesan ulang Turbin Uap untuk memastikan tren aman
turbin.
76
4.7 Hasil pengujian setelah perbaikan
A. Bearing A
77
B. Bearing B
78
C. Bearing C
79
D. Bearing D
80
4.8 kesimpulan Pengujian Setelah Perbaikan
Setelah dilakukan perbaikan maka dilakukan lagi proses
pengujian pada Turbin tersebut. Dimana hasil pengukuran pada
tanggal 29 Maret 2016 setelah dilakukan proses perbaikan adalah
sebagai berikut :
𝑖𝑛
• Pada titik A RMS = 0,24
𝑠
Sesuai dengan vibration criterion chart dalam classes
B (satisfactory)
𝑖𝑛
• Pada Titik B RMS = 0,23
𝑠
Sesuai dengan vibration criterion chart dalam classes
B (satisfactory)
𝑖𝑛
• Pada titik C RMS = 0,25 𝑠
Sesuai dengan vibration criterion chart dalam classes
B (satisfactory)
𝑖𝑛
• Pada titik D RMS = 0,29 𝑠
Sesuai dengan vibration criterion chart dalam classes
B (satisfactory)
Dari hasil pengukuran vibrasi setelah dilakukan perbaikan
terlihat hasil dari rms yang kalau kita lihat dalam “VIBRATION
CRITERION CHART” International Standards ISO 10816 bahwa
semua titik pengukuran termasuk dalam kelas B (statisfactory).
Hal tersebut mengindikasikan bahwa mesin Turbin sudah dalam
kondisi yang bagus dan siap dioperasikan kembali.
81
INSPEKSI GETARAN PADA TURBIN UAP PENGGERAK POMPA
DI INDUSTRI PUPUK
Budiawan I, Raharjo P*, Prasetyo
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung
Email: parno_raharjo@yahoo.com
*Corespondent Author
Abstrak
Turbin uap di industri memiliki tingkat kritis tinggi sehingga diperlukan penerapan teknik predictive
maintenance. Teknik yang handal untuk turbin uap adalah inspeksi getaran mesin. Dengan teknik
inspeksi getaran mesin, gejala kerusakan dapat dideteksi secara dini dan kerusakan lebih lanjut dapat
dicegah. Obyek inspeksi yaitu turbin uap yang digunakan turbin menggerakkan pompa melalui transmisi
kotak roda gigi. Parameter yang diukur dan dianalisa meliputi overall amplitude, sinyal dan spektrum
getaran. Analisanya menggunakan comparative, trending dan descriptive analysis. Berdasarkan overall
amplitude menunjukkan bahwa turbin dalam keadan baik dan cenderung memuaskan. Pada turbin
terdapat sinyal yang fluktuatif. Pada spektrum nampak frekuensi fundamental turbin dan pompa berikut
frekuensi harmoniknya. Amplitudo tertinggi kemungkinan disebabkan karena gearmeshing problem.
Amplitudo pada frekuensi 366.2 Hz belum diketahui dari mana berasal. Oleh karena itu diperlukan
kajian lebih lanjut terutama pada kotak roda gigi.
Kata Kunci : “predictive maintenance”, “inspeksi getaran”, “overall amplitude”, “frekuensi
fundamental”, “frekuensi harmonik”.
7
mekanik yaitu turbin uap yang digunakan di
industri-industri sebagai penggerak mula
kompresor dan pompa( Muin,1993).
Turbin uap yang digunakan untuk pompa
bertingkat yang dihubungkan langsung
menggunakan kopling flens fleksibel
ditunjukkan seperti pada gambar berikut.
8
turbin dan tidak menganalisa menggunakan 3.2 Instrumentasi
spektrum sehingga tidak diketahui sumber Peralatan ukur yang digunakan yaitu
getaran yang terjadi. Vibscanner, digunakan untuk menginspeksi
Elmaati dan kawan kawan overall amplitude getaran pada turbin uap
mengimplementasikan monitoring getaran tersebut. Untuk mengetahui sinyal dan
pada turbin uap pada continous power 470 spektrum getaran pada turbin uap digunakan
kWatt atau short term power 1380 kWatt accelerometer CA-YD-185TNC yang
dalam rangka pemeliharaan yang optimum. dilengkapi dengan data acquisition model
Hasil implementasi menunjukkan bahwa YE7600.
monitoring getaran secara terus menerus
perlu dilaksanakan dari pada hanya
3.3 Metode dan Titik pengukuran
melakukan perbandingan pengukuran
besarnya getaran. Selain dari pada itu Untuk mengukur overall amplitude vibration
dimungkinkan untuk mendifinisikan dan menggunakan
membangun sebuah peralatan yang cukup vibscanner.Pengukurandilakukan tujuh kali
untuk monitoring getaran nirkabel agar selama 7 minggu. Untuk mengetahui
mengurangi biaya pemeliharaan prediktif karakteristik vibration signal dan vibration
(Elmaati et al, 2013). spectrum menggunakan data acquisition.
Pada monitoring ini tidak menjelaskan Titik pengukurannya dilakukan pada bearing
besarnya amplitudo yang terjadi dan tidak housing dari turbin uap, gearbox, dan pompa
melakukan analisa vibration signal dan sentrifugal yang merupakan recycle solution
vibration spectrum yang digunakan untuk feed pump.
mengetahui sumber getaran yang terjadi. Titik pengukuran pada turbin uap dilakukan
pada bantalan turbine nondrive end arah
3. Metodologi horizontal, vertical dan axial (TNDEH,
TNDEV dan TNDEA) serta pada
3.1 Obyek Pengujian bantalanturbine drive end arah horizontal dan
Obyek pengujian inspeksi getaran yaitu vertical (TDEH dan TDEV).
sebuah turbin uap yang digunakan untuk
menggerakkan pompa melalui gearbox di 3.4 Metode analisis
industri pupuk. Untuk menentukan kondisi mesin dan
Turbinnya adalah steam turbine single stage karakteristik getaran yang terjadi yaitu
single valve, 1030 kW dengan putaran 5098 analisis komparatif (comparative analysis),
rpm (71.8 Hz), tipe fondasinya kaku analisis deskriptif (descriptive analysis), dan
menggerakkan pompa sentrifugal bertingkat analisis kecenderungan (trending analysis).
melalui kotak roda gigi yang putarannya Analisis komparatif, ditentukan dengan cara
6500 rpm (108.33 Hz). Instalasinya membandingkan hasil inspeksi dengan
ditunjukkan seperti gambar berikut standar yang telah ditentukan. Standar yang
digunakan yaitu Vibration Severity Standard
ISO 10816. Analisis trending, ditentukan
dengan cara membandingkan hasil inspeksi
dari waktu ke waktu.
Analisis deskripsi yaitu yaitu analisis dengan
cara menguraikan penjelasan yang
didasarkan pada amplitudo dan letak
frekuensi amplitudo tersebut berada.
ISO 2372 (10816) merupakan pedoman
untuk mengevaluasi batas getaran dalam
Gambar 3. Instalasi Turbin Uap suatu mesin yang beroperasi dalam rentang
(Elliot, 2014) frekuensi 10-200Hz (600-12000 rpm). Yang
9
termasuk tipe mesin ini adalah mesin kecil, Overall vibrationtrendingditunjukkan seperti
direct-coupled, electric motors and pumps, gambar berikut :
production motors, medium motors, Vibration Amplitude on Steam Turbine Bearing
generators, steam and gas turbines, turbo- 8 TNDEH
compressors, turbo-pumps and fans. Mesin TNDEV
Amplitude (mm/s)RMS
6 TDEH
dihubungkan dengan roda gigi. Sumbu poros TDEV
putar dapat berarah horisontal, vertikal dan Good limit
Yelow limit
menyudut. Tenaga mesin dikelompokkan 4
menjadi empat klas. Klas I adalah mesin
kecil (tenagasampaidengan 15kW). Klas II
2
adalah mesin menengah (tenaga15 hingga 15
kW). Klas III adalah mesin besar dengan
fondasi berat. Klas IV adalah mesin besar 0
1 2 3 4 5 6 7
dan mesin turbo dengan fondasi khusus. Time(Week)
Vibration severtity ISO 10816 ditunjukkan
seperti tabel berikut. Gambar 4.Trending amplitudo getaran
pada turbin uap
Tabel 1.Vibration Severity ISO 10816
(Reliability Direct, 2013) Overall amplitude pada bearing turbin uap
secara keseluruhan dapat dikatakan relatif
stabil. Berdasarkan vibration severity
standard, turbin tersebut termasuk golongan
IV. Kondisi turbin dikatakan masih bagus
(good) jika amplitudonya kurang dari 2.8
mm/s RMS. Dikatakan memuaskan jika
amplitudonya lebih besar dari 2.8 mm/s RMS
sampai dengan 7.1 mm/s RMS. Kondisi
disebut tidak memuaskan jika amplitudonya
dari 7.1 mm/s RMS sampai 18.0 mm/s RMS.
Mesin dikatakan kondisi tidak diterima jika
amplitudonya lebih besar dari 18.0 mm/s
RMS. Turbin uap yang diinspeksi kondisinya
4. Hasil Inspeksi dan Analisis telah memasuki memuaskan dengan kata lain
sudah memasuki peringatan I, karena bearing
4.1 Hasil inspeksi overall amplitude
non drive end arah horisontal telah memasuki
Hasil pengukuran averall amplitude pada rentang amplitudo antara 2.8 mm/s RMS dan
turbin uap selama 7 minggu berturut turut 7.1 mm/s RMS. Oleh karena itu diperlukan
ditunjukkan seperti tabel berikut. monitoring lebih intensif.
Untuk mengetahui penyebab utama getaran
Tabel 2. Hasil pengukuran overall terjadi diperlukan analisa spektrum getaran.
amplitude selama 7 minggu
4.2 Sinyal getaran pada turbin
Sinyal getaran pada turbine non drive end
bearing ditunjukkan seperti gambar berikut:
10
Vibration Signal on TNDE dengan 10000 Hz, ditunjukkan seperti pada
15
gambar berikut.
10 X: 1.255 Vibration Spectrum on TNDE at 1-10000 Hz
Y: 11.98
X: 2.566 0.35
Y: 4.034
5 TNDEH
Amplitude (m/s 2)
Amplitude (m/s 2)
Y: 1.321
-5 0.2
TNDEH 0.15
-10 X: 1220
TNDEV
Y: 0.08411
TNDEA 0.1
-15
0 1 2 3 4 5
0.05
Time (s)
0
Gambar 5. Sinyal getaran pada TNDE 0 2000 4000 6000 8000 10000
Frequency (Hz)
Sinyal getaran pada turbine drive end Gambar 7. Spektrum getaran pada TNDE
bearing ditunjukkan seperti gambar berikut:
Spektrum getaran pada TNDE arah
Vibration Signal on TDE
15 horisontal, vertikal dan aksial menunjukkan
TDEH bahwa amplitudo tertinggi terletak pada
10 TDEV
X: 1.94
Y: 4.706
frekuensi tinggi yaitu pada frekuensi 3262
Amplitude (m/s2)
4 Y: 0.003606
signifikan. X: 215.4
2 Y: 0.001446
Sinyal getaran tidak bisa digunakan untuk X: 143.6
mengetahui sumber getaran yang terjadi. 1
Y: 0.0007454
11
Pada spektrum getaran pada TNDE arah turbin sesungguhnya adalah 4308 rpm dan
horisontal, vertikal dan aksial menunjukkan putaran pompa sesungguhnya 5496 rpm.
adanya frekuensi fundamental turbin dan Pada spektrum getaran tampak juga frekuensi
frekuensi fundamental pompa berikut harmonik turbin ke dua 143.6 Hz (2fft),
harmoniknya. frekuensi harmonik turbin ke tiga 215.4 Hz
Untuk memperjelas letak frekuensi (3fft), frekuensi harmonik turbin ke empat
amplitudo tinggi dan frekuensi harmoniknya 287.2 Hz (4fft), frekuensi harmonik turbin
diperlukan pemisahan spektrum getaran kelima 359.5 Hz (5fft) dan frekuensi
setiap titik pengukuran. Vibration spektrum harmonik turbin kelima 430.6 Hz (6fft).
pada TNDEH dan TNDEV pada rentang Walaupun demikian amplitudo di masing
frekuensi 1-500 Hz ditunjukkan seperti pada masing frekuensi berbeda beda.
gambar. Pada spektrum getaran juga tampak frekuensi
fundamental atau frekuensi harmonik pompa
-3
Vibration Spectrum on TNDEH at 1-500 Hz
6
x 10 pertama yaitu 91.6 Hz (1ffp), frekuensi
X: 71.8
harmonik pompa ke dua yaitu 183.2 Hz
Y:
5 0.005738 (2ffp), frekuensi harmonik pompa ke tiga
1xfft
yaitu 274.8 Hz (3ffp) dan frekuensi harmonik
4
pompa ke empat yaitu 458.0 Hz (4ffp).
Amplitude (m/s 2)
3.5
X: 91.6
Y: 0.003606 0.2
3 X: 457.6 X: 1937
X: 183
1xffp Y: 0.003268 Y: 0.1342
Y: 0.002456 4xffp 0.15
Amplitude (m/s 2 )
2.5
1xffp
1.5 1xfft
0.05
X: 71.8 X: 143.6
Y:10.0006568
2xfft Y: 0.0007454 0
0 2000 4000 6000 8000 10000
0.5 56xfft Frequency (Hz)
X: 510 Gambar 11. Spektrum getaran pada TDE
0
Y: 0.0002613 100 200 300 400 500
Frequency (Hz)
Pada spektrum ini juga menunjukkan bahwa
Gambar 10. Spektrum getaran pada amplitudo tertinggi timbul pada frekuensi
TNDEV rentang 1-500 Hz tinggi yaitu pada 3086 Hz. Sedangkan pada
frekuensi rendah kurang dari 1000 Hz
Pada ke dua spektrum menunjukkan adanya amplitudonya tidak tinggi. Hal ini
frekuensi fundamental turbin yaitu 71.8 Hz menunjukkan bahwa masalah terjadi bukan
dan frekuensi fundamental pompa yaitu 91.6 karena masalah instalasi turbin melainkan
Hz. Hal ini menunjukkan bahwa putaran disebabkan karena instalasi kotak roda gigi.
12
Agar spektrumnya lebih jelas rentang bearing arah vertikal rentang frekuensi 1-500
frekuensinya dipersempit dan dipisah setiap rpm.
titik pengukuran. Vibration spektrum pada x 10
-3
Vibration Spectrum on TDEV at 1-500 Hz
turbine drive end bearing arah horisontal dan 3.5
X: 91.6 5fft
vertikal rentang frekuensi 1-500 Hz, 3Y: 0.003481 X: 183
X: 358.8
ditunjukkan seperti pada gambar berikut. 1ffp Y: 0.00253
Y: 0.002451
-3
2.5 2ffp
Vibration Spectrum on TDE
Am plitude (m /s 2 )
x 10
5
TDEH 2
X: 457.6
TDEV 3ffp Y: 0.001398
X: 91.6
4 1.5 X: 274.6
Y: 0.003481
1fft Y: 0.0009872 X: 287 4ffp
Amplitude (m/s 2)
X: 71.8
1 3fft Y: 0.0008024
X: 358.8 Y: 0.0005902 4fft
3 X: 215.2
Y: 0.002451
X: 215.2 0.5 Y: 0.0009897
X: 143.6
Y: 0.001977
Y: 0.001819
2
0
X: 71.8 0 100 200 300 400 500
Y: 0.0008332 Frequency (Hz)
1
Gambar 14. Spektrum getaran pada
TDEVrentang 1-500 Hz
0
0 100 200 300 400 500
Frequency (Hz) Spektrum pada turbine drive end bearing
Gambar 12. Spektrum getaran pada TDE arah horisontal dan vertikal menunjukkan
rentang 1-500 Hz adanya frekuensi fundamental turbin 71.8
Hz, dan frekuensi fundamental pompa 91.6
Spektrum getaran di atas menunjukkan Hz. Dalam gambar tersebut juga tampak
bahwa tampak frekuensi fundamental turbin harmonik dari frekuensi fundamental turbin
yaitu pada 71.8 Hz dan frekuensi dan pompa. Harmonik ke dua, ke tiga, ke
fundamental pompa pada 91.6 Hz serta empat, ke lima frekuensi fundamental turbin
harmonik dari frekuensi fundamental turbin yaitu 143.6 (2fft), 215.4 Hz (3fft), 287.2 Hz
dan pompa. (4fft) dan 359.5 Hz (5fft) serta 430.6 Hz
Untuk memperjelas frekuensi amplitudo (6fft). Harmonik ke dua, ke tiga, ke empat
berada, vibration spektrum pada turbine dari frekuensi fundamental pompa
drive end bearing arah horisontal rentang ditunjukkan oleh 183 Hz (2ffp), 274.6 Hz
frekuensi dipersempit menjadi 1-500 Hz, (3ffp) dan 457.6 Hz (4ffp). Dari gambar
ditunjukkan seperti pada gambar berikut. tersebut juga tampak frekuensi yang belum
x 10
-3 Vibration Spectrum on TDEH at 1-500 Hz dapat diidentifkasi yaitu pada frekuensi 366.2
4.5
???
Hz.
4
1ffp X: 366.2 Amplitudo yang terjadi baik pada frekuensi
3.5 Y: 0.004023
X: 91.6 fundamental turbin dan pompa, berikut
Y: 0.00284
3
harmonik pertama, ke dua, ke tiga, ke empat
Amplitude (m/s 2)
13
5. Kesimpulan • Dresser Rand, 2011, Instruction Manual
Dari uraian dan analisis data inspeksi getaran for Single Stage 350, 500 and 700
pada turbin uap dapat ditarik beberapa Frame Steam Turbine, Manual 107-
kesimpulan. Berdasarkan pengukuran averall A, New York.
amplitude disimpulkan bahwa kondisi turbin • Juan G., L., Hui Z., C., Min H., Yong Z.,
uap masih dalam kondisi baik (good) dan 2013, Vibration Analysis of the
memasuki memuaskan (satisfactory), dalam Steam Turbine Shafting caused by
istilah lain telah memasuki masih Steam Flow, Telkomika, Vol 11,
diperbolehkan (allowable) atau peringatan I. No, 8, August.
Berdasarkan analisis sinyal dan spektrum • Ahmed, I., Islam, R., Sarkar, M.,A.,R.,
menunjukkan bahwa pada frekuensi rendah Haq, Z., 2016, Vibration Monitoring
<500Hz tampak secara jelas frekuensi and Condition Analysis of a 210
fundamental dari turbin dan pompa berikut MW Steam Turbine,International
frekuensi harmoniknya sampai 6fft dan 4 Conference of Mechanical,
ffp. Industrial and Material
Spektrum pada rentang 1-10000Hz Engineering, ICMIME 2015,
menunjukkan amplitudo tertinggi terletak Rajshah, Bangladesh.
pada frekuensi 3262 Hz kemungkinan • Elliot Group, 2014, YR Steam Turbine,
berasal dari gear meshing frequency. Elliot Group Ebara Corporation.
• Elmaati H., Benbouaza, A., Elkihel, B.,
6. Daftar Pustaka Delaunois, F., 2013, Implementation
• Muin, S., A., 1993,Pesawat-pesawat of a Vibration monitoring system of
Konversi Energi II (Turbin Uap),PT a steam turbine for optimization of
RajaGrafindo Persada, Jakarta. the maintenance, International
• Thapliyal, A., 2017, What is the difference Journal of Emerging Trends and
between electric centrifugal pump Technology in Computer Science
and normal centrifugal (IJETTCS), Volume 2, Issue 6,
pump?,https://www.quora.com/Wha November – December 2013.
t-is-the-difference-between-electric- • Reliability Direct, 2013, ISO 10816
centrifugal-pump-and-normal- Vibration Severity Chart,
centrifugal-pump. https://www.reliabilitydirectstore.co
m/kb_results.asp?ID=75
14