dua buah getaran yang mempunyai frekuensi sudut ω yang beroperasi dengan stabil, sehingga data baseline berfungsi
sama tetapi mempunyai amplitudo R dan fasa ∅. Sehingga sebagai pembanding data pengukuran untuk menentukan
superposisi kedua getaran tersebut dapat dinyatakan dalam kondisi mesin. sedangkan untuk mengetahui tingkat kerusakan
persamaan : atau keparahan dari mesin berputar digunakan standar untuk
mengevaluasi kerusakan berdasarkan kelas dan tipe mesin,
𝑌 = 𝑅 sin (𝜔𝑡 + ∅1 ) (1) salah satu standar pengukuran getaran yaitu International
Organization for Standardization (ISO).
dimana
D. Pengukuran Getaran Menggunakan Accelerometer
2 2
R = 𝐴1 + 𝐴2 + 2 𝐴1 𝐴2 cos(∅1− ∅2 ) (2) Accelerometer adalah sebuah perangkat yang digunakan
untuk mengukur percepatan getaran sebuah sistem. Secara
𝐴1 sin ∅1 + 𝐴2 sin ∅2 umum accelerometer dipasang pada bagian stasioner (non
tan∅ = (3) rotating) pada sistem. Cara kerja dari accelerometer yaitu
𝐴1 cos ∅1 + 𝐴2 cos ∅2
dengan mengubah gerak mekanik menjadi sinyal tegangan.
Persamaan 2 dan 3 menyatakan superposisi dari dua buah Sinyal tegangan yang di konversi sebanding dengan
getaran yang berbeda amplitudo dan fasa tetapi mempunyai percepatan getaran yang menggunakan prinsip piezo elektrik.
frekuensi sudut yang sama. Contoh lain yaitu perpaduan Accelerometers terdiri dari kristal piezoelektrik ( terbuat dari
banyak getaran dengan frekuensi sudut sama. Untuk n buah bahan feroelektrik), massa seismik yang dilapisi logam.
getaran yang dipadukan dan mempunyai frekuensi sudut sama,
persamaan superposi getaran adalah :
dimana
𝑛 𝑛
R= 1 𝐴𝑛 cos ∅𝑛 2 + 1 𝐴𝑛 cos ∅𝑛 2 (5)
𝐹𝑇 𝑘 2+ ω c 2
Tr = = 12
𝐹0 𝑘−𝑚 ω2 2 + ωc 2
Tetapi konsep tersebut digunakan pada pondasi sebagai
penyalur getaran. Sehingga untuk mengetahui transmisi
getaran harus diketahui konstanta pegas (k) dan konstanta
Gambar 4 Proses pencacahan pada FFT[2] redaman (c). Sebagai contoh, terdapat satu sumber getaran
dalam satu pondasi di illustrasikan pada gambar 5
getaran pada sistem dalam bentuk displacement, kecepatan
dan percepatan dimana ketiga bentuk tersebut dapat di
presentasikan dalam domain waktu dan frekuensi. representasi
dalam domain waktu menampilkan perubahan fisis getaran
berdasar waktu. sedangkan domain waktu merupakan
amplitudo yang ditampilkan dalam gelombang sinus/cosinus.
dimana mempunyai magnitud dan fasa yang berubah-ubah Gambar 5 Transmissibility dengan Sumber Getaran pada
terhadap frekuensi. Titik A dan Penerima Getaran pada Titik B
(AmirHossein, 2013)
F. Konsep Transmissibility
Transmissibility factor adalah rasio antara besarnya gaya Dari gambar 2.5 titik A adalah sumber getaran dan titik B
dinamis dari mesin yang disalurkan ke penopang dengan gaya adalah titik penerima getaran. Diasumsikan pada titik A
dinamis dari mesin. Besarnya gaya yang disalurkan ke merupakan fungsi dari sinusoidal maka respon fungsi
penopang mesin merupakan penjumlahan gaya yang melalui sinusoidal adalah pada titik B. Dimana rasio gaya yang
𝑋
redaman. (Wibowo, Eko Afdian.2004) diterima pada titik B adalah 0 . Jika frekuensi eksitasi pada
𝐹0
Gaya yang melalui pegas : k. y0 titik A yang mana frekuensi sudut (ω) terjadi perubahan, maka
Gaya melalui redaman : c . ω . y0
4
𝑋0
rasio dari juga akan berubah. di illustrasikan pada gambar
𝐹0
2.6
V KESIMPULAN