[1] “Learning Guide Operasi PLTU" Manual Book PLTU PT. Indonesia Power
Uboh Labuan Learning Center.
[8] Lamma Mustari. “Studi Kasus Vibrasi Generator STG 1.0 PLTGU Muara
Karang”. Teknik Elektro. Universitas Mercu Buana. 2010
[9] Manual Book Operator Steam Turbine GE Industrial & Power System 1995
61
generator, data beban yang dilayani generator, dan data vibrasi pada bagian rotor
generator sinkron, alat ukur vibration analyzer, dan peralatan lain yang
dibutuhkan.
dahulu. Data tersebut kemudian dianalisa dan dihitung sesuai dengan rumus terkait.
Kemudian hasil yang didapat akan disajikan dalam bentuk tabel dan kurva.
Beban MW
Beban MVAR
47
3. Pengukuran Trending
standar ISO 7919 dan trending data atau kondisi mesin sepanjang waktu
tertentu.
BAB IV
49
4.1 Umum
kapabilitas 220 MW setiap unitnya. Rotor generator diputar oleh turbin uap yang
berfungsi sebagai prime mover. Energi mekanik pada rotor ini dikonversikan
menjadi energi listrik yang nantinya digunakan untuk berbagai macam kebutuhan.
kebutuhan beban yang dilayaninya. Suatu benda yang diam apabila dibebani oleh
suatu gaya akan menimbulkan gerakan sekitar titik setimbang. Getaran akibat
beban dinamis yang diterima mesin apabila dilakukan secara rutin dengan periode
yang lama akan menimbulkan getaran siklis yang dapat menyebabkan kelelahan
material. Getaran dalam gerakan melingkar yang terjadi pada mesin putar tidak
dapat dihindari, tetapi dengan pengujian besar getaran yang terjadi, akan dapat
berjumlah dua buah yaitu bearing 6 dan bearing 7. Berikut memperlihatkan letak
Unit : GT 1
Frekuensi : 50 Hz
Jumlah Kutub :2
berdasarkan trending data dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini :
Data 06/01/15
06/01/ 05/02/15 15/04/15 10/05/15 20/06/15
SV 6X 611,6 63,3 77,6 79,6 86
SV 6Y 53,9 51,3 52 53,4 54,5
BV 6 17,9 35,5 10,6 40,6 14,0
Vibmaks 611,6 63,3 77,6 79,6 86
BV 6
20/06/2015
10/05/2015
SV 6Y
15/04/2015
05/02/2015
06/01/2015
SV 6X
0 20 40 60 80 100
Seperti yang terlihat pada Tabel 4.1 , pada pengamatan respon getaran untuk
rendah
pengukuran arah sumbu x (horizontal) sebesar 86 µm sedangkan paling re
Data 06/01/15
15 05/02/15 15/04/15 10/05/15 20/06/15
SV 7X 32,5 35,5 67,8 40,9 56,1
SV 7Y 24,2 22,2 41,1 25,7 31,4
BV 7 9,9 10,2 9,6 12 11,4
Vibmaks 32,5 35,5 67,8 40,9 56,1
BV 7
20/06/2015
10/05/2015
SV 7Y
15/04/2015
05/02/2015
06/01/2015
SV 7X
0 20 40 60 80
Seperti yang terlihat pada Tabel 4.2, pada pengamatan respon getaran pada
bearing 7 untuk pengukuran respon getaran diketahui bahwa titik tertinggi terdapat
53
100
90
80
70
60
50
40
Vmaks#6
30
20 Vmaks#7
10
0
Vibrasi terjadi paling tinggi berada pada arah horizontal bearing 6 yaitu 86
µm. Jika keadaan ini berlanjut secara terus menerus maka akan membahayakan
Tabel 4.2 Pengaruh vibrasi terhadap daya output (Pout), daya reaktif, arus
Dari trending data operasional yang terlihat diatas bahwa potensi kenaikan
beban terhadap vibrasi . Oleh karena itu dilakukan sebuah pengujian pengaruh
sensivitas termal terhadap vibrasi yang terjadi . Pengujian ini dilakukan dengan
cara :
55
Vibrasi vs MW
200
150
Axis Title
100 Vibmaks
MW
50
0
1 2 3 4
Beban (MW) dijaga dalam keadaan konstan sementara arus medan akan
MW If Vf Vibmaks MVAR PF
110 1179,7 240,3 56,7 61,02 0,88
110 1608,6 334,6 65,1 146,7 0,61
110 1632,89 345,8 71,9 157,9 0,66
110 1786,2 357,6 77,6 168,9 0,73
1500
Axis Title
1000 If
Vibrasi
500
0
1 2 3 4
150
Axis Title
100 Vibrasi
MVAR
50
0
1 2 3 4
dan temperatur belitan rotor yang tidak merata. Keadaan ini menyatakan bahwa
vibrasi yang terjadi pada rotor bisa disebabkan oleh sensitivitas termal reversible.
generator maka diperlukan perbandingan dengan standar vibrasi ISO 7919 yang
Tabel 4.3 – Recommended values for maximum relative displacement of the shaft
57
Zona A :
Zona B :
Mesin dengan vibrasi pada zona ini adalah dalam keadaan normal dan dapat
Zona C:
Mesin dengan vibrasi pada zona ini dianggap tidak bekerja dengan baik untuk
Zona D :
Vibrasi pada zona ini dapat menyebabkan kerusakan pada mesin dan harus lakukan
perbaikan mesin.
Dari data operasi yang diperoleh, tingkat vibrasi yang terjadi pada generator
PLTU Pangkalan Susu masih dalam zona B artinya pengoperasian masih dalam
keadaan aman. Oleh karena itu walaupun generator mengalami vibrasi akibat
keadaan sensitivitas termal dengan tipe reversible tetapi besar vibrasi berdasarkan
standar ISO 7919 masih bisa diizinkan daan tidak membahayakan pengoperasian
mesin.
5.1 Kesimpulan
Semakin besar beban yang dilayani generator, maka semakin tinggi pula
trending trending data vibrasi tertinggi sebesar 86µm dengan beban 219,5
3. Dari penelitian ini, di ketahui bahwa tingkat vibrasi pada generator PLTU
59
Dari penelitian ini, ada beberapa saran yang diajukan penulis, yaitu sebagai
berikut:
2. Tugas akhir ini hanya membatasi pada salah satu penyebab terjadinya
TINJAUAN PUSTAKA
tenaga listrik arus bolak – balik. Generator arus bolak – balik sering disebut juga
Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah
Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub –
kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar
pada stator. Mesin ini tidak dapat dijalankan sendiri karena kutub – kutub rotor
tidak dapat tiba – tiba mengikuti kecepatan medan putar pada waktu sakelar
terhubung dengan jala – jala. Generator arus bolak – balik dibagi menjadi dua jenis,
Gambar diagram kedua bentuk generator arus bolak – balik tersebut dapat dilihat
(a) (b)
kumparan jangkar dan kumparan statornya. Pada generator DC, kumparan jangkar
terletak pada bagian rotor dan kumparan medan terletak pada bagian stator.
Sedangkan pada generator AC, kumparan jangkar terletak pada bagian stator dan
menghasilkan medan magnet rotor. Kemudian rotor akan diputar dengan suatu
permukaan rotor, dan bentuknya seperti tapak sepatu sehingga sering juga disebut
dengan rotor bentuk kutub sepatu. Bentuk kutub tidak menonjol adalah konstruksi
sekecil mungkin.
Dalam hal ini, arus searah harus disuplai ke rangkaian medan dirotor, yang
sikat.
2. Suplai arus searah berasal dari sumber daya khusus yang terpasang
Secara umum, konstruksi generator sinkron terdiri dari stator (bagian yang diam)
dan rotor (bagian yang bergerak). Keduanya merupakan rangkaian magnetik yang
berbentuk simetris dan silindris. Selain itu generator sinkron memiliki celah udara
ruang antara stator dan rotor yang berfungsi sebagai tempat terjadinya fluksi atau
Pada Gambar 2.2 dapat dilihat konstruksi sederhana dari sebuah generator
15
1. Slip Ring
Slip ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor tetapi
2. Sikat
Sebagian dari generator sinkron ada yang memiliki sikat ada juga yang tidak
memiliki sikat. Sikat pada generator sinkron berfungsi sebagai saklar putar
sumbereksitasi tertentu.
4. Poros Rotor
Poros rotor merupakan tempat meletakkan kumparan medan, dimana pada poros
rotor tersebut telah dibentuk slot-slot secara parallel terhadap poros rotor.
Bentuk suatu rotor dari generator sinkron dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut:
besar. Kutub medan megnet rotor dapat berupa salient pole (kutub menonjol) dan
medannya terjadi dari bilah tembaga persegi. Kutub menonjol ditandai dengan
Selain itu jenis kutub salient pole, kutub magnetnya menonjol keluar dari
permukaan rotor. Belitan-belitan medan dihubung seri. Ketika belitan medan ini
disuplai oleh eksiter, maka kutub yang berdekatan akan membentuk kutub yang
berlawanan.
berikut :
17