Anda di halaman 1dari 28

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Getaran (Vibration)
Getaran adalah suatu gerakan bolak–balik yang
mempunyai amplitude yang sama. Beberapa komponen penting
pada getaran, meliputi frekuensi dan amplitudo. Frekuensi
adalah banyaknya jumlah putaran atau gerakan dalam satu
satuan waktu. Dinyatakan dalam satuan Hertz (Hz). Amplitudo
adalah simpangan terbesar dari titik normalnya. Amplitudo
dapat berupa perpindahan (displacement), kecepatan (velocity),
percepatan (acceleration), dan sudut fase (phase angle). Sudut fase
dapat diartikan sebagai perbedaan amplitudo dalam satu
frekuensi. Getaran dapat dibedakan menjadi gerak harmonik
sederhana, gerak harmonic teredam dan gerak harmonik teredam
dengan faktor luar. Gerak harmonic sederhana merupakan suatu
gerak getaran benda yang dipengaruhi oleh gaya pemulih yang
linier dan tidak mengalami gesekan sehingga tidak mengalami
pengurangan (dissipasi) tenaga. Gerak harmonik sederhana juga
dapat diartikan sebagai suatu sistem yang bergetar dimana gaya
pemulih berbanding lurus dengannegatif simpangannya. Gaya
pemulih merupakan gaya yang bekerja dalam arah
mengembalikan massa keposisi setimbangnya.

Gambar 2.1 Pegas Vertikal (a) tanpa beban; (b) dengan beban dan
mencapai posisi kesetimbangan dan (c) dengan beban dan
terdapat suatu gaya tarik f(t)
(Sumber: Ika, 2013)
Berdasarkan Gambar 2.1 (a) dapat dijelaskan bahwa
pegas tergantung secara vertikal dan tidak terdapat beban
sehingga pegas tidak mengalami peregangan. Sedangkan
Gambar 2.5 (b) dapat dijelaskan bahwa pegas tergantung dalam
keadaan vertikal dan terdapat beban yang tergantung pada ujung
pegas. Gerak harmonik teredam merupakan gerak benda yang
dipengaruhi oleh gaya penghambat atau redaman yang
menyebabkan amplitudo getaran berkurang secara perlahan
terhadap waktu sampai akhirnya berhenti. Gaya penghambat
atau redaman ini dapat berupa gaya gesek udara maupun faktor
internal pada sistem. Gerak harmonik teredam dengan pengaruh
gaya luar merupakan salah satu bentuk dari sistem gerak getaran
paksa (forced oscillation). Gaya luar yang diberikan pada sistem
teredam akan menyebabkan sistem tetap bergetar (Ika, 2013).

Hubungan antara frekuensi dan periode suatu getaran


dapat dinyatakan dengan rumus sederhana: frekuensi =
1/periode. Frekuensi dari getaran tersebut biasanya dinyatakan
sebagai jumlah siklus getaran yang terjadi tiap menit (CPM =
Cycles per minute). Sebagai contoh sebuah mesin bergetar 60 kali
(siklus; dalam 1 menit maka frekwensi getaran mesin tersebut
adalah 60 CPM. Frekuensi bisa juga dinyatakan dalam CPS
(cycles per second) atau Hertz dan putaran dinyatakan dalam
revolution per minute (RPM). Karakteristik getaran lain dan juga
penting adalah percepatan, secara teknis percepatan adalah laju
perubahan dari kecepatan. Percepatan getaran pada umumnya
dinyatakan dalam, satuan “g’s’ peak, dimana satu “g” adalah
percepatan yang disebabkan oleh gaya gravitasi pada permukaan
bumi. Sesuai dengan perjanjian intemasional satuan gravitasi
pada permukaan bumi adalah 980,665cm/det2 (386,087inc/det2
atau 32,1739 feet/40), atau bisa disederhanakan untuk percepatan
graviasi sehingga menjadi 9,8 m/s2.

1. Penyebab Vibrasi Motor


Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa vibrasi
motor terjadi karena gaya yang mempengaruhinya, yaitu gaya
dalam maupun gaya luar. Pada sub bab ini akan dijabarkan 3
penyebab utama terjadinya vibrasi motor yang merupakan
representasi dari gaya dalam maupun gaya luar, berikut
adalah ketiganya:
 Tekanan yang berulang
Untuk mengetahui maksud tekanan yang berulang
menjadi penyebab vibrasi. Kita misalkan ketika sebuah
perahu berlayar pada saat cuaca buruk maka gelombang
laut akan menerjang perahu tersebut secara terus menerus
sehingga perahupun bergoyang kesana-kemari. Hal yang
hampir sama terjadi pada motor, motor akan bergetar
apabila diberi tekanan yang berulang. Dalam konteks
vibrasi motor, tekanan yang berulang terjadi karena
unbalance rotation, misalignment, komponen yang usang,
dan pemasangan komponen yang kurang tepat.

Gambar 2.2. Tekanan yang Berulang pada Motor


(Sumber:http://www.forbesmarshall.com/fm_micro/news_room.aspx?Id
=shinkawa&nid=61)

Gambar 2.2 di atas mengilustrasikan tekanan yang


berulang pada motor sehingga timbul vibrasi. Pada
gambar paling kiri digambarkan adanya unbalancerotation
karena poros yang melengkung dan rotor yang tidak tepat
ditengah poros. Pada gambar tengah digambarkan terjadi
korosi pada komponen pisau kipas sehingga terjadilah
vibrasi. Pada dua gambar paling kanan digambarkan
terjadi misalignment saat pemasangan sambungan motor,
hal ini juga menyebabkan terjadinya vibrasi.

 Kerenggangan
Penyebab terjadinya vibrasi motor selanjutnya
adalah kerenggangan (looseness). Kerenggangan dari
bagian-bagian motor juga dapat menyebabkan terjadinya
vibrasi motor. Jika salah satu bagian motor renggang maka
vibrasi motor yang seharusnya masih dalam toleransi bisa
menjadi berlebihan dan bahkan tak terkendali. Pada
gambar 2.3 di bawah mengilustrasikan terjadinya
kerenggangan pada bagian bearing dan bagian baut
dudukan motor sehingga terjadi vibrasi.

Gambar 2.3 Kerenggangan pada Komponen Motor


(Sumber:http://www.forbesmarshall.com/fm_micro/ne
ws_room.aspx?Id=shinkawa&nid=61)

 Resonansi
Motor cenderung akan bergetar pada tingkat
osilasi tertentu yang disebut tingkat osilasi alami. Pada
tingkat osilasi ini motor akan memilih bergetar. Sebagian
besar mesin memiliki lebih dari satu tingkat osilasi alami.
Misalnya, motor terdiri dari dua substruktur yang berbeda
tingkat osilasi alami akan menunjukkan setidaknya dua
tingkat osilasi alami. Secara umum, semakin kompleks
motor semakin banyak tingkat osilasi alaminya.
2. Standar Pengukuran Getaran
Nilai efektif kecepatan getaran digunakan untuk
menilai kondisi mesin. Nilai ini dapat ditentukan oleh hampir
semua pengukuran perangkat getaran konvensional. Standar
yang digunakan untuk pengukuran getaran antara lain ASTM
D3580-95 (Standard Test Methods for Vibration), ANSI S3.40
(Mechanical Vibration and Shock), DIN 31692-3 (Vibration
Monitoring) dan ISO 10816-3 dengan perincian sebagai berikut:

Gambar 2.4 ISO 10816-3 Vibration


(Sumber: Erwen Matianis, 2012)

Keterangan:
Zona A: Hijau, vibrasi dari mesin sangat baik dan dibawah
vibrasi yang diizinkan.
Zona B: Kuning, vibrasi dari mesin baik dan dapat
dioperasikan karena masih dalam batas yang diizinkan.
Zona C: Jingga, vibrasi dari mesin dalam batas toleransi dan
hanya dioperasikan dalam waktu terbatas.
Zona D: Merah, vibrasi dari mesin dalam batas berbahaya dan
kerusakan dapat terjadi pada mesin.
Gambar 2.5 ISO 10816 Severity Level
(Sumber: Erwen Matianis, 2012)

Keterangan:
Class 1: Mesin kecil/ motor < 15 kW
Class 2: Mesin medium/ motor > 15 kW dan < 75 kW tanpa
pondasi khusus
Class 3: Mesin besar dengan pondasi berat
Class 4: Mesin sangat berat/ mesin turbo dengan pondasi
khusus

B. Mikrokontroller Arduino Uno


Arduino adalah mikrokontroler singleboard yang
dirancang untuk memudahkan penggunanya karena sifatnya
yang open-source. Mikrokontroler jenis AtmelAVR adalah
mikrokontroler yang digunakan pada arduino. Mikrokontroler
AVR menggunakan basis arsitektur AVR RISC (Reduced Intrution
Set Computer) mengacu pada arsitektur Harvard, yang dibuat
oleh Atmel tahun 1996. Adapun kelebihan yang dimiliki adalah
(Arduino, 2016):
1. Lintas platform yaitu software arduino dapat dijalankan
pada sistem operasi windows, macintosh OSX dan linux,
sementara platform lain umumnya terbatas hanya pada
Windows.
2. Sangat mudah dipelajari dan digunakan karena bahasa
pemrogramannya masih sama seperti bahasa C.
3. Open source, baik dari sisi hardware maupun softwarenya.
4. Memiliki modul siap pakai (shield) yang bisa ditancapkan
pada board arduino yaitu shield GSM/GPRS, GPS,
Ethernet, SD Card dan lain-lain.

Arduino Uno adalah arduino board yang menggunakan


mikrokontroler ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 pin
digital (6 pin dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input
analog, sebuah 16 MHz osilator kristal, sebuah koneksi USB,
sebuah konektor sumber tegangan, sebuah header ICSP, dan
sebuah tombol reset. Arduino Uno memuat segala hal yang
dibutuhkan untuk mendukung sebuah mikrokontroler. Hanya
dengan menhubungkannya ke sebuah komputer melalui USB
atau memberikan tegangan DC dari baterai atau adaptor AC ke
DC sudah dapat membuanya bekerja. Arduino Uno
menggunakan ATmega16U2 yang diprogram sebagai USB-to-
serial converter untuk komunikasi serial ke computer melalui port
USB. Tampak atas dari arduino uno dapat dilihat pada gambar
2.4 Adapun data teknis board Arduino UNO ATmega328P
adalah sebagai berikut:

1. Mikrokontroler : ATmega328P
2. Tegangan Operasi : 4,5 – 5,6 V
3. Tegangan Input (recommended) : 7 - 12 V
4. Tegangan Input (limit) : 6-20 V
5. Pin digital I/O : 14 (6 diantaranya pin PWM)
6. Pin Analog input : 6
7. Arus DC per pin I/O : 40 mA
8. Arus DC untuk pin 3.3 V : 150 mA
9. Flash Memory : 32 KB dengan 0.5 KB
10. SRAM (Static Random Access Memory) : 2 KB
11. EEPROM (Electrically Erasable Progamamble Read-Only
Memory): 1 KB
12. Kecepatan Pewaktuan : 16 Mhz

Tampilan muka mikrontroller arduino uno pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Mikrokontroller Arduino Uno


(Sumber: arduino.cc)

Pin Masukan dan Keluaran Arduino Uno Masing-masing


dari 14 pin digital arduino uno dapat digunakan sebagai
masukan atau keluaran menggunakan fungsi pinMode(),
digitalWrite() dan digitalRead(). Setiap pin beroperasi pada
tegangan 5 volt. Setiap pin mampu menerima atau menghasilkan
arus maksimum sebasar 40 mA dan memiliki resistor pull-up
internal (diputus secara default) sebesar 20-30 KOhm. Sebagai
tambahan, beberapa pin masukan digital memiliki kegunaan
khusus yaitu:
1. Komunikasi serial: pin 0 (RX) dan pin 1 (TX), digunakan
untuk menerima(RX) dan mengirim(TX) data secara
serial.
2. External Interrupt: pin 2 dan pin 3, pin ini dapat
dikonfigurasi untuk memicu sebuah interrupt pada nilai
rendah, sisi naik atau turun, atau pada saat terjadi
perubahan nilai.
3. Pulse-width modulation (PWM): pin 3,5,6,9,10 dan 11,
menyediakan keluaran PWM 8-bit dangan menggunakan
fungsi analogWrite().
4. Serial Peripheral Interface (SPI): pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12
(MISO) dan 13 (SCK), pin ini mendukung komunikasi
SPI dengan menggunakan SPI library.
5. LED: pin 13, terdapat built-in LED yang terhubung ke
pin digital 13. Ketika pin bernilai HIGH maka LED
menyala, sebaliknya ketika pin bernilai LOW maka LED
akan padam.

Arduino Uno memiliki 6 masukan analog yang diberi


label A0 sampai A5, setiap pin menyediakan resolusi sebanyak 10
bit (1024 nilai yang berbeda). Secara default pin mengukur nilai
tegangan dari ground (0V) hingga 5V, walaupun begitu
dimungkinkan untuk mengganti nilai batas atas dengan
menggunakan pin AREF dan fungsi analogReference(). Sebagai
tambahan beberapa pin masukan analog memiliki fungsi khusus
yaitu pin A4 (SDA) dan pin A5 (SCL) yang digunakan untuk
komunikasi Two Wire Interface (TWI) atau Inter Integrated Circuit
(I2C) dengan menggunakan Wire library.
Sumber Daya dan Pin Tegangan Arduino uno dapat
diberi daya melalui koneksi USB (Universal Serial Bus) atau
melalui power supply eksternal. Jika arduino uno dihubungkan ke
kedua sumber daya tersebut secara bersamaan maka arduino uno
akan memilih salah satu sumber daya secara otomatis untuk
digunakan. Power supplay external (yang bukan melalui USB)
dapat berasal dari adaptor AC ke DC atau baterai. Adaptor dapat
dihubungkan ke soket power pada arduino uno. Jika
menggunakan baterai, ujung kabel yang dibubungkan ke baterai
dimasukkan kedalam pin GND dan Vin yang berada pada
konektor POWER.
Arduino uno dapat beroperasi pada tegangan 6 sampai
20 volt. Jika arduino uno diberi tegangan di bawah 7 volt, maka
pin 5V akan menyediakan tegangan di bawah 5 volt dan arduino
uno munkin bekerja tidak stabil. Jika diberikan tegangan
melebihi 12 volt, penstabil tegangan kemungkinan akan menjadi
terlalu panas dan merusak arduino uno. Tegangan rekomendasi
yang diberikan ke arduino uno berkisar antara 7 sampai 12 volt.
Pin-pin tegangan pada arduino uno adalah sebagai berikut:
1. Vin adalah pin untuk mengalirkan sumber tegangan ke
arduino uno ketika menggunakan sumber daya eksternal
(selain dari koneksi USB atau sumber daya yang
teregulasi lainnya). Sumber tegangan juga dapat
disediakan melalui pin ini jika sumber daya yang
digunakan untuk arduino uno dialirkan melalui soket
power.
2. 5V adalah pin yang menyediakan tegangan teregulasi
sebesar 5 volt berasal dari regulator tegangan pada
arduino uno.
3. 3V3 adalah pin yang meyediakan tegangan teregulasi
sebesar 3,3 volt berasal dari regulator tegangan pada
arduino uno.
4. GND adalah pin ground.
5. Fungsi Masukan dan Keluaran Digital.

C. Arduino IDE
Arduino IDE (Intergrated Development Environment)
merupakan software yang digunakan untuk membuat kode
program dilengkapi dengan fitur pada toolbar memiliki fungsi
yang dapat membantu dalam menghubungkan program dengan
mikrokontroler arduino dlihat pada gambar 2.7.
Gambar 2.7 Tampilan IDE Arduino Uno
(Sumber: arduino.cc)

Program yang dibuat dengan arduino IDE disebut


dengan sketches. File sketches yang dibuat selanjutnya akan
disimpan dengan menggunakan format .ino. Berbagai fitur yang
dapat digunakan dalam membuat kode program seperti copy,
paste, cut, searching dan replace text. Sketches yang sudah dibuat
akan diperiksa dan menampilkan pesan error saat proses
exporting. Pesan error juga memberikan informasi letak dari
kesalahan pada sketches. Arduino IDE juga dilengkapi dengan
pilihan jenis mikrokontroler yang digunakan nantinya. Fitur-fitur
lainnya seperti verify, upload, new, open, save dan serial monitor
memiliki fungsinya masing-masing.

1. Verify
Verify berfungsi melakukan pemeriksaan terhadap
kode program yang dibuat agar tidak terdapat kesalahan baik
secara struktur maupun perintah yang digunakan.
2. Upload
Upload memiliki fungsi untuk mengkompilasi kode
program serta mengunduh kode program dari dalam modul
mikrokontroler yang digunakan.
3. New
New berfungsi untuk menyediakan lembar kerja
baru untuk membuat sketches.
4. Open
Fungsi dari fitur ini untuk membuka file kode
program yang sudah pernah dibuat sebelumnya dan
tersimpan dengan format (.ino).
5. Save
Save digunakan untuk menyimpan kode program
atau sketches yang sudah dibuat.
6. Serial monitor
Serial monitor adalah fitur yang digunakan untuk
monitoring kode program apakah sudah berfungsi sesuai
dengan yang direncanakan.

D. Vibration Sensor
E. Sensor Piezzoelektrik

Piezoelektrik sensor merupakan sebuah alat yang


dapat mengukur gaya maupun tekanan dengan
mengubahnya menjadi muatan listrik
menggunakan prinsip efek piezoelektrik. Efek
piezoelektrik merupakan efek yang terjadi pada
sebuah material solid ketika material tersebut
diberikan tekanan mekanik sehingga
menyebabkan muatan listrik terakumulasi di
dalam material solid tersebut. Efek ini terkadang
juga digambarkan sebagai muatan listrik yang
dihasilkan oleh tekanan.
Kerugian yang dimiliki oleh piezoelektrik sensor
ini yaitu tidak dapat digunakan untuk pengukuran
yang benar-benar statis. Gaya yang statik dapat
menyebabkan nilai muatan yang tetap pada
material piezoelektrik. Hal tersebut menyebabkan
berkurangnya hambatan internal sensor sehingga
akan terjadi kehilangan elektron secara konstan
dan juga penurunan sinyal. Meningkatnya
temperatur juga menyebabkan penurunan
hambatan internal dan sensitifitas. Efek utama
dari efek piezoelektrik yaitu dengan
bertambahnya beban tekanan dan temperatur
maka sensitifitas semakin berkurang, atau
berbanding terbalik nilainya.

Efek transversal dan longitudinal merupakan prinsip operasi


dari penggunaan efek piezoelecric sebagai sensor. Pada efek
transversal gaya yang diberikan pada sumbu y dan muatan
yang dihasilkan sepanjang sumbu x, yaitu tegak lurus arah
dari gaya. Nilai dari muatan yang dihasilkan bergantung pada
dimensi geometri dari elemen piezoelektrik yang digunakan.
Jika dituliskan dengan persamaan menjadi Cx = dxyFyb / a,
dimana a merupakan dimensi sejajar dengan neutral axis
sumbu y, b sejajar dengan muatan yang dihasilkan dan d
merupakan koefisien dari piezoelektrik.

Perubahan variasi sifat material dapat ditinjau sebagai


gambaran umum dari hubungan antara sifat kimia dengan
sensor. Masa dan kecepatan adalah sifat yang penting untuk
sensor piezoelektrik. Oleh karena itu microbalances dan
microviscometers, menggunakan kristal piezoelektrik,
dinyatakan sebagai suatu sistem sensor. Kompresi dari suatu
kristal quartz menghasilkan suatu potensial listrik. Satu
prinsip yang dapat meninjau efek ini untuk membangkitkan
gelombang akustik pada bendap padat dengan
mengaplikasikan potensial listrik bolak-balik ke suatu material
piezoelektrik ditunjukkan pada gambar 1. Gelombang akustik,
khususnya frekuensi dan resonant resistance, sangat
dipengaruhi oleh kondisi batas yang dibentuk oleh dimensi
fisik dari alat dan oleh sifat fisik dari material disepanjang
lintasan gelombang.

Gambar 1. Prinsip kerja sensor piezoelektrik

Tabel 1. Perbedaan antara dua jenis bahan penyusun sensor


piezoelektrik.
Gambar. Sensor Piezoelektrik

Spesifikasi dari vibration sensor 801S sebagai berikut:

Gambar. Rangkaian Sensor Piezoelektrik

F. Relay
Relay merupakan komponen yang paling sering
digunakan untuk memutuskan atau menghubungkan suatu
rangkaian secara terkontrol. Relay adalah saklar elektronik yang
bekerja dengan memanfaatkan medan magnet. Komponen ini
terdiri dari lilitan dan lempengan yang berfungsi sebagai saklar.
Saat lilitan dialiri arus listrik maka akan timbul medan magnet
dan menarik lempengan. Adapun berbagai jenis relay
berdasarkan kutubnya (Boylestad, 2007):
1. COMMON yaitu kutub acuan.
2. NC (Normally Close) adalah kutub yang posisi awalnya
terhubung dengan COMMON.
3. NO (Normally Open) adalah kutub dengan posisi awal terbuka
dan akan terhubung dengan COMMON jika kumparan relay
diberi arus listrik.
Berdasakan jumlah kutub pada relay, konfigurasi Gambar 2.17
maka relay dibedakan menjadi empat jenis:
a) SPST = Single Pole Single Throw
b) SPDT = Single Pole Double Throw
c) DPST = Double Pole Single Throw
d) DPDT = Double Pole Double Throw
Pole adalah jumlah COMMON, sedangkan Throw adalah jumlah
terminal output (NO dan NC).

Gambar 2.17 Konfigurasi Relay


(Sumber: www.dien-elcom.com,2017)

G. Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang
berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara.
Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud
speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang
pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus
sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke
dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas
magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka
setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara
bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan
menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator
bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada
sebuah alat (alarm). Bentuk buzzer pada Gambar 2.18.

Gambar 2.18 Buzzer (Alarm)


(Sumber : indraharja.wordpress.com,2017)

Vibration sensor adalah suatu alat yang berfungsi untuk


mendeteksi adanya getaran dan akan diubah ke dalam sinyal
listrik.
Gambar 2.8 Vibration Sensor

(Sumber: http://www.dx.com/p/keyes-801s-vibration-sensor-module-
red-dc-3-5v-334772#.WC28lNKLTIU)

Vibration sensor 801S memiliki sensitivitas yang tinggi


terhadap suatu getaran. Vibration Sensor 801S memiliki 2 jenis
output yaitu, output analog dan output digital. Sensitivitas pada
output digital dapat diatur dengan potensiometer yang ada pada
sensor. Sensor ini juga dapat membaca output analog dengan
ADC untuk mendapatkan kondisi getaran.

Spesifikasi dari vibration sensor 801S sebagai berikut:

1. Ukuran : 20mm * 32mm * 11mm,


2. Chip utama : LM393 , 801S,
3. Tegangan kerja : DC 5V,
4. Output berupa analog dan digital,
5. Apabila sinyal output terlalu tinggi, maka lampu LED
akan padam,
6. Sensitivitas disesuaikan (fine tuning).

Gambar 2.9 Rangkaian Sensor 801S


(Sumber: http://www.elecrow.com/vibration-sensor-module-801s-p-
827.html)
H. LCD (Liquid Crystal Display)
Penampil (display) elektronik adalah salah satu
komponen elektronika yang berfungsi untuk menampilkan
angka, huruf atau simbol-simbol lainnya. LCD (Liquid Crystal
Display) adalah salah satu display elektronika yang umum
digunakan. LCD dibuat dengan CMOS logic yang bekerja dengan
tidak menghasilkan cahaya melainkan memantulkan cahaya
yang ada di sekitarnya terhadap front-lit atau mentransmisikan
cahaya dari back-lit. Jumlah karakter yang dapat ditampilkan oleh
sebuah LCD tergantung dari spesifikasi yang dimiliki (Revolution
Education Ltd, 2016). Bentuk LCD pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 LCD 16x2 Display


(Sumber: arduino.cc)

Terdapat beberapa pin yang penting untuk memberi


perintah pada LCD, yakni:
1. Pin data adalah jalur data karakter yang ingin ditampikan
dalam LCD, pin ini dapat dihubungkan dengan rangkaian
lain seperti mikrokontroler dengan lebar data 8 bit.
2. Pin RS (register select) adalah pin yang berfungsi sebagai
indikator untuk menentukan perintah yang masuk
merupakan sebuah perintah atau data. Apabila logika nol
(low) ini mengindikasikan bahwa yang masuk adalah

5
6

perintah, sedangkan apabila logika satu (high) menandakan


bahwa yang masuk adalah data.
3. Pin R/W (read write) adalah pin yang berfungsi untuk
membedakan perintah yang diberikan pada LCD untuk
membaca data atau menulis data.
4. Pin E (enable) adalah pin yang berfungsi untuk memegang
data yang masuk maupun keluar.
5. Pin VLCD adalah pin yang berfungsi untuk mengatur
kecerahan dari tampilan LCD, pin ini biasanya
dihubungkan dengan trimpot 10 kΩ dan tegangan 5 V
digunakan sebagai sumber LCD.

I. Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor yang umum digunakan
dalam dunia industri dan rumah tangga. Motor induksi sering
digunakan karena motor induksi merupakan mesin yang
ekonomis, handal, dan tersedia untuk berbagai aplikasi dan
lingkungan kerja dengan jangkauan daya mulai dari beberapa
watt sampai megawatt. Motor induksi multi fasa sering dijumpai
dalam berbagai aplikasi berdaya besar sebagai penggerak utama
seperti dijumpai di dunia industri sebagai pompa, kipas angin,
kompresor dll. Motor induksi sering pula digunakan secara luas
pada peralatan rumah tangga sebagai kipas angin, mesin cuci,
peralatan pertukangan dll (Bose, 2002: 30).
1. Prinsip Kerja
Salah satu prinsip dasar motor induksi ialah proses
terciptanya medan yang berputar di celah udara. Medan putar
merupakan resultan fluksi yang berputar akibat dari
kumparan stator yang disuplai dengan sumber tiga fasa ideal,
yang memiliki besaran yang sama, frekuensi yang sama
dengan beda fasa masing-masing fasa 120. Motor induksi tiga
fasa dua kutub ideal ditunjukkan pada Gambar 2.11.
7

Ketika sumber tiga fasa digunakan sebagai catu daya


menyebabkan arus sinus tiga fasa mengalir pada kumparan
stator tiga fasa yang ditunjukkan pada persamaan sebagai
berikut:
I a  I m cos et ……………………………………………(2.1)
Ib  I m cos et 120 ……………………………………..(2.2)
Ic  I m cos et  240 ……………………………………..(2.3)
Akibat adanya arus yang mengalir di setiap kumparan
tiap fasa, maka dihasilkan GGM (gaya gerak magnetik) atau
MMF (magneto motive force). GGM yang dihasilkan tiap
kumparan terdistribusi di setiap titik celah udara dan
membentuk gelombang sinus jika ditinjau dari sumbu
kumparan tersebut (Bose, 2002:31).
Titik acuan diambil ketika t = 0, arus mengalir ke
kumparan stator tiga fasa sesuai dengan menggunakan
Persamaan (2-1) – (2-3) maka arus yang mengalir di tiap fasa
ketika t = 0, bernilai Ia = Im, Ib = -Im/2, Ic = -Im/2. Bentuk
gelombang GGM dan sumbu acuannya ditunjukkan pada
Gambar 2.2.

Gambar 2.11 Motor Induksi Tiga Fasa Dua Kutub Ideal.


(Sumber: Hughes, 2006:186)
8

Sudut awal dinotasikan sebagai  maka GGM yang


terbentuk sebagai fungsi sudut  ditunjukkan oleh persamaan
sebagai berikut:
Fa ( )  NI a cos  (1-4)
………………………………..…..(2.4)
 2 
Fb ( )  NI b cos     ………………………………..(2.5)
 3 

 2 
Fc ( )  NI c cos     ………………………………..(2.6)
 3 
Pada persamaan diatas nilai 2/3 merupakan
perbedaan sudut tergeser antar kumparan stator dan N =
jumlah lilit per kumparan pada tiap fasa, resultan GGM
dengan sudut awal  ditunjukkan oleh persamaan sebagai
berikut:
F    Fa    Fb    Fc  
 2   2 
 NI a cos   NI b      NI c cos     ……….(2.7)
 3   3 

Gambar 2.12 Distribusi GGM Tiga Fasa pada


Kumparan stator pada Saat t = 0.
9

(Sumber: Hughes, 2006:186)

Persamaan (2.1) sampai (2.3) dengan Persamaan (2.7)


disubtitusikan dalam satu persamaan maka diperoleh
persamaan baru sebagai berikut:
2 2
F  , t   NI m [cos et cos   cos(et  ) cos(  )
3 3
2 2
 cos(et  ) cos(  )] ………………..…..(2.8)
3 3
Persamaan (2.8) disederhanakan lagi dengan
menjabarkan terlebih dahulu, sehingga F(,t) disederhanakan
kembali menjadi:
3
F  , t   NI m cos(e   )
2
………………………………..(2.9)

Pada Persamaan (2.9) dijelaskan bahwa GGM yang


terdistribusi memiliki nilai puncak sebesar 3 NI yang
2 m
berputar di celah udara dengan kecepatan sudut sinkron e.
Pada persamaan tersebut dijelaskan pula rotor pada motor
induksi tiga fasa dua kutub berputar penuh satu putaran
setiap satu siklus gelombang arus sinusoidal. Dengan
demikian untuk motor induksi dengan jumlah kutub
sebanyak P-kutub, kecepatan sinkron mesin tersebut menjadi:
120 f
ns  ……………………………………………….…..(2.10)
P
ns = kecepatan sinkron dengan satuan rpm (revolusi per
menit) dan
10

f 
e merupakan frekuensi sumber tiga fasa dengan
2
satuan Hz.
Sifat dari rotor dipengaruhi oleh perbedaan antara
kecepatan rotor dengan kecepatan medan putar. Ketika rotor
dalam keadaan diam, medan putar akan memotong batang
konduktor dengan kecepatan sinkron sehingga muncul beda
potensial yang besar di rotor. Namun ketika rotor berputar
dalam kecepatan sinkron tidak ada perbedaan kecepatan
sehingga tidak muncul beda potensial yang terinduksi di rotor
(Huges, 2006:185). Perbedaan antara kecepatan medan putar
(ns) dengan kecepetan rotor (nr) disebut kecepatan slip dan
dinyatakan dengan rumus:
ns  nr
s  100% ………………………………………...(2.11)
ns
Tegangan terinduksi pada rotor sebanding dengan
kecepatan slip, tegangan induksi nol kecepatan rotor sama
dengan kecepatan medan putar (s=0) dan tegangan induksi
maksimum saat rotor diam (s=1). Frekuensi dari tegangan
terinduksi pada rotor juga sebanding dengan slip. Hubungan
antara tegangan terinduksi dan frekuensi pada rotor dengan
slip ditunjukkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.13 Grafik Tegangan Terinduksi dan Frekuensi


Rotor dengan Slip.
(Sumber: Hughes, 2006:186)
11

Tegangan terinduksi menghasilkan arus pada batang


konduktor di rotor karena konduktor dihubung singkat di
ujungnya. Arus yg mengalir membentuk jalur tertutup dan
arus yg mengalir akan berinteraksi dengan fluksi untuk
menghasilkan torsi pada motor dengan arah putaran yang
sama dengan arah putar medan putar. Ketika kecepatan
sinkron ns sama dengan kecepatan rotor nr maka rotor tidak
terinduksi sehingga torsi tidak dapat dibangkitkan. Namun
pada saat kecepatan rotor berbeda dengan kecepatan sinkron,
(ns–nr) kecepatan slip muncul dan torsi pun dapat
dibangkitkan (Bose, 2002:33)
12

(Halaman sengaja dikosongkan)

Anda mungkin juga menyukai