KAJIAN PUSTAKA
A. Getaran (Vibration)
Getaran adalah suatu gerakan bolak–balik yang
mempunyai amplitude yang sama. Beberapa komponen penting
pada getaran, meliputi frekuensi dan amplitudo. Frekuensi
adalah banyaknya jumlah putaran atau gerakan dalam satu
satuan waktu. Dinyatakan dalam satuan Hertz (Hz). Amplitudo
adalah simpangan terbesar dari titik normalnya. Amplitudo
dapat berupa perpindahan (displacement), kecepatan (velocity),
percepatan (acceleration), dan sudut fase (phase angle). Sudut fase
dapat diartikan sebagai perbedaan amplitudo dalam satu
frekuensi. Getaran dapat dibedakan menjadi gerak harmonik
sederhana, gerak harmonic teredam dan gerak harmonik teredam
dengan faktor luar. Gerak harmonic sederhana merupakan suatu
gerak getaran benda yang dipengaruhi oleh gaya pemulih yang
linier dan tidak mengalami gesekan sehingga tidak mengalami
pengurangan (dissipasi) tenaga. Gerak harmonik sederhana juga
dapat diartikan sebagai suatu sistem yang bergetar dimana gaya
pemulih berbanding lurus dengannegatif simpangannya. Gaya
pemulih merupakan gaya yang bekerja dalam arah
mengembalikan massa keposisi setimbangnya.
Gambar 2.1 Pegas Vertikal (a) tanpa beban; (b) dengan beban dan
mencapai posisi kesetimbangan dan (c) dengan beban dan
terdapat suatu gaya tarik f(t)
(Sumber: Ika, 2013)
Berdasarkan Gambar 2.1 (a) dapat dijelaskan bahwa
pegas tergantung secara vertikal dan tidak terdapat beban
sehingga pegas tidak mengalami peregangan. Sedangkan
Gambar 2.5 (b) dapat dijelaskan bahwa pegas tergantung dalam
keadaan vertikal dan terdapat beban yang tergantung pada ujung
pegas. Gerak harmonik teredam merupakan gerak benda yang
dipengaruhi oleh gaya penghambat atau redaman yang
menyebabkan amplitudo getaran berkurang secara perlahan
terhadap waktu sampai akhirnya berhenti. Gaya penghambat
atau redaman ini dapat berupa gaya gesek udara maupun faktor
internal pada sistem. Gerak harmonik teredam dengan pengaruh
gaya luar merupakan salah satu bentuk dari sistem gerak getaran
paksa (forced oscillation). Gaya luar yang diberikan pada sistem
teredam akan menyebabkan sistem tetap bergetar (Ika, 2013).
Kerenggangan
Penyebab terjadinya vibrasi motor selanjutnya
adalah kerenggangan (looseness). Kerenggangan dari
bagian-bagian motor juga dapat menyebabkan terjadinya
vibrasi motor. Jika salah satu bagian motor renggang maka
vibrasi motor yang seharusnya masih dalam toleransi bisa
menjadi berlebihan dan bahkan tak terkendali. Pada
gambar 2.3 di bawah mengilustrasikan terjadinya
kerenggangan pada bagian bearing dan bagian baut
dudukan motor sehingga terjadi vibrasi.
Resonansi
Motor cenderung akan bergetar pada tingkat
osilasi tertentu yang disebut tingkat osilasi alami. Pada
tingkat osilasi ini motor akan memilih bergetar. Sebagian
besar mesin memiliki lebih dari satu tingkat osilasi alami.
Misalnya, motor terdiri dari dua substruktur yang berbeda
tingkat osilasi alami akan menunjukkan setidaknya dua
tingkat osilasi alami. Secara umum, semakin kompleks
motor semakin banyak tingkat osilasi alaminya.
2. Standar Pengukuran Getaran
Nilai efektif kecepatan getaran digunakan untuk
menilai kondisi mesin. Nilai ini dapat ditentukan oleh hampir
semua pengukuran perangkat getaran konvensional. Standar
yang digunakan untuk pengukuran getaran antara lain ASTM
D3580-95 (Standard Test Methods for Vibration), ANSI S3.40
(Mechanical Vibration and Shock), DIN 31692-3 (Vibration
Monitoring) dan ISO 10816-3 dengan perincian sebagai berikut:
Keterangan:
Zona A: Hijau, vibrasi dari mesin sangat baik dan dibawah
vibrasi yang diizinkan.
Zona B: Kuning, vibrasi dari mesin baik dan dapat
dioperasikan karena masih dalam batas yang diizinkan.
Zona C: Jingga, vibrasi dari mesin dalam batas toleransi dan
hanya dioperasikan dalam waktu terbatas.
Zona D: Merah, vibrasi dari mesin dalam batas berbahaya dan
kerusakan dapat terjadi pada mesin.
Gambar 2.5 ISO 10816 Severity Level
(Sumber: Erwen Matianis, 2012)
Keterangan:
Class 1: Mesin kecil/ motor < 15 kW
Class 2: Mesin medium/ motor > 15 kW dan < 75 kW tanpa
pondasi khusus
Class 3: Mesin besar dengan pondasi berat
Class 4: Mesin sangat berat/ mesin turbo dengan pondasi
khusus
1. Mikrokontroler : ATmega328P
2. Tegangan Operasi : 4,5 – 5,6 V
3. Tegangan Input (recommended) : 7 - 12 V
4. Tegangan Input (limit) : 6-20 V
5. Pin digital I/O : 14 (6 diantaranya pin PWM)
6. Pin Analog input : 6
7. Arus DC per pin I/O : 40 mA
8. Arus DC untuk pin 3.3 V : 150 mA
9. Flash Memory : 32 KB dengan 0.5 KB
10. SRAM (Static Random Access Memory) : 2 KB
11. EEPROM (Electrically Erasable Progamamble Read-Only
Memory): 1 KB
12. Kecepatan Pewaktuan : 16 Mhz
C. Arduino IDE
Arduino IDE (Intergrated Development Environment)
merupakan software yang digunakan untuk membuat kode
program dilengkapi dengan fitur pada toolbar memiliki fungsi
yang dapat membantu dalam menghubungkan program dengan
mikrokontroler arduino dlihat pada gambar 2.7.
Gambar 2.7 Tampilan IDE Arduino Uno
(Sumber: arduino.cc)
1. Verify
Verify berfungsi melakukan pemeriksaan terhadap
kode program yang dibuat agar tidak terdapat kesalahan baik
secara struktur maupun perintah yang digunakan.
2. Upload
Upload memiliki fungsi untuk mengkompilasi kode
program serta mengunduh kode program dari dalam modul
mikrokontroler yang digunakan.
3. New
New berfungsi untuk menyediakan lembar kerja
baru untuk membuat sketches.
4. Open
Fungsi dari fitur ini untuk membuka file kode
program yang sudah pernah dibuat sebelumnya dan
tersimpan dengan format (.ino).
5. Save
Save digunakan untuk menyimpan kode program
atau sketches yang sudah dibuat.
6. Serial monitor
Serial monitor adalah fitur yang digunakan untuk
monitoring kode program apakah sudah berfungsi sesuai
dengan yang direncanakan.
D. Vibration Sensor
E. Sensor Piezzoelektrik
F. Relay
Relay merupakan komponen yang paling sering
digunakan untuk memutuskan atau menghubungkan suatu
rangkaian secara terkontrol. Relay adalah saklar elektronik yang
bekerja dengan memanfaatkan medan magnet. Komponen ini
terdiri dari lilitan dan lempengan yang berfungsi sebagai saklar.
Saat lilitan dialiri arus listrik maka akan timbul medan magnet
dan menarik lempengan. Adapun berbagai jenis relay
berdasarkan kutubnya (Boylestad, 2007):
1. COMMON yaitu kutub acuan.
2. NC (Normally Close) adalah kutub yang posisi awalnya
terhubung dengan COMMON.
3. NO (Normally Open) adalah kutub dengan posisi awal terbuka
dan akan terhubung dengan COMMON jika kumparan relay
diberi arus listrik.
Berdasakan jumlah kutub pada relay, konfigurasi Gambar 2.17
maka relay dibedakan menjadi empat jenis:
a) SPST = Single Pole Single Throw
b) SPDT = Single Pole Double Throw
c) DPST = Double Pole Single Throw
d) DPDT = Double Pole Double Throw
Pole adalah jumlah COMMON, sedangkan Throw adalah jumlah
terminal output (NO dan NC).
G. Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang
berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara.
Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud
speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang
pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus
sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke
dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas
magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka
setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara
bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan
menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator
bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada
sebuah alat (alarm). Bentuk buzzer pada Gambar 2.18.
(Sumber: http://www.dx.com/p/keyes-801s-vibration-sensor-module-
red-dc-3-5v-334772#.WC28lNKLTIU)
5
6
I. Motor Induksi
Motor induksi merupakan motor yang umum digunakan
dalam dunia industri dan rumah tangga. Motor induksi sering
digunakan karena motor induksi merupakan mesin yang
ekonomis, handal, dan tersedia untuk berbagai aplikasi dan
lingkungan kerja dengan jangkauan daya mulai dari beberapa
watt sampai megawatt. Motor induksi multi fasa sering dijumpai
dalam berbagai aplikasi berdaya besar sebagai penggerak utama
seperti dijumpai di dunia industri sebagai pompa, kipas angin,
kompresor dll. Motor induksi sering pula digunakan secara luas
pada peralatan rumah tangga sebagai kipas angin, mesin cuci,
peralatan pertukangan dll (Bose, 2002: 30).
1. Prinsip Kerja
Salah satu prinsip dasar motor induksi ialah proses
terciptanya medan yang berputar di celah udara. Medan putar
merupakan resultan fluksi yang berputar akibat dari
kumparan stator yang disuplai dengan sumber tiga fasa ideal,
yang memiliki besaran yang sama, frekuensi yang sama
dengan beda fasa masing-masing fasa 120. Motor induksi tiga
fasa dua kutub ideal ditunjukkan pada Gambar 2.11.
7
2
Fc ( ) NI c cos ………………………………..(2.6)
3
Pada persamaan diatas nilai 2/3 merupakan
perbedaan sudut tergeser antar kumparan stator dan N =
jumlah lilit per kumparan pada tiap fasa, resultan GGM
dengan sudut awal ditunjukkan oleh persamaan sebagai
berikut:
F Fa Fb Fc
2 2
NI a cos NI b NI c cos ……….(2.7)
3 3
f
e merupakan frekuensi sumber tiga fasa dengan
2
satuan Hz.
Sifat dari rotor dipengaruhi oleh perbedaan antara
kecepatan rotor dengan kecepatan medan putar. Ketika rotor
dalam keadaan diam, medan putar akan memotong batang
konduktor dengan kecepatan sinkron sehingga muncul beda
potensial yang besar di rotor. Namun ketika rotor berputar
dalam kecepatan sinkron tidak ada perbedaan kecepatan
sehingga tidak muncul beda potensial yang terinduksi di rotor
(Huges, 2006:185). Perbedaan antara kecepatan medan putar
(ns) dengan kecepetan rotor (nr) disebut kecepatan slip dan
dinyatakan dengan rumus:
ns nr
s 100% ………………………………………...(2.11)
ns
Tegangan terinduksi pada rotor sebanding dengan
kecepatan slip, tegangan induksi nol kecepatan rotor sama
dengan kecepatan medan putar (s=0) dan tegangan induksi
maksimum saat rotor diam (s=1). Frekuensi dari tegangan
terinduksi pada rotor juga sebanding dengan slip. Hubungan
antara tegangan terinduksi dan frekuensi pada rotor dengan
slip ditunjukkan pada Gambar 2.3.