TA-2021
SISTEM PENGANGKUTAN PETI
KEMAS
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Angkutan peti kemas telah menjadi sistem pengangkutan secara modern yang
dapat digunakan dengan transportasi angkutan darat, laut, dan udara.
Pengoperasiannya juga dijalankan secara efisien dengan berbagai bantuan alat-alat
teknis dan mekanikanis untuk memudahkan kegiatan. Kebutuhan akan sarana
transportasi menggunakan peti kemas ini sangat penting dalam upaya memudahkan
sistem perdagangan, baik domestik maupun perdagangan internasional. Kehadiran peti
kemas dalam sistem perdagangan telah memberikan keuntungan dalam hal efisiensi
biaya, waktu dan tenaga manusia.
Dalam sistem perdagangan internasional kehadiran peti kemas sejak lama telah
menjadi solusi dalam kegiatan international trade. Fluktuatifnya dari besaran dan biaya
bongkar muat menjadi hambatan utama dalam proses pengangkutan barang
menggunakan kapal laut. Sebagai akibat dari biaya bongkar muat yang berubah-ubah
membuat kapal harus menunggu lama sehingga memperlambat proses logistik yang
berpengaruh pada kelancaran kegiatan perdagangan. Efek ini memperlambat
pertumbuhan ekonomi dan sirkulasi terhadap pemenuhan kebutuhan pengiriman
barang.
Di tahun 1956, kapal kargo dari perusahaan McLean, bernama Ideal X telah
membawa sekitar 58 peti kemas dalam sebuah pelayaran yang berangkat dari New
York menuju Houston, USA. Generasi pertama peti kemas, didesain khusus agar
mudah dipindahkan dari kereta Api, Truk, dan kapal. Peti kemas juga didesain secara
khusus untuk meringankan proses mobilitas.
Figure 2 SS Ideal X
Mark Levinson dalam bukunya The Box mengatakan: the container made
shipping cheap, and by doing so changed the shape of world economy (penggunaan
peti kemas mengakibatkan pengangkutan murah yang mengakibatkan perubahan
ekonomi dunia). Keunggulan peti kemas dalam sistem transportasi adalah
intermodalitasnya yang sangat baik, karena bisa diangkut melalui jalan, kereta api
maupun laut, karena memiliki dimensi yang baku, berat maksimal yang baku pula
sehingga overloading seperti yang sering terjadi dijalan raya bisa dihindari, tidak
memerlukan gudang karena bisa ditumpuk (sampai 7 lapis peti kemas) di lapangan
terbuka, waktu bongkar muat yang singkat sehingga angkutan barang dengan peti
kemas dapat diangkut dengan berbagai moda dalam rangkaian pelayanan dari pintu ke
pintu.
Perkembangan sistem angkutan Peti Kemas, dimulai pada akhir dasa warsa lalu
(1956) ketika seorang pengusaha transportasi yang berasal dari Amerika bernama
Malcom Mc Lean pemilik perusahaan angkutan truk Sea-Land Inc di Amerika Serikat
mulai memperkenalkan pengangkutan peti kemas diatas truk, dan diteruskan kembali
ke moda tansportasi laut dengan menggunakan kapal. Sejarah mencatat bahwa peti
kemas hadir akibat tingginya tuntutan efisiensi pekerjaan dalam pendistribusian dan
pengangkutan barang. Di tahun 1956, kapal kargo dari perusahaan McLean, bernama
Ideal X telah membawa sekitar 58 peti kemas dalam sebuah pelayaran yang berangkat
dari New York menuju Houston, USA.
Pada masa tersebut, peti kemas generasi pertama, didesain secara khusus agar
lebih mudah dipindahkan dari kereta Api, Truk, bahkan kapal secara lebih gampang,
serta didesain secara khusus untuk meringankan proses mobilitas. Dengan kehadiran
peti kemas, barang yang berada didalam tidak harus dibongkar ataupun dipindahkan.
Sejak saat itulah, mulai banyak bermunculan inovasi-inovasi serta varian bentuk
ataupun bahan pembuatannya. Malcom McLean pada dasarnya menciptakan peti
kemas yang dapat membungkus ataupun membawa muatan dalam jumlah tertentu di
beberapa peti yang sama hingga pada akhirnya menjadikan semua kendaraan dapat
mengangkutnya baik truk, kereta api, kapal laut, ataupun beberapa angkutan lainnya
agar bisa didistribusikan secara cepat, aman, dan efisien.
Fig
ure 4 Mc.Lean Truck
Perkembangan dunia peti kemas berjalan pesat, hingga tahun 1972 telah dibuka
jalur pelayaran peti kemas ke benua Eropa, Jepang, Australia. Kegiatan terus
belangsung hingga di tahun 1977, telah berdiri sekitar 38 perusahaan khusus
pelayanan peti kemas yang melayani hingga Afrika. Seiring dengan kegiatan ekonomi
tersebut, perkembangan pasar juga ikut meningkat tajam, mulai dari 2,3 % pada tahun
1970 menjadi 30 % di tahun 1982, hingga sekarang peti kemas telah menjadi sistem
penting dalam transportasi dunia.
Perkembangan peti kemas sendiri Indonesia di mulai sejak tahun 1973 yang di
tandai dengan adanya pelabuhan peti kemas pertama di Indonesia. Era pengangkutan
peti kemas dimulai pada tahun 1973 dengan menggunakan kapal general cargo carrier
konvensional atau kapal semi container. Pada masa itu belum terdapat fasilitas
dermaga khusus peti kemas dan belum ada alat untuk bongkar muat peti kemas
(gantry crane, transtainer dan lain-lain). Perusahaan pelayaran Indonesia dalam sistem
angkutan peti kemas yang masih terbatas ini sebagai pemberi umpan (feeder) ke
pelabuhan terdekat yang sudah memiliki fasilitas lengkap yaitu Singapura. Angkutan
peti kemas kemas ini masih bersifat insidental yaitu langsung dari pelabuhan asal
muatan ke pelabuhan tujuannya luar negeri, begitu pula sebaliknya.
Awal mula kegiatan peti kemas diIndonesia, tidak terlepas dari peran pemerintah
kolonial Belanda yang memindahkan pelabuhan sunda kelapa sebagai pelabuhan
utama ke Pelabuhan Tanjung Priok. Berkat perpindahan dari Pelabuhan Sunda Kelapa
ke Tanjung Priok itulah kawasan utara Jakarta jadi denyut nadi perekonomian
Indonesia kala itu.
Figu
re 5tanjung priok port
Akibatnya, bongkar muat barang membutuhkan waktu yang sangat lama karena
harus diangkat dengan perahu terlebih dahulu. Dikutip Alwi Shahab dalam buku Waktu
Belanda Mabuk Lahirlah Batavia (2013), lantaran segala problema yang ada, belanda
lalu memutuskan memindahkan Pelabuhan Sunda Kelapa. Kawasan Tanjung priok
dipandang sangat sesuai sebagai penggantinya. Walau jaraknya cukup jauh, sekitar 7
kilometer, belanda merasa hal itu merupakan opsi yang paling baik karena Terusan
Suez, yang dapat mempersingkat perjalanan kapal telah dibuka pada 1869
Kondisi Tanjung Priok sebagai denyut nadi di utara Jakarta bahkan masih
berlangsung hingga hari ini. Eksistensi itu ditunjang oleh hadirnya terminal peti kemas
terbesar di Indonesia, JICT (Jakarta International Container Terminal).
Bab III
Di zaman modern ini, sekarang peti kemas lebih dikenal sebagai sebuah peti
yang berbahan dasar logam dengan beberapa ukuran standar tertentu, dan berfungsi
sebagai sebuah media untuk pemuatan barang dan pendistribusian barang yang
berguna untuk memudahkan mobilitas. Dan saat ni, pengertian kontainer telah
ditetapkan secara internasional oleh Customs Convention on Container yang telah di
deklarasikan sejak tanggal 2 Desember 1972 di Geneva, Swiss. Dan menurut
kesepakatan tersebut, definisi peti kemas yang ditentukan adalah:
1. Harus berbentuk permanen serta kokoh dan mampu digunakan secara berulang
kali sebagai pengangkutan barang.
2. Beberapa bagian atau seluruhnya harus tertutup, dan berbentuk peti maupun
kerat untuk menyimpan barang yang diangkut.
3. Telah didesain secara khusus untuk mempermudah mobilitas pengangkutan
tanpa harus membongkar isi muatan peti tersebut.
4. Selalu dilengkapi dengan beberapa perangkat untuk memudahkan proses
pemindahannya dari satu transportasi ke transportasi lainnya.
5. Dibuat khusus agar dapat dengan mudah diisi ataupun dikosongkan.
6. Memiliki isi dengan kapasitas tertentu yakni sebesar satu meter kubik atau
diatasnya.
7. Peti kemas biasanya berbahan khusus seperti baja, alumunium, fiber glass, yang
telah dilengkapi dengan pintu dan dapat dikunci dari luar.
8. Perlengkapatan atau peralatan lain dapat diangkut bersama-sama dengan
container lainnya
Peti kemas secara defenisinya menurut ISO adalah peti atau kotak yang
memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan International Organization for
Standardization (ISO) sebagai alat atau perangkat pengangkutan barang yang bisa
digunakan diberbagai moda, mulai dari moda jalan dengan truk peti kemas, kereta api
dan kapal petikemas laut
Kramadibrata (2002 : 208) Peti kemas adalah suatu kotak yang terbuat dari
bahan campuran baja dan tembaga atau anti karat dengan pintu yang dapat terkunci
dan tiap sisi-sisi dipasang suatu “fitting sudut dan kunci putar” ( Corner Fitting and Twist
Lock ) , sehingga antara peti kemas satu dengan yang lainnya dapat disatukan atau
dilepaskan dengan mudah. Peti kemas itu sendiri juga ada yang langsung dikirim ke
gudang pemilik (importer/eksporter) yaitu dari suatu tempat ke tempat yang lain tanpa
ada batasan wilayah. Pengangkutan dengan mennggunaka peti kemas ini, mengangkut
muatan (cargo) yang didalamnya terdapat juga jenis angkutan yang lainnya.
Setelah membaca berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peti
kemas (container) adalah “kotak/ Peti yang terbuat dari material campuran baja anti
karat dengan pintu yang dapat dikunci dan tiap sisinya dilengkapi fitting sudut
dan kunci putar dengan ukuran minimal 1M 3 serta sesuai dengan ISO dan
memenuhi ketentuan Customs Convention on Container Dec 2, 1972 di Genewa,
Swiss.”
Meskipun peti kemas terbuat dari campuran baja yang anti karat, peti kemas
harus mengikuti standar organisasi internasional. Ketentutan-ketentuan ini disusun
sebagai pedoman untuk mengefisiensikan inter-moda dan penanganan di lapangan.
Hal ini dpat mempercepat proses bongkar muat dan berbagai kegiatan terkait selama
container dalam pengankutan.
Secara garis besar, peti kemas harus memiliki ukuran 1M 3 (kubik), peti kemas harus
terbuat dari baja campuran tembaga yang anti karat, memiliki pintu yang dilengkapi
sistem pengunci dan setiap sisi dilengkapi kunci putar sehingga mudah diangkut,
namun ada standar-standar lain yang harus diperhatikan agar sesuai dengan standar
pengankutan dunia. Apa saja itu, mari kita ulas berikut ini.
Peti Kemas itu sendiri mempunyai syarat-syarat yang sesuai dengan ketentuan
International Standart Organization (ISO)
a. Ukuran dan berat bruto sesuai container meliputi kode, tinggi, panjang, dan berat
maksimum container dan cargo.
b. Sarana pengangkutan harus menggunakan metode kunci putar pada sudut-
sudutnya untuk memudahkan pengangkutan.
c. Container harus dapat disusun sebanyak 6 susun dalam keadaan full load tanpa
menunjukkan perubahan yang berarti.
Bab IV
Peti kemas secara umum dapat digambarkan sebagai gudang yang dapat
dipindahkan yang digunakan untuk mengangkut barang, merupakan perangkat
perdagangan dan sekaligus juga merupakan komponen dari sistem pengangkutan.
Oleh karena komoditi yang diperdagangkan dalam perdagangan dunia jenisnya
beraneka ragam, demikian juga arah pengangkutan dan sarana penunjangnya
berbeda-beda, maka jenis peti kemas yang diperlukan bagi pengangkutan barang antar
negarapun berbeda-beda pula. Jenis peti kemas yang banyak digunakan dalam
perdagangan impor-ekspor adalah sebagai berikut:
2. Reefer Container.
Jenis peti kemas ini digunakan untuk mengangkut barang yang harus dikapalkan
dalam keadaan beku seperti ikan segar, daging hewan dll.
4. Open-side Container.
Peti kemas ini pintunya disamping, memanjang sepanjang peti kemas, tidak diberi
pintu melainkan hanya terpal saja guna melindungi muatan dari pengaruh cuaca.
Penggunaanya untuk pengapalan muatan tertentu yang tidak dapat atau sulit
dimasukkan dari pintu yang biasa.
8. Tank Container
Jenis peti kemas ini berupa tanki baja berkapasitas 4.000 galon ( 15.140 liter)
yang dibangun di dalam kerangka peti kemas, mirip seperti tanki yang dimasukkan
kedalam peti kemas jenis open top-open side. Tank Container digunakan untuk
mengapalkan bahan kimia atau bahan cair lainya.
Figure 13 Tank Container
Bab V
Eksportir dan importir disatu pihak hanya berhubungan dengan satu perusahaan
pengangkutan saja, tanpa mengingat bahwa barang yang mereka perdagangkan itu
pengangkutanya secara fisik dilaksanakan oleh dua atau lebih perusahaan
pengangkutan. Dalam rangka penyerahan door to door tersebut masing-masing
pengangkutan menggunakan sarana transportasi yang berbeda-beda seperti truck,
kereta api, kapal laut domestik, kapal laut ocean going, dimana sistem pengangkutan
yang menggunakan berbagai macam sarana angkutan ini lazim disebut Multi Modal
Transportation system. Pengangkutan yang melibatkan beberapa jenis sarana
angkutan tersebut, sudah barang tentu memerlukan sistem kerjasama yang rapi agar
tidak terjadi hambatan dan kerancuan dalam pelaksanaanya.
https://desuarjana.wordpress.com/2012/05/28/ukuran-peti-kemas-9/
https://desuarjana.wordpress.com/2012/05/21/alat-mekanis-container/
https://desuarjana.wordpress.com/2012/05/28/sistem-angkutan-peti-kemas/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_peti_kemas