Anda di halaman 1dari 24

Diktat Kuliah

TA-2021
SISTEM PENGANGKUTAN PETI
KEMAS

Khalil Yusra S.Si., M.Si


Akademi Maritim Aceh
Darussalam
Bab I

PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG

Angkutan peti kemas telah menjadi sistem pengangkutan secara modern yang
dapat digunakan dengan transportasi angkutan darat, laut, dan udara.
Pengoperasiannya juga dijalankan secara efisien dengan berbagai bantuan alat-alat
teknis dan mekanikanis untuk memudahkan kegiatan. Kebutuhan akan sarana
transportasi menggunakan peti kemas ini sangat penting dalam upaya memudahkan
sistem perdagangan, baik domestik maupun perdagangan internasional. Kehadiran peti
kemas dalam sistem perdagangan telah memberikan keuntungan dalam hal efisiensi
biaya, waktu dan tenaga manusia.

Dalam sistem perdagangan internasional kehadiran peti kemas sejak lama telah
menjadi solusi dalam kegiatan international trade. Fluktuatifnya dari besaran dan biaya
bongkar muat menjadi hambatan utama dalam proses pengangkutan barang
menggunakan kapal laut. Sebagai akibat dari biaya bongkar muat yang berubah-ubah
membuat kapal harus menunggu lama sehingga memperlambat proses logistik yang
berpengaruh pada kelancaran kegiatan perdagangan. Efek ini memperlambat
pertumbuhan ekonomi dan sirkulasi terhadap pemenuhan kebutuhan pengiriman
barang.

Malcom Mc Lean adalah pemilik perusahaan angkutan truck Sea-Land pada


awal tahun 1950-an yang memperkenalkan sistem pengangkutan peti kemas diatas
truck, dengan latar belakang yang mengikutsertakan angkutan truk melalui jalur laut.
Namun tentu hal ini dipandang kurang efisien, dimana pengangkutan menggunkan peti
kemas dengan berbagai sistem bongkar muat pelabuhan yang terpadu dan berintegrasi
dipandang lebih efisien. Sedangkan truck hanya digunakan untuk transportasi darat (in-
land Transportation) dimasa kini.
Figure 1 Malcolm McLean

Di tahun 1956, kapal kargo dari perusahaan McLean, bernama Ideal X telah
membawa sekitar 58 peti kemas dalam sebuah pelayaran yang berangkat dari New
York menuju Houston, USA. Generasi pertama peti kemas, didesain khusus agar
mudah dipindahkan dari kereta Api, Truk, dan kapal. Peti kemas juga didesain secara
khusus untuk meringankan proses mobilitas.

Figure 2 SS Ideal X
Mark Levinson dalam bukunya The Box mengatakan: the container made
shipping cheap, and by doing so changed the shape of world economy (penggunaan
peti kemas mengakibatkan pengangkutan murah yang mengakibatkan perubahan
ekonomi dunia). Keunggulan peti kemas dalam sistem transportasi adalah
intermodalitasnya yang sangat baik, karena bisa diangkut melalui jalan, kereta api
maupun laut, karena memiliki dimensi yang baku, berat maksimal yang baku pula
sehingga overloading seperti yang sering terjadi dijalan raya bisa dihindari, tidak
memerlukan gudang karena bisa ditumpuk (sampai 7 lapis peti kemas) di lapangan
terbuka, waktu bongkar muat yang singkat sehingga angkutan barang dengan peti
kemas dapat diangkut dengan berbagai moda dalam rangkaian pelayanan dari pintu ke
pintu.

Figure 3 Marc Levinson

Seiring dengan perkembangan teknologi, berbagai sistem kepelabuhan telah


dikembangkan dengan tujuan mempecepat kegiatan ekonomi. Hal ini telah
menciptakan sistem penanganan Pelabuhan melibatkan berbagai peralatan mekanik
dan elektronik yang terintegrasi dengan mesin-mesin besar pengganti tenaga manusia.
Adanya sistem pengangkutan peti kemas secara terpadu dan terintegrasi diharapkan
dapat memudahkan proses pengoperasian kegiatan sehingga dapat berlangsung lebih
cepat, efektif dan efisien baik proses bongkar ataupun penataan di lapangan.
Bab II

SEJARAH PERKEMBANGAN PETI KEMAS

1. SEJARAH PERKEMBANGAN PETI KEMAS DI DUNIA

Perkembangan sistem angkutan Peti Kemas, dimulai pada akhir dasa warsa lalu
(1956) ketika seorang pengusaha transportasi yang berasal dari Amerika bernama
Malcom Mc Lean pemilik perusahaan angkutan truk Sea-Land Inc di Amerika Serikat
mulai memperkenalkan pengangkutan peti kemas diatas truk, dan diteruskan kembali
ke moda tansportasi laut dengan menggunakan kapal. Sejarah mencatat bahwa peti
kemas hadir akibat tingginya tuntutan efisiensi pekerjaan dalam pendistribusian dan
pengangkutan barang. Di tahun 1956, kapal kargo dari perusahaan McLean, bernama
Ideal X telah membawa sekitar 58 peti kemas dalam sebuah pelayaran yang berangkat
dari New York menuju Houston, USA.

Pada masa tersebut, peti kemas generasi pertama, didesain secara khusus agar
lebih mudah dipindahkan dari kereta Api, Truk, bahkan kapal secara lebih gampang,
serta didesain secara khusus untuk meringankan proses mobilitas. Dengan kehadiran
peti kemas, barang yang berada didalam tidak harus dibongkar ataupun dipindahkan.
Sejak saat itulah, mulai banyak bermunculan inovasi-inovasi serta varian bentuk
ataupun bahan pembuatannya. Malcom McLean pada dasarnya menciptakan peti
kemas yang dapat membungkus ataupun membawa muatan dalam jumlah tertentu di
beberapa peti yang sama hingga pada akhirnya menjadikan semua kendaraan dapat
mengangkutnya baik truk, kereta api, kapal laut, ataupun beberapa angkutan lainnya
agar bisa didistribusikan secara cepat, aman, dan efisien.
Fig
ure 4 Mc.Lean Truck

Perkembangan dunia peti kemas berjalan pesat, hingga tahun 1972 telah dibuka
jalur pelayaran peti kemas ke benua Eropa, Jepang, Australia. Kegiatan terus
belangsung hingga di tahun 1977, telah berdiri sekitar 38 perusahaan khusus
pelayanan peti kemas yang melayani hingga Afrika. Seiring dengan kegiatan ekonomi
tersebut, perkembangan pasar juga ikut meningkat tajam, mulai dari 2,3 % pada tahun
1970 menjadi 30 % di tahun 1982, hingga sekarang peti kemas telah menjadi sistem
penting dalam transportasi dunia.

Meningkatnya perkembangan pasar peti kemas memberikan feedback yang


positif terhadap perkembangan kapal – kapal yang melayani peti kemas tersebut.
Perusahaan pembuatan kapal berlomba mencari bentuk tehnis yang dapat melayani
kegiatan peti kemas. Penempatan posisi peti kemas yang selama ini berada di geladak
kapal telah di tambah dengan cara mengkonversi kapal – kapal tanker dan kapal –
kapal curah kering.

Perkembangan pangsa pasar peti kemas yang cukup pesat disebabkan:

1. Keamanan barang lebih terjamin


2. Kecilnya resiko dan kerusakan barang.
3. Biaya lebih murah.
4. Proses pelayanan lebih cepat.
5. Kapasitas angkut lebih besar.
6. Dan yang utama adalah peti kemas merupakan multi modal transport

2. PERKEMBANGAN PETI KEMAS DI INDONESIA

Perkembangan peti kemas sendiri Indonesia di mulai sejak tahun 1973 yang di
tandai dengan adanya pelabuhan peti kemas pertama di Indonesia. Era pengangkutan
peti kemas dimulai pada tahun 1973 dengan menggunakan kapal general cargo carrier
konvensional atau kapal semi container. Pada masa itu belum terdapat fasilitas
dermaga khusus peti kemas dan belum ada alat untuk bongkar muat peti kemas
(gantry crane, transtainer dan lain-lain). Perusahaan pelayaran Indonesia dalam sistem
angkutan peti kemas yang masih terbatas ini sebagai pemberi umpan (feeder) ke
pelabuhan terdekat yang sudah memiliki fasilitas lengkap yaitu Singapura. Angkutan
peti kemas kemas ini masih bersifat insidental yaitu langsung dari pelabuhan asal
muatan ke pelabuhan tujuannya luar negeri, begitu pula sebaliknya.

3. BERMULA DARI PELABUHAN TANJONG PRIOK

Awal mula kegiatan peti kemas diIndonesia, tidak terlepas dari peran pemerintah
kolonial Belanda yang memindahkan pelabuhan sunda kelapa sebagai pelabuhan
utama ke Pelabuhan Tanjung Priok. Berkat perpindahan dari Pelabuhan Sunda Kelapa
ke Tanjung Priok itulah kawasan utara Jakarta jadi denyut nadi perekonomian
Indonesia kala itu.
Figu
re 5tanjung priok port

Pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok pada 1877 jadi tonggak utamanya.


Alasan pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok adalah karena Pelabuhan Sunda
Kelapa yang mengalami pendangkalan. Pemerintah kolonial belanda menghadapi
permasalahan yang sangat serius, Kapal-kapal uap tak mampu lagi bersandar di sana,
hingga mereka yang berlayar dari mancanegara harus bersandar jauh di tepi pantai.

Akibatnya, bongkar muat barang membutuhkan waktu yang sangat lama karena
harus diangkat dengan perahu terlebih dahulu. Dikutip Alwi Shahab dalam buku  Waktu
Belanda Mabuk Lahirlah Batavia (2013), lantaran segala problema yang ada, belanda
lalu memutuskan memindahkan Pelabuhan Sunda Kelapa. Kawasan Tanjung priok
dipandang sangat sesuai sebagai penggantinya. Walau jaraknya cukup jauh, sekitar 7
kilometer, belanda merasa hal itu merupakan opsi yang paling baik karena Terusan
Suez, yang dapat mempersingkat perjalanan kapal telah dibuka pada 1869

“Pada 1868, ketika Terusan Suez dibuka, yang mempersingkat


pelayaran samudera dari Eropa ke Asia serta munculnya kapal-kapal
uap, berpengaruh pada Batavia. Kota yang dibangun Jan Pieterszoon
Coen kemudian ramai didatangi pendatang dari Eropa. Demikian pula
dengan kapal-kapal samudra yang bongkar muat. Dibangunnya
Pelabuhan Tanjung Priok bersamaan dengan pelabuhan Singapura yang
dibangun Raffles tahun 1819,” ungkap salah satu tokoh penting dalam
penulisan sejarah Jakarta, Alwi Shahab.

Kemunculan pelabuhan Tanjung Priok kemudian menempati posisi utama dalam


urusan impor-ekspor Jawa Barat. Saking ramainya, Tonase kapal-kapal sangat
meningkat selama bertahun-tahun. Untuk itu, Pelabuhan Tanjung Priok diperluas
kembali pada 1912. Hal itu tak lain karena hampir 200 kapal pada tahun tersebut
menanti giliran untuk bersandar.

“Berkaitan dengan ekspor, hampir seluruh pengiriman teh Jawa dan


produk-produk kina berlangsung di pelabuhan ini. Sedangkan untuk
karet dan olahan minyak nabati, Tanjung Priok juga menempati
tempat pertama di antara pelabuhan-pelabuhan Jawa lain.
Pemindahan muatan beberapa produk, di antaranya timah Bangka,
lada dan beberapa produk kayu dari pulau-pulau Luar, juga
berlangsung di sini,” tulis Dr. J. Stroomberg dalam buku Hindia-
Belanda 1930 (2018).

Kondisi Tanjung Priok sebagai denyut nadi di utara Jakarta bahkan masih
berlangsung hingga hari ini. Eksistensi itu ditunjang oleh hadirnya terminal peti kemas
terbesar di Indonesia, JICT (Jakarta International Container Terminal).
Bab III

KETENTUAN-KETENTUAN DALAM SISTEM ANGKUTAN PETI KEMAS


1. PENGERTIAN PETI KEMAS

Sebelum memulai pentingnya ketentuan-ketentuan dalam sistem pengangkutan


peti kemas, ada baiknya mengetahui definisi dari peti kemas itu sendiri. Peti kemas
adalah peti atau kotak yang memenuhi persyaratan teknis sesuai ISO (International
Standart Organization) sebagai alat atau perangkat pengangkutan barang yang bisa
digunakan di berbagai moda transportasi yaitu mulai dari jalan raya dengan truk peti
kemas, kereta api dan kapal peti kemas.

Di zaman modern ini, sekarang peti kemas lebih dikenal sebagai sebuah peti
yang berbahan dasar logam dengan beberapa ukuran standar tertentu, dan berfungsi
sebagai sebuah media untuk pemuatan barang dan pendistribusian barang yang
berguna untuk memudahkan mobilitas. Dan saat ni, pengertian kontainer telah
ditetapkan secara internasional oleh Customs Convention on Container yang telah di
deklarasikan sejak tanggal 2 Desember 1972 di Geneva, Swiss. Dan menurut
kesepakatan tersebut, definisi peti kemas yang ditentukan adalah:

1. Harus berbentuk permanen serta kokoh dan mampu digunakan secara berulang
kali sebagai pengangkutan barang.
2. Beberapa bagian atau seluruhnya harus tertutup, dan berbentuk peti maupun
kerat untuk menyimpan barang yang diangkut.
3. Telah didesain secara khusus untuk mempermudah mobilitas pengangkutan
tanpa harus membongkar isi muatan peti tersebut.
4. Selalu dilengkapi dengan beberapa perangkat untuk memudahkan proses
pemindahannya dari satu  transportasi ke transportasi lainnya.
5. Dibuat khusus agar dapat dengan mudah diisi ataupun dikosongkan.
6. Memiliki isi dengan kapasitas tertentu yakni sebesar satu meter kubik atau
diatasnya.
7. Peti kemas biasanya berbahan khusus seperti baja, alumunium, fiber glass, yang
telah dilengkapi dengan pintu dan dapat dikunci dari luar.
8. Perlengkapatan atau peralatan lain dapat diangkut bersama-sama dengan
container lainnya

Peti kemas secara defenisinya menurut ISO adalah peti atau kotak yang
memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan International Organization for
Standardization (ISO) sebagai alat atau perangkat pengangkutan barang yang bisa
digunakan diberbagai moda, mulai dari moda jalan dengan truk peti kemas, kereta api
dan kapal petikemas laut

Kramadibrata (2002 : 208) Peti kemas adalah suatu kotak yang terbuat dari
bahan campuran baja dan tembaga atau anti karat dengan pintu yang dapat terkunci
dan tiap sisi-sisi dipasang suatu “fitting sudut dan kunci putar” ( Corner Fitting and Twist
Lock ) , sehingga antara peti kemas satu dengan yang lainnya dapat disatukan atau
dilepaskan dengan mudah. Peti kemas itu sendiri juga ada yang langsung dikirim ke
gudang pemilik (importer/eksporter) yaitu dari suatu tempat ke tempat yang lain tanpa
ada batasan wilayah. Pengangkutan dengan mennggunaka peti kemas ini, mengangkut
muatan (cargo) yang didalamnya terdapat juga jenis angkutan yang lainnya.

Setelah membaca berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa peti
kemas (container) adalah “kotak/ Peti yang terbuat dari material campuran baja anti
karat dengan pintu yang dapat dikunci dan tiap sisinya dilengkapi fitting sudut
dan kunci putar dengan ukuran minimal 1M 3 serta sesuai dengan ISO dan
memenuhi ketentuan Customs Convention on Container Dec 2, 1972 di Genewa,
Swiss.”

2. Ketentuan Dalam Sistem Pengankutan Peti Kemas

Meskipun peti kemas terbuat dari campuran baja yang anti karat, peti kemas
harus mengikuti standar organisasi internasional. Ketentutan-ketentuan ini disusun
sebagai pedoman untuk mengefisiensikan inter-moda dan penanganan di lapangan.
Hal ini dpat mempercepat proses bongkar muat dan berbagai kegiatan terkait selama
container dalam pengankutan.
Secara garis besar, peti kemas harus memiliki ukuran 1M 3 (kubik), peti kemas harus
terbuat dari baja campuran tembaga yang anti karat, memiliki pintu yang dilengkapi
sistem pengunci dan setiap sisi dilengkapi kunci putar sehingga mudah diangkut,
namun ada standar-standar lain yang harus diperhatikan agar sesuai dengan standar
pengankutan dunia. Apa saja itu, mari kita ulas berikut ini.

Koleangan (Ibid: 6), mencantumkan batasan definisi memuat point-point penting


peti kemas (Freight Container) menurut Internasional Standard Organization (ISO)
sebagai berikut:

a. Sifatnya cukup kuat untuk digunakan berulang kali.


b. Dirancang khusus sebagai fasilitas untuk membawa barang dengan moda-moda
transport yang ada.
c. Dipasang alat-alat yang memungkinkan sewaktu-waktu digunakan untuk
menangani dari satu alat transportasi ke alat transportasi yang lain.
d. Dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk mengisi maupun
mengosongkannya
e. Mempunyai isi ruangan dalam interval volume sekurang-kurangnya 1m3 = 35,8
Cuft (Cubic Feet).

Peti Kemas itu sendiri mempunyai syarat-syarat yang sesuai dengan ketentuan
International Standart Organization (ISO)

a. Ukuran dan berat bruto sesuai container meliputi kode, tinggi, panjang, dan berat
maksimum container dan cargo.
b. Sarana pengangkutan harus menggunakan metode kunci putar pada sudut-
sudutnya untuk memudahkan pengangkutan.
c. Container harus dapat disusun sebanyak 6 susun dalam keadaan full load tanpa
menunjukkan perubahan yang berarti.
Bab IV

SISTEM ANGKUTAN PETI KEMAS


Penggunaan peti kemas untuk angkutan barang telah berkembang pesat sejak
dasawarsa tujuhpuluhan. Indonesia sudah ikut melibatkan diri dalam sistem angkutan
peti kemas yang sudah berkembang luas dalam pola angkutan di dunia sebagai bagian
dari perkembangan teknologi maju yang mencari upaya untuk mendapatkan efesiensi
optimal.

Peti kemas secara umum dapat digambarkan sebagai gudang yang dapat
dipindahkan yang digunakan untuk mengangkut barang, merupakan perangkat
perdagangan dan sekaligus juga merupakan komponen dari sistem pengangkutan.
Oleh karena komoditi yang diperdagangkan dalam perdagangan dunia jenisnya
beraneka ragam, demikian juga arah pengangkutan dan sarana penunjangnya
berbeda-beda, maka jenis peti kemas yang diperlukan bagi pengangkutan barang antar
negarapun berbeda-beda pula. Jenis peti kemas yang banyak digunakan dalam
perdagangan impor-ekspor adalah sebagai berikut:

1. Dry Cargo Container


Jenis peti kemas ini digunakan untuk mengangkut general cargo yang terdiri dari
berbagai jenis barang dagangan yang kering yang sudah dikemas dan tidak
memerlukan perlakuan atau penanganan khusus.
Figure 6 Dry container

2. Reefer Container.
Jenis peti kemas ini digunakan untuk mengangkut barang yang harus dikapalkan
dalam keadaan beku seperti ikan segar, daging hewan dll.

Figure 7 Reefer container


3. Bulk Container
Peti kemas ini digunakan untuk mengangkut muatan curah seperti beras, gandum
yang tidak dikemas. Konstruksinya tidak menggunakan pintu seperti lazimnya,
melainkan hanya bukaan kecil dibagian bawah belakang. Untuk membongkar muatan
curah, bagian depan peti kemas didongkrak dan pintu/bukaan kecil dibuka supaya
muatan meluncur keluar. Pada pemuatanya, barang dicurahkan melalui bukaan yang
berada pada atap peti kemas.

Figure 8 Bulk container

4. Open-side Container.
Peti kemas ini pintunya disamping, memanjang sepanjang peti kemas, tidak diberi
pintu melainkan hanya terpal saja guna melindungi muatan dari pengaruh cuaca.
Penggunaanya untuk pengapalan muatan tertentu yang tidak dapat atau sulit
dimasukkan dari pintu yang biasa.

Figure 9 Open Side container


5. Soft Top Container.
Jenis peti kemas ini terbuka pada bagian atasnya, dari mana muatan diletakkan ke
dalam peti kemas dan diambil dari sana pada  pembongkaranya. Bagian atas tersebut
biasanya ditutup dengan terpal, untuk melindungi muatan terhadap pengaruh cuaca.

Figure 10 Soft Top Container


6. Open Top, Open Side Container.
Peti kemas ini bagian atas dan sisi-sisinya terbuka, jadi hanya berupa geladak
dengan empat tiang sudut dan empat set lubang untuk memasukkan locking pin.
Penggunaanya untuk pengapalan barang berat yang tidak perlu mendapat
perlindungan terhadap pengaruh cuaca.

Figure 11 open top and side container

7. Flat Rack Container.


Peti kemas ini hanya terdiri dari landasan (plat form) saja, dan penggunaanya
untuk pengapalan barang berat yang ukuranya sedikit melebihi luas peti kemas. Di
kapal kontainer ini dikapal pemuatanya diletakkan diatas geladak.
Figure 12 Flat Rack Container

8. Tank Container 
Jenis peti kemas ini berupa tanki baja berkapasitas 4.000 galon ( 15.140 liter)
yang dibangun di dalam kerangka peti kemas, mirip seperti tanki yang dimasukkan
kedalam peti kemas jenis open top-open side. Tank Container digunakan untuk
mengapalkan bahan kimia atau bahan cair lainya.
Figure 13 Tank Container

UKURAN PETI KEMAS

Ukuran-ukuran peti kemas juga beraneka ragam, disesuaikan dengan sistem


pelayaran serta trayek atau jurusan yang harus ditempuh oleh komoditi yang dikapalkan
dengan menggunakan peti kemas dimaksud. Dari berbagai macam ukuran peti kemas
tersebut, yang umum digunakan dalam perdagangan internasional di Indonesia adalah
peti kemas 20 feet dan 40 feet.

Bab V

SISTEM PENGAPALAN PETI KEMAS


Penerapan sistem pengangkutan dengan menggunakan peti kemas
memungkinkan pengapalan door to door service, artinya bahwa pengapalan yang
berlangsung dari pintu gudang eksportir dan berakhir pada pintu gudang importir,
diurus/diselenggarakan oleh satu tangan.

Eksportir dan importir disatu pihak hanya berhubungan dengan satu perusahaan
pengangkutan saja, tanpa mengingat bahwa barang yang mereka perdagangkan itu
pengangkutanya secara fisik dilaksanakan oleh dua atau lebih perusahaan
pengangkutan. Dalam rangka penyerahan door to door tersebut masing-masing
pengangkutan menggunakan sarana transportasi yang berbeda-beda seperti truck,
kereta api, kapal laut domestik, kapal laut ocean going, dimana sistem pengangkutan
yang menggunakan berbagai macam sarana angkutan ini lazim disebut Multi Modal
Transportation system. Pengangkutan yang melibatkan beberapa jenis sarana
angkutan tersebut, sudah barang tentu memerlukan sistem kerjasama yang rapi agar
tidak terjadi hambatan dan kerancuan dalam pelaksanaanya.

Sehubungan dengan itu maka sistem pengangkutan door to door service


merupakan suatu sistem pengangkutan terpadu yang menekankan kerapian kerjasama
antara jenis sarana angkutan satu dengan lainya. Untuk pengangkutan sambung
menyambung yang melibatkan beberapa jenis sarana angkutan tersebut, hanya
digunakan satu bill of lading saja yang disebut Combined Transport Bill of Lading yang
dikeluarkan oleh ocean carrier.

MEKANISME PENGAPALAN PETI KEMAS

KONDISI PENGAPALAN PETI KEMAS

Pengapalan muatan dengan menggunakan peti kemas dapat diselenggarakan


dalam beberapa cara dan kondisi sebagai berikut :

A. CY to CY (container yard to container yard)


Dalam kondisi CY to CY ini perjalanan peti kemas bermula dari CY di pelabuhan
pemuatan dan berakhir pada CY di pelabuhan tujuanya. Dengan demikian peti
kemas yang disiapkan di CY sudah berisi muatan karena sudah dilakukan
stuffing di luar pelabuhan, jadi kondisi pengapalanya bisa juga disebut FCL to
FCL (full container load to full container load).

B. CFS to CFS (Container freight Station to Container Freight Station)


Dalam kondisi ini maka peti kemas diisi muatan digudang CFS pelabuhan
pemuatan, dari mana petikemas langsung dimuat ke kapal dan setibanya di
pelabuhan tujuan, setelah dibongkar dari kapal langsung diangsur ke gudang
CFS untuk di stripping.

C. CFS to CY (Container Freight Station to Container Yard).


Pada kondisi ini maka muatan di stuffing digudang CFS pelabuhan pemuatan
dan setelah tiba dipelabuhan tujuan, langsung ditimbun di dilapangan
penumpukan CY yang bersangkutan menunggu dikeluarkan oleh pemilik
barang. Kondisi pengapalan ini terjadi bila beberapa shipment break bulk
dikapalkan kepada satu consegnee, yang disebut juga LCLto FCL.

D. CY to CFS (Container Yard to Container Freight Station).


Pada kondisi ini peti kemas sudah di staffing di luar pelabuhan dan disiapkan di
CY untuk dimuat dan sesampainya dipelabuhan tujuan langsung diangsur ke
gudang CFS setempat untuk di stripping. Barang akan diambil oleh consignee
masing-masing yang mempunyai Cosolidated Ocean Bill of Lading. Kondisi
pengapalan ini terjadi bila seorang shipper mengapalkan beberapa shipment
LCL kepada beberapa orang cosignee
PENGAPALAN MUATAN

Dalam pengangkutan laut, proses pengapalan (pengiriman) muatan sudah


dimulai sejak pembukuan muatan (booking of cargo) dilakukan dan akan mengikat parra
pengangkut muatan bila booking of cargo di telah dinyatakan diterima (accepted). Hal ini
dibuktikan dalam pernyataan (Statement) itu dapat dibuktikan pada
pendaftaran/pencatatan dokumen SI (Shipping Instruction) oleh pengirim atau
ekspediturnya kepada pengangkut atau agenya.

SI (Shipping Instruction) bukan merupakan suatu dokumen yang mempunyai


kekuatan hukum. SI disebut juga Shipping Order (SO) tidak memuat ketentuan-
ketentuan tentang hak dan kewajiban pihak-pihak didalam kegiatan pelayaran niaga
tersebut. Shipping Instruction hanyalah satu tanda bukti telah dimulainya suatu hubungan
hukum dan hubungan itu secara prinsip baru terjadi setelah proses pengapalan dimulai,
yaitu setelah pemuatan barang ke kapal atau sejak persiapan-persiapan kearah itu
dilakukan. Berbagai Istilah Yang Umum Dalam Operasional Peti Kemas

a. Full Container Load (FCL)


Dalam kondisi ini pengisian barang kedalam peti kemas dan menghitung
jumlah barangnya dilakukan oleh shipper (eksportir), dan setelah diangkut ke
pelabuhan diserahkan kepada pengangkut di Container Yard (CY).
b. Less Than Container Load (LCL)
Stuffing dilakukan oleh pengangkut di CFS, dimana muatanya diterima dari
shipper. Pada kondisi ini biasanya muatan terdiri dari berbagai shipper untuk
berbagai consignee di pelabuhan tujuan yang sama. Penyerahan barang
dipelabuhan tujuan dilakukan di CFS setelah dilakukan stripping.
c. Depo Container
Adalah tempat penumpukan peti kemas kosong, berupa sebuah lapangan
penumpukan yang diusahakan oleh seseorang atau badan usaha, dimana
ditempat tersebut ditimbun peti kemas kosong dari berbagai pemilik untuk
sewaktu-waktu sesuai DO yang diiserahkan peti kemas tersebut diambil untuk
digunakan.
d. Equipment Interchange Receipt (EIR)
Merupakan dokumen sebagai hasil survey dan mencatat keterangan mengenai
kondisi atau kerusakan pada bagian peti kemas, pada saat penyerahan atau
peralihan tanggung jawab. EIR harus ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu
yang menyerahkan dan yang menerima.
DAFTAR PUSTAKA

[ CITATION htt \l 1033 ]

[ CITATION htt20 \l 1033 ]

https://desuarjana.wordpress.com/2012/05/28/ukuran-peti-kemas-9/

https://desuarjana.wordpress.com/2012/05/21/alat-mekanis-container/

https://desuarjana.wordpress.com/2012/05/28/sistem-angkutan-peti-kemas/

https://id.wikipedia.org/wiki/Kapal_peti_kemas

Anda mungkin juga menyukai