S A N
1. PENDAHULUAN
OPERASIONAL
DAN KINERJA
2. DASAR HUKUM
PELABUHAN3.TERMINAL
PETI
KAJIAN KELAYAKAN
KEMAS
TEKNIS, EKONOMIS DAN
ADMINISTRASI
4. PRA DESAIN PELABUHAN
MULTIFUNGSI TANJUNG
GELIGA
5. DATA DATA YANG
DIBUTUHKAN
6. DOKUMEN TENDER
7. ORGANISASI DAN JADWAL
Jakarta, 16 Oktober
Slide
Perkembangan Pelayaran di
Indonesia
1.
2.
Tahun 1890-1935
Perusahaan pelayaran pertama didirikan di
indonesia oleh pemerintah kolonial Belanda yaitu
perusahaan pelayaran KPM ( Koninkelijke
Paketvaart Maatscappi ) dan merupakan satusatunya perusahaan yang oleh pemerintah
Belanda diberikan hak monopoli dibidang
pelayaran di Indonesia.
Tahun 1936-1942
Disahkan undang-undang perkapalan ( Indische
Scheepvartet ) dan berkembang pesatnya
perusahaan KPM, mampu menyelenggarakan
pelayaran diseluruh wilayah perairan Indonesia.
Tahun 1942-1945
Pada tahun 1942 terjadi pendudukan Jepang di
Indonesia sehingga kapal-kapal niaga digunakan
untuk melayani keperluan tentara Jepang, dan
hampir semua pelayaran niaga berhenti
beroperasi.
Tahun 1945-1956
Pemerintahan Jepang menyerah, dan Belanda
mencoba menghidupkan KPM. Pada tahun 1951
Indonesia mendirikan PELNI dan Jakarta Lloyd
untuk beroperasi sambil bersaing dengan KPM.
Tahun 1957-1960
Pada tahun 1957 perusahaan pelayaran KPM
dinasionalisasikan dan seluruh kekayaannya
antara lain berupa 79 kapal berkapasitas lebih
dari 135.000 DWT diserahkan kepada
PN.PELNI. Selain itu juga tubuhnya perusahaan
pelayaran swasta nasional, tetapi pada tahun
1960 perusahaan pelayaran swasta nasional
mengalami kepailitan.
Tahun 1960-1968
Pada periode ini kondisi ekonomi di Indonesia
kurang menguntungkan bagi dunia pelayaran
karena tingkat inflasi yang tinggi (+300%),
sehingga banyak perusahaan pelayaran
mengalami kesulitan dana untuk menambah atau
memperbaharui armada.
Tahun 1969-1980
Pembinaan pelayaran ditekankan pada
pembinaan pelayaran dalam negeri ( Pelayaran
Nusantara ) yang dimaksudkan untuk
menghidupkan kegiatan pelayaran yang tetap dan
teratur antara pelabuhan-pelabuhan utama
diseluruh Indonesia.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
Tahun 1980-1987
Periode tahun ini merupakan program pemantapan pola
angkutan laut nusantara diseluruh Indonesia melalui
program RLS. Program ini dijadikan penyempurnaan
trayek pelayaran Nusantara, yaitu :
Trayek pelayaran Nusantara Barat
Trayek pelayaran Nusantara Timur
Trayek pelayaran Nusantara Timur ke Nusantara Barat
Trayek pelayaran Nusantara Barat ke Nusantara Timur
Tahun 1988-1994
berdasarkan peraturan pemerintah No. 17 Thun
1988 yang lebih dikenal dengan PAKTO ( paket
Oktober 1988 ), pemerintah melaksanakan
deregulasi dibidang pelayaran yang meliputi :
penyederhanaan dibidang perizinan, antara lain
berupa penyatuan izin usaha pelayaran dan izin
operasi
Tahun 1994-2005
Selain memperlancar arus barang dan
penumpang PAKTO 88 juga minimbulkan
dampak negatif bagi pertumbuhan pelayaran
Nasional. Deregulasi tersebut memberikan
keleluasaan bagi beroperasi di Indonesia
sehingga mendesak/mempersempit pangsa pasar
pelayaran nasional baik untuk angkutan barang
luar negeri maupun angkutan barang dalam
negeri.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
Jenis-jenis kapal
Kapal Penumpang
Pada tahun 1950 kapal-kapal besar masih
merupakan alat angkutan penumpang utama bagi
negara Eropa (Inggris,Perancis,Italia,Belanda)
dan Amerika.
Inggris : Queen Mary, Queen Elizabeth II, Titanic
Perancis : Ille de France, Normandie
Jerman : Veterland, Bremen
a.
b. Kapal Barang
Kapal barang yang kita kenal terdiri atas single
deck atau double deck. Kapal yang cukup besar
biasanya diperlengkapi alat bongkar muat.
Sebelum tahun 1960 kapal barang itu sederhana
perlengkapannya dan ada yang masih
mengandalkan pada tenaga manusia untuk
bongkar muat.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
Pengenalan Petikemas
Petikemas (container) merupakan
satu kemasan yang dirancang khusus
dengan
ukuran
tertentu(standar
ISO),dapat
dipakai
berulang
kali,dipergunakan menyimpan dan
sekaligus mengangkut muatan yang
ada didalamnya.
Jenis petikemas
General cargo
Thermal
Tank
Dry Bulk
Platform
Specials
Thermal Container
Thermal Container adalah petikemas
yang dilengkapi dengan pengatur
suhu untuk muatan tertentu.
Petikemas yang termasuk
kelompok thermal container adalah :
a. Insulated container.
b. Reefer container.
c. Heated container.
Tank Container
Tank container adalah tanki yang
ditempatkan dalam kerangka peti kemas
yang dipergunakan untuk muatan cair
( bulk liquid ) maupun gas ( bulk gas ).
Platform Container
Platform container adalah petikemas
yang terdiri dari lantai dasar. Petikemas
yang termasuk jenis ini adalah:
a. Flat Rock container.
b. Platform based container.
Specials Container
Specials
container
adalah
petikemas yang khusus dibuat
untuk muatan tertentu, seperti
petikemas
untuk
muatan
ternak (cattle container) atau
muatan
kendaraan
(car
container).
Beberapa
Istilah
Pergerakan Petikemas
1.Terminal Handling Charge(THC)
2.FCl(Full Container Load)
3.LCL(Less Container Load)
4.Demurrage
5.Detrention
6.Deposit
7.Repair
Biaya
FCL
FCL/FCL = House to house (FCL=Full container load
artinya barang di dalam container milik 1 shipper/1
consignee).
Pelayaran bertanggung jawab sejak dari CY (container
Yard) di pelabuhan muat, sampai dengan CY di
pelabuhan bongkar.
Kewajiban shipper adalah pick up empty (M/T)
container dan stuffing (mengisi barang ke dalam
petikemas di CFS (container freight station) dan
CY
Kapal
Haulage container ke CY.
FCL
CY
Kapal
Demurrage
Demurrage adalah denda yang harus dibayar oleh
pemilik barang karena pemakaian petikemas
melebihi free time, yakni waktu yang diberikan oleh
pelayaran
untuk
mengosongkan
atau
mengembalikan petikemas setelah dibongkar dari
kapal. Apabila waktu yang ditentukan terlewat
maka pemilik barang dikenakan demurrage.
Detention
Detention adalah denda yang harus dibayar oleh
pemilik barang apabila pengembalian petikemas
atau peralatan petikemas, seperti chassis/prime
mover melewati waktu yang diizinkan. Container on
chassis dihitung mulai dipakai dari depot pelayaran
atau UPTK.
Deposit
Deposit adalah sejumlah uang yang diserahkan oleh
consignee kepada agen pelayaran sebagai jaminan
pada waktu meangambil petikemas dari CY. Jaminan
diperlukan oleh agen pelayaran atas kemungkinan
kekurangan pembayaran demurrage/detention dan
untuk jaminan perbaikan petikemas apabila
ternyata waktu petikemas kosong dikembalikan
terdapat kerusakan. Jaminan akan diperhitungkan
dengan seluruh biaya yang harus dibayar oleh
pemilik barang dan apabila jaminan lebih besar
maka sisanya akan dikembalikan.
Repair/cleaning
Pada waktu MT container dikembalikan ke
depot, pemilik barang harus membayar
biaya cleaaning dan repair (minor
damage). Di Indonesia, kebiasaannya
adalah membebankan biaya tersebut
secara pukul rata tanpa memperhatikan
apakah benar petikemas tersebut perlu
dibersihkan dan diperbaiki.
STUDI KASUS
1.
2.
Ratio waktu berlayar dan berlabuh kapal dapat dilihat dari tabel berikut
ini :
Jenis Kapal
Kondisi Ideal
Kondisi Riil
General Cargo
1 : 1,3 hari
1 : 2,1 hari
Container
1: 0,8 hari
1 : 1,7 hari
Bulk Carrirer
1: 1,7 hari
1 : 1,8 hari
US $ 150
US $ 240
Singapore
US $ 110
US $ 160
Malaysia
US $ 100
US $ 140
Thailand
US $ 60
US $ 100
Waktu Riil
Perkiraan Waktu
Bongkar Muat
Jenis Kapal
Waktu Ideal
Gerneral Cargo
1,3 hari
2,1 hari
0,873 hari
Container
0,8 hari
1,7 hari
7,5 hari
Bulk Carrier
1,7 hari
1,8 hari
6,25 hari
Kapal Container A
Dalam kasus ini waktu yang telah ditentukan untuk bongkar muat memasuki waktu
idealnya, yaitu 0,873 hari. Namun, masih ada hal-hal yang harus diperhatikan seperti
birokrasi dalam pengurusan surat-surat yang kita ketahui memerlukan waktu yang
cukup lama dan proses yang berbelit-belit, sehingga dapat menyebabkan
keterlambatan keberangkatan kapal.
Dalam kasus ini waktu melebihi waktu riil maupun ideal sedangkan apabila kita
melakukan penambahan gang buruh, maka provit yang didapat akan lebih sedikit.
Dalam kasus ini waktu yang diperlukan untuk pembongkaran muatan gandum curah
sebanyak 30.000 ton adalah 6,25 hari melebihi waktu ideal dan riil.
Kesimpulan
a. - Pengurusan birokrasi surat-surat kapal dan muatan.
- Memastikan keadaan crane sehingga pembongkaran
dapat
bekerja optimal.
b. - Pelatihan TKBM ( memerlukan SDM yang trampil dan
kompeten di bidangnya).
- Penambahan gang buruh dapat menjadikan bongkar muat
sesuai kondisi riil namun tentunya memerlukan biaya
ekstra
untuk penambahan itu.
c. - Penambahan grain elavator.
- Menggunakan sistem bongkar dengan menggunakan sliny.
- Penurunan tarif sebagai bahan promosi.
TERIMA KASIH
TERIMAKASIH
Slide
50