Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PERANCANGAN STRUKTUR PERKERASAN

SEJARAH PERKEMBANGAN PERKERASAN JALAN RAYA


PSP - 03

DISUSUN OLEH:
Wiby Adhitya Prayoga 150667546

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2017
Wiby Adhitya Prayoga
1506675466

Sejarah Perkerasan Jalan Raya

a. Sejarah Dunia

Pada awalnya, jalan terbentuk dari bekas pijakan orang-orang yang melewati
sebuah daerah (tanah) yang semakin lama semakin mengeras seiring dengan
banyaknya frekuensi orang yang melewati daerah tersebut. Jalan-jalan yang mulai
mengeras ini dikenal dengan jalan setapak. Kemudian seiring dengan banyaknya
mobilisasi dan pentingnya transportasi untuk menunjang kehidupan sehari-hari,
seperti mengantarkan barang-barang yang lebih berat, orang-orang Mesopotamia
pada awal abad 3500 SM mulai menggunakan hewan-hewan sebagai alat
transportasi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, jalan setapak yang sudah ada
sebelumnya sekarang mulai diperlebar dan diperkeras menggunakan batu-batu
yang tersusun agar lebih nyaman dan dapat dilintasi dua arah secara bersamaan.

Penemuan roda akhir tahun 3500 SM juga ikut mengambil peran dalam sejarah
Perkerasan Jalan, dimana semakin banyak moda transportasi yang digunakan,
seperti delman (barang-barang ditarik oleh kuda) dan lainnya. Penemuan mesin uap
pada 1900 SM semakin membuat orang-orang menyadari bahwa kondisi jalan yang
keras dan lebar sangat membantu pergerakan serta mobilitas transportasi saat itu.

1. Urgensi Politik dan Ekspansi Wilayah


Peran jalan raya yang mulai kompleks ini semakin lama semakin disadari
dan menjadi alat serta strategi beberapa bangsa peradaban pada tahun 5
hingga 4 sebelum masehi. Seperti Bangsa Romawi, Persia mulai
membangun jalan sebagai cara untuk mempertahankan bangsanya dan
keperluan pergerakan tentara ke calon negara-negara dudukan di sepanjang
semenanjung. Sehingga fungsi jalan yang pada awalnya hanya sebagai
sarana transportasi mulai berkembang menjadi fungsi politik dan militer
serta fungsi perkembangan budaya.
2. Kesuksesan Bangsa Romawi
Menurut para ahli sejarawan, kesuksesan Romawi dalam membangun jalan
terdiri dari tiga faktor, diantaranya yaitu:
Wiby Adhitya Prayoga
1506675466

a. Romawi memiliki ahli negara yang mengetahui fungsi pentingnya jalan


raya sebagai prasarana perhubungan untuk memperkuat dan memperluas
wilayah dudukannya
b. Romawi lebih mengenal tentant teknik pembuatan perkerasan jalan
dibandingkan dengan bangsa-bangsa yang lain, mereka mulai mengerti
tentang: tebal laposan perkerasan jalan, menggunakan material yang tidak
membuat lembek jalan pada saat hujan, mengembangkan metode survey
jalan, serta memiliki jumlah budak-budak yang jumlahnya besar untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan pembuatan jalan.
c. Konstruksi jalan Romawi memiliki ciri khas lurus dengan empat lapisan,
dimana lapisan pertama berupa hamparan pasir atau adukan semen,
lapisan berikutnya berupa batu besar datar yang selanjutnya diisi lapisan
kerikil dan dicampur dengan kapur, dan dilapisi tipis permukaan lava
yang mirip dengan batu api. Ketebalan jalan tersebut sekitar 0,9-1,5 m.
Rancangan perkerasan jalan ini sangat terkenal modern pada jamannya
sebelum muncul teknologi yang lebih modern pada abad ke 18.
Sayangnya jalan-jalan peninggalan Romawi mulai rusak karena tidak
dipelihara ketika Romawi mulai runtuh.

3. Jalan Perancis atau Jalan Tresaguet


Penyempurnaan demi penyempurnaan terus dilakukan oleh ilmuan-ilmuan
Eropa pada masa itu, dimana masa pemerintahan Napoleon mulai
Wiby Adhitya Prayoga
1506675466

ditemukan materi penyusun jalan yang menggunakan batuan-batuan yang


lebih kecil dibandingkan dengan batuan yang dipakai oleh Jalan Roma.
Jalan yang dikembangkan ini mulai dibuat dengan gradien tertentu dan
mulai dilengkapi dengan saluran air di kiri dan kanan jalan.

4. Jalan Telford
Konstruksi jalan Telford ini diciptakan oleh Thomas Telford (1754-1834)
dari Skotlandia. Prinsip yang digunakan pada jalan Telford adalah
menggunakan pecahan batu (batu pecah belah) yang dipasang berdiri,
dimana bagian tumpulnya berada dibagian bawah dan bagian runcing diatas,
serta dipasang dengan menyusun batu secara bertahap. Jalan Telford sangat
sering digunakan didaerah pemukiman rakyat, dimana lebar perkerasan
jalan nya sekitar 3 meter dan kemiringan punggung jalan sekitar 3-4 %.
Wiby Adhitya Prayoga
1506675466

5. Jalan Mac. Adams


Ditemukan dan dibuat oleh Jhon Londer Mac Adam (1756-1836) dari
Skotlandia. Secara umum komponen strukturnya menyerupai model jalan
Telford, tetapi perbedaannya terletak pada pecahan batu yang digunakan,
dimana Telford menggunakan batu kali sedangkan Macadam menggunakan
batu pecah ukuran 5-7 cm dan 10-30 cm. Pada tahun 1815, MacAdam
ditunjuk sebagai “Surveyor General of the Bristol Roads” yang kemudian
menerapkan desain yang dimilikinya pada banyak proyek konstruksi jalan.
Dan desain tersebut terbukti sukses sehingga istilah Macadam (atau di
Indonesia sering disebut Makadam) menjadi sebuah istlah baku untuk jenis
perkerasan dengan desain dan konstruksi seperti ini. Istilah macadam juga
sering digunakan pada konstruksi jalan dengan menggunakan batu pecah
pada konstruksinya. Hingga tahun 1850, sekitar 2.200 km jalan dengan
perkerasan macadam digunakan di seluruh area Britania Raya. MacAdam
menyadari bahwa lapisan batu pecah pada jalan raya yang dibangunnya
akan terikat oleh agregat halus yang disebabkan oleh arus lalu lintas yang
melewati konstruksi perkerasan. Dengan diperkenalkannya alat pemecah
batu, abu batu dan sceering dalam jumlah besar akan bisa diproduksi yang
menyokong tipe perkerasan macadam. Penggunaan agregat halus yang
meningkat ini pada akhirnya menghasilkan material pondasi jalan yang
memiliki gradasi yang lebih rapat.
Wiby Adhitya Prayoga
1506675466

6. Perbedaan mendasar Jalan Treaseguet, Telford dan Mac Adams.

7. Jalan Raya Modern


Wiby Adhitya Prayoga
1506675466

Pada dasarnya, konstruksi jalan raya modern berasal dari konsrtuksi jalan
model Macadam yang disempurnakan oleh ilmu pengetahuan yang semakin
berkembang pada saat itu. Perkerasan modern terdiri menjadi dua yaitu
perkerasan lentur (menggunakan aspal sebagai pengikat) dan perkerasan
kaku (menggunakan semen sebagai bahan pengikat). Pada tahun mulai
1980-an diperkenalkan perkerasan jalan dengan aspal emulsi dan butas,
tetapi dalam pelaksanaan atau pemakaian aspal butas terdapat permasalahan
dalam hal variasi kadar aspalnya yang kemudian disempurnakan pada tahun
1990 dengan teknologi beton mastik. Perkembangan konstruksi perkerasan
jalan menggunakan aspal panas (hot mix) mulai berkembang di Indonesia
pada tahun 1975, kemudian disusul dengan jenis yang lain seperti aspal
beton (Beton aspal/AC) dan lain-lain.

Konstruksi perkerasan menggunakan semen sebagai bahan pengikat telah


ditemukan pada tahun 1828 di London tetapi konstruksi perkerasan ini baru
mulai berkembang pada awal 1900-an. Konstruksi perkerasan
menggunakan semen atau concrete pavement mulai dipergunakan di
Indonesia secara besar-besaran pada awal tahun 1970 yaitu pada
pembangunan Jalan Tol Prof. Sediyatmo. Metode ini selain menghasilkan
jalan yang relatif tahan terhadap air (musuh utama aspal) juga dapat
dikerjakan dalam waktu yang cukup singkat.

b. Sejarah Perkerasan Jalan di Indonesia

Sejarah perkembangan jalan raya di Indonesia yang sangat dikenal adalah


pembangunan jaringan jalan dari Anyer hingga Panarukan dnegan panjang
sekitar 1000 km pada jaman pendudukan Belanda oleh Jendral VOC pada
saat itu, Daendals. Jalan Raya POS ini mengadaptasi teknologi jalan raya
Telford dan Macadam yang diberikan lapisan aus menggunakan aspal
sebagai bahan pengikat dan ditaburi pasir kasar yang kemudian berkembang
menjadi lapisan-lapisan penetrasi.

Jalan raya ini melintasi berbagai kota penting di pulau Jawa, terutama pusat-
pusat pemerintahan maupun kerajaan di masa itu, yaitu dari Anyer di Banten
Wiby Adhitya Prayoga
1506675466

hingga Panarukan di Jawa Timur. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa


jalan ini menjadi jalan raya nasional pertama di Indonesia. Melalui sistem
kerja paksa, seluruh rute jalan raya tersebut dapat diselesaikan dalam tempo
1 (satu) tahun saja, yaitu pada tahun 1809. Pembangunan dilaksanakan
dengan membagi seluruh ruas jalan ke dalam berpuluh-puluh segmen, yaitu
dengan cara menugaskan setiap kepala pemerintahan setempat
untuk bertanggung jawab atas keterbangunnya Jalan Raya Pos itu di wilayah
mereka. Pengerahan besar-besaran jumlah tenaga kerja dilakukan karena
terdapat ancaman dari Daendels untuk membunuh para pekerja maupun
mandor termasuk kepala pemerintahan setempat bila target pembangunan
tidak tercapai .Tujuan pembangunan jalan ini lebih ditekankan pada fungsi
strategi militer pemerintah Hindia-Belanda yaitu mempertahankan pulau
Jawa dari serangan Inggris Raya.

Secara umum perkembangan konstruksi perkerasan di Indonesia mulai


berkembang sejak tahun 1970 dimana mulai diperkenalkan pembangunan
perkerasan jalan sesuai dengan fungsinya.
Wiby Adhitya Prayoga
1506675466

Referensi Sumber:

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/rekayasa_jalan_raya_2/bab1_perkeras
an_jalan.pdf Diakses terakhir 12 Februari 22:52

Dixit, A. (2016). Highway Engineering, History of Road Development. India.

https://sites.google.com/site/kisaranteknik/assignments/rekayasa-jalan-raya-ii
Diakses terakhir 12 Februari 2018 22:53

Anda mungkin juga menyukai