Anda di halaman 1dari 1

Thomas Telford (1757 1834) ahli jembatan lengkung dari batu, menciptakan konstruksi

perkerasan jalan yang prinsipnya seperti jembatan lengkung. Prinsip ini menggunakan
desakan-desakan dengan menggunakan batu-batu belah yang dipasang berdiri dengan tangan.
Dan membangun jalan mirip dengan apa yang dilakukan Tresaguet. Konstruksi perkerasannya terdiri
dari batu pecah berukuran 15/20 sampai 25/30 yang disusun tegak. Batu-batu kecil diletakkan
diatasnya untuk menutup pori-pori yang ada dan memberikan permukaan yang rata. Sistim ini
terkenal dengan sistem Telford. Jalan-jalan di Indonesia yang dibuat pada jaman dahulu sebagian
besar merupakan sistem jalan Telford, walaupun diatasnya telah diberikan lapisan aus dengan
pengikat aspal. Konstruksi ini kemudian sangat berkembang dan dikenal dengan sebutan
sistem Telford.

Scotsman John London Mc. Adam (1756 1836) adalah orang Skotlandia yang memperkenalkan
konstruksi perekerasan jalan dengan prinsip tumpang tindih yang terdiri dan batu pecah atau
batu kali, pori-pori diatasnya ditutup dengan batu yang lebih kecil/halus. Jenis perkerasan ini
terkenal dengan nama Perkerasan Macadam. Agar terbentuk lapisan yang kedap air, maka di atas
lapisan macadam diberi lapisan atas yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat dan ditaburi
pasir kasar. Perkerasan sistem ini sangat berhasil dan merupakan prinsip pembuatan jalan
secara masinal (dengan mesin). Selanjutnya sistem ini disebut sistem Macadam.

Pierre Marie Jerome Tresaguet (1716-1796) dari Perancis


lahir di Nevers, putra bungsu dari keluarga insinyur. dia mengembangkan sistem
lapisan batu pecah yang dilengkapi dengan drainase, kemiringan
melintang serta mulai rnenggunakan pondasi dari batu. Pada tahun 1775
dia ditunjuk sebagai inspektur jenderal jalan dan jembatan untuk seluruh Prancis. Dia secara luas
dikreditkan dengan menetapkan pendekatan ilmiah pertama untuk pembangunan jalan sekitar
tahun 1764. Di antara inovasi-inovasi tersebut adalah penggunaan lapisan dasar batu besar yang
ditutupi lapisan tipis batu yang lebih kecil. Keuntungan dari konfigurasi dua lapis ini adalah
ketika dilintasi oleh lalu lintas kendaraan, batu-batu itu saling merapat dan membentuk
permukaan tahan aus yang kuat yang menawarkan sedikit hambatan pada lalu lintas.

Anda mungkin juga menyukai