Anda di halaman 1dari 12

TUGAS BESAR

PERANCANGAN STRUKTUR PERKERASANAN- 03


ANALISIS KONDISI JALAN RAYA
JALAN KOMJEN. POL. M. JASIN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3

Abraham Michael Rantung 1506728730


Billy 1506734361
Christ Anugrah Gultom 1506675541
Wiby Adhitya Prayoga 1506675466

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2018
A. PENDAHULUAN
Penelitian kali ini bertujuan untuk mengamati kerusakan yang terjadi pada
jalan tersebut serta mengamati arus lalu lintas yang terjadi pada jalan tersebut. Jalan
yang dipilih oleh penulis adalah Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, tepatnya pada bagian
flyover lanjutan dari Jalan Akses UI. Pengamatan dilakukan dengan cara survei
lapangan yang dilakukan pada hari Kamis, 17 Mei 2018 pada pukul 15:10 WIB.

Arus lalulintas merupakan jumlah kendaraan bermotor yang melewati suatu


titik pada jalan per satuan waktu, yang dinyatakan dalam kendaraan/jam, smp/jam,
maupun LHRT (Lintas harian rata-rata tahunan).

Jalan dapat mengalami kerusakan akibat beberapa faktor. Penyebab dan jenis
kerusakan pada jalan pun dipengaruhi oleh tipe perkerasan yang digunakan yaitu
lentur atau kaku.

B. KONDISI EKSISTING

Gambar 1. Kondisi eksisting Jl. Komjen Pol. M. Jasin menuju arah UI

Sumber: Dokumentasi Penulis 2018.


Gambar 2. Kondisi eksisting Jl. Komjen Pol. M. Jasin menuju arah Kelapa dua
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2018

Jalan yang dipilih untuk dilakukan analisa adalah Jl. Komjem Pol. M. Jasin.
Sebenarnya nama jalan ini merupakan nama fly over yang menghubungkan Jl.
Akses UI dari arah Kelapa Dua dan bertemu dengan Jalan Margonda kearah Pasar
Minggu. Jalan ini dibuat melayang karena menghindari perlintasan sebidang
dengan jalur rel KA dan meminimalisir pertemuan Jalan Margonda. Kondisi
eksisting dari jalan ini terlihat kurang baik. Pada jalan tersebut dapat dilihat
berdasarkan gambar 1 & 2, terdapat retakan pada jalan yang bentuknya searah
dengan arah kendaraan yang panjang retakan rata-ratanya berkisar 20 m. Retakan
tersebut dapat membahayakan kendaraan bermotor yang dapat meyebabkan
kendaraan bermotor tidak seimbang. Kendaraan yang melintasi jalan tersebut
cenderung melambat pada daerah retakan untuk menghindari retakan jalan.

Jalan flyover ini ditinggikan dengan menimbun tanah. Bisa jadi akibat
timbunan yang tidak padat, dapat mengakibatkan penurunan pada tanah yang
menjadi pondasi jalan (subgrade atau subbase) sehingga menimbulkan retakan
pada jalan yang diakibatkan penurunan tanah pada bagian samping.
Gambar 3. Kondisi Potongan Melintang Jalan
Sumber: Olahan Penulis, 2018

Jl. Komjen Pol. M. Jasin merupakan jalan dengan 4 lajur 2 arah tak terbagi.
Dari gambar di atas dapat dilihat lebar jalur 3,5 m dan terdapat trotoar disampingnya
dengan lebar 1 m. Perkerasan jalan yang terdapat di jalan ini merupakan perkerasan
jalan beton dengan dilapisi aspal. Ketebalan perkerasan beton sebesar 30 cm dan
lapisan aspal 3 cm.

C. KONDISI DRAINASE
• Pengertian Drainase Jalan
Merupakan prasarana yang dapat bersifat alami ataupun buatan yang
berfungsi untuk menyalurkan air permukaan maupun bawah tanah, biasanya
menggunakan bantuan gaya gravitasi, yang terdiri atas saluran samping dan
goronggorong ke badan air penerima atau tempat peresapan buatan (contoh:
sumur resapan air hujan atau kolam drainase tampungan.
• Sistem drainase bawah permukaan
Drainase bawah permukaan bertujuan untuk menurunkan muka air tanah
dan mencegah serta membuang air infiltrasi dari daerah sekitar jalan dan
permukaan jalan atau air yang naik dari subgrade jalan.
Gambar 4. Kondisi eksisting lubang drainase jalan yang tertutup perkerasan jalan.
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2018

Gambar 5. Drainase jalan Komjen Pol. M. Jasin yang mengarah ke bawah fly
over. Sumber: Dokumentasi Penulis, 2018

Jika dilihat serta dianalisa, pada jalan Komjen Pol. M. Jasin tidak terdapat
saluran samping atau drainase samping jalan, sehingga aliran air hujan yang jatuh
di jalan hanya diteruskan melalui saluran air yang mengarah ke bawah yang hanya
terdapat di beberapa titik saja, namun jika diteliti lebih jauh, lubang saluran air yang
akan mengalirkan air ke bawah tersebut tertutup oleh perkerasan jalan. Selain itu,
kondisi melintang jalan yang tidak memiliki super elevasi 2% untuk mengalirkan
air ke kanan dan kiri jalan, menyebabkan air tetap akan tergenang di tengah jalan
dan sudah pasti, air yang tergenang ke jalan langsung masuk ke rongga perkerasan
jalan. sehingga menyebabkan kondisi perkerasan tidak lagi dalam kondisi baik.
Keretakan yang telah dibahas sebelumnya, bisa disimpulkan dapat diakibatkan oleh
aliran air yang tidak dialirkan dengan baik menggunakan saluran samping jalan.
Gambar 6. Kondisi Trotoar yang ambles dan longsor, diakibatkan oleh air hujan
yang mengalir tidak melalui saluran air.

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2018

D. ANALISA ARUS LALU LINTAS


• Spesifikasi Jalan

Gambar 7. Google Maps lokasi Survei

Sumber: Google Maps, 2018


1. Nama Jalan : Jalan Komjen. Pol. M. Jasin

2. Tipe Jalan : 4 lajur 2 arah tak terbagi

3. Pembagian Jalur : 50 - 50

4. Lebar lajur : 3,5 meter

5. Jumlah penduduk : 2.279.813 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2018)

• Data survei
Tabel D.1. Data Pengamatan Survei

Arah Kelapa Dua Arah Pasar Minggu


Waktu Truk & Truk &
Sepeda Kendaraan Sepeda Kendaraan
Bus Bus
Motor Pribadi Motor Pribadi
besar besar
5' 126 37 2 121 33 1
10' 148 39 0 139 18 3
15' 104 51 0 120 20 1
20' 95 43 1 90 32 0

Dalam pengamatan kali ini, penulis membagi jenis kendaraan menjadi 3


yaitu sepeda motor, mobil pribadi, dan truk/bus besar. Analisis arus lalulintas
pada penelitian ini didasarkan pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun
1997, bagian Jalan Perkotaan.

• Perhitungan Arus Lalulintas


𝑄 = 𝑄𝐿𝑉 + (𝑄𝐻𝑉 × 𝑝𝑐𝑒𝐻𝑉 ) + (𝑄𝑀𝐶 × 𝑝𝑐𝑒𝑀𝐶 )

1. Arah Kelapa Dua

𝑄 = 170 × 3 + (3 × 3 × 1.3) + (473 × 3 × 0.4)


𝑄 = 510 + (9 × 1.3) + (1419 × 0.4)
𝑄 = 1089 𝑠𝑚𝑝/𝑗𝑎𝑚

2. Arah Pasar Minggu

𝑄 = 103 × 3 + (5 × 3 × 1.3) + (470 × 3 × 0.4)

𝑄 = 309 + (15 × 1.3) + (1410 × 0.4)

𝑄 = 893 𝑠𝑚𝑝/𝑗𝑎𝑚
• Perhitungan Kapasitas
𝐶 = 𝐶𝑂 × 𝐹𝐶𝑊 × 𝐹𝐶𝑆𝑃 × 𝐹𝐶𝑆𝐹 × 𝐹𝐶𝐶𝑆

CO = 3000 smp/jam untuk 1 arah

FCW = 1, untuk jalan 4 lajur 2 arah tak terbagi dengan lebar 3.5 per lajur

FCSP = 1, untuk pembagian jalur 50-50

FCSF = 0.96, untuk hambatan samping kelas rendah

FCCS = 1, untuk jumlah penduduk > 1 juta

Maka :

𝐶 = 3000 × 1 × 1 × 0.96 × 1
𝐶 = 2880 𝑠𝑚𝑝/𝑗𝑎𝑚

Kedua jalur memiliki spesifikasi yang sama, sehingga kapasitas pun


sama untuk kedua jalur.

• Perhitungan Derajat Saturasi


𝑄
𝐷𝑆 =
𝐶

1. Arah Kelapa Dua

1089
𝐷𝑆 = = 0.38
2880

2. Arah Pasar Minggu

893
𝐷𝑆 = = 0.31
2880

• Perhitungan Lintas Harian Rata-rata


Berdasarkan MKJI 1997, dapat dilakukan konversi nilai arus per jam dan
LHR yaitu dengan menggunakan sebuah faktor pengali.
Tabel D.2. Faktor persen k berdasarkan tipe kota dan jalan

Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997

Jalan yang diamati merupakan jalan arteri yang berada pada kota dengan penduduk
yang lebih dari 1 juta jiwa, maka digunakan k 8%. Perhitungan dilakukan dengan
rumus berikut.

𝑄
𝑄 = 𝑘 × 𝐿𝐻𝑅 atau 𝐿𝐻𝑅 = ⁄𝑘

1. Arah Kelapa Dua

𝑠𝑚𝑝 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
𝑄 = 1089 = 1938
𝑗𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚

𝐿𝐻𝑅 = 1938⁄8%

𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
𝐿𝐻𝑅 = 24225
ℎ𝑎𝑟𝑖

2. Arah Pasar Minggu

𝑠𝑚𝑝 𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
𝑄 = 893 = 1734
𝑗𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑚

𝐿𝐻𝑅 = 1734⁄8%

𝑘𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛
𝐿𝐻𝑅 = 21675
ℎ𝑎𝑟𝑖
Dalam perencanaan lapisan perkerasan, sering kali jumlah sepeda motor
diabaikan. Hal tersebut dikarenakan beban sumbu pada sepeda motor tidak
mencapai 1000 kg atau 1 ton, sehingga angka ekuivalen sumbu sama dengan nol.

Tabel D.3. Angka Ekivalen Beban Sumbu


Kendaraan

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan


Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen
Jika diambil kesimpulan terkait perhitungan arus kapasitas dan derajat
saturasi, kondisi jalan yang diamati masih dalam kondisi baik dan menampung arus
kendaraan yang lewat, karena jika pada saat survei, tidak pernah ditemukan antrian
kendaraan di kedua arahnya.

E. KESIMPULAN DAN SARAN


Dari beberapa analisa terkait volume, kondisi drainase, serta potongan
melintang jalan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan, yaitu:

1. Kondisi Jalan Komjen Pol. M. Jasin tidak dalam kondisi baik,


dikarenakan terdapat beberapa keretakan di potongan melintang jalan,
yang sangat membahayakan pengendara jalan, khususnya pengendara
sepeda motor.

2. Kondisi drainase yang memprihatinkan, mulai tidak adanya drainase di


kanan dan kiri jalan, hingga lubang drainase yang mengalirkan air ke
bawah tertutup perkerasan jalan, sehingga air hujan akan mudah
tergenang, dan dapat memengaruhi kondisi perkerasan dibawahnya.

3. Volume dan arus lalu lintas tidak berhubungan dengan kerusakan yang
ada di jalan ini, dikarenakan menurut pengamatan penulis, kondisi arus
sangat lancar, dan tidak ada truk-truk atau kendaraan ber tonase besar
yang melewati jalan ini. Sehingga kerusakan jalan murni diakibatkan
kondisi drainase jalan yang sangat buruk.

4. Saran dari kerusakan jalan yang diamati antara lain melakukan


perawatan perkerasan jalan dengan cara pengaspalan ulang atau dengan
membongkar seluruh perkerasan jalan, serta melengkapi kanan dan kiri
jalan dengan saluran drainase samping jalan, untuk mengalirkan air
sehingga tidak tergenang di tengah jalan. Lubang drainase yang akan
mengalirkan air ke bawah perlu diperhatikan pula agar air dapat masuk
kedalam saluran air, sehingga mencegah kerusakan jalan yang lebih
parah dikemudian hari.

F. REFERENSI SUMBER
Badan Pusat Statistik. (2018, Januari 12). Badan Pusat Statistik. Diambil kembali
dari Badan Pusat Statistik Kota Depok:
https://depokkota.bps.go.id/statictable/2018/01/12/37/penduduk-menurut-
kecamatan-dan-jenis-kelamin-di-kota-depok-2016.html
Departemen Pekerjaan Umum. (1987). Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan
Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen. Jakarta: Yayasan
Badan Penerbit PU.
Direktorat Jenderal Bina Marga. (1997). Manual Kapasitas Jalan Indonesia.

G. DOKUMENTASI
Gambar 8. Penulis melakukan survei lapangan langsung

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2018

Gambar 9. Penulis melakukan traffic counting

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2018

Anda mungkin juga menyukai