Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta karunia-
Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini berisikan tentang informasi jalan raya atau yang lebih khususnya
membahas tentang apa itu jalan raya, apa saja kegunaannya, apa saja permasalahanya yang
muncul pada jalan raya, dan cara mengatasi masalah jalan raya tersebut. Diharapkan makalah
ini dapat memberikan manfaat dan informasi yang berguna bagi kita semua. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu keritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………
.... i
DAFTAR ISI
.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
……………………………………………………
.... 1
LATAR BELAKANG
........................................................................................... 1 1.1 Klasifikasi Jalan
Raya....................................................................................... 2

1.2

Manfaat Jalan Raya


…………………………………………………
............... 5 1.3 Rumusan Masalah
…………………………………………………………
..... 9 1.4 Tujuan Penulisan
………………………………………………………
........... 9 1.5 Manfaat Penulisan
……………………………………………………………
.9
BAB II LANDASAN TEORI
…………………………………………………
.. 10

1.6 Desain Perkerasan Jalan


……………………………………………………
.. 10 1.7

Data Jalan Raya


…………………………………………………………
....... 15 1.8

Perhitungan Konstruksi Jalan Aspal


………………………………………
... 16 1.9

Kalsifikasi Jalan Raya Menurut Ramainya Lalu-Lintas


…………………
..... 17
BAB III PEMBAHASAN
…………………………………………………
....... 23
BAB IV PENUTUP
..............................................................................................28
KESIMPULAN
………………………………………………………………
.....28
SARAN
.................................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………
... 32

ii

Bab I
JALAN RAYA
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sejarah perkembangan jalan raya yang pada mulanya dari berupa bekas jejak berubah menjadi jalan
raya modern. Jalan dibuat karena manusia perlu bergerak dan berpindah-pindah dari suatu tempat
ketempat lain untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Jejak jalan tersebut berfungsi
sebgai penuntun arah dan menjadikan jejak jalan semakin melebar dikarenakan seringa berpindah-
pindahnya mereka. Kemudian kurang lebih 5000 tahun yang lalu, manusia hidup berkelompok, untuk
keperluan tukar menukar barang pokok mereka mulai menggunakan jalur jalan secara tetap yang
berfungsi sebagai jalan prasarana sosial dan ekonomi. Dari sejarah perkembangan peradaban manusia
dan dari berbagai penemuan para pakar transportasi tentang sejarah perkembangan jalan dapatlah
diketahui bahwa :

1.

Jalan pertama yang menggunakan 3500 SM. Penemuan ini

perkerasan ditemukan didaerah Mesopotamia dipandang sebagai awal dari sejarah keberadaan jalan
raya. 2.

Konstruksi jalan yang terdiri dari tanah asli dilapisi dengan batu kapur dan ditutup dengan batu bata
ditemukan diantara Babilonia hingga Mesir yang diperkirakan dibangun 2500-2568 SM oleh raja Cheope
yang berfungsi untuk mengangkut batu-batu besar dalam membangun Great Pyramid. 3.

Permukan jalan yang diperkeras dari batu



batuan ini ditemukan dipulau Crate (Kereta) Yunani yang dibuat kurang lebih 1500 SM. 4.

Diwilayah Babilonia ditemukan permukaan jalan yang dibuat berlapis-lapis yaitu dari lapisan tanah dasar
yang diatasnya disusun lapisan batu-batu besar, batu beronjol dicampur mortar, batu kerikil dan
kemudian ditutup dengan batu Plat. Menuju jalan modern pada masa Kekaisaran Romawi yang
mengalami

kejayaan dalam membangun jalan pada tahun 753- 476 SM. Hal tersebut berdasarkan atas berbagai
penemuan antara lain : a. Penemuan danau aspal Trinidad oleh Sir Walter Religh Tahun 1595, dimana
dengan bahan temuan tersebut dapat dipergunakan untuk memperkeras lapisan permukaan jalan. b.
Pierre Marie Jereme Tresaquet dari Perancis memperkenalkan konstruksi jalan dari batu pecah pada
periode th 1718

1796. c. Metode perinsip desak diperkenalkan oleh orang Scotlandia yaitu pada tahun 1790 yaitu
Thomas Telford, yaitu suatu konstruksi perkerasan jalan yang dibuat menurut jembatan lengkung dari
batu belah, serta menambahkan susunan batu

batu kecil diatasnya. d. Tahun 1815 Jhon london Mc adams memperkenakan prinsip tumpang tindih
atau konstruksi Makadam. e. Penemuan mesin penggilas (stom roller) ditemukan th 1860 oleh Lemoine.
1.1 Klasifikasi Jalan Raya
Klasifikasi jalan atau hirarki jalan adalah pengelompokan jalan berdasarkan fungsi jalan, berdasarkan
administrasi pemerintahan dan berdasarkan muatan sumbu yang menyangkut dimensi dan berat
kendaraan. Penentuan klasifikasi jalan terkait dengan besarnya volume lalu lintas yang menggunakan
jalan tersebut, besarnya kapasitas jalan, keekonomian dari jalan tersebut serta
pembiayaan pembangunan dan perawatan jalan. Jalan umum menurut fungsinya di Indonesia
dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan. Klasifikasi
fungsional

seperti ini diangkat dari klasifikasi di Amerika Serikat dan Canada. Di atas arteri masih ada Freeway dan
Highway. Klasifikasi jalan fungsional di Indonesia berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku
adalah: 1.

Jalan arteri, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan
jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk (akses) dibatasi secara berdaya guna. 2.

Jalan kolektor, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi
dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi. 3.

Jalan lokal, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan
jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. 4.

Jalan lingkungan, merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan ciri
perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. Pengelompokan jalan dimaksudkan untuk
mewujudkan kepastian hukum penyelenggaraan jalan sesuai dengan kewenangan Pemerintah dan
pemerintah daerah. Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan
provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa. 1.

Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. 2.

Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan
ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis
provinsi. 3.

Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan
yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota
kabupaten dengan
pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder
dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten. 4.

Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat
pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil,
serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota. 5.

Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di
dalam desa, serta jalan lingkungan. Klasifikasi berdasarkan muatan sumbu Distribusi beban muatan
sumbu ke badan jalan Untuk keperluan pengaturan penggunaan dan pemenuhan kebutuhan angkutan,
jalan dibagi dalam beberapa kelas yang didasarkan pada kebutuhan transportasi, pemilihan moda secara
tepat dengan mempertimbangkan keunggulan karakteristik masing-masing moda, perkembangan
teknologi kendaraan bermotor, muatan sumbu terberat kendaraan bermotor serta konstruksi jalan.
Pengelompokkan jalan menurut muatan sumbu yang disebut juga kelas jalan, terdiri dari: 1.

Jalan Kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran
lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan
sumbu terberat yang diizinkan lebih besar dari 10 ton, yang saat ini masih belum digunakan di Indonesia,
namun sudah mulai dikembangkan diberbagai negara maju seperti di Prancis telah mencapai muatan
sumbu terberat sebesar 13 ton. 2.

Jalan Kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran
lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, dan muatan
sumbu terberat yang diizinkan 10 ton, jalan kelas ini merupakan jalan yang sesuai untuk angkutan peti
kemas.

3.

Jalan Kelas III A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 18.000 milimeter,
dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton. 4.

Jalan Kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan
ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, dan
muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton. 5.

Jalan Kelas III C, yaitu jalan lokal dan jalan lingkungan yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk
muatan dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000
milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.
1.2 Manfaat Jalan Raya Bagi Masyarakat
1.

Untuk mempermudah masyarakat menuju ke suatu tempat dengan cepat. 2.

Mempermudah menjual hasil perkebunan masyarakat. 3.

Memajukan Suatu desa atau daerah. 4.


Masyrakat dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancer. 5.

Dan masih banyak manfaat


6.

Dan masih banyak manfaat dari jalan raya.

Akhir-akhir ini kita sering melihat banyak kendar aan yang berlalu lalang di jalan raya. Banyaknya
kendaraan ini terkadang membuat jalan menjadi semakin padat dari hari kehari, bahkan tidak jarang
banyak pengemudi jalan yang ugal-ugalan saat berkendara. Kepadatan jalan raya yang tidak diimbangi
dengan pengetahuan berkendara dapat menimbulkan kecelakaan, kecelakaan di jalan raya bukan hanya
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan pengendara dalam berkendara, tetapi juga disebabkan karena
kondisi jalan yang kurang baik. Kerusakan jalan ini seperti berupa retak-retak (
cracking
), berupa gelombang (
corrugation
), juga kerusakan berupa alur/cekungan arah memanjang jalan sekitar jejak roda kendaraan (
rutting
) ada juga berupa genangan aspal

dipermukaan jalan (
bleeding
), dan ada juga berupa lobang-lobang (
pothole
). Kerusakan tersebut bisa terjadi pada muka jalan yang menggunakan beton aspal sebagai lapis
permukaannya. Kerusakan jalan seperti ini biasanya disebabkan oleh berbagai faktor misalnya, akibat
beban roda kendaraan berat yang lalulalang (berulang-ulang), kondisi muka air tanah yang tinggi, akibat
dari salah pada waktu pelaksanaan, dan juga bisa akibat kesalahan perencanaan.

Sekarang timbul pertanyaan kita, apa penyebab dari masing-masing kerusakan tersebut? Penyebab
kerusakan jalan adalah akibat beban roda kendaraan berat yang lalulalang (berulang-ulang), kondisi
muka air tanah yang tinggi, akibat dari salah pada waktu pelaksanaan, dan juga bisa akibat kesalahan
perencanaan. Kita ambil salah satu bentuk kerusakan yang sering kita jumpai dan kerusakan tersebut
sangat tidak nyaman untuk dilalui adalah kerusakan berlubangnya jalan, bahkan jalan yang bisa
menyerupai kubangan kerbau (tempat mandi kerbau dengan lumpur) yang hal ini sering kita lihat
disawah. Jelas penyebab utama adalah air. Jika sistim drainase sepanjang jalan tidak sempurna,
termasuk perawatannya, maka air akan naik, bahkan bisa menggenangi jalan. Daya dukung tanah pada
badan jalan sangat dipengaruhi oleh kandungan air yang ada dalam tanah tersebut. Jika kandungan air
optimum sudah terlewati maka daya dukung tanah akan menurun,apalagi jika sampai muka jalan
tergenang maka kondisi
saturated
akan terjadi. Daya lekat antar butiran tanah menjadi sangat kecil bahkan bisa tidak ada sama sekali,
gesekan antar partikal sangat menurun dan saling mengunci antar butiran sudah tidak bekerja. Pada
kondisi ini kemampuan tanah mendukung beban boleh dikatakan sangat-sangat kecil. Sedangkan
kendaraan tetap akan lewat, akibat beban kendaraan yang menekan muka jalan maka
terjadilah pelepasan ikatan antar butiran pada tanah, dan akan mengakibatkan permukaan jalan
menjadi pecah dan amblas. Nah inilah proses awal kerusakan jalan tersebut. Oleh karena itu hampir
setiap selesainya musim hujan akan nampak banyak jalan yang mengalami kerusakan, mulai dari lobang
kecil sampai berlobang yang sangat besar. Jelas ini diakibatkan dari kondisi drainase yang tidak
sempurna. Inilah yang sering dihebohkan yang terjadi dijalanan. Memang banyak cara mengatasi
kerusakan jalan. Nah sempurnakanlah sistim drainase sepanjang jalan agar muka air tanah tidak naik,
untuk memperkecil terjadinya kerusakan jalan.

Kerusakan seperti ini biasanya kurang mendapat perhatian dari pemerintah, terbukti dengan
dibiarkannya kerusakaan ini selama berbulan-bulan lamanya. Kerusakan jalan yang terjadi di antara jalan
tanah karo-kutacane, merupakan kerusakan yang parah di daerah tersebut, karena hampir seluruh jalan
yang kita lewati mengalami kerusakan. Dimana jalur ini dibilang jalur utama yang menghubungkan
antara daerah Sumatra Utara dengan Aceh Tenggara, tapi dari bulan-bulan kemarin tidak ada batang
hidung pemerintah untuk memperbaiki kerusakaan ini padahal jalan tersebut sudah tidak layak lagi
dilalui kendaraan sebab kendaran besar seperti truck dan trailer sering terperosok kedalam lubang-
lubang jalan yang rusak sehingga sering menyebabkan kemacetan panjang . kerusakan jalan di daerah
ini seperti kerusakan jalan pada umumnya, banyak jalan yang berlubang, retak buaya, bahkan
kerusakan jalan ini jika hujan turun air bisa menggenangi jalan tersebut dan tak jarang kerusakan ini
nampak seperti kolam ikan dan sering juga terjadi tanah lonsor. Kerusakan jalan di daerah ini juga sering
merengut nyawa seseorang, karena pada dasarnya jika hujan tiba maka airpun akan menggenang dan
lubang di jalan tidak terlihat akhirnya pengendara motor banyak yang mengalami kecelakaan di daerah
ini. Selain itu kerusakan jalan ini bisa mengakibatkan kemacetan. Meski jalan ini tidak segera diperbaiki
oleh pemerintah, masyarakat juga tidak bisa menyalahkan pemerintah sepenuhnya, seperti yang telah
tertulis diatas bahwa kerusakaan jalan raya ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, kerusakan jalan yang
dikarenakan beban kendaraan yang berlebih misalnya dari sini bisa terlihat bahwa kerusakan jalan itu
juga disebabkan oleh penggendara sendiri. Untuk itu sebagai warga negara yang baik masyarakat harus
bisa menunjukkan perannya untuk membantu pemerintah dalam mengatasi masalah ini. Karena pada
dasarnya masyarakat sebagai warga negara yang memiliki peran untuk mengontrol pemerintahan agar
tidak berbuat sewenang-wenang. Serta masyarakat juga membutuhkan bantuan dari pihak swasta untuk
mengatasi masalah ini. Karena jalan raya ini milik umum yang perlu dijaga dan dirawat. Pengguna jalan
dan pemerintah harus bisa sama-sama melindungi apa yang telah ada. Jika kerusakan ini
dibiarkan berlarut-larut di takutkan akan menyebabkan kecelakaan, serta bisa memutus jalur hubungan
antara daerah satu dengan daerah yang lain. Pikirkan apa yang mampu masyarakat berikan untuk
pemerintah, jangan pikirkan apa yang masyarakat dapat dari pemerintah. Berdasarkan pemaparan
tersebut maka penulis mengangkat judul

“Peran
-peran pemerintah dalam Perbaikan Kerusakan jalan dan kesadaran masyarakat yang mau menjaga jalan
yang Menghubungkan Sumatera Utara dengan Aceh Tenggara

Gambar kerusakan jalan raya
(a) (b) 1.3

Rumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dari penulisan ini adalah : 1.

Bagaimana gambaran umum tentang jalan raya di daerah Tanah Karo? 2.

Bagaimana Solusi dari masalah kerusakan jalan di Tanah Karo?


1.4 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan ini adalah : 1.
Menjelaskan bagaimana gambaran umum tentang kerusakan jalan di Tanah Karo 2.

Memaparkan bagaimana solusi yang ditawarkan untuk memperbaiki kerusakan jalan tersebut.

1.4

Manfaat Penulisan
1.

Menambah pengetahuan kita tentang penyebab dari kerusakan jalan 2


.
Menambah pengetahuan kita tentang dampak-dampak dari kerusakan jalan 3
.
Mengetahui apa yang seharusnya dilakukan oleh stakeholder dalam perbaikan jalan 4.

Mampu membuat kebijakan yang dapat menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah

BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam suatu proyek konstruksi jalan raya. Khususnya perkerasan jalan. Biaya merupakan suatu
komponen yang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek tersebut. Biaya tersebut tergantung
jenis lapisan perkerasan jalan yang didesain. Biaya dalam proyek tersebut biasanya terdiri dari biaya
matrial, tenaga kerja, serta alat-alat yang disediakan untuk mengerjakan suatu proyek tersebut.
1.6 Desain Perkerasan Jalan
Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima dan menyebarkan beban lalu lintas tanpa
menimbulkan kerusakan yang berarti pada jalan itu sendiri. Sehinnga menimbulkan kenyamanan kepada
pengemudi selama perjalanaan tersebut. Dengan demikian perencanaan tebal lapisan harus
dipertimbangkan secara optimal. Menurut Departemen Pekerjaan umum (1987), yang dimaksud
dengan perkerasan lentur (flexible pavement) adalah perkerasan pasa umumnya menggunakan bahan
campuran beraspal sebagai lapisan permukaan serta sebagai bahan butiran sebagai lapisan
dibawahnya. Bagian perkerasan bagian jalan lentur umumnya terdiri dari : 1. lapisan permukaan (
surface course
) 2. lapisan pondasi atas (
base course
) 3. lapisan pondasi bawah (
sub base course
) 4. Tanah dasar

Penjelasan : 1. Lapisan Permukaan Lapisan permukaan adalah lapisan perkerasan yang paling atas.
Fungsinya antara lain : 1.

Sebagai lapisan penahan beban roda selama pelayanan. Karena memiliki stabilitas yang tinggi. 2.

Sebagai lapisan yang kedap air mencegah agar air tidak meresap dilapisan bawahnya. 3.

Sebagai lapisan aus menahan gesekan roda kendaraan. 4.


Untuk menyebarkan bebean di lapisan bawahnya yang memiliki daya dukung lebih rendah. Pemilihan
bahan lapisan permukaan perlu mempertimbangkan kegunaan, umur, perencaan, pentahapan
konstruksi, agar dicapai maanfaat yang maksimal dari biaya yang dikeluarkan. 2. Lapisan Pondasi Atas
Lapisan pondasi atas merupakan bagian perkerasan yang terletak antara lapisan permukaan dan lapisan
pondasi bawah, fungsi pondasi lapisan atas adalah : 1.

Menahan beban roda dan menyebarkan kelapisan bawahnya. 2.

Sebagai perletakan dari lapisan permukaan. 3. Lapisan Pondasi Bawah Lapisan pondasi bawah terletak
diantara lapisan pondasi atas dan lapisan tanah dasar. Fungsi lapisan ini antara lain: 1.

Mendukung konnstruksi perkerasan. 2.

Mengefisiensikan penggunaan matrial perkerasan.

3.

Sebagai lapisan awal agar perencanaan konstruksi berjalan dengan lancar. 4. Tanah Dasar Tanah dasar
adalah permukaan tanah semula atau permukaan tanah galian atau permukaan tanah timbunan yang
dipadatkan dan merupakan dasar untuk perletakan perkerasan lainnya. Kekuatan dan keawetan
konstruksi perkerasan jalan tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar. Pada penelitian ini
digunakan program Flexi-Man. Program tersebut adalah program yang dipakai untuk penentuan tebal
perkerasan lentur untuk jalan baru, pelapisan tambahan dan konstruksi bertahap. Dari program Flexi-
Man akan didapat perhitungan susunan tebal tiap lapisan perkerasan. Untuk menjalankan program
Flexi-Men ini diperlukan beberapa data. Data yang harus dimasukkan antara lain : 1.

Data kendaraan 2.

Data jalan dan data lalu lintas 3.

Data penunjang 4.

Data perkerasan Penjelasan : I. Data Kendaraan Pada data kendaraan yang harus dimasukkan adalah
tahun survey dan jenis kendaraan. Untuk jenis kendaraan diperlukan klasifikasi dan jumlahnya.
Kelompok sumbu, tipe sumbu, beban total dan pembagian beban tiap kendaraan sudah

tersedia. Jenis kendaraan yang tersedia meliputi kendaraan ringan, bus, truk, trailer, dll II. Data Jalan dan
Data Lalu Lintas Pada data jalan yang harus dimasukkan adalah klasifikasi jalan, jalur jalan, jumlah arah,
tahun jalan dibuka, dan umur rencana. Untuk lebar perkerasan akan diperoleh pada saat akan
memsukkan jumlah jalur. II. Data Penunjang Pada data penunjang yang diperlukan adalah faktor
regional (FR), nilai indek permukaan akhir umum rencana (IPt) dan nilai CBR. untuk factor regional dapat
di masukkan dengan keadaan di lapangan atau FR yang dikehendaki. Untuk menentukan keadaan FR
dilapangan perlu mengetahui kelandaiaan dan iklimnya. Pada jalan-jalan tertentu seperti persimpangan,
pemberhentian, atau tikungan tajam (jari-jari <30 meter) nilai fr ditambah 0,5. Sedagan pada daerah
rawa-rawa nilai FR ditambah 1,0. Untuk indeks permukaan akhir umum (IPt). Diperlukan IPt yang
dianjurkan dan IPt yang dikehendaki. Setelah itu harus dimasukkan data CBR tanah dasar. Pada program
ini hasil CBR ini bias didapatkan melalui perhitungan. IV. Data Perkerasan Pada data perkerasan, tebal
dari tiap lapisan harus dihitung. Data yang perlu dimasukkan meliputin data perkerasan lapis permukaan
(
surface
), data lapis pondasi (
Base
) data lapis pondasi bawah (
Subbase
) begitu juga pada saat memasukkan data
marsall stability,
dapat diperoleh koefisien kekuatan relatif. Untuk tebal minimum lapisan tersebut harus didesain sendiri
berapa ketebalan yang kita inginkan. Jenis-jenis bahan yang tersedia adalah laston, lasbutag, HRA, dan
laspen.Untuk lapisan pondasi data yang perlu dimasukkan melipiti jenis bahan, kekuatan bahan,
koefisien kekuatan relative dan tebal minimum lapisan, untuk kekeuatan baha dapat berubah
tergantung dari jenis bahan (laston atas, lapen, stab, tanah, batu pecah)

Gambar proses perkerasan jalan Tentunya kita tidak asing dengan yang namanya jalan raya, hampir
setiap hari di lalui oleh kita, lalu bagaimana supaya jalan raya tersebut tidak rusak ketika dilalui
kendaraan yang beratnya bersatuan ton. untuk membuat jalan yang kuat maka harus dilakukan kegiatan
menghitung tebal perkerasan jalan raya sehingga dapat direncanakan konstruksi yang kokoh, berikut ini
gambaran tentang perhitunganya:
Rumus fisika yang bersangkutan dengan jalan raya adalah rumus Gaya gesek :
Rumus gaya gesek : f = u.N f = gaya gesek u = koefisien gerakan N = gaya normal
1.7 Data Jalan Raya
Misalnya kita akan merencanakan tebal perkerasan jalan raya 2 jalur dengan data lapangan sebagai
berikut :

Umur rencana jalan, Ur = 10 tahun

Jalan akan dibuka pada tahun 2014

Pembatasan beban as= 8 ton Setelah dilakukan pengamatan diperoleh volume lalu lintas sebagai
berikut:

Mobil penumpang, pick up, mobil hantarn dan sejenisnya sebanyak 1219 perhari

Bus yang melintas di jalan raya sebanyak 353 per hari

Truck 2 as : 481 / hari

Truck 3 as : 45 / hari
Truck 4 as : 10 / hari

Truck 5 as : 4 / hari LHR th.2010 : 2112 bh kendaraan perhari untuk 2 jurusan

Waktu pelaksanaan, n= 4 tahun

Perkembangan lalu lintas jalan raya, i= 8 % per tahun

Faktor regional, FR = 1.00 Bahan perkerasan jalan raya yang akan dipakai sebagai berikut:

Aspal beton atau penetrasi makadam ( surface course )

Water bound macadam ( base course )

Pondasi bawah kelas C ( Subbase course )

CBR =
1.8 Perhitungan Konstruksi Jalan Asphalt
Selanjutnya menghitung tebal perkerasan jalan raya dari data-data diatas 1.

Bus = 353 2.

Truck 2 as = 481 3.

Truck 3 as = 45 4.

Truck 4 as = 10 5.

Truck 5 as = 4

Jumlah kendaraan berat ( bus dan truck ) KB = 893 bh

BB = (353/893)x100%=39.5%
B2T =(481/893)x100%=53.86%

B3T = (45/893)x100%=5.05%

B4T = (10/893)x100%=1.14%

B5T = (4/893)x100%=0.45%

Mobil penumpang = 1219 bh

Jumlah LHR = 2112 bh

AKB =( 893/2112)x100%=42%

AKR =( 1219/2112)x100%=58% Waktu pelaksanaan pekerjaan jalan raya , n= 4 tahun Pertumbuhan lalu
lintas i = 8% pertahun LHRop = 2112( 1+0.08)^4 = 2873 Jumlah jalur = 2 Ckiri= 50% , Ckanan= 50% Umur
rencana = 10 tahun pertumbuhan lalu lintas jalan raya = 8%/tahun FP = 1.44 ( tabel FP ) i.p = 2.5 ( tabel
I.P ) LERur = 639.71 I.P = 2.5 dari grafik diperoleh ITP = 10.25 CBR = 3 DDT = 3.8 ITP = a1.D1 + a2.D2 +
a3.D3 + a4.D4 Dsini mencari Nilai ITP yang lebih dari 10.25 Lapisan permukaan=a1=0.40 & D1=10,
a1xD1=4.00 Lapisan pondasi =a2=0.14 &D2=20, a2xD2=2.80

Lapisan pondasi bawah =a3=0.11 &D3=32, a3xD3=3.52 Lapisan perbaikan tanah dasar =a4=0 &D4=0,
a4xD4=0 Jumlah ITP hasil perhitungan = 10.32 (jadi jalan raya aman )
1.9 Klasifikasi Jalan Raya Menurut Ramainya Lalu-Lintas
Suatu jalan raya yang mempunyai banyak jalur lalu-lintas itu tergantung pada kecepatan kendaraan-
kendaraan masih harus dibagi lagi dalam beberapa jalur lalu-lintas, yaitu jalur-jalur lalu-lintas lambat dan
jalur-jalur lalu-lintas cepat. Jalur-jalur lalu-lintas cepat itu dibagi lagi menurut kecepatan kendaraan-
kendaraan yang melaluinya dalam beberapa golongan yaitu: 1. Jalur lalu-lintas untuk. 40 km/jam. 2.
Jalur lalu-lintas untuk 50 km/jam. 3. Jalur lalu-lintas untuk 60 krn/jam ke atas. Oleh karena itu, pada
perencanaan pembuatan suatu jalan harus dapat menjangkau perkembangan lalu-lintas untuk sesuatu
waktu yang tertentu dikemudian hari tanpa ada perbaikan yang berarti, misalnya dapat mencapai umur
rencana 15-20 tahun yang mendatang. Umur rencana jalan adalah jangka waktu sejak jalan itu dibuka
hingga saat diperlukan perbaikan berat atau telah dianggap perlu untuk memberi lapisan pengerasan
baru. Ramainya lalu-lintas kendaraan yang melewati sesuatu jalan itu dapat diteliti dengan menghitung
jumlah (volume) kendaraan yang lewat sesuai dengan masing-masing jenis kendaraan.

Pekerjaan penelitian ini dilakukan tiap-tiap hari selama 24 jam terus-menerus selama jangka waktu yang
tertentu misalnya sdanra 2 minggu berturut-turut. Angka-angka yang menunjukkan hasil penelitian
(pencatatan) jumlah kendaraan yang lewat itu disebut "Lalu-lintas Harian Rata-rata" disingkat L.H.R..
Karena beraneka ragam jenis-jenisnya kendaraan maka diadakan suatu angka perbandingan antara
jenis-jenis kendaraan itu. Untuk mobil penumpang/sepeda-motor disebut "Satuan Mobil Penumpang"
disingkat S.M.P. yang besar angka perbandingannya ditetapkan sama dengan satu. Besar angka-angka
perbandingan untuk kendaraan jenis lainnya dapat dibaca pada Tabel 2.1. Bila suatu jalan terdapat
berbagai jenis kcndaraan dengan jurnlah yang berbeda, maka dengan angka perbandingan pada Tabel
2.1 dibuat daftar yang akan menghasilkan angka "S.M.P."-nya.

Setelah didapat angka "S.M.P."-nya kita menentukan kelas jalan dengan membaca Tabel 2.2. Sebagai
contoh perhatikan daflar yang menghasilkan jumlah "S.M.P." suatu jalan sebesar 10.500 S.M.P. yang
dapat Geometrik Komposisi dan arus pemisah arah Pengaturan lalu lintas Aktivitas samping jalan /
hambatan samping 1. Geometrik Karakteristik geometrik untuk jalan berbagai tipe akan mempunyai
kinerja berbeda pada pembebanan lalu lintas tertentu misalnya jalan terbagi dan jalan tidak terbagi,
sedangkan untuk lebar jalur lalu lintas, kecepatan arus bebas dan kapasitas meningkat dengan
pertambahan lebar jalur lalu lintas. Karakteristik geometrik tipe jalan yang digunakan untuk masing-
masing tipe jalan menggunakan analisa operasional, perencanaan dan perancangan jalan perkotaan.
Untuk setiap tipe jalan ditentukan prosedur perhitungan yang dapat digunakan pada kondisi : -
Alinyemen datar atau hampir datar - Alinyemen horizontal lurus atau hampir lurus

Pada sigmen jalan yang tidak dipengaruhi antrian akibat hambatan samping atau arus iringan kendaraan
yang tinggi dari samping. 2. Tipe Jalan Tipe jalan akan mempunyai kinerja berbeda pada pembebanan
lalu lintas tertentu, misalnya jalan terbagi dan tak terbagi, jalan satu arah. 3. Lebar Jalur Lalu Lintas
Kecepatan arus bebas dan kapasitas meningkat dengan pertambahan lebar jalur lalu lintas. 4. Kereb
Kereb sebagai batas antara jalur lalu lintas dan trotoar berpengaruh terhadap dampak hambatan
samping pada kapasitas dan kecepatan kapasitas jalan dengan kereb lebih kecil dari jalan dengan
bahu.Selanjutnya kapasitas berkurang jika terdapat penghalang tetap dekat tepi jalur lalu lintas,
tergantung apakah jalan mempunyai kereb atau bahu. 1

Komposisi Arus dan Pemisah Arah - Pemisah arah lalu lintas Kapasitas jalan dua arah paling tinggi pada
pemisah arah 50-50, yaitu bilamana arus pada kedua arah adalah sama pada peride waktu dianalisa. -
Komposisi lalu lintas Komposisi lalu lintas mempengaruhi hubungan kecepatan arus, jika arus dan
kapasitas dinyatakan dalam kendaraan per jam yaitu tergantung pada rasio sepeda motor per
kendaraan berat dalam arus lalu lintas. Jika arus dan kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil
penumpang (smp/jam) tidak dipengaruhi oleh komposisi lalu lintas. 2

Pengaturan lalu lintas

Melalui diterapkannya pemberlakuan batas kecepatan didaerah perkotaan di Indonesia yaitu dengan
pembatasan akses dari lahan samping jalan dan sebagainya 3

Perilaku pengemudi dan populasi kendaraan. Keaneka ragaman perilaku dari pengemudi dan pengguna
jalan yang ada di Indonesia khususnya didaerah perkotaan dimasukan dalam prosedur perhitungan
secara tidak langsung melalui ukuran kita. 4

Median Jalan Median jalan merupakan salah satu fasilitas penunjang jalan yang turut berpengaruh
terhadap karakteristik arus lalu lintas. Penempatan median ini biasanya berfungsi untuk memisahkan
arus lalu lintas yang berlawanan arah. Fungsi median jika digunakan sebagai pemisah arah lalu lintas
antara lain; Untuk menyediakan jarak yang diperlukan untuk membatasi atau mengurangi terhadap
lampu besar pada kendaraan yang berlawanan arah terutama saat malam hari Untuk menyediakan
daerah netral yang cukup lebar, dimana pengemudi dapat mengontrol kendaraan pada saat darurat
Untuk menambah kelegaan, kenyamanan dan keindahan bagi pengguna jalan Untuk menydiakan ruang
yang diperlukan untuk kanalisasi pertemuan-pertemuan pada jalan Dengan lebar jalan yang cukup,
median jalan memberikan pengamanan bagi pengguna jalan pada saat belok atau balik arah Sebagai
sarana pengamanan bagi pejalan kaki untuk menyeberang jalan.

Bab III

PEMBAHASAN
Arus lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan
tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan
umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Pada dasarnya Penyelenggara jalan
umum wajib mengusahakan agar jalan dapat digunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat, terutama
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, dengan mengusahakan agar biaya umum
perjalanan menjadi serendah-rendahnya.(PPRI 34/2006, pasal 4) Sesuai dengan pasal 4 tersebut terlihat
bahwa penyelenggara jalan ini bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, tapi saat ini peningkatan kemakmuran rakyat
dan pertumbuhan ekonomi nasional dirasa akan terhambat karena saat ini banyak terjadi kerusakan di
jalan raya dan jika ini dibiarkan berlarut-larut tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kerusakan ini akan
menghambat peningkatan-penigkatan tersebut. Dalam masalah ini penyebab kerusakan jalan
disebabkan oleh beban roda kendaraan berat yang lalulalang (berulang-ulang), kondisi muka air tanah
yang tinggi, akibat dari salah pada waktu pelaksanaan, dan juga bisa akibat kesalahan perencanaan.
Dengan berbagai penyebab kerusakan ini tentu masyarakat akan semakin tahu bahwa kerusakan ini
disebabkan oleh beban roda kendaraan yang berat yang sering berlalulalang, pada umumnya
perkerasan dapat digunakan untuk memikul beban lalu lintas, tapi jika beban ini berlebih (over loading),
maka yang terjadi adalah perkerasan jalan raya akan rusak sebelum waktunya. Dan kerusakan ini akan
menimbulkan kerugian besar untuk memperbaikinya. Kasus kerusakan jalan yang menghubungkan
antara daerah Sumatara Utara dengan Aceh Tenggara ini terjadi karena beban roda kendaraan yang
berlalulalang berlebihan dan air hujan yang akhir-akhir ini turun dan membuat perkerasan jalan
semakin lemah dan akhirnya jalanpun ambles dan berlubang. Dalam menangani kerusakan semacam ini,
misalkan jalan raya yang berlubang sering terlihat bahwa pemerintah hanya menambalnya padahal
penambalan ini tidak baik jika

dipergunakan untuk kerusakan yang dianggap parah. Jika pada musim penghujan datang kita sering
melihat bahwa jalan raya akan mengalami kerusakan yang lebih parah mulai dari sekedar retak buaya,
atau bahkan sampai genangan kerbau. Hal ini disebabkan karena daya dukung tanah pada badan jalan
sangat dipengaruhi oleh kandungan air yang ada dalam tanah tersebut. Jika kandungan air optimum
sudah terlewati maka daya dukung tanah akan menurun, apalagi jika sampai muka jalan tergenang maka
kondisi
saturated akan terjadi. Daya lekat antar butiran tanah menjadi sangat kecil bahkan bisa tidak ada sama
sekali, gesekan antar partikal sangat menurun dan saling mengunci antar butiran sudah tidak bekerja.
Pada kondisi ini kemampuan tanah mendukung beban boleh dikatakan sangat-sangat kecil. Sedangkan
kendaraan tetap akan lewat, akibat beban kendaraan yang menekan muka jalan maka terjadilah
pelepasan ikatan antar butiran pada tanah, dan akan mengakibatkan permukaan jalan menjadi pecah
dan amblas. Dari kerusakan jalan yang menghubungkan daerah Sumatera Utara dengan Aceh Tenggara
ini menimbulkan dampak bagi kalangan umum pengguna jalan. Kerusakan jalan raya ini mengganggu
kenyamanan pengguna jalan raya, kenapa menganggu kenyamanan karena pada dasarnya karena
kerusakan ini akan mengakibatkan kemacetan, dan apalagi saat hujan deras mengguyur kawasan rusak
ini, air akan menggenang dan menutupi jalan rusak(berlubang) akhirnya masyarakat menjadi cemas dan
was-was. Kecemasan dan kemacetan inilah yang dimaksud menganggu kenyamanan pengguna jalan.
Selain itu Kerusakan jalan ini bisa mengakibatkan kecelakaan bagi pengguna jalan. Semakin padatnya
lalu lintas di jalan raya tidak bisa dipungkiri bahwa kepadatan ini mengakibatkan kecelakaan, apalagi jika
jalan rusak dan didukung dengan ketidak hati-hatian pengguna jalan, bisa dipastikan akan menambah
nilai kecelakaan di daerah Tanah Karo menuju Aceh Tenggara, kerusakan ini bisa memutuskan koneksi
dari daerah satu dan daerah lain, yang menghubungkan jalur perdagangan atau transportasi dari
Sumatra Utara ke Aceh Tenggara Jika koneksi daerah terputus maka dapat mengganggu perekonomian
di daerah tersebut. misalnya, jika angkutan yang biasanya bisa sampai ke Aceh tenggara denagan tepat
waktu tapi karena terputusnya jalan maka akan lama sampai bahkan bisa tidak samapai ke Aceh
Tenggara karena jalannya tidak bisa dilewatin kendaraan. jalur Sumatra Utara-Aceh Tenggara ini juga
dilalui

oleh truck-truck besar, jika jalur ini nantinya benar-benar terputus dan tidak segera ditangani maka hal
ini benar-benar akan mengganggu perekonomian. Bahkan jika ini dibiarkan bisa dipastikan kerusakan ini
bisa menimbulkan dampak yang sangat parah dikarenakan pasokan bahan pangan yang ada di daerah
Aceh Tenggara kebanyakan dari Kabanjahe, Berastagi dan Medan. Dalam menyelesaikan permasalahan
ini kita tidak hanya bisa bergantung pada pemerintah, dan hanya menyalahkan pemerintah saja. Dalam
kesuksesan suatu negara menurut teori governance terdapat 3 aktor yang berperan. Yaitu
pemerintah, privat(swasta), serta masyarakat. Menurut Salomo (2002), birokrasi dituntut agar
mempunyai karakter bersih, terbuka, akuntabel responsif, berorientasi pada kepentingan masyarakat
dan mendorong partisipasi masyarakat dalam bagi keterlibatan dalam proses pembuatan, pelaksanaan
dan kontrol kebijakan. Dunia usaha dituntut adanya keterbukaan, akuntabilitas, moralitas tinggi,
sosial responsibility
, dan patuh terhadap undang-undang yang berlaku. Masyarakat yang dituntut kuat, berani menyatakan
pendapatnya, berkualitas tinggi, serta partisipatif terhadap berbagai proses yang dilakukan baik oleh
birokrasi maupun dunia usaha. Dengan adanya peran-peran ketiga aktor ini diharapkan bisa
menyelesaikan masalah yang ada, dalam hal ini kerusakan jalan raya bisa teratasi. Dalam menyelesaikan
masalah ini masyarakat bisa memberi usul yang positif untuk memperbaiki jalan tersebut agar bisa
mengurangi kemacetan dan angka kecelakaan di jalan raya. Masyarakat bisa bersama-sama untuk
memperbaiki kerusakan ini dengan cara iuran dari setiap desa dan pengguna jalan. Dan membentuk
sebuah
program kerja bagi masyarakat yaitu “ Rp 1000,
-
menuju Sejahtera”, kenapa di
katakan seribu menuju sejahtera? Karena hanya dengan uang seribu yang diberikan oleh masyarakat ini
mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Dengan uang seribu yang dikumpulkan
masyarakat, dan gotong royong untuk memperbaiki kerusakan ini maka kerusakan jalan ini akan
terselesaikan. Dengan partisipasi masyarakat dan kebersamaan ini masyarakat nantinya dalam
menyelesaikan masalah yang ada tidak hanya bisa mengeluh dan mengandalkan pemerintah saja,
karena sekarang masyarakat mampu hidup mandiri. Dengan awal seperti ini masyarakat nantinya bisa
membentuk sebuah perkumpulan atau organisasi bagi masyarakat, dan organisasi ini dikelola dan
diciptakan sebagai sarana bagi

masyarakat sendiri agar tidak apatis dengan permasalahan yang ada di pemerintahan. Saat ini sering
terlihat bahwa masyarakat kurang peduli pada masalah yang ada di Indonesia, dan masyarakat hanya
bisa mengikuti dan menjalani kebijakan yang dibuat pemerintah, dan jika kebijakan itu
mengalami permasalahan masyarakat enggan bicara, dan malah membiarkannya. Jika masyarakatnya
saja apatis dalam berbagai masalah yang dialami dinegeri ini bagaimana bisa kita menjadi negara yang
kaya yang bebas dari masalah. Semua masalah yang ada di negeri ini bisa terselesaikan jika
masyarakatnya aktif dan turut berpartisipasi dalam pemerintahan, karena pada dasarnya kita berhak
memberikan saran, pendapat, serta aspirasi kita pada pemerintahan Indonesia. Semua yang ada di
Indonesia adalah milik kita bersama bukan hanya milik seseorang yang mampu berkuasa. Di Indonesia
menganut hukum demokratis yang dari rakyat untuk rakyat kepada rakyat. Semua untuk kita rakyat
Indonesia, bukan untuk seseorang yang berkuasa. Negara kita tidak menganut hukum rimba dimana
yang kuat dialah yang menang. Kita semua berhak mendapatkan apa yang kita inginkan. Seperti
keamanan, kelancaran dalam bertransportasi. Dalam menyelesaikan kerusakan jalan yang terjadi di
Pare-Wates pemerintah berperan sebagai pembuatan kebijakan yang pada dasarnya adalah melindungi
masyarakat sebagai warga negara. Pemerintah harusnya mampu menangani kerusakan jalan ini dengan
segera jangan biarkan masyarakat sekitar menjadi benci dan tidak percaya pada pemerintah, karena
pada dasarnya masyarakat hanya beranggapan bahwa pemerintah saat ini hanyalah pembohong dan
hanya menyiksa rakyat saja. Seharusnya dalam membuat suatu anggaran perencanaan atau
memutuskan sebuah kebijakan pemerintah mengajak masyarakat untuk bergabung dalam memutuskan
suatu kebijakan. Dalam membuat sebuah anggaran pemerintah harus lebih terbuka dan menunjukkan
kepada masyarakat tentang dana-dana yang dikeluarkan dan bahan-bahan apa yang digunakan agar rakyat
kembali percaya pada pemerintah. Kenapa rakyat indonesia terkesan apatis terhadap permasalahan yang
terjadi di Indonesia ini? itu semua disebabkan karena rakyat merasa dibohongi dan dipermainkan
pemerintah, kepercayaan masyarakat hilang pada pemerintah. Masyarakat tidak dapat disalahkan dalam
keapatisan ini, terbukti dengan banyaknya pejabat yang hanya menyenangkan, mengumpulkan pundi-
pundi materinya dari uang rakyat tanpa pernah peduli pada rakyatnya. Inikah yang dibilang perwakilan
rakyat? Inikah yang

dibilang untuk rakyat? Kalau ditanya apa salah masyarakat apatis? Jika memang disalahkan maka
perbaiki moral-moral pemerintah yang hanya menjadi penyakit bagi negara, yang hanya menambah
masalah dalam negara. Jika pemerintah bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat pada pemerintah,
maka dalam membangun negara ini kita bisa bersatu. Tidak hanya pemerintah dan masyarakat yang
berperan, pihak swastapun ikut berperan dalam menyelesaikan masalah. Kerusakan jalan raya diperbaiki
oleh pegawai yang notabennya bisa dikatakan sebagai pihak swasta, jika pihak swasta ini bisa
menjalankan tugasnya dengan baik, dan menggunakan bahan-bahan yang bagus untuk memperbaiki jalan
raya ini maka dengan berfungsinya ketiga peran ini maka akan tercipta keselarasan yang baik dalam
menjalankan sebuah kebijaka

BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari permasalahan serta pembahasan yang ada diatas saya dapat menyimpulkan bahwa kerusakan jalan
yang menghubungkan antara Sumatera Utara dengan Aceh Tenggara tepatnya di Tanah Karo ini
disebabkan oleh berbagai faktor yaitu beban roda kendaraan berat yang lalulalang (berulang-ulang),
dan beban yang berlebih(overloading) serta air hujan yang turun dan mengurangi daya perkerasan dan
akhirnya jalan jadi ambles. Adanya kerusakan jalan ini jika tidak ada tindakan yang lebih lanjut dalam
mengatasi masalah ini maka kerusakan ini akan tetap di lewati oleh beban-beban yang berat dan tambah
merusak jalan. Ibarat manusia jalan yang rusak ini adalah manusia yang terkena penyakit yang parah jika
tidak diobati dan tidak menjaga kesehatan maka akan matilah manusia tersebut. begitu juga jalan raya
yang sudah rusak tapi tidak diperbaiki, tidak dirawat. Apa boleh buat nantinya akan hancurlah jalan ini
dan memutuskan koneksi antara daerah satu dan daerah lain. Kerusakan jalan di Tanah Karo ini
memberikan dampak negatif bagi pengguna jalan, seperti kemacetan, kecelakaan, terhambatnya
perekonomian. Dengan banyaknya akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan jalan ini maka berbagai aktor
yang terlibat dalam penyelenggara jalan ini harus turun tangan dan ikut aktif serta mewujudkan idenya
dalam sebuah tindakan untuk mengatasi masalah ini. aktor-aktor yang terlibat seperti pemerintah, pihak
swasta, dan masyarakat. Jika aktor ini bisa berfungsi sesuai dengan tugasnya maka permasalan ini akan
terselesaikan dengan mudah. Tidak hanya masalah kerusakan saja yang terselesaikan, tapi juga
permasalahan yang ada di negara kita akan terselesaikan. Marilah kita selaku masyarakat juga harus
bersama-sama mengunakan jalan seperlunya saja dan mau merawat jalan yang sudah dibangun oleh
pemerintah bisa bertahan lama karena dana pembuatan jalan itu tidaklah murah walaupun sudah ada
anggaran yang khusus untuk pembuatan jalan raya dan perawatannya tapi

apasalahnya sebagian dana tersebut digunakan untuk kebutuhan masyarakat yang lainnya seperti
pengobatan gratis yang sekarang ini sangat dibutuhkan oleh masyrakat pada umumnya. Pemerintah juga
dalam pembangunan jalan raya diharapkan tidak main-main, serta tidak mengurangi kwalitas dan
ketebalan jalan hanya untuk mendapatkan keuntungan semata. Jika jalan raya bagus maka segala aktivitas
masyarakat tidak terganggu.

REKOMENDASI/SARAN
Permukaan perkerasan jalan raya harus selalu dijaga dan dirawat agar tetap aman untuk dilalui bagi
pengguna jalan. Perencanaan dan konstruksi yang cukup kuat dan ekonomis disesuaikan dengan
kebutuhan selama umur rencana yang telah ditetapkan. Dan memberikan batasan-batasan terhadap
kendaraan yang berlalu-lalang dalam membawa beban yang melebihi muatan yang telah ditetapkan.
Adanya pengawasan dari pihak yang berwajib jika ada kendaraan yang melanggar peraturan, dan tetap
membawa beban yang berlebih, padahal peraturan maksimal beban yang harus dibawa telah ditetapkan.
Karena beban yang berlebihan ini akan mempercepat kerusakan pada jalan sebelum waktu/umur yang
ditetapkan. Untuk mengatasi kerusakan berupa retak buaya yang terjadi pada lapis permukaan jalan yang
kondisinya belum terjadi alur/amblesan dengan perbaikan secara non-struktural, berupa :HRS (Hot Rolled
Sheets). Untuk memperbaiki kerusakan pada lokasi pengkerasan yang telah mengalami kerusakan retak
dan terjadi alur/ambles. Perbaikan tersebut dapat berupa patching dengan perbaikan tanah dasar atau
melakukan pelapisan (overlay) disertai pekerjaan lavelling. Serta membuat saluran drainase yang
memiliki fungsi untuk menangkap air dan mengalirkan air agar tidak terjadi banjir di jalan raya saat
musim penghujan datang. Setelah perbaikan ini dilakukan kita harus bisa memberikan perawatan berkala
agar kerusakan ini tidak terjadi terus-menerus dan hanya menghabiskan dana semata. Untuk pihak pasar
dalam membuat suatu jalan raya harus memberikan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
penyelenggaraan jalan umum atas dasar harga kontruksi yang ekonomis dan tanpa mengesampingkan
mutu dan kekuatannya. Dalam menangani kerusakan ini semua aktor harus bisa berperan sesuai dengan
fungsinya. Masyarakat yang diharapkan selalu aktif dan berpartisipasi dalam mengatasi kerusakan jalan
ini. Dari masyarakat sendiri bisa mengusulkan ide untuk mengatasi masalah, tidak hanya menunggu
bantuan dari pemerintah. Kita bisa bergotong royong dari berbagai warga desa dan pengguna jalan untuk
memperbaiki jalan ini. dengan menggalang dana dengan cara iuran seikhlasnya dari para warga setempat
dan pengguna jalan, setelah itu dirembukkan dengan pihak pemerintahan bisa saja kepala desa, camat,
atau bupati. Atau kita bisa memperbaiki sendiri tanpa bantuan dari pemerintah, ini akan lebih bagus
karena kita bisa

membuktikan bahwa kita masyarakat yang pintar dan kita bisa memberikan yang
terbaik untuk negara ini. Masyarakat membuat program kerja yaitu “Rp 1000,
-
menuju sejahtera” dan membentuk suatu organisasi kemasyarakatan yang terbuka
bagi masyarakat dan organisasi kemasyarakatan yang diharapkan dapat memberikan semangat kepada
seluruh masyarakat luas agar peduli terhadap masalah negara. Diharapkan dengan keaktifan kita ini dan
dengan kekritisan dari masyarakat pemrintah akan takut jika akan berbuat seenaknya atau sewenang-
wenang pada masyarakat. Masyarakat dalam suatu negara berfungsi untuk mengontrol pemerintah, jika
kita tidak bisa mengontrol mereka bisa dibayangkan pemerintah bisa seenaknya membodohi kita, dan
hanya menguntungkan dirinya sendiri. Pihak swastapun juga begitu jangan hanya mencari keuntungan
semata dan memikirkan dirinya sendiri, pihak swasta seharusnya bisa lebih care juga terhadap
kemakmuran masyarakat. Jika jalan rusak maka yang dirugikan juga pihak swasta sendiri, karena
kerusakan jalan maka pendistribusian barang akan terhambat. Oleh karena itu semua aktor yang berperan
harus bisa memerankan fungsinya atau tugasnya masing-masing. Dan saling bekerjasama untuk
memecahkan masalah-masalah yang ada di Indonesia. Salah satu permasalahannya adalah kerusakan
jalan.

DAFTAR PUSTAKA

http//www. Ilmu sipil.com

http//www. Jalan raya.com

Bambang Murdaka Eka Jati Tri Kuntoro Priyambodo. (2007).


Fisika Dasar
. Andi Yogyakarta.

Clarkson H. Oglesby dan R. Gary Hicks. (1999). Jalan Raya. Erlangga

Saragi Napitu, Waldenhoff.2006.


KERUSAKAN YANG TIMBUL PADA JALAN RAYA AKIBAT BEBAN ANGKUTAN YANG MELEBIHI
DARI YANG DITETAPKAN.
Sumatera Utara.

Bachnas.2009.
Penyebab Kerusakan Jalan
.http://www.google.com/penyebab kerusakan jalan.

http://www.google.com/pp-34-tahun-2006-ttg-jalan.pdf

http://www.google.com/ITS-NonDegree-10201-Chapter1.pdf

Anda mungkin juga menyukai