Laporan
Disusun Oleh:
1905546
2022
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul Struktur Beton Bertulang II
Dalam ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas Ben
Novarro Batubara, S.T., M.T pada mata kuliah Struktur Beton Bertulang II. Selain itu,
laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang dunia teknik sipil bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ben Novarro Batubara, S.T., M.T.
selaku dosen mata kuliah Struktur Beton Bertulang II yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini. Kami menyadari,
laporan yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan laporan ini.
Bandung,
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................viii
BAB I.........................................................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................18
BAB IV....................................................................................................................................65
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................65
4.2 Saran...............................................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................66
LAMPIRAN............................................................................................................................67
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 28. Beban Hidup.........................................................................................................56
Gambar 29. Beban Lift.............................................................................................................57
Gambar 30. Input Pembebanan Gempa...................................................................................57
Gambar 31. Nilai Momen Max Tumpuan Story 1...................................................................58
Gambar 32. Nilai Momen Max Lapangan Story 1...................................................................58
Gambar 33. Nilai V max Story 1.............................................................................................58
Gambar 34. Nilai Momen Max Tumpuan Story 2...................................................................59
Gambar 35. Nilai Momen Max Lapangan Story 2...................................................................59
Gambar 36. Nilai V max Story 2.............................................................................................60
Gambar 37. Nilai Momen Max Tumpuan Story 3...................................................................60
Gambar 38. Nilai Momen Max Lapangan Story 3...................................................................61
Gambar 39. Nilai V max Story 3.............................................................................................61
Gambar 40. Nilai V2 dan M3 Story 1......................................................................................62
Gambar 41. Nilai V2 dan M3 Story 2......................................................................................62
Gambar 42. Nilai V2 dan M3 Story 3......................................................................................63
Gambar 43. Tabel Penulangan Balok Story 1..........................................................................68
Gambar 44. Tabel Penulangan Balok Story 2..........................................................................68
Gambar 45. Tabel Penulangan Balok Story 3..........................................................................69
Gambar 46. Grafik Interaksi Kolom........................................................................................72
Gambar 47. Penulangan Kolom...............................................................................................73
vii
DAFTAR TABEL
viii
Tabel 28. Gaya Dalam Maksimal Kolom 25 x 25...................................................................62
Tabel 29. Resume Penulangan Balok.......................................................................................67
Tabel 30. Resume Kakuan Balok.............................................................................................71
Tabel 31. Resume Perhitungan Penulangan Kolom.................................................................73
Tabel 32. Tabel Penulangan Kolom.........................................................................................73
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk
bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain – lain. Beton merupakan satu kesatuan yang
homogen. Beton ini didapatkan dengan cara mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar
(kerikil), atau jenis agregat lain dan air, dengan semen portland atau semen hidrolik yang
lain, kadang - kadang dengan bahan tambahan (aditif) yang bersifat kimiawi ataupun fisikal
pada perbandingan tertentu, sampai menjadi satu kesatuan yang homogen. Campuran tersebut
akan mengeras seperti batuan. Pengerasan terjadi karena peristiwa reaksi kimia antara semen
dengan air.
Beton yang sudah mengeras dapat juga dikatakan sebagai batuan tiruan, dengan
rongga - rongga antara butiran yang besar (agregat kasar atau batu pecah), dan diisi oleh
batuan kecil (agregat halus atau pasir), dan pori - pori antara agregat halus diisi oleh semen
dan air (pasta semen). Pasta semen juga berfungsi sebagai perekat atau pengikat dalam proses
pengerasan, sehingga butiran–butiran agregat saling terekat dengan kuat sehingga
terbentuklah suatu kesatuan yang padat dan tahan lama.
Beton merupakan suatu struktur yang digunakan dalam bangunan. Pada bangunan
pelat terbuat dari beton, seperti pelat atap dan pelat lantai. Oleh karena itu, dibutuhkan
perencanaan dalam membuat pelat atap dan lantai dengan perhitungan-perhitungan tertentu,
mulai dari menentukan tebal pelat, menentukan dimensi balok yang akan digunakan,
memperkirakan besarnya beban yang akan ditanggung oleh pelat, menentukan momen yang
terjadi.
Tergantung pada jenis struktur, kondisi tumpuan, jenis beban, dan bahan yang
digunakan, suatu struktur pemikul beban dapat gagal dengan berbagai cara. Sebagai contoh,
komponen struktur tekan dapat menekuk secara berlebihan, yang mengakibatkan struktur
tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya kegagalan atau
1
keruntuhan komponen struktur tekan tidak diawali dengan tanda perningatan yang jelas,
bersifat mendadak.
Kegagalan tekuk, dapat ditinjau secara khusus pada sebuah kolom, yang merupakan
suatu komponen struktur panjang, langsing, dan dibebani secara aksial tekan. Jika komponen
struktur tekan relatif langsing, maka ia dapat gagal secara lentur atau berdefleksi lateral,
bukan karena tekan langsing pada bahan. Contoh yang menampakkan perilaku ini, yaitu
dengan menekuk penggaris plastik atau benda langsing lainnya. Apabila lentur lateral terjadi,
dapat dikatakan bahwa kolom tersebut telah menekuk, dan pada akhirnya kolom tersebut
benar-benar runtuh.
Sebagai bagian dari suatu kerangka bangunan dengan fungsi dan peran seperti
tersebut, berarti kolom menempati posisi penting di dalam sistem bangunan. Kegagalan
kolom akan berakibat langsung pada runtuhnya komponen struktur lain yang berhubungan
dengannya, atau bahkan merupakan batas runtuh total keseluruhan struktur bangunan.
Kegagalan seperti ini dapat dicegah dengan mendesain struktur tersebut sedemikian hingga
mampu menyangga beban aksial tekan dengan eksentrisitas tertentu. Dengan demikian,
dalam mendesain struktur kolom harus memperhitungkan secara cermat dengan memberikan
cadangan kekuatan lebih tinggi dibanding komponen struktur lainnya.
2
1.3 Ruang Lingkup Penulisan
Pokok Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas ini meliputi perencanaan struktur
konstruksi portal beton gable. Adapun ruang lingkup dalam perncanaan Konstruksi portal
gable ini adalah sebagai berikut:
Penulisan Laporan Tugas ini meliputi perencanaan konstruksi beton bertulan dengan
perhitungan strukturnya dimulai dengan analisa pembebanan sampai dengan pendimesiannya.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat
dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang
terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.
Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan.
Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi,
mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu. Beton
digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan
penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam bata atau
tembok blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair.
Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti
beton ringan, beton semprot, beton fiber, beton berkekuatan tinggi, beton berkekuatan sangat
tinggi, beton mampat sendiri dll.
Berdasarkan pertimbangan ekonomi, kekuatan, dan sifat beton, pemakaian beton sebagai
bahan struktur sering dijumpai pada berbagai bangunan seperti gedung bertingkat, bangunan
air, dan bagunan jembataan. Keuntungan yang diperoleh dari beton sebagai bahan struktur
adalah:
1. Kuat tekan beton bertulang relative tinggi.
2. Ketahanan tinggi terhadap api dan air. Tidak berkarat pada air dan pada kasus
kebakaran dengan itensitas rata-rata. Struktur dengan ketebalan penutup beton tertentu
hanya mengalami kerusakan pada permukaan saja.
3. Struktur beton bertulang sangat kokoh.
5
4. Biaya pemeliaharan relative rendah.
5. Durabilitas yang tinggi. Beton bertulang lebih awet dan tahan lama dibandingkan
dengan bahan lain. Normalnya sebuah struktur beton bertulang dapat digunakan
sampai jangka waktu yang sangat lama dengan tidak kehilangan kemampuan
menahan bebanya. Hl tersebut karena hokum kimia proses pemadatan semakin lama
akan semakin membantu.
6. Dapat dibuat dalam banyak bentuk untuk beragam fungsi dan kegunaan (plat, balok,
dan kolom).
7. Instralasi lebih mudah ketimbang struktur beton.
1. Tampang I
Beton dengan tampang ini biasa diginakan sebagai pilar jembatan.
6
Gambar 2. Tampang Beton dengan bagian tengah berlubang
3. Tampak Balok
7
2.4 Sifat-Sifat Beton
Kekuatan Beton
8
Sifat penting pada beton adalah tekan kuat. Pada saat beton diberi beban, maka beton
akan cenderung mengalami deformasi/perubahan bentuk. Perbuahan bentuk ini akan
menimbulkan regangan/strain, yaitu sebesar terjadinya deformasi tiap satuan panjangnya.
Akibat regangan tersebut, didalam beton terjadi tegangan/stress sebesar, dimana P = Beban
yang membebani beton, A = Luas penampang beton. Pada waktu beton diberi beban, maka
terjadi regangan. Pada waktu terjadi regangan awal, dimana beton belum sampai berubah
bentuknya dan bila beban yang menyebabkan regangan tadi dilepas, maka beton akan
kembali ke bentuk semula. Regangan ini disebut dengan regangan elastis karena sifat bahan
masih elastis Perbandingan antara tegangandengan regangan dalam keadaan elastis di sebut
juga dengan “Modulud Elastisitas/Modulus Young”. Ada 3 jenis tegangan yang terjadi pada
beton yaitu:
Tegangan, dimana beton masih dalam keadaan elastic.
Tegangan leleh, dimana beton mulai rusak/leleh.
Tegangan plastis, tegangan maksimum beton, dimana beton mencapai kekuatan
maksimum.
9
Gambar 6. Tipe kurva tegangan-regangan
Tegangan Leleh
Tegangan leleh sering disebut sebagai perilaku beton dimana pada saat ditarikdengan
tegangan tertentu, beton tersebut tidak dapat kembali kepanjang mula-mulanya pada saat
belum ditarik. Oleh kaerna itu sering dipakai asumsi bahwa tegangan leleh adlah tegangan
yang dapat menimbulkan regangan tetap sebesar 0,2%, sehingga tegangan leleh dapat
ditentukan dengan menarik garis lurus sejajar dengan kurva linier, melalui titik pada sumbu X
yang menunjukan regangan sebesar 0,2.
Mutu beton dapat digolongkan dalam beberapa tingkatan sesuai dengan kekuatan
beton tersebut, berikut adalh mutu beton yang ada dipasaran.
10
Tabel 1. Tegangan putus dan tegangan leleh beton
K - 225 225 18
K - 250 250 20
K - 275 275 22
K - 300 300 24
K - 350 350 28
K - 400 400 32
K - 450 450 36
K - 500 500 40
Keuntungan:
1. Beton bertulang lebih kuat.
2. Ketahanan tinggi terhadap air dan api. Tidak berkarat pada air dan pada kasus
kebakaran dengan intensitas rata-rata, struktur dengan ketebalan penutup beton
tertrntu hanya mengalami kerusakan pada permukaan saja.
3. Struktur beton bertulang sangat kokoh.
4. Biaya pemeliharaan relative rendah.
5. Durabilitas yang tinggi. Beton bertulang lebih awet dan tahan lama dibandingkan
dengan bahan lain. Normanlnya sebuah struktur beton bertulang dapat digunakan
sampai jangka waktu yang sangat lama dengan tidak kehilangan kamampuan
menahan bebanya. Hal tersebut karena hokum kimia proses pemadatan semen yang
semakain lama akan semakin membantu.
6. Dapat dibuat dalam banyak bentuk untuk beragam fungsi dan kegunaan (plat, balok,
dan kolom).
7. Instalsi lebih mudah ketimbang struktur beton.
Kerugian:
1. Waktu perngerjaan lama.
11
2. Kualitas tergantung kualifikasi pembuatnya.
3. Proses penuangan dan perawatan beton tidak bisa dikontrol dengan ketepatan
maksimal, berbeda dengan proses produksi material struktur lain.
4. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena itu
perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa.
5. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah
sehingga dilatasi (constraction join) perlu diadakan pada beton yang panjang/lebar
untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.
12
Tabel 3. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (SNI-03-1727-1989)
Beban Hidup
2. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung (SNI 1726-2012)
13
Tabel 4. Penentuan Kategori Resiko
14
15
16
2.7 Tuntutan dan Ketentuan Umum Perencanaan
Tuntutan atau ketentuan umum dalam perncanaan konstruksi beton bertulang yang harus
kita perhatikan antara lain:
a. Konstruksi harus aman, kokoh, kuat, baik, terhadap pengaruh cuaca, iklim maupun
terhadap pengaruh lainnya.
b. Konstruksi harus benar-benar dapat berfungsi menurut pengunaanya.
c. Ditinjau dari segi biaya, konstruksi, harus seekonomis mungkin dengan catatan tidak
boleh mengurangi kekuatan konstruksi, sehingga tidak membahayakan bangunan dan
keselamatan penguna bangunan.
Perhitungan konstruksi portal gable dianalisa dengan mngunakan program SAP untuk
menentukan gaya-gaya yang berkerja pada setiap elemenya.
17
BAB III
PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG 3 LANTAI
Tipe Konstruksi :S
Tinggi Kolom H1 = H2 = H3 : 4.75 m
Mutu Beton (fc’) : 34 MPa
Mutu Baja (fy) : 400 MPa
A1 :4m
A2 : 4.2 m
A3 :4m
18
A4 : 4.25 m
A5 :6m
A6 :4m
A7 : 4.5 m
A8 : 4.5 m
A9 : 3.75 m
A10 : 4.8 m
A11 :4m
19
Lebar balok
1
b= . 400=200 mm
2
Untuk bentang lebih dari 5 m diperlukan perencanaan balok anak:
Catatan: untuk perhitungan dimensi balok dilanjutkan dalam bentuk tabelaris berikut
Tabel 6. Perhitungan Dimensi Balok
Desain Desain
Balok H (cm) B (cm) Balok Anak H (cm) B (cm)
H (cm) B (cm) H (cm) B (cm)
1 33.33 16.67 35 20 -
2 35.00 17.50 35 20 -
3 33.33 16.67 35 20 -
4 35.42 17.71 40 20 -
5 37.50 18.75 40 20 -
6 31.25 15.63 35 20 -
7 31.25 15.63 35 20 -
8 31.25 15.63 35 20 -
9 31.25 15.63 35 20 -
10 31.25 15.63 35 20 -
11 31.25 15.63 35 20 -
12 31.25 15.63 35 20 -
13 33.33 16.67 35 20 -
14 35.00 17.50 35 20 -
15 33.33 16.67 35 20 -
16 35.42 17.71 40 20 -
17 37.50 18.75 40 20 -
18 40.00 20.00 40 20 -
19 40.00 20.00 40 20 -
20 40.00 20.00 40 20 -
21 40.00 20.00 40 20 -
22 40.00 20.00 40 20 -
23 40.00 20.00 40 20 -
24 33.33 16.67 35 20 -
25 35.42 17.71 40 20 -
26 50.00 25.00 50 25 Dibutuhkan 40 20 40 20
27 33.33 16.67 35 20 -
28 37.50 18.75 40 20 -
29 37.50 18.75 40 20 -
30 33.33 16.67 35 20 -
31 33.33 16.67 35 20 -
32 33.33 16.67 35 20 -
33 33.33 16.67 35 20 -
34 33.33 16.67 35 20 -
35 33.33 16.67 35 20 -
36 33.33 16.67 35 20 -
37 33.33 16.67 35 20 -
38 33.33 16.67 35 20 -
39 35.42 17.71 40 20 -
40 50.00 25.00 50 25 Dibutuhkan 40 20 40 20
41 33.33 16.67 35 20 -
42 37.50 18.75 40 20 -
43 37.50 18.75 40 20 -
20
Dari perhitungan dimensi balok diperoleh lebar balok maksimum sebesar 250 mm,
maka dimensi balok dapat dihitung sebagai berikut:
K=Lebar Balok + ( 2 x 50 )
¿ 250+100=350 mm
Ukuran kolom 350 mm x 350 mm
Catatan: untuk perhitungan dimensi kolom dilanjutkan dalam bentuk tabelaris berikut
Tabel 7. Perhitungan Dimensi Kolom
21
3.3 Perhitungan Dimensi Pelat Lantai dan Penulangan
Digunakan tulangan pada setiap pelat dengan baja polos berdiameter 10 mm dan
selimut beton sebesar 20 mm
Type A
Lx (bentang terpendek) = 4000 mm, Ly = 4000 mm
4000
β= =1
4000
h min ≥
(
ly 0.8+
fy
1500 ) h max ≤
(
ly 0.8+
fy
1500 )
36+9 β 36
h min ≥
(
4000 0.8+
400
1500 ) h max ≤
(
4000 0.8+
400
1500 )
36+ 9(1) 36
h min ≥ 94.81 mm h max ≤ 118.52 mm
h min ≤ hdesain≤ hmax94.81 mm ≤ 110 mm ≤ 118.52 mm
Dikarenakan tebal pelat minimum lantai 120 mm, maka h use yang digunakan
pada Tipe A adalah 130 mm
dx = h – d’ – 0.5* diameter tulangan
= 130 mm – 20 – 0.5* 10
= 105 mm
dy = h – d’ – diameter tulangan – (0.5*diameter tulangan)
= 130 mm – 20 – 10 – (0.5*10)
= 95 mm
Type I1= I2
Lx (bentang terpendek) = 3000 mm, Ly = 4000 mm
4000
β= =1 , 33
3000
h min ≥
(
ln 0.8+
fy
1500 ) h max ≤
(
ln 0.8+
fy
1500 )
36+ 9 β 36
22
h min ≥
(
4000 0.8+
400
1500 ) h max ≤
(
4000 0.8+
400
1500 )
36+ 9(1 , 33) 36
h min ≥ 88 , 69 mm h max ≤ 118 , 52 mm
h min ≤ hdesain≤ hmax88 , 89 mm ≤ 110 mm ≤118 , 52mm
Dikarenakan tebal pelat minimum lantai 120 mm, maka h use yang digunakan pada
tipe I1 dan I2 adalah 130 mm
dx = h – d’ – 0.5* diameter tulangan
= 130 mm – 20 – 0.5* 10
= 105 mm
dy = h – d’ – diameter tulangan – (0.5*diameter tulangan)
= 130 mm – 20 – 10 – (0.5*10)
= 95 mm
Tebal pelat atap yang digunakan dalam perenencanaan struktur gedung tiga lantai
ini adalah 120 mm untuk seluruh tipe plat. Maka didapat dx sebesar 96 mm dan dy
sebesar 88 mm dengan perhitungan sebagai berikut:
dx = h – d’ – 0.5* diameter tulangan
= 120 mm – 20 – 0.5* 10
= 95 mm
dy = h – d’ – diameter tulangan – (0.5*diameter tulangan)
= 130 mm – 20 – 10 – (0.5*10)
= 85 mm
23
D 3750 4200 1.12 97.22 124.44 130 120 105 95
E 3750 4000 1.067 93.57 118.52 130 120 105 95
F 3750 4250 1.133 98.12 125.93 130 120 105 95
G 4250 4800 1.129 110.91 142.22 130 120 105 95
H 4000 4250 1.063 99.50 125.93 130 120 105 95
I1 3000 4000 1.333 88.89 118.52 130 120 105 95
I2 3000 4000 1.333 88.89 118.52 130 120 105 95
J 4000 4000 1 94.81 118.52 130 120 105 95
K 4000 4500 1.125 104.07 133.33 130 120 105 95
L 4000 4500 1.125 104.07 133.33 130 120 105 95
M 4500 4800 1.067 112.28 142.22 130 120 105 95
N 3750 4500 1.2 102.56 133.33 130 120 105 95
1. Menghitung Beban
Tebal plat atap yang digunakan 130 mm = 13 cm
Beban hidup, WL = 2.5 KN/m2
Beban mati, WD didapat dari:
Berat Plat = 0.13 x 24 = 3.12 KN/m2
Berat Keramik = 0.005 x 17 = 0.085 KN/m2
Adukan = 0.02 x 21 = 0.42 KN/m2
MEP = 0.25 KN/m2
Berat Plafond+penggantung = 0.18 KN/m2 +
WD = 4.055 KN/m2
2. Perencanaan Tulangan
Dengan tebal plat = 130 mm
Selimut beton (p) = 20 mm
Diameter tulangan ulir. arah x = D10 = 10 mm
Diameter tulangan ulir. arah y = D10 = 10 mm
Tinggi efektif d dalam arah x
dx = Tebal plat – selimut beton – ½ d. tulangan
= 130 – 20 – ½.10 = 105 mm
24
Tinggi efektif d dalam arah y
dy = Tebal plat – selimut beton – d. tulangan – (½ d. tulangan)
= 130 – 20 – 10 – (½.10) = 95 mm
25
Mty = -0.001. Wu. Lx2. X = -0.001. 8.866. (4)2. 84 = 11.915 KN.m
ρ balance =
fy (
0.85 β 1 fc 600
600+ fy )
=
0.85 x 0.818 x 34
400 ( 600
600+ 400 )
= 0.0355
ρ maks = 0.75 x ρ balance
= 0.75 x 0.0355
= 0.0266
b. Menentukan ρ yang dibutuhkan
Mu 4397546
Rn = = . = 0.499
Øbd
2
0.8 .1000 x 105²
fy 400
m = = = 13.841
0.85 x fc' 0.85 x 34
ρ perlu = ( √
1
m
1− 1−
2. Rn. m
fy )
13.841 ( √ )
1 2 x 0.499 x 13.841
= 1− 1−
400
= 0.0013
ρ perlu > ρmin, maka digunakan ρperlu sebesar 0.00226
c. Luas Tulangan Perlu
As lx = ρ perlu x b x d
= 0.00266 x 1000 x 105
= 237.3 mm2
1
Dipakai tulangan ∅ 10 mm = x π x d2
4
26
1
= x 3.14 x (10)2
4
= 78.54 mm2
d. Kontrol diameter
1000 mm
As tul > As perlu
Spasi Tul
1000 mm 2
78.54 mm > 237.3 mm2
250 mm
314.159 mm2 > 237.3 mm2
ρ balance =
fy (
0.85 β 1 fc 600
600+ fy )
=
0.85 x 0.818 x 34
400 ( 600
600+ 400 )
= 0.0355
ρ maks = 0.75 x ρ balance
= 0.75 x 0.0355
= 0.0266
b. Menentukan ρ yang dibutuhkan
Mn 5248672
Rn = = = 0.727
d .tul . b x d ² 1 . 1000 x 95²
27
fy 400
m = = = 13.841
0.85 x fc' 0.85 x 34
ρ perlu = ( √
1
m
1− 1−
2. Rn. m
fy )
13.841 ( √ )
1 2 x 0.595 x 1384
= 1− 1−
400
= 0.0018
ρ perlu < ρmin. maka digunankan ρ = 0.00226
e. Kontrol diameter
1000 mm
As tul > As perlu
Spasi Tul
1000 mm 2
78.54 mm > 214.7 mm2
250 mm
314.159 mm2 > 214.7 mm2
28
3. Momen Tumpuan Dalam Arah Y
Mu = 11.916 KN.m = 11915904 N.mm
dy = 130 – 20 – 10 – (½.10) = 95 mm
a. Syarat untuk momen lapangan ρmin < ρ perlu < ρ maks
ρmin = 0.00226
ρ balance =
fy (
0.85 β 1 fc 600
600+ fy )
=
0.85 x 0.818 x 34
400 ( 600
600+ 400 )
= 0.0355
ρ maks = 0.75 x ρ balance
= 0.75 x 0.0355
= 0.0266
b. Menentukan ρ yang dibutuhkan
Mn 11915904
Rn = = = 1.65
b x d ² 1000 x 95²
fy 400
m = = = 13.841
0.85 x fc' 0.85 x 34
ρ perlu = ( √
1
m
1− 1−
2. Rn. m
fy )
13.841 ( √ )
1 2 x 1.65 x 13.841
= 1− 1−
400
= 0.00346
ρ perlu > ρmin. maka digunakan ρ perlu
c. Luas Tulangan Perlu
As lx = ρ perlu x b x d
= 0.00346 x 1000 x 95
= 403.85 mm2
1
Dipakai tulangan ∅ 10 mm = x π x d2
4
1
= x 3.14 x (10)2
4
= 78.54 mm2
29
Jumlah tulangan = ( AsAstully )
= ( 78.54 )
403.85
f. Kontrol diameter
1000 mm
As tul > As perlu
Spasi Tul
1000 mm 2
78.54 mm > 403.85 mm2
150 mm
523.6 mm2 > 403.85 mm2
Dilakukan cara yang sama untuk perhitungan segmen lainnya dan didapat hasil
perhitungan dalam tabelaris berikut:
Tabel 10. Resume Perhitungan Plat Lantai Lapangan X
Lx Ly Mu Mn As Perlu As Ø Spasi Tul.
Plat Kasus β ρ balance ρ min ρ max x Rn m ρ Perlu ρ Pakai Jml. Tul Spesifikasi Kontrol diameter
(mm) (mm) (N.mm) (N.mm) (mm2) (mm2) (mm)
A VA 4000 4000 1 0.0355 0.00226 0.0266 31 4397536 5496920 0.49859 13.8408 0.001257 0.00226 237.3 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
B IVA 4000 4800 1.2 0.0355 0.00226 0.0266 34 4823104 6028880 0.54684 13.8408 0.00138 0.00226 237.3 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
C III 3750 4000 1.07 0.0355 0.00226 0.0266 31.33333 3906581 4883227 0.44292 13.8408 0.001116 0.00226 237.3 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
D IVA 3750 4200 1.12 0.0355 0.00226 0.0266 29.2 3640601 4550752 0.41277 13.8408 0.001039 0.00226 237.3 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
E IVA 3750 4000 1.07 0.0355 0.00226 0.0266 26 3241631 4052039 0.36753 13.8408 0.000925 0.00226 237.3 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
F III 3750 4250 1.13 0.0355 0.00226 0.0266 34.66667 4322175 5402719 0.49004 13.8408 0.001236 0.00226 237.3 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
G IVA 4250 4800 1.13 0.0355 0.00226 0.0266 29.76471 4766583 5958229 0.54043 13.8408 0.001364 0.00226 237.3 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
H III 4000 4250 1.06 0.0355 0.00226 0.0266 31.125 4415268 5519085 0.5006 13.8408 0.001263 0.00226 237.3 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
I1 IVB 3000 4000 1.33 0.0355 0.00226 0.0266 38.33333 3058770 3823463 0.3468 13.8408 0.000872 0.00226 237.3 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
I2 IVB 3000 4000 1.33 0.0355 0.00226 0.0266 38.33333 3058770 3823463 0.3468 13.8408 0.000872 0.00226 237.3 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
J IVA 4000 4000 1 0.0355 0.00226 0.0266 22 3120832 3901040 0.35384 13.8408 0.00089 0.00226 237.3 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
K IVA 4000 4500 1.13 0.0355 0.00226 0.0266 29.5 4184752 5230940 0.47446 13.8408 0.001196 0.00226 237.3 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
L III 4000 4500 1.13 0.0355 0.00226 0.0266 34.25 4858568 6073210 0.55086 13.8408 0.001391 0.00226 237.3 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
M IVA 4500 4800 1.07 0.0355 0.00226 0.0266 26 4667949 5834936 0.52925 13.8408 0.001335 0.00226 237.3 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
N VB 3750 4500 1.2 0.0355 0.00226 0.0266 45 5610516 7013145 0.63611 13.8408 0.001608 0.00226 237.3 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
30
Tabel 12. Resume Perhitungan Plat Lantai Tumpuan X
Lx Ly Mu Mn As Perlu As Ø Spasi Tul.
Plat Kasus β ρ balance ρ min ρ max x Rn m ρ Perlu ρ Pakai Jml. Tul Spesifikasi Kontrol diameter
(mm) (mm) (N.mm) (N.mm) (mm2) (mm2) (mm)
A VA 4000 4000 1 0.0355 0.00226 0.0266 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 13.8408 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 78.5398 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
B IVA 4000 4800 1.2 0.0355 0.00226 0.0266 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 13.8408 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 78.5398 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
C III 3750 4000 1.07 0.0355 0.00226 0.0266 74 9226181 11532727 1.04605 13.8408 0.002664 0.002664 279.7466 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
D IVA 3750 4200 1.12 0.0355 0.00226 0.0266 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 13.8408 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 78.5398 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
E IVA 3750 4000 1.07 0.0355 0.00226 0.0266 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 13.8408 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 78.5398 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
F III 3750 4250 1.13 0.0355 0.00226 0.0266 79.66667 9932691 12415863 1.12616 13.8408 0.002872 0.002872 301.6115 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
G IVA 4250 4800 1.13 0.0355 0.00226 0.0266 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 13.8408 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 78.5398 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
H III 4000 4250 1.06 0.0355 0.00226 0.0266 73.625 10444148 13055185 1.18414 13.8408 0.003024 0.003024 317.481 78.5398 5 200 10Ø-200 392.699 OK
I1 IVB 3000 4000 1.33 0.0355 0.00226 0.0266 79.66667 6356922 7946153 0.72074 13.8408 0.001825 0.00226 237.3 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
I2 IVB 3000 4000 1.33 0.0355 0.00226 0.0266 79.66667 6356922 7946153 0.72074 13.8408 0.001825 0.00226 237.3 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
J IVA 4000 4000 1 0.0355 0.00226 0.0266 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 13.8408 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 78.5398 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
K IVA 4000 4500 1.13 0.0355 0.00226 0.0266 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 13.8408 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 78.5398 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
L III 4000 4500 1.13 0.0355 0.00226 0.0266 79 11206624 14008280 1.27059 13.8408 0.00325 0.00325 341.2036 78.5398 5 200 10Ø-200 392.699 OK
M IVA 4500 4800 1.07 0.0355 0.00226 0.0266 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 13.8408 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 78.5398 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
N VB 3750 4500 1.2 0.0355 0.00226 0.0266 98 12218456 15273070 1.38531 13.8408 0.003551 0.003551 372.8047 78.5398 5 200 10Ø-200 392.699 OK
Dari tabel perhitungan penulangan lantai ditemukan berbagai macam spasi atau jarak
yang berbeda beda dan jumlah tulangan yang berbeda. Oleh karena itu. dalam
memudahkan pengerjaan dilapangan maka perlu diambil ukuran yang sama dalam
pemasangan plat. maka diambil spasi terkecil yaitu 150 mm dengan ukuran tulangan 10
mm.
1. Menghitung Beban
Tebal plat atap yang digunakan 120 mm = 12 cm
Beban hidup. WL didapat dari:
Beban Atap = 1 KN/m2
Beban Air Hujan = 0.5 KN/m2 +
WL = 1.5 KN/m2
31
Berat Plafond+penggantung = 0.18 KN/m2 +
WD = 3.38 KN/m2
2. Perencanaan Tulangan
Dengan tebal plat = 120 mm
Selimut beton (p) = 20 mm
Diameter tulangan ulir. arah x = D10 =10 mm
Diameter tulangan ulir. arah y = D10 =10 mm
Tinggi efektif d dalam arah x
dx = Tebal plat – selimut beton – ½ d. tulangan
= 120 – 20 – ½.10 = 95 mm
Tinggi efektif d dalam arah y
dy = Tebal plat – selimut beton – ½ d. tulangan - ½ d. tulangan
= 120 – 20 - 10 – ½.10 = 85 mm
32
dx = 120 – 20 – ½.10 = 85 mm
a. Syarat untuk momen lapangan ρmin < ρ perlu < ρ maks
ρmin = 0.00226
ρ balance =
fy (
0.85 β 1 fc 600
600+ fy )
=
0.85 x 0.818 x 34
400 ( 600
600+ 400 )
= 0.035
ρ maks = 0.75 x ρ balance
= 0.75 x 0.035
= 0.0266
b. Menentukan ρ yang dibutuhkan
Mu 3202176
Rn = = . = 0.4435
Øbd 0.8 .1000 x 85²
2
fy 400
m = = = 13.84
0.85 x fc' 0.85 x 34
ρ perlu = ( √
1
m
1− 1−
2. Rn. m
fy )
13.84 ( √ )
1 2 x 0.54435 x 13.84
= 1− 1−
400
= 0.00112
ρ perlu < ρmin, maka digunakan ρperlu sebesar 0.00226
c. Luas Tulangan Perlu
As lx = ρ perlu x b x d
= 0.00226 x 1000 x 95
= 214.7 mm2
1
Dipakai tulangan ∅ 10 mm = x π x d2
4
1
= x 3.14 x (10)2
4
= 78.54 mm2
g. Kontrol diameter
1000 mm
As tul > As perlu
Spasi Tul
1000 mm 2
78.54 mm > 214.7 mm2
250 mm
314.16 mm2 > 214.7 mm2
ρ balance =
fy (
0.85 β 1 fc 600
600+ fy )
=
0.85 x 0.818 x 34
400 ( 600
600+ 400 )
= 0.0355
ρ maks = 0.75 x ρ balance
= 0.75 x 0.0355
= 0.0266
b. Menentukan ρ yang dibutuhkan
Mn 1693348
Rn = = = 0.6612
d .tul . b x d ² 0.8 . 1000 x 85²
fy 400
m = = = 13.841
0.85 x fc' 0.85 x 25
ρ perlu =
1
m ( √
1− 1−
2. Rn. m
fy )
34
=
1
13.841 ( √
1− 1−
2 x 0.6612 x 13.841
400 )
= 0.00167
ρ perlu < ρmin. maka digunankan ρ = 0.00226
h. Kontrol diameter
1000 mm
As tul > As perlu
Spasi Tul
1000 mm 2
78.54 mm > 192.1 mm2
250 mm
314.16 mm2 > 192.1 mm2
35
ρ balance =
fy (
0.85 β 1 fc 600
600+ fy )
=
0.85 x 0.818 x 34
400 ( 600
600+ 400 )
= 0.0355
ρ maks = 0.75 x ρ balance
= 0.75 x 0.0355
= 0.0266
b. Menentukan ρ yang dibutuhkan
Mn 5608948
Rn = = = 1.5012
b x d ² 1000 x 85²
fy 400
m = = = 13.841
0.85 x fc' 0.85 x 25
ρ perlu = ( √
1
m
1− 1−
2. Rn. m
fy )
13.841 ( √ )
1 2 x 1.5012 x 13.8414
= 1− 1−
400
= 0.00386
ρ perlu > ρmin. maka digunakan ρ perlu
c. Luas Tulangan Perlu
As lx = ρ perlu x b x d
= 0.00386 x 1000 x 85
= 327.75 mm2
1
Dipakai tulangan ∅ 10 mm = x π x d2
4
1
= x 3.14 x (10)2
4
= 78.54 mm2
36
1000 mm
Spasi tulangan = =200 mm
Jumlah tul
i. Kontrol diameter
1000 mm
As tul > As perlu
Spasi Tul
1000 mm 2
78.54 mm > 327.75 mm2
200 mm
392.7 mm2 > 327.75 mm2
Dilakukan cara yang sama untuk perhitungan segmen lainnya dan didapat hasil
perhitungan dalam tabelaris berikut:
37
Tabel 17. Resume Perhitungan Plat Atap Tumpuan Y
Lx Ly Mu Mn As Perlu As Ø Spasi Tul.
Plat Kasus β ρ balance ρ min ρ max x Rn m ρ Perlu ρ Pakai Jml. Tul Spesifikasi Kontrol diameter
(mm) (mm) (N.mm) (N.mm) (mm2) (mm2) (mm)
A VA 4000 4000 1 0.0355 0.00226 0.0266 84 8676864 10846080 1.50119 13.8408 0.003856 0.003856 327.748 78.5398 5 200 10Ø-200 392.699 OK
B IVA 4000 4800 1.2 0.0355 0.00226 0.0266 87 8986752 11233440 1.5548 13.8408 0.003998 0.003998 339.7958 78.5398 5 200 10Ø-200 392.699 OK
C III 3750 4000 1.07 0.0355 0.00226 0.0266 70.67 6415650 8019563 1.10997 13.8408 0.00283 0.00283 240.5819 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
D IVA 3750 4200 1.12 0.0355 0.00226 0.0266 80.6 7317473 9146841 1.266 13.8408 0.003238 0.003238 275.1904 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
E IVA 3750 4000 1.07 0.0355 0.00226 0.0266 76 6899850 8624813 1.19375 13.8408 0.003049 0.003049 259.1383 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
F III 3750 4250 1.13 0.0355 0.00226 0.0266 72.67 6597225 8246531 1.14139 13.8408 0.002912 0.002912 247.5337 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
G IVA 4250 4800 1.13 0.0355 0.00226 0.0266 81.35 9486689 11858361 1.6413 13.8408 0.004227 0.004227 359.285 78.5398 5 200 10Ø-200 392.699 OK
H III 4000 4250 1.06 0.0355 0.00226 0.0266 70.5 7282368 9102960 1.25993 13.8408 0.003222 0.003222 273.8394 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
I1 IVB 3000 4000 1.33 0.0355 0.00226 0.0266 ##### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 13.8408 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 78.5398 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
I2 IVB 3000 4000 1.33 0.0355 0.00226 0.0266 ##### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 13.8408 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 78.5398 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
J IVA 4000 4000 1 0.0355 0.00226 0.0266 70 7230720 9038400 1.25099 13.8408 0.003198 0.003198 271.8523 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
K IVA 4000 4500 1.13 0.0355 0.00226 0.0266 81 8366976 10458720 1.44757 13.8408 0.003714 0.003714 315.7252 78.5398 5 200 10Ø-200 392.699 OK
L III 4000 4500 1.13 0.0355 0.00226 0.0266 72.5 7488960 9361200 1.29567 13.8408 0.003315 0.003315 281.7946 78.5398 4 250 10Ø-250 314.159 OK
M IVA 4500 4800 1.07 0.0355 0.00226 0.0266 76 9935784 12419730 1.71899 13.8408 0.004434 0.004434 376.8485 78.5398 5 200 10Ø-200 392.699 OK
N VB 3750 4500 1.2 0.0355 0.00226 0.0266 ##### #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 13.8408 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 78.5398 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Dari tabel perhitungan penulangan plat atap ditemukan berbagai macam spasi atau
jarak yang berbeda beda dan jumlah tulangan yang berbeda. Oleh karena itu. dalam
memudahkan pengerjaan dilapangan maka perlu diambil ukuran yang sama dalam
pemasangan plat. maka diambil spasi terkecil yaitu 200 mm dengan ukuran tulangan 10mm.
Perhitungan pembebanan disini dihitung beban mati (DL) dan beban hidup (LL).
Pembebanan atap dan lantai berbeda dikarenakan unsur yang terdapat di atasnya. Langkah
selanjutnya Mengubah beban Wu menjadi beban Equivalent Trapesium dan segitiga dengan
menggunakan rumus:
Ix
qequivalen Trapesium : x Wu x 0,5 x (Iy²) – 0,167 x Ix²
Iy ²
1
qequivalen Segitiga : x Wu x (lx)
3
38
Gambar 9. Denah dan Distribusi Beban Segitiga Serta Trapesium
39
= 6.233 KN/m
Beban Hidup
Wl = 2.5 KN/m2
1
qequivalen Segitiga B = x Wu x (lx)
3
1
= x 2.5 x (4000)
3
= 3.333 KN/m
Ix
qequivalen Trapesium B = x Wu x 0.5 x (Iy²) – 0.167 x Ix²
Iy ²
4
= x 2.5 x 0.5 x (4.8²) – 0.167 x 4²
4.8²
= 3.843 KN/m
Pelat Atap
Beban Mati
Wd = 3.38 KN/m2
1
qequivalen Segitiga B = x Wu x (lx)
3
1
= x 3.38 x (4000)
3
= 4.507 KN/m
Ix
qequivalen Trapesium B = x Wu x 0.5 x (Iy²) – 0.167 x Ix²
Iy ²
4
= x 3.38 x 0.5 x (4.8²) – 0.167 x 4²
4.8²
= 5.195 KN/m
Beban Hidup
Wu = 1.5 KN/m2
1
q qequivalen Segitiga B = x Wu x (lx)
3
1
= x 1.5 x (4000)
3
= 2 KN/m
Ix
qequivalen Trapesium B = x Wu x 0.5 x (Iy²) – 0.167 x Ix²
Iy ²
4
= x 1.5 x 0.5 x (4.8²) – 0.167 x 4²
4.8²
40
= 2.306 KN/m
Catatan: Dilakukan cara yang sama untuk perhitungan segmen lainnya dan didapat
hasil perhitungan dalam tabelaris berikut
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan
Non Gedung (SNI 1726:2012). Analisis struktur terhadap beban gempa dilakukan
dengan Metode Analisis Dinamik Spektrum Respons.
Gambar 10. Besarnya Nilai Percepatan Spektrum Respons untuk Perioda Pendek, T=0,2s (Ss)
daerah Indramayu
41
Gambar 11. Besarnya Nilai Percepatan Spektrum Respons untuk Perioda Panjang, T=1s (Ss)
daerah Indramayu
Data yang dicari berasal dari data Kota Mataram. Contoh perhitungan beban gempa
sebagai berikut:
Untuk mencari kota dalam website tersebut dapat lebih mudah dicari menggunakan
koordinat daerah seperti pada Gambar 3.5 Peta Google Kota Mataram dengan
keterangan koordinat lintang kota mataram 8,6333 dan koordinat bujur mataram
116,16667. Koordinat kota dapat dicari melalui google.
Situs = SE
Ss = 0.612 g
S1 = 0.252 g
Fa = 1.476
Fv = 2.994
Sms = 0.903 g
42
Sm1 = 0.753 g
SDS = 0.602 g
SD1 = 0.502 g
TS = 0.834 s
T0 = 0.167 s
Menentukan Ss dan S1
Penentuan kelas situs mengacu pada Tabel 3 Klasifikasi Situs (SNI 1726:2012
halaman 17). Tanah Lunak (SE) dengan Vs = < 175 m/s, N = < 15, dan Su = < 50
KPa.
43
Menentukan SMS dan SM1
Kelas Fa
Situs
Ss < Ss = Ss = Ss = Ss = Ss >
Kelas Fv
44
Situs
Ss < Ss = Ss = Ss = Ss = Ss >
SMS = Fa x Ss
= 0,958 x 0,95
= 0,912
SMI = Fy x S1
= 400 x 0,39
= 0,948
45
Menentukan SDS dan SD1
= (2/3) x 0,912
= 0,608
= (2/3) x 0,048
= 0,632
Menentukan Ts dan T0
Ts = SD1 / SDS
= 0,628 / 0,608
= 1,04
= 0,2 x 0,628
=0,208
Periode T≤ T0 , contoh T = 0
46
Sa = SDS (0,4 + 0,6 . (T/T0))
= 0,24
contoh T = 0,208
Ts = 1,04
Sa = SDS = 0,608
Sa = SD1 / T
= 0,632 / 1,140
= 0,555
47
Tabel 23. Resume Repons Spektrum Kota Indramayu
48
3.4 Beban Lift
Pada desain kali ini juga, ditambahkan fasilitas lift untuk menunjang
aksesibilitas pengguna gedung. Desain gedung terkait dirombak menjadi gambar di
bawah ini:
49
(minimum atau maksimum) dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu konteks.
Optimasi juga berarti upaya untuk meningkatkan kinerja sehingga mempunyai kualitas
yang baik dan hasil kerja yang tinggi.
50
= 0,625 Kn/m
51
Gambar 15. Input Mutu Beton
52
Gambar 16. Membuat dimensi balok
53
Gambar 18. Material dinding geser
f. Setelah itu, mendefinisikan load pattern. Klik define lalu klik load patterns,
add new load, kemudian ok.
g. Lalu, lanjutkan mendefinisikan load cases. Klik define lalu klok load cases.
Klik add new cases.
54
h. Lalu, lanjutkan mendefinisikan kombinasi beban. Klik define lalu klok load
combination. Klik add new combo.
55
SPEC1 = 1,0EQx + 0,3EQy
SPEC2 = 0,3EQx + 1,0EQy
i. Selanjutnya gambar dimensi balok dan kolom dengan klik Draw
Beam/Coulumn/Brace
j. Setelah itu, gambar dimensi dinding geser pada gedung dengan cara klik
Quick Draw Walls dan klik ruangan tempat lift dipasang.
56
Gambar 23. Dimensi Kolom
Gambar 3.16
57
3.5.2 Pembebanan Balok
a. Beban Mati
Klik balok yang ditinjau, kamuadian Assign, Frame Load, Distributed, pilih
Dead, dan klik Absolute
58
Keterangan: Beban lift pada gedung di letakan pada lantai 3 dengan berat 0,625
KN/m2. Beban lift pada ETABS masuk dalam load Beban Mati.
b. Beban Hidup
Klik balok yang ditinjau, kamuadian Assign, Frame Load, Distributed, pilih
Live, dan klik Absolute
59
c. Beban Lift
Karena semua beban sudah di input, hasil output ETABS sudah bisa di lihat atau di
analisis dengan run analysis. Setelah run analysis selesai lanjutkan check structure dengan
cara klik design lalu pilih concrete frame design kemudian pilih start design/check of
structure. Jika ada elemen yang belum aman, maka harus diganti dimensi dari elemen
tersebut sampai tingkat keamanan yang cukup aman.
60
Gambar 31. Nilai Momen Max Tumpuan Story 1
61
Tabel 25. Output Gaya Dalam Maksimum Balok Story 1
TABLE: Element Forces - Beams
Story Beam Unique Name Output Case Case Type Step Type Step Number Station P V2 V3 T M2 M3 Element Elem Station Location
Story1 B47 2 1.2D + 1.6L + 0.5R Combination 0.125 4.8714 -64.8169 0.0169 -15.9011 0.0291 -76.9644 2-1 0.125
Story1 B47 2 1.2D + 1.6L + 0.5R Combination 3 4.8714 -29.1656 0.0169 -15.9011 -0.0194 58.1355 2-1 3
Story1 B46 98 1.2D + 1.6L + 0.5R Combination 4.375 5.5353 64.29 0.0148 1.1724 -0.0305 -38.7779 98 4.375
Story1 B47 2 1.2D + 1.6L + 0.5R Combination 0.125 4.8714 -64.8169 0.0169 -15.9011 0.0291 -76.9644 2-1 0.125
62
Gambar 36. Nilai V max Story 2
Story2 B46 263 1.2D + 1.6L + 0.5R Combination 4.375 -0.012 62.8097 0.0029 1.0392 0.0001 -37.6546 263 4.375
Story2 B47 4 1.2D + 1.6L + 0.5R Combination 0.125 -0.152 -65.3469 0.0194 -15.2604 0.024 -78.7573 4-1 0.125
63
Gambar 38. Nilai Momen Max Lapangan Story 3
Story3 B46 144 1.2D + 1.6L + 0.5R Combination 4.375 -7.832 48.2986 0.0004 1.08 0.0092 -26.8061 144 4.375
Story3 B44 6 1.2D + 1.6L + 0.5R Combination 0.125 -7.837 -52.3796 0.0243 10.4193 0.0667 -65.2155 6-1 0.125
64
Tabel 28. Gaya Dalam Maksimal Kolom 25 x 25
65
Gambar 42. Nilai V2 dan M3 Story 3
Perhitungan Tulangan
Karena fc’ > 30 MPa, maka
β1 = 0.85 – (fc’ – 30)*0.008
66
= 0.85 – (34 – 30) * 0.008 = 0.818
0.85 x β x fc ' 600
ρ bal =
fy
x 600+fy
0.85 x 0.85 x 34 600
=
400
x 600+400
= 0,0355
0 , 5 x 0 , 75 x ρb x fy
ρ max = 0.75 x ρb x fy x (1− )
0 , 85 x fc ’
= 8.6801
ɸ = 0.8
ds = ts + Ø + D/2
14
= 30 + 8 + = 45 mm
2
b−2 x ds 25 0−2 x 45
ns =
25+ D
= 25+1 4
≈ 6 buah
d’ = 50 mm
d = h – d’ = 500 –50 = 450 mm
6
Mn x 10
Rn = 2
=1 . 4 353
bxd
Rn < Rmax…..OK!!
ρ = 0.85 x f c ' x ¿ ¿ = 0.85 x 34 x ¿ ¿ = 0.00368
ρ min =
√ fc' = √34 = 0.00364
4 x fy 4 x 400
1.4 1.4
ρ min = = = 0.0035
fy 400
ρ perlu = 0.00368
As = ρ x b x d = 0.00368 x 250 x 500 = 414 mm2
As 414
= = 2 .691
n =π 2 π 2 = 2.691 buah
xD x 1 14
4 4
67
Digunakan tulangan 3 D-14
π π
As =nx x D2 = 3 x x 142 = 462 mm2
4 4
n 3
nb = = =0.5
ns 6
nb < 3…..OK!
Bari Juml.
s Jumlah Jarak Jarak
ke ni yi ni * y i
1 3 45.00 135.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
ni * yi ]
n= 3 = 135
d’ =
∑ [ ¿ x yi ] = 135 = 45 mm
n 3
d = h – d’ = 500 – 45 = 455 mm
As x fy 462 x 400
a = ' = 0.85 x 25 x 2 5 0
= 25.568 mm
0.85 x f c x b
a 25.568
Mn = As x fy x (d - ) x 10-6 = 462 x 400 x (455 - ) x 10-6
2 2
= 81.689 kNm
ɸ Mn ≥ Mu+
0.8 x 81.689 kN m > 65.351 kN m
65.351 kN m > 58.136 kN m ….OK!
d’ = 50 mm
d = h – d’ = 500 – 50 = 450 mm
6
Mn x 10
Rn = 2
=1.9
bxd
Rn < Rmax…..OK!
68
ρ = 0.85 x f c ' x ¿ ¿ = 0.85 x 34 x ¿ ¿ = 0.00492
ρ min =
√ fc' = 34 = 0.00364
4 x fy 4 x 400
1.4 1.4
ρ min = = = 0.0035
fy 400
ρ perlu = 0.00492
As = ρ x b x d = 0.00492 x 250 x 450 = 553 mm2
As 5 53
= = 3.594
n =π 2 π 2 = 4 buah
xD x14
4 4
Digunakan tulangan 4D-14
π π
As =nx x D2 = 4 x x 142 = 616 mm2
4 4
n 4
nb = = = 1,5
ns 6
nb < 3…..OK!
d’ =
∑ [ ¿ x yi ] = 180 = 45 mm
n 4
45 mm < 50 mm…perkiraan letak titik berat tulangan OK
d = h – d’ = 500 – 45 = 455 mm
As x fy 616 x 400
a = ' = 0.85 x 34 x 200
= 34.09 mm
0.85 x f c x b
a 34.09
Mn = As x fy x (d - ) x 10-6 = 616 x 400 x (455 - ) x 10-6
2 2
= 107.869 kNm
ɸ Mn ≥ Mu+
0.8 x 107.869 kN m > 107.869 kN m
69
86.295 kN m > 107.869 kN m ….OK!
3. Tulangan Geser
Vu = 64.817 kN
ɸ = 0.6
fy = 400 MPa
1 1
Vc = x b x d x 10−3 x √ fc ' = x 250 x 500 x 10−3 x √ 34
6 6
= 109.33 kN
ɸ Vc = 65.598 kN
*hanya perlu tul. Geser min
ɸ Vs = Vu - ɸ Vc =-
Vs = 64.817 kN
Digunakan tulangan 1Ø-8
π π
Av = ns x x P2 = 1 x x 82 = 50.27 mm2
4 4
Av x fy x d 50.27 x 400 x 5 00
s = 3
= 3 = 139.59 mm
Vs x 10 64.817 x 10
d 455
s maks = = = 227.5 mm
2 2
s maks = 250 mm
maka diambil jarak sengkang 150 mm
Digunakan senggkang 1 Ø8 – 150
Mu+ Mu - Vu
Tingkat Dimensi Tumpuan Lapangan Sengkang
kNm kNm kN
LT1 250 x 500 58.14 76.96 64.82 4 D 14 3 D 14 Ø8 – 150
LT2 250 x 500 58.04 79.44 65.35 4 D 14 3 D 14 Ø8 – 150
LT3 250 x 500 44.9 65.22 52.38 4 D 14 3 D 14 Ø8 – 150
70
Gambar 43. Tabel Penulangan Balok Story 1
71
Gambar 45. Tabel Penulangan Balok Story 3
72
Kekakuan Kolom (Elk) 25/25
fc’ = 34 MPa
= 325520833.3 mm4
[ ]
12
8.921 x 10 N /mm 2
2 ,5 12 2
Elk = =1.9628 .10 N /mm
1+0 . 8 18
fc’ = 34 MPa
Ig = 1/12 x b x h3
73
= 2.4479. 1014 N/mm2
β = 0,818
[ ]
12 2
8.921 x 10 N /mm
2,5 10 2
Elk = =5 .39 x 10 N /mm
1+ 0 , 818
Mu 76.96 kN . m
e= = =13.904
Pu 5.5353 kN
Pu = 603.6268 kN = 603626.8 N
Mu 24853000
et= = =41.1728 mm
Pu 603626.8
1 57.5
et /h= =0 , 63
25 0
(∅.A Pu
gr .0 ,85. fc'
)
=
603626.8
0 , 65. 62500 .0 , 85. 34
=0.514
74
( Pu
∅ . A gr .0 ,85. fc' )( )
et
h
=0.514 x 0 .63=0 .324
d' 55
Ditetapkan = = 0.22
h 250
2445
Jumlah tulangan (n) = 2 ≈ 16 buah
0 ,25. π .1 4
75
Tabel 31. Resume Perhitungan Penulangan Kolom
Tul. Kolom
Lantai Ec Ig (mm4) Ec.Ig (N.mm2) β Elk (N/mm2) Mu (N.mm) Pu (N) et (mm) etmin (mm) et pakai (mm) et/h Agr Pu/(ф.Agr.0,81.fc') [Pu/(ф.Agr.0,81.fc')].[et/h] d'/h r β ρ Ast n tul.
Lantai 1 24853000 603626.8 41.17279 157.5 0.63 0.514 0.324 0.03 1.304 0.03912 2445 16
Lantai 2 27405.47 325520833.3 8.92105E+12 0.818 1.96283E+12 14850900 603626.8 24.60278 157.5 157.5 0.63 62500 0.514 0.324 0.22 0.03 1.304 0.03912 2445 16
Lantai 3 13771200 167674.8 82.13041 157.5 0.63 0.143 0.090 0.005 1.304 0.00652 407.5 4
76
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Laporan ini dibuat untuk merancang suatu konstruksi gedung yang berbahan beton
bertulang sebagai bahan utamanya, yang memperhatikan memakai dimensi beton dan
tulangan yang akan dipakai dan bagaimana caranya agar struktur beton yang kita rencanakan
kuat dan dapat menahan beban yang ditentukan. Penulis telah menghitung dimensi setiap
elemen memakai cara komputasi, memakai ETABS sebagai aplikasi kontruksi. Agar kita
dapat melihat beban dari setiap elemen sehingga kita dapat mengetahui beban yang terjadi
pada gedung. Beberapa hasil analisis dari perhtitungan struktur gedung perhotelan ini
diantara lain adalah:
Tebal plat atap yang digunakan adalah 12 cm dan Tebal plat lantai yang digunakan
adalah 13 cm dengan beban ultimit plat lantai sebesar 8.866 kN/m2
Pada pelat penulangan pelat lantai 4 buah 10ϕ-150 dan tulangan pelat atap 4 buah
10ϕ - 200 dengan beban ultimit plat atap sebesar 6.456 kN/m2
Pada perhitungan balok lantai 1, balok yang digunakan berdimensi 25 cm x 50 cm
dengan penulangan Balok Lantai Satu tulangan tumpuan 4D14, tulangan lapangan
3D14 dan sengkang ϕ 8-150
Pada perhitungan balok lantai 2, balok yang digunakan berdimensi 25 cm x 50 cm
dengan penulangan Balok Lantai Satu tulangan tumpuan 4D14, tulangan lapangan
3D14 dan sengkang ϕ 8-150
Pada perhitungan balok lantai 3, balok yang digunakan berdimensi 25 cm x 50 cm
dengan penulangan Balok Lantai Satu tulangan tumpuan 4D14, tulangan lapangan
3D14 dan sengkang ϕ 8-150
Pada perhitungan kolom, kolom yang digunakan berdimensi 25 cm x 25 cm, dengan
penulangan kolom 16D14 dan sengkang ϕ 8-150
77
Pada perhitungan lift direncanakan kapasitas lift sebesar 1 ton dibagi menjadi 4
balok sehingga setiap balok memiliki beban sebanyak 350kg dan panjang perbalok
0,625 Kn/m.
Setelah dilakukan dianalisis atau diperhitungan dimensi elemen gedung, gedung ini
kemungkinan besar tidak akan mengalami kelendutan atau patah. Hal ini diuji dalam
output ETABS yang semua balok dan kolomnya sudah lolos pengujian atau check.
4.2 Saran
Untuk perbaikan tugas perencanaan ini dimasa yang akan datang, pada bagian ini
penulis menyampaikan beberapa saran dan masukan, saran dan masukan itu antara lain:
Pelajari seluruh perhitungan manual dengan konsep dasar yang mendalam sehingga
proses analisis tidak sulit dilakukan.
Pelajari juga perangkat lunak struktur seperti SAP 2000 dan ETABS
Penggunaan bahan harus sesui dengan perhitungan yang dilakukan.
78
DAFTAR PUSTAKA
79
LAMPIRAN
Lampiran 1. Denah Plat dan Balok
80
Lampiran 2. Pembebana Eqivalen
81
Lampiran 3. Denah Plat Lantai 1
82
Lampiran 4. Denah Plat Lantai 2
83
Lampiran 5. Denah Plat Lantai 3
84