Anda di halaman 1dari 8

MENGATASI TANAH LUNAK PADA JALAN TOL, JALAN

NASIONAL DAN JALAN PROVINSI

Francisxus Sriyoto1) Priskilla Diah Arryani2)


PT. Garis Putih Sejajar Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Diponegoro
sriyoto2017@gmail.com priskilla.aryani@gmail.com

Abstract
In many places in Indonesia, many soft soil problems are found under the body of national and
provincial roads with depth and thickness that are difficult to handled, which lead to
periodically road's damage even though it has been fixed many times. This gives PUPR and
Bina Marga bad reputation on their performance on handling roads work. On most of toll road
construction, soft soil problems are solved with very high cost, even the cost can reach 50% of
the overall cost. So it can be assumed that this soft soil handling method is not effective and not
economically good if applied on national nor provincial road construction or rehabilitation. In
this moment of time, we should be grateful on creations of geosynthetic materials which helps
on solving soft soil problems. Geosynthetic materials that are very easy to implement in the
field are geocells and geocomposites, which can solve soft soil problems more safely,
effectively and economically.
Keywords: Geocell, Geocomposite, Soft Soil

Abstrak
Pada banyak tempat di Indonesia, baik di jalan nasional maupun di jalan provinsi, ditemukan
banyak permasalahan tanah lunak yang berada di dalam/bawah badan jalan dengan kedalaman
dan tebal yang sulit untuk dapat diatasi, sehingga berakibat badan jalan sering mengalami
kerusakan secara periodik meskipun sudah berulangkali diperbaiki. Hal ini tentu memberikan
gambaran buruk pada kinerja PUPR dan Bina Marga khususnya. Pada pembangunan jalan tol,
masalah tanah lunak berusaha diselesaikan dengan biaya yang sangat mahal dan bisa mencapai
50% dari biaya jalan tol itu sendiri. Tentu saja hal ini menjadi sangat tidak efektif dan tidak
ekonomis bila diterapkan pada pembangunan maupun perbaikan jalan nasional dan jalan
provinsi. Pada masa sekarang, kita patut berterima kasih pada penemuan-penemuan material
geosintetik yang sangat membantu menyelesaikan banyak masalah tanah lunak. Material
geosintetik yang sangat mudah pelaksanaannya di lapangan adalah geocell dan geokomposit,
yang dapat menyelesaikan masalah tanah lunak secara lebih aman, efektif dan ekonomis.
Kata-kata kunci: Geocell, Geokomposit, Tanah Lunak.

PENDAHULUAN
Ketika berkendara melewati jalan Pantura pada daerah antara Comal hingga Pemalang Provinsi
Jawa Tengah, terasa ketidak-nyamanan disebabkan roda kendaraan yang menginjak banyak
lubang pada badan jalan beton yang mengalami kerusakan dan patah-patah tidak teratur, pun
pada jalan beton yang ber-aspal terjadi hal yang sama. Demikian juga pada beberapa jalan lain
seperti di Ciwandan, Cilegon, maupun Serang, Provinsi Banten, serta daerah dan provinsi lain.
Meskipun sudah sering diperbaiki, jalan-jalan tersebut secara periodik kembali mengalami
kerusakan. Banyak yang berasumsi penyebabnya adalah kendaraan yang berdimensi besar dan
1
overload, dan malah masyarakat umum menuduh hal tersebut sebagai kesengajaan untuk
menciptakan anggaran proyek abadi.
Pada konstruksi jalan tol yang sudah melaksanakan penanganan tanah lunak, kondisi ini
dibayangi dengan masalah kegagalan konstruksi badan jalan dan tidak tercapainya kriteria
desain yang disyaratkan. Banyak media masa memberitakan perbaikan-perbaikan akibat
deformasi yang terjadi pada badan jalan tol yang pernah dilakukan penanganan tanah lunaknya.
Semua pihak yang berkepentingan diharapkan mau melakukan investigasi hasil penanganan
tanah lunak dengan melakukan sondir ulang dan pengukuran elevasi ulang badan jalan minimal
6 bulan setelah konstruksi selesai dan setelah terjadi musim hujan selama 3 bulan.
Penanganan tanah lunak bukanlah sebuah kesalahan, tetapi justru merupakan bentuk tanggung-
jawab konstruksi Indonesia terhadap permasalahan yang ditemukan di lapangan. Dan pihak
pelaksana konstruksi pun sudah bertanggung-jawab sesuai spesifikasi yang disyaratkan. Namun
tentu tidak boleh berhenti hanya disini saja, melainkan ada tanggung-jawab berikutnya setelah
ditemukan permasalahan dari hasil penanganan tanah lunak tersebut, yaitu perlunya dilakukan
investigasi lanjutan setelah konstruksi selesai sehubungan adanya kegagalan konstruksi jalan,
tidak tercapainya kriteria desain yang disyaratkan, serta tidak tercapainya Standar Pelayanan
Minimal Jalan Tol.
Secara umum, tanah lunak adalah material tanah yang sangat jelek untuk pondasi karena kadar
airnya yang tinggi, permeabilitas rendah dan sangat compressible sehingga secara fisikal tanah
dapat ditembus dengan ibu jari minimum sedalam ± 25 mm. Sehingga jika dijadikan sebagai
pondasi bangunan atau jalan, tanah lunak tidak mempunyai daya dukung atau berdaya dukung
rendah serta mengalami penurunan yang tinggi yang dapat mengakibatkan deformasi bangunan
atau badan jalan.
Konstruksi badan jalan yang berada di atas tanah lunak akan mengalami kerusakan kondisi
sedang sampai kerusakan berat. Dan juga, walaupun sudah dilakukan penanganan tanah lunak
dengan biaya yang sangat besar, badan jalan juga tetap mengalami kerusakan-kerusakan dan
penurunan yang melebihi kriteria desain. Badan jalan pun juga sudah di desain, baik dengan
perkerasan fleksibel maupun perkerasan kaku, tetapi badan jalan tetap terjadi deformasi dan
kerusakan.
Penanganan tanah pada jalan tol biasanya menggunakan metode preloading, PVD
(prefabricated vertical drain) dan PVD+Vakum. Namun hampir semua penanganan dengan
cara-cara di atas, tetap bermasalah dengan penurunan tanah yang melebih kriteria desain jalan
tol dan juga terjadi kerusakan-kerusakan jalan karena mengabaikan logika teknik dan disiplin
mekanika tanah. Logika teknik dan disiplin mekanika tanah yang harus dipegang adalah bahwa:
a. Metode Preloading, PVD dan PVD+Vakum adalah metode yang mengganggu
kesimbangan kondisi udara, tanah dan air tanah yang ada di dalam tanah secara frontal.
b. Metode Preloading, PVD dan PVD+Vakum adalah metode mekanis yang tidak pernah
dapat merubah sifat dan karakteristik daripada tanah lunak, sehingga setelah pekerjaan
Preloading, PVD dan PVD+Vakum selesai, maka tanah akan kembali menyerap air yang
berakibat tanah akan menjadi tanah lunak seperti semula. Dan oleh sebab gangguan
keseimbangan air tanah, menyebabkan tanah di bawah badan jalan menjadi sangat tidak
stabil setelah tanah kembali jenuh air.
c. Peningkatan daya dukung kekuatan tanah yang didapatkan dari metode ini adalah
sementara saja (sehingga hasil perhitungan yang didapatkan akibat kenaikan daya dukung
tanah adalah tidak benar), sebab setelah lebih dari 6 bulan kemudian tanah akan kembali
lunak dan tidak mempunyai daya dukung dan kembali seperti semula. Sangat berbahaya

2
terhadap konstruksi yang di atasnya, apabila tanah lunak dengan ketebalan 5 – 30 meter
tidak mempunyai daya dukung lagi.
d. Pada saat pompa vakum beroperasi adalah benar bahwa air dan udara yang keluar lebih
cepat dari air dan udara yang masuk ke dalam tanah lunak, namun setelah lebih dari enam
bulan pompa vakum dihentikan dan atau setelah terjadi musim hujan, maka penyerapan
air oleh tanah lunak akan kembali mengakibatkan tanah menjadi lunak dan daya dukung
tanah kembali rendah seperti semula. Adalah tidak benar bahwa tanah lunak yang sudah
terkonsolidasi tidak dapat menjadi tanah lunak lagi. Tanah lunak hanya berkurang saja
tebalnya, tetapi masih tetap berbahaya untuk konstruksi apabila tidak memiliki daya
dukung lagi. Sebagian besar tanah lunak berada dalam lokasi berawa dan muka air tanah
yang tinggi (persawahan atau lainnya).
e. Yang harus dimengerti pada masalah tanah lunak adalah bukan ketebalan/ketipisan
maupun besar/kecil persentase terkonsolidasinya tanah yang sudah dilakukan
penanganannya, tetapi kandungan air yang di dalam tanah tersebutlah yang menentukan
suatu badan jalan akan mengalami deformasi, setelah terjadi ketidak-seimbangan di
dalam tanah (tanah lunak hanya kering untuk sementara).
Penanganan tanah lunak pada jalan tol yang menghabiskan biaya yang sangat besar masih tidak
efektif dan jauh dari tujuan ekonomis bila dibandingkan dengan banyaknya kegagalan yang
dihasilkan. Sebenarnya hal ini adalah alarm bagi pakar perencanaan jalan dan ahli geoteknik
untuk mengevaluasi serta melakukan investigasi yang nyata secara langsung di berbagai lokasi
yang sudah dilakukan penanganan tanah lunaknya.
Mengingat yang terjadi baik pada ruas jalan nasional, jalan provinsi maupun jalan tol yang
mengalami permasalahan akibat tanah lunak, diperlukan inovasi untuk berani mengambil
langkah yang lebih efektif, aman, dan ekonomis yang secara logika teknik dan disiplin
mekanika tanah dapat mengamankan konstruksi badan jalan. Kombinasi geokomposit dan
geocell memberi harapan mampu mengamankan badan jalan dengan baik.
TINJAUAN PUSTAKA
Kriteria Desain Geoteknik menyatakan konstruksi badan jalan baik harus direncanakan sebaik
mungkin agar mampu menahan beban sendiri dan beban lintas, baik pada kondisi layan maupun
kondisi gempa, dengan memenuhi kriteria aspek stabilitas, penurunan badan jalan dan
fenomena "mud-pumping" pada subgrade badan jalan. Batas-batas yang disyaratkan penurunan
badan jalan untuk timbunan adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Batas–batas Penurunan Untuk Timbunan


Kelas Jalan Penurunan yang Disyaratkan Kecepatan Penurunan
selama Masa Konstruksi setelah Konsolidasi
( S/S ) mm/tahun

I >90% <20

II >85% <25

III >80% <30

IV >70% <35
Sumber: Panduan Geoteknik 4 Desain dan Konstruksi
S: jumlah Penurunan selama masa pelaksanaan
S: Penurunan total yang diperkirakan

3
Kriteria Desain Geoteknik juga menyatakan Dalam analisis stabilitas kondisi gempa dengan
metoda pesudostatik koefisien gempa yang digunakan mengacu nilai percepatan gempa batuan
dasar (PGA) dalam Peta Gempa Indonesia 2017. Koefisien gempa didasarkan pada nilai
percepatan gempa di permukaan tanah (PSA) yang sudah memperhitungkan faktor
amplifikasi/deamplifikasi pada nilai percepatan gempa batuan dasar (PGA). Untuk analisis
stabilitas beban gempa (kh) dipakai sebesar 0.5 PGA dengan angka keamanan minimum 1.01.
PEMBAHASAN
Sebelum aplikasi penanganan tanah lunak untuk jalan dilaksanakan di Indonesia, kita berangan-
angan bahwa hasilnya akan sesuai dengan apa yang tertulis dalam teori geoteknik. Bahwa
batasan-batasan dalam kriteria desain yang diikuti akhirnya akan terpenuhi dan tentu saja
dengan harapan bahwa hasilnya juga akan sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan.
Ketika pembangunan proyek jalan tol mulai dilaksanakan dan ketika ditemukan permasalahan
yang berhubungan dengan tanah lunak, akhirnya metode yang berbiaya besar, berhasil
teraplikasikan, dan teori geoteknik penanganan tanah lunak pun membuming.
Saat ini haruslah disadari bahwa semua teori metode penanganan tanah tidak 100% benar.
Bahwa ternyata metode Preloading, PVD dan PVD+Vakum tidak dapat memenuhi kriteria
desain yang sudah ditetapkan. Bahwa biaya besar yang sudah terserap tidak mendapatkan hasil
yang memuaskan karena kita mulai menyadari bahwa teori ini tidak sesuai dengan logika teknik
dan disiplin mekanika tanah. Bahwa penurunan tanah yang terjadi setelah konstruksi jalan tol
selesai melebihi kriteria desain dan hasil perhitungan kenaikan daya dukung tanah lunak untuk
menahan gempa pun juga akhirnya hanya sementara saja karena beberapa bulan kemudian
tanah lunak sudah kehilangan kekuatan daya dukungnya lagi.
Metode Preloading, PVD dan PVD+Vakum bukanlah satu-satunya metode yang dapat
menyelesaikan masalah tanah lunak. Kombinasi geokomposit dan geocell lebih sesuai dengan
logika teknik dan disiplin mekanika tanah untuk menyelesaikan masalah tanah lunak. Memang
kombinasi geokomposit dan geocell secara teori tidak bisa memenuhi kriteria desain geoteknik
penurunan badan jalan dan tahan gempa, tetapi secara logika teknik dan disiplin mekanika tanah
metode ini mampu mengamankan badan jalan dengan baik. Secara logika teknik dan disiplin
mekanika tanah, kombinasi geokomposit dan geocell lebih mampu mengamankan badan jalan
di atasnya dibandingkan metode Preloading, PVD dan PVD+Vakum.
Material geokomposit adalah material geosintetik yang menggabungkan fungsi terbaik dari
bahan geosintetik yang berbeda sedemikian rupa sehingga didapatkan material dengan fungsi
yang dibutuhkan dan dengan biaya minimum. Dengan demikian, rasio manfaat/biaya
dimaksimalkan. Geotekstil komposit adalah material yang dikenal di pasaran, bentuknya
berupa geotextile non woven yang diperkuat dengan jahitan benang polyester. Selain itu ada
juga yang berupa gabungan dari lembaran woven geotextile dan non woven geotextile yang
dijahit menjadi satu, sehingga fungsi sebagai perkuatan menjadi lebih baik. Ketika digunakan
geokomposit di bawah badan jalan, maka gaya tarikan pada arah melintang maupun memanjang
akibat pengaruh tanah lunak akan tertahan sehingga konstruksi aman dan tidak akan
terdeformasi. Geotekstil komposit lebih cocok digunakan karena memberikan keuntungan
ketahanan jangka panjang, regangan rendah dengan kekuatan tarik tinggi untuk memberikan
beban lateral yang memadai.
Geocell (dan material sejenis lainnya dengan banyak merk) merupakan salah satu produk
material geosintetik yang berfungsi sebagai penyeimbang dan penambah daya dukung tanah.
Geocell terdiri dari material sel yang berbentuk seperti jaring/networks 3 dimensi yang terbuat
dari beberapa lembaran strip High Denisty Polyethlylene. Keunggulan geocell adalah ketika
diisi dengan material aggregate base course atau base Kelas A, maka memberikan kekuatan
4
yang besar dan sanggup menahan peralatan berat yang melintas di atasnya serta menyebarkan
beban ke sekelilingnya sehingga meredam penurunan akibat beban hidup hingga 60%. Hal ini
akan berakibat konstruksi badan jalan sangat stabil, tidak mudah terdeformasi dan
memperlambat penurunan tanah. Seperti sebuah kapal di atas air yang tidak pernah tenggelam,
demikian geocell memberikan keseimbangan antara konstruksi badan jalan dan tanah lunak di
bawahnya.

Sumber: Brosur produk Geocell (2020)


Gambar 1. Geocell Meredam Penurunan Akibat Beban Hidup Hingga 60%

Geocell sebagai sistem penahan beban dapat memperbaiki perilaku struktur dan fungsi daripada
tanah ataupun agregat bahan pengisi lainnya. Sistem penempatan pada masing-masing sel pada
geocell mempersatukan bahan pengisi di dalamnya supaya tidak buyar, juga mencegah
gerakan massal pada kurungan setempat tersebut, sehingga terbentuklah kekuatan daya tarik
menarik antar sel. Efek kekangan dari geocell ini membuat beban terdistribusi dengan area yang
lebih besar sehingga daya dukung tanah dasar akan meningkat dan mengurangi penurunan.
Material pengisi yang dipadatkan seolah berfungsi seperti pelat semi rigid di atas tanah lunak.
Karakteristik geocell yang mampu mengekang (confine) material pengisi, menjadi pilihan
paling efektif dalam mencegah pergerakan lateral agregat ketika terjadi beban siklus. Hoop
stressed yang terbentuk disekeliling cell menciptakan lapisan yang lebih kaku dengan
meningkatnya modulus elastisitas material pengisi.

Sumber: Brosur produk Geocell (2020)


Gambar 2. Agregat/Tanah Bahan Pengisi Geocell Menciptakan Kekuatan Daya Tarik Menarik Antar Sel

5
Sumber: Brosur produk Geocell (2020)
Gambar 3. Perforasi Pada Geocell (Free–Draining Sistem)

Gabungan dari pemakaian geokomposit dan geocell memberikan keamanan pada konstruksi
badan jalan menjadi sangat stabil. Dan secara logika teknik dan disiplin mekanika tanah, hal ini
sangat jauh lebih aman, lebih efektif dan lebih ekonomis dibandingkan penanganan tanah
dengan metode Preloading, PVD maupun PVD+Vakum.

Sumber: Brosur produk (2020)


Gambar 4. Metode Penggunaan Geokomposit (jenis Polyfelt PEC dan Geocell)

Keunggulan sistem geocell adalah sebagai berikut:


a. Pemasangan cepat, fleksibel dan sederhana dalam aplikasinya, sehingga memangkas
waktu kerja.
b. Mengurangi biaya bahan material secara volume (bila diinginkan).
c. Mudah dibawa, pemasangannya sangat mudah dan praktis.
d. Langsung bisa dipergunakan dan bisa menggunakan alat berat sehingga pengerjaan cepat.
e. Tahan terhadap unsur biologi dan kimia dari tanah sehingga tahan lama.
f. Mudah dibongkar pasang dan dapat digunakan kembali.
g. Perforasi pada geocell (free–draining sistem) dapat menyalurkan air secara paralel dan
horisontal dalam setiap selnya sehingga meningkatkan kemampuan drainase tanah dengan
maksimal
h. Meningkatkan interlocking antara material pengisi pada cell yang berdekatan
i. Membentuk struktur yang lebih fleksible dan berguna untuk menahan tanah dengan baik
j. Mengurangi tekanan vertikal yang diteruskan ke subgrade dengan mendistribusikan ke
area yang lebih luas
k. Modulus elastisitas material pengisi meningkat 2.75 kali saat geocell dikonstruksi di atas
tanah lunak.

6
Sumber: Brosur produk (2020)
Gambar 5. Metode Penggunaan Geocell

Sumber: Brosur produk (2020)


Gambar 6. Metode Penggunaan Geocell Pada Konstruksi Jalan

KESIMPULAN
Kriteria Desain Geoteknik sudah memberikan ketentuan mengenai batasan-batasan penurunan
tanah yang diijinkan pada saat konstruksi dan setelah selesai konsolidasi. Demikian juga dengan
Kriteria Desain ketahanan terhadap gempa yang harus dipikul. Namun pada kenyataannya
setelah pekerjaan dengan metode penanganan tanah lunak Preloading, PVD dan PVD+Vakum
selesai, badan jalan ternyata mengalami kegagalan konstruksi dan gagal memenuhi Kriteria
Desain yang sudah ditetapkan, atau dengan kata lain, peningkatan daya dukung yang dicapai
dengan metode penanganan tanah Preloading, PVD dan PVD+Vakum hanyalah sementara saja.
Itu berarti kita sudah menghabiskan biaya yang sangat besar untuk hal yang kurang bermanfaat.
Kombinasi penggunaan geokomposit dan geocell secara perhitungan memang tidak dapat
memenuhi Kriteria Desain penurunan tanah dan ketahanan terhadap gempa. Namun secara
logika teknik dan disiplin mekanika tanah, penggunaan geokomposit dan geocell jauh lebih
aman, efektif dan ekonomis apabila dibandingkan dengan metode penanganan tanah
Preloading, PVD dan PVD+Vakum.
Mengingat konstruksi jalan tol yang akan dibangun masih sangat panjang, mengingat sangat
besarnya biaya penanganan tanah lunak yang harus disediakan dengan metode Preloading,
PVD dan PVD+Vakum, dan mengingat besarnya biaya yang harus disediakan apabila terjadi
7
perbaikan akibat kegagalan konstruksi yang disebabkan dari metode yang tidak sesuai dengan
logika teknik dan disiplin mekanika tanah, konstruksi Indonesia dan proyek jalan khususnya
‘saat ini membutuhkan peraturan baru dan Kriteria Desain baru’ yang dapat melegalisasi
penggunaan geokomposit dan geocell untuk perkuatan konstruksi badan jalan yang
memberikan keamanan, efektivitas dan biaya ekonomis.
DAFTAR PUSTAKA
Professor K. Rajagopal of IIT, Madras, India. ‟Studies on Geocell Reinforced Road Pavement
structure‟. (Modulus Elastisitas Material Pengisi Meningkat 2.75 Kali Saat Geocell
Dikonstruksi di Atas Tanah Lunak).
Thakur & Han, 2012. Perkuatan Dengan Menggunakan Geocell Mengurangi Tekanan Vertikal
Yang Ditransfer ke Subgrade Dengan Mendistribusikan Beban ke Area Yang Lebih Luas.
Emersleben & Meyer, 2008. Geocell Yang Ditempatkan di Bawah Lapisan Dasar Kerikil Pada
Konstruksi Jalan Yang Diaspal Dapat Mengurangi Tekanan Vertikal Pada Tanah Dasar
Sebesar 30% dan Meningkatkan Modulus Lapisan Dasar Kerikil.
Sireesh, dkk., 2009. Geocell Pada Pondasi Dapat Secara Substansial Meningkatkan Daya
Dukung Tanah Pondasi dan Mengurangi Penurunan Tanah.
Perbaikan ruas jalan tol Palembang-Indralaya: https://pu.go.id/berita/penanganan-jalan-tol-
palembang-indralaya-tengah-dilakukan
Perbaikan ruas jalan tol Pemalang-Batang: https://jateng.inews.id/berita/tol-pemalang-batang-
banyak-lubang-pengguna-jalan-diminta-hati-hati
Perbaikan ruas jalan tol Terbanggi Besar-Kayu Agung, Kayu Agung-Palembang-Betung:
https://www.kompas.com/properti/read/2022/01/25/073000221/ini-penyebab-jalan-tol-
terpeka-dan-kapal-betung-rusak-dan-berlubang?page=all#page2
Perbaikan ruas jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar:
https://www.kompas.com/properti/read/2022/01/21/180000421/mengapa-tol-terpanjang-di-
indonesia-bergelombang-begini-penjelasannya?page=2
Perbaikan ruas jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar dan Terbanggi Besar-Kayu Agung:
https://www.kompas.com/properti/read/2022/08/15/133251621/ada-perbaikan-di-ruas-tol-
bakter-dan-terpeka-ini-titik-lokasinya

Anda mungkin juga menyukai