PENGERTIAN IRIGASI
B. Irigasi adalah suatu sistem untuk mengairi suatu lahan dengan cara membendung sumber
air. Atau dalam pengertian lain irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan
pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi
permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Dalam
dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada
zaman dahulu, jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai
atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan
pertanian. Namun, irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan
menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu per satu. Untuk irigasi
dengan model seperti ini di Indonesia biasa disebut menyiram. Dikutip dari
Wikipedia.com.
C. JENIS-JENIS IRIGASI
1. Irigasi Permukaan
Irigasi Permukaan adalah pengaliran air di atas permukaan dengan ketinggian air sekitar
10 – 15 cm di atas permukaan tanah. Irigasi permukaan merupakan sistem irigasi yang
menyadap air langsung di sungai melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan
pengambilan bebas (free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui
saluran sampai ke lahan pertanian. Di sini dikenal saluran primer, sekunder, dan tersier.
1
Pengaturan air ini dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang
tinggi akan mendapat air lebih dulu.
2. Irigasi Lokal
Sistem ini air distribusikan dengan cara pipanisasi. Di sini juga berlaku gravitasi, di mana
lahan yang tinggi mendapat air lebih dahulu. Namun air yang disebar hanya terbatas
sekali atau secara lokal.
D. FUNGSI IRIGASI
1. Memasok kebutuhan air tanaman
2. Menjamin ketersediaan air apabila terjadi betatan
3. Menurunkan suhu tanah
2
4. Mengurangi kerusakan akibat frost
5. Melunakkan lapis keras pada saat pengolahan tanah
E. TUJUAN IRIGASI
Selain untuk mengairi sawah atau lahan pertanian, irigasi juga memiliki tujuan lain, yaitu :
1. Memupuk atau merabuk tanah, Air sungai juga memiliki zat – zat yang baik untuk
tanaman
2. Membilas air kotor, Biasanya ini didapat di perkotaan. Saluran – saluran di daerah
perkotaan banyak sekali terdapat kotoran yang akan mengendap apabila dibiarkan,
sehingga perlu dilakukan pembilasan.
3. Kultamase ini hanya dapat dilakukan bila air yang mengalir banyak mengandung mineral,
material kasar. Karena material ini akan mengendap bila kecepatan air tidak mencukupi
untuk memindahkan material tersebut.
4. Memberantas hama, Gangguan hama pada tanaman seperti sudep, tikus, wereng dan ulat
dapat diberantas dengan cara menggenangi permukaan tanah tersebut dengan air sampai
batas tertentu.
5. Mengatur suhu tanah, Mengatur suhu tanah, misalnya pada suatu daerah suhu tanah
terlalu tinggi dan tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman maka suhu tanah dapat
disesuaikan dengan cara mengalirkan air yang bertujuan merendahkan suhu tanah.
6. Membersihkan tanah, Membersihkan tanah, dilakukan pada tanah yang tidak subur akibat
adanya unsur-unsur racun dalam tanah. Salah satu usaha misalnya penggenangan air di
sawah untuk melarutkan unsur-unsur berbahaya tersebut kemudian air genangan dialirkan
ketempat pembuangan.
7. Mempertinggi permukaan air tanah. Mempertinggi permukaan air tanah, misalnya
dengan perembesan melalui dinding-dinding saluran, permukaan air tanah dapat
dipertinggi dan memungkinkan tanaman untuk mengambil air melalui akar-akar
meskipun permukaan tanah tidak dibasahi.
F. MANFAAT IRIGASI
Irigasi sangat bermanfaat bagi pertanian, terutama di pedesaan. Dengan irigasi, sawah
dapat digarap tiap tahunnya, dapat dipergunakan untuk peternakan, dan keperluan lain yang
bermanfaat.
G. SALURAN
Pada jaringan irigasi saluran terbagi pada beberapa macam :
1. Saluran primer, adalah saluran yang mengalirkan air irigasi dari bangunan utama ke
saluran sekunder. Batas akhir saluran primer adalah bangunan bagi terakhir.
3
2. Saluran sekunder, adalah saluran yang mengalirkan air irigasi dari saluran primer ke
petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran sekunder
adalah ujung bangunan sadap terakhir.
3. Saluran tersier, adalah saluran dan bangunan yang membawa dan membagi air dari
bangunan sadap tersier ke petak-petak kuarter.
4. Saluran kuarter, adalah saluran dan bangunan yang membawa air dari jaringan bagi ke
petak-petak sawah.
5. Saluran pembuang, saluran dan bangunan yang membuang kelebihan air dari petak- petak
sawah ke jaringan pembuang utama.
4
Kapasitas saluran
Berdasarkan luas petak yang akan dialiri, maka kapasitas saluran dapat dihitung dengan
rumus :
Q = debit air (m/dt)
C = koefesien lengkung kapasitas tegal/rotasi = 1 untuk 1 < 10.000 ha
A = luas daerah yang akan dialiri
E = efesiensi (0,8 untuk saluran tersier 0,9 untuk saliran primer dan
sekunder)
NFR = kebutuhan air normal/netto untuk tanaman padi
= 1,2 – 1,5 1/dt/ha
= 1mm/hr = 1/8,64 1/dt/hr
Kemiringan saluran
Dapat dipakai rumus strikler :
I = kemiringan saluran arah memanjang
K = koefesien strikler
V = kecepatan pengaliran
r = jari-jari hidrolis
P = keliling basah
A = luas penampang saluran (m2)
b = lebar alas saluran
h = tinggi saluran (m)
m = kemiringan talud
Dimensi saluran
Dari buku “ Petunjuk Perencanaan Irigasi “ Tabel 4.2, Hal 125 didapat karakteristik
saluran yang akan dipakai, yaitu nilai :
Koefisien kekerasan Srtickler (k)
Kemiringan talud (m)
Perbandingan lebar dasar/kedalaman air (n)
5
Untuk menghitung “h” dan “b” digunakan cara coba-coba :
Andaikan kedalaman air h = ho
1. Hitung kecepatan yang sesuai (Vo)
2. Hitung luas penampang basah yang diperlukan (Ao)
3. Hitung kedalaman air yang baru (h1)
4. Bandingkan ho dengan h1
Jika | h1 – ho| < 0,005, maka h1 = h rencana
Jika | h1 – ho | > 0,005, maka ambillah h1 sebagai kedalaman air andaian baru dan
hitunglah kembali prosedur tersebut sampai | h1 – ho | < 0,005.
Setelah nilai “h” didapat, maka didapat parameter-parameter sebagai berikut :
1) Luas penampang basah (A)→ A = h2 (n +m)
2) Keliling basah (P)
3) Jari –jari Hidrolis (R)→ R = A/P
4) Lebar dasar saluran (b)→ b = n x h
5) Tinggi jagaan → (W) = 0,25 h + 0,30
6) Lebar atas saluran (T)→T = b + 2.m.ht → Ht = h + W
7) Kemiringan permukaan saluran (I)
Kapasitas Saluran Pembuang
Q = debit saluran pembuang rencana (l/dt)
Dm = modolus pembuang (l/dt .ha)
A = luas (ha)
P = A + a + c + d + e + f + g + H + Z
P = muka air disaluran sekunder
A = elevasi tertinggi di sawah
6
a = lapisan air sawah
b = kehilangan tinggi evergi di saluran kuarter ke sawah
c = kehilngan energi di box kuarter
d = kehilangan energi selama pengaliran di saluran irigasi
e = kehilangan tinggi energi di box bagi tersier
f = kehilangan tinggi energi di gorong-gorong
g = Kehilagan tinggi energi dibangunan bagi sadap tersier
H = variasi tinggi muka air
z = kehilangan energi dibangunan tersier yang lain
7
- Pintu stoplog terdiri dari papan kayu yang dapat disusun untuk menahan air pada
ketinggian tertentu. Jumlah papan sangat menentukan jumlah air yang ditahan.
- Bila menginginkan air dibuang dari saluran atau petak, semua papan dibuka pada
waktu air surut. Sebaliknya, bila menginginkan air pasang masuk, semua papan
dibuka.
- Untuk menahan air pada ketinggian tertentu, maka papan dipasang pada
ketinggian yang diinginkan.
- Untuk menghindari air asin masuk pada waktu pasang, semua papan dipasang.
- Stoplog biasanya dioperasikan bersamaan dengan pintu klep otomatis.
4. Floodgate
Floodgate merupakan pintu yang dapat diatur yang digunakan untuk mengatur air
di bendungan, sungai, maupun tanggul sungai. Alat ini juga dapat didisain untuk
spillway pada bendungan, mengatur laju aliran pada saluran, atau dapat juga didisain
untuk menghentikan air sebagai bagian dari sistem tanggul. Untuk pengendalian
banjir, bangunan ini juga digunakan untuk menurunkan muka air banjir pada sungai
atau pada saluran air pada saat terjadinya banjir.
Jenis-jenis floodgate :
1. Bulkhead gates
Bulkhead gates adalah dinding vertikal dengan bagian yang bisa digerakkan
ataupun tidak bisa digerakkan. Bagian yang bergerak dapat diangkat untuk
membiarkan air lewat di bawahnya (sama seperti sluice gate).
8
2. Hinged crest gates
Hinged crest gates adalah bagian dinding yang dapat digerakkan dari vertikal ke
horisontal terganting dari tinggi bendungan. Bangunan ini dikontrol dengan
tenaga hidraulik.
3. Radial gates
Radial gates adalah bagian yang dapat berputar (rotary) terdiri dari bagian
berbentuk silindris. Bangunan ini dapat berputar secara vertikal maupun
horisontal. Salah satu jenisnya adalah tainter gates. Tainter gates didisain untuk
mengangkat ke atas dan membiarkan air lewat di bawahnya. Bangunan ini dapat
menutup sendiri berdasarkan beratnya.
9
4. Drum Gates
Drum gates adalah sebuah bangunan yang dapat mengambang di air dengan
membiarkan air masuk ke flotation chamber sehingga bangunan ini akan
mengambang dan menaikkan puncak spillway.
5. Roller Gates
Roller gates merupakan silinder yang besar yang diangkat dengan menggunakan
rantai
6. Clamshell Gates
Bangunan ini mempunyai bukaan berbentuk clamshell
10
Dilihat dari segi konstruksi, pintu skot balok merupakan peralatan yang
sederhana. Balok – balok profil segi empat itu ditempatkan tegak lurus terhadap potongan
segi empat saluran. Balok – balok tersebut disangga di dalam sponeng/ alur yang lebih
besar 0,03m sampai 0,05m dari tebal balok – balok itu sendiri. Dalam bangunan –
bangunan saluran irigasi, dengan lebar bukaan pengontrol 2,0 m atau lebih kecil lagi.
Perencanaan Hidrolis
Aliran pada skot balok dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan tinggi
debit berikut :
Q = Cd Cv 2/3 √ 2/3g b h1 1,5 . . . . . . . (3.1)
dimana :
Q = debit, m3 /dt
Cd = koefisien debit
Cv = koefisien kecepatan datang
g = percepatan gravitasi, m/dt2 (≈ 9,8)
b = lebar normal, m
H1 = kedalaman air di atas skot balok, m
Koefisien debit Cd untuk potongan segi empat dengan tepi hulu yang tajamnya 90
derajat, sudah diketahui untuk nilai banding H1/L kurang dari 1,5 (lihat gambar 3.1).
Untuk harga – harga H1/L yang lebih tinggi, pancaran air yang melimpah bisa
sama sekali terpisah dari mercu skot balok. Bila H1/L menjadi lebih besar dari
sekitar 1,5 maka pola alirannya akan menjadi tidak mantap dan sangat sensitif
terhadap “ketajaman” tepi skot balok bagian hulu. Juga, besarnya airasi dalam
kantong udara di bawah pancaran, dan tenggelamnya pancaran sangat mempengaruhi
debit pada skot balok.
Karena kecepatan datang yang menuju ke pelimpah skot balok biasanya rendah,
H1/(h1+ P1) < 0,35 kesalahan yang timbul akibat tidak memperhatikan harga tinggi
kecepatan rendah berkenaan dengan kesalahan dalam Cd Dengan menggunakan
persamaan 3.1. dikombinasi dengan Gambar 3.2. aliran pada skot balok dapat
diperkirakan dengan baik.
11
Jelaslah bahwa tinggi muka air hulu dapat diatur dengan cara
menempatkan/mengambil satu atau lebih skot balok. Pengaturan langkah demi
langkah ini dipengaruhi oleh tinggi sebuah skot balok. Seperti yang sudah disebutkan
dalam Gambar 3.1, ketinggian yang cocok untuk balok dalam bangunan saluran
irigasi adalah 0,20 m.
Seorang operator yang berpengalaman akan mengatur tinggi muka air di antara
papan balok 0,20 m dengan tetap membiarkan aliran sebagian di bahwa balok atas.
2. Pintu Sorong
Perencanaan Hidrolis
Rumus debit yang dapat dipakai untuk pintu sorong adalah :
Q = K . a . b . 2g . h1
Dimana :
Q = debit (m^3/dt)
K = faktor aliran tenggelam koefisien debit
a = bukaan pintu (m)
g = percepatan gravitasi (m/dt^2)
b = lebar pintu (m)
12
h1 = kedalaman air didepan pintu di atas ambang (m)
3. Pintu Klep
Pintu klep adalah salah satu pintu air yang pengoperasiannya dilakukan secara
otomatis dengan membuka dan menutupnya pintu pada setiap perubahan muka air baik
diudik/hulu maupun dihilir.
13
Kelebihan Pintu Klep
Bobot pintu (berat jenis0 yang relative lebih kecil dibandingkan dari bahan lain.
Lebih tahan terhadap keretakan (fracture) dibandingkan dengan bahan kayu.
Pembuatan dan control mutu (pabrikasi) lebih terjamin.
Mobilisasi dan transportasi relative lebih rendah.
Pemasangan dan pengoperasian lebih muda.
Kebocoran yang terjadi lebih kecil, sehingga mengurangi biaya pemeliharaan
(maintenance)
Telah didukung oleh penguian di laboratorium dengan uji model fisik dan
kekuatan bahan.
14
pintu. Pintu klep akan menutup secara otomatis pada titik B , pada saat air di hilir
pintu lebih tinggi dari muka air di udik pintu.
Pengoperasian pintu ini dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan tinggi
tekan yang ada. Beda tekan yang ada dibagian hulu dan hilir pintu atau menggerakkan
pintu, sehingga terjadi aliran air melalui pintu. Apabila tinggi muka air di muara lebih
tinggi, sehingga tinggi tekan di hilir pintu akan menyebabkan pintu akan tertutup
sehingga air dibagian hilir tidak akan mengalir. Demikian pula sebaliknya, apabila
tinggi MA di bagian hulu pintu lebih tinggi, sehingga tinggi tekan di bagian hulu
pintu akan lebih tinggi daripada dibagian hilir pintu yang meyebabkan pintu akan
terbuka dan air dari bagian hulu pintu akan mengalir keluar.
Pengoperasian pintu tersebut dilakukan dengan menggunakan/tanpa alat Bantu
untuk mengatur keseimbangan pitu dengan fluktuasi muka air udik/hulu dan hilir,
Adapun alat Bantu yang dipakai yaitu berupa bandul, engsel, tabung air dan
sebagainya.
15
Kekuatan Bahan
Pada umumnya fiber resin mempunyai sifat abrasi yang tidak tinggi dan tidak
tahan terhadap pengaruh sinar ultra violet, bahan pintu terbuat dari fiberglass sangat
ringan dan tahan terhadap korosi, sehingga dapat meningkatkan umur ekonomis dari
pintu tersebut. Pintu dengan bahan dari fiber glass ini pemasangannya sesuai
ditempatkan di daerah yang tidak mengandung angkutan sediment yang keras yaitu di
daerah pertanian rawa pasang surut dengan kondisi tanah yang lemebek dan
lingkungan yang masam, serta mudah didalam pemasangan serta pengoperasian dan
pemeliharaannya.
16
Bentuk daun pintu klep dari fiberglass dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan.
Adapun bentuk daun pintu yang dibuat dalam penelitian ini adalah empat persegi
panjang dengan ukuran, dimana masing-masing daun pintu diberi suatu tabung untuk
memasukkan air agar dapat mengatur operasi pintu yang sesuai dengan kondisis MA
di saluran. Selain itu pada tabung tersebut dibuat lunag-lubang kecil dengan diameter
2 cm, pada bagian atas dan bawah tabung dengan maksud untuk mengatur
pemasukkan air dalam pengopertasian pintu. Daun pintu ini dilengkapi dengan
bingkai untuk meletakkan daun pintu, engsel untuk membuka dan menutup pintu
serta karet untuk mencegah kebocoran.
17
1. Pembuatan cetakan daun pintu dan bingkai.
2. Pengolahan bahan fiberglass yang terdiri dari fiber dengan resin.
3. Pemasukkan bahan fiberglass kedalam cetakan.
4. Fiberglass didalam cetakan dibiarkan kurang lebih satu hari satu malam.
5. Pembukaan cetakan daun pintu dan bingkai pintu.
6. Pemasangan engsel pintu pada daun pintu dengan bingkainya.
7. Pemasangan karet pada sisi pintu untuk mencegah kebocoran.
8. Pintu siap untuk digunakan.
Untuk memudahkan dalam pengerjaan maka terlebih dahulu disusun dalam 2
tahap pengerjaan yang disesuaikan dengan dari bahan yang akan dipergunakan serta
bagian-bagian dari konstruksi.
2. Pengerjaan lapisan
Setelah penyetelan kerangka konstruksi dilakukan dan sudah dianggap memenuhi
syarat dan sesuai dengan yang diinginkan lalu bagian-bagian dari kerangka
tersebut dibuka kembali, selanjutnya bagian-bagian dari kerangka tersebut
dilapisi/dicor dengan bahan fiberglass yang telah dipersiapkan sebelumnya
dengan maksud agar bahan dari kayu tersebut dapat tahan koros. Oleh karena itu
18
dala pemebrian lapisan tersebut harus seteliti mungkin sehingga tidak terdapat
bagian yang tidak terlapisi. Tebal lapisan fiberglass dari masing-masing bagian
konstruksi tidak sama karena ketebalan disesuaikan dengan perencanaan dari
bangunan tersebut.
19
Pembuatan pintu klep otomatis dari bahan fiber glass berdasarkan hasil
pengkajian ternyata tidak selalu harus dibuat oleh pabrik yang tentunya harus
memproduksi besar2ran . Konstruksi pintu dari bahan tersebut ternyata da[pat
pula dibuat oleh industri rumah (hom,e industri) dengan partai yang tidak
terlalu banyak namun demikian untuk mendapatkan hasil yang memuaskan
dalam pembuatan pintu dari bahan ini harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang
telah berpengalaman.
Berdasarkan uraian diatas maka pintu klep otomatis ini dipakai pada ruas
sungai yang terbatas baik kedalamannya maupun lebarnya.
Pada umumnya digunakan pada ruas sungai atau saluran yang kecil yang
sesuai dengan kondisi bahan pintu.
Pintu air ini sesuai dipasang di daerah sebagai berikut ;
1. Ruas sungai bagian hilir/muara.
2. daerah yang terpengaruh oleh pasut air laut atau sungai.
3. cabang-cabang saluran pembuang di daerah rawa pasang surut .
4. pembuangan dari folder.
5. daerah banir .
6. irigasi tambak.
20