Plat Beton Biasanya Disebut Sebagai Lapis Pondasi Karena Dimungkinkan Masih Adanya Lapisan
Aspal Beton Di Atasanya Yang Berfungsi Sebagai Lapis Permukaan.
Konstruksi Jalan Beton Ini Tergolong Kuat, Sebab Memiliki Modulus Elastisitas Yang Tinggi. Dalam
Ilmu Teknik Sipil, Modulus Elastisitas Merupakan Angka Yang Digunakan Untuk Mengukur Objek
Atau Ketahanan Bahan Untuk Mengalami Deformasi Elstasi Ketika Gaya Diterpakan Pada Benda Itu.
Itu Sebabnya, Konstruksi Jalan Beton Kerap Diterapkan Untuk Jalan Raya Dan Jalan Lingkungan.
Tebal Jalan Beton Ini Minimal 20cm.
Kelebihan jalan beton antara lain:
Tahan terhadap genangan air dan banjir
Biaya perawatan lebih murah dibandingkan jalan aspal
Direkomendasikan untuk jalan yang mempunyai tanah dasar yang jelek, dan jalan yang lalu
lintas kendaraan beratnya cukup tinggi.
Berdasarkan acuan pembuatan paving block (SII.0819-88) paving block memiliki komposisi bahan
bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat lain.
Jalan yang menggunakan paving block biasanya memiliki warna-warna dan bentuk yang menarik.
Ada yang berbentuk segi empat dan ada juga yang segi banyak.
Pada proses pemasangannya, ukuran disyaratkan kurang lebih 2mm untuk ukuran lebih bidang dan
kurang lebih 3mm untuk ketebalan.
Serupa dengan konstruksi jalan beton dan jalan aspal, konstruksi paving block memiliki keuntungan
dan kelemahan
Kelebihan Jalan Paving Block antara Lain :
Pada saat memasang paving block cukup mudah dan tidak memerlukan alat berat.
Paving block seakan seperti puzzle yang dapat dipasang kembali setelah dibongkar.
Daya tahan jalan ini cukup baik. Khususnya tahan terhadap beban statis, dan tahan terhadap
tumpahan bahan pelumas dan pemanasan oleh mesin kendaraan.
Banyak terdapat pori atau celah, sehingga genangan air cepat meresap, tidak perlu khawatir
terjadi genangan.
Pekerjaan Pembersihan Ini Tak Hanya Berlaku Untuk Tumbuh-tumbuhan Dan Sampah Saja,
Tetapi Juga Untuk Bongkahan-bongkahan Batu Yang Berukuran Besar Dan Mengganggu
Pelaksanaan Pembangunan Jalan. Bongkahan Batu-batu Tersebut Dipindahkan Dengan Cara
Didorong, Atau Dipecahkan Sehingga Menjadi Batu Berukuran Kecil. Pada Umumnya,
Pekerjaan Membersihkan Batu-batu Ini Memakan Waktu Yang Cukup Lama Dan Tenaga
Yang Besar.
3. Stripping
Tahapan Konstruksi Jalan Ini Berkaitan Dengan Pembentukan Badan Jalan Yang Dilakukan
Agar Bentuk Badan Pada Jalan Sesuai Dengan Apa Yang Diinginkan, Seperti Tinggi Jalan Dan
Tikungannya Apakah Sudah Sesuai Dengan Yang Ditargetkan Atau Dirancang.
4. Pekerjaan
Tanah
Tahap Ini Terdiri Dari Penggalian Drainase Dan Penimbunan Pada Tempat-tempat Yang
Membutuhkan Timbunan Tanah. Pekerjaan Ini Bertujuan Untuk Membentuk Badan Jalan.
Untuk Mendapatkan Penimbunan Berkualitas Baik, Perlu Diperhatikan Supaya Semua Tanah
Benar-benar Padat. Sebaiknya, Penimbunan Dilakukan Lapisan Demi Lapisan Dengan
Ketebalan 15 Cm. Lapisan Demi Lapisan Harus Dipadatkan Terlebih Dahulu Sebelum
Ditambahkan Dengan Lapisan Berikutnya.
4. Pekerjaan
Tanah
Pada Pekerjaan Ini, Anda Harus Memperhitungkan Jarak Pemindahan Tanah Yang Hendak
Digunakan Untuk Penimbunan, Karena Akan Mempengaruhi Jumlah Tenaga Kerja Yang
Diperlukan Serta Lama Waktu Pengerjaannya. Jika Jarak Tanah Dekat, Maka Proses
Penimbunan Akan Berjalan Lebih Cepat. Sebaliknya, Bila Jarak Pemindahan Tanahnya Jauh,
Maka Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Pekerjaan Tanah Ini Bisa Lebih Lama.
Setelah Itu, Barulah Dilakukan Penggalian Saluran-saluran Di Samping Kiri Dan Kanan
Jalan. Tanah Galian Saluran Bisa Diletakkan Di Bagian Tengah Jalan Dan Diratakan Sehingga
Terbentuk Bahu Jalan. Kemudian Tanah Di Badan Jalan Diratakan Dan Dipadatkan.
Sebaiknya Tanah Disiram Dengan Air Agar Kadar Air Selama Pemadatan Benar-benar
Terjaga. Bila Pemadatan Selesai Dilakukan, Perlu Pengukuran Ulang Untuk Memastikan
Ketinggian Badan Jalan Telah Sesuai Dengan Standar Yang Berlaku. Jika Ternyata Ketinggian
Badan Jalan Belum Tercapai Atau Berlebihan, Maka Perlu Dilakukan Penyesuaian Supaya
Diperoleh Ketinggian Yang Benar-benar Sesuai Dengan Standar.
5. Pekerjaan
Drainase
Drainase Pada Tahapan Konstruksi Jalan Memegang Peranan Penting Untuk Menjaga Daya
Tahan Jalan. Sebabnya, Air Bisa Merusak Jalan Dengan Cara Menyapu Permukaan Jalan
Atau Yang Disebut Erosi Dan Mengurangi Daya Dukung Badan Jalan. Karena Itulah Sangat
Penting Membangun Sistem Drainase Yang Baik.
Sistem Drainase Pada Jalan Raya Harus Mendukung Agar Air Bisa Mengalir Keluar Dari
Permukaan Jalan, Saluran Pinggir Jalan Yang Dapat Menampung Aliran Air Dari Permukaan
Jalan, Saluran Air Di Sisi Luar Jalan Yang Mampu Menampung Air Agar Tidak Masuk Ke
Ruas Jalan, Dan Berupa Gorong-gorong Di Bawah Ruas Jalan Yang Mengalirkan Air
Melintasi Ruas Jalan.
Selain Saluran Air Yang Baik, Erosi Di Jalan Raya Juga Bisa Anda Cegah Dengan
Mendirikan Tanggul-tanggul Penahan Air. Tanggul Penahan Air Ini Berfungsi Mengurangi
Laju Aliran Air Dan Menahan Lumpur-lumpur. Perlu Juga Dibuat Saluran Pembuangan
Sehingga Jalan Memiliki Kapasitas Pembuangan Di Luar Saluran-saluran Yang Telah
Terdapat Di Jalan.
6. Pengerasan Badan
Jalan (Gravelling)
Pengerasan Badan Jalan Atau Dikenal Dengan Istilah Gravelling Dilakukan Untuk Membuat
Lapisan Permukaan Badan Jalan Yang Kuat Dan Kokoh. Permukaan Badan Jalan Yang Kuat
Harus Mampu Menahan Segala Cuaca, Panas, Maupun Hujan Serta Tak Mengalami
Perubahan Saat Menerima Beban. Selain Itu, Permukaan Badan Jalan Yang Kuat Akan
Membuat Air Sulit Untuk Masuk Dan Merusak Jalan.
Pengerasan Jalan Ini Umumnya Dilakukan Dengan Memberi Lapisan Batuan Alam. Adapun
Tingkat Ketebalannya Antara 15 Cm Sampai Dengan 20 Cm Sebelum Tahap Pemadatan.
Material Yang Digunakan Dalam Tahapan Gravelling Ini Idealnya Memiliki Kandungan Tiga
Material Utama Yakni Batu, Pasir Dan Tanah Liat Dengan Komposisi Batu 35% Sampai 65%,
Pasir 20% Sampai 40%, Dan Tanah Liat 10% Sampai 25%.
Pengerasan Badan
Jalan (Gravelling)
Pengerasan Badan
Jalan (Gravelling)
7. Pekerjaan
Pemadatan
Langkah Ini Menjadi Salah Satu Tahapan Konstruksi Jalan Yang Penting Untuk Menjadikan
Tanah Semakin Kuat. Pemadatan Dilakukan Untuk Mengurangi Volume Lapisan Tanah Dan
Mendorong Partikel Tanah Semakin Padat. Setidaknya Terdapat Empat Metode Dasar
Pemadatan, Yakni Penumbukan Lapisan Tanah Secara Mekanik Ataupun Secara Manual,
Dengan Mesin Roller, Pemadatan Dengan Menggunakan Getaran, Dan Pemadatan Alami.
Penumbuk Atau Pemukul Tergolong Sebagai Alat Pemadat Yang Relatif Murah Dan Mudah
Digunakan. Kelemahannya, Penggunaan Alat Ini Membuat Pekerjaan Pemadatan
Berlangsung Lebih Lama. Alat Penumbuk Ini Terbuat Dari Tongkat Pemegang Dengan Beton
Atau Besi Cor Di Bagian Ujungnya. Alat Ini Dioperasikan Dengan Cara Diangkat Dan
Dijatuhkan Di Permukaan Tanah Berulang-ulang Sehingga Lapisan Tanah Benar-benar Padat.
Alat Ini Umumnya Memiliki Bobot Antara 6 Kg Sampai 8 Kg.
Pekerjaan
Pemadatan
Pekerjaan
Pemadatan
Curing/Penyiraman
Beton
8. Pembuatan Pondasi
Setelah Pondasi Dibuat, Langkah Selanjutnya Adalah Proses Pengaspalan Jalan Dengan
Hotmix Menggunakan Material Yang Sesuai Kesepakatan Untuk Proses Pengaspalan Jalan,
Penghamparan Ini Membutuhkan Tandem Roller. Pada Tahapan Ini, Dilakukan Penghamparan
Aspal Yang Sudah Dicairkan Terlebih Dahulu Dengan Cara Dipanaskan. Sesudah Aspal
Dihamparkan Dengan Ketebalan Sesuai Ketentuan, Maka Selanjutnya Dilakukan Tahapan
Pemadatan Lagi Dengan Menggunakan Alat-alat Bantu Pemadatan. Langkah Terakhir Dalam
Proses Tahapan Pengaspalan Hotmix Adalah Perataan. Kemudian Akan Dibuat Marka Jalan
Sehingga Jalan Tersebut Bisa Dilewati Oleh Kendaraan.
DOKUMENTASI PROYEK
DOKUMENTASI PROYEK
DOKUMENTASI PROYEK
SELESAI
TERIMAKAS
IH