Anda di halaman 1dari 14

METODE KERJA

1. U M U M
Proyek Pekerjaan Pelapisan Ulang (Overlay) Jalan Tol Jagorawi terletak pada jalan tol Jakarta Bogor
Ciawi pada intinya adalah pekerjaan perbaikan kondisi perkerasan prasarana jalan tol yang lalulintasnya sangat padat dengan pekerjaan utama antara lain : Mobilisasi dan demobilisasi peralatan,
laboratorium, Scrapping, Bitumen lapis pengikat (tack coat), Asphalt concrete wearing course, Asphalt
cement, Patching, Pengecatan marka jalan (thermoplastic).
1.1_Situasi Lapangan
Proyek berada pada lokasi Jalan Tol dimulai dari Awal Proyek di Taman Mini km 3+867 dan selesai
pada lokasi Akhir Proyek, di Ciawi Km 47.500. Lokasi proyek terdiri dari dua Jalur, yaitu Jalur A
adalah Jalur dari Jakarta menuju Bogor dan Jalur B adalah jalur dari Bogor menuju Jakarta.
Lokasi pekerjaan pada jalur A adalah :

Pada km 3+867, Ramp TMII pekerjaan Scrapping.


Antara km 4+000 sampai dengan km 27+500 dilokasi kritis saja pekerjaan Overlay.
Antara km 27+500 sampai dengan km 33+200 pekerjaan Overlay.

Pada km 33+200 s/d akhir jalur A km 47+500 pekerjaan


Patching/pemeliharaan rutin 1 tahun.
Pada km 27+500, Ramp Cibinong Pekerjaan Scrapping.
Akses Bogor (arah Bogor pekerjaan Paching
Akses Bogor s/d Gerbang pekerjaan Overlay
Akses Bogor Gerbang s/d main road pekerjaan Paching

Lokasi Pekerjaan pada jalur B adalah :

Pada km 3+867 s/d 8+000 jalur B adalah pekerjaan Patching/pemeliharaan rutin 1 tahun
Pada km 8+000 s/d 10+000 jalur B adalah pekerjaan Overlay
Pada km 19+700 s/d 47+500 jalur B adalah pekerjaan Patching/pemeliharaan rutin 1 tahun
Km 13+100 s/d 19+700 jalur B adalah pekerjaan Overlay
Pekerjaan Scrapping & Filling ketebalannya 5 Cm dan Overlay ketebalannya 4 Cm.
1.2 Hari kerja efektif dan jam kerja efektif
Waktu pelaksanaan pekerjaan akan diperhitungkan dengan hari kerja yaitu hari Senin sampai dengan
hari Jumat, hari Sabtu boleh bekerja, untuk hari Minggu tidak diperbolehkan bekerja. Jam kerja efektif
setiap hari di estimasikan 7 jam per hari, dengan jam kerja antara jam 22.00 malam hari sampai dengan
jam 05.00 pagi. Dengan memperhitungkan hari libur resmi/libur Nasional maka jumlah hari kerja
efektif dapat diestimasikan sbb :

Bulan

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

Hari kalender

31
29
31
30
31
30
31
31
30
31
30
31

Jumlah Hari kerja

24
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
18

Perkiraan Hari efektif

15
20
20
20
20
20
20
20
20
20
18
15

2. METODE KERJA

Pekerjaan Pengaturan Lalu-lintas


Sarana pengatur lalu-lintas yang sesuai dengan spesifikasi antara lain: rambu, kerucut lalu-lintas, lampu
peringatan, marka sementara, lampu tali (rope light), senter merah, bendera merah, rompi reflektif dan
keamanan kerja lain dalam Daerah Kerja Proyek selalu dalam keadaan teratur, tertib dan rapi
sehingga memberi rasa aman, nyaman dan kelancaran pada pemakai jalan disekitar proyek maupun di
Jalan Tol, khususnya.
Informasi kepada pemakai jalan tol mengenai adanya pekerjaan, diberikan sedini mungkin agar
bersikap hati-hati bila melewati Daerah Kerja Proyek dan memperhatikan rambu-rambu lalu-lintas
yang ada. Spanduk pemberitahuan dipasang pada Gerbang Tol dan tempat strategis, brosur
pemberitahuan / informasi dibagikan di gerbang Tol.
Selama saat pelaksanaan pekerjaan di jalan tol berlangsung, diadakan pemasangan pembatas daerah
sepanjang lokasi pekerjaan pada bagian yang diperlukan sehingga aman dan dibuka setelah seluruh
pekerjaan telah selesai dan sarana pengaman lalu-lintas yang dibutuhkan sudah terpasang.
Prioritas penggunaan jalan tol harus diutamakan. Kendaraan alat berat tidak akan parkir /berhenti
dijalur utama/area kerja, tidak berjalan melawan arus jalan tol, dan tidak menyebrangi arus lalu-lintas
tol. Tempat parkir kendaraan harus pada tempat yang telah ditetapkan. Kondisi jalur lalu-lintas jalan tol
selalu dijaga kebersihannya dan tidak kotor akibat aktifitas kerja proyek.

Pembongkaran perkerasan aspal

Pekerjaan pembongkaran aspal meliputi juga pengaturan dan pengamanan lalu-lintas, Pembuangan
material, pengamanan dan perlindungan dari kerusakan material.
Material pembongkaran harus dibuat sedemikian rupa agar mudah diangkut, disimpan/ dijaga ditempat
yang mudah terjangkau dan disetujui oleh pemberi tugas. Bekas pembongkaran harus ditutup kembali
dengan material aspal beton sehingga rata kembali dengan permukaan lama. Pembongkaran
menggunakan cold milling machine/Scrapper.
Bongkaran diisi dengan material yang ditentukan dalam spesifikasi teknis . Bongkaran akan diamankan
dan dijaga dari material lain yang jelek dan dijaga dari gangguan lainnya.

Persiapan peralatan pengaspalan


Sejumlah peralatan akan dipersiapkan terlebih dahulau antara lain:
Asphalt Mixing Plant (AMP)
Kapasitas terpakai (nyata) minimal 65 ton/jam. AMP Fully automatic (semua penimbangan secara
outomatic), bagian-bagian AMP yang vital dan cepat aus serta cepat rusak akan disediakan spare part
yang cukup berkualitas atau bermutu baik serta jumlahnya memadai. Memiliki system penampungan
(storage) yang lengkap dan Sistem pencurahan agregat dari cold bin menggunakan ban berjalan,
dengan kecepatan putaran yang dapat diatur.
Stone Crusher
Kapasitas minimal 45 ton/jam, komposisi peralatan jaw to impact (tidak menggunakan cone). Bagian
bagian Stone crusher yang vital dan cepat aus serta rusak diharuskan akan disediakan spare part yang
cukup berkualitas atau bermutu baik serta jumlahnya memadai.
Asphalt Finisher
Sebanyak 3 (tiga) unit sebagai berikut :
2

unit tipe crawler track/roda besi dengan lebar penghamparan dapat mencapai 4.5 m, memiliki
screw penghantar kembar (double screw) yang laik pakai serta disediakan spare part yang
cukup.

1 unit tipe tire wheel atau roda karet dengan lebar penghamparan dapat mencapai 2.5m dan dalam
kondisi baik atau atau laik pakai disertai dengan persediaan spare part yang cukup jumlahnya.
Finisher dilengkapi dengan peralatan automatic level sensor (wire sensor) dan perlengkapanperlengkapan lainnya diantaranya straight edge dan wire (kabel dengan panjang kurang lebih100 m).
Semua screed finisher dilengkapi dengan vibrator.
Tandem Roller
Terdiri dari 3 unit dengan berat 6-8 ton dan 2 unit dengan berat 10-12 ton.
Tire Roller terdiri dari:
Terdiri dari sejumlah 3 unit dengan berat 10-12 ton dan 2 unit dengan berat 12-15 ton. Tire roller harus
mempunyai persediaan spare part yang cukup.
Ashpalt Distributor
Sejumlah 1 (satu) buah dengan kapasitas minimal 2500 liter mempunyai mesin penggerak sendiri dan
dilengkapi dengan alat penyemprot (spray bar) yang lengkap dan dalam kondisi laik pakai alat ini
dipergunakan pada pekerjaan Overlay.
Hand Sprayer Asphalt
Sejumlah 2 (dua) buah dengan kapasitas minimal 1500 l/tangki dalam kondisi baik dan laik pakai.
Mobil Tanki Air
Sejumlah 2 (dua) buah dengan kapasitas minimal 5000 l /tanki dalam kondisi baik dan laik pakai.
Compressor
Sejumlah 3 (tiga) buah dengan dilengkapi jack hammer sebanyak 3 (tiga) buah dalam kondisi baik dan
laik pakai.
Cold milling
Sejumlah 1 (satu) buah dengan lebar alat penggaruk minimal 1.0 m serta dalam kondisi baik dan laik
pakai.
Dump truck dan light truk
Road cutter, 1 unit

Lampiran pasal S1.10


DAFTAR PERALATAN LABORATORIUM

JENIS PERALATAN

JUMLAH

Percobaan Marshall (ASTM D 1559 (Automatic Compactor)


1 Set
Penentuan KadarBtument (ASTM T 46) Soklet
2 Set
Penentuan ke ausan Material (ASTM T-96)
1 Set
Analisa Butiran (ATM T 88),1, , , , 3/8, #4, #8, #12, 1 Set
#16, #30, #50, #100, #200
Mesin Core Drill (lengkap)
1 Set
Test Sand Equivalen (lengkap)
1 Set
Ring and Ball
1 Set
Alat Test Penetrasi
1 Set
Gelas Piknometer (500 gr) untuk SG
3 Set
Sela Pasir (lengkap) (Cone and Tamper)
1 Set
Faccum Test (lengkap)
1 Set
Alat Ukur Unit Weight Volume 6(lengkap)
1 Set
Alat Test Kepipihan (Slot) 25 mm
2 Buah
Oven Pengering (250C)
2 Buah
Timbangan Triple Beam Balance (2610) OHAUS
2 Set
Timbangan 20 Kg OHAUS
1 Set
Spatula
2 Buah
Pan
20 Buah
Thermometer (250C)
4 Buah
Thermometer (100C)
3 Buah
Sigmat
1 Buah
Kompor Gas
1 Set
Kompor Listrik
2 Set
Sendok Sendok dan Penggorengan
A 4 buah
Sekop - sekop besar dan kecil
A 2 buah
Electronic Sieve Shaker
1 Set
Splitter
1 Set

Bitumen Lapis Pengikat (Bituminous Tack Coat).


Pekerjaan yang mencakup pengadaan lapis permukaan aspal beton yang tersusun dari agregate aspal
dan material aspal yang dicampur di pusat pencampuran serta penghamparan dan memadatkan
campuran tersebut didasar pondasi yang telah disiapkan dan telah memenuhi persyaratan teknis.
Material yang dipergunakan curing liquid asphalt dan aspal yang digunakan telah memenuhi table
S3.02.2. Material telah dihamparkan setelah lokasi disiram dan dibersihkan dari segala kotoran dengan

power blower, dan material harus sudah dihamparkan 24 jam sebelum pengaspalan dimulai. Material
bitumen yang disiramkan umumnya berkisar 0.4 s/d 0.8 Kg/m2.

Bergeraknya Kendaraan

Pick up

Air Compressor Tank Asphalt dengan mesin penghampar

Gambar 1 : Skets Pembersihan Lokasi dan Penghamparan Tack Coat

Aspal Beton (Bituminous Plant Mix Material)


Pekerjaan ini meliputi pencampuran agregat aspal (bitumen) pada instalisasi pencampuran,
penghamparan dan pemadatannya pada permukaan yang telah disiapkan menurut spesifikasi teknis
yang tercantum pada gambar rencana.
Campuran aspal untuk pekerjaan perkerasan adalah asphalt treated base, asphalt concrete binder Course
dan asphalt concrete wearing course. Campuran Aspal harus terdiri dari campuran agregat, filter atau
kapur, bila diperlukan, dan semen aspal. Pencampuran aspal telah sesuai dengan S3.01(2)
Suhu maksimum semen aspal yang telah masuk mixer tidak melebihi dari 150 0C. Campuran agregat
harus dipanaskan dan dikeringkan dan disaring dan dicampur dengan material bitumen di tempat
pencampuran. Jika semen aspal dipergunakan maka suhu agregat yang masuk ke mixer tidak lebih dari
10 0C.
Pengankutan campuran aspal dari instalasi pencampuran ketempat pekerjaan sesuai dengan pasal S3.01
(2).Sambungan lapisan longitudinal dari sambungan pada lapisan dibawahnya 15 cm. Specific
graffity sesuai AASHTO T 230, kurang dari 95%.
Penggilasan terdiri dari tiga tahapan, penggilasan dilakukan dengan mesin gilas beroda baja dan mesin
gilas yang beroda bertekanan angin. Penggilasan sekunder harus dilaksanakan secepat mungkin setelah
penggilasan awal sehingga tercapainya kepadatan yang maksimum. Kecepatan mesin gilas tidak
melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas beroda baja dam 6 km/jam untuk mesin yang menggunakan ban
bertekanan angin.
Sambungan melintang harus digilas terlebih dahulu dan arah melintang dan measang papan papan agar
memungkinkan gerak mesin diluar perkerasan jalan. Sambungan melintang disamping jalur lapisan
sebelumnya maka lintasan pertama dibuat sepanjang sambungan membujur untuk jarak pendek.
Bila pengecualian maka dimulai dari pinggir bergerak secara longitudinal sejajar dengan sumbu center
line jalan kearah puncak cembungan jalan, setiap penggilasan harus tumpang tindih dengan

penggilasan terdahulu sebesar setengah lebar roller. Pada lengkung superelevasi Penggilasan harus dari
sisi yang rendah ketempat yang tinggi dengan overlaving dan longitudinal yang sejajar dengan center
line.
Sebelum 12 Jam setelah pekerjaan selesai tidak boleh ada lalu lintas yang melalui perkerasan tersebut.
Lebar lapisan tumpang tindih berada dalam batas 50 mm s/d 100 mm.

Gambar 2 : Skets Penghamparan Material ATB

Penghamparan material
ACW
Dump Truck
Gambar 3 : Skets Pemadatan
AWC

Asphalt
Finisher

Penggerakan Tandem dan Tyred Roller

Dump Truck

Asphalt Finisher

Tandem Roller

Tyred Roller

Material
Material bitumen harus sesuai dengan Gambardan memenuhi persyaratan Spesifikasi dibawah ini :
Aspal Emulsi :
Aspal emulsi yang dipakai adalah jenis R 65 Px (CRS-1 PX)
Type dan grade dari bahan bituminous untuk tack coat harus merupakan Rapid Curing Liquid Asphalt.
Asphalt Cair :
MC-70 dengan temperatur penyemprotan 500 650
RC-250 dengan temperatur penyemprotan 750 - 900
Asphalt Emulsi :
CRS ATAU RS yang dipergunakan harus maksimum berumur 1 tahun sejak proses pabrik.
Rapid-Curing (cut back asphalt) : AASHATO M 81
Rapid-Setting emulsion asphalt : AASHATO M 140 dan atau M 208
Asphalt Emulsi yang digunakan harus memenuhi persyaratan sesuai Tabel S3.02.2.

Persyaratan Aspal Emulsi Kationik


Persyaratan
Jenis pekerjaan
Cara
CRS-1
CRS-2
Pemeriksaan
Min
Max
Min
Max
1. Kekentalan Furol (50c)
AASHATO20
100
100
400
59
2. Sisa Deletasi
AASHATO60
65
59
3. Pengendapan (5 hari)
AASHATO5
5
59
4. Analisa Saringan (tertahan No.20) AASHATO10
10
59
5. Muatan Listrik
AASHATOPositif
59
6. Destilasi Minyak
AASHATO3
3
59
7. Penetrasi Residu (25%C,5 detik) AASHATO100
250
100250
59
8. Daktilitas Residu (25%,
AASHATO10
40
5cm/menit)
76
9. Kelarutan (C2 H3 C13)
AASHATO97
97
76
10. Berat Jenis
AASHATOAASHATO T 227 - 89
44

Satuan
Detik
% Isi
Selisih
%
%

% isi
0.1 mm
Cm
% Berat

Komponen Campuran
Campuran aspal harus tersusun dari campuran agregat, filler atau kapur, bila diperlukan, dan semen
aspal (bitumen). Beberapa macam fraksi agregat harus berukuran dan berkualitas merata dan
dicampurkan dengan proporsi tertentu sehingga hasil campuran sesuai dengan formula (job-mixformula)dan dengan indeks kekuatan berikut menurut AASHATO T 245.
Sifat Campuran

Asphalt Treated Base

Stabilitas (Kg), Minimum


Flow (mm)
Rongga didalam Camp. total
Rongga yang terisi asphalt (%)

900
2.5 4.0
46
65 - 75

AC Wearing
Binder Course
1100
2.5 4.0
35
75 85

&

Dalam menghitung karakteristik kekosongan (voids) dalam campuran, Kontraktor harus membiarkan
agar aspal diserap agragat, dan harus menggunakan effective specific grafity agregat dan maximum
specific grafity dari campuran aspal yang belum padat.
Beberapa fraksi agregat dan filler untuk campuran harus diukur, digolongkan dan dicampurkan dengan
proporsi tertentu sehingga hasil campuran sesuai dengan ketentuan gradasi Tabel 3.07 (1).
Grade A digunakan untuk asphalt treated base course.
Grade B digunakan untuk asphalt concrete binder course.
Grade C digunakan untuk asphalt concrete wearing course.

Tabel 3.07 (1)


Ukuran Saringan
Mm
50.0
37.5
25.0
19.0
12.5
9.5
4.75
2.36
1.18
0.600
0.300
0.075

Grade A
100
95 100
70 90
45 70
25 50
17 40
7 22
06

ProsentaseLolos Menurut Berat


Grade B
GradeC
100
95 100
100
68 86
95 100
56 78
74 92
38 60
48 70
27 47
33 53
18 37
22 40
11 28
15 30
6 20
10 20
0 -8
4 -9

Sebelum agregat didatangkan, Kontraktor harus menyerahkan proposal formula campuran (job-mix)
secara tertulis, untuk digunakan oleh konsultan Pengawas dalam menentukan cara pencampuran untuk
material yang disetujui. Formula tersebut harus menunjukan angka-angka yang pasti mengenai :

Pesentase agregat hasil pengayakan dari masing masing Saringan.


Persentase Aspal yang akan ditambahkan, berdasarkan berat total agregate.
Suhu campuran ketika keluar dari Mixer.
Suhu campuran ketika dihamparkan di jalan.
Grade/jenis dari material bitumen (aspal).

Nilai/angka yang diajukan harus dalam batas yang ditentukan untuk jenis campuran aspal tertentu.
Konsultan Pengawas akan menentukan satu job-mix formula yang pasti dan memberitahukannya secara
tertulis kepada Kontraktor.
A
Campuran yang dibuat oleh Kontraktor harus sesuai dengan job-mix formula tersebut, dengan batas
toleransi dan gradasi seperti pada tabel 3.07 (1).
Agregat lolos dari saringan 4.75 mm
Agregate lolos dari saringan 2.36 s/d 0.15 mm ..
Agregat lolos dari saringan 0.075
Aspal (bitumen) ..
Aspal (bitumen) ..
Suhu Campuran ketika keluar dari pusat pencampur.

7 %
4 %
2 %
0.4 %
60C
60C

Bila hasilnya tidak memuaskan, Konsultan Pengawas dapat menyusun job-mix formula baru dan
memberitahukannya secara tertulis kepadaKontraktor. Bila ada usulan perubahan sumber material,
harus dibuat job-mix formula baru sebelum material itu dipergunakan.

Hasil campuran akan ditest setelah proses pencampuran dalam instalasi pencampur atau seblum
pemakaiannya pada pekerjaan.
b.

Agregate Kasar

Agregat kasar (tertahan saringan 2.36 mm) harus terdiri dari pecahan-pecahan yang bersih, keras dan
awet, tidak terlalu rata, tidak lunak, tidak pipih, tidak memanjang dan bebas dari batu yang terlapisi
kotoran dan lain-lain. Prosentase keausan, ketika ditestdengan AASHATO T 96, harus tidak lebih dari
30% untuk asphalt wearing course atau binder course, dan tidak lebih dari 40% untuk asphalt treated
base.
Kehilangan berat berdasarkan test sodium sulfat tidak boleh lebih besar dari 9%, dan berdasarkan test
magnesium sulfat tidak boleh lebih dari12%. Bila digunakn batu pecah, maka sekurang-kurangnya 50%
dari bagian yang tertahan pada saringan 4.75 mm mempunyai paling tidak satu muka pecahan.
Indeks kepipihan (flakines index) agregat kasar maksimum 25% (BS 594 : 1973)
Kelekatan agregat kasar terhadap aspal menurut AASHATO T 182, agregat tersebut harus memiliki
permukaan yang terselimuti aspal tidak kurang dari 95%.
c.

Agregat halus

Agregat halus (yang lolos saringan ukuran 2.36 mm) harus mempunyai karakteristik dan kekerasan
umum sesuai denganAASHATO M 29.
Dalam segala hal, pasir alam yang kotor dan berdebu serta mempunyai partikel lolos ayakan No. 200
(0.075 mm) lebih dari 8% atau pasir yang mempunyai nilai setara pasir (sand equivalent) kurang dari
50 sesuai dengan AASHATO T 176, tidak diperkenankan untuk digunakan dalam campuran.
d.

Filler

Bila diperlukan filler harus terdiri dari debu batu kapur, cement portland atau bahan mineral non-plastis
lainnya dari sumber yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Filler mineral ini harus kering, tidak tercampur kotoran atau bahan lain yang tidak di kehendaki,
mengalir lancar, dan ketika ditest dengan pengayakan di laboratorium, harus memenuhi ketentuan
gradasi sebagai berikut :

Ukuran Saringan (mm)

Prosentase Lolos Menurut Berat (%)


100
95 100
65 100

e.

Semen aspal (Aspahalt Cement)

Aspal merk ESSO, SHELL atau BP atau aspal lain yang setara kualitasnya dengan yang
telah disebutkan diatas dan disetujui oleh pemberi tugas, yang memenuhi persyaratan disertai setifikat.
Country of origin dari Singapura, lebih direkomendasikan untuk digunakan.
Pihak produsen aspal telah memiliki dan menjamin :
Sertifukat mutu Internasional ( ISO 900)
Sistem pengamanan mutu aspal selama pengiriman menuju lokasi instalasi
pencampuran aspal, dan dapat dibuktikan keandalannya.
Kualitas mutu aspal sampai lokasi storage di AMP, dan selama penggunaannya
Pelayanan distribusi dengan menggunakan truk khusus yang digunakan hanya untuk
satu produk tertentu (shell, esso dan BP atau aspal lain yang setara kualitasnya),
apabila terjadi penggantian trk tangki maka harus minimal 3 kali pengangkutan aspal
untuk jenis aspal yang sam sebelumnya (Shell, Esso, dan BP atau aspal lain yang
setara dengan kualitasnya).
Pengguna Storage tank khusus yang digunakan hanya untuk satu produk tertentu,
dan hanya boleh digunakan untuk keperluan proyek ini saja.
Pelayanan teknis yang diperlukan sewaktu waktu oleh Proyek.

Aspal yang digunakan harus memenuhi persyaratan sesuai tabel 3.07(2) :

Pengujian bahan dilakukan di laboratorium independent, baik didalam atau


diluar negeri sesuai perintah Pemberi Tugas / Pengawas.
Tabel 3.07(2)
Sifat Aspal
1. Penetrasi
2. Titik Lembek
3. Titk Nyala
4. Kehilangan Berat
5. Kelarutan Zat CCL4
6. Daktalitas
7.
Pentrasi Setelah Kehilangan
Berat
8. Daktalitas Setelah Kehilangan
Berat
9. Berat Jenis
10. Kadar Parafin

Unit
0.1 mm
0
C
0
C
% berat
% berat
Cm
%

Min
60
48
276
99.5
100
80

Maks
70
56
0.2
-

Metode Pengujian
AASHATO 49 89
AASHATO 53 89
AASHATO 48 89
AASHATO 179 88
ASTM D 2042
AASHATO 51 89
AASHATO 49 89

Cm

50

AASHATO 51 89

Kg/m3
%

1.01
-

1.06
2

AASHATO 228 90
DIN 52015

Untuk penggunaan aspal dalam kemasan drum, maka jumlah sampel aspal yang disyratkan untuk
dilakukan test l.engkap dilaboratorium independen adalah sebanyak 3n, dimana n adalah jumlah
drum,. Dalam hal penggunaan aspal curah, jumlah sampel untuk test lengkap aspal oleh laboratorium
independen sebanyak 3n (jumlah truk tangki pengirim). Sedang setiap pada kedatangan truk tangki
curah aspal, harus dilakukan sendiri tes penetrasi dan titik lembek dengan pengawas Konsultan (terdiri
atas 2 sampel, diambil ddari bagian atasdan bawah tangki).

Material cat

Kondisi cat dalam kaleng bebas dari endapan yang berlebihan dan gumpalan serta mudah diaduk
dengan tangan sampai rata dan homogen.
Lam menyimpan satu tahun dan viskositasnya tiboleh berubah lebih dari 5 KU dari keadaan baru.
Komposisi pigmen dan karakteristik bahan catharus memenuhi persyaratan seperti tabel dibawah dan
berat jenis marka jalan thermoplastic putih dan tidak boleh lebih dari 2.15.

KOMPOSISI PIGMEN BAHAN CAT MARKA THERMOPLASTIC PUTIH

KANDUNGAN PIGMEN
Binder
Titanium Dioxide
Calcium Carbonate dan Inner Filler

PROSENTASE
18 Min
10 Min
48 Min

Warna
Bahan thermoplastic setelah dipanaskan selama 4 jam pada suhu 218 0C dan didinginkan sampai suhu
25 0C harus sesuai dengan keadan berikut :
Putih : pemantulan pada siang hari pada 45 0 Min 75%
Harus sesuai dengan test standar No. 595 Warna 13538
Waktu kering
Bila diterapkan pada atemperatus antara 211 0C 7 0C dan tebal 3.2 s/d 4.8 mm maka permukaan
jalan sudah akan dapat dilalui pada waktu tidak lebih 2 menit bila suhu udara 10 0C dan tidak terlebih
dari 10 menit bila temperatur udara 32 0C.
Kekuatan lekat
Setelah bahan thermoplastic dipanaskan selama 4 jam pada suhu 218 0C
pada beton semen akan 180 Psi (1.24Mpa).

C kekuatan lekat

Ketahanan retak pada temperatur rendah


Setelah bahan thermoplastic dipanaskan selama 4 jam pada suhu 218 0C
kemudian didinginkan pada suhu 9.4 0C 1.7 0C

C digunakan dan

Ketahan terhadap tumbukan


Setelah bahan thermoplastic dipanaskan selama 4 jam pada suhu 218
terhadap tumbukan minimal 1.13 Joule.
Titik lembek

C dan di test, ketahanan

Setelah bahan thermoplastic dipanaskan selama 4 jam pada suhu 218 0C dan ditest sesuai dengan
ASTM E-28 bahan harus mempunyai titik lembek pada suhu 102.5 0C 9.5 0C.
Kelelehan
Setelah bahan thermoplastic dipanaskan selama 4 jam pada suhu 218 0C ditest kelelahannya
thermoplastic putih mempunyai residu 18 %
Index kekuningan
Bahan thermoplastic putih indek kekuningan tidak lebih dari 0.12
Ketahanan terhadap alkali
Tidak menunjukan , pelepuhan, menyerpih, keriput dan tidak berwarna bila dicelupkan dalam larutan
jenuh Ca (OH)2.
Material Glass Beads
Spesifikasi ini mencangkup glass beads yang ditaburkan setelah pengecatan maupun yang dicampurkan
dengan material cat yang akan disemprotkan guna membuat marka jalan reflektif/dapat memantulkan
cahaya.
Jenis material
Type I
: Glass Beads dengan gradasi standart.
Type II : Glass Beads dengan gradasi sama.
Kondisi glss beads harus transparan, bersih, tidak berwarna, mempunyai bentuk bulat rata dan bebas
dari gumpalan, Kotoran, gelembung,udara serta memenuhi persyaratan khusus.
Glass beads harus memenuhi gradasi sesuai dengan tabel dibawah ini.
mm
0.850
0.600
0.425
0.300
0.180
0.150

Standar ayakan
No
20
30
40
50
80
100

Presentasi lolos
Type I
100
75 95
15 35
0-5

Type II
100
90 100
50 75
05
-

Berat Jenis
Glass beads harus mempunyai berat jenis 2.4 sampai 2.6 Kg/liter.
Bentuk
Glass beads harus mempunyai bentuk bulat dengan kebulatan minimum 70% lingkaran.
Indek Blas
Glass Beads harus mempunyai nilai indek bias minimum 1.50
Kelembaban dan karakteristik penebaran
Glass beads tidak boleh menyerap atau bertambah kelembabannya selama penyimpanan dan harus
bebas dari debu dan kotoran dan serta dapat mengalir dengan bebas dari alat penyebarglass beads.

Daya apung
Jumlah glass beads yang terapung dalam larutan xylene minimum 90%

Contoh material
Kontrktor dan pelaksana harus menyerahkan contoh bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini
berikut data teknis, brosur brosur dari pabrikpembuatan untuk mendapatkan persetujuan penggunaan
bahan dari pengawas/pemberi tugas.
Kontraktor wajib untuk mengirimkan bahan-bahan yang dipergunakan kepada laboratorium untuk
diadakan test bahan selama beberapa kali dalam periode pelaksanaan pekerjaan. Biaya test bahan
ditnggung oleh Kontrktor.
Pengujian Material
Setiap akan dipergunakan, diambil contoh bahan yang telah dicampur untuk pengujian. Pengambilan
contoh dilakukan dengan menggunakan plat almunium dengan tebal 0.5 mm (ukuran 25 x 25 Cm).
Apabila contoh tersebut tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka pengecatan tidak boleh
diteruskan.
Harus dihapus atau diulang serta diganti dengan campuran baru yang memenuhi syarat sesuai petunjuk
Pengawas/Pemberi Tugas dilapangan.
Untuk itu Kontraktor harus menyediakan plat-plat almunium, timbangan (sewa) dengan ketelitian 0.1
gram serta tenaga kerja untuk melaksanakan atau mencatat hasil pengujian pemakaian cat. Plat
aluminium yang telah dipergunakan tidak boleh dipakai lagi dan harus kepada pemberi tugas
dilapangan.
Test pemakaian bahan dilaksanakan minimal satu kali untuk setiap 100 m2 sebagai kontrol jumlah
pemakaian bahan secara keseluruhan. Kontraktor harus mendrop seluruh bahan kelapangan (material
on site) atau menyerahkan semua bekas kemasan bahan(kaleng, karung dan sebagainya) kepad Pemberi
Tugas atau cara lainnya sesuai petunjuk Pengawas Lapangan/Pemberi Tugas.
Bahan thermoplastic harus ditest sesuai dengan AASHATO T 250. Ukuran minimu dari contoh bahan
marka jalan thermoplastic yang akan di test tidak kurang dari setiap 1360 kg kecuali jika jumlahnya
kurang diatas. Bahan harus ditest sesuai dengan metode yang tepat dalam standar pengetesan No. 141
atau petunjuk ASTM yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai