Anda di halaman 1dari 139

METODE PELAKSANAAN

PELAPISAN RUNWAY EKSISTING = 1 PAKET


SATPEL BANDAR UDARA SIBISA - PARAPAT

A. Pendahuluan

Sehubungan akan dilaksanakannya pekerjaan Pelapisan Runway Eksisting = 1 Paket dengan


waktu pelaksanaan pekerjaan 180 (Seratus Delapan) hari kalender. Maka kami mengajukan
Metode Pelaksanaan yang nanti akan diterapkan dalam proses pelaksanaan pekerjaan.
Metode pelaksanaan ini dibuat sebagai acuan untuk mendapatkan target pekerjaan yang
optimal, efisien, tepat waktu dan tepat mutu.

B. Lingkup Pekerjaan

I PEKERJAAN PENDAHULUAN
1 Mobilisasi dan Demobilisasi Alat
2 Papan informasi Pekerjaan
3 Pembuatan bedeng
4 Pengukuran Sebelum dan Sesudah Pekerjaan termasuk gambar
5 Pelaporan dan Photo dokumentasi
6 Uji material, JMD, JMF, Trial Mix, Perlengkapan APD dan alat komunikasi

II PEKERJAAN KONSTRUKSI PERKERASAN


1 Pembongkaran tapering dua ujung runway sepanjang 5 m
2 Pembongkaran Lapisan AC Pada kedua sisi runway eksisting selebar 5 cm
3 Tack Coat 1 kg/m2
4 Lapisan Asphalt AC (perbaikan slope memanjang)
5 Tack Coat 1 kg/m2
6 Lapisan Aspal AC 60/70 T- 5 cm
III PEKERJAAN LAINNYA
1 Pengukuran Marking
2 Pengecatan Marking
3 Pengujian Daya Dukung Runway dengan Alat HWD

C. Penjelasan Metode Pelaksanaan Per Item Pekerjaan


Metode pelaksanaan per item pekerjaan mencakup :
a. Metode Pelaksanaan Penyelesaian Pekerjaan
Penjelasan tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan dilengkapi dengan gambar
dan flow chart untuk pekerjaan persiapan, pekerjaan pengadaan bahan,
pekerjaan konstruksi, pekerjaan lain-lain .
b. Metode Inspeksi Kerusakan dan Perbaikan
Penjelasan tata cara inspeksi kerusakan dan perbaikan dilengkapi dengan gambar
dan flow chart.
c. Proses pemeliharaan
Penjelasan masa pemeliharaan konstruksi dilengkapi dengan gambar dan flow
chart.
d. Prosedur Serah Terima
Penjelasan serah terima pekerjaan kepada pemilik dilengkapi dengan gambar
dan flow chart.
e. Kendala dan Solusi Teknis
Penjelasan kendala teknis yang akan terjadi dan cara penanganan dari
kendala tersebut yang ditampilkan secara tabel.
Setelah kami menerima SPMK, maka kami akan melaksanakan Pelapisan Runway
Eksisting = 1 Paket tetap berkoordinasi dengan pihak otoritas Kantor UPT Bandar Udara
Dr. FERDINAND LUMBAN TOBING untuk prosedur pelaksanaan pekerjaan yang
menyesuaikan terhadap jadwal penerbangan pada Bandar Udara Sibisa – Parapat.
FLOW CHART METODE PELAKSANAAN
START

 SURAT PERINTAH MULAI KERJA / SPMK


 SERAH TERIMA LAHAN / LOKASI

 MENGAJUKAN SURAT IJIN MULAI KERJA


 STRUKTUR ORGANISASI
 MASTER TIME SCHEDULE (KURVA “S”)
 MOBILISASI PERSONIL, PERALATAN & BAHAN
 SMK3 KONSTRUKSI

 PCM / REKAYASA LAPANGAN


 MC NOL, CCO DAN REVIEW DESIGN
 SHOP DRAWING / GAMBAR KERJA
 BACK UP DATA QUANTITY

UNTUK SETIAP ITEM PEKERJAAN DALAM BOQ


 RFI (REQUEST FOR INSPECTION)
 TEST / UJI MATERIAL (LOKAL) & BACK UP DATA QUALITY
 PENYAMPAIAN BROSUR DAN SERTIFIKAT
MATERIAL PABRIKAN
 METODE KERJA PER ITEM PEKERJAAN (SESUAI BOQ)
 DOKUMENTASI (PHOTO & VIDEO)
 TEST / UJI SESUAI DENGAN SPESIFIKASI TEKNIS
 RFM (REQUEST FOR MEASUREMENT)

 PEKERJAAN SELESAI 100 % & DEMOBILISASI


 PENGAJUAN PEMERIKSAAN BERSAMA
 AS BUILT DRAWING
 BERITA ACARA SERAH TERIMA (BAST) I
 PEMELIHARAAN END
 BERITA ACARA SERAH TERIMA (BAST) II
D. DOKUMENTASI & PELAPORAN

1. Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan didokumentasikan dengan lengkap dan dibuat
album photo berikut keterangan berupa tanggal pengambilan photo, lokasi
dan penjelasan.
Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri photo yaitu : sebelum
pelaksanaan (0%) ; pada saat pelaksanaan (50%) dan setelah selesai
pelaksanaan (100%) dengan arah pengambilan melalui satu titik yang sama.
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan dilengkapi dengan satu
set pilihan photo-photo yang bersangkutan dengan periode tersebut.
Pada akhir pelaksanaan kontrak photo-photo akan diserahkan kepada
Konsultan Supervisi dan Direksi dalam bentuk album, penyerahan sebanyak 2
(dua) rangkap bersama 1 (satu) album berupa DVD/CD. (disesuaikan dokleng)
2. Pelaporan
Pada awal bulan sebelum tanggal 10 setiap bulan diserahkan 5 (lima) salinan
laporan Kemajuan Pekerjaan Bulanan sesuai petunjuk Direksi yang
menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan
sebelumnya

Dalam laporan ini berisi hal-hal sebagai berikut :


 Persentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan kenyataan
yang dicapai pada bulan laporan maupun persentase rencana yang
diprogramkan pada bulan berikutnya.
 Persentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun
persentase rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan
yang dicapai pada bulan laporan.
 Laporan Pemeliharaan Dampak
Lingkungan
Perusahaan kami akan mengambil langkah-langkah yang memadai untuk
melindungi lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan
membatasi gangguan lingkungan terhadap Pihak Ketiga dan harta bendanya
sehubungan dengan pelaksanaan kontrak .
 Laporan Pelaksanaan Masa Konstruksi (LPMK)
Penyusunan pertanggungjawaban proyek seperti :
 Berita Acara Penyelesaian Proyek (BAPP)
 Laporan Pelaksanaan Masa Konstruksi

Ijin Kerja dan Serah Terima Lahan

a. Kami mengajukan ijin kerja kepada Direksi atau Konsultan Supervisi sebelum
pelaksanaan pekerjaan
b. Serah terima lahan dilaksanakan setelah pemeriksanaan bersama Konsultan
Supervisi, Direksi dan instansi diwilayah pekerjaan mengenai kondisi di lapangan
serta aset-aset yang ada.
PEKERJAAN Pelapisan Runway Eksisting = 1 Paket

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan Berat
 Personil :
 Driver
 Operator
 Pekerja
 Waktu pelaksanaan :
 28 (dua puluh delapan) Hari Kalender
 Peralatan :
 Truck trado / truck Trailler
 Double Cabin
 Material / Bahan :
 Tidak ada
a. Metode Penyelesaian Pekerjaan MOBILISASI & DEMOBILISASI ALAT :
1) RFI ( Pengajuan Request For Instruction) Pekerjaan MOBILISASI &
DEMOBILISASI ALAT ke Konsultan Supervisi dan Direksi.
2) Daftar Alat yang didatangkan / Dipulangkan ;
 WHEEL LOADER ( 1 UNIT)
 GENSET (1 UNIT)
 TANDEM ROLLER (1 UNIT)
 PNEUMATIC TIRE ROLLER (1 UNIT)
 DUMP TRUCK (8 UNIT)
 ASPHALT SPRAYER (1 UNIT)
 ASPHALT FINISHER / PAVER (1 UNIT)

 JACK HAMMER ( 1 UNIT )

 CONCRET CUTTER
 COMPRESSOR (1 UNIT)
 MOBIL PICK UP (1 UNIT)
 GENERATOR SET PORTABLE (1 UNIT)
 MESIN MARKA
 TOTAL STATION (AUTO LEVEL) (1 UNIT)
 HANDY TALKY (
 THEODOLITE (1 UNIT)
 ALAT DAPAT DITAMBAH SESUAI DENGAN KEBUTUHAN DILAPANGAN.

Gbr. Contoh Loading Alat Berat Yang Akan di mobilisasi

Gbr. Contoh Peralatan yang di mobilisasi


Mobilisasi Dan Demobilisasi Personil :
1. Kepala Proyek / Project Manager ( 1)rang)
2. Manajer Lapangan ( 1 orang )
3. Pelaksana Lapangan ( 1 orang )
4. Ahli Kendali Mutu ( 1 orang )
5. Teknisi Peralatan ( 1 orang )
6. Ahli K3 ( 1 orang )
7. Operator Finisher (1 orang)
8. Operator Auto Matic Level (1 orang)
9. Teknisi Lab. Aspal (1 orang)
10. Ass. Pelaksana Lapangan (1 orang)
11. Inspector (1 orang)
12. Tenaga Juru Ukur ( 1 orang )
13. Tenaga Juru Gambar ( 1 orang )
14. Tenaga Administrasi / logistik ( 2 orang )

3) Metode kerja :
 Mobilisasi mencakup pengangkutan termasuk pengepakan semua
peralatan mesin, peralatan manual, , alat dan bahan pendukung
peralatan mesin, biaya muat – bongkar dan angkut dari gudang ke lokasi
pekerjaan.
 Persiapan Trcuk / Truck Trado pengangkut peralatan alat berat ke lokasi
pekerjaan.
 Surat Jalan, dilengkapi dengan surat jalan ( dokumen ) dan diperiksa,
dihitung oleh penerima alat.
 Mobilisasi dilakukan bertahap sesuai dengan kondisi pekerjaan dan
persetujuan Direksi.
 Mobilisasi personil dilakukan bertahap sesuai kondisi pekerjaan.
 Mobilisasi dan Demobilisasi alat berat menggunakan mobil truk trado.

FLOW CHART MOBILISASI DAN DEMOBILISASI ALAT


START

PERSIAPAN TRUCK PERSIAPAN


TRADO ADMINISTRAS
/ TRUCK TRAILEER

CEK
CEK
PERSIAPAN ALAT BERAT
DAN PERALATAN
OK

CEK

END
4) Demobilisasi peralatan dan personil dilaksanakan setelah pekerjaan selesai
dan dilaksanakan secara bertahap atas persetujuan Direksi
Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan alat berat menggunakan mobil, truck /
truck trado.
Tahapan penyelesaian Demobilisasi :
 Pengajuan Request For Instruction (RFI) Pekerjaan Demobilisasi.
 Persiapan personil, peralatan dan alat bantu
 Demobilisasi secara bertahap sesuai dengan kondisi lapangan.
5) Foto-foto Dokumentasi pekerjaan MOBILISASI & DEMOBILISASI ALAT,
Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan MOBILISASI & DEMOBILISASI ALAT pada
kondisi sebelum, sedang dan selesai dikerjakan.
6) RFM ( Request For Measurement ) pengukuran bersama dengan Konsultan
Supervisi dan Direksi, pada pekerjaan MOBILISASI & DEMOBILISASI ALAT yang
telah selesai dilaksanakan dan dilengkapi dengan data, foto dan video.

Gbr Contoh Loading Alat Berat Untuk Demobilisasi

Gbr. Contoh Peralatan yang di demobilisasi

b.Metode Inspeksi Kerusakan dan Perbaikan MOBILISASI & DEMOBILISASI ALAT


Petugas Logistik dan peralatan serta operator peralatan melakukan monitoring
harian pemakaian alat / inspeksi kerusakan, apabila terdapat kerusakan maka
dilakukan tindakan perbaikan dilokasi atau dikerjakan di workshop. Pencatatan
dilakukan sebelum dan sesudah inspeksi dan setelah perbaikan. Flow chart
inspeksi kerusakan dan perbaikan

START Inspeksi Pembuatan Perbaikan


kerusakan laporan ke dilokasi
logistic
peralatan Perbaikan di
workshop

END

Gambar contoh service perbaikan alat berat


c. Proses pemeliharaan MOBILISASI & DEMOBILISASI ALAT
Melakukan pemeriksaan berkala ke semua peralatan sesuai dengan pedoman
pemakaian masing-masing alat, dilakukan kalibrasi alat apabila waktu untuk
kallibrasi ulang sudah tercapai dan atau hasil yang didapat meragukan.
Monitoring pemakaian alat per harian dengan membuat “time sheet “ peralatan.
Pengadaan spare parts yang rutin mengalami kerusakan akibat kerja.
Flow Chart Pemeliharaan

Pemeliharaan 1 Bulan Pertama

Pemeliharaan 1Bulan Kedua

Pemeliharaan 1 Bulan Ketiga

sampai dengan bulan Ke-7 dan Demobilisasi

Gambar Contoh pemeliharaan alat berat


d. Prosedur Serah Terima MOBILISASI & DEMOBILISASI ALAT
Tahapan-tahapan :
1. Permohonan pemeriksaan bersama (RFM- Request Measurement) ke
Konsultan Supervisi dan Direksi.
2. Pengukuran bersama dengan Konsultan Supervisi dan Direksi.
3. Pembuatan berita acara serah terima.
4. Foto dokumentasi 100 %

Flow chart Prosedur Serah terima

PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN
START BERSAMA
DOKUMEN KONSULTAN
& SPESIFIKASI TEKNIK
SUPERVISI

SERAH TERIMA DISETUJUI SESUAI


PEKERJAAN OK
DOKUMEN &
END DOKUMENTASI 100 SPESIFIKASI
% DAN PEMBUATAN TEKNIK
AS BUILT DRAWING

TIDAK
DIPERBAIKI SAMPAI
DENGAN SESUAI
DOKUMEN DAN
SPESIFIKASI TEKNIK
Gbr. Contoh Serah Terima Alat
e. Kendala dan Solusi Pekerjaan

No. KENDALA SOLUSI


1 Mobilisasi alat dengan melewati Membuat planing mobilisasi
jalan areal yang sempit (jalan sebelum mulai pekerjaan dan
pegunungan) demobilisasi setelah selesai
pekerjaan dengan menyesuaikan
waktu keberangkatan agar tepat
waktu tiba dilokasi
2. Papan Informasi Pekerjaan
 Personil :
 Pelaksana Lapangan
 Tukang
 Pekerja
 Waktu pelaksanaan :
 7 (tujuh) Hari Kalender.
 Peralatan :
 Peralatan tukang
 Material / Bahan :
 Kayu
 Tripleks
 Cat
 Semen
 Pasir
 Batu Pecah
 Baleho
a. Metode Penyelesaian Pekerjaan Papan Informasi Pekerjaan
1) RFI ( Pengajuan Request For Instruction) Pekerjaan Papan Informasi
Pekerjaan ke Konsultan Supervisi dan Direksi.
2) Gambar Kerja / Shop Drawing, Setiap memulai pekerjaan dilakukan
pengajuan gambar kerja / shop drawing ke Konsultan Supervisi Dan
Direksi.
Metode kerja :
 Pembuatan Papan Informasi Pekerjaan yang berisi data atau informasi
tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan dan ditempatkan di daerah
yang aman dan mudah dilihat oleh masyarakat yang terbuat dari plastik
baliho sesuai petunjuk Konsultan Supervisi. Papan Proyek dikerjakan
sesuai dengan koordinasi dengan Konsultan Supervisi.

 Penentuan Lokasi Papan Informasi Pekerjaan Berdasarkan koordinasi


dengan Konsultan Supervisi dan pengerjaannya dilakukan oleh Surveyor
dan ditandai dengan patok.
 Desain Papan Informasi Pekerjaan dibuat oleh Drafter dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi.
 Penentuan Bahan dan Kontruksi Papan Informasi Pekerjaan
dilakukan berdasarkan koordinasi dengan Konsultan Supervisi.
 Penandaan lokasi dengan Patok, Gambar Desain Papan Informasi
Pekerjaan, dan pengadaan bahan kontruksi dan alat kerja adalah
pekerjaan persiapan untuk pekerjaan papan Proyek.
 Pelaksanaan Pekerjaan dilakukan oleh Pekerja Tukang yang sudah
berpengalaman. Pekerjaan ini diawasi oleh Konsultan Supervisi
FLOWCHART PEKERJAAN PAPAN INFORMSI PEKERJAAN

Penentuan lokasi Desain & ACC Penentuan


START
bersama Konsultan Konsultan Supervisi Bahan dan
Supervisi Konstruksi

Pemasangan / Pelaksanaan Pekerjaan


END pendirian Papan Pekerjaan Papan Persiapan
Informasi Pekerjaan Informasi Pekerjaan

triplex

Kayu 5/7

Pondasi cor beton

Gambar ilustrasi Papan Informasi Pekerjaan


3) Foto-foto dokumentasi pekerjaan Papan Informasi Pekerjaan,
Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan pada kondisi sebelum, sedang dan
selesai dikerjakan.
4) RFM ( Request For Measurement )pengukuran bersama dengan
Konsultan Supervisi dan Direksi, pada pekerjaan Papan Informasi
Pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan dilengkapi dengan data
ukur, as built drawing, perhitungan volume ( calculation sheet), foto dan
video.

b. Metode Inspeksi Kerusakan dan Perbaikan Papan Informasi Pekerjaan


Papan Informasi Pekerjaan harus berdiri dan dapat dibaca selama masa
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi. Papan Informasi Pekerjaan bisa saja
rusak selama masa pekerjaan proyek disebabkan misalnya karena angin
kencang, hujan deras, panas matahari, proses pekerjaan proyek atau
juga karena sengaja dirusak. Metode Inspeksi Kerusakan dan Perbaikan
adalah sebagai berikut :
 Inspeksi Kerusakan dilakukan rutin oleh kontraktor dan berkala bersama
Konsultan Supervisi.
 Apabila ditemukan adanya kerusakan harus segera diperbaiki kerusakan
tersebut.
 Apabila kerusakan terlalu parah seperti hancur atau terbakar, dll maka
Papan Proyek harus diganti dan dibuat yang baru.
 Apabila Lokasi Papan Informasi Pekerjaan terganggu karena proses
pekerjaan konstruksi maka Papan Nama Kegiatan harus dipindah ke
lokasi baru dimana pengerjaannya diawasi oleh pengawas lapangan.
FLOWCHART INSPEKSI KERUSAKAN DAN PERBAIKAN PAPAN INFORMASI PEKERJAAN

START

nspeks
I

Hasil Insp eksi

Cacad / Rusak
Baik
Perbai
ki / nti baru

END

Pengecata
n ulang

Penggantian
kayu apabila
patah

Perbaikan
Pondasi cor beton

Gambar ilustrasi perbaikan papan informasi pekerjaan


c. Proses pemeliharaan Papan Informasi Pekerjaan
Pemeliharaan Papan Informasi Pekerjaan dilakukan secara berkala setiap 2
bulan selama masa Konstruksi berjalan. Ketika Proyek selesai dan sudah
dilakukan serah

terima maka Papan Informasi Pekerjaan akan dibongkar saat pekerjaan konstruksi
selesai.
FlowChart Pemeliharaan Papan Informasi Pekerjaan

Pemeliharaan 1 Bulan Pertama

Pemeliharaan 1 Bulan Kedua

Pemeliharaan 1 Bulan Ketiga

S/d Pemeliharaan Bulan Ke-7 & Pembongkaran

Pengecatan
ulang

Penggantian kayu
apabila patah

Perbaikan Pondasi cor


beton

Gambar Ilustrasi Pemeliharaan Papan Nama Proyek


d. Prosedur Serah Terima Pekerjaan Papan Nama Proyek
1. Permohonan pengukuran bersama (RFM- Request Measurement) ke Konsultan
Supervisi dan Direksi.
2. Pengukuran bersama dengan Konsultan Supervisi dan Direksi.
3. Pembuatan berita acara serah terima.
4. Foto dokumentasi 100 %
Flowchart Prosedur Serah Terima Pekerjaan Papan Informasi Pekerjaan

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN FISIK


START DOKUMEN BERSAMA
& SPESIFIKASI TEKNIK KONSULTAN
SUPERVISI

SERAH TERIMA
OK
DISETUJUI SESUAI
END PEKERJAAN DOKUMENTASI DOKUMEN &
100 % DAN PEMBUATAN SPESIFIKASI
AS BUILT DRAWING TEKNIK

TIDAK
DIPERBAIKI SAMPAI
DENGAN SESUAI DOKUMEN
DAN SPESIFIKASI TEKNIK

e. Kendala dan Solusi Pekerjaan


No. KENDALA SOLUSI
1 Tidak Ada Kendala --
3. Pembuatan Bedeng
 Personil :
 Pelaksana Lapangan
 Surveyor
 Tukang
 Pekerja
 Waktu pelaksanaan :
 21 (Dua Puluh Satu) Hari Kalender.
 Peralatan :
 Peralatan Tukang
 Material / Bahan :
 Kayu
 Tripleks
 Semen
 Pasir Urug
 Batu Pecah
 Seng BJLS 25
 Gypsum
 Paku
 Batu Bata
 Dll.
a. Metode Penyelesaian Pekerjaan Pembuatan Bedeng.
1) RFI ( Pengajuan Request For Instruction) Pekerjaan Pembuatan
Bedeng
diajukan ke Konsultan Supervisi dan Direksi.
2) Lay out / Denah, diserahkan ke Konsultan Supervisi dan Direksi
3) Gambar Kerja / Shop Drawing, Setiap memulai pekerjaan dilakukan
pengajuan gambar kerja / shop drawing ke Konsultan Supervisi dan
Direksi.
Metode kerja :
 Penentuan Lokasi pekerjaan Pembuatan Bedeng berkoordinasi
dengan Konsultan Supervisi dn Direksi serta pengerjaannya dilakukan
oleh Surveyor dan ditandai dengan patok.
 Gambar desain Pembuatan Bedeng dibuat oleh juru gambar dan
disetujui oleh Konsultan Supervisi.
 Penentuan Bahan dan Kontruksi Pembuatan Bedeng dilakukan
berdasarkan koordinasi dengan Konsultan Supervisi.
 Penandaan lokasi dengan Patok, Gambar Desain Pembuatan Bedeng,
dan pengadaan bahan kontruksi dan alat kerja adalah pekerjaan
pendahuluan untuk pekerjaan Pembuatan Bedeng.
 Pelaksanaan Pekerjaan Pembuatan Bedeng dilakukan oleh Pekerja
Tukang yang sudah berpengalaman dan pelaksanaan Pekerjaan
diawasi oleh Konsultan Supervisi.
FLOW CHART PELAKSANAAN
SELESAI
PEMBUATAN PEMBUATAN
START CE PEMBUATAN
SHOPDRAWING K
BEDENG
BEDENG

CEK

END
Gbr. Contoh Pekerjaan Pembuatan Bedeng
4) Foto-foto Pembuatan Bedeng Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan
Pembuatan Bedeng pada kondisi sebelum, sedang dan selesai dikerjakan.
5) RFM ( Request For Measurement ) pengukuran bersama dengan
Konsultan Supervisi dan Direksi, pada pekerjaan Pembuatan Bedeng
yang telah selesai dilaksanakan dan dilengkapi dengan data ukur, as built
drawing, perhitungan volume ( calculation sheet), foto dan video.
b. Metode Inspeksi Kerusakan dan Perbaikan Pembuatan Bedeng
Pembuatan Bedeng harus berdiri dan berfungsi baik selama masa Pekerjaan
Proyek. Bedeng bisa saja rusak selama masa pekerjaan proyek disebabkan
misalnya karena angin kencang, hujan deras, panas matahari, proses pekerjaan
proyek atau juga karena sengaja dirusak. Metode Inspeksi Kerusakan dan
Perbaikan adalah sebagai berikut :

 Inspeksi Kerusakan dilakukan rutin oleh kontraktor dan berkala bersama


pengawas.
 Apabila ditemukan adanya kerusakan harus segera diperbaiki.
 Apabila kerusakan terlalu parah seperti hancur atau terbakar, dll maka
bagian tersebut harus diganti dan dibuat yang baru.
FLOWCHART INSPEKSI KERUSAKAN DAN PERBAIKAN

Inspeksi
Kerusakan
rutin &
berkala

Perbaikan
Kerusakan

Ganti Pindah
Baru Lokasi
Perbaikan pintu
atap

Perbaikan dinding

Gbr Inspeksi kerusakan dan Perbaikan


c. Proses pemeliharaan Pembuatan Bedeng

Pemeliharaan Pembuatan Bedeng dilakukan secara berkala setiap 2 bulan


selama Proyek Berjalan. Ketika Proyek selesai dan sudah dilakukan serah
terima maka Direksikeet akan dibongkar bersama Pembuatan Bedeng.

Jadwal Pemeliharaan Pembuatan


Bedeng

Pemeliharaan 1 Bulan Pertama

Pemeliharaan 1 Bulan Kedua

Pemeliharaan 1 Bulan Ketiga

Pemeliharaan 1 Bulan Ke-7 & Pembongkaran


Pemelihar
DAN
ATAP

Pengecatan dinding

Gbr PEMELIHARAAN

d. Prosedur Serah Terima Pembuatan Bedeng


1. Permohonan pengukuran bersama (RFM- Request For Measurement) Ke
Konsultan Supervisi dan Direksi.
2. Pengukuran bersama dengan Konsultan Supervisi dan Direksi.
3. Pembuatan berita acara serah terima.
4. Foto dokumentasi 100 %.
5. Setelah proyek selesai kontraktor berkewajiban untuk membongkar Direksi
Keet dengan mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi dan Direksi.
Flowchart Prosedur Serah terima pekerjaan Pembuatan Bedeng.

PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN BERSAMA
START
DOKUMEN
KONSULTAN
& SPESIFIKASI TEKNIK SUPERVISI

DISETUJUI SESUAI
SERAH TERIMA OK DOKUMEN &
PEKERJAAN
EN DOKUMENTASI 100 SPESIFIKASI TEKNIK
D % DAN PEMBUATAN
TIDAK
AS BUILT DRAWING
DIPERBAIKI SAMPAI
DEN
GAN
SESU
AI
DOK
UME
N
DAN
SPESI
FIKAS
I
TEKN
IK
Gbr. Serah terima Pembuatan Bedeng t
e. Kendala dan Solusi Pekerjaan
No. KENDALA SOLUSI
1 Tidak Ada Kendala --
4. Pengukuran Sebelum dan Sesudah Pekerjaan Termasuk Gambar.
 Personil yang dibutuhkan :
 Kepala Pengukur
 Juru Ukur

 Juru Gambar

 Mandor
 Pekerja
 Jangka waktu pelaksanaan :
 168 (seratus enam puluh delapan) Hari Kalender
 Peralatan yang digunakan :
 Theodolite
 Mistar Ukur
 Meteran 50 m
 Peralatan tukang
 Bahan yang digunakan : (Bahan yang digunakan untuk pembuatan patok
BM)
 Kayu
 Paku
 Pipa PVC
 Semen
 Pasir Urug
 Cat
Gbr. Cth.Total Station Gbr. Cth. Prisma Gbr. Cth. Auto Level Gbr. Cth.Bak
Ukur
a. Metode Penyelesaian Pekerjaan Pengukuran Sebelum dan Sesudah
Pekerjaan.

1) RFI ( Pengajuan Request For Instruction) Pekerjaan Pengukuran Sebelum


dan Sesudah Pekerjaan.
2) Gambar Kerja / Shop Drawing dibuat diajukan ke Konsultan Supervisi
dan Direksi untuk disetujui.
3) Pengukuran sebelum pekerjaan dilaksanakan pengukuran MC Nol,
dengan metode kerja pengukuran :
 Persiapan pekerjaan pengukuran : penentuan titik acuan (reference
mark or point), melindungi benchmarks, jika tergeser atau terganggu
harus melapor ke konsultan pengawas serta Direksi, dan memasang
kembali sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas dan Direksi
 Lingkup pekerjaan meliputi :
a. Tranverse survey
 Semua ukuran harus dimulai dan berakhir pada bench mark
yang pertama
 Pengukuran jarak harus dilakukan 2 (dua) kali. Rata-rata dari
dua pengukuran yang diambil sebagai ukuran jarak.
 Kesalahan “angular and linier” akhir tidak boleh melebihi
ketentuan-ketentuan standar.
b. Center Line Survey
 Patok, paku dipasang untuk memudahkan penentuan lokasi
dari titik awal dan leveling pada setiap interval 20 m sepanjang
center line dari area pengukuran
 Semua elevasi dari titik-titik ini dan titik-titik yang mengalami
perubahan elevasi, tepi perkerasan dan bangunan sepanjang
cross section leveling harus dicatat.
c. Profile Levelling Cross Section Survey and Existing services survey
 Cross section leveling harus dilaksanakan tegak lurus terhadap
arah center line yang telah ditentukan untuk setiap
pengukuran kawasan pada setiap interval 3 m sepanjang
center line.

 Sepanjang arah tegak lurus center line elevasi/level harus


diukur setiap interval 5 m dan setiap perubahan titik/point,
tepi perkerasan, struktur lain seperti drainase, pagar dan lain-
lain.

4) Data Survey 0 %, sebelum melaksanakan pekerjaan, pada saat


pelaksanaan dan sesudah pelaksanaan pekerjaan, semua data
pengukuran dan perhitungan serta mengajukan Gambar Rencana Kerja
(Shop Drawing)Dan diserahkan ke Konsultan Supervisi dan Direksi.
5) Foto-foto Dokumentasi Pekerjaan Pengukuran Sebelum dan Sesudah
Pekerjaan, Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan pada kondisi sebelum,
sedang dan selesai dikerjakan.

6) RFM ( Request For Measurement ) pengukuran bersama dengan


Konsultan Supervisi dan Direksi, pada Pekerjaan Pengukuran Sebelum
dan Sesudah Pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan dilengkapi
dengan data ukur, as built drawing, perhitungan volume ( calculation
sheet), foto dan video.
20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m

Gbr. Ilustrasi Pengukuran Memanjang (Longitudinal)

3m 3m 3m 3m

Gbr. Ilustrasi Pengukuran Melintang (Cross Section)


Gbr. Pengukuran Polygon Tertutup

Gbr. Pengukuran Polygon Terbuka


FLOW CHART

MULAI
START

SERAH TERIMA
LAHAN (BASTL) KE
KONTRAKTOR DARI
DIREKSI

PENENTUAN
TITIK BM & TITIK
BANTU

PENGUKURAN MEMANJANG ,
MELINTANG & PASANG PATOK
& SITUASI

GAMBAR &
HITUNG VOLUME

ASISTEN PENGAWAS

SHOP
DRAWING DAN
VOLUME
MUTUAL
CHECK NOL
(MC NOL)

SELESAI

END

b. Metode Inspeksi Kerusakan dan Perbaikan Pengukuran Sebelum dan Sesudah Pekerjaan
termasuk gambar.
Inspeksi Pengukuran Sebelum dan Sesudah Pekerjaan termasuk gambar dilakukan oleh
kontraktor dan Konsultan Supervisi. Inspeksi terutama dilakukan pada patok- patok yang
sudah selesai dikerjakan. Patok bisa saja mengalami kerusakan misalnya karena tertabrak,
tercabut, factor cuaca, dan lain-lain. Apabila patok mengalami kerusakan maka akan segera
pekerjaan yang lain. Dimana proses perbaikan patok-patok yang rusak harus
dengan koordinasi dengan pengawas.

Flow chart Pelaksanaan

START

Hasil Inspeksi

Ada cacat / Baik


Rusak

Perbaiki / ti
baru

D
END
Gambar Contoh patok BM

c. Proses pemeliharaan Pengukuran Sebelum dan Sesudah Pekerjaan termasuk


gambar.
Patok-patok harus berdiri dan berfungsi baik selama masa Pekerjaan Proyek.
Patok-patok bisa saja rusak selama masa pekerjaan proyek disebabkan
misalnya karena angin kencang, hujan deras, panas matahari, tertabrak alat
berat proses pekerjaan proyek atau juga karena sengaja dirusak. Metode
Inspeksi Kerusakan dan Perbaikan adalah sebagai berikut:

1) Inspeksi Kerusakan dilakukan rutin oleh kontraktor dan berkala bersama


Konsultan Supervisi.
2) Apabila ditemukan adanya kerusakan harus segera diperbaiki.
3) Apabila kerusakan terlalu parah seperti hancur dll. maka patok-patok
harus diganti dan dibuat yang baru.
4) Apabila patok-patok terganggu karena proses pekerjaan proyek maka
patok-patok harus dipindah ke lokasi baru dimana pengerjaannya diawasi
oleh pengawas lapangan.
Flow Chart Pemeliharaan

Monitoring Pemeliharaan hasil


START Perbaikan akibat
Patok pematokan dari gangguan
gangguan

Konsultasi ke
Di setujui
END konsultan
konsultan
pengawas
supervisi

Gambar contoh patok


d. Prosedur Serah Terima Pengukuran Sebelum dan Sesudah Pekerjaan
termasuk gambar.
1) Permohonan pengukuran bersama (RFM- Request For Measurement) ke
Konsultan Supervisi dan Direksi.
2) Pengukuran bersama dengan Konsultan Supervisi dan Direksi
3) Pembuatan berita acara serah terima.
4) Foto dokumentasi 100 %
Flowchart Prosedur Serah terima Pekerjaan Pengukuran Sebelum dan Sesudah
Pekerjaan

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN FISIK


START DOKUMEN BERSAMA N
& SPESIFIKASI TEKNIK KONSULTA
SUPERVISI

SERAH TERIMA OK DISETUJUI SESUAI


END PEKERJAAN DOKUMEN & IK
DOKUMENTASI 100 % SPESIFIKASI TEKN

TIDAK

DIPERBAIKI SAMPAI EN
DENGAN SESUAI DOKUM
DAN SPESIFIKASI TEKNIK

Gambar contoh patok


e. Kendala dan Solusi Pekerjaan
No. KENDALA SOLUSI
1 Alat ukur rusak, tidak dapa lat ukur dipersiapkan lebih dari satu
diperbaiki di lokasi proyek sebagai cadangan. Alat yang rusak
segera diperbaiki.
2 Titik BM yang rusak atau hilang Patok BM dibuat dari bahan yang
baik, dan didaerah yang aman
dari gangguan
5. Pelaporan dan Photo Dokumentasi
 Personil :
 Ahli Kendali Mutu
 Inspector
 Juru Gambar
 Pekerja
 Waktu pelaksanaan :
 175 (seratus tujuh puluh lima ) Hari Kalender
 Peralatan :
 Kamera digital dan Handy
Cam
 Laptop / Komputer
 Printer A4-
A3
 Material / Bahan :
 Kertas
A3
 Kertas
A4
 Kertas Foto
 Map Letter File
 Cakram DVD /
CD
a. Metode Penyelesaian Pekerjaan Pelaporan Dan Photo Dokumentasi

Pelaporan dan Photo Dokumentasi adalah visualisasi kondisi lapangan per


item pekerjaan mulai dari awal pekerjaan, saat sedang berlangsung dan
setelah selesai dikerjakan (Progress: 0 %, 25%, 50 %, 75% dan 100 %).
Pelaporan Dokumentasi ini dibuat dalam bentuk album yang berisikan photo-
photo lapangan dan DVD yang berisikan video yang dibuat rangkap 3 (tiga)
serta diserahkan kepada Direksi.
Peralatan ;
Flowchart
Dokumentasi
Foto & Video Foto & video
Persiapan ; kondisi eksisting kondisi
START personil &
(0 %) pelaksanaan (50 % )
peralatan

Cetak foto dan Video Foto & Video kondisi


Diperiksa
0%, 25%, 50%, 75% selesai dan disetujui
END Konsultan dan 100% (100 % )
supervisi

Gbr Printer A3Gbr. Camera Digital dan Handycam

b. Metode Inspeksi Kerusakan dan Perbaikan


Pemeriksaan Domentasi (foto dan video) dilakukan oleh Konsultan Supervisi.
Setiap tahapan diasistensikan ke konsultan pengawas kemudian apabila ada
perbaikan maka segera diperbaiki tenaga-tenaga ahli kontraktor kemudian
diasistensikan kembali sampai disetujui Konsultan Supervisi.
Flow chart metode inspeksi kerusakan dan perbaikan

Inspeksi dan pengajuan Koreksi dari konsultan


START
dokumen ke konsuktan supervisi
supervisi

Disetujui pengawas, Diperbaiki oleh


END dokumen dibuat rangkap kontraktor dan asistensi
sesuai kebutuhan kembali ke konsultan
supervi
si
Gambar Map Letter File berisikan dokumen
c. Proses pemeliharaan
File / soft copy disimpan dalam media Flasdisk dan ekstenal HDD. Print out
disimpan dalam lemari berkas selama masa pelaksanaan dan disusun
sedemikian rupa sesuai kebutuhan dan nomor gambar.
Dokumen dibuat rangkap baik itu hard copy maupun soft copy untuk menjaga
hal-hal yang tidak terduga atau rusak.

Flow chart Pemeliharaan

START Periksa dokumen dalam Back up dokumen dalam


bentuk Hard & Soft Copy bentuk Hard & Soft Copy
copy copy

END Up date dokumen dalam Simpan dokumen dalam


bentuk Hard & Soft Copy bentuk Hard & Soft
copy Copy
Gbr Cakram DVD
d. Prosedur Serah Terima
Pekerjaan Pelaporan dan Photo Dokumentasi diserah terimakan ke Konsultan
Supervisi setelah pemeriksaaan bersama dan disetujui, maka dibuatkan foto
dokumentasi dari awal, sedang dan selesai serta dokumen lain yang terkait.

Gbr. Dokumen dan Cakram DVD

Flowchart Prosedur Serah


terima

PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN
START BERSAMA KONSULTAN
DOKUMEN
SUPERVISI
& SPESIFIKASI TEKNIK

SERAH TERIMA
DISETUJUI
PEKERJAAN OK SESUAI
END DOKUMENTASI 100 DOKUMEN &
% DAN PEMBUATAN SPESIFIKASI TEKNIK
AS BUILT DRAWING

TIDAK

DIPERBAIKI SAMPAI
DENGAN SESUAI
DOKUMEN DAN
SPESIFIKASI TEKNIK
e. Kendala dan Solusi Pekerjaan
No. KENDALA SOLUSI
1 Tidak Ada Kendala --
6. Uji material, JMD, JMF, Trial Mix, Perlengkapan APD dan alat komunikasi
 Personil :
 Pelaksana Lapangan
 Ahli Kendali Mutu
 Teknisi Lab. Aspal
 Waktu pelaksanaan :
 168 (seratus enam puluh delapan) Hari Kalender
 Peralatan yang digunakan :
 Mesin Core Drill
 Alat untuk tutup lubang sisa pengeboran
 Timbangan
 Material / Bahan :
 Asphalt
a) Pelaksanaan Penyelesaian:
1) RFI (Recuest For Inspection) diajukan ke Konsultan Supervisi dan
Direksi.
2) Membuat Layout / Denah titik yang akan dilaksanakan.
3) Untuk pengendalian mutu dilaksanakan pengujian-pengujian dimana
lingkup pengujian yang dilaksanakan :
 Job Mix Design (JMD)
1. Material diambil dari storage material untuk masing-masing jenis
agregat CA, MA, FA
2. Rancangan campuran beton aspal, rancang campuran dan
combine sieve harus sesuai dengan grading limit yang telah
ditentukan.
3. Test material antara lain, jenis agregat, mutu agregat, mutu aspal
keras, jenis pengisi (filler) harus memenuhi persyaratan teknis.
4. Tidak direkomendasikan pemakaian pasir dalam campuran
beton aspal.
5. Pemakaian filler dihindari, karena akan mempersulit dalam
pelaksanaan dan biaya akan bertambah mahal. Namun jika tidak
terpenuhi gradasi sesuai dengan spesifikasi pemakaian, maka filler
harus digunakan.
 Job Mix Formula (JMF)
1. Setelah didapatkan komposisi Job Mix Design, maka dari masing-
masing komposisi CA, MA dan FA ditempatkan dalam cold bin AMP.
2. Material dari tiap Cold bin dikeluarkan melalui conveyor belt
satu per satu untuk dilakukan kalibrasi guna menentukan bukaan tiap
cold bin.
3. Setelah ditentukan bukaan tiap cold bin, maka AMP
dioperasikan sampai material masuk di dalam tiap hot bin melalui
screening didalam AMP setelah melalui proses pembakaran sesuai
dengan suhu yang telah ditentukan.
4. Material diambil dari tiap hot bin, minimal untuk tiap hot bin ± 25 kg,
dimasukkan dalam karung/tempat yang terpisah untuk tiap hot bin
dan diberi tanda. Selanjutnya material dibawa ke laboratorium untuk
dilakukan proses gradasi tiap sieve dan gabungannya harus sesuai
dengan grading limit yang telah ditentukan.
5. Kemudian dilakukan penentuan kadar aspal optimum yang
sebelumnya dilakukan perhitungan berdasarkan gradasi agregat
(komposisi CA, MA dan FA) untuk menentukan rentang kadar aspal
yang akan digunakan untuk mencari kadar aspal optimum.
6. Setelah ditentukan rentang kadar aspal dalam mencari kadar aspal
optimum, maka selanjutnya dibuat minimal 3 benda uji aspal beton
untuk tiap kadar aspal. Kemudian dari masing- masing benda uji
dilakukan marshall test, untuk mengetahui hasil rata-rata stabilitas,
flow, VMA, VFWB dan WIM apakah sesuai dengan spesifikasi
Direktorat Bandar Udara. Jika sudah sesuai, ,maka Job Mix Formula
sudah siap diajukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen agar
disahkan.
7. Setelah mendapat persetujuan maka dilaksanakan uji coba
campuran (Trial Mix) di luar lokasi yang sesungguhnya.
8. Bila hasil trial mix disetujui oleh Direktorat Bandar Udara maka harus
dibuat Berita Acara Trial Mix dan Job Mix tersebut siap dipergunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan.
 Perlengkapan K3
1. Obat-obatan untuk P3K akan ditempatkan di lokasi pekerjaan sebagai
antisipasi untuk melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja.
Untuk menghindari terjadi kehilangan material/bahan-bahan di proyek
kami akan menempatkan tenaga keamanan secara bergiliran untuk
menjaga lokasi proyek dari kehilangan.
2. Helmet/Topi/Pelindung kepala : Melindungi dari kejatuhan benda,
benturan bendakeras, diterpa panas dan hujan.
3. Safety Shoes/Pelindung kaki :Melindungi kaki dari benda tajam,
tersandungbenda keras, tekanan dan pukulan, lantai yangbasah, lincir
dan berlumpur, disesuaikandengan jenis bahayanya.
4. Safety Glasses/Kaca mata/Kedok Las : Melindungi dari sinar las, silau,
partikel beterbangan,serbuk terpental, radiasi, cipratan cairan
berbahaya
5. Earplug /Pelindung telinga/Earmuff :Melindungi dari suara yang
menyakitkan terlalu lama,dengan batas kebisingan diatas 85 db.
6. Masker  Mulut/hidung/oksigen :Melindungi dari pekerjaan yang
menggunakanbahan/serbuk kimia, udara terkontaminasi, debu,asap,
kadar oksigen kurang.
7. Sarung Tangan/karet/kulit/kain/plastic :Melindungi tangan dari bahan
kimia yang korosif,benda tajam/kasar, menjaga kebersihan
bahan,tersengat listrik.

 Test Core Drill


Pemeriksaan terhadap kepadatan lapangan/field density dan
ketebalan lapisan.
1. Alat ditempatkan pada susunan perkerasan beton/aspal yang bakal
diuji dengan posisi datar.
2. Kemudian kita siapkan air dengan alat yang ada system pompa.
3. Kemudian air dimasukkan ke alat core drill dengan selang kecil pada
tempat yang telah disiapkan pada alat itu, hingga alat tak alami
rusaknya terlebih mata bor yang berupa silinder sepanjang sistem
pengujian.
4. Setelah semuanya siap lalu alat dihidupkan dengan memakai
tali yang dililitkan pada starter alat serta ditarik.
5. Setelah alat hidup mata bor di turunkan dengan cara perlahan pada
titik yang sudah kita tetapkan hingga kedalaman spesifik, setelah
kedalaman spesifik alat dimatikan serta mata bor dinaikkan.
6. Kemudian hasil dari pengeboran itu di ambil dengan memakai
penjapit, kemudian diukur tidak tipis serta dimensinya serta dilihat
sampel itu apakah perkerasan itu layak gunakan atau tidak.

 Marshalt Test
Pemeriksaan terhadap nilai stability, flow, VIM, VFWA dan density lab.
Prinsip dasar metode Marshall adalah pemeriksaan stabilitas dan
kelelehan (flow), serta analisis kepadatan dan pori dari campuran padat
yang terbentuk. Alat Marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi
dengan proving ring (cincin penguji) berkapasitas 22,2 KN (5000 lbs) dan
flowmeter.
Prosedur pengujian Marshall mengikuti SNI 06-2489-1991, atau
AASHTO T 245-90, atau ASTM D 1559-76.
 DCP
DCP (Dynamic Cone Penetrometer) merupakan metode yang
menetapkan cara pengujian kekuatan lapisan perkerasan tanpa pengikat
(tanah dasar, pondasi bahan berbutir) secara cepat
menggunakan alat Penetrasi Konus Dinamis (Dynamic Cone
Penetrometer). Pengujian dilakukan dengan menekan ujung
konus terbuat dari baja dengan ukuran dan sudut tertentu.
Tekanan konus ditimbulkan oleh pukulan palu dengan beban
dan tinggi jatuh tertentu menerus sampai kedalaman 80 cm
dan bila perlu dapat diperdalam dengan menyambung tangkai
pengukur sampai kedalaman 120 cm.
4) Foto-foto Dokumentasi Pekerjaan Kendali Mutu, Dokumentasi
pelaksanaan Pekerjaan Kendali Mutu pada awal, sedang dan selesai
dikerjakan untuk setiap titik.
5) RFM ( Request For Measurement ) pengecekan bersama dengan
Konsultan Supervisi dan Direksi, pada Pekerjaan Kendali Mutu yang
telah selesai dilaksanakan dan dilengkapi dengan data hasil
pengetesan, foto dan video.

Flowchart Laboratorium dan Pengujian Lapangan

Pengajuan RFI dan Persiapan ; personil


START Pelaksanaa
Layout / & peralatan Lab.
Denah n
Pekerjaan Kendali Dan Pengujian Pengujian
Mutu Lapangan

Dokumentasi data
END test dan diserahkan ke
Konsultan Supervisi
dan Direksi

Gbr. Contoh Pekerjaan Core Drill


b. Metode Inspeksi Kerusakan dan Perbaikan Uji material, JMD, JMF, Trial Mix,
Perlengkapan APD dan alat komunikasi.
Pemeriksaan data laboratorium dan hasil pengujian di lapangan dilakukan
oleh Konsultan Pengawas dan Direksi, apakah ada data yang kurang atau
tidak detail, tidak sesuai dengan keadaan visual di lapangan. Jika ada maka
kontraktor harus segera memperbaiki dengan melakukan ulang test
Pekerjaan Kendali Mutu untuk titik tertentu yang dianggap kurang atau
diragukan dan diasistensi kembali ke Konsultan Supervisi dan Direksi.
Flow chart Inspeksi

START

Inspeks

Hasil Inspeksi

Ada data kurang / ukan


dirag
Baik
Perbaiki / test ulang

END
Gbr. Contoh Pekerjaan Core Drill
c. Proses pemeliharaan Uji material, JMD, JMF, Trial Mix, Perlengkapan APD
dan alat komunikasi
Dokumen Data hasil uji laboratorium dan Pengujian Lapangan harus
tersimpan dengan baik selama masa Pekerjaan Proyek. Dokumen Data Hasil
Test bisa saja rusak selama masa pekerjaan proyek disebabkan misalnya
karena, hujan deras, panas matahari, proses pekerjaan proyek atau juga
karena sengaja dirusak. Dokumen Data hasil laboratorium dan Pengujian
Lapangan haruslah dibuat Softcopy dan Hardcopy serta dibuat rangkapnya.
Flow chart Pemeliharaan

START Periksa dokumen Back up dokumen dalam


Pekerjaan Kendali Mutu bentuk Hard& Soft Copy
copy

Up date dokumen dalam Simpan dokumen dalam


END
bentuk Hard & Soft Copy bentuk Hard & Soft Copy
copy copy

d. Prosedur Serah Terima Pekerjaan Kendali Mutu


1) Permohonan pengukuran bersama (RFM- Request For
Measurement)ke Konsultan Supervisi dan Direksi.
2) Pemeriksaan bersama dengan Konsultans Supervisi.
3) Pembuatan berita acara serah terima.
4) Foto dokumentasi 100 %
Flowchart Prosedur Serah terima

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN FISIK


START DOKUMEN BERSAMA
& SPESIFIKASI TEKNIK SUPERVISI

DISETUJUI SESUAI
DOKUMEN &
SPESIFIKASI
TEKNIK
SERAH TERIMA
Tidak
PEKERJAAN
END DOKUMENTASI 100 Ya DIPERBAIKI SAMPAI
% DAN DOKUMEN DENGAN SESUAI
HASIL TEST DOKUMEN
DAN SPESIFIKASI TEKNIK
Gbr. Contoh Pekerjaan Core Drill

e. Kendala dan Solusi Pekerjaan


No. KENDALA SOLUSI
1 Tidak Ada Kendala --
II. PEKERJAAN KONSTRUKSI PERKERASAN
1. Pembongkaran tapering dua ujung runway sepanjang 5 m

 Personil :
 Pelaksana Lapangan
 Operator
 Juru Ukur
 Pekerja
 Mandor
 Jangka waktu pelaksanaan :
 7 (tujuh) Hari Kalender
 Peralatan yang digunakan :
 Jack Hammer
 Dump Truck
 Excavator
 Mesin Cutter
 Material / Bahan :
 Tidak ada

a. Metode Penyelesain Pekerjaan


1) RFI ( Pengajuan Request For Instruction) Pekerjaan Pembongkaran ke
Konsultan Supervisi dan Direksi.
2) Mengajukan Layout / Denah lokasi pekerjaan ke Konsultan Supervisi
dan Direksi.
3) Mengajukan Shop Drawing untuk Pekerjaan Pembongkaran ke
Konsultan Supervisi dan Direksi.
4) Penentuan alat kerja dilaksanakan berdasarkan koordinasi
dengan Konsultan Supervisi dan direksi.
5) Juru ukur membuat patok dilokasi pekerjaan.
6) Setelah lokasi di patok / marking, aspal yang akan dibongkar terlebih
dahulu di cutter.
7) Setelah aspal di cutter kemudian dibongkar dengan jack hammer,
material bongkaran dimuat ke dump truck dengan menggunakan
excavator, dan

kemudian dibuang ke disposal yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas dan


Direksi.
8) Aspal yang dibongkar sesuai dengan shop drawing / gambar kerja yang
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi.
9) Foto-foto Pekerjaan Pembongkaran, Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan
10) pengaspalan tebal 6 cm pada kondisi sebelum, sedang dan selesai
dikerjakan.
11) RFM ( Request For Measurement ) pengukuran bersama dengan
Konsultan
Supervisi dan Direksi, pada Pekerjaan Pembongkaran yang telah selesai
dilaksanakan dan dilengkapi dengan data ukur, as built drawing,
perhitungan volume ( calculation sheet), foto dan video.

Gbr. Contoh Pelaksanaan Pekerjaan Pembongkaran Aspal.


FLOW CHART PELAKSANAAN
START A B

Pengajuan Marking di lokasi Loading Ke dump


RFI pekerjaan truck dan dibuang ke
disposal

Pelaksanaan
Mengajukan
Pekerjaan Bongkar Pengajuan RFM dan
Layout dan
Aspal Pengukuran bersama
Shop drawing
Konsultan Supervisi
pekerjaan
dan Direksi

A END

b. Metode Inspeksi Kerusakan dan Perbaikan


Pekerjaan Pembongkaran harus sesuai dengan shop drawing yang disetujui
oleh Konsultan Supervisi dan direksi. Monitoring Kerusakan dan Perbaikan
dilaksanakan sebagai berikut :
 Monitoring Kerusakan material dilaksanakan secara periodik oleh
kontraktor dan Konsultan Supervisi.
 Apabila ditemukan adanya kerusakan harus segera dibuat laporan
kerusakan tersebut.
 Apabila Lokasi Pekerjaan Pembongkaran terganggu karena adanya
masalah yang berakibat fatal dilapangan maka harus segera
dikordinasiakan dengan pihak Konsultan Supervisi dan Direksi .

Gbr. Contoh Pekerjaan Bongkar Aspal


FLOWCHART INSPEKSI KERUSAKAN DAN PERBAIKAN
START

Verifikasi teknik
dengan gambar
kerja dan SpekTek

TIDAK TIDAK
Ganti Baru Perbaikan Kerusakan
YA
YA YA
END

Gbr. Contoh Pekerjaan Bongkar Aspal

c. Proses Pemeliharaan Pekerjaan Pembongkaran


Hasil Pekerjaan selalu di monitoring dan dijaga agar terhindar dari gangguan
seperti genangan air atau dilintasi kenderaan yang melebih kapasitas. Dibuat
rambu-rambu agar lokasi tidak berubah bentuk karena gangguan mekanik.
Flow Chart Pemeliharaan Pekerjaan

Monitoring Pemeliharaan
START lokasi hasil lokasi pekerjaan Perbaikan akibat
bongkar aspal bongkar aspal dari gangguan
gangguan

Di setujui Konsultasi ke
END konsultan konsultan
pengawas pengawas
Gbr. Contoh Pekerjaan Bongkar Aspal
d. Prosedur Serah Terima.
Serah Terima Pekerjaan Pembongkaran Aspal AC dilakukan setelah
pemeriksaan dan peninjauan bersama dengan pengawas. Serta Membuat
Dokumentasi di awal, sedang dan selesainya pekerjaan.
FLOWCHART PROSES SERAH
TERIMA

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN FISIK


START DOKUMEN BERSAMA KONSULTAN
& SPESIFIKASI TEKNIK SUPERVISI

SERAH TERIMA
PEKERJAAN DISETUJUI
END OK SESUAI DOKUMEN & ASI
DOKUMENTASI 100 SPESIFIK
% DAN PEMBUATAN TEKNIK
AS BUILT DRAWING
TIDAK

DIPERBAIKI SAMPAI EN
DENGAN SESUAI DOKUM
DAN SPESIFIKASI TEKNIK

Gbr. Contoh Pekerjaan Bongkar Aspal


Gbr. Contoh Pekerjaan Bongkar Aspal
e. Kendala dan Solusi Pekerjaan

No. KENDALA SOLUSI


1 Hujan Pelaksanaan dilaksanakan setelah
hujan dan terlebih dahulu
dibersihkan dari genangan air.
2 Jadwal penerbangan pesawat Berkoordinasi dan bekerjasama
dengan penyelenggara bandara
untuk jadwal peasawat landing
dan take off untuk menjaga
keselamatan penerbangan,
sehingga alat dapat bekerja
3 Keterlambatan akibat point 1 dan 2 Melaksanakan kerja lembur jika
terjadi keterlambatan progress
pekerjaan
2. Pembongkaran Lapisan AC Pada kedua sisi runway eksisting selebar 5
cm

 Personil :
 Pelaksana Lapangan
 Operator
 Juru Ukur
 Pekerja
 Mandor
 Jangka waktu pelaksanaan :
 7 (tujuh) Hari Kalender
 Peralatan yang digunakan :
 Jack Hammer
 Dump Truck
 Excavator
 Mesin Cutter
 Material / Bahan :
 Tidak ada

f. Metode Penyelesain Pekerjaan


1) RFI ( Pengajuan Request For Instruction) Pekerjaan Pembongkaran ke
Konsultan Supervisi dan Direksi.
2) Mengajukan Layout / Denah lokasi pekerjaan ke Konsultan Supervisi
dan Direksi.
3) Mengajukan Shop Drawing untuk Pekerjaan Pembongkaran ke
Konsultan Supervisi dan Direksi.
4) Penentuan alat kerja dilaksanakan berdasarkan koordinasi
dengan Konsultan Supervisi dan direksi.
5) Juru ukur membuat patok dilokasi pekerjaan.
6) Setelah lokasi di patok / marking, aspal yang akan dibongkar terlebih
dahulu di cutter.
7) Setelah aspal di cutter kemudian dibongkar dengan jack hammer,
material bongkaran dimuat ke dump truck dengan menggunakan
excavator, dan kemudian dibuang ke disposal yang ditunjuk oleh
Konsultan Pengawas dan Direksi.
8) Aspal yang dibongkar sesuai dengan shop drawing / gambar kerja yang
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi.
9) Foto-foto Pekerjaan Pembongkaran, Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan
10) pengaspalan tebal 6 cm pada kondisi sebelum, sedang dan selesai
dikerjakan.
11) RFM ( Request For Measurement ) pengukuran bersama dengan
Konsultan
Supervisi dan Direksi, pada Pekerjaan Pembongkaran yang telah selesai
dilaksanakan dan dilengkapi dengan data ukur, as built drawing,
perhitungan volume ( calculation sheet), foto dan video.

Gbr. Contoh Pelaksanaan Pekerjaan Pembongkaran Aspal.


FLOW CHART PELAKSANAAN
START A B

Pengajuan Marking di lokasi Loading Ke dump


RFI pekerjaan truck dan dibuang ke
disposal

Pelaksanaan
Mengajukan
Pekerjaan Bongkar Pengajuan RFM dan
Layout dan
Aspal Pengukuran bersama
Shop drawing
Konsultan Supervisi
pekerjaan
dan Direksi

A END

g. Metode Inspeksi Kerusakan dan Perbaikan


Pekerjaan Pembongkaran harus sesuai dengan shop drawing yang disetujui
oleh Konsultan Supervisi dan direksi. Monitoring Kerusakan dan Perbaikan
dilaksanakan sebagai berikut :
 Monitoring Kerusakan material dilaksanakan secara periodik oleh
kontraktor dan Konsultan Supervisi.
 Apabila ditemukan adanya kerusakan harus segera dibuat laporan
kerusakan tersebut.
 Apabila Lokasi Pekerjaan Pembongkaran terganggu karena adanya
masalah yang berakibat fatal dilapangan maka harus segera
dikordinasiakan dengan pihak Konsultan Supervisi dan Direksi .

Gbr. Contoh Pekerjaan Bongkar Aspal


FLOWCHART INSPEKSI KERUSAKAN DAN PERBAIKAN
START

Verifikasi teknik
dengan gambar
kerja dan SpekTek

TIDAK TIDAK
Ganti Baru Perbaikan Kerusakan
YA
YA YA
END

Gbr. Contoh Pekerjaan Bongkar Aspal

h. Proses Pemeliharaan Pekerjaan Pembongkaran


Hasil Pekerjaan selalu di monitoring dan dijaga agar terhindar dari gangguan
seperti genangan air atau dilintasi kenderaan yang melebih kapasitas. Dibuat
rambu-rambu agar lokasi tidak berubah bentuk karena gangguan mekanik.
Flow Chart Pemeliharaan Pekerjaan

Monitoring Pemeliharaan
START lokasi hasil lokasi pekerjaan Perbaikan akibat
bongkar aspal bongkar aspal dari gangguan
gangguan

Di setujui Konsultasi ke
END konsultan konsultan
pengawas pengawas
Gbr. Contoh Pekerjaan Bongkar Aspal
i. Prosedur Serah Terima.
Serah Terima Pekerjaan Pembongkaran Aspal AC dilakukan setelah
pemeriksaan dan peninjauan bersama dengan pengawas. Serta Membuat
Dokumentasi di awal, sedang dan selesainya pekerjaan.
FLOWCHART PROSES SERAH
TERIMA

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN FISIK


START DOKUMEN BERSAMA KONSULTAN
& SPESIFIKASI TEKNIK SUPERVISI

SERAH TERIMA
PEKERJAAN DISETUJUI
END OK SESUAI DOKUMEN & ASI
DOKUMENTASI 100 SPESIFIK
% DAN PEMBUATAN TEKNIK
AS BUILT DRAWING
TIDAK

DIPERBAIKI SAMPAI EN
DENGAN SESUAI DOKUM
DAN SPESIFIKASI TEKNIK
j. Kendala dan Solusi Pekerjaan

No. KENDALA SOLUSI


1 Hujan Pelaksanaan dilaksanakan setelah
hujan dan terlebih dahulu
dibersihkan dari genangan air.
2 Jadwal penerbangan pesawat Berkoordinasi dan bekerjasama
dengan penyelenggara bandara
untuk jadwal peasawat landing
dan take off untuk menjaga
keselamatan penerbangan,
sehingga alat dapat bekerja
3 Keterlambatan akibat point 1 dan 2 Melaksanakan kerja lembur jika
terjadi keterlambatan progress
pekerjaan
3. Tack coat 1 kg/m2
 Personil :
 Pelaksana Lapangan
 Ahli Kendali Mutu
 Pekerja
 Mandor
 Waktu pelaksanaan :
 77 (tujuh puluh tujuh) Hari Kalender
 Peralatan :
 Asphalt Sprayer
 Compressor
 Material / Bahan :
 Asphalt Cement 60/70

a. Metode Penyelesain Pekerjaan Pengaspalan.


1) RFI ( Pengajuan Request For Instruction) Pekerjaan Tack coat 1 kg/m2 ke
Konsultan Supervisi dan Direksi.
2) Material Sample Sheet (MSS), yaitu pengambilan sampel material aspal
emulsi untuk prime coat (melampirkan surat keterangan jaminan pabrik) dan
atau dilakukan test laboratorium yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas dan
Direksi. Setelah hasil test sesuai dengan spesifikasi teknik dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Direksi, maka dapat dilaksanakan pengorderan
material base course
3) Mengajukan Layout / Denah lokasi pekerjaan ke Konsultan Supervisi dan
Direksi.
4) Mengajukan Shop Drawing untuk Pekerjaan Tack coat 1 kg/m2 ke Konsultan
Supervisi dan Direksi.
5) Aspal yang digunakan Aspalt Cement 60/70, pemakaian 1,0 kg/m2 dengan
komposisi berdasarkan tes viscositas aspal, namun jika terlalu pekat diijinkan
menggunakan bahan pengencer secukupnya.

6) Lahan yang akan di kerjakan di bersihkan dengan air compressor yang bertujuan
untuk menyingkirkan kotoran atau materiallain yg tidak berguna yang ada di pada
bagian jalan yang akan di kerjakan.
7) Setelah Lahan benar-benar bersih dan kering, maka Lapis resap pengikat di hampar
dengan menyemprotkan material Prime Coat secara merata, sebelum melakukan
penyemprotan kami akan melakukan test paper yang bertujuan untuk menguji cara
penghamparan apakah cara penghamparan yang akan di terapkan mendapatkan
volume yang sesuai dengan kontrak. Setelah itu di hampar/di semprotkan akan di
biarkan sampai material benar- benar meresap pada bagian lapis pondasi dengan
interval waktu yang sesuai dengan spesifikasi teknis.
8) Pembuatan garis/tanda pada badan jalan yang akan di kerjakan untuk
memudahkan pelaksanaan penghamparan.
9) Pengendalian mutu dan pengujian di lapangan dengan cara :
- Mengajukan kepada Direksi Pekerjaan lima liter contoh dari setiap bahan
aspalt cement 60/70 yang diusulkan dalam pekerjaan dilengkapi sertifikat dari
pabrik dan hasil pengujiannya. Spesifikasi harus disediakan pada setiap
pengangkutan aspal.
- Catatan kalibrasi dari semua instrumen dan meteran pengukur dan
tongkat celup untuk distributor aspal diserahkan paling lambat 30 hari sebelum
pelaksanaan dimulai. Tanggal pelaksanaan kalibrasi tidak melebihi 1 tahun.
- Dua liter contoh bahan aspal cement 60/70 yang akan dihampar harus diambil
dari distributor aspal, masing-masing pada saat awal dan akhir penyemprotan.
- Distributor aspal harus diperiksa dan diuji.
- Semua data/catatan harian yang terinci mengenai pelaksanaan penyemprotan
permukaan, termasuk pemakaian bahan aspal pada setiap lintasan
penyemprotan dan takaran pemakaian yang dicapai direkam dalam
dokumentasi pengendalian yang telah ditetapkan.

10) Foto-foto Pekerjaan Tack coat 1 kg/m2, Dokumentasi pelaksanaan


pekerjaan Pengaspalan pada kondisi sebelum, sedang dan selesai
dikerjakan.
11) RFM ( Request For Measurement ) pengukuran bersama dengan
Konsultan Supervisi dan Direksi, pada Pekerjaan Tack coat 1 kg/m2 yang
telah selesai dilaksanakan dan dilengkapi dengan data ukur, as built
drawing, perhitungan volume ( calculation sheet), foto dan video.

Gbr. Contoh Pekerjaan Tack Coat


FLOW CHART PELAKSANAAN

START A B

Pengajuan
Menyiraman Teac
R Membuat Layout coat ke lapisan ABT
dan Shop Drawing

Pengajuan Contoh
Material Asphalt Pengajuan RFM dan
Cement 60/70, Pembersihan dari Pengukuran bersama
Layout dan Shop material- material Konsultan Supervisi
drawing pekerjaan Air Spreyar dan Direksi

A B END
b. Metode Inspeksi Kerusakan dan Perbaikan
Pekerjaan harus sesuai dengan shop drawing yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan direksi. Monitoring Kerusakan dan Perbaikan dilaksanakan sebagai
berikut :
 Monitoring Kerusakan material dilaksanakan secara periodik oleh kontraktor dan
Konsultan Supervisi.
 Apabila ditemukan adanya kerusakan harus segera dibuat laporan
kerusakan tersebut.
 Apabila Lokasi pekerjaan Pekerjaan Tack coat 1 kg/m2 terganggu karena
adanya masalah yang berakibat fatal dilapangan maka harus segera
dikordinasiakan dengan pihak Konsultan Supervisi dan Direksi
FLOWCHART INSPEKSI KERUSAKAN DAN PERBAIKAN

START

Verifikasi teknik dengan


gambar kerja dan
SpekTek

TIDAK TIDAK
Ganti Baru Perbaikan Kerusakan
YA
YA YA
END

Gbr. Contoh Pekerjaan Tack Coat


c. Proses Pemeliharaan Pekerjaan Tack coat 1 kg/m2.
Hasil Pekerjaan selalu di monitoring dan dijaga agar terhindar dari gangguan seperti
genangan air atau dilintasi kenderaan yang melebih kapasitas. Dibuat rambu-rambu
agar lokasi tidak berubah bentuk karena gangguan mekanik.
Flow Chart Pemeliharaan Pekerjaan

Monitoring Pemeliharaan
Perbaikan akibat
Hasil Hasil Pekerjaan
START gangguan
Pekerjaan Tack Tack Coat AC 60/70
Coat AC 60/70 1,0 Kg/M2
1,0 dari gangguan
Kg/M2

Di setujui Konsultasi ke
END konsultan supervisi konsultan supervisi

Gbr. Contoh Pekerjaan Tack Coat

d. Prosedur Serah Terima.


Serah Terima Pekerjaan Pekerjaan Tack coat 1 kg/m2 dilakukan setelah
pemeriksaan dan peninjauan bersama dengan Konsultan Supervisi dan
Direksi. Serta Membuat Dokumentasi di awal, sedang dan selesainya
pekerjaan.
FLOWCHART PROSES SERAH
TERIMA

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN FISIK


START DOKUMEN BERSAMA KONSULTAN
& SPESIFIKASI TEKNIK SUPERVISI

SERAH TERIMA
PEKERJAAN DISETUJUI
END OK SESUAI DOKUMEN & ASI
DOKUMENTASI 100 SPESIFIK
% DAN PEMBUATAN TEKNIK
AS BUILT DRAWING
TIDAK

DIPERBAIKI SAMPAI EN
DENGAN SESUAI DOKUM
DAN SPESIFIKASI TEKNIK
Gbr. Contoh Pekerjaan Tack Coat

e. Kendala dan Solusi Pekerjaan


No. KENDALA SOLUSI
1 Hujan Pelaksanaan dilaksanakan setelah hujan
dan terlebih dahulu dibersihkan dari
genangan air.

2 Jadwal penerbangan pesawat Berkoordinasi dan bekerjasama dengan


penyelenggara bandara untuk jadwal
peasawat landing dan take off untuk
menjaga keselamatan penerbangan,
sehingga alat dapat bekerja

3 Keterlambatan akibat point 1 dan 2 Melaksanakan kerja lembur jika terjadi


keterlambatan progress pekerjaan
4. Lapisan Asphalt AC (perbaikan slope memanjang)
 Personil :
 Pelaksana Lapangan
 Asisten Pelaksana Lapangan
 Operator
 Juru Ukur
 Pekerja
 Waktu pelaksanaan :
 77 (tujuh puluh tujuh) Hari Kalender
 Peralatan :
 AMP
 Asphalt finisher
 Dump truck
 Generator set
 Tandem roller
 Pneumatic tire roller
 Wheel loader
 Material / Bahan :
 Asphalt AC 60-70,
 Pasir asphalt/abu batu/screening,
 Agregat pecah mesin 20-30 mm,

 Agregat pecah mesin 10-20 mm,


 Agregat pecah mesin 5-10 mm
a. Metode Penyelesain Pekerjaan Pengaspalan.
Pekerjaan ini mencakup pengadaan aspal beton terdiri dari campuran
agregat dan material aspal serta penghamparan. Persyaratan yang sesuai
dengan spesifikasi teknis dengan penampang melintang dan
memanjang sesuai dengan shop drawing. Berikut tahapan pelaksanaan
Pekerjaan Lapisan Aspal AC :
1) RFI ( Pengajuan Request For Instruction) Pekerjaan Lapisan Aspal AC
60/70 ke Konsultan Supervisi dan Direksi.
2) Surat Pengajuan Suplier Material ke Konsultan Supervisi dan Direksi.

3) Mengajukan Job Mix Formula ke Konsultan Pengawas dan Direksi. Setelah


hasil Job Mix Formula sesuai dengan spesifikasi teknik dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Direksi, maka dapat dilaksanakan trial
compaction.
4) Mengajukan Layout / Denah lokasi pekerjaan ke Konsultan Supervisi dan
Direksi.
5) Mengajukan Shop Drawing untuk Pekerjaan Lapisan Aspal AC 60/70
ke Konsultan Supervisi dan Direksi.
6) Penentuan alat kerja dan waktu pelaksanaan berdasarkan koordinasi
dengan Konsultan Supervisi dan direksi dan instansi terkait
7) Sebelum dilaksanakan pekerjaan penghamparan, terlebih dahulu
mengajukan ijin kepada penyelenggara Bandar udara/Direksi sesuai
dengan MOWP.
8) Pekerjaan dilakukan pada jam kerja diluar operasi Bandar udara sesuai
dengan NOTAM yang dikeluarkan oleh penyelenggara Bandar udara.
9) Sebelum menghamparkan campuran aspal beton, permukaan yang ada
harus bersih dari lumpur dan bahan-bahan yang merusak. Bila perlu
dilakukan pembersihan dengan compresor dan atau sapu lidi. Setelah
bersih diberi lapisan prime coat agar lapisan aspal lama dapat merekat
baik dengan lapisan aspal beton baru.
10) Pelaksanaan pekerjaan penghamparan dimulai dari sisi kanan kiri centre
line
landas pacu dengan perhitungan panjang sesuai dengan agar terbentuk
slope melintang dan memanjang sesuai dengan shop drawing.
11) Harus diperhatikan sambungan melintang dan memanjang agar tidak
terjadi gelombang, serta pengecekkan kerataan.
12) Tiap selesai pekerjaan harian, harus dilakukan pembersihan dan
pengecekan di area pekerjaan agar tidak membahayakan keselamatan
operasional penerbangan.
13) Lapisan bawah harus sudah memenuhi persyataratan teknis, apabila ada
kerusakan permukaan supaya diperbaiki terlebih dahulu.
14) Didalam pelaksanaan penghamparan diharuskan memakai Aspal Finisher.
15) Penghamparan harus sesuai dengan shop drawing / gambar kerja, sebelum
dilaksanakan pekerjaan penghamparan, dilakukan Trial compaction (uji
pemadatan) dengan luasan 3 x 30 m2 diluar area yang akan dikerjakan
dengan persetujuan Direksi. Luasan area trial tes dibagi menjadi 3 segmen
dimana perbedaan tiap segmen adalah pada jumlah lintasan pemadatan.
Selanjutnya dari hasil uji pemadatan apabila sudah memenuhi
persyaratan, maka dijadikan dasar dalam pelaksanaan. Namun apabila
uji pemadatan tidak memenuhi persyaratan, maka uji pemadatan diulang
kembali.
16) Pemadatan awal untuk satu lapisan agar dilaksanakan dengan 2 atau 3
axle
tandem roller yang dioperasikan segera dibelakang mesin
penghampar.
17) Kepadatan dari campuran yang bersatu seperti yang ditentukan oleh
AASHTO T166, harus > 95 kepadatan contoh dilaboratorium dan
dilaksanakan sesuai ASTM D 1883.
18) Ketebalan lapisan permukaan aspal tidak boleh bervariasi lebih 5 mm
dari ketebalan yang telah ditetapkan di gambar kerja.
19) Suhu aspal sewaktu penghamparan antara 140oC-150oC, dengan
tebal
penghamparan 6.2 cm (biasanya penyusutan 20%-25%) untuk mencapai
ketebalan aspal 5 cm. Ketebalan penghamparan dapat diukur dengan
penyetelan yang terdapat pada bagian samping belakang dari Asphalt
Finisher.
20) Pemadatan tahap pertama (break down rolling) dapat dilakukan
setelah
agregat aspal yang telah dihamparkan temperaturnya turun antara
110oC- 125oC. Saat pemadatan pertama dilihat bagian penghamparan yang
tidak rata atau kekurangan aspal, jika ada maka aspal dapat ditambah
dengan menggunakan sekrop. Pemadatan tahap pertama dilakukan
dengan tandem roller (kapasitas 8-10 ton) sebanyak 1 passing dengan
kecepatan 5,8 km/jam.
21) Pemadatan tahap kedua (secondary rolling) dilaksanakan setelah
pemadatan tahap pertama selesai. Pemadatan tahap kedua dimulai
pada temperatur hamparan yang sudah digilas pada tahap pertama telah
menurun antara 80oC- 90oC. Penggilasan tahap kedua dengan Pneumatic
tire roller (yang beratnya 10-20 ton), dengan kecepatan 5-8 km/jam,
sebanyak 16 passing. Untuk pemadatan pertama dan tujuan dilakukan
searah dengan sumbu memanjang jalan, dimulai pada bagian tepi dan
akhirnya kebagian tengah.

22) Pemadatan tahap ketiga (finisher rolling) dilakukan setelah setelah


pemadatan tahap kedua selesai. Penghamparan tahap ketiga dilakukan
dengan tandem roller (kapasitas 8-10 ton) sebanyak 2 passing dengan
kecepatan 5-8 km/jam.
23) Pengendalian mutu dan pengujian di lapangan dengan cara :
- Mengajukan kepada Direksi Pekerjaan lima liter contoh dari setiap
bahan aspalt yang diusulkan dalam pekerjaan dilengkapi sertifikat dari
pabrik dan hasil pengujiannya. Spesifikasi harus disediakan pada
setiap pengangkutan aspal.
- Catatan kalibrasi dari semua instrumen dan meteran pengukur dan
tongkat celup untuk distributor aspal diserahkan paling lambat 30 hari
sebelum pelaksanaan dimulai. Tanggal pelaksanaan kalibrasi tidak
melebihi 1 tahun.
- Dua liter contoh bahan aspal yang akan dihampar harus diambil dari
distributor aspal, masing-masing pada saat awal dan akhir
penyemprotan.
- Distributor aspal harus diperiksa dan diuji.
- Semua data/catatan harian yang terinci mengenai pelaksanaan
penyemprotan permukaan, termasuk pemakaian bahan aspal pada
setiap lintasan penyemprotan dan takaran pemakaian yang dicapai
direkam dalam dokuntasi pengendalian yang telah ditetapkan.

24) Foto-foto Pekerjaan Lapisan Aspal AC 60/70 T, Dokumentasi


pelaksanaan pekerjaan Pengaspalan pada kondisi sebelum, sedang dan
selesai dikerjakan.
25) RFM ( Request For Measurement ) pengukuran bersama dengan
Konsultan Supervisi dan Direksi, pada Pekerjaan Lapisan Aspal AC 60/70
,yang telah selesai dilaksanakan dan dilengkapi dengan data ukur, as
built drawing, perhitungan volume ( calculation sheet), foto dan video.

Asphalt Finisher Tandem Roller

ATB Aspal Beton

Gbr. Ilustrasi Pekerjaan Lapisan Aspal AC 70/60


Gbr. Contoh Pekerjaan Pengaspalan

FLOW CHART PELAKSANAAN


A B
START

Pembersihan dari Pemadatan dengan


Pengajuan RFI material- material dan Tandem Roller
menyiraman Teac coat
ke lapisan agregat
Pengajuan RFM dan
Pengajuan Contoh
Pengukuran bersama
Material Aspal, Layout dan Penghamparan Aspal Konsultan Supervisi
Shop drawing pekerjaan secara bertahap dan Direk

END
B
b. Metode Inspeksi Kerusakan dan Perbaikan
Pekerjaan harus sesuai dengan shop drawing yang disetujui oleh
Konsultan Supervisi dan direksi. Monitoring Kerusakan dan Perbaikan
dilaksanakan sebagai berikut :
 Monitoring Kerusakan material dilaksanakan secara periodik
oleh kontraktor dan Konsultan Supervisi.
 Apabila ditemukan adanya kerusakan harus segera dibuat
laporan kerusakan tersebut.
 Apabila Lokasi Pekerjaan Lapisan Aspal AC 60/70 terganggu karena
adanya masalah yang berakibat fatal dilapangan maka harus
segera
dikordinasiakan dengan pihak Konsultan Supervisi dan Direksi .
FLOWCHART INSPEKSI KERUSAKAN DAN PERBAIKAN

START

Verifikasi teknik
dengan gambar
kerja dan SpekTek

TIDAK TIDAK
Ganti Baru Perbaikan Kerusakan
YA
YA YA
END
Gbr. Contoh Pemadatan Aspal dengan Tandem Roller

c. Pekerjaan Lapisan Aspal AC 60/70 dilakukan pemeliharaan. Hasil


Pekerjaan selalu di monitoring dan dijaga agar terhindar dari gangguan
seperti genangan air atau dilintasi kenderaan yang melebih kapasitas. Dibuat
rambu- rambu agar lokasi tidak berubah bentuk karena gangguan mekanik.
Flow Chart Pemeliharaan Pekerjaa
Monitoring lokasi
Pemeliharaan lokasi
hasil Pekerjaan Perbaikan akibat
Pekerjaan Lapisan
START Lapisan Aspal AC gangguan
Aspal AC 70/60 T-
70/60 T- 5 cm
5cm

Di setujui Konsultasi ke
END
konsultan supervisi konsultan supervisi
Gbr. Contoh Pekerjaan Pengaspalan

d. Prosedur Serah Terima.


Serah Terima Pekerjaan Lapisan Aspal AC 60/70 dilakukan setelah
pemeriksaan dan peninjauan bersama dengan Konsultan Supervisi dan
Direksi. Serta Membuat Dokumentasi di awal, sedang dan selesainya
pekerjaan.

FLOWCHART PROSES SERAH


TERIMA

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN FISIK


START DOKUMEN BERSAMA KONSULTAN
& SPESIFIKASI TEKNIK SUPERVISI

SERAH TERIMA
PEKERJAAN DISETUJUI
END OK SESUAI DOKUMEN & ASI
DOKUMENTASI 100 SPESIFIK
% DAN PEMBUATAN TEKNIK
AS BUILT DRAWING
TIDAK

EN
DIPERBAIKI SAMPAI
DENGAN SESUAI DOKUM
DAN SPESIFIKASI TEKNIK

Gbr. Contoh Pekerjaan Pengaspalan


e. Kendala dan Solusi Pekerjaan

No. KENDALA SOLUSI


1 Hujan Pelaksanaan dilaksanakan setelah
hujan dan terlebih dahulu
dibersihkan dari genangan air. Jika
diperlukan dewatering temporer
2 Jadwal penerbangan pesawat Berkoordinasi dan bekerjasama
dengan penyelenggara bandara
untuk jadwal peasawat landing dan
take off untuk menjaga keselamatan
penerbangan, sehingga alat dapat
bekerja
3 Keterlambatan akibat point 1 dan 2 Melaksanakan kerja lembur jika
terjadi keterlambatan progress
pekerjaan
4 Debu Kenderaan yang melintas Dilakukan penyiraman jalan dengan
interval waktu yang ditentukan
5. Tack coat 1 kg/m2
 Personil :
 Pelaksana Lapangan
 Ahli Kendali Mutu
 Pekerja
 Mandor
 Waktu pelaksanaan :
 77 (tujuh puluh tujuh) Hari Kalender
 Peralatan :
 Asphalt Sprayer
 Compressor
 Material / Bahan :
 Asphalt Cement 60/70

f. Metode Penyelesain Pekerjaan Pengaspalan.


1) RFI ( Pengajuan Request For Instruction) Pekerjaan Tack coat 1 kg/m2 ke
Konsultan Supervisi dan Direksi.
2) Material Sample Sheet (MSS), yaitu pengambilan sampel material aspal
emulsi untuk prime coat (melampirkan surat keterangan jaminan pabrik) dan
atau dilakukan test laboratorium yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas dan
Direksi. Setelah hasil test sesuai dengan spesifikasi teknik dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Direksi, maka dapat dilaksanakan pengorderan
material base course
3) Mengajukan Layout / Denah lokasi pekerjaan ke Konsultan Supervisi dan
Direksi.
4) Mengajukan Shop Drawing untuk Pekerjaan Tack coat 1 kg/m2 ke Konsultan
Supervisi dan Direksi.
5) Aspal yang digunakan Aspalt Cement 60/70, pemakaian 1,0 kg/m2 dengan
komposisi berdasarkan tes viscositas aspal, namun jika terlalu pekat diijinkan
menggunakan bahan pengencer secukupnya.

6) Lahan yang akan di kerjakan di bersihkan dengan air compressor yang bertujuan
untuk menyingkirkan kotoran atau materiallain yg tidak berguna yang ada di pada
bagian jalan yang akan di kerjakan.
7) Setelah Lahan benar-benar bersih dan kering, maka Lapis resap pengikat di hampar
dengan menyemprotkan material Prime Coat secara merata, sebelum melakukan
penyemprotan kami akan melakukan test paper yang bertujuan untuk menguji cara
penghamparan apakah cara penghamparan yang akan di terapkan mendapatkan
volume yang sesuai dengan kontrak. Setelah itu di hampar/di semprotkan akan di
biarkan sampai material benar- benar meresap pada bagian lapis pondasi dengan
interval waktu yang sesuai dengan spesifikasi teknis.
8) Pembuatan garis/tanda pada badan jalan yang akan di kerjakan untuk
memudahkan pelaksanaan penghamparan.
9) Pengendalian mutu dan pengujian di lapangan dengan cara :
- Mengajukan kepada Direksi Pekerjaan lima liter contoh dari setiap bahan
aspalt cement 60/70 yang diusulkan dalam pekerjaan dilengkapi sertifikat dari
pabrik dan hasil pengujiannya. Spesifikasi harus disediakan pada setiap
pengangkutan aspal.
- Catatan kalibrasi dari semua instrumen dan meteran pengukur dan
tongkat celup untuk distributor aspal diserahkan paling lambat 30 hari sebelum
pelaksanaan dimulai. Tanggal pelaksanaan kalibrasi tidak melebihi 1 tahun.
- Dua liter contoh bahan aspal cement 60/70 yang akan dihampar harus diambil
dari distributor aspal, masing-masing pada saat awal dan akhir penyemprotan.
- Distributor aspal harus diperiksa dan diuji.
- Semua data/catatan harian yang terinci mengenai pelaksanaan penyemprotan
permukaan, termasuk pemakaian bahan aspal pada setiap lintasan
penyemprotan dan takaran pemakaian yang dicapai direkam dalam
dokumentasi pengendalian yang telah ditetapkan.

10) Foto-foto Pekerjaan Tack coat 1 kg/m2, Dokumentasi pelaksanaan


pekerjaan Pengaspalan pada kondisi sebelum, sedang dan selesai
dikerjakan.
11) RFM ( Request For Measurement ) pengukuran bersama dengan
Konsultan Supervisi dan Direksi, pada Pekerjaan Tack coat 1 kg/m2 yang
telah selesai dilaksanakan dan dilengkapi dengan data ukur, as built
drawing, perhitungan volume ( calculation sheet), foto dan video.

Gbr. Contoh Pekerjaan Tack Coat


FLOW CHART PELAKSANAAN

START A B

Pengajuan
Menyiraman Teac
R Membuat Layout coat ke lapisan ABT
dan Shop Drawing

Pengajuan Contoh
Material Asphalt Pengajuan RFM dan
Cement 60/70, Pembersihan dari Pengukuran bersama
Layout dan Shop material- material Konsultan Supervisi
drawing pekerjaan Air Spreyar dan Direksi

A B END
g. Metode Inspeksi Kerusakan dan Perbaikan
Pekerjaan harus sesuai dengan shop drawing yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan direksi. Monitoring Kerusakan dan Perbaikan dilaksanakan sebagai
berikut :
 Monitoring Kerusakan material dilaksanakan secara periodik oleh kontraktor dan
Konsultan Supervisi.
 Apabila ditemukan adanya kerusakan harus segera dibuat laporan
kerusakan tersebut.
 Apabila Lokasi pekerjaan Pekerjaan Tack coat 1 kg/m2 terganggu karena
adanya masalah yang berakibat fatal dilapangan maka harus segera
dikordinasiakan dengan pihak Konsultan Supervisi dan Direksi
FLOWCHART INSPEKSI KERUSAKAN DAN PERBAIKAN

START

Verifikasi teknik dengan


gambar kerja dan
SpekTek

TIDAK TIDAK
Ganti Baru Perbaikan Kerusakan
YA
YA YA
END

Gbr. Contoh Pekerjaan Tack Coat


h. Proses Pemeliharaan Pekerjaan Tack coat 1 kg/m2.
Hasil Pekerjaan selalu di monitoring dan dijaga agar terhindar dari gangguan seperti
genangan air atau dilintasi kenderaan yang melebih kapasitas. Dibuat rambu-rambu
agar lokasi tidak berubah bentuk karena gangguan mekanik.
Flow Chart Pemeliharaan Pekerjaan

Monitoring Pemeliharaan
Perbaikan akibat
Hasil Hasil Pekerjaan
START gangguan
Pekerjaan Tack Tack Coat AC 60/70
Coat AC 60/70 1,0 Kg/M2
1,0 dari gangguan
Kg/M2

Di setujui Konsultasi ke
END konsultan supervisi konsultan supervisi

Gbr. Contoh Pekerjaan Tack Coat

i. Prosedur Serah Terima.


Serah Terima Pekerjaan Pekerjaan Tack coat 1 kg/m2 dilakukan setelah
pemeriksaan dan peninjauan bersama dengan Konsultan Supervisi dan
Direksi. Serta Membuat Dokumentasi di awal, sedang dan selesainya
pekerjaan.
FLOWCHART PROSES SERAH
TERIMA

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN FISIK


START DOKUMEN BERSAMA KONSULTAN
& SPESIFIKASI TEKNIK SUPERVISI

SERAH TERIMA
PEKERJAAN DISETUJUI
END OK SESUAI DOKUMEN & ASI
DOKUMENTASI 100 SPESIFIK
% DAN PEMBUATAN TEKNIK
AS BUILT DRAWING
TIDAK

DIPERBAIKI SAMPAI EN
DENGAN SESUAI DOKUM
DAN SPESIFIKASI TEKNIK
Gbr. Contoh Pekerjaan Tack Coat

j. Kendala dan Solusi Pekerjaan


No. KENDALA SOLUSI
1 Hujan Pelaksanaan dilaksanakan setelah hujan
dan terlebih dahulu dibersihkan dari
genangan air.

2 Jadwal penerbangan pesawat Berkoordinasi dan bekerjasama dengan


penyelenggara bandara untuk jadwal
peasawat landing dan take off untuk
menjaga keselamatan penerbangan,
sehingga alat dapat bekerja

3 Keterlambatan akibat point 1 dan 2 Melaksanakan kerja lembur jika terjadi


keterlambatan progress pekerjaan
6. Lapisan Aspal AC 60/70 T- 5
cm
 Personil :
 Pelaksana Lapangan
 Asisten Pelaksana Lapangan
 Operator
 Juru Ukur
 Pekerja
 Waktu pelaksanaan :
 49 (empat puluh sembilan) Hari Kalender
 Peralatan :
 AMP
 Asphalt finisher
 Dump truck
 Generator set
 Tandem roller
 Pneumatic tire roller
 Wheel loader
 Material / Bahan :
 Asphalt AC 60-70,
 Pasir asphalt/abu batu/screening,
 Agregat pecah mesin 10-20 mm,
 Agregat pecah mesin 5-10 mm
 Agregat pecah mesin 0-5 mm

a. Metode Penyelesain Pekerjaan Pengaspalan.


Pekerjaan ini mencakup pengadaan aspal beton terdiri dari campuran
agregat dan material aspal serta penghamparan. Persyaratan yang sesuai
dengan spesifikasi teknis dengan penampang melintang dan
memanjang sesuai dengan shop drawing. Berikut tahapan pelaksanaan
Pekerjaan Lapisan Aspal AC 60/70 T- 5 cm :
1. RFI ( Pengajuan Request For Instruction) Pekerjaan Lapisan Aspal AC 60/70
T- 5 cm ke Konsultan Supervisi dan Direksi.
2. Surat Pengajuan Suplier Material ke Konsultan Supervisi dan Direksi.
3. Mengajukan Job Mix Formula ke Konsultan Pengawas dan Direksi. Setelah
hasil Job Mix Formula sesuai dengan spesifikasi teknik dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Direksi, maka dapat dilaksanakan trial
compaction.
4. Mengajukan Layout / Denah lokasi pekerjaan ke Konsultan Supervisi dan
Direksi.
5. Mengajukan Shop Drawing untuk Pekerjaan Lapisan Aspal AC 60/70 T- 5
cm
ke Konsultan Supervisi dan Direksi.
6. Penentuan alat kerja dan waktu pelaksanaan berdasarkan koordinasi
dengan Konsultan Supervisi dan direksi dan instansi terkait
7. Sebelum dilaksanakan pekerjaan penghamparan, terlebih dahulu
mengajukan ijin kepada penyelenggara Bandar udara/Direksi sesuai
dengan MOWP.
8. Pekerjaan dilakukan pada jam kerja diluar operasi Bandar udara sesuai
dengan NOTAM yang dikeluarkan oleh penyelenggara Bandar udara.
9. Sebelum menghamparkan campuran aspal beton, permukaan yang ada
harus bersih dari lumpur dan bahan-bahan yang merusak. Bila perlu
dilakukan pembersihan dengan compresor dan atau sapu lidi. Setelah
bersih diberi lapisan prime coat agar lapisan aspal lama dapat merekat
baik dengan lapisan aspal beton baru.
10. Pelaksanaan pekerjaan penghamparan dimulai dari sisi kanan kiri centre
line
landas pacu dengan perhitungan panjang sesuai dengan agar terbentuk
slope melintang dan memanjang sesuai dengan shop drawing.
11. Harus diperhatikan sambungan melintang dan memanjang agar tidak
terjadi gelombang, serta pengecekkan kerataan.
12. Tiap selesai pekerjaan harian, harus dilakukan pembersihan dan
pengecekan di area pekerjaan agar tidak membahayakan keselamatan
operasional penerbangan.
13. Lapisan bawah harus sudah memenuhi persyataratan teknis, apabila ada
kerusakan permukaan supaya diperbaiki terlebih dahulu.
14. Didalam pelaksanaan penghamparan diharuskan memakai Aspal Finisher.
15. Penghamparan harus sesuai dengan shop drawing / gambar kerja, sebelum
dilaksanakan pekerjaan penghamparan, dilakukan Trial compaction (uji
pemadatan) dengan luasan 3 x 30 m2 diluar area yang akan dikerjakan
dengan persetujuan Direksi. Luasan area trial tes dibagi menjadi 3 segmen
dimana perbedaan tiap segmen adalah pada jumlah lintasan pemadatan.
Selanjutnya dari hasil uji pemadatan apabila sudah memenuhi
persyaratan, maka dijadikan dasar dalam pelaksanaan. Namun apabila
uji pemadatan tidak memenuhi persyaratan, maka uji pemadatan diulang
kembali.
16. Pemadatan awal untuk satu lapisan agar dilaksanakan dengan 2 atau 3
axle
tandem roller yang dioperasikan segera dibelakang mesin
penghampar.
17. Kepadatan dari campuran yang bersatu seperti yang ditentukan oleh
AASHTO T166, harus > 95 kepadatan contoh dilaboratorium dan
dilaksanakan sesuai ASTM D 1883.
18. Ketebalan lapisan permukaan aspal tidak boleh bervariasi lebih 5 mm
dari ketebalan yang telah ditetapkan di gambar kerja.
19. Suhu aspal sewaktu penghamparan antara 140oC-150oC, dengan
tebal
penghamparan 6.2 cm (biasanya penyusutan 20%-25%) untuk mencapai
ketebalan aspal 5 cm. Ketebalan penghamparan dapat diukur dengan
penyetelan yang terdapat pada bagian samping belakang dari Asphalt
Finisher.
20. Pemadatan tahap pertama (break down rolling) dapat dilakukan
setelah
agregat aspal yang telah dihamparkan temperaturnya turun antara
110oC- 125oC. Saat pemadatan pertama dilihat bagian penghamparan yang
tidak rata atau kekurangan aspal, jika ada maka aspal dapat ditambah
dengan menggunakan sekrop. Pemadatan tahap pertama dilakukan
dengan tandem roller (kapasitas 8-10 ton) sebanyak 1 passing dengan
kecepatan 5,8 km/jam.
21. Pemadatan tahap kedua (secondary rolling) dilaksanakan setelah
pemadatan tahap pertama selesai. Pemadatan tahap kedua dimulai
pada temperatur hamparan yang sudah digilas pada tahap pertama telah
menurun antara 80oC- 90oC. Penggilasan tahap kedua dengan Pneumatic
tire roller (yang beratnya 10-20 ton), dengan kecepatan 5-8 km/jam,
sebanyak 16 passing. Untuk pemadatan pertama dan tujuan dilakukan
searah dengan sumbu memanjang jalan, dimulai pada bagian tepi dan
akhirnya kebagian tengah.

22. Pemadatan tahap ketiga (finisher rolling) dilakukan setelah setelah


pemadatan tahap kedua selesai. Penghamparan tahap ketiga dilakukan
dengan tandem roller (kapasitas 8-10 ton) sebanyak 2 passing dengan
kecepatan 5-8 km/jam.
23. Pengendalian mutu dan pengujian di lapangan dengan cara :
- Mengajukan kepada Direksi Pekerjaan lima liter contoh dari setiap
bahan aspalt yang diusulkan dalam pekerjaan dilengkapi sertifikat dari
pabrik dan hasil pengujiannya. Spesifikasi harus disediakan pada
setiap pengangkutan aspal.
- Catatan kalibrasi dari semua instrumen dan meteran pengukur dan
tongkat celup untuk distributor aspal diserahkan paling lambat 30 hari
sebelum pelaksanaan dimulai. Tanggal pelaksanaan kalibrasi tidak
melebihi 1 tahun.
- Dua liter contoh bahan aspal yang akan dihampar harus diambil dari
distributor aspal, masing-masing pada saat awal dan akhir
penyemprotan.
- Distributor aspal harus diperiksa dan diuji.
- Semua data/catatan harian yang terinci mengenai pelaksanaan
penyemprotan permukaan, termasuk pemakaian bahan aspal pada
setiap lintasan penyemprotan dan takaran pemakaian yang dicapai
direkam dalam dokuntasi pengendalian yang telah ditetapkan.
24. Foto-foto Pekerjaan Lapisan Aspal AC 60/70 T- 5 cm, Dokumentasi
pelaksanaan pekerjaan Pengaspalan pada kondisi sebelum, sedang dan
selesai dikerjakan.
25. RFM ( Request For Measurement ) pengukuran bersama dengan
Konsultan Supervisi dan Direksi, pada Pekerjaan Lapisan Aspal AC 60/70 T-
5 cm yang telah selesai dilaksanakan dan dilengkapi dengan data ukur,
as built drawing, perhitungan volume ( calculation sheet), foto dan video.

Asphalt Finisher Tandem Roller

ATB Aspal Beton

Gbr. Ilustrasi Pekerjaan Lapisan Aspal AC 60/70 T- 5 cm


Gbr. Contoh Pekerjaan Pengaspalan Runway

FLOW CHART PELAKSANAAN


A B
START

Pembersihan dari Pemadatan dengan


Pengajuan RFI material- material dan Tandem Roller
menyiraman Teac coat
ke lapisan agregat
Pengajuan RFM dan
Pengajuan Contoh
Pengukuran bersama
Material Aspal, Layout dan Penghamparan Aspal Konsultan Supervisi
Shop drawing pekerjaan secara bertahap dan Direksi

A B END

b. Metode Inspeksi Kerusakan dan Perbaikan


Pekerjaan harus sesuai dengan shop drawing yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan direksi. Monitoring Kerusakan dan Perbaikan dilaksanakan
sebagai berikut :
 Monitoring Kerusakan material dilaksanakan secara periodik oleh
kontraktor dan Konsultan Supervisi.
 Apabila ditemukan adanya kerusakan harus segera dibuat laporan
kerusakan tersebut.
 Apabila Lokasi Pekerjaan Lapisan Aspal AC 60/70 T- 5 cm terganggu
karena adanya masalah yang berakibat fatal dilapangan maka harus
segera
dikordinasiakan dengan pihak Konsultan Supervisi dan Direksi .
FLOWCHART INSPEKSI KERUSAKAN DAN PERBAIKAN

START

Verifikasi teknik
dengan gambar
kerja dan SpekTek

TIDAK TIDAK
Ganti Baru Perbaikan Kerusakan
YA
YA YA
END

Gbr. Contoh Pemadatan Aspal dengan Tandem Roller

i. Pekerjaan Lapisan Aspal AC 60/70 T- 5 cm dilakukan pemeliharaan. Hasil


Pekerjaan selalu di monitoring dan dijaga agar terhindar dari gangguan
seperti genangan air atau dilintasi kenderaan yang melebih kapasitas. Dibuat
rambu- rambu agar lokasi tidak berubah bentuk karena gangguan mekanik.
Flow Chart Pemeliharaan Pekerjaan

Monitoring lokasi
Pemeliharaan lokasi
START hasil Pekerjaan Perbaikan akibat
Pekerjaan Lapisan
Lapisan Aspal AC gangguan
Aspal AC 70/60 T-
70/60 T- 5 cm
5cm

Di setujui Konsultasi ke
END
konsultan supervisi konsultan supervisi
Gbr. Contoh Pekerjaan Pengaspalan

j. Prosedur Serah Terima.


Serah Terima Pekerjaan Lapisan Aspal AC 60/70 T- 5 cm dilakukan setelah
pemeriksaan dan peninjauan bersama dengan Konsultan Supervisi dan
Direksi. Serta Membuat Dokumentasi di awal, sedang dan selesainya
pekerjaan.

FLOWCHART PROSES SERAH


TERIMA

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN FISIK


START DOKUMEN BERSAMA KONSULTAN
& SPESIFIKASI TEKNIK SUPERVISI

SERAH TERIMA
PEKERJAAN DISETUJUI
END OK SESUAI DOKUMEN & ASI
DOKUMENTASI 100 SPESIFIK
% DAN PEMBUATAN TEKNIK
AS BUILT DRAWING
TIDAK

DIPERBAIKI SAMPAI EN
DENGAN SESUAI DOKUM
DAN SPESIFIKASI TEKNIK
Gbr. Contoh Pekerjaan Pengaspalan
k. Kendala dan Solusi Pekerjaan

No. KENDALA SOLUSI


1 Hujan Pelaksanaan dilaksanakan setelah
hujan dan terlebih dahulu
dibersihkan dari genangan air. Jika
diperlukan dewatering temporer
2 Jadwal penerbangan pesawat Berkoordinasi dan bekerjasama
dengan penyelenggara bandara
untuk jadwal peasawat landing dan
take off untuk menjaga keselamatan
penerbangan, sehingga alat dapat
bekerja
3 Keterlambatan akibat point 1 dan 2 Melaksanakan kerja lembur jika
terjadi keterlambatan progress
pekerjaan
4 Debu Kenderaan yang melintas Dilakukan penyiraman jalan dengan
interval waktu yang ditentukan
III. PEKERJAAN LAINNYA
1. Pengukuran Marking
 Personil yang dibutuhkan :
 Pelaksana Lapangan
 Juru Ukur
 Pekerja
 Jangka waktu pelaksanaan :
 7 (tujuh) Hari Kalender
 Peralatan yang digunakan :
 Total Station
 Theodolite
 Mistar ukur
 Meteran 50 m
 Peralatan tukang
 Bahan yang digunakan : (Bahan yang digunakan untuk pembuatan patok
BM)
 Kayu
 Paku
 Cat Semprot
 Benang

Gbr. Cth.Total Station Gbr. Cth. Prisma Gbr. Cth.Bak Ukur


a. Metode Penyelesaian Pekerjaan Pengukuran Marking.
1) RFI ( Pengajuan Request For Instruction) Pekerjaan Pengukuran
Marking.
2) Gambar Kerja / Shop Drawing dibuat diajukan ke Konsultan
Supervisi dan Direksi untuk disetujui.
3) Metode kerja Pengukuran Marking :
 Persiapan pekerjaan pengukuran : penentuan titik acuan (reference
mark or point), melindungi benchmarks, jika tergeser atau terganggu
harus melapor ke konsultan pengawas serta Direksi, dan memasang
kembali sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas dan Direksi
 Lingkup pekerjaan meliputi :
a. Tranverse survey
 Semua ukuran harus dimulai dan berakhir pada bench mark
yang pertama
 Pengukuran jarak harus dilakukan 2 (dua) kali. Rata-rata dari
dua pengukuran yang diambil sebagai ukuran jarak.
 Kesalahan “angular and linier” akhir tidak boleh melebihi
ketentuan-ketentuan standar.
b. Center Line Survey
 Patok, paku dipasang untuk memudahkan penentuan lokasi
dari titik awal pada setiap interval 20 m sepanjang center line
dari area pengukuran
c. Pelaksanaan pengukuran dan pembuatan titik marking pada :
 Run way / landas pacu dengan lingkup pekerjaan :
1. Runway Side
2. Thershold
3. Tochdown Zone
4. Center line
5. Numbers
 Taxiway & Apron
1. Exit quide & Center line Taxiway
2. Taxyway Edge line & Appron
3. Holding Position
4) Data Survey ) 0 %, sebelum melaksanakan pekerjaan terlebih dahulu
dilakukan pengukuran , semua data pengukuran dan perhitungan
diserahkan ke Konsultan Supervisi dan Direksi.

5) Foto-foto Dokumentasi pekerjaan Pengukuran Marking, Dokumentasi


pelaksanaan pekerjaan pada kondisi sebelum, sedang dan selesai
dikerjakan.

6) RFM ( Request For Measurement ) pengukuran bersama dengan


Konsultan Supervisi dan Direksi, pada pekerjaan Pengukuran Marking
yang telah selesai dilaksanakan dan dilengkapi dengan data ukur, as built
drawing, perhitungan volume ( calculation sheet), foto dan video.

20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m 20 m

Gbr. Ilustrasi Pengukuran Center Line

3m 3m 3m 3m

Gbr. Ilustrasi Pengukuran Melintang (Cross Section)


Gbr. Pengukuran Polygon Tertutup

Gbr. Pengukuran Polygon Terbuka


Gbr. Contoh Ukuran standar Numbering pada Landas Pacu
FLOW CHART

MULAI
START

SERAH TERIMA
PENGAJUAN
LAHAN (BASTL) KE
KONTRAKTOR
RFI
DARI DIREKSI

PEMBUATAN
PENENTUAN
TITIK BM & TITIK
SHOPDRAWNG
BANTU

PENGUKURAN DAN
PEMBUATAN
PENGUKURAN TANDA ,
MEMANJANG
MELINTANG
UTUK& ACUAN
PASANG PATOK
& SITUASI
PENGECATAN

GAMBAR &
GAMBAR
HITUNG DAN
PERHITUNGAN
VOLUME
VOLUME

ASISTENSI KE
CEK
PENGAWAS
& DIREKSI

SHOP
RFM DAN
DRAWING DAN
PEMERIKSAAN
VOLUME
BERSAMA
MUTUAL
CHECK NOL
(MC NOL)

END
SELESAI

b. Metode Inspeksi Kerusakan dan Perbaikan Pengukuran Marking.


Inspeksi Pengukuran Marking dilakukan oleh kontraktor dan Konsultan
Supervisi. Inspeksi terutama dilakukan pada patok-patok yang sudah selesai
dikerjakan. Patok bisa saja mengalami kerusakan misalnya karena tertabrak,
tercabut, factor cuaca, dan lain-lain. Apabila patok mengalami kerusakan
maka akan segera diperbaiki agar tidak menghambat pekerjaan yang lain.
Dimana
proses perbaikan patok-patok yang rusak harus dengan koordinasi dengan
pengawas.
Flow chart Pelaksanaan

START

Hasil Inspeksi

Ada cacat / Baik


Rusak

Perbaiki / ti
baru

END

Marking untuk acuan pengecatan

Gambar Contoh patok BM

c. Proses pemeliharaan Pengukuran Marking


Pengukuran Marking, tanda-tanda marking harus tetap baik sampai
dilaksanakannya pekerjaan pengecatan marking. Titik-titik marking bisa saja
rusak selama masa pekerjaan proyek disebabkan misalnya karena hujan
deras, panas matahari, tertabrak alat berat proses pekerjaan proyek atau juga
karena
sengaja dirusak. Metode Inspeksi Kerusakan dan Perbaikan adalah sebagai
berikut:

1) Inspeksi Kerusakan dilakukan rutin oleh kontraktor dan berkala bersama


Konsultan Supervisi.
2) Apabila ditemukan adanya kerusakan harus segera diperbaiki.
3) Apabila kerusakan terlalu parah seperti hancur dll. maka patok-patok
harus diganti dan dibuat yang baru.
4) Apabila patok-patok terganggu karena proses pekerjaan proyek maka
patok-patok harus dipindah ke lokasi baru dimana pengerjaannya diawasi
oleh pengawas lapangan.
Flow Chart Pemeliharaan

Monitoring Pemeliharaan hasil Perbaikan akibat


START titik-titik pematokan dari gangguan
marking gangguan

Konsultasi ke
Di setujui konsultan
END konsultan
supervisi
pengawas

Marking untuk acuan pengecatan

Gambar Contoh patok BM


d. Prosedur Serah Terima Pengukuran Marking
1) Permohonan pengukuran bersama (RFM- Request For Measurement) ke
Konsultan Supervisi dan Direksi.
2) Pengukuran bersama dengan Konsultan Supervisi dan Direksi
3) Pembuatan berita acara serah terima.
4) Foto dokumentasi 100 %
Flowchart Prosedur Serah terima pekerjaan Pengukuran Marking

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN FIS


START DOKUMEN BERSAMA IK
& SPESIFIKASI TEKNIK KONSULTA N
SUPERVISI

SERAH TERIMA OK DISETUJUI SESUAI


END PEKERJAAN DOKUMEN &
DOKUMENTASI 100 % SPESIFIKASI TEKNIK

TIDAK

DIPERBAIKI SAMPAI
DENGAN SESUAI DOKUMEN
DAN SPESIFIKASI TEKNIK

Marking untuk acuan pengecatan

Gambar Contoh patok BM

e. Kendala dan Solusi Pekerjaan


No. KENDALA SOLUSI
1 Alat ukur rusak, tidak dapa lat ukur dipersiapkan lebih dari satu
diperbaiki di lokasi proyek sebagai cadangan. Alat yang rusak
segera diperbaiki.
2 Titik BM yang rusak atau hilang Patok BM dibuat dari bahan yang
baik, dan didaerah yang aman dari
gangguan

3. Pengecatan Marking
Lingkup pekerjaan pengecatan marking :

 Personil :
 Pelaksana Lapangan
 Asisten Pelaksana
Lapangan
 Operator
 Juru Ukur
 Pekerja
 Waktu pelaksanaan :
 14 (empat belas) Hari Kalender
 Peralatan :
 Sprayer Cat
 Compressor
 Alat Bantu pengecatan
 Material / Bahan :
 Cat Marka water base
 air
 Glass beads
a. Metode Penyelesain Pekerjaan Pengecatan Marking.
Pekerjaan Pengecatan Marking dilaksanakan dengan mengacu pada
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 39 Tahun 2015.
Jenis material marka jalan yang sesuai spesifikasi teknis bandara, ketepatan
dimensi
dan posisi marka jalan sehingga menciptakan suasana aman bagi pemakai
landasan yang cukup dengan disediakannya lebar badan jalan yang
memenuhi Standar teknis. Dasar material dari cat syntetic emulsion. Bahan
pencampur air supaya tidak mudah licin dan terbakar akibat gesekan
terutam pada waktu landing. Semua pekerjaan ini harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan. :
1) RFI ( Pengajuan Request For Instruction) Pekerjaan Pengecatan Marking ke
Konsultan Supervisi dan Direksi.
2) Surat Pengajuan MSS (Material Sample Sheet) untuk Pekerjaan
Pengecatan Marking ke Konsultan Supervisi dan Direksi.
3) Mengajukan Pengukuran marka dan Lay Out / Denah Lokasi pekerjaan ke
Konsultan Supervisi dan Direksi.
4) Mengajukan Shop Drawing untuk Pekerjaan Pengecatan Marking ke
Konsultan Supervisi dan Direksi.
5) Untuk menjaga mutu dilapangan setiap Material cat yang akan digunakan
dilapangan terlebih dahulu diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
6) Sebelum dilaksanakan pekerjaan pengecatan marking, terlebih dahulu
mengajukan ijin kepada penyelenggara Bandar udara/Direksi sesuai
dengan MOWP
7) Personil untuk pekerjaan pengecatan / marking.
8) Juru ukur terlebih dahulu membuat marking dilokasi pekerjaan.
9) Permukaaan yang akan dicat terlebih dahulu dibersihkan dari
debu/kotoran.
10) Pengecatan / marking dilakukan dengan menggunakan cat yang sesuai
dengan spesifikasi teknik dan menggunakan compressor atau alat
penghampar lain diatas mal / garis batas / triplek yang dipasang diatas
landasan pacu.
11) Pencampuran antara bahan dasar cat dengan bahan pengencer dengan
sepengetahuan Konsultan Pengawas dan Direksi.
12) Seluruh marka yang akan di cat diberi tanda sesuai dimensi yang telah
ditentukan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas serta Direksi.
13) Tebal dan warna cat mengacu pada spesifikasi teknik dan
instruksi/persetujuan dari Konsultan Pengawas Pengawas dan Direksi
sehingga hasil cat dapat dilihat oleh Pilot pesawat dengan jelas.
14) Penentuan alat kerja dan waktu pelaksanaan berdasarkan koordinasi
dengan Konsultan Supervisi dan direksi dan instansi terkait
15) Foto-foto Pekerjaan Pengecatan Marking, Dokumentasi pelaksanaan
pekerjaan Pengaspalan pada kondisi sebelum, sedang dan selesai
dikerjakan.
16) RFM ( Request For Measurement ) pengukuran bersama dengan
Konsultan Supervisi dan Direksi, pada Pekerjaan Pengecatan Marking
yang telah selesai dilaksanakan dan dilengkapi dengan data ukur, as
built drawing, perhitungan volume ( calculation sheet), foto dan video.

FLOW CHART PELAKSANAAN

START A B

Pengajuan Pembersihan dari Pengajuan RFM dan


RFI material- material Pengukuran bersama
dan pembuatan Konsultan Pengawas
marking dan Direksi
Pengajuan Contoh
Material Cat dan
Shop drawing Pengecatan END
pekerjaan Marking

A B
Runway Side

Number

Gbr. Contoh Bahagian Marka yang akan dicat pada landas pacu

Gbr. Contoh Pekerjaan Pengecatan Marking

b. Metode Inspeksi Kerusakan dan Perbaikan


Pekerjaan harus sesuai dengan shop drawing yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan direksi. Monitoring Kerusakan dan Perbaikan dilaksanakan
sebagai berikut :
 Monitoring Kerusakan material dilaksanakan secara periodik oleh
kontraktor dan Konsultan Pengawas.
 Apabila ditemukan adanya kerusakan harus segera dibuat laporan
kerusakan tersebut.
 Apabila Lokasi Pekerjaan Pengecatan Marking terganggu karena adanya
masalah yang berakibat fatal dilapangan maka harus segera
dikordinasiakan dengan pihak Konsultan Pengawas dan Direksi .
FLOWCHART INSPEKSI KERUSAKAN DAN PERBAIKAN

START

Verifikasi teknik
dengan gambar
kerja dan SpekTek

TIDAK TIDAK
Ganti Baru Perbaikan Kerusakan
YA
YA YA
END

Gbr. Contoh Pekerjaan Pengecatan Marking

c. Pekerjaan Pengecatan Marking dilakukan pemeliharaan. Hasil Pekerjaan


selalu di monitoring dan dijaga agar terhindar dari gangguan seperti
genangan air atau dilintasi kenderaan yang melebih kapasitas. Dibuat rambu-
rambu agar lokasi tidak berubah bentuk karena gangguan mekanik.
Flow Chart Pemeliharaan Pekerjaan
Monitoring Pemeliharaan
Perbaikan akibat
START lokasi hasil lokasi timbunan
gangguan
timbunan sirtu utk opritan
sirtu utk jln dari gangguan
opritan jalan

Di setujui Konsultasi ke
END konsultan supervisi konsultan supervisi
Gbr. Contoh Pekerjaan Pengecatan Marking
d. Prosedur Serah Terima.
Serah Terima Pekerjaan Pengecatan Marking dilakukan setelah pemeriksaan
dan peninjauan bersama dengan Konsultan Supervisi dan Direksi. Serta
Membuat Dokumentasi di awal, sedang dan selesainya pekerjaan.
FLOWCHART PROSES SERAH TERIMA

PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN BERSAMA KONSULTAN
START
DOKUMEN SUPERVISI
& SPESIFIKASI TEKNIK

SERAH TERIMA
PEKERJAAN DISETUJUI ASI
END OK SESUAI DOKUMEN &
DOKUMENTASI 100 SPESIFIK
% DAN PEMBUATAN TEKNIK
AS BUILT DRAWING
TIDAK
EN
DIPERBAIKI SAMPAI
DENGAN SESUAI DOKUM
DAN SPESIFIKASI TEKNIK
Gbr. Contoh Pekerjaan Pengecatan Marking
e. Kendala dan Solusi Pekerjaan

No. KENDALA SOLUSI


1 Hujan Pelaksanaan dilaksanakan setelah
hujan dan terlebih dahulu
dibersihkan dari genangan air.
2 Jadwal penerbangan pesawat Berkoordinasi dan bekerjasama
dengan penyelenggara bandara
untuk jadwal peasawat landing dan
take off untuk menjaga keselamatan
penerbangan, sehingga alat dapat
bekerja
3 Keterlambatan akibat point 1 dan 2 Melaksanakan kerja lembur jika
terjadi keterlambatan progress
pekerjaan
F. PENUTUP
Setelah pekerjaan selesai 100 %, Direksi Keet sudah selesai dibongkar dan lokasi sudah
dibersihkan, kami akan mengajukan surat permohonan untuk serah terima pekerjaan
pertama (PHO) dan jika hasil inspeksi bersama Konsultan Pengawas dan Direksi telah
menerima hasil pekerjaan maka dibuat Berita Acara Serah Terima pekerjaan pertama (BAST-
1).
Terhitung dari tanggal BAST-1 kami akan lakukan pemeliharaan konstruksi selama 180
(seratus delapan puluh) hari kalender. Dan setelah tiba waktu 180 hari kalender masa
pemeliharaan, kami akan mengajukan surat permohonan untuk Serah Terima Pekerjaan
Kedua (FHO).
Demikian metode pekerjaan PELAPISAN RUNWAY EKSISTING = 1 PAKET BANDAR UDARA
SIBISA - PARAPAT

Jakarta, 07 MEI 2018

PT. ADHIKARYA TEHNIK PERKASA

PETRO PANCASAN SEMBIRING


Kuasa Direksi

Anda mungkin juga menyukai