Anda di halaman 1dari 21

Bab 2

Kajian Teori

2.1 Kalibrasi
Dalam kegiatan metrologi berlaku azas praduga salah karena setiap pengukuran
mengandung kesalahan. Jadi, harus dilakukan pegujian dengan kalibrasi. Kalibrasi
adalah kegiatan untuk memastikan kebenaran nilai-nilai yang ditunjukan oleh
instrumen ukur atau sistem pengukuran atau nilai-nilai yang tertera pada suatu bahan
ukur. Kegiatan tesebut dilakukan dengan cara membandingkan dengan nilai
konvensional yang diwakili oleh standar ukur yang memiliki kemampuan telusur ke
standar Nasional atau Internasional. Dengan demikian, kalibrasi adalah suatu
kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukan alat inspeksi,
alat pengukuran dan alat pengujian (Morris, 2001).

Dengan melakukan kalibrasi pada setiap alat ukur, dapat ditentukan penyimpangan
atau deviasi penunjukan alat ukur tersebut, sehingga ketelitian atau akurasi alat yang
telah dikalibrasi terhadap alat ukur standar dapat dipercaya. Kalibrasi dimaksudkan
untuk mendapatkan tingkat mutu alat ukur yang paling maksimal (Akhadi, 2012).
Kalibrasi dilakukan secara berkala sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
Semua jenis alat ukur yang perlu dikalibrasi adalah alat ukur untuk besaran-besaran
dasar dan turunan. Alat ukur besaran dasar meliputi alat ukur untuk mengukur
panjang, massa, waktu, arus listrik, suhu, jumlah zat, dan intensitas cahaya. Sedang

besaran turunan terdiri atas alat untuk mengukur luas, volume, kecepatan, tekanan,
gaya, frekuensi, energi, daya, hambatan listrik, dan sebagainya (Harianto, 2002).
Pada setiap besaran dasar dan turunan memiliki metode kalibrasi yang bebeda-beda
untuk mengetahui penyimpangan dari setiap alat ukur tersebut.

2.1.1

Kalibrasi Volume

Alat pengukur volume (volumetri) merupakan alat bantu yang sangat penting dalam
proses penentuan kuantitatif dalam pengukuran volume. Untuk mendapatkan hasil
pengukuran volume yang akurat, alat ukur volume perlu dikalibrasi. Kalibrasi alat
ukur volume dilakukan untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu
perangkat pengukuran volume agar sesuai dengan besaran dari standar yang
digunakan (Keenan, 1999). Prinsip kalibrasi alat ukur volume dilakukan dengan
cara mengukur massa suatu volume air yang dikeluarkan oleh alat ukur volume,
kemudian massa air dibandingkan dengan massa jenis air pada suhu pengukuran
volume tersebut dilakukan, sehingga dapat ditentukan nilai ketepatannya (Pyzdek,
2003). Menurut EURAMET, alat ukur volume dapat dikalibrasi dengan cara mengisi
atau mengosongkan alat ukur volume menggunakan referensi pengukuran volume,
yaitu dengan membandingkan dua volume. Metode tersebut dikenal sebagai metode
sekunder. Pada tingkat tertinggi rantai ketelusuran, volume dapat ditentukan dengan
metode primer yaitu dengan cara menimbang isi suatu cairan dari alat ukur volume
sesuai dengan suhu dan massa jenis yang telah diketahi, metode primer dikenal
dengan metode gravimetri. Kelebihan dari metode gravimetri adalah prosedur
kalibrasi yang sederhana dan ketelusuran untuk standar mutlak. Pengontrolan ruang
kalibrasi yang ketat dan tetap stabil selama proses kalibrasi merupakan kekurangan

dan kesulitan dari metode gravimetri, namun hal tersebut perlu dilakukan untuk
menjaga keakuratan dari metode gravimetri.

Beberapa alat volumetri yang biasa dijumpai di dalam laboratorium diantaranya


pipet atau mikropipet, buret, dan labu takar. Alat-alat tersebut mempunyai sifat,
fungsi dan cara kalibrasi yang berbeda untuk setiap jenisnya.

2.2

Metode Kalibrasi Mikropipet Menggunakan Metode


Gravimetri

Mikropipet merupakan alat ukur volume yang banyak digunakan di bidang industri
dan analitik. Kalibrasi mikropipet dapat dilakukan menggunakan metode gravimetri.
Metode gravimetri adalah metode standar yang digunakan oleh National Metrology
Institutes (NMIs) dan laboratorium yang terakreditasi dalam kalibrasi
instrumen volume (EURAMET, 2012). Metode gravimetri juga telah
direkomendasikan oleh International Standard Organizations (ISO 8655) sebagai
metode yang digunakan untuk kalibrasi volume. Kalibrasi mikroippet
menggunakan metode gravimetri dilakukan dengan cara menimbang bejana
timbang saat kosong dan ketika terisi oleh cairan yang berasal dari mikropipet.
Perbedaan yang diperoleh dalam pengukuran dengan cara menimbang merupakan
massa cairan yang terisi. Cairan yang digunakan umumnya air murni (suling, bisuling, atau deionisasi) dengan konduktivitas lebih rendah dari 5 S/ cm dan dipilih
sesuai dengan tingkat akurasi yang diperlukan relatif terhadap jumlah air yang
digunakan. Massa cairan tersebut kemudian dilakukan konversi ke volume pada

suhu referensi (biasanya 20 oC). Persamaan yang digunakan untuk mengkonversi


massa ke volume mengacu pada ISO 4748 dan ISO 8655 seperti pada persamaan
2.1.

V =m i

u
1
1
( 1 ( T T 0 ) )
au
at

)(

2.1

Dengan :
mi adalah massa sebenarnya dari aquades yang ditimbang (ml)
a

adalah massa jenis air suling pada suhu T (g/ml)

adalah massa jenis udara (g/ml)

at

adalah massa jenis anak timbangan yang digunakan untuk mengkalibrasi

timbangan, besarnya (g/ml)

T0

adalah koefisien muai material tip pipet piston (/C), seperti pada Tabel 2.1

adalah suhu aquades rata-rata pada waktu kalibrasi (C)

adalah suhu referensi (C).

Koefisien muai beberapa material alat volumetrik dapat dilihat dalam tabel di bawah
ini yang diambil dari ASTM E-542 01 APPENDIX Tabel X1.3 :

Tabel 2.1. Koefisien muai material


Koefisien Muai
Material
MATERIAL
,cm/C
Fused silica (Quartz)

0.0000016

Borosilicate Glass
(A)

0.00001

Borosilicate Glass
(B)

0.000015

Soda-Lime Glass

0.000025

Polypropytane
Plastic

0.00024

Polycarbonate
Plastic

0.00045

Polystyrene Plastic

0.00021

Berdasarkan persamaan Tanaka, massa jenis air dapat diketahui melalui persamaan
berikut ;

a a5

T a T a
1

a3 (T a 4 )

g/ml

Dengan :
a1

= -3,983035 C

2.2

a2

= 301,797 C

a3

= 522528,9 (C)2

a4

= 69,34881 C

a5

= 0,999974950 g/mL.

Berdasarkan ISO 8655 massa jenis udara dapat diketahui melalui persamaan
spiewecks (persamaan 2.3) dengan syarat lingkungan atau ruangan kalibrasi dan air
berada pada suhu stabil ( 0,5 C) antara 15C dan 30C dengan kelembaban relatif
antara 50% dan 75% serta pada tekanan antara 940 hPa dan 1080 hPa.

k 1 p a hr ( k 2 t a k 3 )
t a 273,15
g/ml

2.3

Dengan :
k1
0

: 3,484 x 10-4 oC/hPa

ta : temperatur ruangan dalam C

k2

: -2,52 x 10-6 g/mL

Pa : tekanan ruangan dalam hPa

k3
hr : kelambaban relatif dalam %

2.3

: 2,0582 x 10-5 oC

Teori Ketidakpastian Pengkuran Menurut ISO-GUM

Ketidakpastian adalah ukuran yang dapat dikaitkan dengan nilai terukur yang
memberikan rentang dan terpusat pada nilai terukur, dimana di dalam rentang
tersebut terdapat nilai benar dengan kemungkinan tertentu. Konsep ketidakpastian
didasarkan pada besaran yang diamati dan diperoleh dengan pengukuran (KAN,
2003). Jadi, ketidakpastian adalah parameter hasil pengukuran yang memberikan
karakter sebaran nilai-nilai yang secara layak dapat diberikan pada besaran ukur.
Pedoman ketidakpastian yang dapat diterima secara Internasional adalah ISO
Guide to Expression of Uncertainty in Measurement (ISO-GUM).

Dalam praktik pengukuran terdapat berbagai macam kemungkinan sumber


ketidakpastian pengukuran, antara lain mencakup :

Pengamatan berulang terhadap besaran ukur


Nilai yang diberikan pada standar pengukuran atau bahan acuan
Resolusi dari alat ukur
Pendekatan atau asumsi yang tercakup dalam metode dan prosedur

pengukuran
Nilai konstanta dan parameter lain yang diperoleh dari sumber luar
Kondisi ruang tempat kalibrasi

Ketidakpastian pengukuran terdiri dari beberapa komponen yang dapat


diklasifikasikan menurut metode yang digunakan untuk menentukan nilai
numeriknya, yaitu tipe A dan tipe B.

1. Tipe A adalah komponen sumber ketidakpastian yang berasal dari


pengamatan berulang. Evaluasi ketidakpastian dengan analisis statistik dari
serangkaian pengamatan.
2. Tipe B adalah komponen ketidakpastian yang berasal dari pengetahuan
umum tentang alat ukur seperti resolusi alat dan sertifikat kalibrasi alat.
Evaluasi ketidakpastian dengan cara selain analisis statistik.

Dalam pengukuran, sebuah komponen ketidakpastian yang berasal dari pengaruh


sistematik dalam suatu kasus dievaluasi dengan evaluasi tipe A, dalam kasus yang
lain dengan evaluasi tipe B, demikian juga komponen ketidakpastian yang berasal
dari pengaruh acak. Pengaruh acak adalah pengaruh yang memerikan penambahan
kesalahan acak dalam proses pengukuranyang sedang dilakukan. Sedangkan
pengaruh sistemaik adalah pengaruh yang memberikan kemungkinan penambahan
kesalahan sistematik dalam pengukran yang sedang dilakukan. Untuk menentukan
nilai ketidakpastian dari suatu pengkuran atau kalibrasI alat ukur dIperlukan evaluasi
ketidakpastian pengukuran yang sudah dientukan oleh ISO-GUM, meliputi

1. Evaluasi ketidakpastian tipe A


Evaluasi ketidakpastian tipe A dapat dihitung atas dasar perhitungan statistik
berdasarkan data yang diambil berulang-ulang. Jika pengukuran dilakukan
berulang-ulang maka nilai rata-rata dan simpangan baku dapat ditentukan.
Simpangan baku adalah suatu taksiran sebaran populasi dimana n nilai
tersebut diambil.
2. Evaluasi ketidakpastian tipe B
Evaluasi ketidakpastian tipe B diperoleh dengan cara selain analisis statistik
dari serangkaian pengamatan yang biasanya didasarkan pada justifikasi
ilmiah menggunakan semua informasi relevan yang tersedia. Ketidakpastian
diberikan dalam batas tertentu a, distribusi kemungkinan dapat diestimasi

dari informasi yang tersedia yang kemudian dapat berbentuk distribusi


berikut:
Distribusi rectangular
Distribusi rectangular digunakan jika batas dapat ditentukan namun
nilai besaran ukur tampak berada disemua tempat dalam rentang
tersebut. Ketidakpastian baku diperoleh dengan membagi semi-range

a dengan

3 , yaitu u=a/ 3 .

Distribusi triangular
Distribusi triangular digunakan jika terdapat bukti bahwa nlai yang
paling mungkin adalah nilai yang dekat degan nilai rat-rata, lebih
dekat dengan batas rentang dan kemungkinan berkurang menuju nol.
Ketidakastain baku diperoleh degna membagi sem-range a degan

6 , yaiu u=a/ 6 .

Distribusi bentuk-U
Distribusi U terjadi di beberapa bidang metrologi. Misalnya distribusi
kemungkinan untuk ketidakpastian yang timbul dari refleksi konektor
frekuensi radio. Hal ini juga dapat diterapkan untuk variasi
temperatur udara bila kendali temperatur menghasilkan sebaran yang
selalu dekat dengan batas ketidakpastian. Ketidakpastian diperoleh

dengan membagi semi-range a dengan

2 yaitu, u=a/ 2 .

Distribusi gaussian atau normal


Distribusi gaussian atau normal dapat digunakan bila diasumskan ntu
ketidakpastian yang menyatakan tingkat kepercayan tertentu, 95%
atau 99%. Ketidapasian aku diperoleh dengan membagi
ketidakpastian tersebut dengan faktor cakupan yang epat berdasarkan

tabel distribusi-t, yaitu

u=U /k

. Dimana U adalah ketidakpastian

bentangan unuk tingkat kepercayaan tertentu dan k adalah faktor


cakupan.

Untuk evaluasi ketidakpastian baku tipe B, distribusi rectangular adalah model


dasar yang cukup beralasan bila tidak terdapat informasi lainnya. Namun jika
diketahui bahwa nilai besaran yang diukur dekat dengan pusat rentang
ketidakpastian, maka distribusi tiangular merupakan model yang lebih baik.

Ketidakpstian baku tipe B diperoleh dari suatu proses penaksiaran distribusi


kemungkinan. Secara sederhana diasumsikan bahwa disrtribusi kemungkinan
berasal dari nilai tersebut yang telah diketahui dengan pasti. Dalam sebagian
besar kasus, dapat diasumsikan bahwa derajat kebebasan dari ketidakpastian
baku tersebut adalah tak hingga. Hal ini merupakan asumsi yang beralasan
dalam praktek secara umum bahwa kemungkinan dari besaran yang diamati
berada diluar batas ketidakpastian adalah sangat kecil.

3. Koefisien sensitifitas
Koefisien sensitifitas merupakan salah satu aspek dalam eveluasi
ketidakpastian pengukuran. Koefisien sensitifitas mengkonversi semua
komponen ketidakpastian ke dalam satuan yang sama dengan satuan besaran
ukur. Hal ini merupakan kondisi yang harus dipenuhi untuk menggabungkan
ketidakpastian baku yang berbeda-beda. Evaluasi koefisien senstifitas dapat
dilakukan berdasaran turunan parsial dari fungsi yang mewakili model
matematis pengkuran.
4. Ketidakpastian baku gabungan

Ketidakpastian baku gabugan dari suatu pengukuran dinotasikan dengan


uc(y), diambil untuk mewakili taksiran simpanan baku (esimated standard
deviation) dari hasil pengukuan yang diperoleh dengan mengabungkan
ketidakpastian baku dari setiap taksian masukan.

5. Derajat kebebasan efektif


Perhitunan derajat kebebasan efektif perlu dilakukan untuk memperoleh nilai
faktor pengali yang tepat digunakan pada distribusi t dan juga memberikan
indiksi kehandalan penaksiran ketidakpastian.
6. Ketidakpastian bentangan
Ukuran ketidakpastian perlu untuk memenuhi kemungkinan yang memadai
dan diistilahkan dengan ketidakpastian bentangan, dinyatakan dengan simbol
U. Keidakpastian bentangan dipreroleh dari mengakalikan uc(y) dengan
faktor cakupan yang dinyaakan dengan simbol t atau k.

2.3.1

Ketidakpasian pengukuran dalam kalibrasi mikropipet


1. Massa air

U Ma
a. Ketidakpastian massa aquades (
)
Terdapat dua komponen yang harus diperhitungkan dalam ketidakpastian
massa aquades, yaitu:

u timb

Ketidakpastian kalibrasi timbangan (

Dalam proses ini, tidak dilakukan koreksi terhadap pembacaan


timbangan sehingga ketidakpastian timbangan diambil dari nilai LOP
(Limit of Performance) yang tercantum dalam sertifikat kalibrasi
timbangan

u timb

LOP
2
2.4

Repeatability
Karena pengambilan data kalibrasi dilakukan sebanyak 3 kali untuk
setiap titik ukur, maka data ini tidak layak digunakan untuk menghitung
ESDM dari ketiga pembacaan tersebut, oleh karena itu repeatability
diambil dari data standar deviasi timbangan yang tercantum dalam
sertifikat
Stdev _ timb
uR
, n 3
n
2.5
Dari kedua komponen ketidakpastian tersebut ketidakpastian massa aquades
dapat dihitung sebesar :

u Ma

utimb 2 u R 2
2.6
i

b. Koefisien Sensitivitas (C )
V
C Ma
M
2.7

vi
c. Derajat Kebebasan ( )
v Ma n 1
2.8

2.Massa jenis udara


u u

a. Ketidakpastian Massa Jenis Udara


Kontribusi ketidakpastian densitas udara dihitung dengan mengasumsikan
variasi densitas udara laboratorium 10% dari densitas udara penimbangan
massa konvensional.
0.1 u
u u
g/mL
3
2.9

b. Koefisien sensitivitas (C )

at u
1 T 20 o
2
at a u

C u M

2.10

a M
Nilai

T
dan

menggunakan data pada nominal terbesar apabila

glassware yang dikalibrasi mengukur beberapa titik ukur.


c. Derajat kebebasan
v u 50

3. Massa jenis air


a. Ketidakpastian Massa Jenis Aquades
Dari persamaan massa jenis aquades yang terdapat pada EURAMET
ketidakpastian baku massa jenis aquades dapat dihitung dengan

uT
T

u a

persamaan
2.11

a a 5 T a1 2 T a 2 T a1 a3 T a 4 a 3 a5 T a1 T a 2

T
a3 T a 4 2
2

b. Koefisien sensitivitas (C )

C a

V
a u
2.12

Nilai

dan

menggunakan data pada nominal terbesar apabila

glassware yang dikalibrasi mengukur beberapa titik ukur.

vi
c. Derajat Kebebasan ( )
v a 50

4.Massa jenis anak timbangan


a. Ketidakpastian massa jenis anak timbangan
u at

at
x10%
3
2.13

at
Dengan

adalah massa jenis anak timbangan yang digunakan untuk

kalibrasi timbangan elektronik yaitu 8 g/mL

b. Koefisien sensitivitas (C )

u
1 T 20 o
a u

C at M

2
at

2.14
M a
T
Nilai
,
dan menggunakan data pada nominal terbesar apabila
glassware yang dikalibrasi mengukur beberapa titik ukur.
c. Derajat kebebasan
v at 50

5.Suhu aquades dalam gelas ukur


uT

a. Ketidakpastian Suhu aquades(

Suhu aquades diukur menggunakan thermometer gelas yang terkalibrasi.


Dalam sertifikat kalibrasi tertera ketidakpastian serta faktor cakupan (k),
maka menggunkan persamaan sebagai berikut ;
U

uT T Sert
k

2.15
i

b. Koefisien Sensitivitas (C )

1
1 u
CT M
at
a u

2.16
M
Nilai

menggunakan data pada nominal terbesar apabila glassware yang

dikalibrasi mengukur beberapa titik ukur.


vi
c. Derajat Kebebasan ( )
vT
= 50

6.Koefisien muai bahan


U

a. Ketidakpastian koefisien muai bahan ( )


Dengan asumsi ketidakpastian muai bahan mempunyai semirange sebesar
10% dari koefisien muai bahan yang digunakan, maka ketidakpastian
standar akibat koefisien muai bahan adalah:
0,1
U
3
2.17
i

b. Koefisien Sensitivitas (C )

1
1 u
C M
at
a u

T 20 o

2.18
M a
T
Nilai Nilai
,
dan
menggunakan data pada nominal terbesar
apabila glassware yang dikalibrasi mengukur beberapa titik ukur.

vi
c. Derajat Kebebasan ( )
v
=

7. Ketidakpastian gabungan

uC

c u
i

2.19

8. Derajat kebebasan efektif () dan faktor cakupan


a. Derajat Kebebasan Efektif:
4
uC
v eff
ci u i 4
v
i

2.20
b. Faktor cakupan:
k t 95 veff

2.21

9. Ketidakpastian yang diperluas


U k uC
2.22

2.4

Mikropipet

Mikropipet adalah alat yang digunakan untuk mengukur volume yang berkapasitas
kecil dari suatu cairan atau larutan secara akurat, volume yang digunakan pada
mikropipet biasanya bervariasi antara 1l sampai 1000 l (Mahilla, 2013).

Mikropipet merupakan alat yang memungkinkan pengukuran volume secara akurat


dalam satuan l. Sehubungan dengan hal tersebut, mikropipet banyak digunakan di
berbagai bidang seperti kimia, kesehatan, biologi, farmasi dan genetika (Liang dkk,
2013). Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat
diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1l sampai 20 l,
atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan
volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 l. dalam penggunaannya,
mikropipet memerlukan tip.

2.2.1

Jenis Jenis Mikropipet

Mikropipet berdasarkan volumenya terdiri atas tiga jenis yang umum digunakan
yaitu P20, P200, dan P1000. Setiap ukuran yang berbeda dirancang untuk mengukur
cairan dalam rentang volume yang berbeda. Mikropipet P20 dapat mengukur volume
dalam kisaran 1 sampai 20 l, sedangkan P200 dapat mengukur volume antara 20
sampai 200 l. P1000 Mikropipet adalah Mikropipet yang tersedia lebih besar dan
biasanya digunakan untuk mengukur cairan dengan volume dikisaran antara 100
sampai 1000 l (Clare, 2012).
Menurut Cabrillo (2012) Bagian yang paling sulit dari menggunakan micropipette
adalah pengaturan volume dengan benar. Pada setiap micropipette terdapat 3 tempat
penyetelan nomor. Namun, angka tersebut mewakili volume yang berbeda untuk
P1000, P200, dan P20. Cara pembacaan volume untuk jenis-jenis mikropipet yang
berbeda dapat dilihat pada gambar dan penjelasan berikut:

Gambar 2.1. Penunjuk volume mikropipet (Wadsworth, 2011)

Pada mikropipet jenis P1000, digit paling atas menunjukkan angka ribuan, bagian
tengah menunjukkan angka ratusan, dan bagian bawah menunjukkan angka puluhan.
Oleh karena itu, pengaturan volume pada gambar tersebut menunjukkan nilai 220 l.
Pada mikropipet jenis P200, digit paling atas menunjukkan angka ratusan, bagian
tengah menunjukkan angka puluhan, dan bagian bawah menunjukkan angka satuan.
Oleh karena itu, pengaturan volume pada gambar tersebut menunjukkan nilai 22 l.
Pada mikropipet jenis P20, digit paling atas menunjukkan angka puluhan, bagian
tengah menunjukkan angka satuan, dan bagian bawah menunjukkan angka desimal.
Oleh karena itu, pengaturan volume pada gambar tersebut menunjukkan nilai 2,2 l
(Wadsworth, 2011).

2.2.2

Prinsip kerja Mikropipet

Mikropipet menggunakan pengisap yang bisa mengatur berapa volume yang ingin
diambil. Prinsip awal pembuatan mikropipet ditemukan oleh Warren Gilson dan
Henry Lardy, Professor bidang biochemistry di University of Wisconsin-Madison.
Pada awalnya, Warren Gilson dan Henry Lardy membuat sebuah mesin untuk
mengukur berapa volume oksigen yang dibutuhkan saat pertumbuhan suatu sel.
Mikropipet bekerja dengan menggerakkan piston untuk menjaga tekanan udara

konstan saat oksigen digunakan. Tiga hal terpenting yang diperhatikan saat itu
adalah ukuran kecil piston, akurasi pengukuran dan pengaturan (University of
Wisconsin, 2013).
Konsep pengukuran mikropipet adalah saat piston digerakkan, maka akan
mengeluarkan udara dan selanjutnya menarik cairan masuk saat piston digerakkan
kearah berlawanan. Maka, mikropipet berawal dari sebuah alat yang dibuat untuk
mengukur perubahan kecil jumlah udara menjadi alat yang digunakan untuk
memindahkan cairan dalam skala yang sangat kecil (University of Wisconsin. 2013).

2.2.3

Bagian-bagian Mikropipet

Mikropipet digunakan untuk mengukur dan memindahkan cairan yang bervolume


kecil secara akurat dan presisi. Penggunaan mikropipet dengan benar sangat penting
dalam memastikan volume cairan yang akan dipindahkan tersebut akurat dan
mencegah terjadinya kerusakan pada bagian-bagian tertentu dari mikropipet. Oleh
karena itu, mengetahui bagian-bagian dari mikropipet dan memahami fungsinya
merupakan suatu hal yang sangat penting (Rhodes, 2012).
Adapun bagian-bagian dari mikropipet dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar Bagian-bagian mikropipet Eppendorf (Netheler dan Hinz, 2011).

Tombol pengatur pada bagian atas mikropipet merupakan tombol yang berfungsi
untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan yang akan dipindahkan. Terdapat dua
macam stop pada tombol pengatur volume ini. Stop pertama digunakan untuk
memasukkan volume dari cairan yang diharapkan, sedangkan stop kedua digunakan
saat mengeluarkan seluruh cairan yang sudah berada di dalam tips (Dean et. al.,
2003). Warna dari tombol tersebut menunjukkan jenis mikropipet yang digunakan.
Terdapat tiga jenis mikropipet yang biasa digunakan, yaitu P20, P200, dan P1000.
Warna putih menunjukkan jenis P20 yang memiliki jangkauan volume ukur 0,5-20
l, warna kuning menunjukkan jenis P200 dengan jangkauan volume 20-200 l, dan
warna biru menunjukkan jenis P1000 yang memiliki jangkauan volume ukur 1001000 l (Wadsworth, 2011).

Cincin pengatur volume merupakan bagian yang dapat diputar untuk mengatur volume
yang diinginkan dalam pengambilan cairan yang akan dipindahkan. Tombol untuk

melepaskan tips digunakan dengan cara menekan bagian tombol ini ketika sudah selesai
menggunakan mikropipet dan akan melepaskan tips yang sudah selesai digunakan.
Bagian penunjuk angka volume merupakan nilai volume yang diinginkan saat akan
memindahkan cairan (Dean et. al., 2003).

Anda mungkin juga menyukai