Anda di halaman 1dari 8

2.

4 Kalibrasi Bejana Ukur


2.4.1 Pengantar Kalibrasi Bejana Ukur
Ketika hidrokarbon cair dijual dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya,
jumlah cairan harus diukur berdasarkan ketetapan yang ada untuk metrologi hukum.
Dalam hal ini biasanya dilakukan dengan instalasi yang berisi flow meter cairan
untuk mengukur volume aktual, volume pada kondisi referensi atau massa dari
jumlah cairan yang dipindahkan. Di lapangan biasanya sebagian besar dilakukan
dengan mengumpulkan cairan ke dalam bejana ukur untuk membuktikan volume
yang ditunjukkan dari flow meter cair (volume dan / atau massa). Ada beberapa
metode untuk melakukan kalibrasi pada bejana ukur. Untuk bejana ukur dengan
volume yang besar ini adalah tugas yang rumit karena tidak mungkin menggunakan
metode gravimetri yang sebagian besar laboratorium tidak memiliki timbangan yang
cukup besar.
Umumnya bejana ukur yang berukuran lebih kecil digunakan untuk
melakukan kalibrasi dengan ukuran 10 x 100 = 1000 L. Metoe ini dikenal sebagai “
Metode Transfer Volumetrik”. Metode ini memakan waktu dan metode intensif kerja
yang dapat memperkenalkan sistematik kesalahan pengukuran. Metode alternatif
untuk menetapkan volume referensi bejana ukur adalah “Metode Meter Pusat”.
Pengukur aliran cairan (meter pusat atau meter referensi) dikalibrasi dengan
referensi standar di laboratorium atau di lokasi dan kemudian digunakan untuk
mengkalibrasi bejana ukur. Biasanya sampai pada saat ini kalibrasi meter pusat
menggunakan flow meter tipe PD sebagai pusat meternya. Dalam pembahasan ini
akan menunjukkan bahwa meter aliran massa Coriolis lebih baik digunakan dari
pada PD flow meter karena flow meter PD terpengaruh oleh perubahan suhu dan
kurva meteran dapat mempengaruhi hasil kalibrasi.

2.4.2 Pengetahuan Awal


Metode pusat meter digunakan untuk mengkalibrasi beberapa jenis alat
seperti flow meter, pipa bejana, dan bejana ukur. Metode ini dijelaskan dalam
berbagai macam standar. Banyak laboratorium dan perusahaan melakukan kalibrasi
menggunakan metode pusat meter yang mengacu pada Manual Of Petroleum
Measurement Standards dari American Petroleum Institute (API). Untuk memastikan
bahwa metode pusat meter bergungsi mengkalibrasi tangki pembuktian VSL dengan
cara melakukan perbandingan antara metode gravimetri dan metode pusat meter
menggunakan aliran meter aliran massa Coriolis. Untuk melakukan perbandingan ini
digunakan 3 bejana ukur dengan volume minimal 50, 100, dan 1000 L dan dua
meter aliran massa Coriolis dari produsen berbeda yang sebagai pusat meter.
Perbedaan terbesar yag ditemukan adalah kurang dari 0,003% dalam volume yang
dihitung.
2.4.3 Perhitungan Volume Bejana Ukur
Untuk menghitung volume menggunakan metode pusat meter dengan meter
aliran massa Coriolis baik massa atau volume dapat digunakan pembacaan meter.
Perhitungan volume sama dengan ketika menggunaka PD meter.

2.4.3.1 Perhitungan Menggunakan Petunjuk Massa


2.4.3.1.a Kalibrasi pusat meter menggunakan metode gravimetri
Massa referensi melewati pusat meter :

pa
( M stop−Mstart ) (1− )
pM
Mref =
pa
(1− )
pL
Dimana :

Mref : massa referensi melewati pusat meter

Mstop : petunjuk dari timbangan pada akhir melakukan kalibrasi

Mstart : petunjuk dari timbangan pada awal melakukan kalibrasi

Ρa : density air

ΡM : density berat yang digunakan

ΡL : density cairan yang digunakan

Faktor pusat massa dari pusat meter :

MMF = Mref/Mma-mm

Dimana :

MMF : Faktor massa meter dari pusat massa

Mref : Massa referensi melewati pusat massa

Mind-mm : massa yang ditunjukkan oleh pusat massa

2.4.3.1.b Kalibrasi bejana ukur menggunakan metode pusat meter.

Volume bejana ukur pada kondisi referensi


(M ind−mm MMF )
Vpt-ref = – Rpt
ρpt ( 1+γpt ( T pt−Tpt−ref ) )

Dimana :

Vpt-ref : volume bejana ukur pada suhu referensi

Mind-mm : massa yang ditunjukkan oleh pusat massa

MMF : Faktor massa meter dari pusat meter

ρpt : density cairan di dalam bejana ukur

ϒpt : koefisien ekspansi kubik termal dari bahan bejana ukur

Tpt : suhu bejana ukur

Tpt-ref : suhu referensi dari bejana ukur

Rpt : membaca bejana ukur dalam kaitannya menuju ke garis nol

2.4.3.2 Perhitungan Menggunakan Petunjuk Volume

2.4.3.2.a Kalibrasi dari pusat meter menggunakan metode gravimetri

Volume referensi melewati pusat meter

ρa
Vref = (
( M stop−M start ) 1−
ρM )
( ρa−ρM ) ( 1+ βPmm )

Dimana :

Vref : volume referensi melewati pusat meter

Mstop : petunjuk dari skala berat pada akhir melakukan kalibrasi

Mstart : petunjuk dari skala berat pada awal melakukan kalibrasi

Ρa : density air

ΡM : density berat yang digunakan

ΡL : density cairan yang digunakan

Volume Meter Factor dari pusat meter


Vref
VMF =
Vind−mm

Dimana :

VMF : Volume Meter Factor dari pusat meter

Vref : Volume Referensi melewati pusat meter

Vind-mm : Volume yang ditunjukkan oleh pusat meter

2.4.3.2.b Kalibrasi bejana ukur menggunakan metode pusat meter

Volume bejana ukur pada kondisi referensi

ρmm ( Vind−mmVMF ) (1+ βPmm)


Vpt-ref =
ρpt ( 1+γpt ( Tpt −Tpt −ref ) )

Dimana :

Vpt-ref : Volume bejana ukur pada suhu referensi

ρmm : Density cairan pusat meter

Vind-mm : Volume yang ditunjukkan oleh pusat meter

VMF : Volume Meter Faktor dari pusat meter

β : Faktor komprebilitas cairan

Pmm : Tekanan di pusat meter

ρpt : Density cairan didalam bejana ukur

ϒpt : koefisien ekspansi kubik termal dari bahan bejana ukur

Tpt : suhu di dalam bejana ukur

Tpt-ref : suhu referensi dari bejana ukur

Rpt : Membaca bejana ukur dalam kaitannya menuju ke garis nol


2.4.4 Data Uji dan Hasil Kalibrasi

Untuk kalibrasi dari bejana ukur 500L menjalankan lima kalibrasi yang
dilakukan di awal untuk menghitung faktor meter, menjalankan sepuluh kalibrasi
untuk volume, dan menjalankan lima kalibrasi di akhir untuk menghitung faktor
meter.

Selama melakukan pengukuran, tekanan cairan dipertahankan antara 2,2 dan


2,3 ᵡ 105Pa. Hal ini dilakukan ketika menggunakan meter aliran massa Coriolis yang
mempunyai koreksi tekanan -0,012% per 105Pa. Selama cairan mengalir mungkin
dan akan sedikit bervariasi.

Table 1. Kalibrasi Mulai Berjalan


Lima Kalibrasi Mulai Berjalan
Run Flow MMF VMF
(-) (kg/min) (-) (-)
Start 1 249.0 0.99956 0.99973
Start 2 249.0 0.99956 0.99971
Start 3 248.5 0.99966 0.99981
Start 4 249.5 0.99964 0.99980
Start 5 248.7 0.99960 0.99976

Average (-) 0.99960 0.99976

Table 2. Kalibrasi berjalan


Lima Kalibrasi Mulai Berjalan
Run Flow Vpt-ref (M) * Vpt-ref(V) **
(-) (kg/min) (1) (1)
Vol 1 250.0 500.28 500.25
Vol 2 249.8 500.25 500.23
Vol 3 250.0 500.21 500.20
Vol 4 249.5 500.22 500.21
Vol 5 249.2 500.21 500.20
Vol 6 249.5 500.22 500.22
Vol 7 249.9 500.19 500.19
Vol 8 249.4 500.22 500.22
Vol 9 250.0 500.26 500.26
Vol 10 249.2 500.24 500.24
Average (-) 500.23 500.22
Standart dev. Mean (%) 0.0016 0.0015
∆ Max-Min (%)*** 0.017 0.013

Keterangan :
* : perhitungan menggunakan petunjuk massa pada pusat meter
** : perhitungan menggunakan petunjuk volume pada pusat meter
*** : perbedaan maksimum antara maksimum dan minimum volume yang ditemukan

Table 3. Kalibrasi Akhir Berjalan


Lima Kalibrasi Akhir Berjalan
Run Flow MMF VMF
(-) (kg/min) (-) (-)
End 1 249.2 0.99959 0.99974
End 2 249.0 0.99953 0.99969
End 3 246.4 0.99955 0.99972
End 4 247.0 0.99961 0.99978
End 5 248.6 0.99964 0.99982
Average (-) 0.99958 0.99975
∆ MF dari awal berjalan 0.0019 0.0013
(%)*
Standard dev. Mean (%)** 0.0013 0.0014

Keterangan :
* : Menurut API MPMS perbedaan absolut 0.02% diperbolehkan. Dalam semua
kalibrasi, perbedaan tidak pernah lebih besar dari 0.008%.
* : Dihitung awal lebih dari lima dan akhir lima kalibrasi berjalan.
Selama kalibrasi minimum dan maksimum suhu cairan bervariasi diantara
20.11 dan 20.32 °C. Butuh hampir lima jam untuk menyelesaikan kalibrasi. Ini
termasuk waktu untuk mengalir, waktu menunggu untuk membaca, waktu
mengeringkan.

2.4.5 Kemungkinan ketidakpastian pengukuran antara perbedaan penggunaan


meter PD dan meter aliran massa Coriolis.
2.4.5.1 Pengukuran Ketidakpastian Suhu
Meter aliran massa Coriolis dipengaruhi oleh suhu tetapi yang lebih baik
adalan alat itu sendiri untuk mengkoreksi suhu. Kalibrasi suhu dilakukan untuk
memberikan koreksi faktor suhu pada masing – masing meter aliran massa Coriolis.
Hasilnya menunjukkan bahwa perbedaannya kurang dari 0,002%. Selama kalibrasi
berbagai bejana ukur mengalami perbedaan yang sama atau lebih kecil dari jumlah
ini. Untuk meter PD diperlukan suhu yang stabil dan pastikan bahwa faktor meter
tidak berubah. Dari berbagai jenis meter PD umumnya meter PD lebih banyak
dipengaruhi oleh perubahan suhu daripada massa dari meter aliran. Jadi secara
umum dapat disimpulkan bahwa pengukuran ketidakpastian karena perubahan suhu
akan lebih kecil untuk meter aliran massa Coriolis.
2.4.5.2 Pengukuran Ketidakpastian Tekanan
Meter aliran massa Coriolis dipengaruhi oleh tekanan tetapi hal yang lebih
baik yaitu dapat dilakukan koreksi untuk hal itu. Selama kalibrasi, tekanan dijaga
antara 2,2 dan 2,3 105Pa. Pengukuran aliran PD saat menerapkan tekanan rendah
(<5 ᵡ 105Pa) hampir tidak terpengaruh oleh tekanan. Secara umum peran terhadap
ketidakpastian pengukuran adalah karena tekanannya sangat kecil dan akan lebih
banyak atau kurang ketika menggunakan air sebagai cairan uji.
2.4.6 Kesimpulan
Ketidakpastian pengukuran yang dihitung untuk metode pusat meter
menggunakan metode VSL fasilitas aliran air dari empat kalibrasi yang dilakukan
lebih kecil dari 0,04%. Kalibrasi data lebih dari 15 tahun menunjukkan bahwa semua
volume yang ditentukan untuk bejana ukur sekitar 0,02%. Kalibrasi ini termasuk
metode pusat meter dan metode gravimetri. Dari waktu ke waktu metode yang
digunakan bervariasi tetapi tetap stabil. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
metode pusat meter menggunakan meter aliran massa Coriolis ini valid. Tidak
diperlukan pengukuran awal dan akhir saat meter aliran massa Coriolis telah
dikalibrasi dengan cairan yang sama pada tahun lalu. Data yang tersedia sudah
cukup untuk membuktikan bahwa meter aliran massa Coriolis stabil dalam waktu
lama dan tidak dipengaruhi oleh suhu cairan dan batas kurva faktor meter akan tetap
valid.

Anda mungkin juga menyukai