Anda di halaman 1dari 37

Sistem Navigasi Elektronik

1. Mengoperasikan Echo Sounder


a. Cara kerja echo sounder type modem
b. Cara kerja echo sounder system digital
c. Cara kerja echo sounder sistem micro computer
2. Cara kerja Topdal Pitot dan speed Log electrimagnetik
a. Orinsip kerja topdal pitot disertai gambar
b. Cara kerja speedog elektromaknetic dapat dijelaskan dan menggambar
sketsa instalasinta didala kapal
3. Mengoperasikan Gps
a. System Gps dari 3 segmen GPS
b. Jumlah satelit di GPS di angkasa dan jumlah orbitnya yg aktif
c. Jarak satelit Gps didalam orbitnya dengan permukan bumi dapat
diidentifikasi
4. Peralatan navigasi peta elektronik (ECDIS)
a. Mampu menjelaskan pengertian Ecdis
b. Mampu menjelaskan beberapa definisi yang berkaitan dengan
pemrosesan ecdis
c. Mampu menjelaskan fungsi fungsi dari unit-unit hardware pada gambar
blok diagram ECDIS
5. Peralatan navigasi automatic identification system (AIS)
a. Mampu menjelaskan pengertian dan latar belakan AIS
b. Mampu menjelaskan prinsip AIS
c. Mampu menjelaskan cara kerja AIS
6. Mengoperasikan Radar
a. Membaring target dapat dilakukan dengan cermat
b. Pengukuran jarak target dapat dilakukan dengan cerm
Ilmu Pelayaran Elektronik
Jenis – Jenis Speed Log
Water Reference speed log.
dimana data kecepatan kapal diukur terhadap kecepatan gerak air relatif sekitar
transducer, atau terhadap tekanan air dinamik (dynamic pressure) yang timbul pada
waktu kapal bergerak maju. Diantaranya :
 Electro – magnetic speedlog.
 Pressure – tube speedlog (Pitot’s speedlog).
Ground reference speedlog
Dimana data kecepatan kapal diukur relatip terhadap suatu titik tertentu didarat
atau dasar laut .
Diantaranya ialah :
 Doppler-effect speed log
 Acoustic correlation speed-log
 GPS
ELECTRO MAGNETIC SPEEDLOG
Bekerjanya electro-magnetic speedlog, didasarkan pada prinsip “hukum faraday”
yaitu ; “Jika suatu penghantar listrik mengalami perubahan medan magnit atau
bergerak memotong garis gaya medan magnit, maka penghantar listrik tersebut
timbul perubahan tegangan listrik atau e.m.f (electro motoric force).
CARA KERJA SPEEDLOG
Untuk membangkitkan getaran medan magnit disekitar tranducer, solenoid (s)
dialiri arus bolak balik I dengan frekuensi dan intensitas arus tetap, sehingga
intensitas medan magnet, dari B menjadi “ B sin.ωt” tetap. Sebagai penghantar
adalah air laut disekitar transducer dengan jarak “ I” sama dengan jarak antara
kontak elektroda “a” dan “b”
Emf : B.sin ωt.I
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DLM PENGGUNAAN
ELCTRO MAGNETIC SPEEDLOG:
 Sifat arus bolak balik terhadap kumparan ialah bahwa tegangan (emf yang
timbul) mendahului arus. Sehingga begitu speedlog dihidupkan langsung
menunjukkan data kecepatan meskipun kapal belum bergerak sehingga harus
selalu diadakan koreksi titik nol dan harus di kalibrasi.
 Emf yang timbul pada sensor intensitasnya sangat kecil, kira-kira 100 μv
sebanding dengan kecepatan I knot.
 Emf yang timbul akan berubah jika daya hantar air laut terhadap arus listrik
berubah.Perubahan daya hantar air laut tersebut dipengaruhi oleh suhu,kadar garam
dan tekanan air laut.
 Speed log ini mengukur kecepatan kapal dengan cara mengukur kecepatan
gerak relatip air yang mengalir pada permukaan badan kapal, karena itu bentuk
permukaan badan kapal disekitar transducer sangat mempengaruhi hasil
pengukuran kecepatan kapal.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DLM PENGGUNAAN
ELCTRO MAGNETIC SPEEDLOG:
 Gelombang pada laut bebas atau samudera dapat mempengaruhi hasil
pengukuran kecepatan kapal.
 Olengan dan anggukan (Rolling dan Pitching) kapal mempengaruhi
kecepatan gerak relatip air pada permukaan badan kapal, tetapi kesalahan
pengukuran kecepatan kapal karena pengaruh tersebut dapat dikompensasikan
dengan menurunkan sedikit sensitivitas pengukuran dg menambahkan rangkaian
listrik peredam R-C.
 Ketelitian pengukuran kecepatan dengan electro-magnetic speedlog ini dapat
mencapai 0.1 % untuk kecepatan gerak maju atau mundur,sedangkan untuk
kecepatan gerak melintang kira-kira 2%.
PRESSURE-TUBE SPEEDLOG (PITOT’S SPEEDLOG)
Membran horizontalnya mengalami dua macam pressure :
1. Static pressure
2. Dynamic pressure
Static pressure adalah tekanan hidrostatic air (air laut) dengan kekuatan sejarak “d”
dimana jarak d adalah jarak dari permukaan air laut sehingga permukaan membran
horisontal pada pressure chamber.
Dynamic pressure adalah pada waktu kapal bergerak maju, air masuk melalui
lubang horisontal pada tube A (gerak relatip air) yang menghadap kedepan atau
kearah haluan dan masuk keatas kedalam lubang pada pressure chamber dibawah
membran horisontal.
Prinsip “effect doppler” diketahui oleh Christian Doppler pada permulaan abad 19
yaitu : Jika suatu sumber getaran memancarkan getaran bergerak relatip terhadap
penerima getaran, sehingga terjadi perubahan jarak, maka akan terjadi pergeseran
frekuensi getaran yang diterima terhadap frekuensi getaran yang
dipancarkan. Frekuensi getaran yang diterima (fr) menjadi lebih tinggi terhadap
frekuensi getaran yang di pancarkan (ft), pada gerakan relatip mendekat. Frekuensi
getaran yang diterima (fr) lebih rendah terhadap frekuensi getaran
yang dipancarkan (ft), pada gerakan relatip menjauh.
Penggunaan prinsip Doppler effect pada speedlog
Kenyataan adanya pergeseran frekuensi (fd) pada Doppler effect,
sering dimanfaatkan untuk mengukur kecepatan gerak suatu benda yang
membawa sumber getaran beserta pesawat penerimanya.Speedlog modern
menggunakan prinsip Doppler effect untuk mengukur kecepatan kapal (v) relatip
terhadap dasar laut (ground reference speedlog). 2 Macam cara pemancaran
getaran mekanik Ultrasonic, yaitu : Dengan sistem “ continous waves (CW) untuk
ini digunakan 2 buah tranducer keramik, 1 buah berfungsi khusus sebagai
tranducer pemancar, dan memancarkan getaran mekanik ultrasonic terus menerus.
1 buah lagi berfungsi sebagai tranducer penerima, selalu siap menerima echo untuk
diukur frekuensi penerimanya yaitu fr.
“Pulse mode” yaitu sistem pulsa, secara berkala, dengan PRF (Pulse Repeatation
Frequency) tertentu transducer pemancar memancarkan pulsa getaran mekanik
ultrasonic. Setelah itu transducer tersebut berfungsi sebagai transducer penerima,
dan seterusnya. Dengan demikian diperlukan 1 buah transducer.
Perbandingan antara sistem “Pulse-mode dengan Continous waves (CW)
mode :
1. CW mode sistem, ketelitian pengukuran kecepatan v lebih andal,
terutama pada kedalaman laut hingga 60 m. sedangkan Pulse mode dapat
dipergunakan hingga kedalaman 300 m. tetapi tingkat ketelitiannya lebih
rendah. Pulse mode tergantung pula oleh faktor PRF.
2. CW mode memerlukan jumlah transducer 2 kali dari pulse mode.
Untuk janus configuration system dan untuk pengukuran kecepatan kapal v
dengan dua poros laju, Pulse mode memerlukan 4 transducer. Sedangkan
CW mode memerlukan 8 transducer.
3. Gelembung- gelembung udara karena riak air akibat putaran baling –
baling, terutama pada waktu kapal mundur, atau karena hal lain,
berpengaruh memperendah ketelitian dan kemampuan kerja sistem CW
mode.
4. Meskipun ketelitian Pulse mode lebih rendah dari CW mode, tetapi
tingkat ketelitian tersebut relatip konstan untuk semua kedalaman.
Sedangkan pada CW mode teliti pada perairan dangkal, makin dalam
perairan makin kurang teliti, hingga kedalaman 60 m saja masih dapat
dideteksi, selebihnya sangata sulit.
PENGARUH LINGKUNGAN YANG DAPAT MEMPENGARUHI
KETELITIAN KERJA SPEEDLOG
Kondisi perairan, keadaan perairan tidak bersih, mengandung partikel, micro-
organisme dan kotoran lainnya, yang melayang merata didalam perairan akan
menyebarkan pancaran getaran mekanik ultrasonic, memperlemah echo yg
diterima transducer hingga sulit di terima dan dideteksi.
Aeration, yaitu timbulnya gelembung-gelembung udara oleh riak air yang
ditimbulkan oleh putaran baling-baling, terutama pada saat kapal mundur, atau
karena berolah gerak dengan dermaga dan lain sebagainya,dimana gelembung-
gelembung udara tersebut melewati permukaan transducer.
Trim dan List, trim yang berbeda dari yang seharusnya mempengaruhi ketelitian
pengukuran kecepatan maju/ mundur, sedangkan list mempengaruhi pengukuran
kecepatan gerak transversal.

By : D.Ricardo
ECHOSOUNDER ATAU PERUM GEMA
05/16/2013 9:11 am / Tinggalkan Sebuah Komentar
Definisi
Echosounder Adalah : Suatu alat navigasi elektronik dengan menggunakan system
gema yang dipasang pada dasar kapal yang berfungsi untuk mengukur kedalaman
perairan, mengetahui bentuk dasar suatu perairan dan untuk mendeteksi
gerombolan ikan dibagian bawah kapal secara vertical.
Sejarah Penggunaan Echosounder
Salah satu referensi bahwa sinyal suara sudah digunakan mulai sekitar tahun 1490
berasal dari catatan harian Leonardo da vinci yang menuliskan : “Dengan
menempatkan ujung pipa yang panjang didalam laut dan ujung lainnya di telinga
anda, dapat mendengarkan kapal-kapal laut dari kejauhan”. Ini mengindikasikan
bahwa suara dapat berpropagasi di dalam air. Ini yang disebutkan dengan Sonar
pasif ( passive Sonar) karena kita hanya mendengar suara yang ada. Pada abad ke
19, Jacques and Pierre Currie menemukan piezoelectricity, sejenis kristal yang
dapat membangkitkan arus listrik jika kristal tersebut ditekan, atau jika sebaliknya
jika kristal tersebut dialiri arus listrik maka kristal akan mengalami tekanan yang
akan menimbulkan perubahan tekanan di permukaan kristal yang bersentuhan
dengan air. Selanjutnya signal suara akan berpropagansi didalam air. Ini yang
selanjutnya disebut dengan Sonar Aktif( Active Sonar).
Penggunaan akustik bawah air mulai berkembang pesat pada saat pecahnya Perang
Dunia pertama terutama untuk pendeteksian kapal selam dengan penempatan 12
hydrophone (yang setara dengan microphone untuk penggunaan didarat) yang
diletakan memanjang di bawah kapal laut untuk mendengarkan sinyal suara yang
berasal dari kapal selam. Setelah Perang Dunia I, perkembangan penggunaan
akustik bawah air berjalan dengan lambat dan hanya terkonsentrasi pada aplikasi
untuk militer. Setelah pecah perang Dunia II kembali pengguanaan akustik bawah
air berkembang dengan pesat. Penggunaan torpedo yang menggunakan sinyal
akustik untuk mencari kapal musuh adalah penemuan yang hebat pada jaman itu.
System Kerja Echosounder
Dikenal terdapat satu pemancar yang membangkitkan / menimbulkan getaran-
getaran listrik dalam bentuk impuls-impuls getaran-getaran ini disalurkan ke suatu
alat yang ditempatkan pada dasar kapal dan yang merubah energi listrik menjadi
getaran-getaran di dalam air laut.
Getaran- getaran yang terakhir ini juga dikirimkan dalam bentuk impuls-impuls
vertikal ke dasar laut dan dari dasar laut dipantulkan kembali. Sebagian dari energi
yang dipentulkan itu ditangkap kembali sebagai gema oleh alat tersebut dan diubah
menjadi impuls-impuls tegangan listrik yang lemah. Satu pesawat penguat
memberikan kepada getaran-getaran gema listrik satu amplitude lebih besar, dan
setelah itu getaran-getaran ini disalurkan ke satu pesawat petunjuk (indikator) dan
membuat gambar.
Pengiriman / pemancaran dan penerimaan impuls-impuls di dalam indikator, dari
jarak antara kedua petunjuk tersebut dapat dijadikan ukuran bagi dalamnya air di
bawah dasar laut. Frequensi dari getaran-getaran air berbeda-beda menurut pabrik
yang memproduksi pesawat perum gema, dan besarnya frequensi tersebut terletak
antara 10.000 sampai beberapa puluhan ribu detik. Apabila getaran-getaran itu
lebih besar dari 20.000 disebut getaran ultra sonore atau super sonis (getaran
tinggi). Getaran-getaran yang lebih kecil disebut sonis atau getaran rendah, yang
dapat mengirimkan gelombang- gelombang suara yang dapat di dengar.
Transmitter menerima secara berulang-ulang dalam kecepatan yang tinggi, sampai
pada orde kecepatan milisekon. Perekaman kedalaman air secara
berkesinambungan dari bawah kapal menghasilkan ukuran kedalaman beresolusi
tinggi sepanjang lajur yang disurvei. Informasi tambahan seperti heave (gerakan
naik-turunnya kapal yang disebabkan oleh gaya pengaruh air laut), pitch (gerakan
kapal ke arah depan (mengangguk) berpusat di titik tengah kapal), dan roll
(gerakan kapal ke arah sisi-sisinya (lambung kapal) atau pada sumbu memanjang)
dari sebuah kapal dapat diukur oleh sebuah alat dengan nama Motion Reference
Unit (MRU), yang juga digunakan untuk koreksi posisi pengukuran kedalaman
selama proses berlangsung.
Kecepatan merambat dari getaran-getaran suara di dalam air laut terletak antara
1435 m– 1500 m per detik, dan getaran-getaran suara ini tergantung pula dari : 1.
Suhu 2. Kadar garam 3. Tekanan air t
Waktu antara saat pengiriman impuls dan saat penerimaan gema secara sederhana
dapat dikemukakan dalamnya air dengan menggunakan rumus :

Susunan Echosounder
Rangkaian peralatan Echosounder (perum gema) itu terdiri dari :
1. Transmitter, adalah pesawat yang membangkitkan getaran-getaran
listrik
2. Oscillator, adalah pesawat pada dasar kapal yang merubah energi
listrik menjadi energi acoustic dan sebaliknya.
3. Amplifier,adalah pesawat pengeras / penguat
4. Indikator, adalah pesawat untuk mengukur waktu dan penunjukan
dalamnya air.
5. Recorder, adalah pesawat yang mencatat dalamnya air yang diukur
pada lajur kertas.
Cara Menghidupkan Echosounder
1. Periksa bagian-bagian utama Echosounder.
2. Periksa kabel-kabel listrik sudah tersambung dengan baik, lalu tekan
tombol saklar listrik ke posisi “ON”, selanjutnya tekan tombol “POWER
DC” IC Regulatead Power Supply ke posisi “ON”.
3. Tekan tombol “POWER” sampai terdengar bunyi “beep” sebanyak 2
kali.
4. Echosounder siap untuk dipergunakan.
5. Atur tingkat kecerahan tampilan monitor dengan cara menekan
tombol “BRIGHT”.
6. Putar “GAIN CONTROL”, gunakan : – “LOWER” untuk
dipergunakan pada perairan dangkal. – “HIGH” untuk dipergunakan di
perairan dalam.
7. Atur skala jarak kedalaman perairan, dengan menekan tombol
“BASIC RANGE.
8. Tekan tombol “PICTURE FEED” untuk mengatur kecepatan
pergerakan layar monitor.
9. Tekan tombol “STC” untuk melihat sensitivitas GEMA.
10. Tekan tombol “MENU” untuk melihat dan mengatur hal-hal lain
sesuai kebutuhan. Gbr. Transducer / Receiver.
Cara Mematikan Echosounder
1. Normalkan “VARIABLE RANGE MARKER” ke posisi nol dengan
menekan tombol cara menekan tombol “VARIABLE RANGE MARKER”
lanjutkan dengan menekan tombol ▲ .
2. Tekan tombol “POWER” ke posisi “OFF”.
3. Tekan tombol “POWER DC” Power Supply ke posisi “OFF”.
4. Tekan tombol saklar arus listrik ke posisi “OFF”.
Tombol-tombol Switch Echosounder
1. POWER : untuk mengaktifkan dan mematikan pesawat.
2. BASIC RANGE : berfungsi untuk memilih skala jarak jangkauan
kedalaman perairan.
3. RANGE PHASING : berfungsi untuk mengukur kedalaman secara
bertahap.
4. EXPANTION RANGE : berfungsi untuk memfokuskan tampilan baik
pada dasar perairan maupun pertengahan perairan agar lebih detail.
5. PICTURE FEED : Untuk mengatur kecepatan jalannya pergerakan
tampilan layar monitor.
6. VARIABLE RANGE MARKER (VRM) : berfungsi untuk mengukur
jarak kedalaman target (membaring) secara pasti.
7. POINTER : berfungsi untuk mengarahkan dan memfokuskan kursor.
8. ECHO THRESHOLD : berfungsi untuk memberikan sensitivitas
gema yang diinginkan sehngga akan dihasilkan pancaran gema yang tepat
dan akan terlihat tampilan yang memuaskan.
9. WHITE LINE : untuk membedakan gema yang berasal dari dasar
perairan dengan gema yang berasal dari ikan.
10. SENSITIVITY TIME CONTROL (STC) : untuk mengatur
sensitivitas gema yang dihasilkan sehingga dihasilkan gema yang optimal.
11. BRIGHT : untuk memperjelas tingkat kecerahan monitor.
Fungsi – Fungsi Lain Dari Echosounder
 Pengidentifikasian Jenis-jenis Lapisan Sedimen Dasar Laut
(Subbottom Profilers).
 Pemetaan Dasar Laut (Sea bed Mapping).
 Pencarian kapal-kapal karam di dalam laut.
 Penentuan jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut.
 Analisa Dampak Lingkungan di Dasar laut.
Koreksi Pada Sistem Echosounder
1. Koreksi Draft. Yaitu koreksi jarak antara pernukaan transducer
dengan permukaan laut.
2. Koreksi penyimpangan kecepatan rambat getaran mekanik
ultrasonic. Koreksi ini di sebabkan oleh pengaruh kadar garam, suhu, dan
tekanan air laut.
3. Koreksi Paralax
Koreksi ini dapat terjadi jika :
 Jika perum gema menggunakan 2 tranducer, 1 tranducer khusus
untuk pemancaran dan 1 tranducer lagi khusus untuk menerima.untuk itu
biasany digunakan tranducer magneto strictive
 Penempatan tranducer terpisah, secara transversal, 1 dilambung-kiri, 1
lagi dilambung kanan.
Besarnya kesalahan Paralax tergantung dari:
 jarak penempatan keduan tranducer, makin besar jaraknya makin
besar kesalahan paralax
 Dalamnya laut yang di ukur, makin besar kedalaman laut makin
besar kesalahan paralax.
Kalibrasi Echosounder
Adalah cara menetukan koreksi perum gema secara experimental, dalam bata-batas
kedalaman laut tertentu, dengan membandingkan hasil pengukuran dalamnya laut
dengan cara pengukuran yang lebih teliti dengan dalamnya laut yang diukur
dengan perumgema yang dikalibrasikan tersebut.dengan cara perhitungan
tertentu,besarnya koreksi-koreksi tersebut dapat dikoreksi.
Tranducer
Merupakan sensor dari perum gema. Ada yang berfungsi sebagai tranducer
pemancar, tranducer penerima, dan ada yang berfungsi sebagai tranducer pemancar
sekaligus sebagai tranducer penerima.
kegunaan tranducer pemancar adalah merubah getaran listrik ultrasonic menjadi
getaran mekanik ultrasonic dan memancarkannya secara terberkas kedasar
laut. Kegunaan tranducer penerima untuk merubah getaran mekanik ultrasonic
echo yang di pantulkan oleh dasar laut menjadi getaran ultrasonic.
Tranducer
Didasarkan sifat bahan yang digunakan ada 2 macam tranducer :
1. Tranducer Magneto-striction. Bahan logam tertentu,misalnya
nikel,cobalt,ferronikel atau alloy dari logam nikel lainnya, jika mendapat
pengaruh medan magnet akan berkontraksi ada yang memanjang atau
memendek tidak tergantung dari arah medan magnet tersebut kecuali jika
logam tersebut telah termagnitkan sebelumnya.
2. Tranducer elctro-strictive atau Piezo-electric Cara kerjanya didasarkan
pada prinsip Piezo-electric yaitu : bahan kristal tertentu(misal kristal kwarsa)
bila pd permukaannya mengalami perubahan tekanan mekanic atau getaran
mekanic pada permukaan tersebut timbul perubahan tegangan listrik atau
getaran listrik sesuai dengan perubahan getaran mekanik yg dialaminya.
System Pemancaran Getaran Mekanik Ultra-Sonic
Ada dua macam sistem pemancaran getaran mekanik ultrasonic.
1. Secara terus menerus atau “continous waves” Getaran mekanik ultra-
sonic dipancarkan terus menerus oleh tranducer pemancar
khusus,selanjutnya echo dari pancaran tersebut diterima secara terus
menerus oleh tranducer penerima khusus.Pengukuran dalamnya
laut dilakukan dengan mengukur perbedaan phase antara getaran yang
di pancarkan dengan phase echo getaran yang diterima.system ini
mengunakan 2 tranducer, satu berfungsi khusus sebagai pemancar dan
satulagi berfungsi khusus sebagai penerima.Sistem ini jarang digunakan
pada kapal niaga umumnya, karena biaya lebih mahal,dan karena memancar
terus menerus kemungkinan gangguan interfensi dan nois lebih besar.
2. System Getaran mekanik ultra-sonic dipancarkan terus menerus oleh
tranducer
pemancar khusus,selanjutnya echo dari pancaran tersebut diterima secara
terus menerus oleh tranducer penerima khusus.Pengukuran dalamnya laut
dilakukan dengan mengukur perbedaan phase antara getaran yang di
pancarkan dengan phase echo getaran yang diterima.system ini
mengunakan
2 tranducer, satu berfungsi khusus sebagai pemancar dan satulagi
berfungsi
khusus sebagai penerima.Sistem ini jarang digunakan pada kapal niaga
umumnya, karena biaya lebih mahal,dan karena memancar terus menerus
kemungkinan gangguan interfensi dan nois lebih besar.
Catatan Penulis : Tulisan ini dapat digunakan sebagai referensi pengetahuan
tentang echosounder. Akan tetapi di atas kapal sendiri terdapat berbagai macam
jenis, type ataupun merk dari echosounder sehingga kemungkinan beberapa dari
tulisan ini tidak bisa diaplikasikan untuk semua jenis echosounder diatas kapal
NAVIGASI ELEKTRONIK UNTUK ANT-IV
05/14/2013 9:03 pm / Tinggalkan Sebuah Komentar
SEJARAH SATELLIT
Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi
tertentu. Ada dua jenis satelit yakni satelit alam dan satelit buatan
Satelit buatan manusia pertama adalah Sputnik 1, diluncurkan oleh Soviet pada
tanggal 4 Oktober 1957, yang memulai Program Sputnik Rusia, dengan Sergei
Korolev sebagai kepala disain dan Kerim Kerimov sebagai asistentnya. Peluncuran
ini memicu lomba ruang angkasa (space race) antara Soviet dan Amerika.
Sputnik2 diluncurkan pada tanggal 3 November 1957 dan membawa awakmahluk
hidup pertama ke dalam orbit, seekor anjing bernama Laika.Amerika sudah
memikirkan untuk meluncurkan satelit pengorbit sejak 1946 dibawah Kantor
Aeronotis angkatan Laut Amerika (Bureau of Aeronautics of the United States
Navy),tetapi mereka tidak mengutarakan bahwa satelit memiliki potensi sebagai
senjata militer; tetapi, mereka menganggapnya sebagai alat ilmu, politik,
dan propaganda.
Pada tanggal 29 Juli 1955, Gedung Putih mencanangkan bahwa Amerika Serikat
akan mau meluncurkan satelit pada musim semi 1958. Hal ini kemudiandiketahui
sebagai Project Vanguard. Pada tanggal 31 July, Soviets mengumumkan bahwa
mereka akan meluncurkan satelit pada musim gugur 1957.
Pada awal 1955 Angkatan Udara Amerika dan Angkatan Laut mengerjakan Project
Orbiter, yang menggunakan wahana Jupiter C untuk meluncurkan satelit. Proyek
ini berlangsung sukses, dan Explorer 1 menjadi satelit Amerika pertama pada
tanggal 31 januari 1958.
Angkatan Udara Amerika menggunakan berbagai fasilitas dari Jaringan Mata
Angkasa Amerika (the United States Space Surveillance Network) untuk
mengkatalogkan sejumlah 115 satelit yang mengorbit bumi.
Satelit buatan manusia terbesar pada saat ini yang mengorbit bumi adalah Station
Angkasa Internasional (International Space Station). Sampai dengan 19 Januari
2000, jumlah satelit buatan manusia yang telah diluncurkan men-gorbit Bumi
adalah 5159 satelit, dimana 2647 masih aktif pada waktu tersebut .
JENIS-JENIS SATELLIT
1. Satelit astronomi adalah satelit yang digunakan untuk mengamati
planet, galaksi, dan objek angkasa lainnya yang jauh.
2. Satelit komunikasi adalah satelit buatan yang dipasang di angkasa
dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi
gelombang mikro;
3. Satelit pengamat Bumi adalah satelit yang dirancang khusus untuk
mengamati Bumi dari orbit, seperti satelit reconnaissance tetapi ditujukan
untuk penggunaan non-militer seperti pengamatan lingkungan, meteorologi,
pembuatan peta, dll.
4. Satelit navigasi adalah satelit yang menggunakan sinyal radio yang
disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk menentukan lokasi sebuah
titik dipermukaan bumi. Salah satu satelit navigasi yang sangat populer
adalah GPS milik Amerika Serikat selain itu ada juga Glonass milik Rusia.
Bila pandangan antara satelit dan penerima di tanah tidak ada gangguan,
maka dengan sebuah alat penerima sinyal satelit (penerima GPS), bisa
diperoleh data posisi di suatu tempat dengan ketelitian beberapa meter dalam
waktu nyata.
5. Satelit mata-mata adalah satelit pengamat Bumi atau satelit
komunikasi yang digunakan untuk tujuan militer atau mata-mata.
6.
Satelit tenaga surya adalah satelit yang diusulkan dibuat di orbit Bumi tinggi
yang menggunakan transmisi tenaga gelombang mikro untuk menyorotkan
tenaga surya kepada antena sangat besar di Bumi yang dapat digunakan
untuk menggantikan sumber tenaga konvensional.
7. Stasiun angkasa adalah struktur buatan manusia yang dirancang
sebagai tempat tinggal manusia di luar angkasa. Stasiun luar angkasa
dibedakan dengan pesawat angkasa lainnya oleh ketiadaan propulsi pesawat
angkasa utama atau fasilitas pendaratan; Dan kendaraan lain digunakan
sebagai transportasi dari dan ke stasiun. Stasiun angkasa dirancang untuk
hidup jangka-menengah di orbit, untuk periode mingguan, bulanan, atau
bahkan tahunan.
8. Satelit cuaca adalah satelit yang digunakan untuk mengamati
cuaca dan iklim Bumi.
9. Satelit miniatur adalah satelit yang ringan dan kecil. Klasifikasi
baru dibuat untuk mengkategorikan satelit-satelit ini: satelit
mini (500200 kg), satelit mikro (di bawah 200 kg), satelit nano (di
bawah 10 kg).
JENIS SATELIT MENURUT ORBITNYA

Banyak satelit dikategorikan atas ketinggian orbitnya, meskipun sebuah satelit bisa
mengorbit dengan ketinggian berapa pun.
 Orbit Rendah (Low Earth Orbit, LEO): 300 – 1500km di atas
permukaan bumi , dan waktu yang diperlukan satelite ini untuk mengelilingi bumi
adalah 1x dalam 1,5 jam. Orbit ini di gunakan penerbangan antariksa berawak
antara lain misi Appolo, roket, Mercury, roket X-15, danpesawat ulang alik
SpaceShipOne.
 Orbit Menengah (Medium Earth Orbit, MEO): 1500 – 36000 km. waktu
untuk mengelilingi bumi antara 5-12 jam dan hanya dapat dilihat antara 2-4
jam/hari.
 HEO (High Earth Orbit/Highly Elliptical Orbit)
High Earth Orbit (orbit tinggi) merupakan orbit yang ada di atas orbit geo-
sinkronus (di atas 35786 km) Orbit ini biasanya sangt terpengaruh oleh bentuk
bumi yang membuncit di bagian ekuator, serta oleh gaya tarik antara matahari dan
bulan. Orbit HEO sangat di sukai untuk alat-alat pengukuran magnetosfer dan
observatorium luar angkasa. Satelit yang pernah berada di orit ini antara lain satelit
militer Molniya 1-01 milik Rusia dan satelit navigasi Vela milik Amerika.
 Geosynchronous Satelite
Satelite ini mengorbit bumi diatas garis Khatulistiwa dengan ketinggian 36.000 km
dari bumi.Satelite yang mempunyai ketinggian seperti ini lintasannya akan
mengelilingi bumi dengan waktu 24 jam, maka satelite ini akan selalu tampak diam
terhadap suatu permukaan bumi.Satelite ini paling menguntungkan dan paling
banyak dipakai.Biaya untuk mengontrol satelite ini juga rendah dikarenakan
satelite ini bisa terlihat 24 jam dari bumi. Satelit yang banyak di tempatkan di sini
adalah satelit komunikasi dan cuaca.
 Orbit Polar
Orbit Polar mengelilingi bumi melewati kutub dan berbentuk lingkaran. Satelit di
orbit ini di gunakan untuk keperluan navigasi, cuaca, dan pengamatan sumber-
sumber daya alam.
 Orbit Matahari
Satelit buatan ada juga yang di tempatkan di orbit planet lain atau di orbit
heliosenrtik (mengelilingi matahari). Satelit buatan yang di tempatkan di orbit
matahari biasanya satelit sains. Misalnya wahana Deep Impact milik Amerika
Serikat yang bertugas mengamati komet 9P/Tempel 1, juga wahana Stardust untuk
emmpelajari komet Wild 2. Wahana lain yang masih aktif di orbit matahari antara
lain Rosetta(Eropa) dan Nozomi (Jepang)
HUKUM KEPLER
Karya Kepler sebagian dihasilkan dari data-data hasil pengamatan yang
dikumpulkan Ticho Brahe mengenai posisi planet-planet dalam geraknya di luar
angkasa. Hukum ini telah dicetuskan Kepler setengah abad sebelum Newton
mengajukan ketiga Hukum-nya tentang gerak dan hukum gravitasi universal. Di
antara hasil karya Kepler, terdapat tiga penemuan yang sekarang kita kenal sebagai
Hukum Kepler mengenai gerak planet.
1. Hukum I : Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, matahari
berada disalah satu fokusnya. Jadi, hukum Kepler pertama secara
akurat menjabarkan orbit sebuah planet mengelilingi matahari.
2. Hukum II :Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama
akan selalu sama. Bahwa Planet bergerak lebih cepat didekat matahari dan
lambat dijarak yang jauh. Sehingga jumlah area adalah sama pada jangka
waktu tertentu.
3. Hukum III : “Perioda kuadrat suatu planet berbanding dengan
pangkat tiga jarak rata-ratanya dari matahari”. dimana P adalah periode orbit
planet dan a adalah axis semimajor orbitnya. Kuadrat waktu yang diperlukan
oleh planet untuk menyelesaikan satu kali orbit sebanding dengan
pangkat tiga jarak rata-rata planet-planet tersebut dari matahari.
GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)
SEJARAH GPS
GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi satelit yang
dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US DoD = United
States Department of Defense). GPS memungkinkan kita mengetahui posisi
geografis kita (lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut). Jadi
dimanapun kita berada di muka bumi ini, kita dapat mengetahui posisi kita dengan
tepat. Sistem navigasi GPS dengan menggunakan satelit pertama kali diluncurkan
oleh angkatan laut Amerika Serikat pada tahun 1960. Nama satelitnya: Transit,
terdiri dari 5 konstelasi satelit. Sebelumnya GPS hanya digunakan untuk
kepentingan militer Amerika Serikat dibawah Departemen Pertahanannya. Baru
pada tahun 1978 kalangan non-militer dapat memanfaatkan kegunaan dari alat ini.
Akan tetapi saat itu baru pada tingkat korporat, dimana penggunaannya terutama di
dunia penerbangan, pembuatan peta, survey dan keperluan ilmiah lainnya. Dengan
kejadian tertembaknya pesawat Korean Airlines di tahun 1983 oleh Uni-Soviet
maka presiden Amerika Serikat waktu itu, Ronald Reagan, memerintahkan
penggunaan sistem GPS untuk kalangan awam secara gratis. Jadi sejak saat itu
industri telekomunikasi memanfaatkan fasilitas ini sebaik mungkin dengan
membuat alat navigasi dan bisa dijual bebas secara langsung.
Hingga Maret 2008, sudah ada 31 satelit yang aktif mendukung sistem GPS yang
mengorbit mengelilingi bumi kita. Kumpulan satelit-satelit itu diberi nama
NAVSTAR-GPS. Pengelolaan penggunaan sistem satelit GPS ini dipegang oleh
Angkatan Udara Amerika Serikat. Selain NAVSTAR-GPS, juga ada konstelasi
satelit lain milik negara-negara tertentu seperti GALILEO milik negara-negara
Eropa, COMPASS milik Cina, GLONASS milik Rusia dan IRNSS milik India.
Mengapa harus ada banyak satelit ?
Satu buah satelit yang mengitari bumi pada ketinggian 20.000 km hanya dapat
meng-cover seper lima dari permukaan bumi.Dengan jumlah 31 satelit yang
mengitari bumi paling tidak ada 8 hingga 12 satelit yang dapat mengirim sinyal
secara bersamaan ke satu titik di bumi. Semakin banyak sinyal yang diterima oleh
receiver GPS di bumi semakin akurat data dan informasi yang tersaji. Karena
semua sinyal yang diterima itu saling mengoreksi satu sama lain yaitu dengan cara
menghitung posisi satelit, selisih sudut dan waktu pengirimannya.
Untuk menginformasikan posisi user, 24 satelit GPS yang ada di orbit sekitar
12,000 mil di atas kita. Bergerak konstan bergerak mengelilingi bumi 12 jam
dengan kecepatan 7,000 mil per jam. Satelit GPS berkekuatan energi sinar
matahari, mempunyai baterai cadangan untuk menjaga agar tetap berjalan pada
saat gerhana matahari atau pada saat tidak ada energi matahari. Roket penguat
kecil pada masing-masing satelit agar dapat mengorbit tepat pada tempatnya.
Satelit GPS adalah milik Departemen Pertahanan (Department of Defense)
Amerika, adapun hal-hal lainnya:
 Nama satelit adalah NAVSTAR
 GPS satelit pertama kali adalah tahun 1978
 Mulai ada 24 satelit dari tahun 1994
 Satelit di ganti tiap 10 tahun sekali
 GPS satelit beratnya kira-kira 2,000 pounds
 Kekuatan transmiter hanya 50 watts atau kurang
PRINSIP DASAR GPS
GPS terdiri dari 3 segmen: Segmen angkasa, kontrol/pengendali, dan pengguna:
1. Segmen angkasa: terdiri dari 24 satelit yang beroperasi dalam 6 orbit
pada ketinggian 20.200 km dan inklinasi 55 derajat dengan periode 12 jam
(satelit akan kembali ke titik yang sama dalam 12 jam). Satelit tersebut
memutari orbitnya sehingga minimal ada 6 satelit yang dapat dipantau pada
titik manapun di bumi ini. Satelit tersebut mengirimkan posisi dan waktu
kepada pengguna seluruh dunia.
2. Segmen Kontrol/Pengendali: terdapat pusat pengendali utama yang
terdapat di Colorodo Springs, dan 5 stasiun pemantau lainnya dan 3 antena
yang tersebar di bumi ini. Stasiun pemantau memantau semua satelit GOS
dan mengumpulkan informasinya. Stasiun pemantau kemudian mengirimkan
informasi tersebut kepada pusat pengendali utama yang kemudian
melakukan perhitungan dan pengecekan orbit satelit. Informasi tersebut
kemudian dikoreksi dan dilakukan pemuktahiran dan dikirim ke satelit GPS.
3. Segmen Pengguna: Pada sisi pengguna dibutuhkan penerima GPS
(selanjutnya kita sebut perangkat GPS)yang biasanya terdiri dari penerima,
prosesor, dan antena, sehingga memungkinkan kita dimanapun kita berada di
muka bumi ini (tanah, laut, dan udara) dapat menerima sinyal dari satelit
GPS dan kemudian menghitung posisi, kecepatan dan waktu.
KEGUNAAN POKOK GPS RECEIVER
 Menentukan kecepatan kapal relatif terhadap suatu titik di darat atau “speed
overground” (s.o.g.)
 Menentukan arah gerakan kapal relatif terhadap suatu titik tertentu di darat
atau “course over ground” (c.o.g.)
 Menentukan jarak tempuh kapal dengan kecepatan tetap atau berubah-ubah
dalam interval waktu tertentu.
 Menentukan perkiraan waktu tiba di pelabuhan tujuan (Estimated Time of
Arrival = ETA)
 Menentukan sisa waktu yang harus ditempuh hingga tempat tujuan
(Estimated Time of Enroute = ETE).
 Menentukan “cross track error” (XTE), jarak dari suatu titik tertentu dari
arah garis pelayaran yang telah ditentukan hingga posisi yang sebenarnya karena
terjadinya penyimpangan arah garis pelayaran setelah berlayar selama waktu
tertentu.
 Menentukan way-point, menyimpan posisi tertentu yang sangat penting
dalam memory, yang dapat digunan untuk titik referensi untuk mengubah arah
pelayaran, sebagai peringatan posisi bahaya navigasi, lokasi untuk labuh jangkar
dan lain-lainnya.
 Membuat bagan panduan bernavigasi menuju way-point tertentu untuk
dilakukan homing. Terdapat dua jenis bagan untuk homing, yang disebut “highway
page” dan “compass page”. Disamping kedua bagan tersebut pada layar terdapat
data sebagi berikut :
- Baringan kearah way-point yang dituju
- Jarak yang harus ditempuh
- Kecepatan kapal (s.o.g.)
-Waktu yang masih harus ditempuh (ETE)
 Menentukan jejak pelayaran dalam bentuk peta (map-page). Dengan skala
yang dapat dipilih menurut sekala yang tersedia dalam program. Pada peta
tersebu terdapat data/gambar
– Posisi-posisi dan arah garis pelayaran(c.o.g.) yang sudah dilayari.
– Posisi akhir menuju way-point berikutnya
– Arah garis pelayaran menuju way-point berikutnya
-.Kecepatan menuju way point tersebut, dan lain-lain
PENENTUAN POSISI DENGAN GPS
Pada dasarnya penentuan posisi dengan GPS adalah pengukuran jarak secara
bersama sama ke beberapa satellit (yang koordinanya telah di ketahui)
sekaligus.untuk menentukan koordinat suatu titik dibumi Receiver, setidaknya
membutuhkan 4 Satellit yang dapat ditangkap sinyalnya dengan baik. Secara
default posisi atau koordinat yang diperoleh bereferensi ke global Datum yaitu
World Geodetic System 1984 atau di singkat WGS’84.
Secara garis besar penentuan posisi dengan GPS ini dibagi menjadi 2 Metode yaitu
Metode Absolut dan Metode Relatif :
Metode Absolut atau dikenal juga sebagai point positioning, menentukan
posisi hanya berdasarkan pada satu pesawat penerima (receiver) saja. Ketelitian
posisi dalam beberapa meter (tidak berketelitian tinggi) dan umumnya hanya
diperuntukkan bagi keperluan NAVIGASI.

Metode Relatif atau disebut dengan Differensial positioning, menentukan


posisi menggunakan lebih dari satu buah receiver, satu GPS dipasang pada lokasi
tertentu di muka bumi dan secara terus menerus menerima sinyal dari satellit
dalam jangka waktu tertentu dijadikan sebagai referensi bagi yang lainnya. Metode
ini menghasilkan posisi berketelitian tinggi (umumnya kurang dari satu meter)
dan diaplikasikan untuk keperluan survey GEODETIC.ataupun pemetaan
yang memerlukan ketelitian tinggi.

KESALAHAN DALAM PENENTUAN POSISI

Beberapa kesalahan dalam penentuan posisi dengan metode absolut ini antara lain
disebabkan oleh : efek multifath,efek selective availability (SA), maupun
kesalahan atas ketidaksinkronan antara peta kerja dan setting yang dilakukan pada
saat penggunaan GPS.
Multifath adalah fenomena dimana sinyal satelit tiba di antenna receiver melalui
dua atau lebih lintasan berbeda. Hal ini biasa terjadi jikalau kita melakukan
pengukuran dekat dengan benda reflektif seperti dibawah kawat yang bertegangan
tinggi, didekat pulau dll. Untuk mengatasinya : Hindari pengambilan dekat dengan
benda-benda reflektif dan lakukan pengambilan secara berulang-ulang dan diambil
rata-ratanya.

SA adalah teknik pemfilteran yang diaplikasikan untuk memproteksi ketelitian


tinggi GPS bagi khalayak umum dengan cara mengacak sinyal-sinyal dari satelit
terutama yang berhubungan dengan informasi waktu. Koreksinya hanya dapat
dilakukan oleh pengelola GPS ataupun pihak militer Amerika saja. SA merupakan
sumber kesalahan paling besar bagi penentuan posisi dengan metode absolut.
Namun dengan menerapkan metode relatif (differential Positioning) kesalahan
tersebut dapat dikurangi.

Ketidak akuratan posis karena setting GPS yang tidak pas ini hanya dapat
diatasi dengan menge-set parameter GPS saat dipakai sesuai dengan parameter
kerja yang dipergunakan. Hal tersebut biasanya terkait dengan system proyeksi dan
koordinat, serta Datum Yang dipergunakan dalam peta kerja.

SEKILAS TENTANG SYSTEM KOORDINAT


Pengenalan tentang system koordianat sangat penting agar dapat menggunakan
GPS secara optimum. Ada dua klasifikasi tentang system koordinat yang dipakai
oleh GPS maupun dalam pemetaan yaitu: system koordinat Globar (GEOGRAFI)
dan system koordinat di dalam bidang proyeksi :
Koordinat GEOGRAFI di ukur dalam lintang dan bujur dalam besaran
derajad desimal, derajad menit desimal, atau derajad menit detik. Lintang diukur
terhadap equator sebagai titik Nol (0° sampai 90° positif kearah utara dan 0°
samapai 90° negatif ke arah selatan). Bujur diukur berdasarkan titik Nol di
Greenwich 0°sampai 180° kearah timur dan 0° samapai 180° kearah barat.

Koordinat didalam bidang proyeksi tertentu. Umumnya berkait erat dengan


system proyeksinya,walaupun adakalanya digunakan Koordinat GEOGRAFI
dalam bidang proyeksinya. Membicarakan system koordinat dalam bidang
proyeksi tidak terlepas dari DATUM. Datum yang umum digunakan dalam
perpetaan yaitu DATUM HORIZONTAL dan DATUM VERTICAL.

ISTILAH – ISTILAH DALAM GPS


 Lock On Road Adalah : Fasilitas ini memungkinkan map pointer akan
selalu berada tepat pada suatu jalur meskipun kenyataannya pengguna
berpindah tempat dalam batas toleransi jarak tertentu.
 Map Orientation Adalah : Atribut ini memungkin untuk menset tampilan
peta di GPS, dimana bila mode: North Up Bagian atas peta yang ditampilkan
adalah identik dengan kutub Utara bumi, sehingga apabila kita melakukan
perjalanan maka yang berubah adalah sudut map pointer.
 Track Up : Bagian atas peta searah dengan apa yang ada di depan
pengguna. Pergerakan yang terjadi akan mengakibatkan peta yang ada pada GPS
device akan berubah/berputar arah.
 Point Of Interest (POI) Adalah : Objek/tempat-tempat menarik (POI: Point
Of Interest) adalah fasilitas yang di berikan Garmin untuk menandai
sekaligus mengelompokkan suatu lokasi, sehingga mempermudah dalam proses
pencariannya.
 Routing Adalah : Pengguna diberi kemudahan dalam menentukan jalur yang
akan ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Terdapat tiga tipe pencarian jalur
yakni: Short distance (jarak tempuh terdekat) Faster Time (waktu tempuh tercepat)
Off Road (abaikan jalan yang ada, tarik garis lurus dari tempat berada ke tempat
tujuan).
 Tracklog Interval Adalah : berguna untuk menandai perjalanan yang telah
dilalui, sehingga apabila diperlukan pengguna bisa balik ke jalur semula
dengan menelusuri kembali jejak track yang telah terbentuk.
 Waypoint Adalah : bisa diartikan sebagai penanda sementara terhadap suatu
posisi dan setiap GPS device memiliki total jumlah waypoint yang berbeda-beda.
PENGENALAN ALAT NAVIGASI ELECTRONIK DI ATAS KAPAL
DESEMBER 7, 2012 BY DEDYDAULAY

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bernavigasi adalah merupakan bagian dari kegiatan melayarkan kapal dari suatu
tempat ketempat lain. Pengetahuan tentang alat-alat navigasi sangat penting untuk
membantu seorang pelaut dalam melayarkan kapalnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, modernisasi peralatan navigasi
sangat membantu akurasi penentuan posisi kapal di permukaan bumi, sehingga
dapat menjamin terciptanya aspek-aspek ekonomis. Sistem navigasi di laut
mencakup beberapa kegiatan pokok, antara lain:
 Menentukan tempat kedudukan (posisi), dimana kapal berada di permukaan
bumi.
 Mempelajari serta menentukan rute/jalan yang harus ditempuh agar kapal
dengan aman, cepat, selamat, dan efisien sampai ke tujuan.
 Menentukan haluan antara tempat tolak dan tempat tiba yang diketahui
sehingga jauhnya/jaraknya dapat ditentukan.
 Menentukan tempat tiba bilamana titik tolak haluan dan jauh diketahui.

1.2 Tujun Penulisan


Secara umum tujuan mempelajari teori ini adalah agar taruna dapat mengenal hal
dasar mengenai alat navigasi elektronik, sehingga kesulitan yang mungkin akan
terjadi pada saat bernavigasi dapat diatasi. Adapun tujuan khusus mempelajari teori
ini adalah :
– Dapat mengetahui macam-macam alat navigasi elektronik.
– Dapat memahami fungsi serta kegunaan dari alat navigasi tersebut.
– Dapat mengetahui prinsip dan cara kerja dari alat navigasi tersebut.
– Dapat mengetahui kelebihan serta kekurangan dari alat navigasi tersebut.
Selain itu juga sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir semester IV.
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah yg dibahas pada penulisan paper ini adalah mengenai alat-alat navigasi
elektronik diatas kapal serta prinsip dan cara kerjanya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Navigasi
Navigasi adalah proses melayarkan kapal dari satu tempat ke tempat lain dengan
lancar aman dan efisien.
Alat navigasi adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam bernavigasi, Alat
navigasi dibagi menjadi dua macam yaitu alat navigasi konvensional dan
elektronik.

2.2 Macam – macam Alat Navigasi Elektronik

2.2.1 Radar
2.2.1.1 Pengertian Radar
Radar singkatan dari “Radio Detection and Ranging” adalah peralatan navigasi
elektronik terpenting dalam pelayaran. Pada dasarnya radar berfungsi untuk
mendeteksi dan mengukur jarak suatu obyek di sekeliling kapal. Disamping dapat
memberikan petunjuk adanya kapal, pelampung, kedudukan pantai dan obyek lain
disekeliling kapal, alat ini juga dapat memberikan baringan dan jarak antara kapal
dan objek-objek tersebut.
Oleh karena itu radar sangat bermanfaat untuk mengetahui kedudukan kapal lain
sehingga dapat membantu menghindari/ mencegah terjadinya tabrakan dilaut.
Radar akan sangat berguna pada saat cuaca buruk, keadaan berkabut, dan berlayar
di malam hari terutama apabila petunjuk pelayaran seperti lampu suar, pelampung,
bukit atau bangunan visual tidak dapat diamati.
Kelebihan utama radar dibandingkan dengan alat navigasi elektronik lain adalah
radar tidak memerlukan stasiun-stasiun pemancar.

2.2.1.2 Bagian-bagian Radar

a) Timer (trigger)
Bagian ini berfungsi untuk membangkitkan pulsa-pulsa yang bertegangan tinggi
yang diteruskan pada modulator dan indikator dalam waktu yang sama. Untuk
menyamakan waktu ini, maka diperlukan pengukur waktu yang berguna mengukur
waktu pemancaran pulsa-pulsa radio yang dipancarkan itu.
b) Modulator
Bagian ini berfungsi untuk memodulir gelombang radio (pulsanya) yang
dipancarkan dan untuk memperkuat atau mempertinggi tegangan pulsa yang akan
dipancarkan. Tegangan tinggi ini didapat dari tabung magnetron. Dengan demikian
guna membangkitkan tegangan tinggi, pemancar harus dijalankan (dihidupkan)
lebih dahulu (stand by)
c) Pemancar (transmitter)
Memberikan energi yang besar pada pulsa-pulsa dalam bentuk yang disebut tenaga
puncak (peak power) yang kemudian disalurkan ke penghantar gelombang
(wafeguide) terus ke antena, dari antena pulsa itu disalurkan ke udara dalam bentuk
elektron yang berputar. Bagian pemancar ini pada instalasi dikapal disatukan
dalam satu kabin atau kotak.
d) Penghubung TR dan Anti TR
Tenaga gelombang radio yang dipancarkan oleh bagian pemancar (transmitter) dan
tenaga gema pulsa yang kembali dari sasaran melalui antena ke bagian penerima
(receiver) sama-sama melalui penghantar gelombang yang sama. Untuk mengatur
penyaluran energi pulsa ke antena dan dari antena penerima tersebut dilakukan
secara berganti-ganti dengan menggunakan penghubung (swich) elektronik (neon)
yang dinamakan TR dan anti TR swich (TR = Transit and Receive). Penghubung
TR bertugas mencegah pulsa-pulsa yang bertegangan tinggi dari pemancar masuk
ke bagian penerima yang sensitif terhadap tegangan tinggi. dengan demikian TR
mencegah penerima dari kerusakan dan mencegah hilangnya energi yang
dipancarkan (bila masuk ke bagian penerima). Anti TR menyalurkan energi gema-
gema pulsa ke bagian penerima dan mencegah masuknya energi ini ke bagian
pemancar.
e) Bagian penerima (receiver)
Memisahkan (mendeteksi) dan memperkuat energi yang diterima dari sasaran.
Hasil deteksi selubung getaran radio ini diperkuat disalurkan ke bagian penguat
gambar (video amplifier) lalu diteruskan ke bagian indikator atau PPI unit.
f) Bagian PPI (Plan Position Indikator)
Kadang-kadang disebut juga sebagai display unit, fungsinya untuk memperlihatkan
sasaran gambar yang terkena pancaran pulsa dan menentukan arah serta jarak
sasaran dalam azimut PPI dilengkapi dengan Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray
Tube) dan rangkaian yang disebut dasar waktu (time base) yang mengatur panjang
atau lamanya sweep sesuai dengan jarak lamanya waktu yang digunakan.
g) Bagian Antena
Antena terdiri dari tiga bagian khusus yaitu :
 Motor yang memutar antena
 Servo atau sinkro sistem yang terdiri dari generator sinkro (servo).
 Pada antena yang mengatur putaran gir mikro swit pada antena dan motor
sinrkonnya pada putaran pembelok TSK.
 Mikro swit gunanya untuk menunjukkan cahaya haluan (heading plas)
kecuali antena yang berbentuk parabol itu, ketiga bagian ini biasanya
ditempatkan dalam satu kotak yang disebut pedestal.

2.2.1.3 Prosedur Pengoperasian Radar


a) Prosedur Menghidupkan (ON)
Pada prinsipnya prosedur penggunaan radar adalah sama untuk semua jenis radar
dan prosedur penggunaan biasanya ada dalam buku manual operasi.
Sebelum memutar tombol utama dan tombol-tombol function pada posisi “ON”
pastikan tombol-tombol pada panel radar berada pada posisi “OFF”/penuh
berlawanan dengan arah jarum jam.
Setelah bagian tombol-tombol pada panel radar berada pada posisi sebagaimana di
atas maka radar dapat kita hidupkan (pastikan bahwa antena dapat berputar dengan
bebas). Kemudian dilanjutkan prosedur pengoperasian sebagai berikut :
 Perhatikan setting jarak tidak terlalu pendek
 Selaraskan kecerahan
 Selaraskan fokus dengan memperhatikan gelang jarak
 Selaraskan amplifikasi sampai berbentuk bintik-bintik kabur pada skrin
 Set garis jarak pada kisaran jarak yang rendah dan gunakan pemilihan
frekuensi secara otomatis.
 Selaraskan penekanan gema laut untuk mendapatkan kontras yang baik
 Set switch jarak sesuai keperluan dan selaraskan lagi switch fokus
 Pastikan gambar berada di tengah-tengah
 Set penanda haluan pada 0o atau pada haluan kapal sesuai tampilan yang
akan digunakan.
 Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum pengoperasian radar adalah:
 Semua switch dalam kaeadan minimum
 Kekuatan listrik yang betul
 Pastikan tidak ada orang disekitar antenna atau antenna betul-betul bebas
dari hambatan seperti tali atau benda lain yang akan mengganggu
perputaran antena.
b) Prosedur Mematikan (Off)
Bila radar tidak akan digunakan dalam periode waktu yang panjang, putar tombol
function dan antena pada posisi Off selanjutnya tombol-tombol yang lain putar
pada posisi sebelum diaktifkan.

2.2.1.4 Prinsip Kerja Radar


Seperti telah diketahui radar menggunakan prinsip pancaran gelombang radio
dalam bentuk ‘microwave band’. Pulsa yang dihasilkan oleh unit pemancar
(transmitter unit) dikirim ke antena melalui swich pemilih pancar/terima elektronik
(T/R electronic switch). Pada saat pengiriman sinyal antena akan berputar 10
hingga 30 kali/menit dengan memancarkan denyutan/pulsa 500 hingga 3000
kali/detik. Ketika pemancaran, pulsa ini akan dipantulkan kembali apabila
mengenai sasaran dalam bentuk gema radio (radio echo). Pulsa yang dipantulkan
ini akan diterima kembali oleh antena dan dikirim ke unit penerima (receiver)
melalui switch pemilih pancar/terima. Pulsa ini akan di kuatkan dan akan dideteksi
dalam bentuk sinyal radio yang seterusnya dibesarkan lagi kekuatannya pada
indicator.
Setiap kali gelombang elektrik dipancarkan, bintik-bintik putih akan terbentang
dari pusat skrin/skop radar dengan kecepatan konstan dan akan membuat garis
sapuan. Garis sapuan ini akan bergerak disekeliling pusat skop dan berputar searah
jarum jam dimana putarannya selaras dengan putaran antena. Apabila sinyal video
(video signal) digunakan dalam indikator, bintik putih diatas garis sapuan ini akan
diubah kedalam bentuk gambar/bayang-bayang. Posisi gambar ini akan sejalan
dengan arah gelombang elektrik yang dipancarkan serta jarak posisi gambar ini
dengan pusat skop radar adalah berdasarkan jarak kapal dengan sasaran di suatu
tempat. Dengan demikian posisi penerima sinyal kapal senantiasa berada di pusat
skop pada tabung sinar katoda dan dikelilingi oleh objek/sasaran.

2.2.2 GPS
2.2.2.1 Pengertian GPS
GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. Nama
formalnya adalah NAVSTAR GPS kependekan dari NAVigation Satellite and
Ranging Global Positioning System.
Dalam hal penentuan posisi, GPS dapat memberikan ketelitian posisi yang
spektrumnya cukup luas. Dari yang sangat teliti sampai yang biasa- biasa saja.
Ketelitian posisi yang diperoleh secra umum akan bergantung pada empat faktor,
yaitu :
 Metode penentuan posisi yang digunkan
 Geometri dan distribusi dari satelit – satelit yang diamati.
 Ketelitian data yang digunakan.
 Strategi / metode pengolahan data yang diterapkan.
Selain memeberikan informasi tentang waktu, GPS juga dapat digunakan untuk
mentransfer waktu dari satu tempat ke tempat lain. Ketelitian sampai beberapa
nanodetik dapat diberikan oleh GPS untuk transfer waktu antar benua.

2.2.2.2 Pengoperasian GPS


GPS mempunyai beberapa macam (model) seperti VALSAT – 021, namun secara
umum prinsip dasar pengoperasiannya adalah relative sama dan yang
membedakannya adalah tipe dan merek GPS receiver yang bersangkutan. Prosedur
pengoperasian GPS model VALSAT 021 adalah sebagai berikut.
a) Menghidupkan Unit GPS
Sebelum menghidupkan GPS kita harus mengetahui posisi duga saat
pengoperasian. Secara prinsip pengoperasian GPS sangatlah mudah dengan urut-
urutan sebagai berikut:
 Tekan ON/ OFF untuk menghidupakn
 Atur kecerahan cahaya dilayar tampilan
 Untuk mematikan perangkat, tekan kunci ON /OFF selama 3 detik
b) Mengoperasikan Navigator
1) Self Localization
GPS dengan mudah dapat memberikan informasi mengenai posisi kita
dipermukaan bumi disertai dengan waktu, dan kalender. GPS mencari sinyal satelit
pertama, dan saat itu juga dipergunakan untuk pembaruan data tentang waktu dan
kalender (update). Pencaraian sinyal–sinyal satelit ini dipergunakan untuk
memperbaharui data mengenai waktu dan kalender. Proses ini memerlukan waktu
rata – rata 15 menit.
2) Memasukan Posisi Perkiraan
Diperlukan waktu beberapa menit untuk mendapatkan posisi yang kemudian
dimasukan sebagai posisi perkiraan.
1. tekan kunci POS, kordinat Lat/Lon ditampilkan pada layar. POS 1 akan
berkedip selama GPS tidak terkunci.
2. Tekan kunci LNI, karakter pertama dari lat/ lintang akan berkedip
 Tekan +/- untuk memilih Utara / Selatan ( N/ S )
 Masukan data Lat / Lintang
 Dilihat bahwa karakter pertama dari lon/ bujur apakah sudah berkedip.
 Tekan +/- untuk memilih Timur / Barat ( E / W )

POS 1 berhenti berkedi saat GPS terkunci.


3) Pemilihan sistem Geodesi
 Tekan ( +/- ) menuju ketampilan fungsi kedua.
 Tekan “6” untuk mendapatkan fungsi F6, kemudian ENT.
 Tekan ? untuk memilih sistem Geodesi, kemudian ENT.
Setiap sistem geodesi memberikan perhitungan mengenai posisi lat/lon yang
berbeda.
4) Pengenalan tentang ketinggian antena
 Tekan POS< POS 1 muncul dilayar tampilan.
 Tekan ? untuk menampilkan POS 2.
 Tekan ENT untuk memasukan data ketinggian antena dalam sistem. Yang
dimaksud ketinggian disini adalah ketinggian antena terhadap rata – rata
permukaan laut.
c) Mendapatkan posisi
 Tekan POS
 POS 1 muncul dilayar tampilan.
 Posisi ini selalu diperbaharui / dikoreksi setiap 1 detik.
 XY atau XYZ menunjukan operasi dalam 2 atau 3 dimensi.
 Indikator “POS 1 “ akan tetap saat GPS dikunci
d) Menentukan Kecepatan dan Arah.
 Tekan NAV
 Nav 1 akan mumcul dilayar tampilan.
 Baris pertama menunjukan kecepatan dalam knots.
 Baris kedua menunjukan arah dalam derajat.
e) Memasukan Titik Posisi (Waypoint)
 Tekan WPT.
 WPT 1 akan muncul dilayar tampilan
 Masukan nomor titik posisi. Nomor ini ditampilkan pada baris kedua, di
bawah huruf WPT
 Tekan ENT
Karakter pertama untuk latitude (lintang) akan berkedip
(menandakan siap untuk memasukan data ).
 Tekan +/- untuk pilihan N ( utara ) atau S ( selatan ).
 Masukan koordinat lintang ( lititude )
 Kemudian periksa, karakter pertama dari bujur ( longitude ) akan berkedip
(menandakan siap untuk memasukan data)
 Tekan +/- untuk pilihan E ( timur ) atau W ( barat )
 Masukan koordinat bujur.
 Tekan ENT.
f) Pemberian nama setiap titik posisi (Waypoint)
 Tekan WPT
 WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.
 Tekan ?
 Pilih nomor titik posisi ( waypoint )
 Tekan ENT. Karakter pertama akan berkedip.
 Tekan kunci (angka), yang berkenaan dengan huruf pertama dan tekan +/-
untuk memilih huruf yang diinginkan.
 Tulis sesuai yang dikehendaki.
g) Menghapus titik posisi (waypoint ) dan namanya.
 Tekan WPT.
 WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.
 Masukan nomor titik posisi ( waypoint ).
 Tekan ENT
 Tekan Nav, sekarang posisi adalah
ü 00o 00’ 000N
ü 00o 00’ 000E
ü dan namanya juga ikut terhapus.
 Tekan ENT
h) Memasukan koordinat saat ini kedalam titik posisi ( waypoint ) secara
otomatis.
 Tekan WPT
 WPT 1 akan muncul dilayar
 Masukan nomor titik posisi ( waypoint )
 Tekan ENT POS ENT
 Posisi saat ini secara otomatis tersimpan didalam titik posisi (waypoint)
sesuai nomor waypoint yang kita isikan.
2.2.3 RDF

2.2.3.1 Pengertian RDF


RDF (Radio Direction Finder) adalah pesawat radio pencari arah yang
dioperasikan melalui penerimaan gelombang elektromagnetik oleh pemancar yang
dipancarkan oleh stasiun pemancar.

2.2.3.2 Prinsip Kerja RDF


Antena pesawat Radio Direction Finder (RDF) akan menerima gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan oleh stasion pemancar. Oleh karena antena itu
merupakan suatu penghantar yang baik maka gelombang elektromagnetik dari
pemancar yang diterima oleh antena akan membangkitkan arus gelombang yang
getarannya sama dengan getaran gelombang elektromagnetik dari pemancar.
Bila bidang bingkai antena searah dengan arah datangnya isyarat dari pemancar
maka tegangan yang dijangkitkan dalam antena akan maksimum dan bila bidang
bingkai antena diputar 90o tidak searah lagi dengan arah datangnya isyarat maka
tidak ada tegangan yang terjangkit dalam antenna dan isyarat tidak akan terdengar
isyarat yang diterima oleh antenna diteruskan ke kotak penerima dan arah
pemancar akan berada pada suara yang terkeras. Karena petunjuk arah
dihubungkan dengan antena maka arah datangnya isyarat dapat dibaca pada
indikatornya.
Pada sistem dua bingkai, bingkai yang satu mengarah ke haluan dan buritan
sedangkan yang lain ke sisi iri dan kanan pada kapal. Ujung masing-masing
bingkai dihubungkan pada dua buah kumparan yang terpisahkan dan berkedudukan
tegak lurus satu sama lain di dalam pesawat penerima. Bila pemancar berada antara
dua bingkai itu maka kedua bingkai itu akan menghasilkan tegangan yang
menimbulkan medan magnit. Tiap medan magnit akan menggambarkan sebagai
vektor, jumlah vektor itulah menunjukkan arah tempat di mana pemancar berada.

2.2.3.2 Pengoperasian RDF


Menghidupkan atau mematikan dan mengoperasikan atau menggunakan
pesawat R.D.F pada prinsipnya sama dengan peralatan radio lainnya.
Cara menghidupkan :
 Hubungkan pesawat dengan jala-jala listrik agar pesawat mendapat tenaga
dengan menempatkan switch pada kedudukan ON.
 Tunggu beberapa menit sampai pesawat mendapat panas yang cukup dan
kemudian tempatkan power switch pada keduudkan yang dikehendaki
menurut jumlah voltage yang masuk.
 Tombol-tombol diatur pada kedudukan yang diperlukan untuk mendapat
arah stasionnya.
Menggunakan pesawat R.D.F
Sebelum mengoperasikan/menggunakan pesawat R.D.F harus hafal namanama
tombol serta kegunaannya. Hal ini adalah untuk memudahkan dalam
mengoperasikannya.
 Letakkan power switch pada kedudukan 1,2,3 menurut jumlah voltage yang
masuk.
 Letakkan sistem switch pada kedudukan receiver.
 Tempatkan band switch pada band yang dikehendaki kalau untuk radio
beacon tempatkan pada band 1 dan kalau untuk broad cast tempatkan pada
band 2.
 Letakan wave form switch menurut mode isyarat yang dikehendaki
(lihat kegunaan masing-masing kedudukan).
 Carilah frekuensi gelombang radio yang akan dibaring dengan menggunakan
tombol tuning.
 Tombol auto frekuensi gain dan receiver frekuensi diatur sampai
mendapatkan volume suara yang baik.
 Apabila diagram angka delapan yang terlihat pada tabir terlampau
pendek, maka tombil radius diatur pelan-pelan sampai panjang yang
dikehendaki.
 Dalam mendapatkan diagram angka delapan diusahakan sampai dapat
membentuk satu garis lurus dengan menggunakan tombol fine control.
Cara mematikan :
Untuk mematikan RDF setelah digunakan maka tombol-tombol seperti AF gain,
RF gain radius ditempatkan pada kedudukan minimum.

2.2.4 Echosounder

2.2.4.1 Definisi Echosounder


Sebuah echosounder ilmiah adalah perangkat yang menggunakan teknologi
SONAR untuk pengukuran bawah air fisik dan biologis komponen-perangkat ini
juga dikenal sebagai SONAR ilmiah. Aplikasi termasuk batimetri, klasifikasi
substrat, studi vegetasi air, ikan, dan plankton, dan diferensiasi massa air.
Echosounder merupakan salah satu teknik pendeteksian bawah air. Dalam
aplikasinya, Echosounder menggunakan instrument yang dapat menghasilkan
beam (pancaran gelombang suara) yang disebut dengan transduser. Echosounder
adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan
gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali
dari dasar air.
2.2.4.2 Bagian-Bagian Echosounder
 Time Base
Time base berfungsi sebagai penanda pulsa listrik untuk mengaktifkan pemancaran
pulsa yang akan dipancarkan oleh transmitter melalui transducer. Suatu perintah
dari time base akan memberikan saat kapan pembentuk pulsa bekerja pada unit
transmitter dan receiver.
 Transmiter
Transmitter berfungsi menghasilkan pulsa yang akan dipancarkan. Suatucperintah
dari kotak pemicu pulsa pada recorder akan memberitahukan kapan pembentuk
pulsa bekerja. Pulsa dibangkitkan oleh oscillator kemudian diperkuat oleh power
amplifier, sebelum pulsa tersebut disalurkan ke transducer
 Transducer
Fungsi utama dari transducer adalah mengubah energi listrik menjadi energi suara
ketika suara akan dipancarkan ke medium dan mengubah energi suara menjadi
energi listrik ketika echo diterima dari suatu target. Selain itu fungsi lain dari
transducer adalah memusatkan energi suara yang akan dipantulkan sebagai beam.
Pulsa ditransmisikan secara bersamaan oleh keempat kuadran tetapi sinyal diterima
oleh masing-masing kuadran dan diproses secara terpisah. Keempat kuadran diberi
label a – d. Sudut θ pada satu bidang dibedakan oleh perbedaan fase (a – b) dan (c
– d), jumlah sinyal (a + c) dibandingkan dengan jumlah sinyal (b + d). Sudut φ di
dalam bidang tegak lurus terhadap yang pertama adalah sama dibedakan oleh
perbedaan fase antara (a + b) dan (c + d). Kedua sudut tersebut mendefinisikan
arah target yang spesifik (MacLennan dan Simmonds, 2005).
Kesulitan yang dihadapi untuk mengeliminir faktor beam pattern dapat diatasi
dengan menggunakan split beam method. Metode ini menggunakan receiving
transducer yang dibagi menjadi 4 kuadran. Pemancaran gelombang suara
dilakukan dengan full beam yang merupakan penggabungan dari keempat kuadran
dalam pemancaran secara simultan. Selanjutnya, sinyal yang memancar kembali
dari target diterima oleh masing-masing kuadran secara terpisah, output dari
masing-masing kuadran kemudian digabungkan lagi untuk membentuk suatu full
beam dengan 2 set split beam. Target tunggal diisolasi dengan menggunakan
output dari full beam sedangkan posisi sudut target dihitung dari kedua set split
beam.
Transducer dengan sistem akustik split beam ini pada prinsipnya terdiri dari empat
kuadran yaitu Fore, Aft, Port dan Starboard transducer. Transducer split beam
memiliki beam yang sangat tajam (100) dan mempunyai kemampuan menentukan
posisi target dalam bentuk beam suara dengan baik yaitu dengan mengukur beda
fase dari sinyal echo yang diterima oleh kedua belah transducer (Simrad, 1993).
 Reciever
Receiver berfungsi menerima pulsa dari objek dan display atau recorder sebagai
pencatat hasil echo. Sinyal listrik lemah yang dihasilkan oleh transducer setelah
echo diterima harus diperkuat beberapa ribu kali sebelum disalurkan ke recorder.
Selama penerimaan berlangsung keempat bagian transducer menerima echo dari
target, dimana target yang terdeteksi oleh transducer terletak dari pusat beam suara
dan echo dari target akan dikembalikan dan diterima oleh keempat bagian
transducer pada waktu yang bersamaan
Split beam echosounder modern memiliki fungsi Time Varied Gain (TVG) di
dalam sistem perolehan data akustik. TVG berfungsi secara otomatis untuk
mengeliminir pengaruh attenuasi yang disebabkan oleh geometrical sphreading dan
absorpsi suara ketika merambat di dalam air.
 Recorder
Recorder berfungsi untuk merekam atau menampilkan sinyal echo dan juga
berperan sebagai pengatur kerja transmitter dan mengukur waktu antara
pemancaran pulsa suara dan penerimaan echo atau recorder memberikan sinyal
kepada transmitter untuk menghasilkan pulsa dan pada saat yang sama recorder
juga mengirimkan sinyal ke receiver untuk menurunkan sensitifitasnya (FAO,
1983).
2.2.5 AIS
2.2.5.1 Pengertian AIS
Automatic Identification System ( AIS ) adalah sistem pelacakan kapal jarak
pendek, digunakan pada kapal dan Stasiun Pantai untuk mengidentifikasi dan
melacak kapal dengan menggunakan pengiriman data elektronik dengan kapal
lainnya dan stasiun pantai terdekat. Informasi seperti identifikasi posisi, tujuan, dan
kecepatan dapat ditampilkan pada layar komputer atau ECDIS ( Electronic Charts
Display and Information System ).AIS ditujukan untuk membantu awak kapal
dalam bernavigasi dan memungkinkan pihak berwenang maritim untuk melacak
dan memantau gerakan kapal, Sistem AIS terintegrasi dari Radio VHF transceiver
standar dengan Loran-C atau Global Positioning System ( GPS), dan dengan
sensor navigasi elektronik lainnya, seperti gyrocompass dan lain-
lain.Untuk aturannya AIS sendiri International Maritime Organization ( IMO )
sudah membuat suatu aturan yaitu Regulation 19 of SOLAS Chapter V yang berisi
tentang pemasangan AIS dimana kapal-kapal diwajibkan untuk memasang
perangkat AIS transponder terutama pada kapal penumpang, kapal tangker dan
kapal berukuran 300 Gross Tonnage keatas. Peraturan tersebut juga memuat
tentang keharusan AIS untuk menyediakan data informasi berupa identitas kapal,
jenis kapal, posisi, tujuan, kecepatan, status navigasi dan informasi lainnya yang
berhubungan dengan keselamatan pelayaran.

AIS yang digunakan pada peralatan navigasi yang penting untuk menghindari dari
kecelakaan akibat tabrakan. Karena keterbatasan dari kemampuan radio, dan
karena tidak semua kapal yang dilengkapi dengan AIS, sistem ini berarti yang
diutamakan untuk digunakan sebagai alat peninjau dan untuk menghindarkan
resiko dari tabrakan daripada sebagai sistem pencegah tabrakan secara otomatis,
sesuai dengan International Regulations for Preventing Collisions at Sea
(COLREGS).
Persyaratan AIS hanya untuk menampilkan dasar teks informasi, data yang berlaku
dapat diintegrasikan dengan sebuah graphical electronic chart atau sebuah tampilan
radar, menyediakan informasi navigasi gabungan pada sebuah tampilan tunggal.

Vessel Traffic Service


Saat perairan dan pelabuhan ramai, Vessel Traffic Service (VTS) boleh ada dalam
mengatur lalu lintas kapal. Sekarang, AIS menyediakan kesadaran akan lalu lintas
tambahan dan menyediakan pelayanan dengan informasi tentang keberadaan kapal
lain dan alur lintasannya.

Aids to Navigation
AIS telah berkembang dengan kemampuan dalam menyampaikan informasi
mengenai posisi serta nama suatu kapal, yakni dapat melayani pengiriman
pertolongan navigasi dan menandai posisi kapal. Bantuan ini dapat dilokasikan di
pantai, misanya pada sebuah mercusuar, atau pada air, pada platform atau
pelampung. Penjaga pantai Amerika Serikat (The US Coast Guard) mengusulkan
bahwa AIS boleh diganti RACON, atau rambu radar, baru-baru ini digunakan
untuk bantuan navigasi elektronik.
Kemampuan pada bantuan menyiarkan navigasi juga telah membuat konsep berupa
Virtual AIS, disebut juga sebagai Synthetic AIS atau Artificial AIS. Istilah tersebut
dapat diartikan 2 kasus; pada kasus pertama, sebuah transmisi AIS
mendeskripsikan posisi nyata tetapi signalnya tersebut berasal dari sebuah lokasi
penerima di tempat lain. Contohnya, pada stasiun pantai yang menyiarkan posisi,
10 floating channel markers, dimana masing-masing stasiun amat kecil untuk
menampung penerima itu sendiri. Pada kasus kedua, hal tersebut dapat diartikan
bahwa transmisi AIS mengindikasikan sebuah penandaan yang dimana tidak
terlihat secara fisik, atau menyangkut sebuah penandaan suatu benda yang tidak
terlihat (Karang di bawah permukaan laut atau kapal yang tenggelam).

Search and Rescue


Berfungsi untuk menentukan suatu posisi dalam pengoperasian Marine Search &
Rescue, hal ini sangat berguna untuk mengetahui letak dan status navigasi dari
suatu kapal atau orang yang membutuhkan pertolongan. Sekarang AIS dapat
memberikan tambahan informasi dan sumber perhatian pada layar operasi,
meskipun jarak AIS dibatasi pada jarak radio VHF. Standar AIS juga
menginginkan pemakaian tepat pada SAR Aircraft dan memberikan sebuah pesan
(AIS Message 9) untuk Aircraft pada keberadaan posisi. Kegunaan aircraft dan
vessels SAR pada lokasi keadaan bahaya terdapat alat AIS-SART AIS Search abd
Rescue Transmitter yang baru-baru ini sedang dikembangkan oleh International
Electronical Commission (IEC), standar dijadwalkan untuk diselesaikan pada akhir
tahun 2008 dan AIS-SART akan diperoleh di pasar mulai tahun 2009.

Binary Message
Saint Lawrence Seaway menggunakan pesan kembar atau dikenal dengan nama
AIS binary message (message tipe 8) untuk memberikan informasi tentang level
air, tata tertib pintu air, dan cuaca pada sistem kenavigasian itu sendiri.
Computing dan networking
Beberapa program computer telah dibuat untuk digunakan bersamaan AIS data.
Beberapa program menggunakan sebuah computer untuk memodulasi pendengaran
yang murni dari sebuah alat konvensional, marine VHF radio telephone, yang
diperbaiki untuk AIS broadcast frequency (Channel 87 and 88) ke dalam AIS data.
Beberapa program dapat mengirim ulang informasi AIS ke jaringan lokal atau
global yang menyediakan otoritas pengguna atau publik untuk mengobservasi lalu
lintas kapal dari suatu jaringan lainnya. Beberapa tampilan program data AIS
dikirim dari sebuah pengirim resmi AIS ke dalam sebuah computer atau
chartplotter. Kebanyakkan dari beberapa program tidak berupa AIS transmitter,
oleh karenanya peralatan tersebut tidak akan memberitahu posisi kapal anda tetapi
mungkin dapat digunakan sebagai alternative yang relatif murah bagi kapal kecil
untuk memberikan bantuan navigasi dan menghindari tabrakan dengan kapal yang
lebih besar yang diharuskan untuk memberitahu posisinya. Pemakai kapal juga
menggunakan penerima (receiver) untuk menemukan dan mengontrol kapal dan
menambahkan koleksi dokumen.

Concern over web-based data


Pada bulan desember 2004, IMO menyalahkan penggunaan data secara bebas yang
tidak bertanggung jawab dengan pernyataan berikut.
Dalam hubungannya untuk mengumumkan ketersediannya informasi AIS secara
gratis, data kapal yang dikembangkan pada website, publikasi pada website atau
transnisi data AIS lainnya bisa mengancam keselamatan dan keamanan kapal dan
fasilitas pelabuhan dan menghambat usaha organisasi beserta anggotanya dal
upaya meningkatkan keselamatan navigasi dan keamanan sector kelautan
internasional.

2.2.5.2 Cara kerja AIS


Transponder AIS menayangkan informasi secara otomatis, seperti posisi,
kecepatan, dan status navigasi pada interval waktu tertentu melalui transmitter
VHF yang terpasang pada transponder. Informasi tersebut diambil langsung dari
sensor navigasi kapal, khusussnya dari penerima GNSS dan gyrocompasnya.
Informasi lain, seperi nama kapal dank kode pemanggil VHF di program ketika
memasang peralatan juga ditransmisikan secara berkala. Sinyal tersebut diterima
oleh transponder AIS yang dipasang papa kapal atau di darat bergantung pada
sistemnya, seperti pada sistem VTS. Informasi yang diterima dapat ditampilkan
pada sebua layar atau plot grafik yang menunjukkan posisi kapal lain dengan
tampilan sesua yang terdapat pada layar radar.
Standar AIS menjelaskan 2 kelas unit AIS:
 Kelas A, digunakan pada kapal-kapal yang tercantum dalam SOLAS
Chapter V(dan kapal lain di beberapa negara)
 Kelas B, menggunakan daya yang kecil, biaya yang relativ murah untuk
penggunaan pasar non-SOLAS.
Varisai-variasi yang lain saat ini sedang dalam pengembangan dan di khususkan
untuk penggunaan di stasiun, pertolongan navigasi darura dan SAR, yang mana
peralatan tersebut akan menjadi pengganti dari peralatan sebelumnya.
Khusus untuk kelas A, transponder AIS ini terdiri dari sebuah transmitter VHF, 2
penerima VHF TDMA, satu penerima VHF DSC, penghubung menuju display dan
sistem sensor menggunakan komunikasi elektronik berstandar maritime (seperti
NMEA 0183, yang dikenal dengan IEC 61162). Pengalokasian waktu menjadi
bagian yang sangat vital untuk proses sinkronisasi yang baik dan pemetaan untuk
kelas A. Oleh karena itu, setiap unit diharuskan memiliki penerima GPS internal.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam penulisan ini yaitu, mengetahui jenis
dan fungsi alat navigasi sangat penting, hal ini dikarenakan banyaknya bahaya
navigasi yang dapat mengancam keselamatan pelayaran, dan untuk
menghindarinya dibutuhkan pengetahuan tentang alat-alat navigasi untuk
menentukan alat mana yang harus digunakan pada saat terjadi suatu bahaya
navigasi.
Beberapa fungsi alat navigasi pada paper ini adalah, GPS diperlukan untuk
menentukan posisi kapal, Radar digunakan untuk melihat keadaan di sekitar kapal
pada jarak yang sudah ditentukan sebelumnya, AIS digunakan untuk
mengidentifikasi kapal yang sedang mendekati kapal kita, RDF untuk mencari arah
gelombang radio dan dapat juga digunakan sebagai penanda pada kapal penangkap
ikan.

3.2 Saran
Paper ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu dibutuhkan kritik dan saran
sebagai masukan untuk penulis guna memperbaiki segala kekurangan yang ada
pada penulisan ini.

Anda mungkin juga menyukai