KELOMPOK 10
Anggota :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SAHID
2018/2019
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gempa bumi dan gelombang tsunami tanggal 26 Desember 2005 silam telah
mengakibatkan kehancuran dan penderitaan yang luar biasa bagi masyarakat, terutama di
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nias dan Sumatera Utara. Tidak kurang dari 120.000
orang tewas dalam bencana tersebut dan lebih dari 400.000 orang kehilangan tempat tinggal
dan harta benda mereka. Sementara infrastruktur dasar (suplay air bersih dan sanitasi, jalan
dan jembatan, rumah sakit dan sekolah), telekomunikasi dan aliran listrik rusak parah.
Pulau Timor dalam SNI-1726-2002 [1]. Tentang Bangunan Tahan Gempa, dimasukkan
dalam wilayah gempa 5 (urutan terbesar ke dua) yang berarti Pulau Timor merupakan daerah
yang sangat rawan terhadap gempa bumi (gempa tektonik). Hal ini disebabkan karena pada
bagian Selatan dari memancing baik tingkat daerah dan tingkat internasional.
Letak Pantai Tablolong adalah di bagian ujung Barat dari Pulau Timor, walaupun lokasi
pantai ini sedikit terlindung oleh pulau Semau, namun dampak tsunami akan tetap
berpengaruh terhadap Pantai, karena letaknya yang sangat dekat dengan Laut Selatan
(Samudra Hindia). Oleh sebab itu Pantai Tablolong juga sangat rentan terhadap bahaya
Tsunami. Sehingga perlu adanya upaya penanggulangan sejak dini terhadap Pantai Tablolong
sebagai daerah Pariwisata, sehingga wisatawan yang datang ke Pantai Tablolong tetap
merasa aman dan nyaman. Upaya penanggulangan yang dilakukan dapat melalui kajian-
kajian dengan berbagai kondisi, guna mengetahui seberapa besar kerusakan yang mungkin
terjadi, dengan beberapa variasi ketinggian gelombang tsunami, sehingga dapat ditentukan
konsep mitigasi apa yang dapat diterapkan sesuai dengan dimensi manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Infrastruktur apa saja yang diperlukan dalam mitigasi bencana tsunami di daerah wisata
Pantai Tabalong?
2. Bagaimana penyajian informasi dan komunikasi dalam mitigasi bencana tsunami di
daerah wisata Pantai Tabalong?
3. Bagaimana peran IT dalam mitigasi bencana tsunami di daerah wisata Pantai Tabalong?
4. Bagaimana pola-pola pelaporan dalam mitigasi bencana tsunami di daerah wisata Pantai
Tabalong?
5. Bagaimana pengelolaan media dalam mitigasi bencana tsunami di daerah wisata Pantai
Tabalong?
6. Apa saja pedoman bagi pengunjung untuk mengurangi dampak bencana tsunami di
daerah wisata Pantai Tabalong?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui dan memahami Infrastruktur yang diperlukan dalam mitigasi bencana
tsunami di daerah wisata Pantai Tabalong.
2. Untuk mengetahui dan memahami penyajian informasi dan komunikasi dalam mitigasi
bencana tsunami di daerah wisata Pantai Tabalong.
3. Untuk mengetahui dan memahami peran IT dalam mitigasi bencana tsunami di daerah
wisata Pantai Tabalong?
4. Untuk mengetahui dan memahami pola-pola pelaporan dalam mitigasi bencana tsunami
di daerah wisata Pantai Tabalong.
5. Untuk mengetahui dan memahami pengelolaan media dalam mitigasi bencana tsunami di
daerah wisata Pantai Tabalong?
6. Untuk mengetahui dan memahami pedoman bagi pengunjung untuk mengurangi dampak
bencana tsunami di daerah wisata Pantai Tabalong.
TINJAUAN PUSTAKA
Mitigasi didefinisikan sebagai : “Upaya yang ditujukan untuk mengurangi dampak dari
bencana baik bencana alam, bencana ulah manusia maupun gabungan dari keduanya dalam suatu
negara atau masyarakat.” Mitigasi bencana yang merupakan bagian dari manajemen penanganan
bencana, menjadi salah satu tugas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam rangka
pemberian rasa aman dan perlindungan dari ancaman bencana yang mungkin dapat terjadi.
(Permendagri, 2006)
Ada empat hal penting dalam mitigasi bencana, yaitu : 1) tersedia informasi dan peta
kawasan rawan bencana untuk tiap jenis bencana; 2) sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman
dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana, karena bermukim di daerah rawan
bencana; 3) mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari, serta mengetahui cara
penyelamatan diri jika bencana timbul, dan 4) pengaturan dan penataan kawasan rawan bencana
untuk mengurangi ancaman bencana. (Permendagri, 2006)
Tsunami berasal dari kata Jepang ”tsu” pelabuhan/laut dan ”nami” berarti gelombang. US
Army Corps of Engineers (1990) dalam Kodoatie dan Rustam Syarief (2006) [3] mendefinisikan
tsunami sebagai gelombang laut gravitasi periode panjang yang ditimbulkan oleh gangguan
seperti gerakan patahan, gempa, longsor, jatuhnya bendabenda langit (meteor), letusan gunung
berapi dibawah laut dan letusan (exploison) di dekat muka air laut.
Gempa bumi adalah getaran partikel batuan atau goncangan pada kulit bumi yang
disebabkan oleh pelepasan energi secara tiba-tiba akibat aktivitas tektonik (gempa bumi
tektonik) dan rekahan akibat naiknya fluida (magma, gas, uap dan Iainnya) dari dalam bumi
menuju ke permukaan, di sekitar gunung api, disebut gempa bumi gunung api/vulkanik. Sumber
gempa bumi di Indonesia banyak dijumpai di lepas pantai/di bawah laut yang disebabkan oleh
aktivitas subduksi dan sesar bawah laut. Beberapa gempa bumi dengan sumber di bawah laut,
dengan magnitude besar dengan mekanisme sesar naik dapat menyebabkan tsunami.
PEMBAHASAN
Disamping infrastruktur bangunan sipil seperti penahan ombak, dapat juga diterapkan
seperti pantai glagah yaitu berupa pemecah ombak. Hal ini dapat ditujukan untuk
mengurangi atau memecah ombak tsunami yang apa bila terjadi di pantai tablolong.
2. Informasi, Komunikasi, dan Penyajiannya dalam Mitigasi Bencana Tsunami di Daerah
Wisata Pantai Tablolong
a. Informasi
Informasi disini dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan secara non fisik dimana
dapat dengan melakukan sosialisai terhadap warga disekitar pantai di daerah wisata pantai
tablolong. Memberikan pelatihan evakuasi saat terjadi bencana tsunami, dimana dapat
mengetahui jalur evakuasi tercepat dalam waktu singkat dimana dalam hasil analisis Priska
Gardeni Nahak,dkk menunjukkan waktu 12 menit untuk melakukan evakuasi. Informasi
lainnya dapat dibuat dan ditujukan kepada wisatawan sehingg dapat dilihat dan tahu apa yang
harus dilakukan. Informasi ini dapar berupa pemaparan papan bahaya tsunami, kemudian
dapat memasang peta rawan bencana tsunami, peta jalur evakuasi, titik lokasi pos siaga, dan
rute jalur evakuasi.
b. Komunikasi
Penerapan teknologi informasi terhadap tanda-tanda bencana tsunami di daerah wisata
pantai tablolong :
Radio komunikasi
Radio komunikasi adalah pilihan mutlak untuk komunikasi di tingkat lokal,terutama bagi
satuan tugas pelaksana penaggulangn bencana alam dan penangana pengungsi. Alat ini
minimal telah tersebar di seluruh wilayah rawan bencana.
Telepon
Melalui telepon , semua pihak dapat berbagi informasi dan komunikasi dengan mudah
karena hampir semua masyarakat mempunyai telepon
Pengeras suara
Pengeras suara merupakan pilihan untuk mengkomunikasikan kondisi kerawanan
bencana alam dalamcakupan wilayah yang sangat terbatas
Kentongan
Kentongan adalah alat komunikasi tradisional yang cukup akrab dengan kehidupan
masyarakat di berbagai pelosok dikawasa di indonesia. Isi pesan yang disampaikan
melalui tanda kentongan hendaknya singkat dan bermakna. Seperti bunyi kentongan yang
berbeda memiliki arti yang berbeda juga.
Sirine
Sirine adalah sebuah perangkat yang digunakan sebagai media penyebaran berita
peringatan dini tsunami di ruang terbuka.
1. Waktu datang gelombang tsunami adalah 13,45 menit setelah terjadi dislokasi. Nilai ini
dihitung dari pusat lokasi terhadap ujung selatan Pulau Timor yang juga sangat dekat
dengan lokasi wisata Pantai Tablolong, dan pulau Semau.
2. Agar masyarakat menjadi waspada terhadap ancaman bahaya tsunami, maka perlu
dilakukan pemasangan suatu alat early warning system yang sederhana berupa detektor
peringatan dini pada jarak 31,6 km dari garis pantai, sehingga memberikan waktu sekitar
12 menit bagi wisatawan untuk menyelamatkan diri.
3. Tinggi gelombang pada saat mencapai pantai adalah 18 m (jika tinggi gelombang saat
dislokasi= 5 m), sehingga tinggi run up gelombang adalah 40,7 m.
4. Daerah yang terkena gelombang tsunami secara langsung adalah daerah di pantai selatan
Pulau Timor dan Pulau Semau yang memiliki elevasi di bawah 40,7 m.
5. Pantai wisata Tablolong tidak terkena gelombang tsunami secara langsung, namun tetap
akan terkena dampak tsunami berupa refleksi gelombang tsunami terhadap Pulau Semau.
DAFTAR PUSTAKA