MITIGASI BENCANA
OLEH :
2021
Mitigasi Bencana : Gelombang Ekstrim
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor
manusia. Wilayah Indonesia merupakan salah satu Negara yang berpotensi tinggi mengalami
bencana alam seperti tsunami, gunung berapi dan longsor. Ada bermacam jenis bencana yang
beresiko di Indonesia diantaranya adalah banjir, banjir bandang, cuaca ekstrim, abrasi dan
gelombang tinggi, gempa bumi, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, letusan gunung berapi,
longsor, dan tsunami.
Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan, dan gangguan kegiatan masyarakat
(UU 24/2007). Memperhatikan adanya risiko bencana di suatu wilayah, maka perlu dilakukan
pengkajian risiko bencana, yaitu sebuah pendekatan untuk memperlihatkan potensi dampak
negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi bencana yang ada, yang menjadi landasan
penyelenggaraan penanggulangan bencana untuk mengurangi risiko bencana. Indonesia secara
umum memiliki beberapa jenis ancaman bencana salah satunya yaitu ancaman gelombang
ekstrim.
Gelombang ekstrim atau gelombang pasang adalah gelombang air laut yang melebihi
batas normal dan dapat menimbulkan bahaya di laut maupun di darat, terutama daerah pinggir
pantai. Gelombang laut ekstrim adalah gelombang laut signifikan dengan ≥ 2 m. Gelombang laut
ekstrim ini merupakan contoh gelombang bersifat merusak karena dapat menyebabkan abrasi
pantai. Umumnya gelombang esktrim terjadi karena adanya angin kencang/puting beliung, dan
perubahan cuaca yang sangat cepat. Selain faktor alam ada juga faktor manusia diantaranya
yaitu:
1. Pemberitahuan dini kepada masyarakat dari hasil perkiraan cuaca melalui alat
komunikasi ataupun membuat pengumuman.
2. Bila sedang berlayar di tengah laut, usahakan menghindari daerah laut yang sedang
dilanda cuaca buruk.
3. Membuat infrastruktur pemecah ombak untuk mengurangi energi gelombang yang
datang, terutama di daerah pantai yang bergelombang besar.
4. Saat gelombang pasang terjadi, jauhi pantai dan berlarilah ke daratan yang lebih tinggi.
Serta hal yang harus diperhatikan yaitu dari system penanganan dini Sistem peringatan dini yang
lengkap dan efektif terdiri atas empat unsur yang saling terkait, mulai dari pengetahuan tentang
bahaya dan kerentanan, hingga kesiapan dan kemampuan untuk menanggulangi. Pengalaman
baik dari sistem peringatan dini juga memiliki hubungan antar-ikatan yang kuat dan saluran
komunikasi yang efektif di antara semua elemen tersebut. Keempat elemen tersebut adalah:
Referensi :
Purbani, Dini., Salim, Hadiwijaya Lesmana., dan Subandriyo Joko. 2019. Ancaman Gelombang
Ekstrim Dan Abrasi Pada Penggunaan Lahan Di Pesisir Kepulauan Karimunjawa (Studi
Kasus: Pulau Kemujan, Pulau Karimunjawa, Pulau Menjangan Besar Dan Pulau
Menjangan Kecil).Jakarta Utara : Jurnal Kelautan Nasional.
Haryani., Irianto, Agus., dan Syah, Nurhasan. 2019. Kajian Perubahan Garis Pantai Provinsi
Sumatera Barat Periode 2003 – 2016. Padang : Biro Penerbit Planologi Undip
https://bpbd.bantenprov.go.id/upload/deni/foto/Pedoman_EWS_Masyarakat.pdf