Anda di halaman 1dari 3

ALVITO RANGGA PRADIPTA

XI MIPA 6
02

1. Pengertian Mitigasi Bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko


bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008
Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).

2. Bencana Alam di Indonesia :


 Letusan Gunung Merapi 2010
Letusan Merapi 2010 adalah rangkaian peristiwa gunung berapi yang terjadi di
Merapi di Indonesia. Aktivitas seismik dimulai pada akhir September 2010,
dan menyebabkan letusan gunung berapi pada hari Selasa tanggal 26 Oktober
2010, mengakibatkan sedikitnya 353 orang tewas

 Tsunami Aceh 2004


Gempa bumi Samudra Hindia 2004 terjadi pada pukul 08:58:53 WIB tanggal
26 Desember 2004 episentrumnya terletak di lepas pantai barat Sumatra,
Indonesia. Guncangan gempa tersebut berskala 9,1–9,3 dalam skala kekuatan
Momen dan IX dalam skala intensitas Mercalli. Menyebabkan Tsunami besar
yang menghantam Aceh pada tahun 2004

 Gempa Bumi Palu 2018


Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018 adalah peristiwa gempa bumi
berkekuatan 7,4 Mw diikuti dengan tsunami yang melanda pantai barat Pulau
Sulawesi, Indonesia, bagian utara pada tanggal 28 September 2018, pukul
18.02 WITA

Bencana non-Alam :
 Banjir Jakarta
 Kebakaran Hutan Kalimantan
Bencana Sosial :
 Serangan Jakarta 2016
Serangan Jakarta 2016 merupakan serentetan peristiwa berupa sedikitnya enam
ledakan, dan juga penembakan di daerah sekitar Plaza Sarinah, Jalan MH
Thamrin, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia pada tanggal 14 Januari 2016

 KKB di Papua
 Pengeboman Surabaya 2018
Pengeboman Surabaya 2018 adalah rangkaian peristiwa meledaknya bom di
berbagai tempat di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur pada 13–14 Mei 2018.
Tiga tempat di antaranya tempat ibadah di Gereja Santa Maria Tak Bercela,
GKI Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jemaat Sawahan.

3. Kebijakan Mitigasi Bencana :


1) Memahami bahwa bencana dapat diprediksi secara alamiah dan saling
berkaitan antara satu bencana dengan bencana lainnya sehingga perlu di
evaluasi terus menerus
2) Upaya mitigasi bencana harus memiliki persepsi yang sama baik dari aparat
pemerintahan ataupun masyarakatnya -> salah satunya dahulukan kelompok
rentan
3) Upaya preventif harus diutamakan untuk meminimalisir dampak bencana
4) Upaya mitigasi bencana terkoordinir secara terpadu bagi aparat ataupun
masyarakatnya

Strategi mitigasi bencana :


1) Pemetaan
Pemetaan menjadi hal terpenting dalam mitigasi bencana, khususnya bagi
wilayah yang rawan bencana. Hal ini dikarenakan sebagai acuan dalam
membentuk keputusan antisipasi kejadian bencana. Pemetaan akan tata ruang
wilayah juga diperlukan agar tidak memicu gejala bencana. Sayangnya, untuk
kasus di Indonesia pemetaan tata ruang dan rawan bencana belum terintegrasi
dengan baik.
2) Pemantauan
Hasil pemetaaan tingkat kerawanan bencana akan setiap daerah sangat
membantu dalam pemantauan dari segi prediksi terjadinya bencana. Hal ini
akan memudahkan upaya penyelamatan apabila terjadi bencana. Pemantauan
juga dapat dilakukan untuk pembangunan infrastruktur agar tetap
memperhatikan AMDAL.
3) Penyebaran Informasi
Penyebaran informasi dapat dilaukan ke media cetak ataupun elektronik.
Informasi ini berupa cara mengenali gejala bencana, pencegahan, dan
penanganan apabila terjadinya bencana. Hal ini dapat meningkatkan rasa
kewaspadaan akan bencana.
4) Sosialisasi, Penyuluhan, dan Pendidikan
Beberapa masyarakat mungkin ada yang tidak dapat mengakses informasi
mengenai bencana. Oleh karena itu, tugasnya aparat pemerintahan untuk
melakukan sosialisasi ke masyarakat. Adapun bahan penyuluhan sama seperti
di penyebaran informasi. Selain itu, mitigasi bencana juga turut diikutsertakan
dalam kurikulum pendidikan anak-anak.
5) Peringatan Dini
Peringatan dini ini berguna untuk memberitahukan hasil pengamatan atau
evaluasi bencana secara berskala di suatu daerah rawan bencana. Peringatan
dini dapat berupa pengalihan jalur jalan

4. Mitigasi structural :
Mitigasi ini adalah upaya untuk meminimalkan bencana yang dilakukan dengan cara
membangun berbagai prasarana fisik dan menggunakan teknologi. Misalnya dengan
membuat waduk untuk mencegah banjir, membuat alat pendeteksi aktivitas gunung
berapi, membuat bangunan yang tahan gempa, atau menciptakan early warning
system untuk memprediksi gelombang tsunami.

Mitigasi non structural :

Mitigasi ini adalah upaya untuk mengurangi dampak bencana selain dari cara-cara di
atas, seperti membuat kebijakan dan peraturan. Contohnya, UU PB atau Undang-
Undang Penanggulangan Bencana sebagai upaya non struktural dalam bidang
kebijakan, pembuatan tata ruang kota, atau aktivitas lain yang berguna bagi penguatan
kapasitas warga.

Anda mungkin juga menyukai