Anda di halaman 1dari 13

TA H A P A N M A N A J EM E N

(PRA B EN C A N A )
W AN A BR ORI SK M MK M
IKH
TAHAPAN MANAJEMEN BENCANA
Manajemen Bencana Merupakan Suatu Proses Perencanaan Yang Dilakukan Untuk Mengelola Bencana
Dengan Baik Dan Aman Melalui 3 (Tiga) Tahapan Sebagai Berikut:
1. Pra Bencana
- Kesiapsiagaan
- Peringatan Dini
- Mitigas
2. Saat Bencana
- Tanggap Darurat
3. Pasca Bencana
- Rehabilitasi
- Rekontruksi
TAHAPAN PRA BENCANA
A. KESIAPSIAGAAN (PRA BENCANA)
Kesiapsiagaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian
serta melalui langka yang tepat guna dan berdaya guna.
Tujuan Kesiapsiagaan (Menurut IDEP 2007) adalah
1. Mengurangi Ancaman
2. Mengurangi Kerentanan Keluarga
3. Mengurangi Akibat
4. Menjalin Kerjasama
TAHAPAN PRA BENCANA
PARAMETER UNTUK MENGUKUR KESIAPSIAGAAN
Ada Lima Parameter Yang Digunakan Dalam Mengkaji Tingkat Kesiapsiagaan Keluarga Dalam Kesiapsiagaan Untuk
Mengantisipasi Bencana Yaitu Pengetahuan Dan Sikap Tentang Risiko Bencana, Kebijakan Dan Panduan, Rencana
Tanggap Darurat, Sistem Peringatan Bencana Dan Mobilisasi Sumber Daya.(Lipiunesco/Isdr, 2006):
a. Pengetahuan dan Sikap : tentang Kebakaran serta risiko bencana mencakup pengertian bencana alam, kejadian
yang menimbulkan bencana, penyebab terjadinya kebakaran, ciri-ciri terjadinya kebakaran, dampak terjadinya
kebakaran.
b. Kebijakan dan Panduan meliputi : kebijakan pendidikan yang terkait dengan kesiapsiagaan keluarga, uu no.24
tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
c. Rencana Tanggap Darurat : terkait dengan evakuasi, pertolongan dan penyelamatan agar korban bencana dapat
diminimalkan. Rencana yang berkaitan dengan evakuasi mencakup tempat-tempat evakuasi, peta dan jalur evakuasi,
peralatan dan perlengkapan, latihan/simulasi dan prosedur tetap (protap) evakuasi .
TAHAPAN PRA BENCANA
D. Parameter Peringatan Bencana : Yang meliputi tanda peringatan dan distribusi informasi akan

terjadinya bencana. Peringatan dini bertujuan untuk mengurangi korban jiwa, karena itu pengetahuan

tentang tanda/bunyi peringatan, pembatalan dan kondisi aman dari bencana sangat diperlukan.

E. Parameter Mobilisasi Sumber Daya adalah Kemampuan keluarga dalam memobilisasi sumber daya

manusia (SDM) kepala keluarga dan anggota keluarga, pendanaan, dan prasarana-sarana penting untuk

keadaan darurat. Mobilisasi sumber daya ini sangat diperlukan untuk mendukung kesiapsiagaan .
TAHAPAN PRA BENCANA
UKURAN KESIAPSIAGAAN BENCANA Menurut (LIPI-UNESCO/ISDR, 2006) :
TAHAPAN PRA BENCANA
B. PERINGATAN DINI (PRA BENCANA)

Peringatan dini merupakan serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada
masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga yang berwenang.
Undang undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana mengamanatkan peringatan dini
sebagai bagian dari penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam situasi terdapat potensi terjadinya
bencana, di samping upaya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana (pasal 34 huruf b).
TAHAPAN PRA BENCANA
B. PERINGATAN DINI
Peringatan Dini Dalam Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 Bertujuan untuk pengambilan tindakan cepat dan
tepat dalam rangka mengurangi risko bencana, serta persiapan tindakan tanggap darurat. Peringatan dini ini
dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :
1. Pengamatan Gejala Bencana,
2. Analisis Hasil Pengamatan Gejala Bencana,
3. Pengambilan Keputusan Oleh Pihak Yang Berwenang,
4.Penyebarluasan Informasi Tentang Peringatan Bencana Dan
5. Pengambilan Tindakan Oleh Masyarakat.
Tahapan-tahapan ini kemudian disebut sebagai sistem peringatan dini bencana. Integrasi antar tahapan tersebut
dalam system ini harus diselenggarakan dengan seimbang sehingga menghasilkan manfaat yang optimal dan efektif.
TAHAPAN PRA BENCANA
C. MITIGASI (PRA BENCANA)

Mitigasi bencana merupakan CWC yang dilakukan untuk mengurangi risiko dan dampak yang
diakibatkan oleh bencana terhadap masyarakat di kawasan rawan bencana, baik itu bencana alam,
bencana ulah manusia maupun gabungan dari keduanya dalam suatu negara atau masyarakat.

Tujuan dari mitigasi sendiri adalah mengurangi kerugian pada saat terjadinya bahaya di masa mendatang,
mengurangi risiko kematian dan cedera terhadap penduduk, mencakup pengurangan kerusakan dan
kerugian-kerugian ekonomi yang ditimbulkan terhadap infrastruktur sektor publik. 
TAHAPAN PRA BENCANA
MITIGASI DIBAGI MENJADI 2 JENIS, YAKNI MITIGASI STRUKTURAL DAN MITIGASI
NON STRUKTURAL.
1. Mitigasi Struktural
Mitigasi struktural merupakan upaya dalam meminimalkan bencana dengan membangun
berbagai prasarana fisik menggunakan teknologi. Misalnya dengan membuat waduk untuk
mencegah banjir, membuat alat pendeteksi aktivitas gunung berapi, menciptakan early warning
sistem untuk memprediksi gelombang tsunami, hingga membuat bangunan tahan bencana atau
bangunan dengan struktur yang direncanakan sedemikian rupa sehingga mampu bertahan dan tidak
membahayakan para penghuninya jika bencana terjadi sewaktu-waktu.
2. Mitigasi Non Struktural
Memahami bahwa bencana dapat diprediksi secara alamiah dan saling berkaitan antara yang
satu dan lainnya sehingga perlu di evaluasi secara terus menerus. Upaya mitigasi bencana harus
memiliki persepsi yang sama baik dari aparat pemerintahan maupun masyarakatnya.
TAHAPAN PRA BENCANA
Adapun strategi yang dapat dilakukan agar upaya mitigasi bencana dapat terkoordinir dengan baik adalah
sebagai berikut.
1. Pemetaan
2. Pemantauan
3. Penyebaran informasi
4. Sosialisasi penyuluhan pendidikan
5. Peringatan dini
Contoh Kasus MITIGASI Gempa Bumi :
Pada hari rabu, 2 september 2009 pukul 14.55 WIB, indonesia kembali diguncang gempa hebat. Gempa yang
berkekuatan 7,3 SR ini berpusat di tasikmalaya dengan kedalaman 30 km. Tak ayal lagi, gempa inipun menciptakan
kepanikan yang luar biasa di kota tersebut. Mitigasi Tersebut Dapat Dilakukan Dengan Tiga Tahapan Yaitu : Sebelum Terjadi,
Ketika Berlangsung Dan Setelah Terjadi Gempa Bumi.

1. Sebelum Terjadi Gempa : Beberapa hal yang dapat kita lakukan agar selalu siaga adalah dirikanlah bangunan (kantor, rumah
dsb) sesuai dengan kaidah2 yang baku. Siagakanlah peralatan seperti senter, kotak P3K, makanan instan dsb, Kenalilah jalur
evakuasi. Beberapa daerah di indonesia, khususnya daerah rawan tsunami.

2. Ketika Gempa Berlangsung : Yang pertama sekali adalah DON’T BE PANIC, kuasai diri anda bahwa anda dapat lepas dari
bencana tersebut. Menghindar dari bangunan, pohon, tiang listrik dsb yang berkemungkinan roboh menimpa kita. Jika anda berada
dalam gedung, berusahalah untuk lari keluar. Jika tidak memungkinkan berlindunglah di bawah meja yang kuat, tempat tidur. Atau
berlindunglah di pojok bangunan, karena lebih kuat tertopang.

3. Setelah Terjadi Gempa :Jika anda masih berada dalam gedung, maka yu keluar dengan tertib, jangan gunakan lift,
gunakanlah tangga. Periksa sekeliling anda, apakah ada kerusakan, baik itu listrik padam, kebocoran gas, dinding retak
dsbnya. Periksa juga apakah ada yang terluka. Jika ya, lakukanlah pertolongan pertama. Hindari bangunan yang kelihatannya
hampir roboh atau berpotensi untuk roboh carilah informasi tentang gempa tersebut
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai