Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN BENCANA

DASAR
“Kesiapsiagaan dan Faktor Pra Bencana Dalam
Manajemen Faktor Resiko Bencana “

di susun oleh:
fisca ramadhany P05120221071
dhea fitaloka P05120221066
dwi murti warantika P05120221068

dosen pengampu
Erni Buston,SST.,M.Kes
Pengertian Manajemen Resiko
Bencana
Manajemen risiko bencana (disaster risk management) adalah proses
pengelolaan yang sistematis dan terencana dalam penerapan strategi dan
kebijakan penanggulangan bencana dengan menekankan pada aspek-aspek
pengurangan risiko bencana. utamanya adalah mencegah atau mengurangi
dampak bencana melalui serangkaian kegiatan dan tindakan pencegahan,
mitigasi, dan kesiapsiagaan.
Pengertian Kesiapsiagaan Bencana
Kesiapsiagaan bencana secara terminologi adalah semua upaya dan kegiatan yang
dilakukan sebelum terjadi bencana alam untuk: Secara cepat dan efektif merespon
keadaaan atau situasi pada saat darurat bencana (apa yang harus dilakukan dan
bagaimana)
(LIPI-UNESCO/ISDR, 2006).
Faktor-Faktor Kritis Parameter
Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi
Bencana
Menurut LIPI-UNESCO/ISDR (2006) memaparkan faktor-faktor kritis
parameter kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana yaitu:
1. Pengetahuan dan Sikap terhadap resiko bencana (Knowledge and Attitude)
merupakan pengetahuan dasar dan sikap petugas mengenai bencana seperti
jenis dan faktor bencana, bencana banjir, serta prosedur, lokasi dan jalur
evakuasi bencana
2. Kebijakan dan Panduan (Policy Statement) yang berkaitan dengan
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana seperti tersedianya draft, renstra,
protap, tempat evakuasi, panduan pemenuhan kebutuhan dasar
3. Rencana Tanggap Darurat (Emergency Planning) adalah rencana/ tindakan yang
diperlukan untuk menangani keadaan darurat dalam hal kesiapsiagaan
menghadapi bencana seperti pembuatan peta, penampungan sementara,
nomor hotline informasi, posko, geladi pelatihan/ simulasi, analisis resiko,
perencanaan kontijensi
4. Sistem Peringatan Bencana (Warning System) merupakan serangkaian sistem
untuk memberitahukan akan timbulnya kejadian alam, dapat berupa bencana
meupun tanda-tanda alam lainnya. Dalam hal ini berkaitan dengan sistem
informasi, penyampaian informasi, pengembangan sistem peringatan dini,
pelatihan dan simulasi
Aspek-Aspek Manajemen Risiko
Bencana
Terdapat tiga aspek yang menjadi perhatian, yakni pencegahan bencana, mitigasi bencana,
dan kesiapsiagaan bencana:
 
1. Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk
menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana,
2. sementara mitigasi merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,
baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran, dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana.
3. Kesiapsiagaan diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat
guna dan berdaya guna.
Secara sederhana dapat digambarkan bahwa manajemen risiko bencana
meliputi hal-hal:

1. Sebelum Bencana yakni program-program pembangunan, penilaian risiko,


pencegahan, mitigasi kesiapsiagaan, dan peringatan dini;
2. Tanggap Bencana meliputi tindak evakuasi, menyelamatkan manusia dan
matapencaharian, bantuan darurat, penghitungan kerusakan dan kerugian;
3. Pasca Bencana meliputi bantuan, rekontruksi, pemulihan sosial ekonomi,
kegiatan pembangunan, dan penilaian risiko.
Perubahan Paradigma dalam
Penanganan Bencana
1. Paradigma Bantuan Darurat
Menganggap becana sebagai peristiwa atau kejadian yang tidak bisa dielakkan dan korban
harus ditolong. Fokusnya adalah bantuan dan kedaruratan, yakni berupa pemenuhan
kebutuhan darurat seperti pangan, peampungan, kesehatan, dan lain-lain
2. Paradigma Mitigasi
Memandang bencana mempunyai pola yang bisa diantisipasi. Fokus perhatiannya adalah
pada identifikasi daerah-daerah rawan bencana dan mengenali pola-pola yang dapat
menimbulkan kerawanan.
3. Paradigma Pembangunan
Memandang bencana erat kaitannya dengan kerentanan. Fokusnya adalah mengupayakan
integrasi penanggulanan bencana dengan pembangunan. Misalnya penguatan ekonomi,
penerapan teknologi, dan lain-lain.
4. Paradigma Pengurangan Risiko Bencana
Memandang bencana bukan semata sebagai kejadian tiba-tiba, tapi erat kaitannya
dengan proses panjang yang berhubungan dengan tindakan manusia. Paradigma ini
memadukan sudut pandang teknis dan ilmiah dengan faktor-faktor sosial ekonomi, dan
politik dalam perencanaan pengurangan dampak bencana. Dalam paradigma ini
masyarakat adalah subyek dan bukan obyek dari penanggulangan bencana.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai