Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana,
baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana (UU No.24 Tahun 2007). Bencana alam seperti gempa bumi,
tsunami, banjir, longsor, letusan gunung api dan lain-lain. Wilayah Indonesia, merupakan
Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik dunia yaitu: lempeng
Hindia-Australia di sebelah selatan, lempeng Eurasia di sebelah barat dan lempeng Pasifik di
sebelah timur (BNPB).Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat kerawanan
bencana alam tinggi, seperti letusan gunungapi, gempabumi, tsunami, banjir, tanah longsor,
dan lain sebagainya. Tercatat setidaknya 257 kejadian bencana terjadi di Indonesia dari
keseluruhan 2.866 kejadian bencana alam di Asia selama periode tersebut. Data menunjukkan
bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kegempaan yang tinggi
di dunia, lebih dari 10 kali lipat tingkat kegempaan di Amerika Serikat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu mitigasi bencana?
2. Bagaimana sajakah bentuk mitigasi bencana?
3. Apa itu kesiapsiagaan bencana ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa itu Mitigasi Bencana
2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk Mitigasi Bencana
3. Untuk mengetahui apa itu Kesiapsiagaan Bencana
4. Sebagai bahan pembelajaran

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.A. Mitigasi Bencana


2.A.1. Pengertian Mitigasi Bencana
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (pasal 1 ayat 6 PP no 21 tahun 2008 tentang penyelenggaraan
penanggulangan bencana). Selain itu, mitigasi bencana berupa suatu aktivitas yang berperan
sebagai tindakan pengurangan dampak bencana, atau usaha-usaha yang dilakukan untuk
megurangi korban ketika bencana terjadi, baik korban jiwa maupun harta.

2.A.2. Tujuan Mitigasi Bencana


 Mengurangi dampak yang ditimbulkan, khususnya bagi penduduk
 Sebagai landasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan
 Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi
dampak/resiko bencana, sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman.

2.A.3. Bentuk – Bentuk Mitigasi


Secara umum, mitigasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu mitigasi struktural dan mitigasi
non-struktural.

1. Mitigasi Struktural
Mitigasi struktural adalah upaya mengurangi risiko bencana dengan cara melakukan
pembangunan prasarana fisik dengan spesifikasi tertentu dan memanfaatkan teknologi.
Beberapa contoh penggunaan teknologi misalnya:
 Pembangunan kanal khusus untuk mencegah banjir
 Penggunaan alat deteksi aktivitas gunung berapi
 Membuat struktur bangunan yang tahan gempa
 Penggunaaan sistem peringatan dini untuk memperkirakan kemungkinan adanya
gelombang tsunami
Mitigasi struktural ini lebih mengedapankan tindakan mengurangi kerentanan terhadap
bencana, yaitu dengan cara melakukan rekayasa bangunan yang tahan terhadap bencana.
Dengan begitu, maka struktur bangunan dapat bertahan dalam menghadapi bencana atau hanya
mengalami kerusakan yang tidak membahayakan manusia.
2
2. Mitigasi Non-Struktural
Mitigasi non-struktural adalah upaya mengurangi dampak bencana yang mungkin terjadi
melalui kebijakan atau peraturan tertentu. Beberapa contoh mitigasi non-struktural adalah:
 Larangan membuang sampah ke selokan atau sungai.
 Mengatur tata ruang kota
 Mengatur kapasitas pembangunan masyarakat

2.A.4. Kegiatan mitigasi bencana


 Pengenalan dan pemantauan risiko bencana
 Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana
 Pengembangan budaya sadar bencana
 Penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan bencana
 Identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana
 Pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam
 Pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi
 Pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup

2.A.5. Mitigasi Bencana Gempa Bumi


1.Sebelum Gempa
▪ Mendirikan bangunan sesuai aturan baku (tahan gempa)
▪ Kenali lokasi bangunan tempat Anda tinggal
▪ Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional
▪ Siapkan peralatan seperti senter, P3K, makanan instan, dll
▪ Periksa penggunaan listrik dan gas
▪ Catat nomor telepon penting
▪ Kenali jalur evakuasi
▪ Ikuti kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa

2.Ketika Gempa
▪ Tetap tenang
▪ Hindari sesuatu yang kemungkinan akan roboh, kalau bisa ke tanah lapang
▪ Perhatikan tempat Anda berdiri, kemungkinan ada retakan tanah
▪ Turun dari kendaraan dan jauhi pantai

3
3.Setelah Gempa
▪ Cepat keluar dari bangunan. Gunakan tangga biasa
▪ Periksa sekitar Anda. Jika ada yang terluka, lakukan pertolongan pertama
▪ Hindari banugnan yang berpotensi roboh

2.A.6. Robot Mitigasi Bencana


Robot sebagai perangkat bantu manusia, dapat dikembangkan untuk turut melakukan mitigasi
bencana. Robot mitigasi bencana bekerja untuk mengurangi resiko terjadinya bencana.
Contoh robot mitigasi bencana:
 robot pencegah kebakaran
 robot pendeteksi tsunami
 robot patroli/pemantau rumah atau gedung

4
2.B. Kesiapsiagaan Bencana
2.B.1. Pengertian Kesiapsiagaan Bencana
Kesiapsiagaan bencana adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana
melalui pengorganisasian serta serangkaian melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
guna (Undang Undang nomor 24 tahun 2007).

2.B.2. Manajemen Kesiapsiagaan Bencana


Secara umum, kegiatan latihan kesiapsiagaan ada beberapa macam:

1. Perencanaan
Bentuk-bentuk perencanaan:
A. Membentuk Tim Perencana
Tugas:
 Menentukan risiko/ancaman yang akan disimulasikan
 Menentukan skenario bencana yang akan disimulasikan
 Merumuskan strategi pelaksanaan latihan kesiapsiagaan
 Menyiapkan kerangka kegiatan simulasi kesiapsiagaan (tipe simulasi, maksud, tujuan
dan ruang lingkup latihan)
 Mengintegrasikan kegiatan simulasi kesiapsiagaan menjadi kegiatan rutin dalam
jangka panjang
 Menetapkan jadwal kegiatan latihan kesiapsiagaan
 Mendukung persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi latihan
 Menyiapkan rencana tindak Lanjut setelah pelaksanaan kegiatan latihan kesiapsiagaan

B. Menyusun Rencana Latihan Kesiapsiagaan


Menyusun rencana latihan kesiapsiagaan (aktivasi sirine dan evakuasi mandiri) yang
melibatkan populasi di lingkungan tempat tinggal, kantor, sekolah, area publik, dan
lain-lain.

5
2. Persiapan
Bentuk-bentuk persiapan:
 Briefing-briefing untuk mematangkan perencanaan latihan
 Memberikan poster, leafet, atau surat edaran kepada siapa saja yang terlibat latihan
kesiapsiagaan
 Menyiapkan gedung dan beberapa peralatan pendukung, khususnya yang berkaitan
dengan keselamatan masyarakat. Misalnya, gedung dan fasilitas medis, persediaan
barang-barang untuk kondisi darurat, dan lain-lain
 Memasang peta lokasi dan jalur evakuasi di tempat umum yang mudah dilihat semua
orang

3. Pelaksanaan dan Monitoring


A. Tanda Peringatan
Tentukan tiga ganda peringatan berikut:
 Tanda latihan dimulai (tanda gempa)
 Tanda Evakuasi
 Tanda Latihan Berakhir
B. Reaksi Terhadap Peringatan
C. Dokumentasi

4. Evaluasi
Evaluasi adalah salah satu komponen yang paling penting dalam latihan. Tanpa evaluasi,
tujuan dari latihan tidak dapat diketahui, apakah tercapai atau tidak. Dalam mengevaluasi
latihan, beberapa hal berikut ini perlu di pertimbangkan:
 Apakah peserta memahami tujuan dari latihan?
 Siapa saja yang berperan aktif dalam latihan?
 Bagaimana kelengkapan peralatan pendukung latihan?
 Bagaimana respon peserta latih? Berapa lama waktu yang di perlukan untuk
melakukan tindakan-tindakan di dalam setiap langkah latihan?
 Apa hal-hal yang sudah baik dan hal-hal yang masih perlu di perbaiki?

6
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
- Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana (pasal 1 ayat 6 PP no 21 tahun 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan
bencana)
- Bentuk mitigasi ada dua,yaitu bentuk struktural dan non-struktural
- Kesiapsiagaan bencana adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana
melalui pengorganisasian serta serangkaian melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
guna (Undang Undang nomor 24 tahun 2007).

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/fuadelradhi/550acda2813311f813b1e295/indonesia-
kembangkan-robot-penanggulangan-bencana-alam
http://bpbd.karanganyarkab.go.id/?p=603
https://www.academia.edu/16525036/makalah_mitigasi_bencana

Anda mungkin juga menyukai