Anda di halaman 1dari 10

Sub Modul 4

Prinsip Dasar Manajemen Bencana

A. UMUM
Menurut UU nomor 24 tahun 2007, bencana
adalah peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan baik oleh faktor alam maupun faktor
non alam. Bencana ini dipengaruhi oleh kerentanan,
bahaya, kapasitas dan risiko dari bencana tersebut.
Prinsip

dasar

manajemen

bencana

berusaha

menjelaskan beberapa acuan dalam mengatur dan


mengelola bencana.
Ilmu manajemen penanggulangan bencana mencakup pemahaman mengenai paradigma
dan siklus penanggulangan bencana sehingga diperlukan adanya suatu pembelajaran kepada para
relawan mengenai konsepsi dari bencana dan penanggulangannya. Hal ini diperlukan agar para
relawan tersebut memahami konsepsi atau dasar dari kegiatan kebencanaannya. Pembelajaran itu
salah satunya dapat dilakukan melalui media modul ini.
Kompetensi umum yang dituntut setelah mempelajari modul ini ialah para peserta yang
dalam hal ini relawan diharapkan memiliki pemahaman yang baik mengenai konsepsi bencana,
sehingga para peserta dapat memahami pentingnya keikutsertaannya dalam kegiatan
kerelawanan. Indikator-indikator yang dapat dijadikan ukuran pemahaman para peserta terhadap
materi dalam modul ini, dapat dirasakan apabila para peserta, dapat:
(1) Memahami pengertian manajemen bencana
(2) Memahami paradigma penanggulangan bencana
(3) Memahami siklus penanggulangan bencana

Modul Dasar Relawan Penanggulangan Bencana BNPB

4-1

Konsep-konsep yang harus peserta pahami, dapat dirumuskan ke dalam topik-topik


berikut:
(1) Manajemen bencana
(2) Paradigma penanggulangan bencana
(3) Siklus penanggulangan bencana
Untuk membantu peserta memahami isi modul ini secara cepat, peserta perlu melakukan
hal-hal sebagai berikut:
(1) Bacalah modul ini tahap demi tahap. Mulailah dengan materi 1 (satu) dan seterusnya.
(2) Jika peserta mengalami kesulitan dalam memahami materi pada halaman atau sub bahasan
tertentu, diskusikan dengan teman peserta atau fasilitator yang sekiranya dapat membantu
untuk memahami materi modul ini.
(3) Setelah selesai memahami materi sebaiknya peserta mengerjakan latihan-latihan, menjawab
soal-soal dan kemudian cocokkan jawaban peserta dengan kunci jawaban yang tersedia.
(4) Jika skor/nilai hasil belajar peserta masih belum memenuhi persyaratan minimal, sebaiknya
peserta tidak terburu-buru untuk mempelajari materi berikutnya. Lakukan pengulangan
untuk pengujian dengan menjawab soal-soal hinggga benar-benar mendapat skor/nilai
minimal untuk melanjutkan ke materi berikutnya.
(5) Biasakanlah berdiskusi kelompok, mengerjakan soal-soal latihan pemahaman, mengikuti
tutorial, atau berdiskusi langsung dengan penyusun modul/fasilitator/pelatih.
B. KEGIATAN BELAJAR
Tujuan belajar pada materi ini peserta diharapkan dapat: (1) Memahami pengertian
manajemen bencana, (2) Memahami paradigma penanggulangan bencana, (3) Memahami siklus
penanggulangan bencana
B.1 Materi
Untuk memperoleh tujuan belajar tersebut mari kita simak materi belajar berikut:
1. Manajemen Bencana
Manajemen bencana, menurut definisi adalah segala upaya atau kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan
berkaitan dengan bencana yang dilakukan pada sebelum, pada saat dan setelah bencana.
Modul Dasar Relawan Penanggulangan Bencana BNPB

4-2

Dalam manajemen bencana terdapat beberapa kegiatan, baik pada saat prabencana, ketika
bencana maupun setelah bencana, antara lain adalah : Pencegahan (prevention), Mitigasi
(mitigation), Kesiapan (preparedness), Peringatan Dini (early warning), Tanggap Darurat
(response), Bantuan Darurat (relief), Pemulihan (recovery), Rehablitasi (rehabilitation), dan
Rekonstruksi (reconstruction).
2.

Pencegahan (prevention)
Pencegahan (prevention) merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana
maupun kerentanan pihak yang terancam bencana (UU no. 24/2007). Misalnya: melarang
pembakaran hutan dalam perladangan dan melarang penambangan batu di daerah yang curam.
Tindakan Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain adalah :
a.

Membuat peta daerah bencana

b.

Mengadakan dan mengaktifkan isyarat-isyarat tanda bahaya

c.

Menyusun rencana umum tata ruang

d.

Menyusun perda mengenai syarat keamanan, bangunan pengendalian limbah dsb.

e.

Mengadakan peralatan/perlengkapan operasional PB

f.

Membuat prosedur tetap, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis PB.

g.

Perbaikan kerusakan lingkungan

3. Mitigasi (mitigation):
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana (UU No. 24/2007). Terdapat 2 bentuk mitigasi yaitu mitigasi struktural (membuat
chekdam, bendungan, tanggul sungai, dll.) dan mitigasi non struktural (peraturan, tata ruang,
pelatihan) termasuk spiritual. Beberapa upaya mitigasi antara lain adalah:
a.

Menegakkan peraturan yg telah ditetapkan.

b.

Memasang tanda-tanda bahaya/larangan.

c.

Membangun Pos-pos pengamanan, pengawasan/pengintaian.

Modul Dasar Relawan Penanggulangan Bencana BNPB

4-3

d.

Membangun sarana pengaman bahaya dan memperbaiki sarana kritis (tanggul, dam, sudetan
dll).

e.

Pelatihan kebencanaan.

4.

Kesiapsiagaan (preparedness) :
Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi

bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU
no. 24/2007), misalnya penyiapan sarana komunikasi, pos komando, penyiapan lokasi evakuasi,
Rencana Kontinjensi, dan sosialisasi peraturan/pedoman penanggulangan bencana.
5. Peringatan Dini (early warning)
Peringatan dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh lembaga
yang berwenang (UU no. 24/2007). Pemberian peringatan dini harus menjangkau masyarakat
(accesible), segera (immediate), tegas tidak membingungkan (coherent) dan bersifat resmi
(official).
6. Tanggap Darurat (response)
Tanggap Darurat (response) menurut definisi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan,
meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana (UU
No. 24/2007).
7.

Bantuan Darurat (relief)


Bantuan darurat umumnya adalah kebutuhan dasar yang berupa

pangan,

sandang,

tempat tinggal sementara dan kesehatan, sanitasi dan air bersih.


8. Pemulihan (recovery)
Pemulihan (recovery) adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi
masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali
Modul Dasar Relawan Penanggulangan Bencana BNPB

4-4

kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi. (UU No. 24/2007).
Pemulihan meliputi pemulihan fisik dan non fisik.
9. Rehabilitasi (rehabilitation)
Rehabilitasi (rehabilitation) merupakan perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan
publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca-bencana dengan
sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat. (UU no. 24/2007).
10. Rekonstruksi (reconstruction)
Rekonstruksi (reconstruction) didefinisikan sebagai pembangunan kembali semua
prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pasca-bencana, baik pada tingkat pemerintahan
maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian,
sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam
segala aspek kehidupan bermasyarakat.

Gambar 4.1 Kegiatan Manajemen Bencana

Gambar 4.2 Jenis Kegiatan Per Tahap Bencana

Gambar 4.3 Manajemen Bencana


Modul Dasar Relawan Penanggulangan Bencana BNPB

4-5

11. Paradigma Penanggulangan Bencana


Penanggulangan bencana, menurut paradigma merupakan sebuah proses yang terdiri atas
bantuan darurat, mitigasi, pembangunan dan pengurangan risiko.
12. Paradigma Bantuan Darurat
Bantuan darurat difokuskan pada saat kejadian bencana melalui pemberian bantuan darurat
(relief) berupa: pangan, penampungan, kesehatan. Selain itu tujuan utama penanganan adalah
untuk meringankan penderitaan korban, kerusakan ketika terjadi bencana dan segera
mempercepat pemulihan (recovery).
13. Paradigma Mitigasi
Mitigasi difokuskan pada pengenalan daerah rawan ancaman bencana dan pola perilaku
individu/masyarakat yang rentan terhadap bencana. Tujuan utama memitigasi terhadap ancaman
bencana dilakukan secara pembuatan struktur bangunan, sedangkan mitigasi terhadap pola
perilaku yang rentan melalui relokasi permukiman, peraturan-peraturan bangunan dan penataan
ruang.
14. Paradigma Pembangunan
Pembangunan difokuskan pada faktor-faktor penyebab dan proses terjadinya kerentanan
masyarakat terhadap bencana.dengan tujuan utama untuk peningkatan kemampuan masyarakat di
berbagai aspek non-struktural (misalnya pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas hidup,
pemilikan lahan, akses terhadap modal, inovasi teknologi).
15. Paradigma Pengurangan Risiko
Pengurangan risiko difokuskan pada analisis risiko bencana, ancaman, kerentanan dan
kemampuan masyarakat. Tujuan utama pengurangan risiko adalah untuk meningkatkan
kemampuan untuk mengelola dan mengurangi risiko, dan juga mengurangi terjadinya bencana,
dilakukan bersama oleh semua parapihak (stakeholder) dengan pemberdayaan masyarakat.

Modul Dasar Relawan Penanggulangan Bencana BNPB

4-6

16. Kaitan antara Pandangan Bencana dan Paradigma Penanggulangannya


Bila diperhatikan secara seksama pada gambar
4.4 di samping, dapat diketahui bahwa ternyata
pada prakteknya terdapat keterkaitan antara
pandangan bencana dan paradigma penanggulangan bencana tersebut. Fakta ini menunjukkan bahwa kedua hal ini tidak dapat
terpisahkan bahkan akan saling mendukung.

Gambar 4.4 Hubungan Pandangan Bencana dan


Paradigma Penanggulangannya

17. Perubahan paradigma Penanggulangan Bencana


Saat ini penanggulangan bencana mengalami beberapa perubahan paradigma, antara lain
adalah penanggulangan bencana bukan hanya tanggap darurat tetapi juga keseluruhan
manajemen risiko & pembangunan, selain itu perlindungan sebagai bagian hak asasi dan bukan
semata kewajiban pemerintah. Dengan adanya demokratisasi dan otonomi daerah PB saat ini
menjadi tanggungjawab Pemda & masyarakat, selain itu PB bukan hanya tanggungjawab
pemerintah tetapi juga urusan bersama masyarakat.
18. Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Kegiatan penanggulangan bencana dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu pada tahapan
pra bencana, saat bencana dan setelah bencana, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4.5
berikut ini:

Gambar 4.5 Kegiatan Penanggulangan Bencana


Modul Dasar Relawan Penanggulangan Bencana BNPB

4-7

B.2 Rangkuman
1. Manajemen bencana, menurut definisi adalah segala upaya atau kegiatan yang dilaksanakan
dalam rangka pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan berkaitan
dengan bencana yang dilakukan pada sebelum, pada saat dan setelah bencana.
2. paradigma penanggulangan bencana merupakan sebuah proses yang terdiri atas bantuan
darurat, mitigasi, pembangunan dan pengurangan risiko.
3. Dengan adanya demokratisasi dan otonomi daerah PB saat ini menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah dan masyarakat, selain itu PB bukan hanya tanggung jawab pemerintah
tetapi juga urusan bersama masyarakat.
B.3 Tes Formatif
Pilihlah jawaban yang menurut anda paling benar.
1) Berikut ini adalah Kegiatan-kegiatan Manajemen Bencana, kecuali ...
a.

Pencegahan (prevention).

b.

Mitigasi (mitigation).

c.

Pemindahan (moving).

d.

Tanggap Darurat (response).

2) Berikut ini adalah Tindakan Pencegahan yang dapat dilakukan dalam manajemen
bencana
a. Membuat WC umum.
b. Membuat peta daerah bencana.
c. Membuat sekolah bencana.
d. Membuat dapur umum.
3) Di bawah ini yang bukan merupakan upaya mitigasi adalah
a. Membangun tenda-tenda pengungsi.
b. Menegakkan peraturan yg telah ditetapkan.
c. Memasang tanda-tanda bahaya/larangan.
d. Membangun Pos-pos pengamanan, pengawasan/pengintaian.

Modul Dasar Relawan Penanggulangan Bencana BNPB

4-8

4) Definisi rekonstruksi adalah


a.

Serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup


yang terkena bencana.

b.

Perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat
yang memadai pada wilayah pasca-bencana.

c.

Kejadian yang berpotensi meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat.

d.

Pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pascabencana.

5) Apakah yang dimaksud dengan bencana menurut pandangan Ilmu Pengetahuan Alam
a. Bencana sebagai unsur lingkungan fisik yang menambah pendapatan manusia.
b. Bencana sebagai unsur lingkungan fisik yang memperbaiki lingkungan hidup.
c. Bencana sebagai unsur lingkungan fisik yang membahayakan kehidupan manusia.
d. Bencana sebagai unsur lingkungan fisik yang dapat menciptakan kehidupan baru
Setiap soal bobotnya dua puluh (20). Hitunglah perolehan skor peserta dengan mengalikan
jumlah jawaban yang betul dengan bobot soal. Jika perolehan skor peserta masih di bawah 40,
peserta tidak dibolehkan untuk melanjutkan ke materi berikutnya, lakukanlah pengulangan
pemahaman terhadap materi ini hingga peserta benar-benar memperoleh skor di atas 40.
C. Glossary
1. Pencegahan (prevention) : serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkan risiko bencana, baik melalui pengurangan ancaman bencana maupun
kerentanan pihak yang terancam bencana
2. Mitigasi (mitigation) : serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana
3. Kesiapan (preparedness) : serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna
4. Peringatan Dini (early warning) : serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera
mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat
oleh lembaga yang berwenang
Modul Dasar Relawan Penanggulangan Bencana BNPB

4-9

5. Tanggap Darurat (response) : serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat
kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan,
pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana
6. Bantuan Darurat (relief) : bantuan berupa kebutuhan dasar yaitu pangan, sandang, tempat
tinggal sementara dan kesehatan, sanitasi dan air bersih
7. Pemulihan (recovery) : serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan
lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan,
prasarana, dan sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi
8. Rehablitasi (rehabilitation) : perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca-bencana dengan sasaran utama
untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat
9. Rekonstruksi (reconstruction) : pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pasca-bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian,
sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban dan bangkitnya peran serta masyarakat
dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat

D. Referensi
1. Republik Indonesia. 2007. Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan
bencana. Sekretariat Negara. Jakarta.
2. Wisner, et al, 2006; von Kotze and Hollaway, 1999. Heijmans & Victoria, (2001).
Vulnerability, [R=(HXV)].
3. United Nation International Strategy for Disaster Reduction. 2005. Membangun ketahanan
bangsa dan komunitas terhadap bencana, Kerangka Kerja Aksi Hyogo 2005-2015, ekstraksi
dari laporan akhir world conference on disaster reduction. Kobe-hyogo, jepang.

Modul Dasar Relawan Penanggulangan Bencana BNPB

4-10

Anda mungkin juga menyukai