Anda di halaman 1dari 6

MODUL 4

Penyakit tropis yang disebabkan oleh pencemaran air dan makanan

SKENARIO 4
Pusingnya si Ibu
Pasien A, 9 tahun dibawa ibunya ke rumah sakit karena mengalami demam selama 1
minggu ini , demam dirasakan memberat menjelang malam hari, pasien juga mengeluh tidak
enak perut dan diare, pasien punya riwayat suka jajan makanan dipinggir jalan, dokter
menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan Tubex pada pasien tersebut.
Ibu tersebut juga mengeluhkan anaknya yang dirumah juga mengalami diare, beliau
bertanya apakah hal ini disebabkan mereka sering mengkonsumsi air sumur yang letaknya tidak
jauh dari jamban, dan karena sibuk bekerja di sawah terkadang anak anaknya suka minum air
yang tidak dimasak matang. Dokter menjelaskan bahwa kedua kasus anak ibu tersebut
ditransmisikan melalui dua media, yang satu melalui media makanan dan yang satunya lagi
melalui media air
Bagaimanakan anda menjelaskan kasus diatas beserta pengelolaannya

Jump `1

1. Px Tubex : Test TUBEX merupakan tes serologi yang mendeteksi immunoglobulin M dalam
melawan antigen spesifik O9 Salmonella typhi. Jadi, apabila TUBEX test mendeteksi adanya
antibodi IgM anti-O9 dalam sampel darah Anda, artinya Anda terdiagnosis positif sakit
tipes

Jump 2 dan 3

1. Mengapa pasien A, 9 tahun dibawa ibunya ke rumah sakit dengan keluhan mengalami
demam, tidak enak perut dan diare selama 1 minggu ini ?
Gejala demam tifoid sangat bervariasi, dari gejala ringan yang tidak memerlukan
perawatan hingga gejala berat yang memerlukan perawatan. Masa inkubasi demam tifoid
berlangsung antara 10-14 hari. Pada awal periode penyakit ini, penderita demam tifoid
mengalami demam. Sifat demam adalah meningkat perlahanlahan terutama pada sore hingga
malam hari.
Gejala sistemik lain yang menyertai adalah nyeri kepala, malaise, anoreksia, nausea,
myalgia, nyeri perut dan radang tenggorokan. Gejala gastrointestinal pada kasus demam tifoid
sangat bervariasi. Pasien dapat mengeluh diare, obtipasi, atau optipasi kemudian disusul dengan
diare, lidah tampak kotor dengan warna putih ditengah, hepatomegaly dan splenomegaly
2. Apakah ada hubungan antara penyakit dengan usia yang dialami pasien A?
Pada usia 3-19 tahun peluang terkena demam tifoid lebih besar, orang pada usia
tersebut cederung memiliki aktivitas fisik yang banyak, kurang memperhatikan higene dan
santitasi makanan. Pada usia-usia tersebut, orang akan cenderung memilih makan di luar rumah
atau jajan di sembarang tempat yang tidak memperhatikan higene dan sanitasi makanan.
Insiden terbesar demam tifoid terjadi pada anak sekolah, berkaitan dengan faktor higenitas.
Kuman Salmonella typhi banyak berkembang biak pada makanan yang kurang terjaga
higenitasnya.
3. Apakah ada hubungan antara riwayat pasien yang suka jajan makanan di pinggir jalan dengan
penyakit pasien saat ini?
Patogenesis demam tifoid merupakan proses yang kompleks yang melalui beberapa
tahapan. Kuman Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi masuk ke dalam tubuh melalui
makanan yang terkontaminasi. Setelah kuman Salmonella typhi tertelan, kuman tersebut dapat
bertahan terhadap asam lambung dan masuk ke dalam tubuh melalui mukosa usus pada ileum
terminalis. Jika respon imunitas humoral usus kurang baik, kuman akan menembus sel-sel epitel
usus dan lamina propina. Di Lamina propina kuman berkembang biak dan di fagosit oleh sel-sel
fagosit tertutama makrofag (Widodo et al 2014 :549)
4. Megapa dokter menganjurkan pasien A untuk melaksanakan px Tubex, apa intepretasi px
tersebut?
Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan darah rutin, kimia klinik, kultur
organisme dan uji serologis seperti uji widal, uji tubex, typhidot dan dipstick. Diantara uji - uji
serologis yang ada memiliki sensitifitas dan spesitifitas yang tinggi dan digunakan oleh
laboratorium yang ada di Indonesia. Uji tubex mempunyai sensitivitas dan spesifisitas lebih baik
dari pada uji Widal. Penelitian oleh House dkk, 2001; Olsen dkk, 2004; dan Kawano dkk, 2007
menunjukkan uji ini memiliki sensitivitas dan spesivisitas yang baik berturut turut (75 – 80% dan
75 – 90%). 3 Uji tubex dapat menjadi pemeriksaan ideal, dapat digunakan untuk pemeriksaan
secara rutin karena cepat, mudah dan sederhana, terutama di negara berkembang
Uji tubex merupakan uji aglutinasi kompetitif semi kuantitatif kolometrik yang. pada
intinya mendeteksi adanya antibodi anti-S typhi O9 pada serum pasien, dengan cara
menghambat ikatan antara IgM anti-O9 yang terkonjugasi pada partikel latex yang berwarna
dengan lipopolisakarida. S.typhi yang terkonjugasi pada partikel magnetik latex.
Jika hasil uji tubex positif maka menunjukkan terdapat infeksi Salmonella serogroup D
walaupun tidak secara spesifik menunjukkan pada S. typhi., sedangkan jika hasil uji tubex negatif
kemungkinan menunjukkan terdapat infeksi oleh S.paratyphi atau penyakit lain
5. Apakah ada hubungan antara diare dengan perilaku pasien yang mengonsumsi air sumur yang
tidak matang?
Air dapat berperan sebagai transmisi penularan suatu penyakit melalui mikroorganisme
yang ditularkan lewat jalur air (water borne disease) atau jalur peralatan yang di cuci dengan air
(water washed disease). Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi bakteri yang ditularkan
melalui cara fecal-oral. Penggunaan sumber air yang tidak baik dapat meningkatkan risiko
terjadinya diare. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab utama diare yaitu tidak
memadainya penyediaan air bersih, air tercemar oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan,
pembuangan tinja yang tidak higienis, kebersihan perorangan dan lingkungan yang buruk serta
penyiapan dan penyimpanan makanan tidak seharusnya dilakukan (Chandra, Sander, 2005).
6. Bagaimana tatalksana dari pasien tersebut?
A. DEMAM TIFOID :
1) Istirahat dan Perawatan Tirah baring dan perawatan untuk mencegah komplikasi.
Tirah baring adalah perawatan ditempat, termasuk makan, minum, mandi, buang air
besar, dan buang air kecil akan membantu proses penyembuhan. Dalam perawatan perlu
dijaga kebersihan perlengkapan yang dipakai (Widodo et al 2014:552).
2) Diet dan terapi penunjang Diet merupakan hal penting dalam proses penyembuhan
penyakit demam tifoid.
Berdasarkan tingkat kesembuhan pasien, awalnya pasien diberi makan bubur saring,
kemudian bubur kasar, dan ditingkatkan menjadi nasi. Pemberian bubur saring bertujuan
untuk menghindari komplikasi dan pendaraham usus (Widodo et al 2014:553)
3) Pemberian Antimikroba Pemberian antimikroba bertujuan untuk menghentikan dan
menghambat penyebaran kuman.
Obat-obatan yang sering digunakan adalah kloramfenikol, tiamfenikol, ampisilin, dan
kontrimoksasol ( sulfametaksosal 400 mg + trimetoprin 80 mg) (Soedarto, 2009:129).
4) Assessment Status Gizi
B. DIARE
A. Rencana Terapi A: Untuk Terapi Diare Tanpa Dehidrasi
1. Beri Cairan lebih banyak dari biasanya
a) Teruskan ASI lebih sering dan lebih lama
b) Anak yang mendapat ASI eksklusif, beri oralit atau air matang sebagai tambahan
c) Anak yang tidak ASI eksklusif, beri susu yang biasa diminum dan oralit atau cairan
rumah tangga sebagai tambahan ( kuah sayur, air tajin, air matang)
d) Beri oralit sampai diare berhenti. Bila muntah, tunggu 10 menit dan dilanjutkan
sedikit demi sedikit.
e) Anak harus diberi 6 bungkus oralit (200) ml di rumah bila :

i. Telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C


ii. Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan jika diare memburuk
f) Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit Komposisi larutan oralit:
i. Natrium klorida 2,6 gram/liter
ii. Glukosa 13,5 gram/liter
iii. Kalium klorida 1,5 gram/liter iv. Trisodium sitrat 2,9 gram/liter
2. Beri obat Zinc
Beri zinc 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti. Dapat diberikan dengan cara
dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok air matang atau ASI

3. Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi


a) Beri makanan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat
b) Tambahkan 1 -2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan
c) Beri makanan kaya kalium seperti sari buah segar, pisang, air keiapa hijau.
d) Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil (3-4 jam)
e) Setelah diare berhenti, beri makanan yang sama dan makanan tambahan selama 2
minggu.
4. Antibiotik hanya dibenkan sesuai indikasi. MIisal : disentri, kolera dan Iain-Iain.
5. Nasihat ibu atau pengasuh Untuk membawa anak kembali ke petugas kesehatan bila :

a) Berak cair lebih sering e) Timbul demam


b) Muntah berulang f) BAB berdarah
c) Sangat haus g) Tidak membaik dalam 3 hari
d) Makan dan minum sangat sedikit

7. Apa pencegahan yang dapat dilakukan untuk penyakit dari pasien A?


- Demam tifoid : Pencegahan terjadinya demam tifoid adalah dengan perbaikan sanitasi dan
penyediaan air bersih. Membiasakan untuk selalu cuci tangan dan selalu menjaga
kebersihan makanan dapat dilakukan untuk menghindari penularan dari orang ke orang .
Selain untuk menghindari penularan dari orang ke orang, Penderita demam tifoid dan
carrier demam tifoid tidak diperbolehkan dari pekerjaan yang berhubungan dengan
penyediaan makanan, minuman dan perawatan anak sampai hasil ulangan kultur feses
negatif. Pemberian ASI yang lebih lama juga dapat mengurangi angka kejadian penyakit
infeksi, salah satunya adalah penyakit demam tifoid.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memutuskan rantai transmisi penyakit demam
tifoid adalah dengan pengawasan terhadap penjual makanan dan minuman
(Darmowandowo dan Kaspan, 2008). Selain itu, demam tifoid dapat dicegah dengan
imunisasi vaksin monovalen kuman S. typhi memberi perlindungan terhadap demam tifoid
yang cukup memuaskan (Soedarto, 2007)
- Diare : Cuci tangan pakai sabun yang dipraktikkan secara tepat dan benar merupakan cara
termudah dan efektif untuk mencegah terjangkitnya penyakit seperti diare. Mencuci tangan
dengan air dan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis
dari permukaan kulit dan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab
penyakit seperti virus, bakteri dan parasit lainnya pada kedua tangan. Oleh karenanya,
mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun dapat lebih efektif membersihkan
kotoran dan telur cacing yang menempel pada permukaan kulit, kuku dan jari-jari pada
kedua tangan (Desiyanto & Djannah, 2013).
Penanggulangan diare dapat dilakukan oleh ibu dengan cara tetap memberikan ASI dan
memberikan larutan gula garam. Jika bayi sudah dikenalkan dengan MP-ASI, maka dapat
diberi makanan padat gizi sedikit-sedikit tidak merangsang, tetapi sering. Bayi yang
menderita diare tidak boleh dipuasakan. Praktek cuci tangan tiap melakukan pekerjaan
terkait makanan atau menyusui dan minum air yang telah dimasak, merupakan bentuk
praktek perawatan bayi yang dapat mencegah terjadi diare, termasuk usaha mencegah
makanan dari gangguan lalat dan kontaminasi lain (Bahar B., 2000).
8. Apa saja penyakit yang disebarkan melalui media makanan?
- Toxoplasmosis :
9. Apa saja penyakit yang disebarkan melalui media air?
- Leptospirosis : Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan adanya infeksi bakteri
patogen yang bernama leptospira dan merupakan zoonosis (ditularkan dari hewan ke
manusia atau sebaliknya). Tingginya curah hujan, ketinggian tempat dan adanya banjir
merupakan faktor risiko kejadian leptospirosis. Menurut Sunaryo (2009), ketinggian tempat
dapat mempengaruhi curah hujan suatu wilayah, sedangkan pada wilayah dengan adanya
genangan banjir banyak ditemukannya kejadian leptospirosis

Anda mungkin juga menyukai