Anda di halaman 1dari 4

MODUL 2

INFLAMASI DAN INFEKSI SUSUNAN MUSKULOSKELETAL

SKENARIO 2 : Keluar Cairan Bening dari Luka

Doni seorang pelajar, setahun yang lalu mengalami kecelakaan dan diagnosa patah tulang
paha, dia tidak mau dioperasi dan oleh keluarga dibawanya urut ke dukun. Tiga bulan kemudian,
keluar cairan dari bekas luka yang tidak pernah sembuh. Doni dibawa keluarganya ke RSUCM dan di
rontgen. Dari hasil rontgen didapatkan Involucrum dan Squester, dokter menyarankan tindakan
debridement dan squesterektomi. Keluarga Doni bertanya apakah Doni bias disembuhkan? Karena
takut seperti tetangganya yang jadi sulit berjalan dan didiagnosa dokter dengan Rhematoid Artritis.
Bagaimana anda menjelaskan kedua kasus diatas?

Jump 1 Terminologi

1. Involucrum : lapisan pertumbuhan segmen tulang baru diluar pertumbuhan yang ada
dikarenakan adanya nekrosis, seperti pada penyakit osteomyelitis.
2. Squester : segmen tulang nekrotik yang terpisah dari segmen tulang yang sehat, yang
memuat infeksius dan tidak mengandung pembuluh darah.
3. Debridement : Prosedur tindakan untuk mengangkat jaringan sendi, tulang yang mengalami
nekrotik dari jaringan yang sehat. Merupakan proses penting untuk dari penyembuhan luka.
4. Squesterectomi : prosedur untuk membuang jaringan tulang yang mengalami nekrotik
melalui proses debridement.
5. Rheumatoid Arthtritis : peradangan sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang
jaringannya sendiri, sehingga sendi mengalami kekakuan dan nyeri. Ditandai dengan
pembekakan sendi.

Jump 2 Rumusan Masalah

1. Apakah penyebab Infeksi pada penyakit Tn. Doni?


2. Apakah ada hubungan keadaan tidak mau operasi dengan keadaan Doni saat ini?
3. Mengapa terdapat caiarn yang keluar dari luka Doni?
4. Apa yang menyebabkan munculnya Involucrum dan squester pada Doni?
5. Selain rontgen, apa px lain yang dapat dilakukan pada Doni?
6. Bagaimana komplikasi dan prognosis dari penyakit yang diderita Doni?
7. Mengapa bengkak pada Tn. Doni semakin membengkak seiring dengan perjalanan waktu?
8. Apa indikasi dan kontraindikasi untuk dilakukan debridement? Dan bagaimana metode dari
debridement?
9. Apa tujuan untuk dilakukan debridement dan squesterectomi?
10. Apa hubungan sulit berjalan dengan rheumatoid yang dialami oleh tetangga Tn. Doni?
11. Bagaimana bisa terjadi rheumatoid Arthritis pada tetangga Tn. Doni?
12. Apa yang bisa dilakukan untuk pencegahan osteomyelitis?
Jump 3 Hipotesa

1. Penyakit : Osteomyelitis yang disebabkan Staphylococcus aureus yang bisa masuk lewat
aliran darah, lalu lewat jaringan sendi yang terinfeksi sehingga bisa menginfeksi tulang, lalu
dari luka yang terbuka seperti patah tulang. Lebih banyak bakteri gram +
Derajat :
- akut : bisa terjadi pada anak2, dan terjadi selama 2 minggu
- Sub akut : terjadi selama 1-2 bulan
- Kronik : terjadi > 2 bulan
2. Kemungkinan ada hubungan, patah tulang jika tidak ditangani dapat menyebabkan infeksi
sehingga terjadi penyakit osteomyelitis sesuai dengan adanya hasil rontgen, dan adanya
peradangan pada tulang.
3. - Cairan merupakan granulasi dari sub akut dan kronik yang terjadi. Jika diketahui adanya
cairan bisa dilakukan rontgen dan kultur jaringan untuk mengetahui adanya penyakit yang
disebabkan oleh bakteri seperti staphylococcus yang menginfeksi. Adanya tulang yang mati,
menyebabkan terjadi osteomyelitis. Pada osteomyelitis selain cairan juga ditandai dengan
adanya demam karena peradangan.
- Staphylococcus aureus akan menginfeksi tuang dengan bermetafisis, sehingga terjadi
sepsis. Ketika terjadi edem akan terbentuk nanah yang dikarenakan sel darah yang mati
dan kuman2. Ketika di dalam tulang terdapat nanah dapat menyebabkan tekanan dalam
tulang meningkat dan terjadi gangguan vaskularisasi dan trombosis lalu berakhir
menjadi nekrosis. Ketika cairan nanah tersebut keluar dari peristeum sehingga terjadi
abses, dan akan menumpuk lalu pecah dan menembus kulit.
4. Terjadinya squestrum, fus akan menyebar dan mengganggu aliran darah dan akan tibul
nekrosis tulang dan akan meluas dan menimbulkan squester yang biasanya tidak
mengandung pembuluh darah. Involucrum dapat menyebabkan keganasan, squester akan
terserap dan akan menjadi bagian dari involucrum tersebut.
Potongan tulang yang mati yang berada di sekitar tulang sehat (squester) yang masih
memiliki la[isan sehingga berusaha untuk membuat lapisan yang baru
5. Tujuan pemeriksaan dan tatalaksana : untuk mencegah penyaluran infeksi
- Tes Darah : untuk mengetahui penyebab infeksi
- Pemindaian : rontgen, ct scan dan MRI
- Biopsi tulang : mengidentifikasi jenis bakteri yang mengidap

Tatalaksana : embolisasi, kultur darah, antibiootik peroral selama 3 bulan, debridement


tulang jika antibiotik tidak memiliki efek.
6. Komplikasi : septic arthtitis, osteonekrosis, abses jaringan lunak, fistula, deformitas karena
pelunakan pada tulang, karsinoma sel squamosa.
Prognosis : tergantung dari cepat dan ketepatan tindakan yang diberikan. Hasil akhir jika
ditangani yang baik akan baik juga kedepannya. Jika ditangani terlambat maka hasil terburuk
akan dilakukan amputasi.
7. Bengkak terjadi dikarenakan tatalaksana yang dilakukan tidak tepat dan benar. Ketika terjadi
penekanan terjadi di bagian inflamasi maka abses akan keluar ke ekstravaskuler.
8. Indikasi :
- Diitemukan squester
- Cairan yang keluar dari kulit
- Keganasan

Persiapan yang dilakukan :


1. Px riwayat kesehatan
2. Px lab dan radiologi
3. Pasien akan memberikan anastesi dan membuat 3 sayatan dan dimasukan kamera untuk
melihat jaringan nekrosis. Lalu dilakukan proses debridemennya dan terakhir lakukan
tindakan untuk menutup sayatan.
9. Debridement memiliki tujuan untuk membuang jaringan mati pada jaringan nekrotik dan
membantu dalam penyembuhan luka.
- Eksisi luka karena trauma dan zonasi luka
- Membuang benda2 asing terutama yg organik
- Membuang jaringan yang viabel
- Membuang jaringan yang terinfeksi
Squeterektomi tujuannya untuk menghilangkan squester dan bisa diberikan antibiotik pada
jaringan yang terinfeksi.
10. Pada RA yang secara klinis sudah jelas, secara makros akan terlihat sinovium sangat edema
dan menonjol ke ruang sendi dengan pembentukan vili. Secara mikros terlihat hiperplasia
dan hipertropi sel sinovia dan terlihat kumpulan residual bodies.
Pada RA kronis terjadi kerusakan menyeluruh dari tulang rawan, ligamen, tendon dan tulang.
Kerusakan ini akibat dua efek yaitu kehancuran oleh cairan sendi yang mengandung zat
penghancur dan akibat jaringan granulasi
11. RA penyebab pastiinya belum diketahui,
faktor pencetus : infeksi, cuaci, faktor intrinsik, usia, keturunan, cuaca lembab.
Faktor tidak dapat dimodifikasi : usia, jenis kelamin
Faktor yang dapat di modifikasi : gaya hidup (diet, merokok, infeksi, status sosial dan
ekonomi
12. Cara untuk pencegahan : jika terdapat luka harus langsung dibersihkan dan dibalut dengan
bersih, lalu perhatikan luka untuk mengetahui adanya infeksi.
Menghindari faktor2 terjadinya penyakit, seperti jika luka cukup parah maka hubungi dokter,
selalu menjaga kebersihan tangan, lakukan vaksinasi.
Jump 4 Skema

Jump 5 Learnng Objective


Harus mencakup :
- etiologi inflamasi, infeksi, kelainan autoimun sistem muskuloskeletal
- membedakan jenis inflamasi infeksi non infeksi pada muscuo skeletal,
- agen penyebab infeksi dan jenis infeksi yang dapat ditimbulakan,
- patofisiologi
- gejala dan manifestasi klinis,
- px penunjang,
- tatalaksana kasus inflamasi, infeksi dan kelainan autoimun,
- rujukan pada kasus inflamasi, infeksi dan kelainan autoimun muskulo skeletal)

1. Kelainan Inflamasi pada siste muskuloskeletal


2. Kelainan Infeksi pada sistem muskuloskeletal
3. Kelainan autoimun pada sistem muskuloskeletal

Anda mungkin juga menyukai