Istilah tsunami merupakan adopsi dari bahasa Jepang.
Tsunami menurut Beni (2006), adalah istilah yang berasal dari bahasa Jepang yang sekarang sudah menjadi istilah yang biasa dipakai di seluruh penjuru dunia. tsunami berasal dari kata tsu yang berarti pelabuhan dan nami memiliki arti ombak. Masyarakat Jepang biasanya setelah terjadi bencana tsunami akan pergi ke pelabuhan untuk melihat seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan, sehingga dipakailah istilah tsunami Kararkteristik Tsunami
Karakteristik umum dari tsunami pada dasarnya berbeda
dengan karakteristik ombak pada biasanya. Ombak merupakan gelombang air yang dihasilkan dari tiupan angin, sedangkan tsunami merupakan gelombang yang dibentuk akibat adanya kegiatan geologi bumi. Tsunami merupakan gelombang yang dapat mencapai panjang gelombang lebih dari 150 km, serta memiliki kecepatan gelombang seperti pesawat jet, yaitu sekitar 800 km/jam. kecepatan gelombang tsunami bergantung pada kedalaman laut. kecepatan gelombang, dan panjang gelombang tsunami Pada laut dalam, tsunami akan bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, yaitu 500 sampai dengan 1000 km/jam. Siklus terjadinya gelombang kembali berkisar antara hitungan menit sampai satu jam. Saat mendekati pantai gelombang akan melambat dan ketinggian gelombang akan meninggi. Tinggi gelombang ini dapat berubah karena adanya konversi energi dari bentuk energi kinetik menjadi energi potensial. Berkurangnya kecepatan gelombang yang artinya ada perpindahan energi menjadi energi potensial yang menyebabkan bertambah tingginya gelombang (Diposaptono dan Budiman 2006). Sejarah Tsunami
Istilah tsunami mulai tersebar luas di belahan dunia
setelah terjadinya gempa besar di Jepang yang menyebabkan tsunami sehingga menewaskan sekitar 22000 orang serta merusak pantai timur Honshu sepanjang 280 km. Kejadian tersebut terjadi pada 15 Juni 1896 Di Indonesia, tsunami diperkirakan terjadi pertama kali pada tahun 1618 di Nusa Tenggara Barat. Dalam kurun waktu tahun 1600 sampai 2006, Indonesia telah mengalami 108 kali kejadian tsunami. Sekitar 90% tsunami di Indonesia disebabkan gempa tektonik, 9% akibat letusan gunung api, dan hanya 1% dipicu oleh tanah longsor. Jenis-Jenis Tsunami
Klasifikasi tsunami berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi tsunami
vulkanik dan tsunami tektonik. - Tsunami vulkanik adalah jenis tsunami yang disebabkan gempa yang berasal dari kegiatan vulkanik bumi. - Tsunami tektonik disebabkan karena adanya gempa yang terjadi akibat aktivitas tektonik bumi. Tsunami lokal dan tsunami berjarak : - Tsunami lokal berhubungan dengan episentrum gempa di sekitar pantai sehingga waktu tempuh dari sumber kejadian sampai ke bibir pantai berkisar antara lima sampai tiga puluh menit. Biasanya dampak dari tsunami ini cukup besar karena kekuatan dari gelombang masih sangat terasa ketika sudah mencapai daratan. - Tsunami berjarak adalah jenis tsunami yang paling umum terjadi di pantai- pantai yang bertemu langsung dengan Samudera Pasifik. Jenis tsunami ini memiliki sumber penyebab yang jauh dari bibir pantai sehingga kekuatan gelombang yang dihasilkan tidak sebesar tsunami lokal. Waktu tempuh pada saat gempa sampai terjadinya tsunami di daratan berkisar antara 5.5 jam sampai 18 jam Faktor penyebap Tsunami faktor-faktor yang dapat menyebabkan tsunami adalah sebagai berikut: - Ada retakan di dasar laut yang disertai dengan suatu gempa bumi. Retakan di sini maksudnya adalah suatu zona planar yang lemah yang melewati daerah kerak bumi. - Ada tanah longsor, baik yang terjadi di bawah air atau yang berasal dari atas lautan yang kemudian menghujam ke dalam air. - Ada aktivitas gunung berapi yang terletak di dekat pantai atau di bawah air yang sewaktu-waktu dapat terangkat atau tertekan seperti gerakan yang terjadi pada retakan. Dampak Tsunami Tsunami paling mematikan di Indonesia tercatat pada tahun : - 1883 di Selat Sunda akibat letusan Gunung Krakatau menelan korban jiwa sebanyak kurang lebih 36 000 orang, dengan tinggi gelombang 41 meter dan menghancurkan ratusan kota dan desa di sepanjang Pantai Selat Sunda di Lampung dan Banten. - 26 Desember 2004 di Nanggroe Aceh Darussalam Disebabkan oleh gempa bumi yang berkekuatan 9.3 Skala Richter yang berpusat sekitar 30 km di bawah kerak bumi. Menyebabkan tsunami di hampir seluruh pantai yang berbatasn langsung dengan Samudera Hindia, seperti India, Maladewa, Myanmar, dan beberapa negara-negara yang terletak di Samudera Hindia, namun tentunya yang paling mendapat kekuatan gelombang terbesar adalah Aceh. Tsunami di Indonesia
Indonesia diapit oleh tiga lempeng aktif dunia, yaitu
Eurasia, Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Kondisi ini menyebabkan peluang terjadinya gempa sangat tinggi. Gempa dan tsunami yang berasal dari laut sebelah selatan pulau Jawa akibat dari tumbukan antara lempeng oseanik Indo-Australia dan lempeng benua Eurasia Indonesia sendiri menempati urutan ketiga di dunia negara yang paling rawan terjadi bencana tsunami. Peringkat pertama adalah Jepang dan peringkat kedua adalah Amerika Serikat Daerah-daerah di Indonesia yang paling rawan terkena bencana ini adalah: - Sebelah barat Pulau Sumatera - Sebelah selatan Pulau Jawa - Nusa Tenggara - Sebalah utara Papua - Sulawesi - Maluku - Sebelah timur Kalimantan Mitigasi
Mitigasi adalah suatu aktivitas untuk mengurangi dampak
kerusakan atau kehilangan nyawa. Aktivitas mitigasi bencana alam diperoleh melalui berbagai tindakan analisis risiko untuk menghasilkan berbagai informasi perencanaan mitigasi Pendekatan Mitigasi Non Fisik Mitigasi bencana tsunami dengan pendekatan non fisik biasanya dilakukan dengan memetakan tingkat kerawanan daerah tertentu terhadap bencana tsunami selanjutnya diadakan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan berbagai hal yang berkaitan dengan tsunami. Hal-hal yang disosialisasikan kepada masyarakat biasanya mengenai: - Pengertian tsunami - Penyebab terjadinya tsunami - Ciri-ciri akan terjadinya tsunami - Dampak bencana alam tsunami - Cara penyelamatan diri dan evakuasi jika terjadi bencana Pendekatan Mitigasi Fisik Mitigasi bencana dengan pendekatan fisik dapat dilakukan dengan upaya struktural, non struktural, maupun gabungan antar keduanya. Pemilihan upaya mitigasi fisik ini bergantung pada kondisi fisik pantai, tata ruang, tata guna lahan, serta modal yang tersedia. Penerapan teknologi informasi terhadap tanda-tanda bencana alam 1. Radio komunikasi Radio komunikasi adalah pilihan mutlak untuk komunikasi di tingkat lokal,terutama bagi satuan tugas pelaksana penaggulangn bencana alam dan penangana pengungsi. Alat ini minimal telah tersebar di seluruh wilayah rawan bencana. 2. Telepon Melalui telepon , semua pihak dapat berbagi informasi dan komunikasi dengan mudah karena hampir semua masyarakat mempunyai telepon 3. Pengeras suara Pengeras suara merupakan pilihan untuk mengkomunikasikan kondisi kerawanan bencana alam dalamcakupan wilayah yang sangat terbatas 4. Kentongan Kentongan adalah alat komunikasi tradisional yang cukup akrab dengan kehidupan masyarakat di berbagai pelosok dikawasa di indonesia. Isi pesan yang disampaikan melalui tanda kentongan hendaknya singkat dan bermakna. Seperti bunyi kentongan yang berbeda memiliki arti yang berbeda juga.